Anda di halaman 1dari 6

Potensi Geografi

untuk Energi Alternatif

Oleh :

1. Iftita Nuratika (04)


2. Farah Sahana Gita (14)
3. Larasati Kurnia R. (27)
4. Luthfi Kinanthi K. (28)
5. Farida Fauzia (30)

Kelas : XI PMIIA 4

SMAN 2 YOGYAKARTA

TAHUN AJARAN 2014/2015


I. PENDAHULUAN

Sumber daya energi sangat dibutuhkan oleh manusia. Secara umum, energi
dibedakan menjadi 2. Yaitu energi konvensional yang tidak dapat diperbarui dan
energi yang dapat diperbarui yang sering kita sebut dengan energi alternatif. Selama
ini, manusia di dunia termasuk di Indonesia lebih bergantung pada energi
konvensional seperti minyak bumi dan batu bara. Padahal sama-sama diketahui bahan
bakar fosil sangat sulit diperbarui. Butuh waktu ribuan bahkan jutaan tahun untuk
mendapatkan bahan bakar fosil yang baru. Padahal kebutuhan manusia akan bahan
bakar semakin meningkat. Perkembangan teknologi dan infrastruktur yang terus
dilakukan manusia semakin meningkatkan kebutuhan manusia akan energi. Manusia
tidak bisa menunggu jutaan tahun demi mendapat energi baru tersebut. Maka dari itu,
manusia di era modern ini mulai mencoba mengembangkan energi baru yang bisa
diperbarui untuk memenuhi kebutuhan manusia. Energi tersebut ialah energi
alternatif.
Energi alternatif adalah istilah yang merujuk pada semua energi yang
digunakan yang bertujuan untuk mengganti bahan bakar konvensional tanpa akibat
yang tidak diharapkan dari hal tersebut. Maksudnya, energi alternatif adalah energi
yang bisa digunakan untuk mengurangi ketergantungan manusia akan kebutuhan
energi konvesional tanpa harus mengakibatkan dampak yang lainnya (efek samping).
Dengan perkembangan teknologi, manusia mulai berinovasi dan mencoba mengolah
bahan-bahan di sekitar mereka untuk dijadikan sumber energi. Bahan-bahan tersebut
diambil dari alam yang sekiranya mudah untuk didapatkan baik sekarang maupun di
masa yang akan mendatang. Sejauh ini, sumber energi alternatif yang telah
dimanfaatkan manusia antara lain
a. Energi matahari
b. Energi angin
c. Energi air
d. Energi panas bumi
e. Energi biomassa, dan masih banyak lagi.

Sebagai negara yang disebut-sebut memiliki banyak sumber daya alam,


Indonesia tentu memiliki potensi yang sangat besar untuk bisa memanfaatkan sumber
daya alam tersebut menjadi energi alternatif. Contohnya, sebagai negara tropis yang
selalu mendapatkan sinar matahari sepanjang tahun, Indonesia mestinya dapat
memanfaatkan hal tersebut untuk menghasilkan energi alternatif. Selain itu sebagai
negara dengan luas perairan yang lebih besar Indonesia juga harus mampu
mengolahnya untuk menghasilkan energi alternatif dari air. Sudahkah Indonesia
memanfaatkan alam sekitarnya untuk dijadikan energi alternatif? Apa sajakah energi
alternatif yang dikembangkan di Indonesia? Bagaimanakah pemanfaatan energi
alternatif di Indonesia? Kita akan membahas pertanyaan-pertanyaan tersebut kali ini.

II. ISI

Indonesia adalah negara yang mempunyai sumber daya alam yang melimpah
namun masih banyak sekali potensi yang belum semuanya dikembangkan. Sumber
daya alam seperti gas alam, batu bara, intan dan lain sebaginya. Tetapi tentu semua
itu pasti akan habis. Padahal sebagai manusia, kita sangat membutuhkan sumber daya
alam tersebut. Maka dari itu manusia berusaha memenuhi kebutuhan akan energi
dengan berbagai cara. Dengan berkembangnya teknologi, berkembang pula energi
alternatif. Banyak contoh energi alternatif yang ada di Indonesia dan perlu
dikembangkan, seperti, biogas yang terbuat dari kotoran sapi, panel surya yang
berasal dari sinar matahari, angin dan air. Berikut penjelasanya.

1. Biomassa

Biomassa adalah sebuah istilah yang digunakan untuk sumber daya hewan dan
tumbuhan beserta limbah yang dihasilkan untuk diolah menjadi energi. Salah satu
biomassa yang sering kita temui di Indonesia adalah biogas. Kebanyakan biogas yang
telah dikembangkan di Indonesia berasal dari limbah pertanian maupun peternakan
misalnya limbah kotoran hewan seperti sapi. Teknologi biogas merupakan salah satu
teknologi tepat guna untuk mengolah limbah-limbah alami di sekitar kita. Teknologi
ini memanfaatkan mikroorganisme yang tersedia di alam untuk merombak dan
mengolah berbagai limbah organik yang ditempatkan pada ruang kedap udara
(anaerob). Hasil proses perombakan tersebut dapat menghasilkan pupuk organik cair
dan padat yang bermutu berupa gas yang terdiri dari gas metana (CH) dan gas karbon
dioksida (CO). Gas tersebut dapat dimanfaatkan menjadi bahan bakar gas (BBG)
yang biasa disebut dengan biogas.

Untuk memproduksi biogas diperlukan digester. Biasanya peternak yang


mampu memproduksi Biogas mempunyai minimal 10 ekor ssapi. Prinsip pembuatan
biogas adalah adanya dekomposisi bahan organik secara anerobik
Proses terbentuknya biogas

Meskipun Indonesia adalah negara penghasil minyak bumi, batu bara dan gas
alam, namun dengan berkurangnya cadangan minyak dan penghapusan subsidi
menyebabkan harga minyak naik dan kualitas lingkungan yang menurun akibat
penggunaan bahan bakar fosil yang berlebihan. Sebenarnya, sudah ada masyarakat
yang memanfaatkan biogas sebagai bahan bakar untuk memasak, tetapi pemerintah
belum menanggapi atau mencanangkan energi alternatif ini. Padahal kita bisa melihat
di sekitar kita, usaha peternakan sapi di Indonesia cukup banyak. Kita banyak
mengetahui bahwa di daerah dataran tinggi di Jawa Barat, Boyolali Jawa Tengah,
maupun di desa-desa lainnya di Indonesia terutama pulau Jawa dan Nusa Tenggara
yang memiliki banyak peternakan sapi. Usaha peternakan sapi ini didukung dengan
adanya sumber pangan yang melimpah dan iklim yang sesuai. Hal ini menunjukkan
bahwa sudah ada potensi yang cukup besar untuk pengembangan biogas dan
peternakan sapi sekaligus. Maka Pemerintah selayaknya juga mulai memperhatikan
hal ini.

2. Energi Matahari
Energi matahari adalah salah satu energi alternatif yang paling terkenal dan
sudah sering dimanfaatkan di Indonesia. Dari aspek yang sederhana misalnya dalam
proses penjemuran pakaian, pengeringan dalam industry perikanan, dan lain-lain.
Dengan berkembangnya teknologi, energi matahari lebih ditingkatkan
pengembangannya sebagai tenaga surya. Dengan menggunakan sel surya yang bisa
mengubah energi matahari menjadi listrik, sudah bisa mengurangi dampak
penggunaan bahan bakar fosil sebagai bahan bakar pembangkit listrik. Contoh
sederhananya adalah pemanas air di beberapa rumah, dan lampu lalu lintas dengan
sel surya.
Lalu apa hubungan antara panas matahari dengan kondisi geografis
Indonesia? Dari letak astronomisnya, kita bisa melihat bahwa Indonesia terletak di
garis khatulistiwa dan beriklim tropis dimana kita bisa disinari matahari setiap tahun.
Cahaya matahari di Indonesia melimpah setiap tahun,. Tidak seperti negara-negara di
belahan bumi bagian utara dan selatan yang banyak mendapat sinar matahari hanya
pada musim-musim tertentu saja. Kita bisa memanfaatkan kondisi ini dengan
membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Hal ini bisa mengurangi
konsumsi bahan bakar fosil sebagai pembangkit listrik karena telah ditambah atau
diganti dengan sumber energi baru yaitu energi matahari. Di Indonesia sendiri, sudah
dibangun PLTS yaitu di Bali dan kini menjadi percontohan.
3. Energi Air
Selanjutnya adalah energi alternatif yang berasal dari air. Selain menjadi
sumber kehidupan, air ternyata bisa menyimpan energi yang cukup berpotensi untuk
menjadi energi alternatif. Dan dengan melihat kondisi geografis di Indonesia yang
memiliki banyak sekali danau, sungai, bendingan, baik itu kecil maupun besar
tentunya itu semua merupakan potensi yang cukup besar untuk dijadikan energi
alternatif.
Kita sering mendengar adanya Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) yang
memanfaatkan energi air yang bergerak seperti sungai yang dibendung atau air terjun.
Energi air ini akan menggerakkan turbin yang akan mengubahnya menjadi energi
listrik. PLTA sendiri sudah ada sejak zaman kolonial Belanda. Dan jumlahnya di
Indonesia sekitar kurang dari 50 buah.
Selain PLTA, ada juga PLTMH (Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro)
yang memanfaatkan aliran air yang berarus kecil. PLTMH sudah dimanfaatkan di
beberapa daerah di Indonesia yang memiliki sungai berarus kecil. Yang diperlukan
untuk membuat PLTMH hanyalah air mengalir dan beda ketinggian dasar sungai.
PLTMH ini cocok sekali digunakan di daerah terpencul yang belum mendapatkan
aliran listrik dari negara. Dengan biaya yang murah, tentulah PLTMH lebih mudah
dibuat di daerah terpencil tersebut.
4. Energi Angin
Energi alternatif dari angin juga mudah dimanfaatkan di kehidupan. Daerah
yang memiliki potensi menjadi ladang angin antara lain di Jawa bagian selatan,
Sulawesi, dan Nusa Tenggara Timur. Untuk memanfaatkan energi angin diperlukan
adanya kincir angin. Pembangkit Listrik Tenaga Angin/Bayu pertama kali
dikembangkan di Pantai Samas, Yogyakarta. PLTB selanjutnya akan dibangun di
beberapa wilayah lain di Indonesia khususnya di wilayah timur yang belum tersentuh
listrik.
5. Energi Panas Bumi

Energy panas bumi adalah sumber energy panas yang terkandung dalam air
panas, uap air, dan lain-lain yang secara genetik tidak bisa dipisahkan dari sistem
panas bumi. Potensi panas bumi di Indonesia diperkirakan sebesar 40% dari potensi
panas bumi dunia. Namun, potensi tersebut baru dimanfaatkan sekitar 4% saja. Jika
energy panas bumi terus dikembangkan tentunya Indonesia tidak lagi terlalu
bergantung pada energy minyak dan gas yang semakin menipis keberadaannya.
III. PENUTUP

Tuhan telah memberikan segudang sumber kebutuhan atau sumber daya alam
bagi kita. Tugas kita hanyalah menjaga, mengaplikasikan, dan merawat. Tetapi kita
juga jangan selalu menggantungkan sumber daya alam yang ada. Karena jika habis
kita akan kesusahan memenuhi kebutuhan. Cara mempertahankan kuantitas SDA
adalah dengan cara mengganti SDA dengan energi alternatif. Energi alternatif di
Indonesia harus dikembangkan karena sangat bermanfaat bagi kita dan lingkungan
kita. Energi alternatif lebih ramah lingkungan dan tidak terbatas. Jika kita melihat
kondisi geografis dan sumber daya alam di Indonesia banyak sekali potensi yang bisa
diolah menjadi sumber energi alternatif. Tetapi mahalnya sarana prasarana untuk
memanfaatkannya, energi alternatif masih jarang di Indonesia.
Mengingat banyaknya potensi yang bisa didapatkan di Indonesia, sudah
selayaknya kita mulai berinovasi dan mengolah sumber-sumber tersebut untuk
dimanfaatkan oleh masyarakat. Adanya PLTA,PLTS dll. Sangat membantu
masyarakat dalam memperoleh energi yang ramah lingkungan dan tidak bergantung
dari sumber energi konvensional. Dengan memanfaatkan dan mengolah sumber
energi alternatif, berarti kita telah menjaga lingkungan dan menjaga bumi kita.

Anda mungkin juga menyukai