SURAKARTA
LAPORAN PELAKSANAAN
PRAKTEK PENGALAMAN LAPANGAN
DI BENGKEL BUMINT AUTO SERVICE KABUPATEN GROBOGAN
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
Disusun Oleh:
Nama : Imam Saiful Karim
Mengetahui,
Rektor,
1. Bapak Dr.H.A.Mufrid Teguh Mulyo, MH, Rektor Universitas Nahdlatul Ulama Surakarta
2. Bapak Drs. H. Suwachid, S.T., Dekan Fakultas Teknik Universitas Nahdlatul Ulama
Surakarta
3. Bapak Sutrisno ST pembimbing Praktek Pengalaman Lapangan Fakultas Teknik,
Universitas Nahdlatul Ulama Surakarta
4. Bapak Agung Susanto, Ketua/Kepala bengkel Bumint Auto Service yang telah
memberikan waktu dan tempat untuk terlaksananya PPL
5. Bapak/Ibu pemilik serta rekan di Bengkel Bumint Auto Service yang telah membantu
terlaksananya Praktek Pengalaman Lapangan ini.
Akhirnya, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan
karya selanjutnya.
Semoga laporan ini bisa bermanfaat bagi penulis khususnya, dan bagi pembaca yang budiman
umumnya.
Program Pengalaman Lapangan adalah salah satu kegiatan kurikuler yang merupakan
kulminasi dari seluruh program pendidikan yang telah dihayati dan dialami oleh mahasiswa,
maka PPL dapat sebagai suatu program yang merupakan ajang pelatihan untuk menerapkan
berbagai pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam rangka pembentukan mekanik yang
profesional. Dengan demikian PPL adalah suatu program yang mempersyaratkan kemampuan
aplikasi dan terpadu dari seluruh pengalaman belajar sebelumnya ke dalam program pelatihan
berupa kinerja dalam semua hal yang berkaitan dengan perbengkelan/dunia industri.
Standar kompetensi PPL dirumuskan dengan mengacu pada tuntutan kompetensi yang
baik dalam konteks pembelajaran maupun dalam konteks kehidupan sebagai anggota
masyarakat. Disamping itu, rumusan standar kompetensi PPL juga mengacu pada peraturan
pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional khususnya terkait
dengan Bab V pasal 26 Ayat 4, yang pada intinya berisikan standar kompetensi lulusan
perguruan tinggi bertujuan mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang
berakhlak mulia, memiliki pengetahuan, keterampilan dan kemandirian serta sikap untuk
Sebagai suatu profesi, untuk melaksanakan tugas secara profesional dalam konkretnya
untuk melaksanakan suatu pekerjaan profesional yang berbeda dari pekerjaan non profesional
atau teknisi. Dalam suatu pekerjaan profesional digunakan teknik serta prosedur yang bertumpu
pada landasan intelektual yang sengaja di pelajari dan secara langsung dapat diabdikan bagi
memerlukan penguasaan teknik dan prosedur ilmiah serta memiliki dedikasi dan cara menghadapi
lapangan pekerjaan yang berorientasi pada pelayanan yang ahli. Sebagai pekerja profesional, untuk
menyandang predikat yang benar-benar profesional harus memiliki kemampuan profesional yaitu
memiliki pengetahuan yang luas, menguasai bidang study yang akan diajarkan serta penguasaan
metodologis dalam arti memiliki pengetahuan konsep secara teoritik, serta mampu memberikan pelayanan
Pengalaman Lapangan (PPL) adalah suatu program yang merupakan ajang penelitian terpadu
untuk menerapkan berbagai ilmu pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam rangka pembentukan
seseorang yang profesional. PPL merupakan program yang memprasayaratkan kemampuan aplikasi
dan terpadu dari sebuah pengalaman belajar sebelumnya ke dalam program pelatihan berupa kinerja.
PPL ini merupakan kegiatan yang dilaksanakan dalam bentuk pelatihan mandiri yang diarahkan
kepada terbentuknya kemampuan yang terjadwal secara sistematis dibawah bimbingan dosen
Secara substansional PPL dapat disebut juga sebagai pengalaman lapangan karena mahasiswa PPL
memang berada dalam proses belajar dari profesi pendidikan disekolah. Diharapkan mahasiswa
memperoleh pengetahuan praktis dan kemampuan profesioanl yang tidak di peroleh dari kampus atau
universitas. Sesuai dengan pengetahuan yang telah digariskan pada buku pedoman Program
Pengalaman.
TUJUAN :
1. Mengembangkan kemampuan tenaga akademik yang professional dan sarana penelitian untuk
meningkatkan kemampuan perguruan tinggi dalam menyelenggarakan penelitian dan kegiatan
pengabdian kepada masyarakat.
2. Mengembangkan kemampuan akademik dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
(ipteks) yang strategis untuk landasan dalam rangka sumbangan penelitian dalam proses
pendidikan dan kegiatan pengabdian kepada masyarakat.
3. Mengembangkan penelitian dan kegiatan pengabdian kepada masyarakat sebagai sumbangan atau
kontribusi langsung dalam proses pendidikan publik untuk membantu peningkatan sumber daya
manusia, dalam kerangka pembangunan daerah dan nasional.
4. Meningkatkan relevansi dan efektivitas penyelenggaraan penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat yang mendukung pembangunan daerah dan nasional.
Tujuan khusus
SARAN KEGIATAN :
Dari bidang-bidang program kegiatan di atas, paling tidak ada saran utama sebagai
capaiannya, yakni:
Bermula dari sebuah bengkel regional di bidang transportasi darat, dan didirikan di
Wirosari pada tahun 1980 oleh Mas Agung, bengkelnya yang di beri nama Bumint Auto Service.
Pada saat itu dia memberi nama Bumint Auto Service agar suatu saat nanti namanya dikenang di
masyarakat. Bengkel itu didirikan dengan penuh kesabaran dalam berusaha untuk mencapai
semua cita-citanya menjadi seorang mekanik handal. Pada tahun 1985 Bengkel yang
didirikannya mengalami hambatan kurangnya pelanggan yang datang, jadi bengkel yang dia
dirikan sepi pada saat itu. Tetapi dia tidak pernah putus asa dalam membangun dan mendirikan
bengkel itu walaupun bengkelnya sepi dia terus menerus berdo’a dan sabar dalam menghadapi
cobaan ini. Pada tahun 1986 bengkel yang dia dirikan menjadi besar dan ramai, ketika itu dia
Saat itu dia mempunyai tiga mekanik yang membantu melayani pengunjung atau
pelanggan yang datang. Jadi pada tahun 1986 sampai sekarang ini bengkel yang di dirikan
menjadi besar dan ramai, banyak pengunjung yang datang memperbaiki kendaraan di situ.
Karena pelayanan yang dia dan karyawan berikan kepada pelanggan sangat bagus dan
memuaskan. Tapi dia tidak menyangka bengkelnya itu bisa besar yang enam tahun dia dirikan
penuh dengan kesabaran dan semangat yang dulunya bengkelnya hampir mengalami kerugian
yang besar, tapi ternyata bengkel itu menjadi besar sampai sekarang ini.
B. Visi dan Misi Bengkel/Tempat Praktek Pengalaman Lapangan (PPL)
1. Visi
Mencapai keberhasilan dengan sebaik-baiknya, sesuai dengan keadaan bengkel yang
lebih maju.
2. Misi
Sebagaimana perusahaan lain pada umumnya yaitu memejukan perusahaan agar lebih
berkembang pesat dengan melalui peningkatan mutu pelayanan yang maksimal kepada
semua pelangganan.
C. Filosofi
Kepuasan pelangganan adalah komotmen kami.
1. Pelanggan kami adalah pelanggan eksternal dan pelanggan internal termasuk pemilik,
atasan maupun sesama karyawan.
2. Tidak menerima membuat dan meneruskan kesalahan.
3. Tidak menyimpang dari prosedur.
4. Tidak merubah atau mengganti spesifikasi.
5. Tidak melanggar peraturan.
BAB IV
PELAKSANAAN PRAKTEK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL)
B. OBSERVASI
Fungsi
Semua jenis oli pada dasarnya sama. Yakni sebagai bahan pelumas agar mesin berjalan mulus dan bebas
gangguan. Sekaligus berfungsi sebagai pendingin dan penyekat. Oli mengandung lapisan-lapisan halus,
berfungsi mencegah terjadinya benturan antar logam dengan logam komponen mesin seminimal mungkin,
mencegah goresan atau keausan. Untuk beberapa keperluan tertentu, aplikasi khusus pada fungsi tertentu,
oli dituntut memiliki sejumlah fungsi-fungsi tambahan. Mesin diesel misalnya, secara normal beroperasi
pada kecepatan rendah tetapi memiliki temperatur yang lebih tinggi dibandingkan dengan Mesin bensin.
Mesin diesel juga memiliki kondisi kondusif (peluang) yang lebih besar yang dapat menimbulkan
oksidasi oli, penumpukan deposit dan perkaratan logam-logam bearing.
Jenis-jenis Oli
Oli Mineral
Oli mineral terbuat dari oli berbahan dasar (base oil) yang diambil dari minyak bumi yang telah
diolah dan disempurnakan dan ditambah dengan zat - zat aditif untuk meningkatkan kemampuan
dan fungsinya. Beberapa pakar mesin memberikan saran agar jika telah biasa menggunakan oli
mineral selama bertahun-tahun maka jangan langsung menggantinya dengan oli sintetis
dikarenakan oli sintetis umumnya mengikis deposit (sisa) yang ditinggalkan oli mineral sehingga
deposit tadi terangkat dari tempatnya dan mengalir ke celah-celah mesin sehingga mengganggu
pemakaian mesin.
Oli Sintetis biasanya terdiri atas Polyalphaolifins yang datang dari bagian terbersih dari
pemilahan dari oli mineral, yakni gas. Senyawa ini kemudian dicampur dengan oli mineral.
Inilah mengapa oli sintetis bisa dicampur dengan oli mineral dan sebaliknya. Basis yang paling
stabil adalah polyol-ester (bukan bahan baju polyester), yang paling sedikit bereaksi bila
dicampur dengan bahan lain. Oli sintetis cenderung tidak mengandung bahan karbon reaktif,
senyawa yang sangat tidak bagus untuk oli karena cenderung bergabung dengan oksigen
sehingga menghasilkan acid (asam). Pada dasarnya, oli sintetis didesain untuk menghasilkan
kinerja yang lebih efektif dibandingkan dengan oli mineral.
Kekentalan (Viskositas)
Kekentalan merupakan salah satu unsur kandungan oli paling rawan karena berkaitan dengan ketebalan
oli atau seberapa besar resistensinya untuk mengalir. Kekentalan oli langsung berkaitan dengan sejauh
mana oli berfungsi sebagai pelumas sekaligus pelindung benturan antar permukaan logam.
Oli harus mengalir ketika suhu mesin atau temperatur ambient. Mengalir secara cukup agar terjamin
pasokannya ke komponen-komponen yang bergerak. Semakin kental oli, maka lapisan yang ditimbulkan
menjadi lebih kental. Lapisan halus pada oli kental memberi kemampuan ekstra menyapu atau
membersihkan permukaan logam yang terlumasi. Sebaliknya oli yang terlalu tebal akan memberi resitensi
berlebih mengalirkan oli pada temperatur rendah sehingga mengganggu jalannya pelumasan ke
komponen yang dibutuhkan. Untuk itu, oli harus memiliki kekentalan lebih tepat pada temperatur
tertinggi atau temperatur terendah ketika mesin dioperasikan.
Dengan demikian, oli memiliki grade (derajat) tersendiri yang diatur oleh Society of Automotive
Engineers (SAE). Bila pada kemasan oli tersebut tertera angka SAE 5W-30 berarti oli memiliki
kekentalan 5 pada temperatur dingin di musim dingin (Winter), dan kekentalan 30 pada
temperatur 100 derajat celcius.
Tetapi yang terbaik adalah mengikuti viskositas sesuai permintaan mesin. Umumnya, mobil
sekarang punya kekentalan lebih rendah dari 5W-30 . Karena mesin belakangan lebih
sophisticated sehingga kerapatan antar komponen makin tipis dan juga banyak celah-celah kecil
yang hanya bisa dilalui oleh oli encer. Tak baik menggunakan oli kental (20W-50) pada mesin
seperti ini karena akan mengganggu debit aliran oli pada mesin dan butuh semprotan lebih
tinggi.
Untuk mesin lebih tua, clearance bearing lebih besar sehingga mengizinkan pemakaian oli kental
untuk menjaga tekanan oli normal dan menyediakan lapisan film cukup untuk bearing.
Sebagai contoh di bawah ini adalah tipe Viskositas dan ambien temperatur dalam derajat Celcius
yang biasa digunakan sebagai standar oli di berbagai negara/kawasan.
1. 5W-30 untuk cuaca dingin seperti di Swedia
2. 10W-30 untuk iklim sedang seperti di kawasan Inggris
3. 15W-30 untuk Cuaca panas seperti di kawasan Indonesia
Kualitas
Kualitas oli disimbolkan oleh API (American Petroleum Institute). Simbol terakhir SL mulai
diperkenalkan 1 Juli 2001. Walau begitu, simbol makin baru tetap bisa dipakai untuk kategori
sebelumnya. Seperti API SJ baik untuk SH, SG, SF dan seterusnya. Sebaliknya jika mesin
kendaraan menuntut SJ maka tidak bisa menggunakan tipe SH karena mesin tidak akan
mendapatkan proteksi maksimal sebab oli SH didesain untuk mesin yang lebih lama.
Ada dua tipe API, S (Service) atau bisa juga (S) diartikan Spark-plug ignition (pakai busi) untuk
mobil MPV atau pikap bermesin bensin. C (Commercial) diaplikasikan pada truk heavy duty dan
mesin diesel. Contohnya kategori C adalah CF, CF-2, CG-4. Bila menggunakan mesin diesel
pastikan memakai kategori yang tepat karena oli mesin diesel berbeda dengan oli mesin bensin
karena karakter diesel yang banyak menghasilkan kontaminasi jelaga sisa pembakaran lebih
tinggi. Oli jenis ini memerlukan tambahan aditif dispersant dan detergent untuk menjaga oli tetap
bersih
Sebagai tambahan, bila oli yang digunakan sudah tipe sintetik maka tidak perlu lagi diberikan
bahan aditif lain karena justru akan mengurangi kinerja mesin bahkan merusaknya.
Untuk rating API service, dapat pula dirunut dari mesin-mesin keluaran lama. Namun, pada saat
ini bisa juga dirunut dari kategori SF mengingat banyaknya kategori yang akan keluar.
SN (Current)
Diperkenalkan pada 2004. Ditujukan untuk semua jenis mesin bensin yang ada pada saat ini. Oli
ini didesain untuk memberikan resistensi oksidasi yang lebih baik, menjaga temperatur,
perlindungan lebih baik terhadap keausan, dan mengontrol deposit lebih baik.
SL (Current)
Merupakan kategori terakhir sampai saat ini. Diperkenalkan pada 1 Juni 2001. Oli ini didesain
untuk menjaga temperatur dan mengontrol deposit lebih baik. Juga bisa mengonsumsi oli lebih
rendah. Beberapa oli ini juga cocok dengan spesifikasi terakhir ILSAC sebagai Energy
Conserving. Untuk mesin generasi 2004 atau sebelumnya
CJ-4
Diperkenalkan pada tahun 2006. Untuk mesin high speed, mesin 4-langkah yang didesain untuk
memenuhi standar emisi tahun 2007. Oli dengan kategori API CJ-4 memiliki kriteria performa
lebih baik daripada yang dimiliki oleh oli-oli dengan kategori API CI-4 dengan CI-4 PLUS, CI-4,
CH-4, CG-4 dan CF-4. Oli dengan kategori API CJ-4 juga mampu secara efektif melumasi
mesin-mesin dengan kategori di bawahnya.
CI-4
Diperkenalkan sejak 5 September 2002. Untuk mesin high speed, four stroke engines yang
didesain untuk memenuhi standar emisi tahun 2004. Oli CI-4 diformulasikan menjaga durabilitas
mesin dimana gas buangnya disirkulasi ulang. Digunakan untuk mesin yang meminta kandungan
belerang/sulfur 0.5%. Bisa dipakai pada oli CD, CE, CF-4, CG-4 dan CH-4.
CH-4
Diperkenalkan sejak 1998. Untuk mesin high speed, four stroke engines yang didesain untuk
memenuhi standar emisi tahun 1998. . Digunakan untuk mesin yang meminta kandungan
belerang/sulfur lebih besar 0.5%. Bisa dipakai pada oli CD, CE, CF-4, dan CG-4.
CG-4
Diperkenalkan sejak 1995. Untuk mesin kinerja sedang, high speed, four stroke engines.
Digunakan untuk mesin yang meminta kandungan belerang/sulfur kurang 0.5%. Cocok untuk
standar emisi 1994 Bisa dipakai pada oli CD, CE, dan CF-4.
CF-4
Diperkenalkan sejak 1990. Untuk mesin high speed, four stroke engines, naturally aspirated dan
mesin turbocharger. Bisa dipakai pada oli CD, dan CE.
CF-2
Diperkenalkan sejak 1994. Untuk mesin kinerja sedang, two stroke engines. Bisa dipakai pada oli
CD-II.
CF
Diperkenalkan sejak 1994. Untuk mesin off road, indirect injected dan beberapa mesin yang
memakai bahan bakar dengan kandungan belerang/sulfur di atas 0.5%. Bisa mengganti pada oli
CD.
Memeriksa oli setiap minggu perlu dilakukan, karena dari cairan tersebut, kita bisa tahu apakah
kendaraan layak digunakan atau tidak.
Memeriksa kondisi oli juga tidak memerlukan waktu yang lama. Kita cukup mencabut tongkat
pemeriksa ketinggian oli (dipstick), yang biasanya terlihat jelas di mesin. Apa saja yang bisa
dideteksi dari oli mesin?
Jika warna oli tidak jauh berbeda dengan saat pertama diisikan ke mesin (biasanya cenderung
bening), maka artinya mesin dalam kondisi prima. Yang perlu Anda lakukan hanya menyalakan
mesin dan pergi ke tujuan.
Namun, apabila oli berwarna hitam, itu artinya sudah waktunya ganti oli. Jika punya wadah
penampung, Anda dapat melakukannya sendiri. Tapi jika tidak ingin repot, cukup bawa ke
bengkel.
Oli berwarna putih atau seperti susu berarti ada air yang tercampur. Air dan oli bisa bercampur,
akibat adanya lubang pada dinding pemisah di dalam mesin. Atau bisa juga lubang terbentuk di
radiator, bila kendaraan memakai jenis satu radiator untuk mendinginkan air dan oli.
Apabila muncul bau bensin, maka ada kemungkinan timbul masalah pada komponen di dalam
mesin. Segera periksakan ke bengkel, karena mekanik yang bisa mengetahui komponen mana
yang mungkin rusak.
Bila oli banyak berkurang, maka segera periksa lantai di bawah mobil. Jika tidak ada oli yang
menetest, maka bisa jadi oli ikut terbakar bersama bensin. Tandanya yaitu muncul asap putih
tebal dari knalpot.
Asap ini akibat rusaknya cincin piston atau katup tempat campuran BBM masuk ke ruang bakar.
Bila ini dibiarkan, maka lama-kelamaan mesin akan rusak.
Kontaminasi
Kontaminasi terjadi dengan adanya benda-benda asing atau partikel pencemar di dalam oli.
Terdapat delapan macam benda pencemar biasa terdapat dalam oli yakni
1. Keausan elemen. Ini menunjukkan beberapa elemen biasanya terdiri dari tembaga, besi,
chrominium, aluminium, timah, molybdenum, silikon, nikel atau magnesium.
2. Kotoran atau jelaga. Kotoran dapat masuk kedalam oli melalui embusan udara lewat sela-sela
ring dan melaui sela lapisan oli tipis kemudian merambat menuruni dinding selinder. Jelaga
timbul dari bahan bakar yang tidak habis. Kepulan asam hitam dan kotornya filter udara
menandai terjadinya jelaga.
3. Bahan Bakar
4. Air. Ini merupakan produk sampingan pembakaran dan biasanya terjadi melalui timbunan gas
buang. Air dapat memadat di crankcase ketika temperatur operasional mesin kurang memadai.
5. Ethylene gycol (anti beku)
6. Produk-produk belerang/asam.
7. Produuk-produk oksidasi Mengakibatkan oli bertambah kental. Daya oksidasi meningkat oleh
tingginya temperatur udara masuk.
8. Produk-produk Nitrasi. Nitrasi tampak pada mesin berbahan bakar gas alam.
1. Pengertian Rem
Rem berfungsi untuk mengurangi kecepatan (memperlambat) dan menghentikan
kendaraan serta memberikan kemungkinan dapat memparkir kendaraan ditempat yang menurun.
Peranan rem sangat penting dalam sistem mesin, misalnya pada mesin mobil, sepeda motor,
mesin cuci, dan sebagainya. Selain itu rem juga mempunyai kelemahan yaitu rem sering
mengalami blong, hal ini diakibatkan karena pemeliharaan yang kurang rutin dan penyebab
terjadinya rem blong yaitu pad rem habis (aus), minyak rem habis, dan terjadinya kebocoran
pada seal piston rem, master rem, ataupun pada selang remnya, maka dari itu pemeliharaan rem
harus sangat dipheratikan.
7. Jenis-jenis rem
Rem dibagi menjadi dua jenis yaitu :
a. Rem cakram
Mobil modern kebanyakan telah menerapkan piranti yang satu ini. Biasanya piranti seperti ini
dapat ditemukan pada roda kendaraan baru sehingga dalam setiap penggunaannya menjadi
maksimal dan terarah.
Rem cakram menjadi salah satu sistem pengereman modern terbaik pada mobil dan ideal untuk
diterapkan pada setiap mobil, terutama yang telah memakai mesin berkapasitas CC besar. Sistem
kerja rem cakram adalah dengan menjepit cakram yang biasanya dipasang pada roda kendaraan
melalui caliper yang digerakkan oleh piston untuk mendorong sepatu rem (brake pads) ke
cakram.
b. Rem tromol
Rem tromol digunakan untuk kendaraan yang memerlukan kerja ekstra dalam pengereman
contoh : kendaraan operasional seperti bis, truk, minibus, dan sebagainya. Jadi rem tromol dapat
digunakan pada beban angkut yang berat (heavy duty) dengan bekerja secara maksimal.
Rem tromol yang masih menerapkan sistem tertutup dalam prosesnya. Dengan sistem ini
membuat partikel kotoran pada ruang tromol tersebut. Jadi untuk perawatan membersihkannya
harus membuka Rem tromol yang masih menerapkan sistem tertutup dalam prosesnya.
Dengan sistem ini membuat partikel kotoran pada ruang tromol tersebut. Jadi untuk perawatan
membersihkannya harus membuka roda agar rumah rem dapat dibersihkan dari debu atau
kotoran. Pada saat banjir air akan mengumpul pada ruang tromol sehingga air akan menyulitkan
sistem rem untuk bekerja, jadi setelah rem tromol menerjang banjir, maka harus
mengeringkannya dengan menginjak setengah rem saat melaju sehingga bagian dalam rem
tromol kering karena panas akibat gesekan, setelah itu rem dapat digunakan kembali.
A. Rem Cakram
a) Piringan rotor
b) Selang rem
c) Plat pengatur pad
d) Plat momen
e) Plat rem
f) Pegas penahan pad
g) Pegas anti berisik
h) Shim anti cicit
i) Silinder rem
j) Karet pelindung utama
k) Perapat piston
l) Piston
m) Karet pelindung silinder
n) Ring set
o) Bushing lucur
p) Karet pelindung (Boot)
5. Sistem Rem
Sistem rem dirancang untuk mengurangi kecepatan (memperlambat) dan menghentikan
kendaraan atau memungkinkan perkir pada tempat yang menurun. Peralatan ini sangat penting
untuk keamanan berkendaraan dan juga dapat berhenti ditempat manapun, dan dalam berbagai
kondisi dapat berfungsi dengan baik dan aman.
6. Prinsip Rem
Kendaran tidak dapat berhenti segera apabila mesin dibebaskan (tidak dihubungkan)
dengan pemindah daya, kendaraan cenderung tetap bergerak. Kelemahan ini harus dapat di
kurangin dengan maksud menurunkan kecepatan gerakan hingga berhenti. Mesin merubah energi
panas menjadi energi kinetik (energi gerak) untuk menggerakan kendaraan. Sebaiknya, rem
bekerja disebabkan oleh adanya sistem gabungan penekanan melawan system gerak putar. Efek
pengereman (breaking effect) diperoleh dari adanya gesekan yang ditimbulkan antara dua objek.
7. Type Rem
Rem yang dipergunakan pada kendaran bermotor dapat digolongkan menjadi beberapa type
tergantung pada penggunaannya.
1. Rem kaki (foot brake) digunakan untuk mengontrol kecepatan dan menghentikan kendaran.
2. Rem parkir (parking break) digunakan terutama untuk memarkir kendaraan.
3. Rem tanbahan (auluxialy brake) digunakan pada kombinasi rem biasa (kaki) yang digunakan
pada truk diesel dan kendaran berat.
4. Engines break digunakan ada kalanya untuk menurunkan kecepatan kendaraan, Beaking effect
(reaksi pengereman) ditimbulkan oleh tahanan putarn dari mesin itu sendiri, tidak ada khusus
yang diperlukan, untuk itu engine break tidak diterangkan.
8. Rem kaki
Rem kaki (foot break) di kelompokan menjadi dua tipe,yaituh:
1. Rem hidraulis (hydraulic break)
2. Rem panematik (peneumatic break)
Rem hidraulis lebih respond lebih cepat dibanding tipe lainnya, dan juga konstruksinya
yang khusus dan handal (superior design flexibility). Dengan adanya keuntungan tersebut, rem
hidraulis banyak digunakan pada kendaran penumpang truk ringan.
Sistem rem panematik termasuk kompresor atau jenis yang menghasilkan udara, udara
yang bertekanan yang digunakan untuk menambah daya pengereman. Tipe sistem rem ini
banyak digunakan pada kendaran berat seperti truk dan bus.
Cara kerja rem hidraulis sebagai berikut: rem hidraulis menekan mekanisme rem dan
menyalurkan tenaga rem, dan mekanisme pengereman akan menimbulkan daya pengereman.
9. Mekanisme kerja
A. Master Silinder
Master silinder mengubah gerak pedal rem kedalam tekanan hidraulis.
Master silinder terdiri dari reservoir tank yang berisi minyak rem, demikian juga master silinder
yang membangkitkan tekanan hidraulis. Ada dua tipe silinder: tipe tunggal dan tipe ganda.
Master silinder tipe ganda banyak digunakan dibandingkan tpe tunggal.
B. Boster Rem
Tenaga penekanan pada pedal rem dari seorang pengemudi tidak cukup kuat untuk segerah
menghentikan kendaraan. Boster rem melipat gandakan daya pemekanan pedal, sehingga daya
pengereman yang lebih besar di perlukan.
Boster dapat dipasang menjadi satu dengan master silinder (type integral) atau dapat juga
dipasang secara terpisah dari master silinder itu sendiri.
Boster rem mempunyai diaphragma (memberan) yang bekerja dengan adanya perbedan tekanan
antara tekanan atmosfir dan kevakuman yang dihasilkan dari dalam intake manifold mesin.
Master silinder di hubungkan dengan pedal dan memberan untuk memperoleh daya pengereman
yang besar dari langkah pedal yang minimum.
Bila boster rem tidak dapat berfungsi dikarenakan satu dan lain hal, boster rem dirancang
sedemikian rupa sehingga hanya tenaga bosternya saja yang hilang dengan sendirinya rem akan
memerlukan gaya penekanan pedal yang lebih besar, tetapi kendaran dapat direm normal tanpa
bantuan boster. Untuk kendaran yang digerakkan oleh mesin diesel, boster remnya diganti
dengan pompa vacum karena kevacuman yang terjadi pada intake manifold pada mesin diesel
tidak cukup kuat.
Boster body dibagi menjadi bagian depan (ruang tekan tenaga) dan bagian belakang (ruang tekan
variasi), dan masimg-masing ruang dibatasi dengan memberan dan piston boster.
Mekanisme katup pengontrol (control valve mechanis). Termasuk katup udara, katup vakum,
katup pengontrol dan sebagainya yang berhubungan dengan pedal rem melalui batang penggerak
katup (valve operating road).
C. Katup Pengimbang
Kendaran dihentikan dengan adanya gesekan antara ban dan ditambah jalan. Gesekan ini
akan sesuai adanya pembagian beban pada roda. Biasanya kendaran yang mesinnya terletak
didepan, bagian depannya lebih berat dibandingkan dengan bagian belakangnya, bila kendaran
direm, maka titik pusat gravitasi akan pindah kedepan (bergerak maju) disebabkan adanya gaya
intertia, dan karena adanya beban yang besar menyatu pada bagian depan.
Bila daya cengkeram pengeremannya berlaku sama terhadap keempat rodanya, maka roda
belakang akan terkunci (menyebabkan slip antara ban dan permukan jalan) ini disebabkan oleh
daya pengereman terlalu besar dengan terkuncinya roda belakang gesekan akan menurun, dan
roda belakang seperti ekor ikan (bergerak kekanan dan kekiri dan sukar terkontrol) dan ini sangat
berbahaya.
Dengan alasan tersebut, diperlukan alat pembagi tenaga sehingga dapat diberikan
pengereman yang lebih besar untuk roda depan dari pada roda belakang atas tersebut disebut
katup pengembali (proportioning valve) atau bias disebut katup P. Alat ini bekerja secara
otomatis menurutkan tekanan hidraulis pada silinder roda belakang dengan demikian daya
pengereman (daya cengkeram) pada roda belakang akan berkurang.
Di samping katup P, efek yang sama akan diperoleh dari load silinder and proportioning
valve (LSPV) yang merubah tekanan awal split point dari roda-roda belakang sesuai
Dengan beban, proportioning and by pass valve (P dan BV) yang meneruskan tekanan
master silinder langsung ke silinder roda tanpa melalui katup P bila system rem dapat tidak
berfungsi, katup decelaration sensing proportioning valve (DSPV) yang membedakan tekanan
awal split point sesuai dengan,deselerasi selama pengereman dan perlengkapan lainnya.
Karakteristik dari cakram hanya mempunyai sedikit aksi energi sendiri (self energizing
action), daya pengreman itu sedikit dipengaruhi oleh fluktualisi koefisien gesek yang
manghasilkan kesetabil tinggi. Selain itu, karena permukaan bidang gesek selalu terkena udara,
radiasi panasnya terjamin baik, ini dapat mempengaruhi dan menjamin dari tekanan air.
Rem cakram mempunyai batasan pembuatan pada bentuk dan ukuranya. Ukuran disc
tambahkan tekanan hidraulis yang lebih besar untuk mendapatkan daya pengereman yang
efisien, juga pad akan lebih cepat aus dari pada sepatu rem pada rem tromol. Tetapi konstruksi
yang sederhana mudah pada perawatannya penggantian pad.
A. Komponen-komponen
B. Piringan (disc)
Umumnya cakram atau piringan (disc rotor) dibuat dari besi tuang dalam bentuk biasa (solid)
dan berlubang-lubang untuk ventilasi.
Tipe cakram lubang terdiri dari pasangan piringan berlubang untuk menjamin pendinginan
yang baik,kedua-duanya untuk mencegah fading dan menjamin umur pad lebih panjang atau
tahan lama.
C. Pad Rem
Pad (disc pad) biasanya dibuat campuran metalikfiber dan sedikit serbuk besi. Tipe ini
disebut dengan”semi metalik disc pad”.
Pada pad diberi garis celah untuk menunjukan tabel pad (batas yang diijinkan). Dengan
dengan demikian mempermudah pengecekan keausan pad.
Pada beberapa pad, penggunaan metalik plat (disebut dengan anti-sequal shim) dipasang
pada sisi piston dari pad untuk mencegah bunyi disaat pengereman berlangsung.
D. Jenis-jenis Kaliper
Kaliper juga disebut dengan cylinder body, memanggang piston-piston dan dilengkapi
dengan saluran dimana minyak rem disalurkan ke silinder. Kaliper dikelompokan sebagai berikut
menurut jenis pemasangannya:
1. Type Fixed Caliper (double piston)
2. Type Floating Caliper (single piston)
4. Type Full-floating
a. Type FF
Seperti diperlihatkan gambar di bawah, tipe FF mempunyai caliper yang ditunjang oleh
torque plat sedemikian rupa sehingga memungkinkan gerak piston untuk menekan pad bagian
luar.
b. Tipe FS
Kaliper tipe ini dipasang menggunakan dua pin (main pin dan sub pin) pada torque plat yang
di buatkan pada caliper itu sendiri, seperti pada gambar. Kaliper dan dua pin digerakan pada
caliper satu unit oleh piston. Reaksi tenaga (reaction force) dari iner dan outer pad diterima oleh
torque plat dan demikian momen (torque) tidak diteruskan ke pin. Selanjutnya, bagian yang
meluncur (slinding section ) pada caliper (main dan sub pin) disembunyikan seluruhnya. Hal ini
merupakan desain yang dapat menambah pada bagian ini. Tipe FS agak kurang terseretnya tipe
FF dan sering digunakan pada rem-rem depan kendaran mewah.
c. Tipe AD
Seperti diperhatikan gambar dibawah ini, main pin pada tipe ini adalah press-fitted pada
torque plat bersama dengan sub pin yang di buatkan. Stainles steep plat (suatu shim untuk
mengurangi bunyi squel plat) dipasang pada plat yang bersentuhan untuk mencegah suara yang
kurang enak dan keausan pad. Tipe ini digunakan pada rem dalam kendaran ukuran menengah.
d. Type PD
Tipe PD pada dasarnya sama dengan tipe AD kecuali pada main dan sub pin saja yang
dibuat pada torque plat. Tipe PD ini pada rem depan kendaraan penumpang yang
ukurannya kecil.
Fungsi V Belt
Mungkin sobat semua penggemar otomotif sudah mengetahui apa fungsi dari komponen yang
satu ini ya sobat. Adapun fungsi dari V belt itu sendiri adalah sebagai berikut :
Sebagai komponen yang berfungsi untuk mentransfer tenaga dari poros engkol mesin ( crankshaft
/ kruk as ) menuju ke poros pulley penggerak yang membutuhkan seperti pulley AC, pullery
alternator, pulley water pump dan lain sebagainya.
Sebagai komponen yang berfungsi sebagai penghasil daya yang nantinya daya tersebut akan
dikirimkan atau disalurkan ke bagian komponen yang membutuhkan penggerak. Jika
terdapat bunyi geluduk di ban belakang wajib anda waspadai sobat, karena mungkin fungsi v belt
tidak bekerja dengan baik.
Selain fungsi dari V belt tersebut, kita juga akan membahas bagaimana cara kerja dari V belt itu
sendiri nih sobat. Adapun cara kerja V belt mobil anda adalah sebagai berikut .
Pada umumnya V belt ini menyambungkan daya poros yang satu ke poros yang lainnya yang
disambungkan dengan ,enggunakan pulley seiring mengikuti laju putaran pada mesin atau alat
yang dikaitkan. Adapun bentuk V belt ini sendiri berbentuk polos dan halus.
Nah sobat semua, yang paling penitng yang harus anda ketahui dari cara kerja V belt ini adalah
apabila komponen yang satu ini mengalami masalah atau kerusakan, maka mesin kendaraan anda
atau mesin mobil anda akan mati dan dan mesin anda tidak akan bisa menghasilkan daya.
[Adsense-B]
Adapun komponen pada mobil anda ynag menggunakan tenaga dari V belt ini adalah AC mobil
anda, daya listrik , power stering bahakan sampai mesin bisa mati mendadak. Nah kebayang kan
sobat jika V belt anda bermasalah, maka beberapa komponen dalam mobil anda akan ikutan
bermasalah, bahkan mesin nya juga. Untuk itu tetap laukan pengecekan dan perawatan pada V
belt mobil anda seecara teratur ya sobat. Selain itu anda juga bisa memperhatikan ciri ciri timing
belt harus diganti, karena komponen ini juga cukup penting sobat.
Yang tidak kalah penting yang harus anda ketahui adalah cara kerja dari V belt itu sendiri.
Adapun cara kerjanya adalh sebagai berikut :
Lakukanlah service berkala agar performa V belt mobil anda tetap terjaga. Selain itu anda juga
bisa mencoba cara service mobil sendiri. Apabila anda habis melakukan perjalanan jauh atau
pada saat jarak tempuh yang sudah ditempuh oleh kendaraan anda mencapai 10. 000 KM
sebaiknya gantilah V belt kendaraan anda.
Penggantian V Belt
Agar performa V belt anda terjaga, sebaiknya setiap 6 bulan sekali minimal anda harus
melakukan penggantian V belt, sekalipun jarak tempuhnya masih kurang dari 10. 000 Km,
namun sebaiknya per 6 bulan seklai gantilah V belt kendaraan anda ya sobat.
Selain anda melakukan perawatan mesin mobil secara rutin ke bengkel resmi, ada baiknya anda
juga harus melakukan pengecekan secara visual pada V belt mobil anda ya sobat, agar anda juga
mengetahui apakah kondisi V belt anda masih layak pakai atau tidak. Jika memang anda
temukan sudah dalam keadaaan retak atau tipis, amka jangan nunggu 6 bulan dulu ya sobat,
tetapi jika sudah dalam keadaan seperti itu segerah ganti dengan yang baru.
Yang tidak kalah penting, yang harus anda lakukan adalah dengan mengecek kekencangan dari
V belt mobil anda. Pastikan kondisi V belt mobil anda tidak terlalu kencang dan tidak terlalu
kendur juga, pastikan sesuai dengan ukuran dari standarnya.
Apabila V belt anda terlalu kendur, maka bisa mengakibatkan slip, dan apabila tertalu kencang
dapat membuat komponen yang lain seperti halnya komponen mesin mobil lengkap dan yang
diputar tidak akan bertahan lama atau awet.
BAN
Kendaraan yang menggunakan ban pneumatik diisi dengan udara bertekanan. Ban adalah satu-satunya
bagian kendaraan yang berhubungan permukaan jalan. Ban tidak dapat berdiri sendiri pada kendaraan,
akan tetapi harus dipasang pada pelek supaya dapat dipergunakan.
Konstruksi BAN
a. Carcass
Merupakan rangka ban yang keras, akup kuat untuk menahan udara yang bertekanan tinggi, tetapi
harus cukup fleksibel untuk meredam pembahan beban dan beraturan. Carcass terdiri dari ply(layer) dan
tivecord (kembaran anyaman paralel dari bahan yang kuat) yang direkatkan menjadi satu dengan karet.
Cord pada ban-ban bus/truk biasanya di buat dari nyalon/baja, sedangkan untuk mobil-mobil penumpang
kecil biasanya terbuat dari polyester/nylon.
b. Tread
Adalah lapisan karet luar yang dilindungi carcass terhadap keausan dan kerusakan yang disebabkan
oleh permukaan jalan. Ini adalah bagian yang langsing berhubungan dengan permukaan jalan dan
menghasilkan tahanan gesek yang memudahkan gaya gerak dan gaya pengereman kendaraan ke
permukaan jalan.
c. Side wall
Adalah lapisan karet yang menutup bagian samping ban dan melindungi carcass terhadap kerusakan
dari luar. Sebagai bagian ban yang paling besar dan paling henbel, sidewall terus-menerus melentur di
bawahnya beban yang dipikulnya selama berjalan. Di sidewall tercantum nama pabrik pembuat, ukuran
ban dan info lainnya.
d. Breaker
Adalah lapisan terletak diatas carcass dengan tread yang memperluas daya tekat keduanya. Breaker
meredam kejutan yang timbul dan permukaan jalan ke carearn dan biasanya digunakan pada ban dengan
bias-play. Ban untuk bus dan truk serta truk ringan menggunakan breaker yang terbuat dari nylon,
sedangkan untuk mobil penumpang menggunakan beban polyester.
f. Bead
Untuk mencegah robeknya ban terdiri dari rim oleh karena itu berbagai gaya yang berkerja, sisi
bebas/bagian samping ply di sekelilingi oleh kawat baja yang disebut kawat bead udara bertekan dan
didalam ban meridang bead keluar pada rim pelek dan pertahanan kuat disana. Bead dilindungi dari
kerusakan karena gesekan dengan pelek dengan jalan memberinya lampiran karet yang disebut chafer
strip, konstruksi, flipper bead toe, bead heel, bead base, chafer, bead wire.
Pola TREAD
Tread dibuat dengan berbagai macam pola dengan tujuan antara lain membuang air, dan
menanggulangi berbagai faktor yang timbul karena kondisi permukaan jalan serta jenis kendaraan yang
menggunakannya.
a. Pola Rib
Rib berbentuk beberapa alur zigzag paralel yang mengelilingi ban. Pola ini sangat cocok untuk
beerjalan dijalan dengan permukaan yang rata pada kecepatan tinggi bagi beberapa jenis mobil, mulai dari
penumpang kecil sampai bus dan truk. Pola rib mempunyai bantalan gelinding (rolling resistance) yang
kecil bagian ban, side slipping resistance lebih besar sehingga kendaraan lebih mudah dikendalikan/suara
yang ditimbulkan oleh ban kecil, dan tenaga tariknya kurang baik bila dibandingkan dengan ban yang
menggunakan lug.
b. Pola Lug
Alur pola lug adalah tegak lurus terhadap garis keliling ban. Pola ini banyak dipakai pada ban mesin
konstruksi dan truk, dan pola tread. Ini cocok untuk berjalan yang tidak rata dan lunak (jalan tanah)
Pola lug mempunyai tenaga tarik yang baik, tahanan gelinding ban cukup tinggi, tahanan terhadap slide-
slipping lebih kecil, Tread pada didaerah lug lebih rendah alus tidak merata dan suara ban lebih besar.
d. Pola Block
Pada pola ini tread terbentuk dari blok yang berdiri sendiri (beban). Pola ini banyak digunakan pada
ban-ban salju dan sekarang pola blok mulai digunakan pada pola radial-ply untuk mobil penumpang.
Pada pola block mempunyai kemampuan pengendaraan pengereman yang lebih baik, mengurangi
slipping dan skidding pada jalan yang tertutup lumpur/bersalju, kecendrungan lebih cepat aus jika
dibanding dengan pola rib dan lug, rolling resistance sedikit lebih besar, dan tread lebih mudah aus tidak
beraturan, terutama pada permukaan jalan yang keras.
Lapisan serat pada ban ini tegak lurus dengan garis tengah ban, ditambah lapisan sabuk/belt (rigid
breaker) searah lingkaran ban yang terbuat dari benang tekstil kuat/kawat yang dibalut keras untuk
membuat tread lebih rigid.
- Ban Bias
Ban ini dibuat dengan lapisan benang/serat arah miring membentuk sudut 30⁰ - 40⁰ terhadap garis
tengah ban. Memiliki tepak (tread) dengan daya serap beraturan yang baik, sehingga memberikan
kenyamanan berkendara. Adapun ketahanan terhadap keausan dan goncangan (rol) tidak sebaik ban
radial.
- Ban Radial :
Radial : Konstruksi : Benang carcass diarahkan melingkar, sehingga telapak menjadi kokoh.
Material : Carcass : Rayon, Polyester, Nylon.
Batt : Rayon
Perbandingan Prestasi
Radial : - Umur pemekaran lebih lama
- Peningkatan panas ban kecil
- Stabilitas pengendalian baik
Kelebihan : - Daya pengereman lebih baik
- Hambatan gesekan kecil dan ketahanan ban
- Kecepatan lebih baik
- Hemat bahan bakar
Kekurangan : - pada kecepatan rendah, kenyamanan berkurang
- pengemudi terasa berat
- Ban Tubeless
Ban Tubeless/ban tanpa ban dalam tidak menggunakan ban dalam, tikaian udara hanya dekat lapisan
dalam ban, yaitu lapisan karet yang kedap udara karena ban tubelest tidak menggunakan ban dalam, maka
pentil langsung dipasang pada pelek
Tubeless Type : - Memakai inner liner yang berfungsi sebagai pengganti ban dalam
- Pada bagian beadnya ada air seal (hamp) yang berfungsi sebagai penahan
udara.
1. Bila ban tertusuk paku/benda tajam lainnya, ban tidak menjadi kempes sekaligus karena lapisan
didalamnya menghasilkan efek merapatkan sendiri, sekalipun tertusuknya pada saat kendaraan
berjalan/biasanya tekanan udaranya tidak turun tiba-tiba sehingga pengemudi tidak kehilangan
kontrol kendaraan.
2. Karena udara-udara dalam ban berhubungan langsung dengan rim, tranfer radial panas akan kian
baik dengan dihilangkannya ban dalam, flap dan side ring ban menjadi lebih ringan.
Ban Radial
195 / 70 H R 14
(1) (5) (2) (6) (3)
Keterangan :
(1). Lebar ban dalam inchi (ban bias) mm (ban radial)
(2). Kecepatan maximum yang diizinkan
(3). Diameter pelek dalam inchi
(4). Kapasitas maksimum membawa beban dalam satuan ply-railing
(5). Aspect ratio (t/e ban) dalam persen
(6). Ban Radial
(7). Kapasitas mengangkut beban (individu)
ALAT
- Bak Oli
- Alat pelepas filter oli
- Oli
- Kain lap
- Corong
BAHAN
- Mesin hidup
- Macam - macam saringan/ filter oli
- Oli
WAKTU
- Instruksi 2 jam
- Latihan 1/2 jam
LANGKAH KERJA
- Letakkan bak oli di bawah mesin
- Buka baut oli yang terletak di bagian bawah kalter dan keluarkan oli
- Lepas filter oli dengan tangan atau kalau berat dengan menggunakan kunci pelepas saringan
oli.
perhatikan apakah seal karet tidak tertinggal di mesin
- pilih filter oli dengan mencocokkan ulir dan diameter paking terlebih dahulu
- kontrol apakah filter oli lama dilengkapi dengan katup by pass atau tidak
katup by pass
- kontrol perlu atau tidaknya katup anti balik didalam saringan oli dengan melihat posisi
pengikatan filter oli terhadap mesin. Jika posisi pengikatan horizontal atau sambungan filter
dibawah maka perlu adanya katup anti balik.
PETUNJUK
- ganti filter setiap 20.000 km atau sesuai spesifikasi pabrik
- gunakan part orisinal
B. TUJUAN
1. Siswa mengetahui pungsi rem
2. Siswa dapat menjelaskan semua komponen-komponen sistem rem
3. Siswa dapat melakukan pembongkaran, pemeriksaan dan pemasangan kembali komponen sistem
rem
C. ALAT DAN BAHAN
1. Tool set
2. Sst sistem rem
3. Minyak rem
4. Kain lap
5. Pipa plastik
6. Tabung penampung minyak rem
7. Ragum
D. KESELAMATAN KERJA
1. Setiap siswa yang praktek harus memakai pakaian praktek.
2. Pergunakan alat dan bahan sesuai dengan fungsinya.
3. Gunakan buku panduan dalam melakukan praktek.
4. Bila ada kesulitan tanyakan pada guru atau intruktur.
5. Bekerjalah di tempat yang lapang dan datar.
6. Bersihkan tempat praktek setelah selesai praktek.
E. LANGKAH KERJA
1. Pembongkaran Rem tromol
a. Angkat kendaraan dan lepaskan semua roda
b. Bebaskan rem tangan
c. Lepaskan tromol roda (agarmudah mengeluarkan tromol rem kendorkan setelan terlebih dahulu)
d. Lepaskan sepatu rem (dengan menggunakan sst lepas ruturn spring, penahan sepatu rem, dan
sepatu rem depan)
e. Lepas sepatu rem belakang (menggunakan sst lepas penahan sepatu rem, lepas sepatu rem, dan
lepaskan kabel rem parkir dari tuas)
f. Lepaskan silinder roda menggunakan sst
g. Lepas penyetel sepatu rem (lepas kabel rem tangan, lepaskan pegas tuas penyetel sepatu rem
h. Lepaskan komponen komponen silinder roda (piston, piston cup, spring, pelindung debu)
i. Bersihkan backing plate dan komponen-komponen lainya dengan kain lap dan debu debu
semprot dengan kompressor
2. Pembongkaran Rem Cakram / Rem Disc
a. Angkat kendaraan dan lepaskan semua roda (kendorkan semua baut roda sebelum mengangkat
kendaraan)
b. Lepaskan baut pengunci pada kaliper (angakat kaliper ke atas, jangan lepas slang rem kan
kaliper,
c. Angkat kaliper dan keluarkan kedua pad rem (buka ke dua pad beserta sim nya )
3. Pemeriksaan Rem Tromol
a. Bersihkan bagian-bagian rem dengan kuas atau sikat. Dilarang menggunakan angin, pakai air
sabun jika kotor keras.
b. Periksa kondisi dan pemasangan bagian pengikat sepatu rem:
1) Kedudukan ujung sepatu rem
2) Kedudukan pegas
3) Pemasangan batang penghubung
4) Penahan sepatu rem
5) Dududkan pegas
6) Kedudukan ujung sepau rem
c. Periksa tebal kanvas. Jika kurang dari 1,5 mm atau keling kanvas sudah tercoret, kanvas harus
diganti baru.
d. Periksa permukaan kanvas. Kalau permukaannya keras dan berkilat, nilai geseknya kurang.
Kanvas harus digosok atau diganti baru agar tercapai efektifitas rem yang normal.
e. Kanvas rem yang terkena oli gardan atau cairan minyak rem harus giganti dengan yang baru
f. Permukaan yang buram atau berkilat lemah menunjukkan kondisi kanvas yang normal. Tidak
perlu digosok.
g. Periksa kebocoran pada sil poros aksel (hanya pada aksel rigid dengan penggerak roda).
Kebocoran dapat dilihat pada piringan rem dan pada poros aksel yang basah karena oli. Sil yang
bocor harus diganti baru.
h. Periksa kebocoran pada sislinder roda, jika ada kebocoran ganti semua karet piston
i. Untuk memeriksa kebocoran lihat juga pada karet pelindung debu
4. Pemeriksaan Rem Cakram / Rem Disc
a. Periksa kondisi balok rem. Jika kanvas mulai lepas dari plat dudukannya atau jika tebal kanvas
kurang dari 2 mm, balok rem harus diganti baru.
b. Periksa kondisi cakram. Cakram yang berkarat atau hitam pada permukaan gesek, harus
digerenda atau diganti baru. Permukaan gesek cakram yang beratur tidak mempengaruhi fungsi
rem.
c. Cakram dengan tebal yang kurang harus diganti baru (Tebal baru = 7 – 12 mm)
d. Tebal minimal biasanya tebal baru dikurangi 1 mm.
e. Periksa fungsi torak. Minta tolong seseorang untuk menekan pedal rem. Pada waktu pedal
ditekan, torak harus bergerak keluar. Jika torak macet, kaliper rem harus dioverhaul.
5. Pemasangan Rem Tromol
a. Pasang tuas sepastu rem tangan dan penyetel otomatis pada sepatu rem belakang
b. Oleskan gemuk pada backing plate pada bagian persinggungan sepatu rem
c. Pasang kan kabel rem tangan pada tuas rem tangan sepatu rem tangan dengan menekan pegas
koil kabel dengan tang lancip
d. Pasang sepatu rem belakang beserta pegas penahan sepatu rem menggunakan sst
e. Pasang sepatu ren depan beserta pegas penahannya menggunakan sst
f. Pasang pegas pengembali menggunakan sst /obeng dan pasang juga tuas penyetel sepatu rem
g. Pasang tromol rem , atur celah antara sepatu rem dengan tromol rem
h. Pasang roda dan dan kencangkan semua baut roda setelah kendaraan di turunkan
6. Pemasangan Rem Ckaram/Rem Disc
a. Pasang pad rem pada kaliper yang telah dibersihkan.
b. Pasangkan baut pengunci kaliper rem (bila pad baru yang di pasang keluarkan sebagian minyak
rem supaya tidak tumpah saat menekan piston rem, dengan menggunakan gagang palu tekan
piston masuk, agar pad yang baru bisa terpasang, karena piston menonjol keluar karen menekan
pad yang telah tipis, setelah itu masukan kaliper lalu kunci bautnya.
TUJUAN PEMBELAJARAN
BAHAN
- Mobil / engine stand
WAKTU
- Instruksi 1/2 jam
- praktek 1/2 jam
LANGKAH KERJA
Periksa seluru kondisi sabuk penggerak/ fan belt. Aabila sabuk sudah rusak maka harus di ganti.
Untuk pemeriksaan lebih jelas lebih baik sabuk dilepas dari tempatnya.
Periksa kedudukan sabuk pada puli, bila kedudukan puli terlalu dalam maka sabuk harus diganti
baik jelek
Setel ketegangan sabuk. Untuk sabuk yang panjang kurang lebih 15 mm sedangkan yang pendek
10 mm.Apabila ada gunakan spring scale
Perhatikan gambar
perhatikan ketegangan sabuk penggerak.
- Apabila kendor maka akan menyebabkan sabuk slip dan mudah aus
- Apabila terlalu tegang maka bearing water pump dan bearing altenator menjadi cepat
rusak
a.Kunci Roda
b.1 Unit Mobil
c.Dongkrak Buaya
d.Jack Stand
e.Balok
f.Momen (corque)
2.Keselamatan Kerja
a.Gumakan kunci sesuai dengan fungsinya
b.Pakailah werpack agar terhindar dari hal hal yang tidak di inginkan
c.Ikutilah instruksi dari instruktur dalam melakukan kegiatan
d.Jika ingin meninggalkan kegiatan mintalah ijin terlebih dahulu ke instruktur
e.Bila perlu mintalah buku petunjuk tentang cara membongkar dan memasang ban terhadap
kendaraan yang dikerjakan
3.Langkah Kerja
*Melepas Roda
a. Tempatkan roda mobil ditempat yang memiliki permukaan yang rata
b. Ganjal roda dengan balok agar tidak bergerak maju mundur
c. Kendorkan mur mur pengikat roda dengan kunci roda
d. Dongkrak mobil pada bagian casis mobil agar terangkat
e. Kemudian pasang jack stand pada dekat roda yang akan dilepas
f. Setelah itu gunakan kunci roda untuk melepas mur murnya
g. Secara hati hati ,lepas roda pada mboil dari baut pengikat dengan cara menarik roda dengan
cara pelan pelan dan bertenaga
*Memasang Roda
a. Ambil roda lalu pasangkan di baut pengikat roda pada tromol atau cakram
b. Kemudian tempatkan lubang baut kedalam baut pada tromol atau cakram
c. Lalu pasangkan mur mur roda dengan menggunakan tangan agar mur dengan baut tidak
rusak
d. Setelah itu kencangkan mur roda pada bautnya secara menyilang dengan menggunakan
kunci roda
e. Ambil jack stand sengan cara mengkat sedikit dongkrak
f. Lalu turunkan Dongkrak dengan pelan pelan ,setelah itu ambil dongkrak
g. Gunakan pipa besi agar mur mur pengikat terpasang dengan kuat
Melalui usaha dan keinginan semua ini guna penyusunan laporan yang merupakan tugas dan
kuwajiban kami, disamping do’a yang selalu kami panjatkan kepada tuhan yang maha esa hingga
karya tulis ini terselesaikan dengan baik.
Dengan ini siswa mendapatkan :
1. Siswa dapat memiliki keahlian kerja yang baik dengan sarana dan prasarana yang secukupnya.
2. Siswa mempunyai gambaran bahwa bekerja di dunia industry membutuhkan kedisiplinan yang
lebih dibandingkan dengan kedisiplinan yang ada di sekolah.
3. Menjadikan siswa mengerti bagaimana menjadi tenaga kerja yang berkualitas dan professional.
Dalam menyusun laporan penulis sadari bahwa banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan
karena pengalaman dan pengetahuan yang terbatas dan masih memerlukan bimbingan.
B. SARAN-SARAN
Tingkatkan dalam mengelola perusahaan agar perusahaan agar menjadi perusahaan yang lebih
baik dari sebelumnya.
Tingkatkan dalam melayani konsumen agar perusahaan berkembang semakin pesat dan produk-
produk yang dijual semakin banyak peminatnya.
C. HAMBATAN
DAFTAR PUSTAKA
www.adulamburadul.blogspot.com. Perawatan dan perbaikan system rem. September 2011
Yang bertanda tangan dibawah ini Pemilik/Kepala Bengkel Mobil “Bumint Auto Service”
menerangkan bahwa :
NIM : T1403030017
Fakultas :
Demikian Surat Keterangan ini dibuat agara dapat digunakan sebagai mestinya.
FORMAT NILAI
PRAKTEK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL)
Nilai **)
No Aspek / Kemampuan Yang Dinilai Nilai
0 1 2 3 4
Kedisiplinan 0 1 2 3 4
1.
Ketertiban 0 1 2 3 4
2.
Kerjasama Tim 0 1 2 3 4
3.
Ide (Kreatifitas) 0 1 2 3 4
4.
Kinerja 0 1 2 3 4
5.
Penguasaan Materi 0 1 2 3 4
7.
Jumlah
Nilai Rata-rata
, …………………….
Penilai
Pembimbing Lapangan