Anda di halaman 1dari 6

TUGAS AKHIR MODUL 2 KOMPETENSI PROFESIONAL

Sejarah, Filsafat, dan Etika dalam Pendidikan


Jasmani dan Olahraga

NAMA : RISFANRIADI
SERNOPES : 19190322010126

Instructions
Setelah mempelajari dan berdiskusi secara seksama tentang tema pada Modul 1, tolong
berikan penjelasan secara ringkas, jelas dan padat tentang:

1. Intisasri sejarah olimpiade kuno dan modern


2. Penerapan 5 kajian filsafat dalam bidang olahraga
3. Peran strategis olahraga dalam pengembangan karakter bangsa

1. Intisasri sejarah olimpiade kuno dan modern


Jawaban Jawaban :
Olimpiade Kuno
Olimpiade konon dimulai di kota Olympia, Yunani, pada tahun 776 sebelum Olimpiade
konon dimulai di kota Olympia, Yunani, pada tahun 776 sebelum masehi. Masyarakat
Yunani kuno pada saat menyelenggarakan kompetisi olahraga masehi. Masyarakat Yunani
kuno pada saat menyelenggarakan kompetisi olahraga yang diikuti seluruh warga untuk
menghormati dewa tertinggi mereka, Dewa yang diikuti seluruh warga untuk menghormati
dewa tertinggi mereka, Dewa Zeus.Nama Olimpiade pun diambil dari gunung Olimpus, yang
dipercaya sebagai Zeus.Nama Olimpiade pun diambil dari gunung Olimpus, yang dipercaya
sebagai tempat kediaman Dewa Zeus. Pada Olimpiade kuno, peserta dan penonton hanya
tempat kediaman Dewa Zeus. Pada Olimpiade kuno, peserta dan penonton hanya terbatas
untuk kaum pria, karena seluruh atlet harus bertanding dengan tubuh terbatas untuk kaum
pria, karena seluruh atlet harus bertanding dengan tubuh telanjang. telanjang. Olimpiade kuno
mencapai puncaknya pada abad ke-6 dan ke-5, lalu berangsurOlimpiade kuno mencapai
puncaknya pada abad ke-6 dan ke-5, lalu berangsur angsur menurun hingga benar-benar tak
terselenggara pada tahun 393 M seiring angsur menurun hingga benar-benar tak terselenggara
pada tahun 393 M seiring dengan jatuhnya Yunani ke tangan Romawi. Berbagai pertandingan
dalam Olimpiade dengan jatuhnya Yunani ke tangan Romawi. Berbagai pertandingan dalam
Olimpiade kuno boleh dikatakan serba keras. Para pelari berpacu secepat-cepatnya tanpa
kuno boleh dikatakan serba keras. Para pelari berpacu secepat-cepatnya tanpa memakai alas
kaki. Para penunggang kuda berlomba habis-habisan tanpa pelana atau memakai alas kaki.
Para penunggang kuda berlomba habis-habisan tanpa pelana atau sanggurdi. Para peloncat
membawa pemberat yang diayun-ayunkan untuk menambah sanggurdi. Para peloncat
membawa pemberat yang diayun-ayunkan untuk menambah dorongan maju. Olahraga yang
terkeras adalah pankration, yakni perpaduan antara dorongan maju. Olahraga yang terkeras
adalah pankration, yakni perpaduan antara gulat dan tinju gaya tradisional. gulat dan tinju
gaya tradisional. Para atlet boleh menyepak atau mencekik lawan, yang tidak diperbolehkan
Para atlet boleh menyepak atau mencekik lawan, yang tidak diperbolehkan adalah memijit
mata, menggigit, dan mematahkan jari. adalah memijit mata, menggigit, dan mematahkan
jari. Fairplay Fairplay benar-benar benar-benar diperhatikan para atlet. Beberaba artefak
purba memperlihatkan adegan tinju antara diperhatikan para atlet. Beberaba artefak purba
memperlihatkan adegan tinju antara dua atlet. Pemenang adu tinju adalah pihak yang dapat
memukul kepala lawan. Pihak yang kalah harus mengacungkan jari tanda mengaku kalah.
Simbol
Sejak 1896 hingga sekarang Olimpiade Musim Panas terus diadakan setiap empat tahun
sekali, kecuali pada masa Perang Dunia II. Sementara Olimpiade Musim Dingin baru mulai
diadakan sejak 1924. Simbol Olimpiade yang juga dikenal dengan sebutan cincin Olimpiade
terdiri dari
lima buah cincin yang saling berkait. Cincin-cincin tersebut melambangkan kesatuan dari
lima benua yang ada di bumi dengan warna yang berbeda merepresentasikan benua yang
berbeda, dengan latar berwarna putih yang membentuk bendera
Olimpiade.
Olimpiade memiliki simbol berupa lima cincin dengan warna berbeda (biru, kuning, hitam,
hijau, dan merah) yang saling terkait. Kelima cincin itu melambangkan lima benua yang ada
di dunia, Afrika, Asia, Amerika, Australia, dan Eropa. Bendera ini sudah ada sejak tahun
1914 namun baru dikibarkan untuk pertama kalinya di Olimpiade Antwerpen 1920 di Belgia.
Cabang olahraga
Sebelumnya, terdapat 35 cabang olahraga yang berkompetisi dalam Olimpiade. Namun sejak
Kongres Komite Internasional Olimpiade (IOC) pada 2002, jumlahnya dibatasi menjadi
maksimal 28 cabang olahraga, 301 pertandingan, dan 10.500 atlet. Pada Olimpiade London
2012 lalu, hanya 26 cabang olahraga yang bertanding karena softbol dan bisbol dianggap
tidak sesuai dengan revisi yang dilakukan di Kongres IOC tahun 2005. Namun di Olimpiade
Rio 2016 nanti, jumlah cabang olahraga kembali ke sistem maksimum 28 cabang dengan
menambahkan cabang olahraga rugbi dan golf. Pemenang dan medali Para atlet dan tim yang
berhasil menjadi juara di cabang masing-masing akan mendapatkan medali. Emas untuk juara
pertama, perak untuk juara kedua, dan perunggu untuk juara ketiga. Dulu, medali emas yang
diberikan benar-benar emas murni, namun setelah Olimpiade Stockholm 1912, medali terbuat
dari perak berlapis emas yang berlaku hingga sekarang. Format tiga medali pertama kali
diperkenalkan dalam Olimpiade St. Louis 1904. Rekor atlet dengan medali emas terbanyak
dipegang oleh perenang Amerika Serikat Michael Phelps yang mengantongi 18 emas, 2
perak, dan 2 perunggu hasil dari Olimpiade yang diikutinya sejak 2004 hingga 2012.Amerika
Serikat juga mengantongi rekor negara dengan medali terbanyak, 1072 emas, 860 perak, dan
749 perunggu dari 48 Olimpiade yang diikuti. Dari 14 Olimpiade yang diikuti, Indonesia
memperoleh 6 medali emas, 10 medali perak, dan 11 medali perunggu.

Olimpiade Modern
Baru pada abad ke-19 Olimpiade dihidupkan kembali oleh bangsawan Perancis bernama
Pierre Fredy Baron de Coubertin. Olimpiade pertama yang tercatat sebagai olimpiade modern
diselenggarakan di Athena, Yunani, pada tahun 1896. Olimpiade tersebut diikuti oleh 14
negara dengan total 241 atlet yang berlaga dalam 43 pertandingan. Sejak 1896 hingga
sekarang Olimpiade Musim Panas terus diadakan setiap empat tahun sekali, kecuali pada
masa Perang Dunia II. Sementara Olimpiade Musim Dingin baru mulai diadakan sejak
1924. Ajang olahraga pertama yang pelaksanaannya serupa dengan Olimpiade kuno adalah
L'Olympiadede la République, sebuah festival olahraga nasional yang diadakan pada tahun
1796 sampai 1798 selama masa Revolusi Perancis. Dalam pelaksanaannya, ajang ini
mengadopsi beberapa peraturanperaturan yang berlaku dalam Olimpiade kuno. Ajang ini juga
menandai diterapkannya system metrik ke dalam cabang-cabang olahraga. Pada tahun 1850
sebuah Kelas Olimpiade didirikan oleh Dr. William Penny Brookes di Much
Wenlock,Shropshire, Inggris. Selanjutnya, pada tahun 1859, Dr. Brookes mengganti nama
Kelas Olimpiade menjadi Olimpiade Wenlock. Ajang tersebut tetap diadakan hingga hari ini.
Tanggal 15 November 1860, Dr. Brookes membentuk Perkumpulan Olimpiade
Wenlock. Antara tahun 1862 dan 1867, di Liverpool diadakan ajang Grand Olympic
Festival . Ajang ini dicetuskan oleh John Hulley dan Charles Melly dan merupakan ajang
olahraga pertama yang bersifat internasional, meskipun atlet-atlet yang berpartisipasi
kebanyakan merupakan "atlet amatir". Penyelenggaraan Olimpiade modern pertama di
Athena pada tahun 1896 hampir identik dengan Olimpiade Liverpool. Pada tahun 1865,
Hulley, Dr. Brookes dan EG Ravenstein mendirikan Asosiasi Olimpiade Nasional di
Liverpool, yang merupakan cikal bakal terbentuknya Asosiasi Olimpiade Britania Raya.
Selanjutnya, pada tahun 1866, sebuah ajang
bernamaOlimpiade Nasional Britania Raya diselenggarakan di London untuk pertama
kalinya.
Setelah banyak kejuaraan seperti Olimpiade kuno digelar di berbagai negeri, seperti di
Prancis dan Inggris, bangsa Yunani berinisiatif untuk menghidupkam kembali Olimpiade
pada tahun 1821. Dan pada tahun 1970 dan 1875 diadakanlah Olimpiade di stadion
Panathenaic yang dikuti oleh atlet dari Yunani dan Kekaisaran Ottoman.Pada tanggal 16-23
Jni 1894, dibentuklah Komite Olimpiade Internasional atau IOC (International Olympic
Committee) dalam sebuah kongres di Universitas Sorbonne, Paris. Komite ini lantas
menyelenggarakan Olimpiade untuk kali pertama di tahun 1896 di Athena, Yunani.
Olimpiade ini diikuti oleh 14 negara dengan 241 atlet dalam 9 cabang olahraga. Setelah itu,
Olimpiade digelar terus setiap empat tahun sekali hingga sekarang.

2. Penerapan 5 kajian filsafat dalam bidang olahraga


Jawab
1. Idealisme adalah sebagai pusat kehidupan manusia.
Pandangan idealisme, yaitu :
- pendidikan jasmani mengembangkan fisik dan jiwa secara simultan.
- aktivitas fisik dapat mengembangkan kesegaran jasmani dan kepribadian.
- pengembangan kualitas pribadi.
- guru pendidikan jasmani sebagai model.
2. Realisme adalah kebenaran dapat ditentukan dengan baik melalui metode ilmiah.
Pandangan realisme, yaitu :
- pendangan pendidikan jasmani bagian penting kurikulum.
- kesegaran jasmani berpengaruh pada produktifitas.
- pengembangan pendidikan jasmani secara ilmiah.
- latihan memegang peranan penting.
- kemengan pertandingan bukan tujuan utama.
- permainan dan rekreasi dapat membantu anak berprestasi.
3. Pragmatisme adalah pengalaman manusia dapat mengubah konsep atau
kenyataan. Pandangan pragmatisme, yaitu :
- pengajaran pendidikan jasmani bervariasi.
- kegiatan pendidikan jasmani memiliki nilai social.
- program pendidikan jasmani berdasarkan kebutuhan dan minat anak.
- belajar pendidikan jasmani dengan metode pemecahan masalah.
- guru sebagai motivator.
4. Naturalisme adalah sesuatu pada dasarnya memiliki nilai yang aktual dan fisikal
(jasmani). Pandangan Naturalisme, yaitu :
-Pendidikan jasmani menekankan manusia seutuhnya.
- Belajar harus melalui aktifitas mandiri.
- Bermain bagian penting pendidikan jasmani.
- Olahraga kompetitif tidak dianjurkan
5. Eksistensialisme/ Filsafat modern : Kenyataan berdasar pada eksistensi manusia.
Keberadaan individu lebih penting dar ipada masyarakat. - Setiap siswa bebas memilih
berbagai aktifitas dalam kurikulum. - Aktifitas individu menyediakan kesempatan bagi siswa
untuk mengembangkan tanggung jawab dan kesadaran diri. - Peran guru sebagai konselor,
mengembangkan pemikiran reflektif. - Mengkondisikan siswa untuk membuat pilihan dan
bertanggungjawab atasa

3. Peran strategis olahraga dalam pengembangan karakter bangsa


Jawab
Pendidikan jasmani dalam pelaksanaannya harus tersusun rapi dalam sebuah program yang
sistematis dan berkelanjutan. Program tersebut diharapkan mampu memenuhi kebutuhan
peserta didik untuk meningkatkan kebugaran dan menambah tabungan gerak. Karena itu
dibutuhkan strategi pengembangan yang mencakup beberapa aspek sebagai berikut:
1. Kembangkan program yang menekankan pada penyediaan pengalaman gerak yang
disenagi peserta didik dalam jangka waktu yang panjang. Program tersebut dapat diterapkan
dalam bentuk permainan-permainan yang menyenangkan sehingga peserta didik lebih
antusias yang tingga terhadap pembelajaran. Dengan antusiasme peserta didik dalam belajar
gerak maka pengalaman gerak yang dirasakan akan semakain bervariasi. Misalnya materi
lompat tidak perlu diberikan teknik melompat yang benar namun dapat melalui permainan
lompat kardus sehingga siswa akan merasa tidak terbebani dengan tugas yang mereka
berikan. Karena itu, jangan memberikan materi yang mengharuskan siswa menguasai materi
tersebut tetapi anak bisa memperoleh pengalaman gerak yang lebih banyak.
2. Bantulah siswa untuk menguasai keterampilan gerak dan kembangkan penilaian diri yang
positif bahwa siswa dapat menguasai keterampilan tersebut. Biarkan siswa melakukan sesuai
kemampuan yang dimiliki dan jangan memberikan patokan yang terlalu memberatkan bagi
siswa. Siswa yang belum mampu melakukan jangan dipaksakan untuk bisa. Bantus siswa
tersebut dengan pentahapan gerak dan pengulangan yang lebih banyak.Sebagai contoh,
bagaimana melakukan pemanasan yang benar sebelum berlatih, bagaimana melakukan
stretching yang aman dan efektif; atau bagaimana memainkan suatu cabang olahraga dengan
memuaskan dan mendatangkan kesenangan.
3. Berikan kesempatan yang lebih luas dan merata sehingga semua semua siswa merasakan
setiap kegiatan yang dilakukan dalam pembelajaran secara adil. Kesempatan yang diberikan
kepada setiap siswa harus sama sehingga mereka tidak merasa di bedakan dengan siswa lain.
Program yang diterapkan jangan memberikan kesempatan yang lebih pada siswa yang
mampu
melakukan karena hal tersebut dapat menimbulkan rasa kurang percaya diri pada siswa yang
belum mampu melakukan. Kesempatan yang ada diusahakan agar siswa memanfaatkannya
dengan baik sehingga penyusunan program yang baik sangat diperlukan oleh guru dalam
pelaksanaannya agar kesempatan yang diberikan tidak di gunakan dengan percuma oleh
siswa.
4. Berilah program yang dalam pelaksanaanya siswa belajar keterampilan keterampilan yang
bermanfaat dalam kehidupannnya sehingga program yang diberikan bukan hanya untuk
kepentingan jasmani, seperti kebugaran, tetapi juga untuk perkembangan sosial, dan
keterampilan yang diperlukan untuk menjalani kehidupannnya (berbasis life skill ) sehingga
siswa mengaplikasikan kegiatan yang mereka lakukan dalam pembelajaran ke dalam
kehidupan sehari-harinya. Keterampilan itu antara lain, mengatasi masalah, memotivasi
diri, meredam emosi, merencanakan sesuatu, dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai