Anda di halaman 1dari 6

Wacana

Seorang wanita usia 25th melakukan diet. Setiap harinya wanita tersebut hanya
mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran tanpa mengkonsumsi karbohidrat dan gula .

Namun tanpa mengkonsumsi karbohidrat dan gula , aktivitas wanita tersebut tidak ada yang
terganggu bahkan ia rutin berolahraga dan bekerja seperti biasa.

Identifikasi

1. Bagaimana sistem metabolisme wanita tersebut yang sedang melakukan diet?


2. Zat apa yang terkandung didalam makanan tersebut sehingga dapat menghasilkan
energi?
3. Berdasarkan wacana diatas bagaimana hubungan antara termokimia dengan
metabolisme?
PEMBAHASAN

Pada umumnya seseorang yang berdiet maupun tidak memiliki proses metabolisme
yang sama , akan tetapi sedikit ada perbedaan pada metabolisme pada orang yang sedang
melakukan diet. Perbedaan tersebut adalah makanan yang dikonsumsi oleh orang yang
sedang diet tanpa mengkonsumsi karbohidrat misalnya nasi yang memiliki jumlah kalori
lebih banyak daripada buah-buahan dan sayuran. Dengan mengkonsumsi karbohidrat
dengan jumlah yang lebih sedikit maka tubuh akan lebih mudah melakukan pembakaran
sehingga proses metabolisme akan berlangsung lebih cepat.

Meskipun wanita tersebut tidak mengkonsumsi karbohidrat tetapi makanan yang


dikonsumsinya merupakan buah-buahan dan sayuran yang kaya akan zat dan vitamin untuk
menjaga nutrisi dalam tubuh . makanan yang dikonsumsi wanita tersebut bisa menghasilkan
energi karena buah-buahan dan sayuran mengandung beta karoten seperti yang terkandung
dalam pepaya , mangga , brokoli dan wortel yang mengandung antioksidan untuk
menetralkan radikal bebas yang masuk kedalam tubuh, juga sebagai sumber vitamin A yang
baik untuk indera penglihatan. Selain itu buah dan sayuran juga mengandung vitamin B2
yang berguna untuk pembentukan sel darah merah dan anti body dapat dihasilkan dari
kacang almond , kedelai , gandum dan jamur. Pada sayuran seperti bayam, kangkung dan
daun pepaya mengandung zat besi (Fe) berfungsi untuk mengangkut oksigen dan
mempertahankan atau meningkatkan haemoglobin. Sedangkan untuk memelihara nutrisi
pada gigi, tulang dan otot membutuhkan kalsium yang terdapat pada susu, brokoli, bayam,
sawi dan kacang-kacangan. Pada setiap buah-buahan tentunya mengandung vitamin C yang
berfungsi sebagai antioksidan dan memperkuat sistem imun. Dengan demikian energi akan
dihasilkan dari berbagai macam buah dan sayuran yang kaya akan gizi dan vitamin sehingga
seseorang dapat beraktifitas sehari-harinya.

Pada dasarnya energi merupakan sumber esensial bagi kehidupan manusia serta
makhluk hidup lainnya. Makanan yang kita makan merupakan sumber energi yang
memberikan kekuatan kepada kita untuk dapat bekerja, belajar, dan beraktivitas lainnya.
Setiap materi mengandung energi dalam bentuk energi potensial dan energi kinetik. Kedua
energi ini dinamakan energi internal. Jika energi yang terkandung dalam materi berubah
maka perubahan energi dinamakan kalor. Perubahan energi (kalor) pada tekanan tetap
dinamakan perubahan entalpi (ΔH).
Setiap materi mengandung energi yang disebut energi internal (U). Besarnya energi ini
tidak dapat diukur, yang dapat diukur hanyalah perubahannya. Mengapa energi internal
tidak dapat diukur? Sebab materi harus bergerak dengan kecepatan sebesar kuadrat
kecepatan cahaya sesuai persamaan Einstein (E = mc2). Di alam, yang tercepat adalah
cahaya. Perubahan energi internal ditentukan oleh keadaan akhir dan keadaan awal ( ΔU =
Uakhir – Uawal).
Hubungan antara termokimia dengan metabolisme diantaranya keterlibatan dalam
proses mencerna makanan sampai menjadikan makanan sebagai sumber energi. Makanan
yang telah dikosumsi akan mengalami pembakaran didalam tubuh. Proses pembakaran ini
melalui reaksi kimia sebagai peran dari termokimia yang masih merupakan tahap bagian
dari metabolisme. Dalam metabolisme itu, energi yang terkandung dalam makanan diubah
menjadi bentuk yang dapat digunakan untuk beraktifitas mau itu aktifitas ringan maupun
berat seperti gerak otot hingga olahraga.
ENERGI DAN TERMOKIMIA

Energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja. Energi dapat berbentuk macam-
macam, seperti energi panas, energi cahaya, energi listrik, dan energi mekanik. Ada dua
penggolongan energi yang umum dan penting bagi kimiawan, yaitu:

1. Energi Kinetik

Energi kinetik adalah energi gerak. Para kimiawan mempelajari partikel yang bergerak,
khususnya gas, karena energi kinetik dari partikel ini membantu untuk menentukan apakah
suatu reaksi dapat terjadi, selain faktor ada tidaknya tumbukan antar partikel dan
perpindahan energi.

2. Energi Potensial

Energi potensial adalah energi yang tersimpan. Setiap benda mempunyai energi potensial
yang tersimpan berdasarkan posisinya. Para kimiawan lebih tertarik dengan energi
potensial yang tersimpan dalam ikatan kimia, yaitu gaya yang menyatukan atom-atom di
dalam senyawa. Energi potensial tersebut akan dibebaskan menjadi bentuk energi lainnya
saat reaksi kimia. Energi potensial yang ada pada ikatan kimia berhubungan dengan jenis
ikatan dan jumlah ikatan yang memiliki kemampuan untuk putus dan membentuk ikatan
baru.

Semua reaksi kimia mengikuti dua hukum dasar, yaitu hukum kekekalan massa dan hukum
kekekalan energi. Hukum kekekalan massa menyatakan bahwa massa zat sebelum bereaksi
harus sama dengan massa zat setelah bereaksi. Sementara hukum kekekalan energi (Hukum
Termodinamika I) menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan;
energi hanya dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk lainnya. Dengan kata lain, total energi
di alam semesta selalu konstan.

Semua reaksi kimia dapat menyerap maupun melepaskan energi dalam bentuk panas
(kalor). Kalor adalah perpindahan energi termal antara dua materi yang memiliki perbedaan
temperatur. Kalor selalu mengalir dari benda panas menuju benda dingin. Termokimia
adalah kajian tentang perpindahan kalor yang terjadi dalam reaksi kimia (kalor yang
menyertai suatu reaksi kimia).
Aliran kalor yang terjadi dalam reaksi kimia dapat dijelaskan melalui konsep sistem-
lingkungan. Sistem adalah bagian spesifik (khusus) yang sedang dipelajari oleh kimiawan.
Reaksi kimia yang sedang diujicobakan (reagen-reagen yang sedang dicampurkan) dalam
tabung reaksi merupakan sistem. Sementara, lingkungan adalah area di luar sistem, area
yang mengelilingi sistem. Dalam hal ini, tabung reaksi, tempat berlangsungnya reaksi
kimia, merupakan lingkungan.

Ada tiga jenis sistem. Sistem terbuka, mengizinkan perpindahan massa dan energi
dalam bentuk kalor dengan lingkungannya. Sistem tertutup, hanya mengizinkan
perpindahan kalor dengan lingkungannya, tetapi tidak untuk massa. Sedangkan sistem
terisolasi tidak mengizinkan perpindahan massa maupun kalor dengan lingkungannya.

Pembakaran gas hidrogen dengan gas oksigen adalah salah satu contoh reaksi kimia
dapat menghasilkan kalor dalam jumlah besar. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
2 H2(g) + O2(g) –> 2 H2O(l) + energi.
Dalam reaksi ini, baik produk maupun reaktan merupakan sistem, sedangkan sekeliling
reaksi kimia merupakan lingkungan. Oleh karena energi tidak dapat diciptakan maupun
dimusnahkan, hilangnya sejumlah energi pada sistem akan ditampung pada lingkungan.
Dengan demikian, kalor yang dihasilkan dari reaksi pembakaran ini sesungguhnya
merupakan hasil perpindahan kalor dari sistem menuju lingkungan. Ini adalah contoh
reaksi eksoterm, yaitu reaksi yang melepaskan kalor, reaksi yang memindahkan kalor ke
lingkungan.
Penguraian (dekomposisi) senyawa raksa (II) oksida hanya dapat terjadi pada temperatur
tinggi. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
energi + 2 HgO(s) –> 2 Hg(l) + O2(g)
Reaksi ini adalah salah satu contoh dari reaksi endoterm, yaitu reaksi yang menyerap
(membutuhkan) kalor, reaksi yang memindahkan kalor dari lingkungan ke sistem.
Reaksi eksoterm merupakan reaksi yang memancarkan (melepaskan) kalor saat reaktan
berubah menjadi produk. Reaktan memiliki tingkat energi yang lebih tinggi dibandingkan
produk, sehingga energi dibebaskan pada perubahan reaktan menjadi produk. Sebaliknya,
pada reaksi endoterm terjadi hal yang berlawanan. Pada reaksi endoterm, terjadi
penyerapan kalor pada perubahan dari reaktan menjadi produk. Dengan demikian, reaktan
memiliki tingkat energi yang lebih rendah dibandingkan produk.
Termokimia merupakan salah satu kajian khusus dari Termodinamika, yaitu kajian
mendalam mengenai hubungan antara kalor dengan bentuk energi lainnya. Dalam
termodinamika, kita mempelajari keadaan sistem, yaitu sifat makroskopis yang dimiliki
materi, seperti energi, temperatur, tekanan, dan volume. Keempat sifat tersebut merupakan
fungsi keadaan, yaitu sifat materi yang hanya bergantung pada keadaan sistem, tidak
memperhitungkan bagaimana cara mencapai keadaan tersebut. Artinya, pada saat keadaan
sistem mengalami perubahan, besarnya perubahan hanya bergantung pada kondisi awal
dan akhir sistem, tidak bergantung pada cara mencapai keadaan tersebut.

Hukum Termodinamika I disusun berdasarkan konsep hukum kekekalan energi yang


menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan; energi hanya
dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk lainnya. Dalam kajian Hukum Termodinamika I,
kita akan mempelajari hubungan antara kalor, usaha (kerja), dan perubahan energi dalam
(ΔU).

Perubahan energi dalam (ΔU) dapat dinyatakan dalam persamaan ΔU = Uf – Ui, dimana
Uf adalah energi dalam setelah mengalami suatu proses dan Ui adalah energi dalam
sebelum mengalami suatu proses. Perubahan energi dalam (ΔU) merupakan fungsi
keadaan. Energi dalam (U) akan bertambah jika sistem menerima kalor dari lingkungan
dan menerima usaha (kerja) dari lingkungan. Sebaliknya, energi dalam (U) akan berkurang
jika sistem melepaskan kalor ke lingkungan dan melakukan kerja (usaha) terhadap
lingkungan. Dengan demikian, hubungan antara kalor, usaha (kerja), dan perubahan energi
dalam (ΔU) dapat dinyatakan dalam persamaan sederhana berikut:
ΔU = Q + W
Perubahan energi dalam (ΔU) adalah penjumlahan dari perpindahan kalor (Q) yang terjadi
antar sistem-lingkungan dan kerja yang dilakukan oleh-diberikan kepada sistem.

Anda mungkin juga menyukai