Anda di halaman 1dari 4

Laporan Praktikum Uji Tanah

Nama : RISKA DEWI LESTARI Subjek : Pengujian Lapangan


NIM : 152104004 Standar : ASTM D-1557
Asisten : Silvether Tandi : SNI 2813-2008
: Safruddin Jamaluddin
: Resky Angraeni
: Muh. Said Mabbarani
Dosen : H. Muh. Idhil Maming, ST.,MT.
: Drs. Heru Winarno, M.Si JOB : V

DINAMIC CONE PENETROMETER ( DCP )

Abstrak

DCP adalah salah satu prosedur untuk menentukan nilai CBR dan sub base suatu perkerasan
secara tepat dan praktis.Tahapan pelaksanaan DCP dimulai dengan meletakkan penetrometer yang
telah diletakkan di atas permukaan tanah dengan posisi vertikal, kemudian pembacaan mistar dimulai
dengan penunjukan awal (x0). Setelah itu angkat penumbuk sampai menyentuh pemegang, lalu lepaskan
sehingga penumbuk landasan tertumbuk. Tumbukan ini menyebabkan konus menembus tanah/ lapisan
tanah di bawahnya. Setelah terjadi penetrasi baca penunjukan mistar ukur (x1), ulangi sampai mencapai
kedalaman 90 cm atau jumlah tumbukan mencapai 43 kali (90 cm). Jumlah tumbukan yang diperlukan
untuk mencapai kedalaman maksimum 28 cm adalah 26 tumbukan serta tumbukan yang diperlukan
untuk mencapai nilai penetrasi minimm adalah 1 tumbukan kedalaman 3,5 cm. Nilai CBR yang
diperoleh 20 %.

1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebelum melakukan pembangunan jalan dan penentuan jenis pondasi, maka
tentunya sangatlah perlu untuk menentukan CBR daripada tanah yang merupakan
tempat pembangunan tersebut. Salah satu cara untuk pmenentukan nilai CBR
tersebut yaitu Dynamic Cone Penetrometer (DCP). Pemeriksaan ini berfungsi untuk
mengetahui nilai CBR sub base suatu perkerasan secara praktis.

1.2 Maksud dan Tujuan


Percobaan ini dimaksudkan untuk menentukan nilai CBR sub base suatu
perkerasan secara tepat dan praktis. Tujuan dari percobaan ini yaitu untuk
mengetahui nilai CBR dari sub base suatu perkerasan yang dapat digunakan sebagai
kontrol pembuatan jalan.

RISKA DEWI LESTARI / 1521040004


Laporan Praktikum Uji Tanah

2. ALAT YANG DIGUNAKAN DAN PROSEDUR PERCOBAAN


2.1 Alat yang digunakan
a. Konus baja yang diperkeras, berdiameter 20 mm, kemiringan 60º
b. Penumbuk, dengan berat 8 kg, tinggi jatuh 575 mm
c. Mistar Penetrasi 100 cm
d. Stang penetrasi, diameter 16 mm

2.2 Prosedur Percobaan


a. Penetrometer yang telah ditarik diletakkan di atas permukaan tanah/ sirtu yang
akan diperiksa.
b. Alat ini diletakkan sedemikian rupa, sehingga berada dalam posisi vertikal,
penyimpangan sedikit saja akan menyebabkan kesalahan pengukuran yang relatif
besar.
c. Posisi awal pembacaan mistar (x0) dibaca dalam satuan yang terdekat,
penunjukan nilai x0 karena nilai x0 akan diperhitungkan pada nilai penetrasi.
d. Palu penumbuk diangkat sampai menyentuh pemegang, lalu dilepaskan sehingga
menumbuk landasan penumbuk. Tumbukan itu menyebabkan konus menembus
tanah/ lapisan sirtu di bawahnya.
e. Posisi penunjukan mistar ukur (x1) dibaca setelah terjadi penetrasi. Nilai x1 ini
dimasukkan pada tabel data untuk tumbukan n = 1.
f. Prosedur di atas diulangi berulangkali sampai batas kedalaman lapisan yang akan
diperiksa.
g. Kemudian data x2, x3, x4,...,xn dimasukkan pada blanko data sesuai dengan baris
2,3,4,....,n.
h. Nilai penetrasi diisi pada blanko data yaitu selisih antara nilai x1 dengan x0.
i. Nilai tumbukan diisi per 25 mm dengan rumus :

25
Xn .......................................................... Pers (II.1)
Xn  Xo

RISKA DEWI LESTARI / 1521040004


Laporan Praktikum Uji Tanah

3. HASIL PERHITUNGAN
Hasil perhitungan dari pemeriksaan Dynamic Cone Penetrometer (DCP) dilampirkan
dalam tabel 2 dan gambar 2 pada lampiran.

4. INTERPRETASI PERCOBAAN
Pada percobaan DCP kedudukan mistar dan penetrometer harus sejajar sehingga
tidak terjadi kesalahan pengukuran. Pada saat tumbukan telah mencapai batas 90 cm dan
belum mencapai 50 tumbukan, maka percobaan dianggap selesai.

5. PEMBAHASAN
Analisa perhitungan
1. Melakukan penentuan titik yang akan dilakukan DCP-nya
2. Menentukan nilai penetrasi menggunakan rumus :
 Penetrasi = Pembacaan DCP pada saat n – Pembacaan DCP mula-mula
Penetrasi 1 = 12 – 8,5 = 3,5 cm
Penetrasi 2 = 15,5 – 8,5 = 7 cm
Penetrasi 3 = 17,6 – 8,5 = 9,1 cm
Penetrasi 4 = 20,1 – 8,5 = 11,6 cm
Penetrasi 5 = 23,2 – 8,5 = 14,7 cm
Penetrasi 6 = 25,8 – 8,5 = 17,3 cm
Penetrasi 7 = 28,4 – 8,5 = 19,9 cm
Penetrasi 8 = 30 – 8,5 = 21,5 cm
Penetrasi 9 = 31,7 – 8,5 = 23,2 cm
Penetrasi 10 = 32,2 – 8,5 = 23,7 cm
Penetrasi 11 = 32,6 – 8,5 = 24,1 cm
Penetrasi 12 = 33,1 – 8,5 = 24,6 cm
Penetrasi 13 = 33,2 – 8,5 = 24,7 cm
Penetrasi 14 = 33,3 – 8,5 = 24,8 cm
Penetrasi 15 = 33,6 – 8,5 = 25,1 cm
Penetrasi 16 = 33,7 – 8,5 = 25,2 cm
Penetrasi 17 = 33,9 – 8,5 = 25,4 cm

RISKA DEWI LESTARI / 1521040004


Laporan Praktikum Uji Tanah

Penetrasi 18 = 34 – 8,5 = 25,5 cm


Penetrasi 19 = 34,4 – 8,5 = 25,9 cm
Penetrasi 20 = 34,9 – 8,5 = 26,4 cm
Penetrasi 21 = 35,5 – 8,5 = 27 cm
Penetrasi 22 = 35,8 – 8,5 = 27,3 cm
Penetrasi 23 = 36 – 8,5 = 27,5 cm
Penetrasi 24 = 36,2 – 8,5 = 27,7 cm
Penetrasi 25 = 36,4 – 8,5 = 27,9 cm
Penetrasi 26 = 36,5 – 8,5 = 28 cm

6. KESIMPULAN
Jumlah tumbukan yang diperlukan untuk mencapai kedalaman maksimum 28 cm
adalah 26 tumbukan serta tumbukan yang diperlukan untuk mencapai nilai penetrasi
minimm adalah 1 tumbukan kedalaman 3,5 cm. Nilai CBR yang diperoleh 20 %.

7. REFERENSI
1. Braja M. Das.(1995). Mekanika Tanah, Jilid I, Erlangga. Surabaya
2. L.D.Wesley.(1977). Mekanika Tanah, Cetakan VI, Badan Penerbit Pekerjaan
Umum. Jakarta
3. Penuntun Praktikum Laboratorium Mekanika Tanah (2006), Jurusan Sipil Fakultas
Teknik Universitas Hasanuddin

8. LAMPIRAN
- Tabel data
- Tabel Perhitungan
- Grafik Pembacaan
- Gambar Alat
- Foto Pelaksanaan

RISKA DEWI LESTARI / 1521040004

Anda mungkin juga menyukai