Anda di halaman 1dari 17

KEBUTUHAN NUTRISI DIET PADA KLIEN

DENGAN GANGGUAN SALURAN PENCERNAN

DISUSUN OLEH:

1. Raniah Dafira Hasnah (1814901004)


2. Leti Kristia Melania (1814901020)
3. Kholisatul Muawanah (1814901025)
4. Tri Pangestu Rahmadhani (1814901034)

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG


JURUSAN KEPERAWATAN
T.A 2019/2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,taufiq dan hidayah-
Nya kepada kita semua, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan judul
“kebutuhsn nutrisi pada klien dengan gangguan pencernaan”. Terimakasih kepada
semua pihak yang telah membantu kami dalam penyelesaian tugas ini. Semoga dengan
terselesaikannya tugas ini kami berharap ini dapat membantu dan menambah wawasan bagi
para pembaca.
Kami menyadari bahwa tugas ini kurang sempurna. Oleh karena itu, dengan senang
hati kami senantiasa menerima kritik dan saran yang membangun dari para pembaca.

Bandar Lampung, Agustus 2019

2
DAFTAR ISI

JUDUL………………………………………………………………………………….

KATA PENGANTAR………………………………………………………………….2

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………...3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang………………………………………………………………4
B. Rumusan Masalah ……..…………………………………………………...4

BAB II PEMBAHASAN

A. Diet pada pasien penyait lambung…………………………………....................5


B. Diet pada pasian penyakit usus halus dan usus besar……………………….......12
C. Diet pada pasien saluran pencernaan…………………………………................12

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan……………………………………………………………………....16

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem saluran pencernaan adalah saluran yang berfungsi untuk mencerna
makanan, mengabsorpsi zat-zat gizi, dan mengekresi sisa-sisa pencernaan. Saluran
cerna terdiri atas mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar dan anus.
Gangguan pencernaan dan absorpsi dapat terjadi pada proses menelan, mengosongkan
lambung, absorpsi zat-zat gizi, dan proses buang air besar (defekasi). Gangguan ini
antara lain terjadi karena infeksi atau peradangan, gangguan motilitas, perdarahan
atau hematemesis – melena, kondisi saluran cerna pasca bedah, dan tumor atau
kanker. Penyakit-penyakit saluran cerna yang terjadi antara lain stenosis esofagus,
gastritis akut atau kronik, hematenesis –melena, ulkus peptikum, sindroma dumping,
hemoroid, diare dan kostipasi.
Manifestasi yang terjadi pada pasien dapat berupa disfagia, dyspepsia, diare,
konstipasi hematenesis, melena dan hematokesia. Menurut lokasinya, penyakit
saluran cerna dibagi dalam 2 kelompok, yaitu penyakit saluran cerna atas dan
penyakit saluran cerna bawah.

B. RUMUSAN MASALAH
Makalah ini akan membahas tentang :
1. Diet pada pasien penyakit lambung.
2. Diet pada pasien dengan penyakit pada usus halus dan usus besar.
3. Diet pada saluran perncernaan

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pada Pasien Penyakit Lambung


Penyakit lambung atau gastrointestinal meliputi gastritis akut dan kronis, ulkus
peptikum, pasca-operasi lambung yang sering diikuti dengan “dumping syndrome” dan
kanker lambung. Gangguan gastrointestinal sering d hubungkan dengan emosi atau
psikoneurosis dan makan terlalau cepat karena kurang di kunyah serta terlalu banyak
merokok.
Gangguan pada lambung umumnya berupa sindroma distepsia, yaitu kumpulan
gejala yang terdiri dari mual, muntah, nyeri efigastrium, kembung, nafsu makan
berkurang dan rasa cepat kenyang.

1. Tujuan Diet
Tujuan diet penyakit lambung adalah untuk memberikan makan dan cairan
secukupnya yang tidak meberatkan lambung serta mencegah dan menetralakn sekresi
asm lambung yang berlebihan.

2. Syarat Diet
Syarat diet penyakit lambung adalah:
1) Mudah cerna, porsi kecil dan sering di berikan.
2) Energy dan protein cukup, sesuai kemampuan pasien untuk menerimanya.
3) Lemak rendah, yaitu 10 – 15 % dari kebutuhan energy total yang di
tingkatkan secara bertahap hingga sesuai dengan kebutuhan.
4) Rendah serat, terutama serat tidak arut air yang di tingkatkan secara bertahap.
5) Cairan cukup, terutama bila ada muntah.
6) Tidak mengandung bahan makanan atau bumbu yang tajam, baik secara
termis, mekanis, maupun kimia ( disesuaikan daya terima perorangan).
7) Laktosa rendah bila ada gejala intoleransi laktosa, umumnya tidak di anjurkan
minum susu terlalu banyak.
8) Makan secara perlahan di lingkunan yang tenang.
9) Pada fase akut dapat diberikan makan parenteral saja selama 24 – 48 jam
untuk member istirahat pada lambung.

5
3. Macam Diet dan indikasi pemberian
Diet lambung diberikan pada pasien dengan gastritis, ulkus pektikum, tifus
abdominalis, dan paska bedah saluran cerna atas.

1. Diet Lambung 1
Diet lambung I diberikan pada pasien gastritis akut, ulkus pektikum, paska
pendarahan, dan tifus abdominalis berat. Makanan diberikan dalam bentuk saring
dan merupakan perpindahan dari pasca - hematemesis - melena, atau setelah fase
akut teratasi. Makanan diberikan setiap tiga jam ( lihat makan saring ) selama 1-2
hari saja karena membosankan serta kurang energi , zat besi , tiamin , dan vitamin
C.

2. Diet Lambung II
Diet lambung II diberikan sebagai perpindahan dari diet lambung I, kepada pasien
dengan ulkus pektikum atau gastritis kronis dan tifus abdominalis ringan.
Makanan berbentuk lunak, porsi keci serta deberikan berupa 3 kali makanan
lengkap dan 2 – 3 kali makanan selingan. Makanan ini cukup energy, protein,
vitamin C, tetapi kurang tiamin.

Bahan Makanan Sehari


Bahan makanan Berat (g) Urt
Beras 90 3,5 gls bubur
Roti 40 2 iris
Maizena 20 4 sdm
Daging 100 2 ptg sdg
Telur ayam 100 2 btr
Tempe 100 4 ptg sdg
Sayuran 250 2,5 gls
Buah 200 2 ptg sdg papaya
Margarine 35 3,5 sdm
Gula pasir 65 6,5 sdm
Susu 300 1,5 gls

6
Nilai Gizi
Energi 1942 kkal Besi 28,5 mg
Protein 75 g Vitamin A 15369 RE
Lemak 79 g Tiamin 0,8 mg
Karbohidrat 241 g Vitamn C 205 mg
Kalsium 817 mg

Pembagian Bahan Makanan Sehari


Pagi Pukul 10.00
beras 30 g = 1,25 gls bubur maizena 20 g = 4 sdm
telur ayam 50 g = 1 btr gula pasir 25 g = 2,5 sdm
sayuran 50 g = 0,5 gls susu 100 g = 0,5 gls
gula pasir 10 g = 1 sdm
margarin 5 g = 0,5 sdm

Siang Pukul 16.00


beras 30 g = 1,25 gls bubur roti 40 g = 2 iris
daging 50 g = 1 ptg sdg margarine 10 g = 1 sdm
tempe 50 g = 2 ptg sdg telur 50 g = 1 btr
sayuran 100 g = 1 gls gula pasir 10 g = 1 sdm
pepaya 100 g = 1 ptg sdg
gula pasir 10 g = 1 sdm
margarine 10 g = 1 sdm

Malam Pukul 20.00


beras 30 g = 1,25 gls bubur susu 200 g = 1 gls
daging 50 g = 1 ptg sdg gula pasir 10 g = 1 sdm
tempe 50 g = 2 ptg sdg
sayuran 100 g = 1 gls
pepaya 100 g = 1 ptg sdg
margarine 10 g = 1 sdm

7
Bahan Makanan Yang Dianjurkan Dan Tidak Dianjurkan
Bahan Dianjurkan Tidak dianjurkan
makanan
Sumber Beras dibubur atau ditim; kentang Beras ketan, beras tumbuk, roti
karbohidrat dipure; macaroni direbus; roti whole wheat, jagung; ubi,
dipanggang; biscuit; krekers; mi, bihun, singkong, tales; cake, dodol,dan
tepung-tepungan dibuat pudding atau berbagai kue yang terlalu manis
bubur. dan beremak tinggi.

Sumber Daging sapi empuk, hati, ikan, ayam Daging, ikan ,ayam yang diawet,
protein hewani digiling atau dicincang dan direbus, digoreng; daging babi; telur
disemur, ditim, dipanggang; telur ayam diceplok atau digoreng.
direbus, didadar, ditim, diceplok air dan
dicampur dalam makanan; susu.

Sumber Tahu, tempe disrebus ditim, ditumis; Tahu, tempe digoreng; kacang
protein nabati kacang hijau direbus, dan dihaluskan. tanah, kacang merah, kacang
polo.

Sayuran Sayuran yang tidak banyak serat dan Sayuran mentah, sayuran
tidak menimbulkan gas dimasak; berserat tinggi dan menimbulkan
bayam, bir, labu siam, labu kuning, gas seperti daun singkong,
wortel, tomat direbus dan ditumis. kacang panjang, kol, lobak,
sawi, dan asparagus.

Buah-buahan Papaya, pisang, jeruk manis, sari buah; Buah yang tinggi serat atau
pir dan peach dalam kaleng. dapat menimbulkan gas seperti
jambu biji, nanas, apel,
kedondong, durian, nangka;
buah yang dikeringkan.

Lemak Margarine dan mentega; minyak untuk Lemak hewan, santan kental.

8
Minuman menumis dan santan encer. Minuman yang mengandung
Sirup, teh. soda dan alcohol, kopi, ice
cream.

Bumbu Gula, garam, vetsin, kunci, kencur, jahe, Lombok, bawang, merica, cuka,
kunyit, terasi, laos, saam sereh. dan sebagainya yang tajam.

3. Diet Lambung III


Diet lambung III diberikan sebagai perpindahan dari diet lambung II
pada pasien dengan ukus pektikum, gastritis kronis, atau tifus abdominalis
yang hamper sembuh. Makanan yang berbentuk lunak atau yang bergantung
pada toleransi pasien. Makanan ini cukup energy dan zat gizi lainnya.

Bahan Makanan Sehari


Bahan makanan Berat (g) urt
Beras 200 4 gls tim
Maizena 15 3 sdm
Biscuit 20 2 bh
Daging 100 2 ptg sdg
Telur ayam 50 1 btr
Tempe 100 4 ptg sdg
Sayuran 250 2,5 gls
Buah 200 2 ptg sdg papaya
Minyak 25 2,5 sdm
Gula pasir 40 4 sdm
Susu 200 1 gls

Nilai Gizi
Energy 2054 kkal Besi 26 mg
Protein 70 g Vitamin A 29103 RE
Lemak 69 g Tiamin 0,8 mg
Karbohidrat 290 g Vitamn C 204 mg
Kalsium 653 mg

9
Pembagian Bahan Makanan Sehari

Pagi Pukul 10.00


beras 50 g = 1 gls tim maizena 15 g = 3 sdm
telur ayam 50 g = 1 btr gula pasir 20 g = 2 sdm
sayuran 50 g = 0,5 gls
gula pasir 10 g = 1 sdm
minyak 5 g = 0,5 sdm

Siang dan Malam Pukul 16.00


beras 75 g = 1,5 gls tim biskuit 20 g = 2 bh
daging 50 g = 1 ptg sdg susu 200 g = 1 gls
tempe 50 g = 2 ptg sdg gula pasir 10 g = 1 sdm
sayuran 100 g = 1 gls
pepaya 100 g = 1 ptg sdg
gula pasir 10 g = 1 sdm

Bahan Makanan Yang Dianjurkan Dan Tidak Dianjurkan


Bahan Dianjurkan Tidak dianjurkan
makanan
Sumber Beras ditim, nasi; kentang direbus, Beras ketan, beras tumbuk, roti
karbohidrat dipure; macaroni, mi, bihun direbus; whole wheat, jagung; ubi,
roti, biscuit, krekers; tepung-tepungan singkong, tales; cake, kentang
dibuat pudding atau bubur digoreng, dodol dan sebagainya.

Sumber Daging sapi empuk, hati, ikan, ayam Daging, ikan ,ayam yang
protein hewani direbus, disemur, ditim, dipanggang; dikaleng, dikeringkan, diasap,
telur ayam direbus, didadar, ditim, diberi bumbu-bumbu tajam;
diceplok air dan dicampur dalam daging babi; telur digoreng.
makanan; susu.
Sumber Tahu, tempe disrebus, ditim, ditumis; Tahu, tempe digoreng; kacang
protein nabati kacang hijau direbus. tanah, kacang merah, kacang
polo.

10
Sayuran Sayuran yang tidak banyak serat dan Sayuran dikeringkan.
tidak menimbulkan gas dimasak;
bayam, buncis, kacang panjang, bit, labu
siam, labu kuning, wortel, tomat direbus
dan ditumis, disetup dan diberi santan.

Buah-buahan Papaya, pisang, sawo jeruk manis, sari Buah yang tinggi serat atau
buah; buah dalam kaleng. dapat menimbulkan gas seperti
jambu biji, nanas, apel,
kedondong, durian, nangka;
buah yang dikeringkan.

Lemak Margarine, minyak untuk, santan encer. Lemak hewan, santan kental.

Minuman Sirup, the encer. Teh kental, minuman yang


mengandung soda dan alcohol,
kopi, ice cream.

Bumbu Gula, garam, vetsin,dalam jumlah Lombok, bawang, merica, cuka,


terbatas; kunci, kencur, jahe, kunyit, dan sebagainya yang tajam.
terasi, laos, saam sereh.

4. Diet Lambung IV
Diet lambung IV diberikan sebagai makanan perpindahan dari diet
lambung III atau kepada pasien ulkus peptikum ringan, gastritis ringan,
esofagus ringan, serta tifus abdominalis yang hampir sembuh. Makanan
diberikan dalam bentuk lunak dan biasa, tergantung toleransi pasien. Makanan
ini cukup kalori dan semua zat gizi. Nilai gizi makanan ini adalah 2.080 kalori,
74 gr protein, 65 gr lemak dan 303 gr karbohidrat.

11
B. Diet pada pasien dengan penyakit pada Usus Halus dan Usus Besar
Penyakit usus adalah peradangan terutama pada ileum dan usus besar dengan
gejala diare, disertai darah, lender, nyeri abdomen, berat badan berkurang, nafsu
makan berkurang, demam, dan kemungkinan terjadi steatorea (adanya lemak daam
feses).
Serat makanan adalah polisakarida non pati yang terdapat daam semua
makanan nabati. Serat tidak dapat dicerna oleh enzim cerna tapi berpengaruh baik
untuk kesehatan. Serat terdiri atas dua golongan, yaitu serat larut air dan serat tidak
arut air. Serat yang tidak larut air Adalah beras, gandum, sayuran, dan buah-buahan.
Serat ini dapat mencegah obstisipasi hemoroid dan hipertikulosis.
Serat yang larut air, kacang-kacangan, sayur, dan buah-buahan sehingga dapat
menurunkan absorbs lemak dan kolesterol darah.

Tujuan diet penyakit usus:


1. Memperbaiki ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
2. Mengganti kehilangan zat gizi dan memperbaiki status gizi kurang.

C. Diet Saluran Cerna


Diet saluran cerna berarti diet yang dilakukan saat terjadi gangguan pada
saluran pencernaan. Ada pun gangguan saluran pencernaan itu meliputi flatulensi,
diare, gastrities dan tipoid.

a) Flatulensi
Flatulensi (perut kembung) adalah meningkatnya jumlah gas dalam saluran
pencernaan. Flatulensi disebabkan adanya udara (gas) yang ikut masuk dalam saluran
pencernaan.
Flatulensi biasanya menyebabkan nyeri perut, kembung, sendawa dan banyak kentut.
Tetapi hubungan antara flatulensi dan beberapa gejala ini tidak diketahui. Beberapa
orang tampaknya peka terhadap pengaruh gas dalam saluran pencernaan, sedangkan
yang lainnya bisa mentolerir sejumlah besar gas tanpa menimbulkan gajala-gejala.
Seseorang yang sering bersendawa atau mengeluarkan gas secara berlebihan harus
mengubah pola makannya dengan menghindari makanan yang sulit dicerna. Hal ini
bisa dimulai dengan menghindari susu dan produk olahannya, kemudian buah segar,
sayuran tertentu dan makanan lainnya. Sendawa juga bisa disebabkan oleh minuman

12
bersoda atau antasid (misalnya baking soda) sehingga patut diminimalisir konsumsi
air bersoda jika terjadi flatulensi.

b) Diare
Diare merupakan feses terlalu cair yang dikeluarkan oleh tubuh akibat
penyerapan zat-zat makanan yang tidak sempurna dalam saluran pencernaan. Diare
disebabkan oleh beberapa faktor:
1. Infeksi oleh bakteri, virus atau parasit.
2. Alergi terhadap makanan atau obat tertentu.
3. Infeksi oleh bakteri atau virus yang menyertai penyakit lain seperti: Campak,
Infeksi telinga, Infeksi tenggorokan, Malaria, dll.
4. Pemanis buatan
Saat terjadi diare, diet yang dapat dilakkukan adalah pengaturan makanan secara
umum yaitu dengan pemenuhan cairan yang cukup. Suhu makanan yang hangat,
bentuk makanan lunak, bumbu tidak merangsang, sayuran dan buah tidak
menimbulkan gas.
Dalam diet saat diae, hindari makan makanan yang berserat seperti agar-agar, sayur
dan buah karena makanan berserat hanya akan memperpanjang masa diare. Makanan
berserat hanya baik untuk penderita susah buang air besar.

c) Gastrities
Gastrities adalah peradangan lokal atau menyebar pada mukosa lambung yang
berkembang bila mekanisme protektif mukosa dipenuhi dengan bakteri atau bahan
iritan lain (Reeves,2002).
Diet pada penderita gastritis adalah diet lambung. Prinsip diet pada penyakit lambung
bersifat ad libitum, yang artinya adalah bahwa diet lambung dilaksanakan berdasarkan
kehendak pasien.
Makanan pada diet lambung harus mudah dicernakan dan mengandung serat makanan
yang halus (soluble dietary fiber). Makanan tidak boleh mengandung bahan yang
merangsang, menimbulkan gas, bersifat asam, mengandung minyak/ lemak secara
berlebihan, dan yang bersifat melekat. Selain itu, makanan tidak boleh terlalu panas
atau dingin.

13
Beberapa makanan yang berpotensi menyebabkan gastritis antara lain garam, alkohol,
rokok, kafein yang dapat ditemukan dalam kopi, teh hitam, teh hijau, beberapa
minuman ringan (soft drinks), dan coklat.

d) Tipoid (Tipes)
Penyebab dari demam tifoid adalah kuman Salmonella paratyphi yang masuk
ke tubuh manusia melalui makanan. Sebagian kuman dimusnahkan di dalam lambung,
sebagian lagi lolos masuk ke dalam usus dan berkembang biak. Kuman kemudian
akan menembus epitel dan ke lamina propia. Di lamina propia, kuman akan
dofagositosis dan berkembang biak dalam makrofag. Perdarahan saluran cerna dapat
terjadi akibat erosi pembuluh darah sekitar plague peyeri yang mengalami nekrosis.
Terjadi problem gizi bagi penderita tipus/gejala tipus karena otot kehilangan protein
sebanyak 250-500 gram dari jaringan otot setiap harinya. Cadangan glikogen secara
cepat menipis dan keseimbangan cairan terganggu.
Penyerapan nutrisi mengalami gangguan akibat traktus gastrointestinal mengalami
inflamasi/iritasi/diare dalam jangka waktu lama.Luka pada intestinum yang parah
pada sakit yang berkepanjangan dapat menyebabkan pendarahan bahkan perforasi
usus.

Diet untuk penderita tipoid adalah dilakukan beberapa pantangan konsumsi makanan.
Makanan yang dianjurkan adalah:
1. Jus, sup, makanan berkuah atau air mineral lebih dari 2,5 liter perhari.
2. Susu atau produk-produk turunannya.
3. Makanan dengan nilai protein tinggi, seperti: telur, daging yang sudah
dihaluskan, ikan, unggas, keju, dll.
4. Makan halus dengan kadar gula tinggi, seperti: madu, selai, permen/gula, agar-
agar, cincau, kolang-kaling, nata de coco, rumput laut, dll.
5. Makanan yang mengandung serat rendah, buah-buahan matang, kentang, dll agar
motilitas usus berkurang. Sayuran dengan serat halus/soluble dietary fibre, seperti:
daun bayam, labu siam, lobak, pare, terong, wortel, dll.

14
Sedangkan makanan yang tidak dianjurkan adalah sebagai berikut:
1. Makanan yang memiliki rasa kuat, seperti: bawang putih, bawang merah,
makanan yang dibakar.
2. Makanan yang mengandung senyawa yang mengiritasi, seperti: bumbu yang
terlalu tajam, cabai, sambal/saus pedas, cuka, dll.
3. Makanan yang melekat: dodol, ketan, dll.
4. Makanan yang menimbulkan gas: nangka, durian, nanas, kembang kol, dll.
5. Makanan yang mengandung serat tinggi/non-soluble dietary fibre: kangkung,
batang bayam, daun pepaya, ketela, biji-bijian utuh (jagung, beras merah, meras
tumbuk, dll).
6. Pasien tipus/gejala tipus tidak harus makan bubur. Sebenarnya bubur tidak terlalu
baik untuk pasien mengingat kalori dalam bubur hanya 1/5 kalori nasi.
.

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Gangguan pencernaan dan absorpsi dapat terjadi pada proses menelan,
mengosongkan lambung, absorpsi zat-zat gizi, dan proses buang air besar (defekasi).
Gangguan ini antara lain terjadi karena infeksi atau peradangan, gangguan motilitas,
perdarahan atau hematemesis – melena, kondisi saluran cerna pasca bedah, dan tumor
atau kanker. Penyakit-penyakit saluran cerna yang terjadi antara lain stenosis
esofagus, gastritis akut atau kronik, hematenesis –melena, ulkus peptikum, sindroma
dumping, hemoroid, diare dan kostipasi.
Diet saluran cerna berarti diet yang dilakukan saat terjadi gangguan pada saluran
pencernaan. Ada pun gangguan saluran pencernaan itu meliputi flatulensi, diare,
gastrities dan tipoid.

B. Saran
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
pembelajaran kami kedepannya.

16
DAFTAR PUSTAKA

http://gitasukmaningsih.blogspot.com/2014/05/diet-pada-penyakit-saluran-
pencernaan.html?m=1

http://hilmn.blogspot.com/2013/05/diet-pada-penyakit-pencernaan.html?m=1

https://www.academia.edu/11342003/DIET_SALURAN_CERNA

https://www.slideshare.net/pjj_kemenkes/diet-pada-penyakit-saluran-pencernaan

17

Anda mungkin juga menyukai