PENDAHULUAN
A. Definisi
Perkembangan akreditasi rumah sakit di dunia sangat cepat. Di mulai dengan
perubahan standar yang semula berfokus kepada pemberi pelayanan, telah bergeser
menjadi berfokus kepada pasien. Oleh karena itu, untuk memastikan bahwa rumah sakit
telah memenuhi standar yang telah ditetapkan, perlu dilakukan penelusuran
pengalaman pasien dalam menerima pelayanan dan juga penelusuran sistem dan proses
di mana penerima pelayanan berada dalam seluruh sistem rumah sakit tersebut.
Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) yang merupakan lembaga independen
akreditasi di Indonesia sudah selayaknya mengikuti perubahan akreditasi tersebut.
Dengan telah disusunnya Standar Akreditasi Rumah Sakit versi 2012 serta berubahnya
metode survei maka perlu ditindak lanjuti dengan penyusunan tata laksana surveinya,
sehingga ada acuan yang menjadi tata kerja seragam dalam melaksanakan survei
akreditasi rumah sakit di Indonesia.
Hak Pasien dan Keluarga (HPK) dan Pendidikan Pasien dan Keluarga (PPK)
merupakan standar akreditasi Rumah Sakit yang berfokus pada pasien.
Dalam Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit, Pasal 29
huruf b menyebutkan bahwa Rumah Sakit wajib memberikan pelayanan kesehatan
yang aman, bermutu, antidiskriminasi dan efektif dengan mengutamakan kepentingan
pasien sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit, kemudian pada Pasal 40 ayat (1)
disebutkan bahwa dalam upaya peningkatan mutu pelayanan Rumah Sakit wajib
dilakukan akreditasi secara berkala minimal 3 (tiga) tahun sekali. Dari kedua Undang-
Undang tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Akreditasi rumah sakit penting
untuk dilakukan dengan alasan agar mutu/kualitas diintegrasikan dan dibudayakan
kedalam sistem pelayanan di Rumah Sakit.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui dan memahami konsep akreditasi Rumah Sakit tentang Hak
Pasien dan Keluarga (HPK).
2. Tujuan Khusus
Untuk mengetahui dan memahami tentang Panduan Penitipan Penyimpanan
Barang Milik Pasien di Rumah Sakit Umum Amanah Mahmudah
A. Ruang Lingkup
Tempat penyimpanan / penitipan barang milik pasien bertujuan agar dapat
mengamankan barang-barang milik pasien yang dititipkan dengan utuh dan lengkap.
Dan merupakan salah satu hak pasien yang selalu dihubungkan dengan pemeliharaan
kesehatan bertujuan agar pasien mendapatkan upaya kesehatan, sarana kesehatan, dan
bantuan dari tenaga kesehatan yang memenuhi standar pelayanan kesehatan yang
optimal sesuai dengan UU No 44 tahun 2009 tentang Rumah sakit
Panduan Perlindungan Harta Benda Milik Pasien ini diterpakan :
1. panduan ini diterapkan kepada semua pasen /pengunjung /karyawan selama
berada didalam rumah sakit.
2. pelaksana panduan ini adalah semua karyawan yang bekerja di RSU Amanah
Mahmudah Sitanggal ( medis maupun non medis ).
B. Landasan Hukum
Tata Laksana
a. Pada Saat Penitipan Barang Pada saat penitipan barang, baik di rawat jalan maupun
rawat inap, petugas memberi penjelasan kepada pasien dengan bahasa yang mudah
dimengerti mengenai tata tertib dan prosedur penitipan barang miliknya berdasarkan
peraturan yang berlaku dirumah sakit serta menjelaskan kriteria barang yang boleh atau
tidak boleh dititip kepada petugas. Kemudian sama-sama kedua belah pihak (petugas
dan pihak pasien/keluarga) memastikan kondisi barang yang dititip.
b. Pada Saat Penyimpanan Barang Pada saat penyimpanan barang berharga milik pasien
petugas rumah sakit wajib menjaga dan melindungi barang yang dititip oleh pasien agar
tidak rusak dan aman dari pencurian /kehilangan.
c. Pada Saat Pengembalian Barang Pada saat pengembalian barang berharga milik pasien
yang dititip, petugas harus memastikan orang yang memegang format penitipan barang
ini adalah yang mewakili pasien dengan mencocokkan tanda tangan ysng bersangkutan
dengan tanda tangan di Format penitipan Barang. Kalau memang sesuai, maka barang
dikembalikan sesuai dengan yang tercatat lalu dibuat berita acara serah terima dibuku
penitipan barang pasien. Pihak yang menerima barang dan yang menyerahkan barang
sama-sama membubuhkan tanda tangan di berita acara serah terima barang.
d. Adapun SOP Perlindungan barang milik pasien
A. PENGERTIAN Perlindungan terhadap barang milik pasien pada saat pasien tidak mampu
bertanggungjawab atas barang miliknya.
B. TUJUAN Memberikan rasa aman terhadap barang milik pasien pada saat dilakukan
tindakan perawatan di rumahsakit.
D. PROSEDUR 1. Petugas jaga keamanan di pos depan IGD membantu pasien yang datang
dengan membawa brangkat untuk pasien.
2. Petugas keamanan membawa masuk pasien ke dalam IGD.
3. Perawat melaporkan kepada security kebutuhan perlindungan hak milik
pasien.
4. Perkenalkan diri dan jelaskan tugas dan peran anda.
5. Pastikan identitasdiri pasien dan atau keluarganya.
6. Petugas keamanan, perawat dan saksi mengeluarkan dan menyimpan barang
milik pasien bila posisi pasien tidak sadar dan tidak ada yang mendampingi.
7. Jelaskan tentang tanggungjawab rumah sakit terhadap barang milik pasien
yang diberlakukan terhadap pasien emergensi, pasien bedah rawat sehari,
pasien rawat inap, dan pasien yang tidak mampu mengamankan
E. UNIT IGD
RAWAT INAP
SECURITY
Untuk setiap ruang yang ditunjuk untuk melindungi barang milik pasien harus tersedia
loker dan kuncinya dan ada penanggungjawab setiap ruangnya saat dines. Tersedia
juga buku penyimpanan, bukti penerimaan barang, pengembalian dan penolakan
penyimpanan barang milik pasien. Jenis barang yang diberikan perlindungan bila
kondisi pasien adalah :