2, Juli 2017
Abstrak
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya ketentuan pada pedoman
Fatwa DSN-MUI Nomor 21/DSN-MUI/IV/2001, yang mengemukakan
bahwa akad mudharabah bisa diubah menjadi akad tabarru, tetapi
akad tabarru tidak dapat diubah menjadi akad mudharabah. Tujuan
penelitian ini adalah: 1. untuk mengetahui akad mudharabah pada
asuransi Pru Taqwa Prudential Syari’ah Ciamis. 2. untuk mengetahui
akad tabarru’ pada asuransi Pru Taqwa Prudential Syari’ah Ciamis. 3.
untuk mengetahui implementasi akad mudharabah dan tabarru’ pada
asuransi Pru Taqwa Prudential Syari’ah Ciamis. Jenis penelitian yang
digunakan adalah kualitatif lapangan dengan metode analisis
deskriptif. Penelitian ini menggunakan sumber data primer dan
sekunder. Setelah melakukan analisis data, penulis memperoleh
kesimpulan sebagai berikut: 1. Akad mudharabah pada Pru Taqwa
Prudential Syari’ah Ciamis yaitu dimana peserta asuransi/tertanggung
berkedudukan sebagai shahibul maal dan perusahaan Pru Taqwa
Prudential Syari’ah yang menjadi mudharib/pengelola. Dimana
peserta menitipkan kontribusi (pembayaran premi) kepada
perusahaan yang kemudian akan dikelola dalam bentuk investasi pada
perusahaan-perusahaan halal yang telah disetujui oleh Majelis Ulama
Indonesia. 2. Akad tabarru’ pada Pru Taqwa Prudential Syari’ah
Ciamis merupakan suatu akad yang mengubah kontrak dimana peserta
menjadi penanggung risiko selain peusahaan. Perusahaan hanyalah
sebagai pengelola/operator. Pengelola tidak berhak menggunakan
dana-dana tabarru’ tersebut apabila tidak ada kuasa dari peserta
asuransi agar terhindar dari maisyir, gharar dan riba. 3. Implementsi
akad mudharabah dan tabarru’ pada Pru Taqwa Prudential Syari’ah
Ciamis yaitu sudah sesuai dengan ketentuan yang ada yaitu
berdasarkan Fatwa DSN-MUI Nomor 21/DSN-MUI/IV/2001 tentang
Pedoman Umum Asuransi Syari’ah yaitu akad mudharabah yang
dapat diubah menjadi akad tabarru’ dan akad tabarru’ tidak dapat
diubah menjadi akad mudharabah.
ISSN: 2615-7160 49
Syari'ah Economics Vol. 1, No. 2, Juli 2017
Pendahuluan
Tidak bisa seorang pun dapat meramalkan apa yang akan terjadi
di masa yang akan datang secara sempurna, meskipun dengan
menggunakan berbagai alat tulis analisis. Setiap ramalan yang
dilakukan tidak akan terlepas dari kesalahan perhitungan yang telah
dilakukan. Penyebab melesetnya hasil ramalan karena di masa yang
akan datang penuh dengan ketidakpastian. Bahkan untuk hal-hal
tertentu sama sekali tidak dapat diperhitungkan seperti maut dan
rezeki. Risiko di masa yang akan datang dapat terjadi terhadap
kehidupan seseorang misalnya kematian, sakit atau risiko dipecat dari
pekerjaannya. Dalam dunia bisnis risiko yang dihadapi dapat berupa
risiko kerugian akibat kebakaran, kerusakan atau kehilangan atau
risiko lainnya. Oleh karena itu, setiap risiko yang akan dihadapi harus
ditanggulangi sehingga tidak menimbulkan kerugian yang lebih besar
lagi (Kasmir, 2014: 258).
Perusahaan asuransi syari’ah sebagai lembaga yang memberikan
fasilitas pengelola dana untuk menangani risiko yang sesuai dengan
prinsip-prinsip Islam menjadi kebutuhan bagi masyarakat Muslim.
Oleh karena itu, perlu sekiranya kita mengetahui bagaimana asuransi
syari’ah tersebut. Berasuransi tidaklah berarti menolak takdir atau
menghilangkan ketawakalan seorang Muslim kepada Allah SWT.
karena segala sesuatunya terjadi setelah berpikir dengan baik, bekerja
dengan penuh kesungguhan, teliti dan cermat dan segala sesuatu yang
ada didunia ini semuanya ditentukan oleh Allah SWT, sedangkan
manusia hanya diminta oleh Allah SWT. untuk berusaha semaksimal
mungkin. Hal tersebut berdasarkan firman Allah SWT. dalam Al-
Qur`an QS. At-Taghaabun (64): 11.
ÒΟŠÎ=tæ >óx« Èe≅ä3Î/ ª!$#uρ 4 …çµt6ù=s% ωöκu‰ «!$$Î/ .ÏΒ÷σムtΒuρ 3 «!$# ÈβøŒÎ*Î/ āωÎ) >πt6ŠÅÁ•Β ÏΒ z>$|¹r& !$tΒ
Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali
dengan ijin Allah; dan Barang siapa yang beriman kepada Allah
niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya dan Allah Maha
mengetahui segala sesuatu. (QS. At-Taghaabun (64): 11)
Asuransi sebagai satu bentuk kontrak modern tidak dapat
terhindar dari akad yang membentuknya. Hal ini dikarenakan adanya
dua pihak yang terlibat dalam suatu perjanjian tertentu untuk saling
melaksanakan kewajiban, yaitu antara peserta asuransi dan
perusahaan asuransi. Dalam praktiknya, asuransi memiliki dua akad
yang membentuknya, yaitu akad tabarru’ dan akad mudharabah
(tijarah).
Disini penulis akan melakukan penelitian di Asuransi Pru Taqwa
Prudential Syari’ah Ciamis yang terletak di jalan Ahmad Yani No. 56
Ciamis, Kecamatan Ciamis, Kabupaten Ciamis. Asuransi Prudential
50 http://riset-iaid.net/index.php/SE
Syari'ah Economics Vol. 1, No. 2, Juli 2017
Kajian Teori
Konsep Asuransi
Asuransi memilki beberapa pengertian. Asuransi berasal dari
bahasa Inggris Insurance artinya asuransi atau jaminan. Dalam bahasa
Belanda asuransi disebut assurantie yang terdiri dari asal kata
asseradeur yaitu penanggung dan geassureede yaitu tertanggung. Kata
asuransi dalam bahasa Indonesia telah diadopsi ke dalam Pedoman
52 http://riset-iaid.net/index.php/SE
Syari'ah Economics Vol. 1, No. 2, Juli 2017
Metodologi Penelitian
Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan yang
bersifat analisis deskriptif–kualitatif. Dalam penyusunan penelitian ini
metode yang digunakan adalah menggunakan deskriptif-analitis, yaitu
suatu metode yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi
gambaran terhadap yang diteliti melalui data atau sampel yang telah
terkumpul sebagaimana adanya tanpa melakukan analisis dan membuat
kesimpulan yang berlaku untuk umum. Penelitian ini dilakukan di Asuransi
Prudential Syari’ah kabupaten Ciamis. Asuransi Prudential Syari’ah ini
beralamat di jalan Ahmad Yani No. 56 Ciamis, Kecamatan Ciamis,
Kabupaten Ciamis, Jawa Barat 46211.
Sumber data yang peneliti kumpulkan yaitu menggunakan
sumber data primer dan sumber data sekunder. Adapun teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah observasi.
Observasi adalah Proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis
mengenai gejala-gejala yang diteliti. Observasi ini menjadi salah satu
dari teknik pengumpulan data apabila sesuai dengan tujuan penelitian,
yang direncanakan dan dicatat secara sistematis, serta dapat dikontrol
keandalan (reliabilitas) dan kesahihannya (validitasnya). Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan beberapa
instrument yaitu, observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan data
triangulasi.
Hasil Penelitian
Gambaran Umum Prudential
Prudential plc merupakan perusahaan jasa keuangan
terkemuka asal Inggris yang berdiri sejak 30 Mei 1848, perusahaan
yang menyediakan jasa keuangan ritel dan pengelolaan dana di pasar-
pasar terpilih yaitu Inggris Raya, Amerika Serikat, Asia dan Eropa.
Prudential Indonesia memiliki izin usaha di bidang asuransi jiwa
patungan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Indonesia
Nomor: 241/KMK.017/1995 tanggal 1 Juni 1995 juncto Surat Menteri
Keuangan Nomor: S.191/MK.6/2001 tanggal 6 Maret 2001 juncto
Surat Menteri Keuangan Nomor S.614/MK.6/2001 tanggal 23 Oktober
2001 juncto Surat Menteri Keuangan Nomor S-9077/BL/2008 tanggal
19 Desember 2008. Perusahaan juga memiliki izin usaha Unit Syariah
54 http://riset-iaid.net/index.php/SE
Syari'ah Economics Vol. 1, No. 2, Juli 2017
Pembahasan
Akad Mudharabah pada Asuransi Pru Taqwa Prudential Syari’ah
Ciamis
Pada asuransi Pru Taqwa Prudential Syari’ah Ciamis pada
dasarnya sama sebagaimana dalam teorinya, peserta
asuransi/tertanggung berkedudukan sebagai shahibul maal dan
perusahaan Pru Taqwa Prudential Syari’ah yang menjadi
mudharib/pengelola. Dimana peserta menitipkan kontribusi
(pembayaran premi) kepada perusahaan yang kemudian akan dikelola
dalam bentuk investasi pada perusahaan-perusahaan halal yang telah
disetujui oleh Majelis Ulama Indonesia. Adapun perusahaan-
perusahaan tersebut adalah:
1) Investasi ke bank-bank umum syariah seperti BMI (Bank
Muamalat Indonesia) dan BSM (Bank Syariah Mandiri).
2) Investasi ke bank umum yang memiliki cabang syariah, seperti BNI
Syariah, BRI Syariah, BII Syariah, Bank IFI Syariah dan
sebagainya.
3) Investasi langsung ke perusahaan-perusahaan yang tidak menjual
barang-barang haram atau maksiat dengan sistem mudharabah,
wakalah dan wadiah.
4) Investasi ke lembaga keuangan syariah lainnya, seperti modal
ventura syariah, leasing syariah, obligasi syariah di BEJ dan
sebagainya.
5) Investasi ke beberapa rumah sakit yang ada di daerah sekitar
kantor Prudential.
Akad mudharabah.
Prosedur dalam pelaksanaan akad mudharabah, peserta
asuransi memberikan premi kepada perusahaan yang kemudian nanti
akan di salurkan oleh perusahaan dalam bentuk investasi. Keuntungan
perusahaan diperoleh dari bagian keuntungan dana investasi
berdasarkan prinsip nisbah bagi hasil. Para peserta asuransi
berkedudukan sebagai pemilik modal dan perusahaan sebagai
pengelola modal. Keuntungan yang diperoleh dari pengembangan
dana itu dibagi antara peserta dan perusahaan sesuai dengan
ketentuan yang telah disepakati. Di perusahaan Pru Taqwa Prudential
Syari’ah pembagian keuntungan kepada peserta diberikan apabila
perjanjian berakhir, peserta mengundurkan diri atau peserta
meninggal dunia. Hasil dari penenaman modal berupa saham kepada
perusahan-perusahaan yang telah ditentukan oleh MUI maka setiap
tahunnya akan dihitung berapa bagi hasil yang akan diterima oleh
peserta dan perusahaan. Keuntungan dari penanaman saham ini tidak
akan selalu sama dan pasti setiap tahunnya, karena perhitungan
keuntungan bagi hasil dalam syari’ah tidak seperti keuntungan di
konvensional yang sudah pasti ditentukan di awal berapa besaran yang
akan didapat setiap tahunnya. Di lembaga keuangan syari’ah,
keuntungan akan diterima dari berapa hasil yang didapatkan oleh
perusahaan kemudian dilakukan pembagian antara perusahaan,
pemegang saham dan peserta asuransi sesuai prinsip akad
mudharabah setelah dikurangi beban-beban, pembayaran klaim dan
operasional.
Masa pertanggungan untuk investasi yaitu minimal 10 tahun.
Prudential mampu melakukan pembayaran klaim sebesar Rp. 9,9
Triliun, 1 klaim dibayar setiap 8 detik. Ini merupakan sebagai
kelebihan perusahaan Prudential di banding perusahaan asuransi yang
lain. Prudential pun memiliki risk based capital (RBC) yaitu rasio
kecukupan modal sebesar 180%, yaitu 6 kali persyaratan wajib
minimum 30%. Menandakan bahwa Prudential merupakan
perusahaan yang mempunyai kecukupan modal tinggi. Kontribusi
premi syari’ah yang diterima Prudential yaitu sebesar Rp. 3,4 Triliun.
Dilihat dari jumlah premi yang diterima, banyaknya peserta asuransi
yang mempercayai Prudential, terutama pada asuransi syari’ah. Untuk
setiap pembayaran premi disesuaikan dengan kemampuan peserta,
tetapi perusahaan memiliki ketentuan minimum yaitu sebesar Rp.
200.000,- per bulan.
Akad tabarru’
Uang premi yang diberikan peserta merupakan sebagai iuran
tabarru’ peserta yang dimasukkan ke dalam dana tabarru’ dan
kemudian diinvestasikan oleh perusahaan dengan pengelolaan akad
wakalah bil ujrah. Iuran tabarru’ ditentukan berdasarkan usia, jenis
56 http://riset-iaid.net/index.php/SE
Syari'ah Economics Vol. 1, No. 2, Juli 2017
Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan-
pembahasan yang telah penulis jelaskan pada bab-bab sebelumnya
adalah sebagai berikut:
1) Akad mudharabah pada Pru Taqwa Prudential Syari’ah Ciamis
yaitu dimana peserta asuransi/tertanggung berkedudukan sebagai
shahibul maal dan perusahaan Pru Taqwa Prudential Syari’ah yang
menjadi mudharib/pengelola. Dimana peserta menitipkan
kontribusi (pembayaran premi) kepada perusahaan yang kemudian
akan dikelola dalam bentuk investasi pada perusahaan-perusahaan
halal yang telah disetujui oleh Majelis Ulama Indonesia.
2) Akad tabarru’ pada Pru Taqwa Prudential Syari’ah Ciamis
merupakan suatu akad yang mengubah kontrak dimana peserta
menjadi penanggung risiko selain peusahaan. Perusahaan
hanyalah sebagai pengelola/operator. Pengelola tidak berhak
menggunakan dana-dana tabarru’ tersebut apabila tidak ada kuasa
dari peserta asuransi agar terhindar dari maisyir, gharar dan riba.
Tujuan akad tabarru’ adalah untuk saling menolong apabila ada
peserta yang terkena musibah. Apabila terjadi suatu peristiwa
yang ditanggung atas diri peserta maka harus dibayarkan manfaat
asuransi, pembayaran asuransi tersebut akan dibebankan atas
dana tabarru’. Dana tabarru’ dibebankan pada tahun pertama dan
kedua sebesar 80% yang dialokasikan dari pembayaran kontribusi
(premi) peserta, pada tahun ketiga sampai kelima hanya sebesar
15% untuk tahun berikutnya sampai tahun kesepuluh di masukkan
pada dana investasi (mudharabah).
3) Implementsi akad mudharabah dan tabarru’ pada Pru Taqwa
Prudential Syari’ah Ciamis yaitu sudah sesuai dengan ketentuan
yang ada yaitu berdasarkan Fatwa DSN-MUI Nomor 21/DSN-
MUI/IV/2001 tentang Pedoman Umum Asuransi Syari’ah yaitu
akad mudharabah yang dapat diubah menjadi akad tabarru’ dan
akad tabarru’ tidak dapat diubah menjadi akad mudharabah.
Perusahaan mencoba memaksimalkan dana yang ada dan jika ada
58 http://riset-iaid.net/index.php/SE
Syari'ah Economics Vol. 1, No. 2, Juli 2017
Daftar Pustaka
60 http://riset-iaid.net/index.php/SE