Anda di halaman 1dari 6

Kegunaan Big Data Terhadap Responsibility Accounting

Akuntansi pertanggungjawaban (responsibility accounting) adalah system yang mengukur


berbagai hasil yang dicapai oleh setiap pusat pertanggungjawaban menurut informasi yang
dibutuhkan oleh para manager untuk mengoperasikan pusat pertanggung-jawaban mereka.
Idealnya, system akuntansi pertanggungjawaban mencerminkan dan mendukung struktur dari
sebuah organisasi, yang mana secara umum sebuah perusahaan diatur menurut garis-garis
pertanggungjawaban.
Apa kaitannya dengan big data? Big data membantu memperoleh informasi yang dibutuhkan
oleh para manager serta membantu penghematan biaya yang akan di keluarkan untuk memperoleh
informasi yang dibutuhkan. Adanya big data membuat kualitas wawasan terbaru mengenai suatu
perusahaan dapat dipelajari, sehingga dalam merancang ataupun mengambil keputusan kedepan
akan semakin berkualitas.

Jenis – Jenis Pertanggungjawaban

1. Pusat Biaya (cost center)


Suatu pusat pertanggungjawaban yang manajernya bertanggung jawab hanya terhadap biaya.
Misalnya, departemen produksi (pabrik) yang mengendalikan biaya manufaktur tetapi tidak
mengatur harga atau membuat keputusan pemasaran. Ukuran kinerjanya adalah dievaluasi
seberapa baik biaya produksi dikendalikan.
Pusat biaya dibedakan menjadi pusat biaya standart dan pusat biaya kebijakan
a. Pusat biaya standart adalah pusat biaya yang sebagian besar hubungan antara input dan
outputnya dapat ditentukan secara jelas.
b. Pusat biaya kebijakan adalah pusat biaya yang sebagian besar hubungan antara input dan
outputnya tidak dapat atau sulit ditentukan.

2. Pusat Pendapatan (revenue center)


Suatu pusat pertanggungjawaban yang manajernya hanya bertanggung jawab terhadap penjualan.
Misalnya departemen pemasaran atau penjualan. Departemen ini mengatur harga dan
memproyeksi penjualan. Karena itu departemen ini dievaluasi sebagai pusat pendapatan. Ukuran
kinerjanya adalah pada omset penjualan yang dihasilkan.
Selisih volume penjualan menunjukkan dampak perubahan volume penjualan terhadap pendapatan
dengan anggapan tidak terjadi perubahan harga jual.
Selisih harga jual = (harga jual sesungguhnya – harga jual yang dianggarkan) x volume penjualan
yang dianggarkan
Selisih volume penjualan = (volume penjualan sesungguhnya – volume penjualan yang
dianggarkan) x harga jual yang dianggarkan

3. Pusat Laba (profit center)


Suatu pusat pertanggungjawaban yang manajernya bertanggung jawab terhadap pendapatan
maupun biaya. Misalnya divisi pabrik yang mana manajernya bertanggung jawab untuk membuat
dan memasarkan produk mereka. Oleh karena itu, laba operasi akan menjadi ukuran kinerja yang
penting bagi para manajer pusat laba.
Profitabilitas manajer pusat laba dapat diukur dengan lima tipe pengukuran :
1) Contribution Margin : alasan utama karena contribution margin adalah ukuran prestasi
yang penting, karena menunjukkan dampak perubaahan volume penjualan terhadap laba.\
2) Laba Langsung : menunjukkan jumlah kontribusi pusat laba untuk menutup biaya overhead
umum dan laba perusahaan
3) Laba Terkendali adalah laba langsung dikurangi biaya alokasian terkendali dengan
anggapan bahwa seluruh biaya langsung merupakan biaya terkendali
4) Laba Sebelum Pajak : tipe pengukuran ini dapat digunakan sebagai dasar perbandingan
dengan perusahaan-perusahaan laindalam industry yang sama dan sebagai dasar analisis ekonomi
lainnya mengenai Potensi profitabilitas pusat laba.
5) Laba Bersih : alasan menggunakan tipe pengukuran ini adalah (1) ddalam banyak hal, laba
bersih adalah persentase tetap dari laba sebelum pajak sehingga tidak ada manfaatnya
memasukkan unsure pajak penghasilan. (2) keputusan-keputusan yang mempunyai dampak pada
pajak penghasilan dibuat oleh kantor pusat dan (3) profitabiliitas pusat laba tidak mempengaruhi
atau dipengaruhi oleh keputusan-keputusan tersebut pada butir (2).

4. Pusat Investasi (investasi center)


Suatu pusat pertanggungjawaban yang manajernya bertanggung jawab terhadap pendapatan,
biaya, dan investasi. Misalnya divisi-divisi. Selain memiliki kendali terhadap biaya dan keputusan
penetapan harga, manajer divisi juga memiliki kekuasaan untuk membuat keputusan-keputusan
investasi seperti penutupan dan pendirian suatu pabrik, menghentikan atau meneruskan suatu lini
produk. Ukuran kinerjanya adalah laba operasi dan pengembalian atas investasi

Peran Informasi Dan Akuntabilitas


Informasi memiliki peran penting agar para manajer bertanggung jawab terhadap hasil.
Akuntabilitas secara tidak langsung mencerminkan pengukuran kinerja, yang berarti bahwa hasil
actual dibandingkan dengan hasil yang diperkirakan atau dianggarkan. Sistem
pertanggungjawaban, akuntabilitas, dan evaluasi kinerja seperti ini sering merujuk kepada
akuntansi pertanggungjawaban, karena peran penting yang dimainkan oleh ukuran dan laporan
akuntansi tersebut di dalam proses.

Ukuran prestasi moneter dan nonmoneter


Prestasi hampir selalu dinyatakan dengan unit moneter (uang), karena unit moneter dianggap
sebagai denominator umum dan dapat dijumlahkan. Ukuran nonmoneter harus dinyatakan dalam
hubungannya dengan aktivitas atau sumberdaya yang harus mereka pertanggungjawabkan.
Mengukur efisiensi dan efektivitas
Efisiensi merupakan perbandingan antara biaya sesungguhnya dan anggarannya, sedangkan
efektivitas merupakan perbandingan antara volume produksi yang dicapai dan volume produksi
yang menjadi target.

The Balance Scorecard / Kartu Skor Berimbang


Balance Scorecard adalah metode pengukuran hasil kerja yang digunakan perusahaan. Namun,
banyak orang yang masih salah persepsi dan belum dapat memahami arti dan penggunaannya.
Pada dasarnya, Balance Scorecard (BSC) merupakan kartu berimbang yang digunakan sebagai
media untuk mengukur aktivitas operasional yang dilakukan sebuah perusahaan. Dengan BSC,
perusahaan menjadi lebih tahu sejauh mana pergerakan dan perkembangan yang telah dicapai.
Adanya BSC juga membantu perusahaan untuk memberikan pandangan menyeluruh mengenai
kinerja dari perusahaan.

Agar kinerja perusahaan lebih efektif dan efisien, dibutuhkan sebuah informasi akurat yang
mewakili sistem kerja yang dilakukan. Dalam BSC, terdapat empat jenis perspektif untuk
mengetahui ukuran kinerja perusahaan :

1.Financial Perspective
Financial perspective atau perspektif keuangan erat kaitannya dengan pemasukan dan
pengeluaran perusahaan. Dengan kata lain, perusahaan harus mampu mengelola keuangan
dengan baik agar keuangannya terus stabil. Misalnya, biaya operasional, biaya produksi, biaya
bahan baku, biaya tenaga kerja, termasuk keuntungan dari aktivitas penjualan.
Baik pemasukan maupun pengeluaran, keduanya harus dicatat secara runtut dan jelas. Agar
pihak keuangan dapat mengamati laju pertumbuhan keuangan dari perusahaan yang
bersangkutan.

Ada tiga tolok ukur dalam perspektif keuangan, yaitu:

 Pertumbuhan dari pertambahan yang didapatkan selama proses bisnis berlangsung.


 Penurunan aset ke arah yang optimal dan memaksimalkan strategi investasi.
 Penurunan biaya dan peningkatan produktivitas kerja,
Ketiga tolok ukur di atas dapat dijadikan sebagai pedoman untuk menjalankan bisnis. Dengan
begitu, pemilik perusahaan mengetahui di tahap mana perusahaan tersebut berada.

2.Customer Perspective
Customer perspective atau perspektif pelanggan berkaitan erat dengan cara perusahaan melayani
pelanggan. Dalam hal ini, setiap pelanggan harus diperlakukan secara layak. Dengan begitu,
mereka merasa puas atas pelayanan yang diberikan.
Adanya pelayanan yang bagus tentu akan meningkatkan loyalitas konsumen terhadap
perusahaan. Sebaliknya, apabila pelayanannya buruk, konsumen pasti mencari perusahaan lain
yang memiliki sistem yang lebih bagus.

Ada pun ukuran yang ditetapkan perusahaan dalam perspektif pelanggan, antara lain:

 Seberapa besar omzet penjualan.


 Tingkat keuntungan yang didapatkan perusahaan.
 Berapa banyak pelanggan yang didapatkan.
 Persentase loyalitas pelanggan terhadap produk.
 Tingkat kepuasan pelanggan.
 Tingkat profitabilitas pelanggan.
 Kebutuhan pelanggan.

3.Internal Business Process Perspective


Dalam internal process perspective, perusahaan menilai seberapa besar ukuran dan sinergi dari
setiap unit kerja. Untuk mengukur poin ini, pemimpin perusahaan harus rutin mengamati
bagaimana kondisi internal dalam perusahaan. Apakah semuanya dijalankan sesuai dengan
metode yang ditetapkan atau malah melenceng dari peraturan.
Kemampuan dan keahlian yang dimiliki setiap karyawan akan menghasilkan proses bisnis
internal yang bagus. Selain bertambahnya jumlah konsumen, omzet dan keuntungan yang
didapat perusahaan juga akan bertambah.
Ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam perspektif proses bisnis internal, antara lain:
 Proses inovasi berkaitan dengan ide-ide terhadap produksi barang.
 Proses operasi berkaitan dengan aktivitas dan rutinitas sehari-hari yang dilakukan bagian
internal.
 Proses pasca penjualan berkaitan dengan metode pemasaran yang tepat untuk meningkatkan
omzet penjualan.

4.Learning and Growth Perspective


Karyawan menjadi elemen penting yang harus dijaga perusahaan. Tanpa adanya karyawan,
proses pertumbuhan dan perkembangan perusahaan akan menghadapi banyak kendala.
Karyawan juga berfungsi sebagai pendukung dalam perspektif keuangan dan pelanggan. Karena
itu, apa yang direncanakan perusahaan dapat mencapai target yang maksimal.
Selain keberadaan karyawan, perusahaan juga perlu memerhatikan sistem dan prosedur kerja
yang seperti apa yang perlu diterapkan dalam internal perusahaan. Ada baiknya jika semua
elemen terkontrol dan terkoordinasi dengan baik sehingga timbul keselarasan selama bisnis
berlangsung.
Ada tiga hal yang dijadikan tolok ukur dalam perspektif ini, antara lain:
 Kapabilitas atau kemampuan karyawan.
 Kemampuan mengelola sistem informasi.
 Motivasi, dorongan, dan garis tanggung jawab

Kegunaan Big Data dalam Balance Score Card ini mempermudah untuk memperoleh informasi,
mengolah data, serta kolerasi aktivitas perusahaan yang tidak diketahui sehingga perusahaan bisa
memperoleh pandangan mengenai kinerja perusahaan. Serta memudahkan pengukuran kinerja
yang dilakukan dalam berbagai aktivitas dalam rantai nilai yang ada pada perusahaan. Karena
karakteristik big data sendiri meliputi volume yaitu ukuran dari data kinerja perusahaan yang akan
digunakan, velocity yaitu kecepatan data untuk diproses, dan variety yaitu variasi tipe data
misalkan data dari berbagai divisi yang ada di perusahaan yang akan digunakan dalam pengukuran
kinerja.
DAFTAR PUSTAKA

https://en.wikipedia.org/wiki/Big_data
Hilton, Ronald W, David E Platt. 2017. Managerial Accounting. New York: McGraw-Hill
Education

Anda mungkin juga menyukai