Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Korupsi di negeri ini sekarang sedang merajalela bahkan telah menjadi
suatu “kebiasaan”. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah dalam
menangani korupsi dan hukum yang sangat tegas. Namun, tetap saja korupsi
masih terdapat di negeri ini. Salah satu mengapa orang berani melakukan
tindak pidana korupsi yaitu karena kurangnya kesadaran pribadi tentang
bahaya korupsi. Tentu saja kita tidak bisa menyadarkan para koruptor karena
mereka sudah terlanjur terbiasa dengan tindakan tersebut.

Jadi, salah satu upaya jangka panjang yang terbaik untuk mengatasi
korupsi adalah dengan memberikan pendidikan anti korupsi dini kepada
kalangan generasi muda sekarang. Karena generasi muda adalah generasi
penerus yang akan menggantikan kedudukan para penjabat terdahulu. Juga
karena generasi muda sangat mudah terpengaruh dengan lingkungan di
sekitarnya. Jadi, kita lebih mudah mendidikdan memengaruhi generasi muda
supaya tidak melakukan tindak pidana korupsi sebelum mereka lebih dulu
dipengaruhi oleh “budaya” korupsi dari generasi pendahulunya

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apakah yang dimaksud dengan perilaku koruptif ?
2. Apakah factor yang mempengaruhi tindakan koruptif ?
3. Bagaimanakah korelasi antara kebiasaan buruk masyarakat dengan
suburnya perilak koruptif ?
4. Bagaimanakah jika praktik koruptif justru dilakukan oleh meraka yang
menjalankan ritual agamanya dan mengetahui perilaku koruptif
diharamkan ?
5. Bagaimanakah cara memberantas perilaku koruptif di masyarakat ?

1
1.3 TUJUAN PEMBAHASAN
Diharapkan mahasiswa mengerti apa yang dimaksud dengan perilaku
koruptif, faktor yang mempengaruhi tindakan tersebut, serta korelasi antara
kebiasaan buruk masyarakat dengan suburnya perilaku koruptif, dan
diharapkan mengetahui upaya pemberantasan tindakan koruptif.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian perilaku koruptif

Segala tindakan yang dilakukan oleh perorangan atau kelompok yang


bertujuan untuk menguntungkan diri sendiri dan berdampak buruk atau
merugikan pihak lain.

2.2 Pengertian Korupsi

Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 pengertian korupsi


adalah perbuatan melawan hukum dengan maksud memperkaya diri sendiri
atau orang lain yang dapat merugikan keuangan atau perekonomian negara.
Korupsi sebagai suatu fenomena sosial bersifat kompleks, sehingga sulit
untuk mendefisinikannya secara tepat tentang ruang lingkup konsep korupsi.
Korupsi di Indonesia berkembang secara sistemik, yang berarti tindakan
korupsi yang sepertinya sudah melekat kedalam sistem menjadi bagian dari
operasional sehari-hari dan sudah dianggap lazim serta tidak melanggar apa
pun. Misalnya sebuah instansi yang menerima uang dari rekanan dan
kemudian dikelolanya sebagai dana taktis, entah itu sebagai semacam balas
jasa atau apa pun. Kalau mark up atau proyek fiktif sudah jelas-jelas korupsi,
tetapi bagaimana seandainya itu adalah pemberian biasa sebagai ungkapan
terimakasih. Kalau itu dikategorikan korupsi, maka mungkin semua instansi
akan terkena. Dana taktis sudah merupakan hal yang biasa dan itu salah satu
solusi untuk memecahkan kebuntuan formal. Ada keterbatasan anggaran lalu
dicarilah cara untuk menyelesaikan banyak masalah.Bagi banyak orang
korupsi bukan lagi merupakan suatu pelanggaran hukum, melainkan sekedar
suatu kebiasaan. Dalam seluruh penelitian perbandingan korupsi antar negara,
Indonesia selalu menempati posisi paling rendah. Hingga kini pemberantasan
korupsi di Indonesia belum menunjukkan titik terang melihat peringkat
Indonesia dalam perbandingan korupsi antar negara yang tetap rendah. Hal ini

3
juga ditunjukkan dari banyaknya kasus-kasus korupsi di Indonesia di era
reformasiini.
Mari kita tempatkan seorang “pelajar” yang ingin mencari bangku di sebuah
sekolah yang berlabel “negeri” dengan menggunakan “jalur mandiri”. ‘Dia’
menyiapkan sejumlah uang untuk menyuap “orang dalam” agar mendapatkan
bangku di sekolah tersebut. Itulah contoh kecil tindakan korupsi yang terjadi
di kalangan pelajar. Oleh karena itu, pendidikan anti korupsi harus cukup jelas
dalam hal bagaimana dan seberapa banyak jenis korupsi serta tindakan yang
tidak “halal” itu merugikan semua orang.

2.3Faktor yang menyebabkan seseorang atau kelompok berperilaku koruptif

1. Iman Yang Tidak Kuat (Iman yang lemah)


Orang-orang yang memiliki kelemahan iman, sangat mudah sekali untuk
melakukan tindakan kejahatan seperti korupsi contohnya. Apabila iman
orang tersebut kuat, mereka tidak akan melakukan tindakan korups ini.
Banyak sekali alasan yang diberikan oleh penindak korupsi ini.
2. Lemahnya penegakan hukum
Lemahnya dan tidak tegasnya penegakan hukum merupakan faktor
berkembangnya tindakan korupsi. Penegakan hukum yang lemah ini dapat
menghindarkan para pelaku korupsi dari sanksi-sanksi hukum.
3. Kurangnya Sosialisasi dan Penyuluhan kepada Masyarakat
Hal ini dapat menyebabkan masyarakat tidak tahu tentang mengenai
bentuk-bentuk tindakan korupsi, ketentuan dan juga sanksi hukumnya, dan
juga cara menghindarinya. Akibatnya, banyak sekali diantara mereka yang
menganggap "biasa" terhadap tindakan korupsi, bahkan merekapun juga
akan melakukan hal tersebut.

4. Desakan Kebutuhan Ekonomi


Dengan keadaan ekonomi yang sulit, semua serba sulit, berbagai tindakan
pun akan dilakukan oleh seseorang, guna untuk mempermudah kebutuhan

4
ekonomi seseorang, salahsatunya adalah dengan melakukan tindakan
korupsi.
5. Pengaruh Lingkungan
Lingkungan yang baik akan berdampak baik juga bagi orang yang berada
dilingkungan tersebut, tetapi bagaimana jika di lingkungan tersebut penuh
dengan tindakan korupsi dan lain-lain. Maka orang tersebut juga akan
terpengaruh dengan tindakan kriminal, contohnya korupsi.

2.4 Korelasi antara kebiasaan buruk manusia dengan suburnya perilaku


koruptif

Pada dasarnya, manusia memiliki sifat yang beragam. Sebagai contoh


adalah sifat manusia yang tidak ingin disalahkan apabila melakukan suatu
kesalahan. Hal tersebut menyebabkan masyarakat melakukan segala
macam cara untuk menutupi kesalahan tersebut. Contoh suatu kasus yang
umum dijumpai dimasyarakat adalah kasus suap yang dilakukan oleh
masyarakat kepada penegak ketertiban lalu lintas. Pada kasus ini,
masyarakat memberikan kesempatan polisi untuk melakukan tindakan
korupsi.

2.5 Praktek korupsi justru dilakukan oleh pihak yang menjalankan ritual
agama dan mengetahui bahwa hal tersebut diharamkan

Pada dasarnya, pemuka agama yang memiliki landasan agama yang kuat tidak
akan melakukan tindakan korupsi. Mereka mengetahui bahwa tidakan tersebut

5
diharamkan oleh agama. Pemuka agama yang memiliki landasan yang kuat
pasti dapat menerapkan apa yang mereka pahami. Sehingga, pemuka agama
yang melakukan tindakan korupsi tersebut tidak memiliki dasar agama yang
kuat karena mereka hanya memikirkan urusan duniawi.
2.6 Upaya pemberantasan tindakan koruptif
1. Pembentukan Komisi Pemberantas Korupsi oleh pemerintah
2. Pencegahan
3. Penindakan
4. Edukasi kepada masyarakat
5. Pemberian hukuman yang memberikan sifat jera
6. Tidak memberikan remisi kepada tersangka.

BAB III
PENUTUPAN

3.1 KESIMPULAN

6
Kami menarik kesimpulan bahwa, pengertian koruptif adalah
perbuatan korupsi untuk melawan hukum dengan maksud memperkaya diri
sendiri atau orang lain yang dapat merugikan keuangan atau perekonomian
negara. Dengan berbagai faktor yang mendukung adanya tindakan koruptif,
semakin marak tindakan-tindakan negatif dengan maksud melawan hal
tersebut. Faktor yang mempengaruhi koruptif ialah iman yang tidak kuat,
lemahnya penegakan hokum, desakan ekonomi, dan lain-lain. Pemuka agama
yang memiliki landasan yang kuat pasti dapat menerapkan apa yang mereka
pahami. Sehingga, pemuka agama yang melakukan tindakan korupsi tersebut
tidak memiliki dasar agama yang kuat karena mereka hanya memikirkan
urusan duniawi.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.apapengertianahli.com/2015/02/pengertian-korupsi-dampak-korupsi-cara-
mengatasi-korupsi.html
http://multiajaib.blogspot.co.id/2014/10/faktor-penyebab-tindakan-korupsi.html

7
8

Anda mungkin juga menyukai