Udah Final Rere Bulemic
Udah Final Rere Bulemic
NAMA PEMBIMBING :
dr. Elly Ingkiriwang, Sp.KJ
DISUSUN OLEH
A.Latar Belakang
mempengaruhi banyak remaja dan wanita dewasa muda. Gangguan
akhir dari proses makannya dengan memuntahkan apa yang dimakan
dan dapat menyebabkan komplikasi medis. Dengan demikian, pasien
dengan bulimia nervosa sering hadir dalam keadaan perawatan primer.
wanita muda antara usia 14 dan 40 tahun. Namun, bulimia nervosa
adalah gangguan umum yang lebih sulit untuk mengidentifikasi dalam
pengaturan perawatan primer.
Dahulu bulimia nervosa termasuk dari varian anoreksia nervosa
telah dilakukan dan lebih pasien yang menderita bulimia nervosa telah
2
Statistik Manual untuk Gangguan Mental, Edisi Keempat (DSMIV),
bulimia nervosa ditandai dengan episode berulang dari pesta makan
diikuti dengan 1 atau lebih perilaku kompensasi untuk menghilangkan
minimal dua kali seminggu selama 3 bulan atau lebih. pasien yang
spesifik. Bulimia nervosa juga digambarkan menjadi 2 subtipe yang
paling sering dilakukan dengan menginduksi diri agar muntah tetapi
bisa termasuk penyalahgunaan laksatif, enema, atau diuretik. bulimia
pantas di berat badan dan citra tubuh.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
Bulimia nervosa adalah penyakit gangguan makan yang
digambarkan dengan episode berulang makan berlebihan ( Binge
eating ) yang diikuti dengan perilaku kompensasi seperti menginduksi
diri sendiri untuk memuntahkan makanan yang telah dimakan
sebelumnya atau berpuasa yang bertujuan untuk menghindari
kenaikan berat badan.
Penyakit ini dialami oleh wanita dewasa atau remaja dan sangat
jarang terjadi pada laki-laki. DSM IV membagi bulimia nervosa
menjadi 2 tipe, yaitu :
1. Tipe purging : selama episode bulimia nervosa, penderita
memuntahkan makanan secara sengaja, penggunaan laksatif, diuretic
atau enema.
4
2. Tipe nonpurging : selama episode bulimia nervosa penderita
melakukan tindakan kompensasi lain seperti berpuasa, atau latihan
fisik secara berlebihan.
pesta makan, rasa kurangnya kontrol, evaluasi diri terlalu dipengaruhi
oleh berat badan atau bentuk tubuh, dan berulang dan perilaku
kompensasi yang tidak tepat dua kali seminggu selama 3 bulan atau lebih
berlebihan).
B. EPIDEMIOLOGI
Bulimia nervosa lebih sering ditemukan pada wanita
nervosa terentang dari 13 persen wanita muda.
Banyak penderita bulimia nervosa memiliki berat badan yang
normal dan kelihatannya tidak ada masalah yang berarti dalam hidupnya.
memiliki rasa percaya diri yang rendah dan sering mengalami depresi.
sering terjadi pada orang dengan angka gangguan mood dan gangguan
5
pengendalian impuls yang tinggi. Juga telah dilaporkan terjadi pada
gangguan dissosiatif yang meningkat dan riwayat penyiksaan seksual.
C. ETIOLOGI
1. Faktor Biologis :
penderita bulimia nervosa dan serotonin dikaitkan dengan perasaan puas,
endrfin plasma meningkat pada pasien bulimia nervosa yang muntah ,
kerabat derajat pertama orang dengan gangguan ini
2. Faktor Sosial :
Pasien Bulimia nervosa,seperti pasien anoreksia nervosa, cenderung
memiliki standar yang tinggi dan memberikan respon terhadap tekanan
6
depresi dan depresi familial yang meningkat , tetapi keluarga pasien
mengabaikan dan lalai.
3. Faktor Psikologis
dengan makan yang berlebihan dan mencahar.
D. FAKTOR RESIKO
Gender , wanita > laki laki
Ras/etnis
Pelecehan seksual saat anak – anak
Tinggal sendirian
Kontrol glikemik yang buruk
Diet
Perasaan Rendah diri
Pekerjaan yang berfokus pada berat badan
Keterlibatan dengan atletik
Kebiasaan makan & masalah saluran pencernaan
Media, baik cetak maupun elektronik
E. MANIFESTASI KLINIS
Makan dalam jumlah yang berlebihan.
Terobsesi dengan makanan dan kalori.
Melakukan perangsangan muntah dan cuci perut.
Sering menghilang ke kamar mandi bila selesai makan, untuk
7
mengeluarkan makanan – makanan yang telah ditelan.
Bersikap penuh rahasia.
Merasa kehilangan kontrol.
F. DIAGNOSIS
Diagnosis pasti gangguan somatisasi berdasarkan PPDGJ III:
8
a) Terdapat preokupasi yang menetap untuk makan , dan
ketagihan (craving) terhadap makanan yang tidak bisa dilawan;
berlebihan dimana makanan dalam jumlah yang besar dimakan
dalam waktu yang singkat.
b) Pasien berusaha melawan efek kegemukan dengan salah satu
atau lebih cara seperti berikut :
Merangsang muntah oeh diri sendiri,
Menggunakan pencahar berlebihan,
Puasa berkala,
Memakai obat obatan seperti penekan nafsu makan ,sediaan
mereka akan mengabaikan pengobatan insulinnya.
c) Gejala psikopatologinya terdiri dari ketakutan yang luar biasa
akan kegemukkan dan penderita mengatur sendiri batasan yang
ketat dari ambang berat badannya, sangat dibawah berat badan
sebelum sakit dianggap berat badan yang sehat atau optimal.
Seringkali, tetapi tidak selalu, ada riwayat anoreksia nervosa
sebelumnya, interval antara kedua gangguan tersebut berkisar
sebelumnya ini dapat jelas terungkap, atau dalambentuk ringan
yang tersembunyi dengan kehilangan berat badan yang sedang
dan atau sutu fase sementara dari amenore.
9
Bulimia nervosa harus dibedakan dari gangguan depresif,
depresi.
Diagnosis Banding
Gangguan Makan
10
Makan berlebih dan perilaku
Bulimia Nervosa untuk mengkompensasi berat
Kriteria C
(BN) badan sekurangnya 1 minggu
dalam 3 bulan
Gangguan Makan
Makan berlebih terjadi
Berlebih (Binge
Kriteria D sekurangnya 1 minggu dalam 3
Eating
bulan
Disorder/BED)
Gangguan Makan Semua kriteria pada anoreksia
Anoreksia Nervosa
yang tidak nervosa kecuali penurunan IMT
tidak spesifik
terklasifikasi lebih dari 17,5kg/m2
Semua kriteria BN kecuali
makan berlebih dan perilaku
Bulimia Nervosa
untuk mengkompensasi berat
Subtreshold
badan sekurangnya 1 minggu
dalam 3 bulan
Semua kriteria BED kecuali
Gangguan Makan makan berlebih terjadi
Berlebih subtreshold sekurangnya 1 minggu dalam 3
bulan atau kurang
Perilaku mencuci perut tanpa
adanya didahului makan
Purging Disorder berlebih pada orang dengan
penurunan IMT lebih dari
17,5kg/m2
Sindrom Makan Episode makan malam yang
Malam rekuren
Gangguan Makan atau Kategori residual untuk masalah
kondisi lain yang tidak klinis yang terdapat pada
terklasifikasi gangguan makan namun tidak
termasuk dalam kriteria
11
gangguan makan manapun
Diagnosis bulimia nervosa tidak dapat ditegakkan jika perilaku
kembali (bingeeating/purging type)
Klinisi harus memastikan bahwa pasien tidak memiliki penyakit
neurologis seperti bangkitan epileptikekuivalen , tumor sistem saraf
pusat (SSP)/sindrom kluverbucy, atau sindrome KleineLevin
12
H. PENATALAKSANAAN
PSIKOTERAPI
TERAPI PERILAKU KOGNITIF
Terapi perilaku kognitif harus dipertimbangkan sebagai acuan,
terapi lini pertama bulimia nervosa :
1. Menghentikan siklus perilaku makan berlebihan dan diet
yang dipertahankan sendiri.
2. Mengubah kognisi dan keyakinan seseorang yang
mengalami disfungsi mengenai makanan , berat dan bentuk
tubuh , serta konsep diri secara keseluruhan.
PSIKOTERAPI DINAMIK
Terapi psikodinamik mengungkapkan adanya kecenderungan
yang serupa dengan pemisahan. Makanan yang bergizi mungkin
dikeluarkan dengan cara muntah, dan khayalan tidak disadari
13
bahwa semua kerusakan, kebencian, dan keburukan ,sedang
muntah karena evakuasi khayalan tetepi perasaan terkait akan
kombinasi yang tidak stabil antara pemisahan dan proyeksi.
keadaan yang sudah membaik :
• Setelah pengobatan biasanya pasien akan mengulangi
respon yang fisiologis.
• Agar pasien mau makan, maka kita katakankepadanya bahwa
rasa lapar yang timbul itu, karena tubuhnya memerlukan nutrisi.
• Kalau pengobatan berhasil, maka pasien akan mengurangi
depresinya akan teratasi, ini dapat berlangsung untuk beberapa
bulan. Oleh karena kebiasaan makan yang jelek pada bulimua
kepada pasien terhadap penampilan dan berat badannya.
FARMAKOTERAPI
14
Antidepresan, termasuk tetrasiklik (Tofranil), Serotonin
spesipik re – uptake inhibitor (SSRI) (fluoksetin (prozac)) dan
bermamfaat untuk mengobati depresi pada buklimia nervosa.
Semua obat itu digunakan sebagai bagian dari suatu program
(Ativan) 12 mg per oral atau IM.
I.PROGNOSIS
Secara keseluruhan, bulimia nervosa merespon lebih baik
terhadap perawatan yang diberikan, dan pasien seringkali dapat
mengubah citra baik tubuh dan mengembangkan kebiasaan
makan yang sehat. Elemen bulimia bertahan setelah pengobatan
namun arti bulimia kembali tentang citra tubuh dan berat
badan selalu ideal mungkin sedikit terdistorsi.
Prognosis tentang perjalanan jangka panjang bulimia
nervosa dan hasil jangka pendek sangat bervariasi. Namun,
secara keseluruhan bulima nervosa memiliki prognosis yang
cenderung baik. Dalam jangka pendek, pasien bulimia nervosa
yang mampu melibatkan diri dalam pengobatan telah
dilaporkan lebih dari 50 persen yang mengalami perbaikan
dalam pesta makan dan mencahar; diantara pasien rawat jalan,
15
perbaikan tampaknya berlangsung lebih dari lima tahun. Tetapi
pasien tidak bebas gejala selama periode perbaikan; bulimia
nervosa adalah gangguan kronis dengan perjalanan penyakit
yang hilang timbul. Beberapa pasien dengan penyakit yang
ringan memiliki remisi jangka panjang. Pasien lain mengalami
kecacatan karena gangguan dan telah dirawat di rumah sakit;
kurang dari sepertiga dari mereka menjadi baik pada followup
tiga tahun, lebih dari sepertiga mengalami perbaikan gejalanya,
dan kirakira sepertiganya memiliki hasil akhir yang buruk,
dengan gejala kronis dalam tiga tahun.
Prognosis adalah tergantung pada keparahan sekuela
mencahar, yaitu apakah pasien mengalami gangguan
keseimbangan elektrolit dan sampai derajat mana muntah yang
sering menghasilkan esofagitis, amilasemia, pembesaran
kelenjar liur, dan karies gigi. Pada beberapa kasus bulimia
nervosa yang tidak diobati, remisi spontan terjadi dalam satu
sampai dua tahun.
Walaupun prognosis untuk pasien bulimia umumnya positif,
ada beberapa faktor yang mengurangi kemungkinan suksesnya
pengobatan, yaitu diantaranya:
a) Penolakan masalah kesehatan
b) Sering dan gigihnya muntah
c) Tingginya tingkat impulsif
d) Riwayat obesitas
e) Riwayat penyalahgunaan zat
16
f) Rawat inap karena komplikasi bulimia
g) Tidak ada motivasi untuk pemulihan
h) Kemampuan sosialisasi yang buruk
i) Depresi yang parah
j) Sangat terdistorsi akan citra tubuh yang ideal
J. KOMPLIKASI
1. Hematemesis dan komplikasi metabolik (hipokalemia)
setelah muntah berlebihan yang diinduksi sendiri.
2. Erosi gigi, sakit tenggorokan atau luka pada mulut.
3. Pembesaran kelenjar ludah, tetanus dan kejang.
4. Depresi dan penarikan diri dari pergaulan.
DAFTAR PUSTAKA
17
1. Kaplan, H.I., Sadock B.J.: Sinopsis Psikiatri, Jilid II, Edisi ke-7,
Binarupa Aksara, Jakarta, 2014 hal:333-335.
18