Dengan Rahmat Allah Yang Maha Kuasa maka telah tersusun buku Pedoman
Pelayanan Unit Radiologi Rumah Sakit Umum Daerah Talisayan. Buku ini merupakan
pedoman dalam pelaksaan kegiatan pelayanan di Unit Radiologi.
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...........................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................2
BAB II STANDAR KETENAGAKERJAAN............................................................5
BAB III STANDAR FASILITAS..............................................................................6
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN..................................................................8
BAB V LOGISTIK..................................................................................................9
BAB VI KESELAMATAN PASIEN.......................................................................10
BAB VII KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA........................................12
BAB VIII PROTEKSI RADIASI............................................................................14
BAB IX PENGENDALIAN MUTU........................................................................15
BAB X PENUTUP...............................................................................................16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan
yang optimal bagi masyarakat, sesuai dengan nilai yang tertuang dalam
undang-undang no. 23 tahun 1992 tentang kesehatan. Unit Radiologi sebagai
salah satu penunjang diagnostik memiliki peranan yang besar dalam
menentukan diagnosa suatu penyakit. Oleh karena itu pelayanan Unit Radiologi
harus dikelola secara professional oleh mereka yang benar-benar profesional
dibidangnya demi keselamatan kerja.
Dalam upaya memperbaiki pelayanan Unit Radiologi, maka perlu disusun
suatu Pedoman Pelayanan Radiologi sebagai pegangan, sehingga di dalam
perencanaan pembinaan dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM),
sarana dan prasarana pelayanan dapat memenuhi standar yang berlaku.
B. Tujuan Pedoman
1. Tujuan Umum:
a. Sebagai pedoman penyelenggaraan pelayanan Unit Radiologi
b. Untuk meningkatkan mutu pelayanan Unit Radiologi
c. Untuk menerapkan konsep pelayanan Unit Radiologi
d. Untuk memperluas fungsi dan peran staff Unit Radiologi
e. Untuk melindungi masyarakat dari pelayanan yang tidak professional.
2. Tujuan Khusus:
a. Melangsungkan pelayanan Radiologi Diagnostik Imaging yang optimal
baik dalam keadaan biasa maupun dalam keadaan gawat darurat,
sesuai dengan keadaan pasien maupun fasilitas yang tersedia.
b. Menyelenggarakan kegiatan pelayanan Radiologi Diagnostik Imaging
yang professional berdasarkan prosedur keamanan dan prinsip proteksi
radiasi.
c. Menyelenggarakan pelayanan Radiologi Diagnostik Imaging
berdasarkan aspek manajerial, meliputi; analisa dan distribusi tenaga
kerja, prosedur pendaftaran, prosedur pembayaran, kontrol mutu,
prosedur proteksi radiasi dan prosedur keselamatan kerja.
d. Menyelenggarakan pelayanan Radiologi Diagnostik Imaging
berdasarkan aspek hukum, meliputi; landasan dasar hukum
penyelenggaraan pelayanan radiologi diagnostik.
1
C. Ruang Lingkup Pelayanan
Ruang lingkup pelayanan unit radiologi terdiri dari :
1. Pelayanan di unit radiologi
2. Jenis pemeriksaan meliputi :
Pemeriksaan radiologi konvensional
3. Pemantapan Mutu
Pemantapan mutu internal
Pemantapan mutu eksternal
4. Keamanan dan keselamatan kerja / kewaspadaan universal
5. Meningkatkan mutu SDM melalui pendidikan dan pelatihan sesuai dengan
perkembangan ilmu dan teknologi terkini
6. Menyediakan peralatan radiologi sesuai perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi sesuai dengan kebutuhan
Pelayanan Radiologi :
Pelayanan Radiologi Diagnostik
Pelayanan Radiologi Diagnostik adalah pelayanan untuk melakukan
diagnosis dengan menggunakan radiasi pengion, yaitu pelayanan x-ray
konvensional.
D. Batasan Operasional
Pelayanan Radiologi diselenggarakan 1 shift. Adapun waktu pelaksanaannya:
Dinas Pagi : Senin s/d Jum’at, pukul 07:30 WITA – 16:00 WITA
On Call : Senin s/d Jum’at, pukul 16:00 WITA – 07:30 WITA
Sabtu s/d Minggu, pukul 00:00 WITA – 24:00 WITA
Pelayanan Radiologi meliputi :
Pemeriksaan radiologi konvensional
Pemeriksaan radiologi sederhana menggunakan sinar rontgen (sinar X)
dengan berbagai posisi pemeriksaan. Pemeriksaan ini dilakukan pada berbagai
organ tubuh. Pemeriksaan radiologi konvensional tanpa bahan kontras adalah
sebagai berikut :
a. Radiografi alat gerak atas ( extremitas superior )
b. Radiografi alat gerak bawah ( extremitas inferior)
c. Radiografi perut / abdomen
d. Radiografi dada / thorax
e. Radiografi kepala / schedell
f. Radiografi tulang panggul / pelvis
g. Radiografi tulang belakang / vertebrae
E. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2007 tentang Keselamatan Radiasi
Pengion dan keamanan Sumber Radioaktif (Lembaran Negara Republik
2
Indonesia Tahun 2007 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4730);
3. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1014/Menkes/SK/XI/2008 tentang Standar Pelayanan Radiologi Diagnostik
di Sarana Pelayanan Kesehatan
4. Permenkes Nomor 357/MENKES/PER/V/2006 tentang Registrasi dan ijin
kerja Radiografer;
5. Permenkes Nomor 375/MENKES/K/III/2007 tentang Standard Profesi
Radiografer;
6. Permenkes Nomor 780/MENKES/PER/VIII/2008 tentang Penyelenggaraan
Pelayanan Radiologi
BAB II
STANDAR KETENAGAKERJAAN
B. Distribusi Ketenagaan
Pengaturan dinas di radiologi terdiri atas:
1. Penata Rontgen Radiodiagnostik 1 orang dengan pengaturan dinas 1 shift
kerja dan on call
3
Adapun setiap shift ketenagaan di radiologi melaksanakan kegiatan sebagai
berikut :
1. Menginput data pasien
2. Mempersiapkan pasien
3. Membantu dalam pemberian informasi yang menyangkut kepentingan
pemeriksaan Radiologi
4. Melaksanakan pemeriksaan radiologi
5. Proses pencetakan film radiologi
6. Mencatat data pasien pada buku registrasi
7. Bertanggung jawab atas penyerahan hasil
8. Bertanggung jawab terhadap alat - alat radiologi ( perangkat X – Ray,
Digital Radiography)
C. Pengaturan Dinas
1. Pelayanan Radiologi diselenggarakan setiap hari kerja (Senin-Jum’at).
Dinas Pagi : Pukul 07.30 WITA – 16.00 WITA
Dinas On Call : Senin s/d Jum’at, pukul 16:00 WITA – 07:30 WITA
Sabtu s/d Minggu, pukul 00:00 WITA – 24:00 WITA
2. Jadwal rutin petugas radiologi adalah sesuai dengan jadwal pelayanan
radiologi di Rumah Sakit.
4
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruangan
R.
Operator
R. Pemeriksaan
R.
Penyimpa
Desain dan paparan di ruangan radiasi standarnya
nan
adalah:
a. Ukuran Ruangan Radiasi Barang
Ukuran minimal ruangan radiasi sinar-x adalah panjang 5,7 meter,
lebar 4,5 meter, tinggi 2,7 meter.
Ukuran tersebut tidak termasuk ruang operator dan kamar ganti
pasien.
b. Tebal Dinding
Tebal dinding suatu ruangan radiasi sinar-x sedemikian rupa
sehingga penyerapan radiasinya setara dengan penyerapan
radiasi dari timbal setebal 2 mm.
Tebal dinding yang terbuat dari Hebel dan Bata adalah 40 cm.
c. Pintu dan Jendela
Pintu serta lobang-lobang yang ada di dinding (misal lobang stop
kontak, dll) harus diberi penahan-penahan radiasi yang setara
dengan 2 mm timbal.
Di depan pintu ruangan radiasi harus ada lampu merah yang
menyala ketika meja kontrol pesawat dihidupkan.
Tujuannya adalah :
- Untuk membedakan ruangan yang mempunyai paparan
radiasi dengan ruangan yang tidak mempunyai paparan
bahaya radiasi.
- Sebagai indikator peringatan untuk tidak memasuki ruangan
karena ada bahaya radiasi di dalam ruangan tersebut.
- Sebagai indikator bahwa di dalam ruangan tersebut ada
pesawat rontgen sedang aktif.
- Diharapkan ruangan pemeriksaan rontgen selalu tertutup rapat
untuk mencegah bahaya paparan radiasi terhadap orang lain di
sekitar ruangan pemeriksaan rontgen.
5
- Jendela pengamat di ruang operator harus diberi kaca
penahan radiasi minimal setara dengan 2 mm timbal.
B. Standar Fasilitas
1. Peralatan
Unit Radiologi harus menyediakan peralatan sesuai jenis pelayanan
yang dilakukan dan jumlah minimal yang telah ditentukan. Beberapa faktor
yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan alat radiologi , yaitu:
a. Kebutuhan
Alat yang dipilih harus mempunyai spesifikasi yang sesuai dengan
kebutuhan pelayanan di RSUD Talisayan
b. Fasilitas yang tersedia
Alat yang dipilih harus mempunyai spesifikasi yang sesuai dengan
fasilitas yang tersedia seperti luasnya ruangan, fasilitas listrik yang
ada serta kelembapan dan suhu ruangan
c. Tenaga yang ada
Perlu dipertimbangkan tersedianya tenaga dengan kualifikasi tertentu
yang dapat mengoperasikan alat yang akan dibeli
d. Sistem alat
Perlu dipertimbangkan antara lain:
- Alat tersebut mudah dioperasikan atau tidak
- Apakah alat memerlukan perawatan khusus
2. Fasilitas Lain
Alat non medis
No Nama Barang Merk No. Inventaris Jumlah
1 AC Panasonic 1
5 Kursi Polaris 2
7 Bantal 1
8 Selimut 1
6
9 Remote Ac Panasonic 1
10 Tangga pasien 1
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
B. Pencucian Film
Proses pengolahan hasil rontgen dilakukan dengan menggunakan
Digital Radiography (DR). Ketika pemeriksaan dilakukan gambaran objek yang
diperiksa ditangkap oleh sensor yang terdapat pada bucky. Setelah selesai
gambaranpun muncul di layar komputer. Setelah gambaran muncul dilayar
komputer, dilakukan pengolahan gambaran hingga akhirnya gambaran dapat
diprint berupa film.
C. Penyerahan Hasil
7
Penyerahan hasil foto adalah semua hasil film x-ray dari pasien yang
telah diperiksa diberikan kepada dokter pengirim.
1. Untuk pasien yang berasal dari poli, hasil pemeriksaan radiologi dapat
diambil oleh pasien/keluarga pasien di bagian radiologi. Petugas
melakukan pengecekan ulang (nama, umur, No.RM, tanggal pemeriksaan,
jenis pemeriksaan, foto rontgen) sebelum hasil diberikan.
2. Untuk pasien yang berasal dari unit gawat darurat dan rawat inap, hasil
pemeriksaan radiologi diberikan melalui petugas yang bersangkutan.
BAB V
LOGISTIK
A. Pengaturan
1. Persediaan x-ray film dan kebutuhan lainnya diminta berdasarkan
jumlah persediaan yang telah mencapai batas minimal.
2. Pemesanan x-ray film dan kebutuhan lainnya harus ditulis dengan
lengkap.
3. Pastikan x-ray film dan kebutuhan lainnya diterima sesuai dengan
pemesanan yang dilakukan.
4. Penyimpanan harus sesuai dengan FIFO (First In First Out) atau FEFO
(First expired First Out).
B. Pemesanan
1. Permintaan x-ray film dan kebutuhan lainnya harus dibuat oleh petugas
radiologi yang ditujukan ke unit farmasi.
2. Barang berupa ATK (Alat Tulis Kantor) buku permintaan pengadaan
barang ditujukan ke bagian Logistik Rumah Sakit.
3. Setelah buku di berikan ke pihak terkait dan disetujui, maka tinggal
menunggu barang yang diperlukan.
C. Penyimpanan
1. Proses penyimpanan semua perbekalan Unit Radiologi disesuaikan
dengan peraturan yang ditetapkan oleh manufaktur.
2. Penyimpanan harus sesuai dengan FIFO (First In First Out) atau FEFO
(First expired First Out).
8
3.
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
A. Pengertian
Keselamatan pasien adalah suatu sistem dimana rumah sakit
membuat pasien lebih aman untuk mencegah cedera yang disebabkan oleh
kesalahan akibat menjalankan suatu tindakan atau tidak menjalankan suatu
tindakan yang seharusnya dilakukan.
B. Tujuan
Bertujuan untuk mencegah jangan sampai terjadi dampak negatif /
merugikan bagi pasien, baik fisik maupun psikis akibat dari ketidaksiapan
secara teknis dilingkungan kerja Unit Radiologi atapun petugas saat
memberikan pelayanan.
C. Identifikasi Risiko
Risiko adalah potensi terjadi kerugian yang dapat timbul dari proses
kegiatan saat sekarang atau kejadian di masa datang.
Resiko Keselamatan Pasien ( Patient Safety )
1. Pasien jatuh
2. Terpapar radiasi
3. Tindakan yang salah / dilakukan pada pasien yang salah.
D. Manajemen Risiko
Manajemen risiko adalah pendekatan proaktif untuk mengidentifikasi,
mengevaluasi dan memprioritaskan risiko untuk mengurangi risiko cedera dan
kerugian pada pasien, karyawan rumah sakit, pengunjung dan organisasi
sendiri
9
2) Melakukan pengecekan teknis seperti on/off, tutup/buka diafragma
kolimator dan lain-lain.
b. Peralatan pelindung keselamatan di Unit Radiologi Diagnostik Imaging
terintegrasi
Apron, digunakan untuk menutupi organ disekitar objek yang diperiksa,
sehingga diharapkan menerima paparan dosis radiasi minimal.
c. Pencegahan kecerobohan / kelalaian petugas dalam bekerja di Unit
Radiologi Diagnostik
1) Menerapkan prosedur identifikasi pasien dengan benar sebelum
melakukan tindakan.
2) Melakukan prosedur check list disetiap langkah pemeriksaan
3) Meningkatkan komunikasi verbal yang efektif dengan pembacaan
ulang (read back).
BAB VII
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
A. Pengertian
Pedoman Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Unit Radiologi
Diagnostik adalah upaya-upaya untuk mencegah terjadinya dampak negatif
dan merugikan bagi kesehatan pekerja, baik fisik maupun psikis akibat dari
lingkungan kerja.
10
B. Tujuan
Bertujuan untuk mencegah jangan sampai terjadi dampak negatif dan
merugikan bagi kesehatan pekerja di unit, baik fisik atau psikis akibat dari
lingkungan kerja.
C. Tata Laksana
Tata laksana keselamatan kerja adalah proses teknis mengenai tata
cara dan upaya-upaya untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja yang
dapat mengakibatkan dampak negatif dan merugikan bagi kesehatan pekerja,
baik fisik maupun psikis. Sehingga diharapkan tidak terjadinya kecelakaan
kerja yang merugikan petugas selama memberikan pelayanan di Unit
Radiologi. Risiko keselamatan staff (staff safety), karyawan terjatuh, terpapar
cairan tubuh pasien, terpapar radiasi, terpapar infeksi, Low Back Pain karena
proses mengangkat yang tidak tepat.
1. Prosedur Keselamatan Kerja Unit Radiologi Diagnostik Imaging.
a. Prosedur penanganan paparan cairan tubuh pasien.
b. Penyediaan dan pemakaian alat pelindung diri termasuk Apron
c. Memastikan kecukupan tenaga
d. Medical check up bagi karyawan pekerja radiasi
2. Mencuci Tangan
a. Tujuan : Mencegah penyebaran mikro-organisme yang dapat
menyebabkan penyakit pada seseorang
b. Tata cara teknik mencuci tangan yang efektif dengan
menggunakan handrub ataupun dengan sabun , teknik mencuci
tangan sesuai dengan standar mencuci tangan Rumah Sakit.
3. Kebersihan Ruangan
a. Tujuan
Untuk menjaga agar ruangan selalu dalam keadaan bersih dan
terjaga sehingga memberi kenyamanan dan keamanan bagi
pasien.
b. Tata cara
- Kebersihan ruangan adalah tanggungjawab masing-masing
radiografer yang dinas diruangan pada saat itu.
- Ruangan yang kotor akibat adanya pemeriksaan pasien yang
tingkat kekotoranya masih dapat diatasi oleh radiografer,
terutama berkaitan dengan tempat/meja pemeriksaan dan juga
penunjang lainnya dapat dikerjakan sendiri.
11
- Untuk tingkat kekotoran yang jauh diluar jangkauan kemampuan
dan bukan wewenang radiografer harus segela menghubungi
petugas cleaning service untuk segera dibersihkan.
BAB VIII
PROTEKSI RADIASI
1. Pedoman Proteksi Radiasi Unit Radiologi adalah suatu prosedur dan upaya-
upaya untuk mencegah terjadinya efek stokastik dan non stokastik akibat
paparan radiasi berlebih yang merugikan bagi kesehatan pekerja, pasien dan
lingkungan.
2. Pedoman proteksi radiasi Unit Radiologi bertujuan untuk mencegah jangan
sampai terjadi efek stokastik dan non stokastik akibat paparan radiasi yang
dapat mengakibatkan efek negatif dan merugikan bagi kesehatan pekerja,
pasien dan lingkungan.
3. Tata laksana Keselamatan dan Proteksi Radiasi adalah proses teknis
mengenai tata cara dan upaya-upaya untuk mencegah terjadinya efek
stokastik dan non stokastik akibat paparan radiasi yang dapat mengakibatkan
efek negatif dan merugikan bagi kesehatan pekerja, pasien dan lingkungan.
Keselamatan kerja terhadap akibat paparan radiasi, antar lain meliputi:
a. Persiapan petugas sebelum melakukan pemeriksaan
b. Baca dengan teliti surat permintaan pemeriksaan Radiologi, cuci tangan
sebelum dan sesudah melakukan pemeriksaan, identifikasi positif,
12
selanjutnya pastikan peralatan radiologi, ruang pemeriksaan, imaging
plate dan APD sesuai kebutuhan.
c. Prosedur kalibrasi dilakukan oleh BAPETEN, BPFK dan vendor sesuai
kebutuhan.
4. Proteksi Radiasi terhadap pasien:
a. Mengurangi kesalahan foto seminimal mungkin
b. Menggunakan faktor eksposi sesuai kebutuhan / obyek
c. Gunakan jarak foto sesuai prosedur pemeriksaan
d. Batasi luas lapangan penyinaran (kolimasi) sesuai obyek.
e. Usahakan pada saat pemeriksaan berlangsung yang berada dalam ruang
pemeriksaan hanya pasien atau jika pasien harus didampingi keluarga /
petugas maka pendamping wajib mengunakan tabir pelindung ( apron /
shielding lapis Pb dll)
f. Lindungi bagian tubuh diluar obyek penyinaran mengunakan apron
(terutama daerah gonad)
5. Proteksi Radiasi Untuk petugas:
a. Mengurangi kesalahan pembuatan foto /pengulangan foto
b. Saat melakukan pemeriksaan petugas harus berada di ruang kontrol yang
sudah dilapisi timbal.
6. Proteksi Radiasi Untuk Lingkungan:
a. Melapisi dinding bangunan instalasi radiologi dengan timbal (Pb) setebal
2,5 mm
b. Memasang tanda bahaya radiasi pada pintu ruang pemeriksaan X - Ray
c. Memasang lampu merah di atas pintu ruang pemeriksaan X - Ray
13
BAB IX
PENGENDALIAN MUTU
A. Pengertian
Pengendalian mutu di Unit Radiologi merupakan suatu upaya untuk
mengetahui kualitas pelayanan.
B. Tujuan
Bertujuan untuk mempertahankan, meningkatkan dan bahkan
mengevaluasi kelemahan-kelemahan mutu pelayanan yang ada sehingga
peningkatan mutu di Unit Radiologi senantiasa dinamis mengikuti tuntutan,
kemauan dan kebutuhan.
C. Tata Laksana
Pelaksanaan pengendalian mutu di Unit Radiologi diaplikasikan dalam
wujud pelaksanaan program-program sebagai berikut:
a. Managemen peralatan Unit Radiologi untuk menjamin kesiapan
peralatan Unit Radiologi Diagnostik Imaging terintegrasi
b. Evaluasi Reject Analis Film
Untuk mengevaluasi kualitas film rontgen di Unit Radiologi, Rumah
Sakit mengadakan program evaluasi reject analisis film.
14
BAB X
PENUTUP
15