Anda di halaman 1dari 4

STUDI TENTANG PENGARUH MEDAN LISTRIK STATIS

PADA DISTRIBUSI LAJU SPERMA MENCIT (MUS


MUSCULUS) TERHADAP WAKTU

Nurmasyitah1, Siti Nurul Khotimah2, Indra Wibowo3

Pendidikan Fisika, FKIP Universitas Samudra 1


Fisika, FMIPA Institut Teknologi Bandung2
Biologi, SITH Institut Teknologi Bandung3

Email : nurmasyitah@unsam.ac.id

ABSTRAK
(9 point Kapital, Bold, Center)
(abstrak ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris, maksimum 250 kata)
Satu paragraf, memuat tujuan, metode penelitian yang digunakan, hasil, dan maksimum
lima kata kunci.
Kata Kunci: aaaa, bbbb, cccc, dddd, eeee.

Note: Tulisan isi dalam artikel ditulis dengan huruf Times New Roman dengan size 10 point spasi 1 dan dalam 2
kolom

1. PENDAHULUAN
(11 point Kapital, Bold, Left)
Pendahuluan memuat latar belakang dan tujuan penelitian secara ringkas. Sebagai referensi,
penelitan sejenis yang sudah dilakukan dapat diuraikan dalam bab ini.

Mencit (Mus musculus) merupakan hewan mamalia yang sering digunakan sebagai hewan percobaan untuk
penelitian karena mencit memiliki kelengkapan organ, kebutuhan nutrisi, metabolisme dan biokimia yang
hampir sama dengan manusia. Mencit juga memilki sistem reproduksi yang hampir sama dengan manusia. Pada
sistem reproduksi mencit jantan, sel sperna terdiri dari kepala, bagian tengah, dan ekor [1]. Perbedaan sperma
manusia dan tikus adalah bentuk kepala sperma [2]. Sel sperma merupakan sel hidup, karena sel
sperma memiliki ciri-ciri yaitu mampu bergerak, mampu beradaptasi dengan perubahan
lingkungan, peka terhadap rangsangan dan memiliki organel-organel sel [3]. Motilitas
merupakan suatu kemampuan sperma untuk bergerak secara progresif atau bergerak lurus ke
depan dengan baik dan pergerakan sperma yang bergerak lambat dan sulit maju lurus. Untuk
mengetahui kualitas sperma baik atau tidak dengan cara mengukur persentase sperma normal
yang bergerak maju dan sperma yang mati. Suatu kemampuan sperma untuk hidup disebut
viabilitas, viabilitas sperma dapat diketahui dari persentase sperma [4]. Sperma yang memiliki
kualitas baik atau normal jika memiliki motilitas dan viabilitas 40% - 60% [5]. Di dalam
tubuh, sperma memiliki viabilitas lebih lama dibandingkan di luar tubuh. Viabilitas sperma
lebih pendek jika di luar tubuh, karena bergantung pada faktor lingkungan. Sperma manusia
normal memiliki viabilitas selama 24 - 48 jam setelah ejakulasi, sedangkan sperma tikus atau
mencit normal memiliki viabilitas selama 6 jam [6].

Salah satu cara untuk mengidentifikasi arah dan kecepatan sistem partikel N adalah dengan
menggunakan distribusi kecepatan dan kecepatan. Karena sperma memiliki umur yang pendek maka
pengamatan dilakukan sebagai fungsi waktu. Dalam penelitian ini, pergerakan sperma kepala tikus
diamati dalam kondisi ex vivo melalui cairan NaCl 0,9%. Motilitas dan viabilitas sperma tikus tiba-
tiba melalui distribusi kecepatan dan kecepatan bergantung waktu.

2. METODE PENELITIAN
(11 point Kapital, Bold, Left)
Dalam bab metode penelitian memuat prosedur penelitian. Dimulai dari survey hingga terbentuk suatu
suatu kerangka penelitian. Menuliskan point penting dalam penelitian seperti, populasi penelitian, teknik
pengumpulan data, rumus-rumus analisis data, dan lain.lain. Bagian ini bisa dibagi menjadi beberapa sub bab,
tetapi tidak perlu mencantumkan penomorannya.

Adapun penelitian yang dilakukan adalah eksperimen. Pengamatan dan pengumpulan data dilakukan di
laboratoorium fisiologi hewan, Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati, Institut Teknologi Bandung. Adapun alat
dan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
 Mikroskop Fluoresensi
 Catudaya
 Plat Besi (Fe)
 Kabel penghubung
 Hemasitometer
 Deck glass (2,2 cm x 2,2 cm)
 Cawan Petri
 Mikropipet
 Tabung mikro 1,5 ml
 Tubs kuning
 Alat bedah
 Larutan NaCl 0,9 %
 Mencit Jantan
Prosedur Penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut (Nurmasyitah : 2017) :
1. Suspensi sperma 20 μL diencerkan sepuluh kali menggunakan larutan NaCl 0,9%, kemudian hemasitometer
ditutup dengan deck glass.
2. Letakkan hemasitometer di meja objek mikroskop fluoresensi.
3. Perbesaran yang digunakan pada mikroskop 400 kali, gerakan sperma direkam menggunakan perangkat
lunak NIS Elements.
4. Perekaman dilakukan 7 kali pada t (menit) = 1, 15, 30, 45, 60, 90 dan 120, masing-masing rekaman
berlangsung selama 60 detik sehingga pergerakan sperma mencit dapat diamati sebagai fungsi waktu.
5. Kapasistas rekaman video menggunakan sostware NIS Elements adalah 1,0-3,5 GB, sehingga video perlu
dipotong menggunakan software Kinovea menjadi beberapa file 10-150 MB dengan interval waktu terkecil
adalah 0,25 s.
6. Saat video diputar, letakkan plastik di layar laptop lalu tandai posisi (x, y) sperma di plastik dengan
menggunakan spidol.

Bahan untuk penelitian ini adalah tikus jantan dan cairan NaCl 0,9%. Alat untuk melakukan percobaan
adalah mikroskop fluoresensi, hemositometer, cawan petri, gelas dek (2,2 cm x 2,2 cm), mikropipet,
mikrotube 1,5 mL, mikrotube kuning, dan instrumen bedah. Pengamatan dan pengumpulan data
dilakukan di laboratorium fisiologi hewan, Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati, Institut Teknologi
Bandung, Indonesia.

t = 4 detik) dari ti = 2,00 detik hingga tf = 6,00 detik untuk setiap perekaman video.Suspensi sperma
tikus disiapkan (Gambar 1). Suspensi sperma diencerkan sepuluh kali menggunakan larutan NaCl
0,9%, kemudian sekitar 25 μL larutan dituangkan pada hemositometer dan tutup larutan dengan gelas
dek. Letakkan hemocytometer ini di meja objek mikroskop fluoresensi. Menggunakan perbesaran 400
kali, gerakan sperma direkam menggunakan perangkat lunak NIS Elements. Perekaman dilakukan 7
kali pada t (menit) = 1, 15, 30, 45, 60, 90 dan 120 dan masing-masing rekaman berlangsung selama 60
detik sehingga pergerakan sperma tikus dapat diamati sebagai fungsi waktu. File rekaman video oleh
NIS Elements berada di urutan 1,0-3,5 GB sehingga perlu dipotong menggunakan perangkat lunak
analisis video Kinovea menjadi beberapa file 10-150 MB dengan interval waktu antara frame = 0,25 s.
Saat video aktif, letakkan plastik di layar laptop lalu tandai posisi (x, y) sperma di plastik
menggunakan spidol. Pergerakan sperma ditelusuri setiap = 0,25 detik selama interval waktu (

3. HASIL dan PEMBAHASAN


(11 point Kapital, Bold, Left)
Bagian ini memuat data (dalam bentuk ringkas), analisis data dan interpretasi terhadap hasil. Pembahasan
dilakukan dengan mengkaitkan studi empiris atau teori untuk interpretasi. Jika dilihat dari proporsi tulisan,
bagian ini harusnya mengambil proporsi terbanyak, bisa mencapai 50% atau lebih. Bagian ini bisa dibagi
menjadi
beberapa sub bab, tetapi tidak perlu mencantumkan penomorannya.
Apabila terdapat gambar dan tabel dalam penulisan jurnal, penomorannya tidak perlu diberikan dari sub
bab penulisan. Melainkan sesuai penomoran tabel dan gambar.
Judul gambar ditulis di bagian tengah bawah (sesudah) gambar (10 point), dengan jarak 1 spasi dari gambar
dan penulisan sumber gambar diletakkan setelah judul gambar. Contoh ;

Gambar 1. Silinder
(sumber apabila ada)

Untuk judul tabel ditulis di bagian kiri atas (sebelum) tabel (10 point), dengan jarak 1 spasi dari tabel dan
penulisan sumber tabel diletakkan di bawah tabel.

Tabel 1. Bla..bla..bla..
No. Blaaa… Blaaa… Blaaa…
1.
2.
Sumber : (Apabila ada)

4. PENUTUP
(11 point Kapital, Bold, Left)
Bagian ini memuat kesimpulan dan saran. Kesimpulan dan saran dapat dibuat dalam sub bagian yang
terpisah. Kesimpulan menjawab tujuan, bukan mengulang teori, berarti menyatakan hasil penelitian secara
ringkas (tapi bukan ringkasan pembahasan). Saran merupakan penelitian lanjutan yang dirasa masih diperlukan
untuk penyempurnaan hasil penelitian supaya berdaya guna. Penelitian tentunya tidak selalu berdaya guna bagi
masyarakat dalam satu kali penelitian, tapi merupakan rangkaian penelitian yang berkelanjutan.

5. DAFTAR PUSTAKA
(11 point Kapital, Bold, Left)
Standar penulisan daftar pustaka
 Jurnal : nama penulis (kata terakhir lebih dahulu,lalu nama pertama dan seterusnya). Tahun publikasi. Judul
tulisan. nama jurnal. Volume, halaman.
 Buku : nama penulis (kata terakhir lebih dahulu, lalu nama pertama dan seterusnya). Tahun publikasi. Judul
buku. Penerbit. Kota, halaman.
 Buku Terjemahan : nama penulis (kata terakhir lebih dahulu, lalu nama pertama dan seterusnya). Tahun
publikasi. Judul buku. Terjemahan oleh (nama penerjemah). Tahun publikasi terjemahan. Penerbit. Kota,
halaman.
 Skripsi/Tesis/Disertasi: nama penulis (kata terakhir lebih dahulu, lalu nama pertama dan seterusnya). Tahun
lulus. Judul skripsi/tesis/disertasi. Penerbit, kota.
 Prosiding seminar/symposium/lokakarya : nama penulis (kata terakhir lebih dahulu,lalu nama pertama dan
seterusnya). Tahun publikasi. Judul tulisan. nama proseding. Volume, halaman.

[1] Campbell. (2012): Biology Concepts and Connections Seventh Edition, Pearson (175-
176).
[2] A. Darszon, T. Nishigaki, C. Beltran, C. L. Treviño. (2011): Calcium channels in the
development, maturation, and function of spermatozoa, Physiological reviews published, 91,
no. 4 (1305-1355).
[3] Subowo. (1995): Biologi sel, Angkasa, Bandung (35-37).
[4] Vasan, S.S. (2011): Semen analysis and sperm function tests : How much to test?, Indian
Journal of Urology, 27,1 (41-48).
[5] Carrel, D.T., dan Peterson, C.M. (2010): Reproductive endocrinology and infertility, New
York, Spinger (512).
[6] Lindemann (2011): Mechanisms of sperm motility, https://wwwp.oakland.edu/ Dr. Charles
Lindemann's Lab Sperm Facts.htm. accessed on 22 Mei 2016.

Anda mungkin juga menyukai