F16faf PDF
F16faf PDF
FIKRI AZALI FAISAL SYAF. Model Finite Difference untuk Menduga Suhu
dan Lama Proses Perlakuan Air Panas sebagai Teknologi Karantina pada Melon
Madu. Dibimbing oleh ROKHANI HASBULLAH
ABSTRACT
FIKRI AZALI FAISAL SYAF. Finite Difference model to Predict Temperature
and Exposure Time during Hot Water Treatment Process as Quarantine
Technology on Honeydew Melon. Supervised by ROKHANI HASBULLAH
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Teknik
pada
Departemen Teknik Mesin dan Biosistem
Disetujui oleh
Dr Ir Rokhani Hasbullah, M Si
Pembimbing
Diketahui oleh
Dr Ir Desrial, M Eng
Ketua Departemen
Tanggal Lulus :
vii
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah hasil penelitian ini berhasil
diselesaikan. Topik yang dipilih dalam penelitian yang telah dilaksanakan mulai
bulan Maret 2016 ini, ialah Model Finite Difference untuk Menduga Suhu dan
Lama Proses Perlakuan Air Panas sebagai Teknologi Karantina pada Melon
Madu.
Dalam penyusunas skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bantuan,
bimbingan, dan arahan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, dalam kesempatan ini
penulis ingin mengucapkan terima kasih yang tulus kepada:
1. Ayahanda Munsarif, Ibunda Siti Munawaroh, serta semua keluarga besar
atas do’a dan dukungan untuk penulis selama pembuatan karya ilmiah ini.
2. Dr. Ir. Rokhani Hasbullah, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis hingga menyelesaikan
skripsi ini.
3. Seluruh staf pengajar Tekniki Mesin dan Biosistem Institut Pertanian Bogor
atas semua pengetahuan yang telah diberikan.
4. Bapak Ahmad, Bapak Sulyaden, Mas Abbas, dan Mas Firman selaku
penanggung jawab Laboratorium tempat penulis melakukan penelitian.
5. Teman bimbingan, Nurul Dwi, Hendri Taufik, Yusup Hartono, dan
Muhammad Faturrohman, terima kasih atas bantuan selama penelitian
berlangsung.
6. Teman-teman di Departemen Tekniki Mesin dan Biosistem angkatan 49
(G.U.T.S.T.Y.R), terima kasih atas kebersamaannya, bantuan dan semangat
untuk penulis.
7. Terima kasih kepada penulis lain yang telah memberikan refernsei dalam
penulisan karya tulis ini.
8. Terima kasih kepada seluruh pihak yang telah memberikan bantuan dan
dukungan kepada penulis.
Penulis berharap, semoga karya ilmiah ini bermanfaat dalam kehidupan
nyata dan dapat menambah pengetahuan kita serta menjadi acuan untuk
melakukan penelitian selanjutnya.
DAFTAR ISI
PRAKATA vi
DAFTAR ISI vii
DAFTAR GAMBAR viii
DAFTAR TABEL viii
DAFTAR LAMPIRAN viii
DAFTAR SIMBOL xi
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 2
Tujuan Penelitian 2
Manfaat Penelitian 2
TINJAUAN PUSTAKA 3
Melon Madu (Cucumis melo L.) 3
Lalat Buah (fruit fly) 4
Teknologi Karantina 4
Perlakuan Panas (Heat Treatment) 5
Pindah Panas (Heat Transfer) 6
Sifat Termofisik 6
Metode Beda Hingga (Finite Difference Method) 8
METODOLOGI 9
Waktu dan Tempat 9
Bahan 9
Alat 9
Prosedur Penelitian 9
HASIL DAN PEMBAHASAN 13
Sifat Termofisik Buah Melon Madu 13
Perlakuan Air Panas (Hot Water Treatment) Pada Buah Melon 14
Simulasi Pendugaan Suhu Selama Perlakuan Panas 16
Verifikasi Model 20
SIMPULAN DAN SARAN 23
Simpulan 23
Saran 23
DAFTAR PUSTAKA 24
LAMPIRAN 26
RIWAYAT HIDUP 44
viii
DAFTAR GAMBAR
1 Melon madu 3
2 Lalat buah melon 4
3 Titik pendugaan suhu pada buah melon madu 11
4 Diagram alir program penyebaran suhu pada buah melon madu 12
5 Penempatan termokopel pada buah melon 15
6 Hasil Pengukuran suhu pada buah melon ukuran besar 16
7 Tampilan program pendugaan suhu pada buah melon 17
8 Tampilan tabel sebaran suhu hasil pendugaan 18
9 Tampilan grafik hasil pendugaan 18
10 Hubungan antara waktu terhadap suhu pada daging buah melon 19
11 Hubungan antara nilai suhu pendugaan dan pengukuran
pada daging buah melon 21
12 Hubungan diameter buah terhadap lama waktu perlakuan air panas 22
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR SIMBOL
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
1. Mempelajari sifat termofisik buah melon madu pada beberapa ukuran yaitu
ukuran besar, dan ukuran kecil.
2. Mengkaji pengaruh ukuran buah melon madu terhadap penyebaran suhu dan
waktu yang dibutuhkan untuk mencapai suhu target pada daging buah.
3. Menduga selang waktu yang dibutuhkan untuk mencapai suhu target pada
daging buah.
Manfaat Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Melon madu atau biasa disebut Honeydew merupakan jenis melon dalam
kelompok inodorus. Melon madu memiliki kulit halus berwarna hijau pucat tanpa
jaring seperti pada melon lokal dan daging buah yang berwarna hijau keputihan
dengan bentuknya bulat agak lonjong. Sesuai namanya, melon madu memiliki
rasa paling manis diantara jenis melon lainnya. Selain rasanya yang manis, melon
madu memiliki kandungan gizi yang sangat baik. Dalam setiap 100 gram buah
melon, mengandung 23 kal, 0.6 g protein, 17 mg kalsium, 30 mg vitamin C, 6 g
karbohidrat, 93 air, dan 0.4 g serat (Sari et al. 2013).
Menurut Steenis (1975) dalam Samadi (2007), secara taksonomi,tanaman
sekaligus buah melon diklasifikasikan sebagai berikut:
1) Kingdom : Plantae
2) Divisi : Spermatphyta
3) Sub-divisi : Angiospermae
4) Kelas : Dicotyledonae
5) Ordo : Cucurbitales
6) Famili : Cucurbitaceae
7) Genus : Cucumis
8) Spesies : Cucumis melo L.
Salah satu hama yang menyerang hasil produksi pertanian adalah hama lalat
buah. Lalat buah ini merupakan hama yang sangat berpotensi menimbulkan
kerugian (Maysaroh 2014). Lalat buah, anggota famili Tephritidae, Ordo Diptera
yang termasuk ke dalam Tribe Dacini terdiri atas 2 genus, yaitu Bactrocera dan
Dacus. Di Indonesia, genus Bactrocera tersebar dari wilayah barat hingga
Indonesia bagian timur, sedangkan genus Dacus dominan ditemukan di wilayah
timur Indonesia (Larasati 2013). Lalat buah yang menyerang melon memiliki
nama ilmiah Bactrocera cucurbitae (Sapkota 2010).
Lalat buah memiliki empat stadium metamorfosis, yaitu telur, larva, pupa,
dan imago. Stadium larva merupakan stadium yang paling merusak karena
aktivitasnya dalam jaringan buah. Larva tersebut mengeluarkan sebuah enzim
yang berfungsi melunakkan daging buah sehingga mudah dicerna yang
mengakibatkan buah berwarna coklat dan tidak menarik serta terasa pahit atau
bahkan rusak dan hancur (Hasbullah 2007).
Teknologi Karantina
dan tidak hanya permukaan saja yang akan dibawa pada suhu yang tepat
(Lurie1998). Prosedur kemudian dikembangkan untuk disinfestasi beberapa buah
tropis dan subtropis dari banyaknya spesies lalat buah. Waktu pencelupan dapat
mencapai 1 jam atau lebih pada suhu dibawah 50oC (Paull 1994). Kombinasi
antara low temperature heat treatment sebagai pretreatment dengan hot water
treatment dapat digunakan untuk mengontrol lalat buah melon yang ada pada
jenis timun-timunan. Melon disinfestasikan dan tidak ada kerusakan akibat panas
jika dijaga untuk 24 jam pada suhu 32oC dan kemudian dicelupkan kedalam air
panas selama 60 menit pada suhu 45oC (Klein dan Lurie 1992).
Sifat Termofisik
Menurut Mohsenin (1980), sifat fisik dan sifat panas bahan pertanian terdiri dari
karakteristik dimensi, massa jenis, viskositas fluida, difusivitas panas,
konduktansi unit permukaan, panas laten, panas jenis, konduktivitas panas, dan
koefisien pindah panas. Beberapa sifat fisik yang berhubungan dengan difusivitas
panas yaitu:
1. Sifat fisik
a. Karakteristik dimensi
Bentuk, ukuran, dan volume adalah karakteristik dimensi yang
perlu didefinisikan dan dihitung sebelum masalah perpindahan panas
yang melibatkan bahan-bahan biologis diselesaikan. Untuk menentukan
sifat termal suatu bahan, maka dilakukan persiapan sampel bahan dengan
karakteristik dimensi yang dikenal. Jika bahan yang ada memiliki bentuk
geometri bebas, maka bentuknya dibatasi dalam wadah dengan geometri
yang diketahui sehiungga perpindaha panasnya dapat diketahui
(Mohsenin 1980).
7
b. Massa jenis
Dalam perhitungan pindah panas, massa jenis dapat dituliskan dalam
bentuk berat spesifik dengan satuan kg/m3. Terdapat tiga cara untuk
menghitung massa jenis, yaitu:
1) Bulk density adalah perbandingan massa tumpukan terhadap volume
totalnya dimana volume total tersebut dihitung berdasarkan volume
produk dan rongga udara. Nilai ini dapat ditentukan dengan
persamaan:
𝑤2−𝑤1
𝜌𝑏 = ................................................................................. (2)
𝑉
METODOLOGI
Bahan yang digunakan adalah buah melon madu (honeydew) yang diperoleh
dari Total Buah Segar, Bogor dengan diameter 17.7 cm untuk ukuran besar dan
15.6 cm untuk ukuran kecil. Kematangan buah diasumsikan seragam terlihat dari
warna buah yang sama.
Alat
Alat yang digunakan pada penelitian ini yaitu unit HWT Chamber, hybrid
recorder, termokopel, termometer standar, heater, air dan es batu untuk kalibrasi
termokopel, timbangan digital, oven pengering, sebuah perangkat laptop yang
dilengkapi dengan software Microsoft Visual Basic 6.0 Enterprise Edition,
Microsoft excell, dan Statistical Analysis System (SAS) 9.0.
Prosedur Penelitian
Analisis Termofisik
Penelitian ini digunakan untuk mencari nilai inputan yang nantinya akan
digunakan sebagai input data pada program visual basic. Adapun nilai inputan
yang diperlukan untuk program ini adalah kadar air bahan, konduktivitas panas,
panas jenis, massa jenis, dan difusivitas panas.
1 Pengukuran kadar air dilakukan dengan menggunakan metode oven
pengering dengan prosedur sebagai berikut.
a. Suhu oven diatur ± 105oC.
b. Wadah atau cawan yang akan digunakan ditimbang.
c. Buah melon dengan berbagai ukuran dipotong dan dimasukkan ke
dalam cawan.
d. Cawan dipanaskan dalam oven selama 20 jam.
e. Pendinginan dalam eksikator hingga mencapai suhu kamar kemudian
dilakukan penimbangan.
f. Sampel dipanaskan ulang selama 30 menit dan didinginkan kembali
dalam eksikator untuk kemudian ditimbang kembali.
g. Pengulangan prosedur dilakukan hinga berat bahan stabil.
2 Massa jenis melon diukur dengan menggunakan metode true density yang
didasarkan pada penerapan hukum Archimedes dengan prosedur sebagai
berikut:
a. Sebuah gelas ukur berisi air disiapkan.
b. Potongan buah melon yang mewakili kulit hingga pusat buah
ditimbang dan diapatkan nilai W.
c. Potongan buah melon dimasukkan ke dalam gelas ukur berisi air, lalu
kenaikan volume air dalam gelas diukur sehingga didapatkan nilai V.
d. Nilai massa jenis dihitung dari membagi massa melon dengan
volumenya.
3 Nilai panas jenis dihitung dengan Persamaan 4, konduktivitas panas
dihitung dengan Persamaan 5, dan difusivitas panas dihitung dengan
Persamaan 6.
T1
T2
T3
Persamaan 11, 12, dan 13 merupakan persamaan yang akan digunakan pada
program pendugaan suhu selama waktu perlakuan air panas. Diagram alir
program penyebaran suhu terlihat pada Gambar 4.
12
Mulai
Tbahan, Tmedia, α,
r, KA, Hmedia, dt
𝑡𝑒𝑏𝑎𝑙
dr = 2
CP = (0.837+0.034(KA%)) x 1000
(𝛼 𝐶𝑝 𝜌)
K=
60
∆𝑥 2
M=
𝛼 ∆𝑡
1
Fo =
𝑀
ℎ 𝑑𝑟
Bi =
𝑘
M≥2 Tidak
Fo (Bi + 1) < 0.5
I=I+1
Waktu = Waktu + dt
Tidak T3 = Tmedia-3
Verifikasi Model
Perhitungan terhadap nilai kesalahan dilakukan dengan membandingkan
nilai pengukuran dan pendugaan menggunakan:
1 Koefisien determinasi atau koefisien penentuan (r2). Dinamakan demikian
karena nilai r2 dari variasi yang terjadi dalam variabel tak bebas (Y) dapat
dijelaskan oleh adanya regresi linier Y atas X. Dari nilai koefisien regresi
dapat diperoleh nilai koefisien korelasi yaitu dengan mengambil akar dari
nilai r2 (Sudjana 1975 dalam Muthmainnah 2014).
2 Menurut Trolle (2010), Root Mean Square Error (RMSE) adalah suatu
indikator yang digunakan untuk menghitung perbedaan nilai antara hasil
pengukuran sebenarnya dengan hasil pendugaan. Semakin kecil nilainya,
maka akan semakin baik. Rumus untuk menghitung nilai root mean square
error yaitu:
∑𝑛
𝑖−1(𝑋𝑜𝑏𝑠,𝑖 −𝑋𝑚𝑜𝑑𝑒𝑙,𝑖 )
2
𝑅𝑀𝑆𝐸 = √ ........................................................ (14)
𝑛
perbedaan yang signifikan pada nilai Cp pada buah melon ukuran besar dan kecil.
Hal ini menunjukkan adanya hubungan positif antara panas jenis dan kadar air
pada buah melon dikarenakan panas jenis air lebih tinggi dari padatannya,
sehingga penggunaan persamaan Siebel untuk menghitung panas jenis (Cp) sudah
cukup baik untuk digunakan pada bahan yang memiliki kadar air tinggi.
K atau konduktivitas menunjukkan kemampuan suatu bahan untuk
menghantarkan panas. Semakin besar nilai konduktivitasnya maka akan semakin
baik dalam menghantarkan panas. Berdasarkan hasil perhitungan, buah melon
besar memiliki nilai k sebesar 0.6018 Watt/moC dan buah melon kecil memiliki
nilai k 0.6056 Watt/moC. Nilai konduktivitas dari buah melon tersebut tidak
memiliki beda yang signifikan dikarenakan nilai tersebut dipengaruhi oleh nilai
kadar air dari melon itu sendiri dimana nilai kadar airnya juga tidak berbeda untuk
melon ukuran besar dan kecil.
Massa jenis merupakan perbandingan massa terhadap volume suatu bahan.
Pengukuran dilakukan dengan menggunakan metode True Density. Dari hasil
pengukuran, diperoleh massa jenis buah melon sebesar 981.55±12.8 kg/m3 untuk
melon ukuran besar dan 988.21±52.9 kg/m3 untuk melon ukuran kecil. Nilai
massa jenis untuk buah melon ukuran besar tidak memiliki beda yang signifikan
dengan massa jenis buah melon kecil.
Difusivitas panas diartikan sebagai laju pada saat panas terdifusi keluar dari
bahan. Nilai difusivitas panas dipengaruhi oleh konduktivitas panas (k), panas
jenis (Cp), dan massa jenis bahan (ρ). Buah melon ukuran besar memiliki nilai
difusivitas panas sebesar 0.000154 m2/menit, sedangkan buah melon ukuran kecil
memiliki nilai difusivitas panas sebesar 0.000153 m2/menit. Bahan yang memiliki
nilai k tinggi atau Cp rendah akan dengan jelas mempunyai nilai difusivitas panas
yang besar (Cengel 2003). Dari hasil pengukuran nilai k dan Cp sebelumnya
menunjukkan nilai yang tidak jauh berbeda untuk kedua ukuran. Selain itu, massa
jenis yang merupakan faktor pembagi juga memiliki nilai yang tidak berbeda jauh
sehingga menyebabkan nilai difusivitasnya tidak berbeda nyata. Sifat termofisik
buah melon madu pada beberapa ukuran dapat dilihat pada Tabel 1.
Pada penelitian ini, terdapat tiga titik pada masing-masing ukuran buah
melon yang akan diduga suhunya. Titik-titik tersebut berada di kulit buah (T1),
daging buah (T2), dan pada pusat buah (T3). Suhu pada masing-masing titik
15
48
44
40
Suhu (oC)
36
32 Suhu air
Suhu buah melon besar
28
Suhu buah melon kecil
24
0 50 100 150 200
Waktu (menit)
Gambar 6 Hasil pengukuran suhu pada buah melon selama perlakuan panas
Berdasarkan grafik, kenaikan suhu pada daging buah melon cukup lambat
karena letaknya yang berada jauh dari sumber panas. Pada buah melon besar,
membutuhkan waktu 192±8 menit agar suhu di pusat buah mencapai 45.1±0.5oC
dan pada buah melon kecil membutuhkan waktu 128±6 menit agar suhu pusat
buah mencapai 45.1±0.5oC. Hal ini menunjukkan bahwa ukuran buah
berpengaruh terhadap lama proses perlakuan air panas. Semakin besar ukuran
dimensi buahnya maka semakin lama waktu yang dibutuhkan agar suhu buah
mencapai suhu target.
bilangan Fourier, nilai M, dan Biot yang akan ditampilkan dalam kolom “Hasil
Perhitungan”. Hasil akhir berupa suhu media dan suhu buah pada akhir pendugaan
serta waktu total yang dibutuhkan. Pada kolom tersebut terdapat dua pilihan
tombol untuk menampilkan hasilnya dalam bentuk grafik, dan bentuk tabel.
Tampilan aplikasi pendugaan suhu selama perlakuan panas pada buah melon
ditunjukkan dalam Gambar 7. Untuk kode program aplikasi tersebut dapat dilihat
pada Lampiran 1.
Jika ingin melihat hasil dalam bentuk tabel, maka dapat dilakukan dengan
menekan tombol “lihat sebaran suhu”. Hasilnya dapat dilihat pada Gambar 8
dibawah ini.
Berdasarkan grafik hasil pendugaan tersebut, dapat dilihat jika bentuk kurva
hasil pendugaan mirip dengan grafik pada hasil percobaan. Pada akhir grafik, nilai
suhu daging buah mendekati suhu media air. Waktu yang dibutuhkan tertera pada
sumbu x dari grafik dan suhunya berada pada sumbu y dari grafik.
Nilai output berupa panas jenis, dan konduktivitas panas mendekati sama
untuk ukuran buah besar dan kecil karena nilai input kadar air yang tidak berbeda
nyata. Begitu juga dengan nilai difusivitas panas yang tidak berbeda nyata karena
nilai konduktivitas, massa jenis dan panas jenis yang digunakan untuk
menentukan nilai difusivitas tidak berbeda nyata. Sedangkan nilai koefisien
konveksi berbeda nilai koefisien pindah panas tergantung dari diameternya.
Melon dengan diameter besar memiliki nilai h yang kecil yaitu 243.80 W/moC
dibanding melon kecil yang bernilai 252.09 W/moC karena nilai h berbanding
terbalik dengan jari-jari buah.
Bilangan Biot (Bi) merupakan rasio antara tahanan luar dengan tahanan
dalam. Nilai Bi yang kurang dari 0.1 akan diabaikan karena tahanan dalam yang
sangat rendah. Nilai Bi dipengaruhi oleh dimensi, koefisien konveksi air dan
konduktivitas panas produk. Nilai Bi untuk melon ukuran besar sebesar 2.15 dan
untuk buah melon kecil sebesar 1.95 .
Dari aplikasi tersebut, waktu yang dibutuhkan agar suhu daging buah pada
melon besar mencapai 45.8oC adalah 366 menit dan pada buah melon kecil 296
menit. Jika dilihat pada tabel hasil sebarannya agar daging buah melon mencapai
suhu 45.1oC adalah 283 menit pada buah melon besar dan 230 menit pada buah
melon kecil. Dari hasil pendugaan tersebut, waktu yang dibutuhkan agar daging
buah mencapai suhu 45.1oC dipengaruhi oleh dimensi. Buah melon ukuran besar
membutuhkan waktu yang lebih lama dari pada buah melon ukuran kecil. Selain
dimensinya, nilai difusivitas panas dan Biot juga mempengaruhi lama perlakuan
panas. Nilai difusivitas menunjukkan laju panas yang terdifusi keluar bahan,
sehingga tebal bahan mempengaruhi proses penyebaran panas. Perbandingan hasil
pendugaan dan hasil pengukuran ditampilkan dalam bentuk grafik yang
ditunjukkan oleh Gambar 10.
20
48
45 oC
44
40
Suhu (oC)
36
Gambar 10 Hubungan antara waktu terhadap suhu pada daging buah melon
Grafik diatas merupakan perbandingan antara suhu hasil pendugaan dan
hasil pengukuran pada buah melon besar dan melon kecil di titik setengah jari-jari
buah. Menurut Williamson (2002) dalam Marsudi (2005), pemanasan dilakukan
hingga inti buah mencapai suhu 43 – 46.7oC dan dipertahankan selama 30-90
menit. Inti buah melon berupa rongga udara dengan banyak biji yang melekat
pada daging buah. Sedangkan larva lalat buah diasumsikan berada di dalam
daging buah di sekitar titik pengukuran setengah jari-jari buah. Suhu di titik
tersebut mencapai 43oC setelah waktu 148 menit pada buah melon besar dan 89
menit pada buah melon kecil. Pemanasan dihentikan setelah menit ke 192 untuk
melon besar dan menit ke 128 untuk melon kecil. Hal ini berarti suhu daging buah
sudah berada pada suhu yang ditargetkan selama 44 menit pada melon besar dan
39 menit pada melon kecil.
Berdasar grafik diatas, terlihat perbedaan antara kurva hasil pendugaan
dengan kurva hasil pengukuran. Dalam pendugaan, penyebaran suhu pada buah
melon dihitung dengan persamaan dengan metode finite difference. Parameter-
parameter yang digunakan hanya berasal dari sifat termofisik dari buah melon
yang diasumsikan seragam seperti kadar air dari buah melon yang bernilai ±92%
dianggap seragam pada setiap titik dalam buah. Padahal kenyataannya, kadar air
di kulit melon, bagian daging buah, dan pusat buah berbeda. Kemudian, adanya
faktor lain seperti kondisi lingkungan, suhu air yang tidak stabil, goncangan pada
termokopel yang dapat mempengaruhi hasil pengukuran.
Verifikasi Model
Model pendugaan yang telah dibuat oleh program Visual Basic harus
diverifikasi untuk mengetahui ada tidaknya kesalahan dalam program dan apakah
program tersebut berjalan dengan baik. Verifikasi model dilakukan dengan
21
y = 1.4979x - 17.437
44 R² = 0.9956
y = 1.16x - 4.8192
Suhu Pengukuran (oC)
R² = 0.9875
40
36
32
28
Melon Besar
Melon Kecil
24
24 28 32 36 40 44 48
Suhu Pendugaan (oC)
panas dari tiga pengulangan yang dilakukan untuk masing-masing ukuran buah.
Uji beda nyata dilakukan dengan menggunakan program SAS. Hasilnya disajikan
dalam Tabel 4.
Tabel 4 Uji BNT pada lama waktu perlakuan air panas
Ukuran Waktu (menit)
Besar 283.333 ± 4.18a
Kecil 229.667 ± 9.53b
Hasil dari tabel menunjukkan bahwa waktu duga yang dibutuhkan selama
perlakuan air panas pada buah melon besar memiliki beda nyata terhadap buah
melon kecil. Faktor yang mempengaruhinya adalah diameter dari buah melon.
Untuk itu, perlu dibuat hubungan antara diameter buah melon terhadap lama
waktu perlakuan air panas. Hasilnya dapat dilihat pada Gambar 12.
300
280
260
240 y = 2635.5x - 183.19
Waktu (menit)
R² = 0.9999
220
200
180
160
140 Buah melon besar
120 Buah melon kecil
100
0,15 0,155 0,16 0,165 0,17 0,175 0,18 0,185
Diameter (meter)
Gambar 12 Hubungan diameter buah terhadap lama waktu perlakuan air panas
Simpulan
Saran
Perlu penelitian yang lebih lanjut mengenai mutu dari buah melon setelah
perlakuan air panas karena perlakuan yang menggunakan air panas dengan suhu
47oC, serta penelitian tentang suhu yang optimal agar kualitas buah melon tetap
terjaga. Panas yang berlebihan dikhawatirkan akan merubah kualitas dan
karakteristik termofisik pada buah melon bagian kulit dan daging buah.
Pembuatan program untuk komoditas lain sangat dianjurkan untuk jenis
komoditas yang sering mengalami kendala hama lalat buah. Selain itu, pembuatan
model matematika untuk komoditas dengan bentuk selain bola juga dapat
dikembangkan agar program yang dibuat tidak terbatas pada bentuk.
24
DAFTAR PUSTAKA
jarijari = diameter / 2
dr = jarijari / 2 * 2
Label15.Caption = dr
Label15.Visible = True
cp = koefpanas * 1000
Label17.Caption = cp
Label17.Visible = True
M = dr ^ 2 / (difusivitas * dt)
Label20.Caption = Format(M, "###.####")
If M < 2 Then
MsgBox "Ulangi Pemasukan Data (Syarat tidak Terpenuhi)"
Label20.Visible = False
Else
Label20.Visible = True
End If
Fo = (1 / M)
Label21.Caption = Format(Fo, "#0.####")
Label21.Visible = True
Bi = (hair * dr) / kproduk
Label22.Caption = Format(Bi, "##0.####")
28
jarijari = diameter / 2
dr = jarijari / 2 * 2
konduktivitas = (0.00493 * kadarair) + 0.148
koefpanas = 0.837 + (0.034 * kadarair)
difusivitas = konduktivitas / (massajenis * koefpanas)
cp = koefpanas * 1000
kproduk = (difusivitas * cp * massajenis) / 60
hair = simulasi.Label19.Caption
M = dr ^ 2 / (difusivitas * dt)
Fo = (1 / M)
Bi = (hair * dr) / kproduk
waktu = 0
T1 = tbahan
T2 = tbahan
T3 = tbahan
I=1
Do
T1 = (2 * Fo * ((Bi * tmedia) + T2)) + (T1 * (1 - (2 * Fo) - (2 * Fo * Bi)))
T2 = (Fo * (T1 + T3 - (2 * T2))) + T2
T3 = (2 * Fo * (T2 - T3)) + T3
waktu = waktu + dt
.RowCount = I
.Row = I
.Column = 1: .Data = waktu: .ColumnLabel = "Suhu Permukaan"
.Column = 2: .Data = T1
.Column = 3: .Data = waktu: .ColumnLabel = "Suhu Setengah Pusat"
.Column = 4: .Data = T2
.Column = 5: .Data = waktu: .ColumnLabel = "Suhu Pusat"
.Column = 6: .Data = T3
I=I+1
Loop Until T3 >= (tmedia - 2)
End With
With MSChart1.Plot.Axis(VtChAxisIdX)
.ValueScale.Auto = False
.ValueScale.MinorDivision = 2
End With
With MSChart1.Plot.Axis(VtChAxisIdY)
.ValueScale.Auto = False
.ValueScale.Maximum = 50
.ValueScale.Minimum = 25
.ValueScale.MajorDivision = 25
.ValueScale.MinorDivision = 2
End With
End Sub
30
'===========MENAMPILKAN TABEL==============
Private Sub Form_Load()
tbahan = simulasi.Text1.Text
tmedia = simulasi.Text2.Text
diameter = simulasi.Text3.Text
massajenis = simulasi.Text4.Text
kadarair = simulasi.Text5.Text
dt = simulasi.Text6.Text
jarijari = diameter / 2
dr = jarijari / 2 * 2
konduktivitas = (0.00493 * kadarair) + 0.148
koefpanas = 0.837 + (0.034 * kadarair)
difusivitas = konduktivitas / (massajenis * koefpanas)
cp = koefpanas * 1000
kproduk = (difusivitas * cp * massajenis) / 60
hair = simulasi.Label19.Caption
M = dr ^ 2 / (difusivitas * dt)
Fo = (1 / M)
Bi = (hair * dr) / kproduk
waktu = 0
T1 = tbahan
T2 = tbahan
T3 = tbahan
With MSFlexGrid1
.Cols = 4
.Row = 0
.Col = 0: .Text = "Waktu (Menit ke)": .ColWidth(0) = 1500
.Col = 1: .Text = "T1 (o C)"
.Col = 2: .Text = "T2 (o C)"
.Col = 3: .Text = "T3 (o C)"
I=1
Do
T1 = (2 * Fo * ((Bi * tmedia) + T2)) + (T1 * (1 - (2 * Fo) - (2 * Fo * Bi)))
T2 = (Fo * (T1 + T3 - (2 * T2))) + T2
T3 = (2 * Fo * (T2 - T3)) + T3
waktu = waktu + dt
.Rows = .Rows + 1
.Row = I
.Col = 0: .Text = Format(waktu, "####,###.#")
.Col = 1: .Text = Format(T1, "###,###.#")
.Col = 2: .Text = Format(T2, "###,###.#")
.Col = 3: .Text = Format(T3, "###,###.#")
31
I=I+1
End With
End Sub
'===========MENYIMPAN DATA==============
Private Sub Command1_Click()
tbahan = simulasi.Text1.Text
tmedia = simulasi.Text2.Text
diameter = simulasi.Text3.Text
massajenis = simulasi.Text4.Text
kadarair = simulasi.Text5.Text
dt = simulasi.Text6.Text
jarijari = diameter / 2
dr = jarijari / 2 * 2
konduktivitas = (0.00493 * kadarair) + 0.148
koefpanas = 0.837 + (0.034 * kadarair)
difusivitas = konduktivitas / (massajenis * koefpanas)
cp = koefpanas * 1000
kproduk = (difusivitas * cp * massajenis) / 60
hair = simulasi.Label19.Caption
M = dr ^ 2 / (difusivitas * dt)
Fo = (1 / M)
Bi = (hair * dr) / kproduk
waktu = 0
T1 = tbahan
T2 = tbahan
T3 = tbahan
waktu = 0
T1 = tbahan
T2 = tbahan
T3 = tbahan
32
I=1
Do
T1 = (2 * Fo * ((Bi * tmedia) + T2)) + (T1 * (1 - (2 * Fo) - (2 * Fo * Bi)))
T2 = (Fo * (T1 + T3 - (2 * T2))) + T2
T3 = (2 * Fo * (T2 - T3)) + T3
waktu = waktu + dt
Write #1, Format(waktu, "####,###.#"), _
Format(T1, "###,###.#"), _
Format(T2, "###,###.#"), _
Format(T3, "###,###.#")
I=I+1
Loop Until T3 >= (tmedia - 2)
Close #1
salah:
Exit Sub
End Sub
33
D = 0,177 m
∆T = 46,63-30,15 = 16,48
𝑇𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛+𝑇𝑚𝑒𝑑𝑖𝑎
Trata-rata = 2
30,15+46,63
= 2
= 38,4ºC
Dengan menggunakan tabel pindah panas untuk air yang terdapat pada
lampiran 5, maka didapat :
Pr = 4,47
βgρ2
= 7,60988707 x 108 1/( m3 ºC)
µ2
βgρ2
GRD = x D3 x ∆T
µ2
= 7,60988707 x 108 x (0,177)³ x 16,48
= 69543288
NuD = 2 + 0,5 x (GRD Pr)1/4
= 68,414029
h = (NuD x kair)/D
68,414029 𝑥 0,63077 𝑊/𝑚º𝐶
= 0,177
= 243,805
Diameter
Media Ukuran Pr βgρ2/µ2 GRD NUD h
(m)
Besar 0,1770 4,47 7,609 x 108 69543288 68,41 243,80
Air
Kecil 0,1566 4,47 7,609 x 108 48162685 62,58 252,09
34
Lampiran 3 Nilai sebaran suhu pengukuran dan pendugaan selama perlakuan air
panas pada daging buah melon ukuran besar
Menit ke T ukur T duga │T duga-T ukur│ (T duga-T ukur)^2
1 28,5 30,2 1,68 2,83
2 28,8 30,2 1,40 1,96
3 29,0 30,3 1,30 1,69
4 29,2 30,4 1,18 1,40
5 29,5 30,5 1,03 1,07
6 29,7 30,6 0,92 0,84
7 29,9 30,7 0,78 0,61
8 30,2 30,8 0,65 0,42
9 30,3 31 0,70 0,49
10 30,6 31,1 0,47 0,22
11 30,8 31,2 0,37 0,13
12 31,1 31,4 0,35 0,12
13 31,2 31,5 0,27 0,07
14 31,5 31,7 0,20 0,04
15 31,7 31,8 0,12 0,01
16 31,9 32 0,15 0,02
17 32,1 32,1 0,03 0,00
18 32,2 32,2 0,02 0,00
19 32,4 32,4 0,05 0,00
20 32,6 32,5 0,07 0,00
21 32,8 32,7 0,07 0,00
22 32,9 32,8 0,13 0,02
23 33,0 32,9 0,13 0,02
24 33,4 33,1 0,25 0,06
25 33,4 33,2 0,18 0,03
26 33,7 33,3 0,37 0,13
27 33,9 33,4 0,48 0,23
28 34,1 33,6 0,50 0,25
29 34,4 33,7 0,70 0,49
30 34,4 33,8 0,58 0,34
31 34,6 33,9 0,65 0,42
32 34,7 34,1 0,63 0,40
33 34,9 34,2 0,67 0,44
34 35,0 34,3 0,65 0,42
35 35,2 34,4 0,77 0,59
36 35,4 34,5 0,88 0,78
37 35,4 34,6 0,80 0,64
38 35,7 34,7 0,95 0,90
39 35,8 34,8 1,02 1,03
40 36,0 35 0,97 0,93
41 36,1 35,1 0,98 0,97
35
Lampiran 4 Nilai sebaran suhu pengukuran dan pendugaan selama perlakuan air
panas pada daging buah melon ukuran kecil
gβρ2cp/µk
T (◦C) Cp (Kj/kg◦C) ρ(kg/m3) μ(kg/m.s) k (W/m◦C) Pr
(1/m3◦C)
26,67 4,179 995,8 8,6 0,614 5,85 1.91 x 1010
32,22 4,174 994,9 7,65 0,623 5,12 2.48 x 1010
37,78 4,174 993,0 6,82 0,63 4,53 3.3 x 1010
43,33 4,174 990,6 6,16 0,637 4,04 4.19 x 1010
48,89 4,174 988,8 5,62 0,644 3,64 4.89 x 1010
Sumber : Holman, J.P (1990)
44
RIWAYAT HIDUP
Fikri Azali Faisal Syaf. Lahir di Bandung, 30 Desember
1994 dari ayah Munsarif dan Ibu Siti Munawaroh, sebagai
anak pertama dari dua bersaudara. Pendidikan SD ditempuh
penulis di SD Negri 1 Cikadut, Bandung pada tahun 2001
hingga 2002. Kemudian melanjutkan di SD 1 Jogomertan,
Kebumen hingga tahun 2006. Penulis melanjutkan
pendidikan menengah pada tahun 2007 di SMP Negeri 1
Klirong dan lulus tahun 2009. Penulis menamatkan SMA
pada tahun 2012 dari SMA Negeri 1 Pejagoan dan pada
tahun yang sama diterima di Institut Pertanian Bogor
melalui jalur SNMPTN Undangan. Penulis memilih program studi Teknik Mesin
dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian. Selama perkuliahan, penulis
mengikuti kegiatan seperti kepanitiaan dalam Mechanical and Biosystem Fair
sebagai anggota SF, anggota klub Hidroponik TMB, dan padatahun 2016 menjadi
asisten pada mata kuliah Kekuatan Bahan.
Penulis melakukan praktik lapangan di CV Frinsa Agrolestari,
Pangalengan, Bandung dengan judul “Aspek Keteknikan pada Proses Pengolahan
dan Pendistribusian Kopi di CV Frinsa Agrolestari, Pangalengan, Bandung”.
Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Teknik, penulis
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Model Finite Difference untuk Menduga
Suhu dan Lama Proses Perlakuan Air Panas sebagai Teknologi Karantina pada
Melon Madu.