Penyusun
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................. i
DAFTAR ISI ................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................ 1
1.2 Tujuan Penulisan ..................................................................... 1
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, masyarakat
mengalami peningkatan pengetahuan tentang kesehatan dan perkembangan
informasi semakin cepat.
Pembangunan fasilitas kesehatan seperti rumah sakit, sebagai unit tempat
pelayanan kesehatan, bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan yang
bermutu sesuai dengan standar untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan
masyarakat.
Namun, perubahan pola hidup termasuk dalam bidang kesehatan sering
dihadapkan dalam suatu hal yang berhubungan langsung dengan norma dan
budaya yang dianut oleh masyarakat yang bermukim dalam suatu tempat
tertentu.
B. TUJUAN PENULISAN
Tujuan Umum
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikososial tentang budaya dan
kebudayaan masyarakat dirumah sakit.
Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui apa definisi budaya
2. Untuk mengetahui Pandangan Budaya Terhadap Budaya Sehat-Sakit
3. Untuk mengetahui Perilaku Sakit Secara Budaya
4. Untuk mengetahui Pandangan Budaya Terhadap Kematian
5. Untuk mengetahui Etiologi Penyakit Dari Pandangan Budaya
6. Untuk mengetahui Pengertian kebudayaan dan rumah sakit
7. Untuk mengetahui Kebudayaan rumah sakit
8. Untuk menegtahui Karakteristik kebudayaan rumah sakit
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Budaya
1. Pengertian budaya
Budaya adalah suatu cara hidup yang terdapat pada sekelompok
manusia, yang berkembang dan diwariskan secara turun-temurun dari
generasi ke generasi berikutnya.
Ada juga yang mengatakan bahwa arti budaya adalah suatu pola hidup
yang tumbuh dan berkembang pada sekelompok manusia yang mengatur
agar setiap individu mengerti apa yang harus dilakukan, dan untuk
mengatur tingkah laku manusia dalam berinteraksi dengan manusia
lainnya.
Secara bahasa, kata “budaya” berasal dari bahasa Sansekerta,
yaitu Buddhaya yang merupakan bentuk jamak dari kata Buddhi dimana
artinya adalah segala hal yang berhubungan dengan budi dan akal
manusia. Dalam hal ini, budaya sangat berkaitan dengan bahasa atau cara
berkomunikasi, kebiasaan di suatu daerah atau adat istiadat.
2. Pandangan Budaya Terhadap Budaya Sehat-Sakit
Istilah sehat mengandung banyak muatan kultural, sosial dan pengertian
professional yang beragam. Sehat sanhgat erat kaitannya dengan kesakitan
dan penyakit.
Definisi WHO (1981) : Health is a state of complete physical, mental and
social well being, and not merely the absence of disease or infirmity
WHO mendefinisikan sehat adalah suatu keadaan sempurna baik jasmani,
rohani, maupun kesejahteraan sosial seseorang.
3. Perilaku Sakit Secara Budaya
Perilaku sakit adalah segala bentuk tindakan yang dilakukan oleh individu
yang sedang sakit agar memperoleh kesembuhan.
4
4. Pandangan Budaya Terhadap Kematian
Apabila berpegang pada arti kematian yang menyatakan berhentinya seluruh
organ pendukung kehidupan sehingga tidak ada aktivitas individu. Misalnya suku
jawa meyakini bahwa kematian adalah awal dari kehidupan selanjutnya. Melalui
keyakinan hidup abadi melakukan ritual ritual untuk mengiringi kembalinya roh
kedunia abadi. Tubuh orang yang meninggal mendapatkan perawatan sebelum
dikebumikan sebagai simbol usaha pembersihan dari segala hal yang menghalangi
perjaanan gaibnya.
5. Etiologi Penyakit Dari Pandangan Budaya
Budaya memengaruhi kesehatan adalah pandangan suatu masyarakat terhadap
tindakan yang mereka lakukan ketika mereka mengalami sakit, ini akan sangat
dipengaruhi oleh budaya, tradisi, dan kepercayaan yang ada dan tumbuh dalam
masyarakat tersebut. Misalnya masyarakat yang sangat mempercayai dukun yang
memiliki kekuatan gaib sebagai penyembuh ketika mereka sakit, dan bayi yang
menderita demam atau diare berarti pertanda bahwa bayi tersebut akan pintar
berjalan, jadi dapat disimpulkan bahwa budaya sangat dipengaruhi kesehatan baik
individu atau kelompok.
1
Antropolgi mempunyai pengertian yang sama tentang istilah tersebut. Seorang Ahli
Antropologi yang mencoba mengumpulkan definisi yang pernah dibuat
mengatakan ada sekitar 160 defenisi kebudayaan yang dibuat oleh para ahli
Antropologi. Tetapi dari sekian banyak definisi tersebut ada suatu persetujuan
bersama diantara para ahli Antropologi tentang arti dari istilah tersebut. Salah satu
definisi kebudayaan dalam Antropologi dibuat seorang ahli bernama Ralph Linton
yang memberikan defenisi kebudayaan yang berbeda dengan pengertian
kebudayaan dalam kehidupan sehari-hari:
“Kebudayaan adalah seluruh cara kehidupan dari masyarakat dan tidak hanya
mengenai sebagian tata cara hidup saja yang dianggap lebih tinggi dan lebih
diinginkan”.
Jadi, kebudayaan menunjuk pada berbagai aspek kehidupan. Istilah ini meliputi
cara-cara berlaku, kepercayaan-kepercayaan dan sikap-sikap, dan juga hasil dari
kegiatan manusia yang khas untuk suatu masyarakat atau kelompok penduduk
tertentu.
Rumah sakit di Indonesia pada awalnya dibangun oleh dua institusi. Pertama adalah
3
pemerintah dengan maksud untuk menyediakan pelayanan kesehatan bagi masyarakat
umum terutama yang tidak mampu. Kedua adalah institusi keagamaan yang
membangun rumah sakit nirlaba untuk melayani masyarakat miskin dalam rangka
penyebaran agamanya. Hal yang menarik akhir-akhir ini adalah adanya perubahan
orientasi pemerintah tentang manajemen rumah sakit dimana kini rumah sakit
pemerintah digalakkan untuk mulai berorientasi ekonomis. Untuk itu, lahirlah konsep
Rumah Sakit Swadana dimana investasi dan gaji pegawai ditanggung pemerintah
namun biaya operasional rumah sakit harus ditutupi dari kegiatan pelayanan
kesehatannya (Rijadi 1994). Dengan demikian, kini rumah sakit mulai memainkan
peran ganda, yaitu tetap melakukan pelayanan publik sekaligus memperoleh
penghasilan (laba ?) atas operasionalisasi pelayanan kesehatan yang diberikan kepada
masyarakat.
Rumah sakit di Indonesia pada awalnya dibangun oleh dua institusi. Pertama adalah
pemerintah dengan maksud untuk menyediakan pelayanan kesehatan bagi masyarakat
umum terutama yang tidak mampu. Kedua adalah institusi keagamaan yang
membangun rumah sakit nirlaba untuk melayani masyarakat miskin dalam rangka
penyebaran agamanya. Hal yang menarik akhir-akhir ini adalah adanya perubahan
orientasi pemerintah tentang manajemen rumah sakit dimana kini rumah sakit
pemerintah digalakkan untuk mulai berorientasi ekonomis. Untuk itu, lahirlah konsep
Rumah Sakit Swadana dimana investasi dan gaji pegawai ditanggung pemerintah
namun biaya operasional rumah sakit harus ditutupi dari kegiatan pelayanan
kesehatannya (Rijadi 1994). Dengan demikian, kini rumah sakit mulai memainkan
peran ganda, yaitu tetap melakukan pelayanan publik sekaligus memperoleh
penghasilan (laba ?) atas operasionalisasi pelayanan kesehatan yang diberikan kepada
masyarakat.
4
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Budaya mempunyai pengaruh luas terhadap kehidupan individu. Oleh sebab itu,
penting bagi perawat mengenal latar belakang budaya orang yang dirawat. misalnya
kebiasaan hidup sehari-hari, seperti tidur, makan, pekerjaan, pergaulan sosial dan lain-lain.
Nilai-nilai budaya timur masih sangat kental, seperti misalnya wanita yang sedang
hamil ingin diperiksa oleh bidan atau perawat wanita daripada dengan dokter pria. Hal ini
menunjukkan bahwa budaya timur masih kental dengan hal-hal yang dianggap tabu. Dalam
Masyarakat tradisional sistem pengobatan tradasional ini adalah pranata sosial yang harus
dipelajari dengan cara yang sama seperti mempelajari pranata sosial umumnya dan bahwa
praktek pengobatan asli (tradisional) adalah rasional dilihat dari sudut kepercayaan yang
berlaku mengenai sebab akibat.
B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan di atas maka kami memberi saran agr
mahasiswa mampu mengetahui dan memahami tentang budaya dan kebudayaan
masayarakat rumah sakit.
5
DAFTAR PUSTAKA
https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-budaya.html
http://ankhgaraalharris.blogspot.com/2010/07/ankhgara-yanthi.html