Beranda ▼
PERCOBAAN 1
BEBERAPA SIFAT SENYAWA ORGANIK DAN SENYAWA ANORGANIK
A. TUJUAN PERCOBAAN
Untuk mempelajari beberapa perbedaan sifat umum senyawa organik dan
senyawa anorganik.
B. Hari/tanggal : selasa, 8 november 2016
C. DASAR TEORI
Ilmu kimia dibagi atas dua kelompok besar yaitu kimia organik dan kimia
anorganik. Pembagian ini berdasarkan dari mana senyawa tersebut diperoleh.
Hingga tahun 1800, para ahli kimia menganggap bahwa senyawa organik diperoleh
dari tumbuh-tumbuhan dan biantang-binatang sebagai sumbernya, sedangkan
senyawa anorganik diperoleh dari mineral. Bahkan sekitar tahun 1850, kimia organik
di definisikan sebagai senyawa kimia yang berasal dari benda hidup (organik).
Namun, definisi ini tidak relevan lagi, karena pada tahun 1900, ahli kimia berhasil
mensintesa senyawa kimia baru dilaboratorium dan banyak dari senyawa ini tidak
ada hubungannya dengan benda hidup. Sebelumnya, pada tahun 1828 Wöhler
berusaha untuk mensintesis cyanate amonium melalui penggabungan cyanate perak
dengan amonium klorida berair. Reaksi ini menghasilkan padatan kristal putih yang
tidak memiliki sifat-sifat cyanate amonium. Wöhler kemudian mencoba untuk
mensintesis cyanate amonium menggunakan cyanate berlebih dan amonium
hidroksida. Ini menghasilkan bubuk putih yang sama, tetapi dengan sedikit
kontaminan sehingga dapat dianalisis. Setelah dianalisis, bubuk putih terbukti
memiliki komposisi dan sifat urea, suatu senyawa yang telah diisolasi dari urin.
Nama anorganik dan organik masih digunakan sampai saat ini, meskipun batas
keduanya sering sukar di definisikan. Sebagai contoh, sianida logam dan karbonat
logam. Umumnya senyawa organik lebih mudah terbakar dibandingkan senyawa
anorganik. Pada pembakaran senyawa organik apabila pembakaran dilanjutkan, akan
berubah menjadi karamel lalu menguap menjadi CO ataupun gas NH . Tetapi
2 3
senyawa anorganik tidak dapat terbakar sampai habis.
1. Alat
a) Cawan porselin
b) Kaca arloji
c) Tabung reaksi
d) Korek api
e) Sendok kecil (spatula)
2. Bahan
a) Gula (C12H22O11)
b) Sepotong plastik
c) Alkohol (C2H5OH)
d) Air (H2O)
e) Lilin
f) Natrium Klorida (NaCl)
g) Asam klorida (HCl)
h) Natrium Hidroksida (NaOH)
i) Minyak kelapa (C16H32O2)
j) Karbon tetraklorida (CCl4)
k) Besi (II) sulfat (FeSO4) 0,1 M
l) Asam sulfat (H2SO4) 3 M
m) Kalium permanganat (KMnO4) 0,1 M
Ø Memanaskan daun
Ketika daun muda di panaskan diatas porselin, daun menjadi kering
dan berwarna hitam.
Daun muda kering dan warna hitam
Persamaan reaksinya:
b. Penguapan
Ketika 3 tetes alkohol(R-OH) diteteskan pada kaca arloji membutuhkan
waktu 34.04 detik untuk menguap sampai habis. Sedangkan 3 tetes air (H2O)
membutuhkan waktu 44.00 detik untuk menguap higga habis.
c. Sifat bakar
Ø Membakar lilin
Lilin yang awalnya berbentuk padat memanjang, ketika dibakar
sumbunya lilin mengalami perubahan wujud dari padat menjadi cair
(mencair/meleleh). Namun ketika lelehannya dibiarkan dingin, ia
kembali menjadi padat tetapi tidak sama dengan bentuk semula.
Persamaan reaksinya:
C25H52(s) C25H52(l)
û CCl4 + Garam
Ketika garam di campurkan dengan larutan CCl4, garam tidak
larut dan kristal garam tetap mengendap didasar tabung dan warna
larutannya keruh. Persamaan reaksinya:
CCl4(l) + NaCl tidak larut/tidak bereaksi
Jadi, dapat diambil kesimpulan sementara bahwa air hanya dapat
melarutkan senyawa anorganik (pelarut anorganik), seperti: garam dan
bersifat polar, sedangkan larutan CCl4 hanya dapat melarutkan senyawa
organik, seperti minyak kelapa.
f. Kecepatan reaksi
û Ketika FeSO4 yang awalnya berwarna kuning, ketika ditetesi H2SO4 dan
KMnO4 warna larutan berubah menjadi kuning pudar. Persamaan
reaksinya:
û Ketika alkohol yang awalnya berwarna direaksikan dengan 8H2SO4 dan
2KMnO4 , larutan berubah warna menjadi coklat tua. Persamaan
reaksinya:
C2H5OH(aq) + KMnO4(aq) + H2SO4(aq) C2H5MnO4(aq) + KOH(aq)
H. PEMBAHASAN
Pada pemahaman klasik, disebutkan bahwa Senyawa organik
merupakan senyawa yang berasal dari makluk hidup dan senyawa anorganik
merupakan senyawa yang bukan berasal dari makluk hidup, tetapi yang
diperoleh dari minenal. Dalam senyawa organik unsur yang paling umum
atau yang dominan adalah unsur karbon, sedangkan dalam anorganik tidak.
Untuk membedakan antara senyawa organik dan anorganik, pada
percobaan ini dilakukan identifikasi terhadap beberapa sampel senyawa/zat
berdasarkan sifat dan karakteristik dari senyawa organik dan anorganik
seperti yang di ulas pada dasar teori diatas. Identifikasi ini dapat ditinjau
dengan menguji sifat komposisinya, penguapan, sifat bakar, daya hantar
listrik, kelarutan baik dalam pelarut organik maupun dalam pelarut anorgnik
dan kecepatan reaksinya.
Pada komposisi, untuk membedakan senyawa organik dan senyawa
anorganik dilakukan proses pemanasan terhadap sampel, yaitu: gula, daun,
sepotong plastik, dan sepotong aluminium. Pada pemanasan gula, ketika gula
dipanaskan pada suhu yang tinggi di atas nyala pembakar spiritus, perlahan-
lahan gula mencair dari bentuknya yang padat (kristal putih) dan terdapat
gelembung-gelembung yang meluap dari larutan gula. Gelembung-gelembung
tersebut disebabkan karena tekanan uap sama dengan tekanan luar atau
tekanan yang dikenakan, sehingga memaksa gelembung-gelembung udara
terdesak keluar. Larutan gula pun mengalami perubahan warna dari kristal
putih menjadi warna coklat. Pada sampel daun ketika mengalami pemanasan
pada suhu tinggi, daun mengering dan berubah warna menjadi hitam. Pada
potongan plastik, ketika dipanaskan pada suhu yang tinggi, potongan plastik
menyusut dan meleleh serta berwarna kehitaman , sedangkan alumunium
(alumunium foil) tidak mengalami perubahan.
Dengan adanya perubahan warna yang ditunjukkan gula, daun dan
plastik yakni coklat dan berwarna kehitaman, dapat dikatakan bahwa ketiga
zat tersebut mengandung unsur karbon dan unsur karbon sendiri merupakan
ciri khas senyawa organik. Hal ini mengindikasikan bahwa gula, daun dan
plastik merupakan senyawa organik kerena gula mudah meleleh dan daun
mengering ketika di panaskan, serta plastik berubah wujud dan berwarna
kehitaman dan jika dilakukan proses pembakaran, maka gula, daun dan
plastik dengan mudah dapat terbakar hingga habis. sedangkan alumunium
dapat dikelompokkan sebagai senyawa anorganik, karena tidak mudah
terbakar.
Pada penguapan, sesuai data pengamatan diatas terlihat bahwa alkohol
lebih cepat menguap (habis menguap pada waktu 34.04 detik) dibandingkan
dengan air (habis menguap pada waktu 44.00 detik). Hal ini disebabkan
karena perbedaan titik didih, dimana alkohol memliki titik didih yang rendah
(78oC) sehingga mudah menguap sedangkan air memiliki titik didih yang
tinggi (100oC) sehingga sukar menguap. Jadi, alkohol merupakan senyawa
organik kerena mudah menguap dan air merupakan senyawa anorganik
karena sukar untuk menguap.
Pada uji sifat bakar, ketika lilin dan garam dibakar pada porselin,
terlihat bahwa lilin terbakar dan meleleh, sedangkan garam tidak terbakar.
Jadi dapat disimpulkan bahwa lilin merupakan senyawa organik, karena
mudah terbakar, sedangkan garam merupakan senyawa anorganik karena
sukar terbakar. Hal ini Sesuai dengan sifat senyawa organik dan anorganik
pada dasar teori diatas yaitu bahwa senyawa organik mudah terbakar
sedangkan senyawa anorganik sukar terbakar.
Pada uji daya hantar listrik, menurut teori umumnya senyawa
organik bersifat non-elektrolit dan senyawa anorganik umumnya bersifat
elektrolit. senyawa elektrolit adalah senyawa yang dapat menghantar arus
listrik sedangkan senyaw non-elektrolit adalah senyawa yang tidak dapat
menghantar arus listrik. Dari data pengamatan diatas terlihat bahwa NaCl, HCl
dan NaOH dapat menghantarkan arus listrik. Hal ini disebabkan karena ketiga
senyawa ini dapat terionisasi (terurai menjadi ion-ion) secara sempurna
dalam larutan sehingga mampu menghantar arus listrik. Sedangkan larutan
gula tidak dapat menghantar arus listrik karena gula tersusun sebagai
senyawa kompleks sehingga sukar untuk terurai menjadi ion. Dengan
demikian, sesuai teori NaCl, HCl dan NaOH dikelompokkan sebagai senyawa
anorganik, sedangkan larutan gula didikelompokkan sebagai senyawa
organik.
Pada kelarutan, pelarut pertama yang kami gunakan adalah air. Ketika
minyak kelapa ditetes pada air, minyak kelapa tidak larut. Hal ini disebabkan
karena saat bereaksi dengan air, minyak kelapa tidak dapat membentuk
ikatan hidrogen dengan air. Dimana air bersifat polar dan minyak kelapa
bersifat nonpolar, sehingga ketika berinteraksi dengan air mereka
mempertahankan sifat kepolaran masing-masing sehingga tidak dapat
membentuk ikatan hidrogen. Sedangkan garam yang direaksikan dengan air
dapat larut dalam air. Hal ini disebabkan karena garam dapat terionisasi
sempurna didalam air dan dapat membentuk ikatan hidrogen.
Pelarut kedua kami menggunakan larutan CCl4. Ketika pelarutnya kami
ganti dengan larutan CCl4, minyak kelapa larut sedangkan NaCl tidak larut.
Minyak kelapa larut dalam pelarut CCl
4 karena memiliki sifat kepolaran yang
sama, yaitu sama-sama bersifat nonpolar. NaCL tidak larut karena memiliki
sifat kepolaran yang berbeda dimana NaCl bersifat polar sedangkan pelarut
CCl
4 bersifat nonpolar sehingga tidak bisa untuk saling melarutkan. karena
pelarut CCl4 mampu melarutkan minya kelapa yang merupakan senyawa
organik, maka CCl4 termasuk sebagai pelarut organik. Sedangkan air mampu
mealrutkan garam yang merupakan senyawa anorganik, maka air termasuk
sebagai pelarut anorganik.
Pada kecepatan reaksi, menurut teori menyatakan bahwa reaksi yang
terjadi pada senyawa anorganik umumnya berlangsung cepat, sedangkan
pada senyawa organik berlangsung lama. Pada percobaan ini, praktikan
mereaksikan FeSO4, H2SO4, dan KMnO4 serta mereaksikan alkohol, H2SO4,
dan KMnO4. Reaksi antara FeSO4, H2SO4, KMnO4 berlangsung cepat yang
ditandai oleh perubahan warna larutan yang menjadi bening. Sedangkan
reaksi antara alkohol ( CH3OH), H2SO4, dan KMnO4 berlangsung lambat, yang
ditandai dengan warna larutan yang berwarna ungu mengalami perubahan
secara perlahan dan warna larutannya hanya sedikit pudar.
Reaksi pada senyawa anorganik berlangsung secara cepat karena
tersusun oleh unsur-unsur yang sangat elektronegatif, sehingga memilki
kemampuan yang besar untuk menarik elektron dari unsur lain. FeSO4
merupakan senyawa anorganik sehingga senyawa ini dapat bereaksi dengan
KMnO4 secara cepat. Sedangkan alkohol merupakan senyawa organik yang
tersusun atas unsur-unsur yang kurang elektronegatif, sehingga kemampuan
unutk menarik elektron dari unsur lainnya kecil yang meyebabkan reaksinya
berjalan lambat. Jadi, FeSO4 merupakan senyawa anorganik karena reaksinya
berlangsung cepat, sedangkan alkohol merupakan senyawa organik karena
reaksinya berlangsung lambat.
KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. kimia organik didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang
hidrokarbon yaitu senyawa dari hidrogen dan karbon yang saling
berpasangan serta turunannya yang umumnya berasal dari makhluk
hidup. sedangkan kimia anorganik didefinisikan sebagai senyawa cabang
kimia yang mempelajari reaksi senyawa anorganik, yang umumnya
berasal dari mineral.
2. Perbedaan senyawa organik dan anorganik adalah ;
Senyawa organik Senyawa Anorganik
Bermula dari makhluk hidup Berasal dari benda mati/sumber daya
Mineral
Titik didih & titik leleh Titik didih & titik leleh tinggi
rendah
Mudah terbakar Tidak mudah terbakar
Hanya larut dalam pelarut Larut dalam pelarut pengion
organik
Dapat membentuk rantai karbon Tidak dapat membentuk rantai
karbon
Membentuk ikatan kovalen Membentuk ikatan ion
Non elektrolit Elektrolit
DAFTAR PUSTAKA
Fessenden & Fessenden. 1999. Kimia Organik Edisi Ketiga. Jakarta : Erlangga
Satrohamidjojo, Hardjono. 2010. kimia organik dasar. Jakarta: Gajah Mada
University Press
Sitorus, Marham. 2010. Kimia organik umum. Medan: Graha Ilmu press
Corpion, Tias.1013. [online] http://tiascorpion4kira.blogspot.com/2013/11/laporan-
prktikum-kimia-organik-1.html diakses pada tanggal 18 november 2016
Share
No comments:
Post a Comment
‹ Home ›
View web version
berteman yuck...
Nathan Bulang
View my complete profile
Powered by Blogger.