Anda di halaman 1dari 49

TEKNIK

PELAPORAN PRAKTEK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL)

Oleh : Imam Saiful Karim

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA (UNU)

SURAKARTA
LAPORAN PELAKSANAAN
PRAKTEK PENGALAMAN LAPANGAN
DI BENGKEL BUMINT AUTO SERVICE KABUPATEN GROBOGAN
TAHUN AKADEMIK 2018/2019

Disusun Oleh:
Nama : Imam Saiful Karim

FAKULTAS TEHNIK MESIN


UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA (UNU)
SURAKARTA
2018
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Praktek Pengalaman Lapangan


Universitas Nahdlatul Ulama Surakarta
Tahun Akademik 2018/2019
Dibengkel Bumint Auto Service

Oleh : Imam Saiful Karim


NIM : T1403030017

Telah Disahkan Pada :


Hari : Jumat
Tanggal : 19 Oktober 2018

Kepala Bengkel Guru pembimbing


Bumint Auto Service

Agung Susanto Sutrisna S.T

Mengetahui,
Rektor,

Dr. H.A. Mufrod Teguh Mulyo, M.H


MOTTO

 Jika ada kemauan pasti ada jalan.


 Jangan cepat merasa puas dengan hasil yang sudah diraih.
 Tiada kata menyerah sebelum mencoba.
 Kerahkan hati, pikiran, dan jiwamu ke dalam aksimu yang paling kecil
sekalipun. Inilah rahasia kesuksesan.
 Jika kamu benar menginginkan sesuatu, kamu akan menemukan caranya.
Namun jika tak serius, kau hanya akan menemukan alasan.
 Agar sukses, kemauanmu untuk berhasil harus lebih besar dari ketakutanmu
akan kegagalan.
 Betapa bodohnya manusia, Dia menghancurkan masa kini sambil
mengkhawatirkan masa depan, tapi menangis di masa depan dengan
mengingat masa lalunya.
 Orang orang sering berkata kalau motivasi itu tak awet. Begitu juga dengan
mandi, makanya kami merekomendasikannya tiap hari.
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan berkat dan hidayahNya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini sebagai pelengkap Pengalaman Praktek
Lapangan (PPL).
Perkenankan dalam kesempatan yang baik ini, penulis sampaikan laporan dari
Pelaksanaan Praktek Lapangan mengingat begitu luas dan banyaknya pekerjaan yang dilakukan
di bengkel. Maka pada kesempatan ini penulis mengankat salah satu topic pekerjaan yaitu
“Perawatan Dan Perbaikan Mesin Mobil”
Tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih banyak kepada, Penulis menyadari laporan
Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) ini jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan
kritik dan saran yang sifatnya membangun kepada pembaca semua untuk menyempurnakan
laporan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) ini.
Besar harapan penulis, laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan penulis mohon
maaf yang sebesar-besarnya atas segala kekurangan yang ada atas pehatiannya penulis
mengucapkan terima kasih.
Laporan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL), ini disusun untuk memenuhi persyaratan
kelulusan pada Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Nahdlatul Ulama
Surakarta
Dalam penyusunan laporan ini, penulis mendapat bimbingan, bantuan dan dorongan dari
berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada :

1. Bapak Dr.H.A.Mufrid Teguh Mulyo, MH, Rektor Universitas Nahdlatul Ulama Surakarta
2. Bapak Drs. H. Suwachid, S.T., Dekan Fakultas Teknik Universitas Nahdlatul Ulama
Surakarta
3. Bapak Sutrisno ST pembimbing Praktek Pengalaman Lapangan Fakultas Teknik,
Universitas Nahdlatul Ulama Surakarta
4. Bapak Agung Susanto, Ketua/Kepala bengkel Bumint Auto Service yang telah
memberikan waktu dan tempat untuk terlaksananya PPL
5. Bapak/Ibu pemilik serta rekan di Bengkel Bumint Auto Service yang telah membantu
terlaksananya Praktek Pengalaman Lapangan ini.
Akhirnya, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan
karya selanjutnya.
Semoga laporan ini bisa bermanfaat bagi penulis khususnya, dan bagi pembaca yang budiman
umumnya.

Grobogan, 19 Oktober 2018


Penulis,

Imam Saiful Karim


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Program Pengalaman Lapangan adalah salah satu kegiatan kurikuler yang merupakan

kulminasi dari seluruh program pendidikan yang telah dihayati dan dialami oleh mahasiswa,

maka PPL dapat sebagai suatu program yang merupakan ajang pelatihan untuk menerapkan

berbagai pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam rangka pembentukan mekanik yang

profesional. Dengan demikian PPL adalah suatu program yang mempersyaratkan kemampuan

aplikasi dan terpadu dari seluruh pengalaman belajar sebelumnya ke dalam program pelatihan

berupa kinerja dalam semua hal yang berkaitan dengan perbengkelan/dunia industri.

Standar kompetensi PPL dirumuskan dengan mengacu pada tuntutan kompetensi yang

baik dalam konteks pembelajaran maupun dalam konteks kehidupan sebagai anggota

masyarakat. Disamping itu, rumusan standar kompetensi PPL juga mengacu pada peraturan

pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional khususnya terkait

dengan Bab V pasal 26 Ayat 4, yang pada intinya berisikan standar kompetensi lulusan

perguruan tinggi bertujuan mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang

berakhlak mulia, memiliki pengetahuan, keterampilan dan kemandirian serta sikap untuk

menerapkan ilmu, teknologi dan seni untuk tujuan kemanusiaan.

Sebagai suatu profesi, untuk melaksanakan tugas secara profesional dalam konkretnya

untuk melaksanakan suatu pekerjaan profesional yang berbeda dari pekerjaan non profesional

atau teknisi. Dalam suatu pekerjaan profesional digunakan teknik serta prosedur yang bertumpu

pada landasan intelektual yang sengaja di pelajari dan secara langsung dapat diabdikan bagi

kemaslahatan orang lain.

Dengan demikian seorang pekerja profesional dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya

memerlukan penguasaan teknik dan prosedur ilmiah serta memiliki dedikasi dan cara menghadapi
lapangan pekerjaan yang berorientasi pada pelayanan yang ahli. Sebagai pekerja profesional, untuk

menyandang predikat yang benar-benar profesional harus memiliki kemampuan profesional yaitu

memiliki pengetahuan yang luas, menguasai bidang study yang akan diajarkan serta penguasaan

metodologis dalam arti memiliki pengetahuan konsep secara teoritik, serta mampu memberikan pelayanan

yang sebaik-baiknya yang berarti mengutamakan nilai kemanusiaan.

B. Pengertian Praktek Pengalaman Lapangan

Pengalaman Lapangan (PPL) adalah suatu program yang merupakan ajang penelitian terpadu

untuk menerapkan berbagai ilmu pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam rangka pembentukan

seseorang yang profesional. PPL merupakan program yang memprasayaratkan kemampuan aplikasi

dan terpadu dari sebuah pengalaman belajar sebelumnya ke dalam program pelatihan berupa kinerja.

PPL ini merupakan kegiatan yang dilaksanakan dalam bentuk pelatihan mandiri yang diarahkan

kepada terbentuknya kemampuan yang terjadwal secara sistematis dibawah bimbingan dosen

pembimbing dan kepala bengkel yang memenuhi syarat.

Secara substansional PPL dapat disebut juga sebagai pengalaman lapangan karena mahasiswa PPL

memang berada dalam proses belajar dari profesi pendidikan disekolah. Diharapkan mahasiswa

memperoleh pengetahuan praktis dan kemampuan profesioanl yang tidak di peroleh dari kampus atau

universitas. Sesuai dengan pengetahuan yang telah digariskan pada buku pedoman Program

Pengalaman.

C. Tujuan dan Sasaran

TUJUAN :

1. Mengembangkan kemampuan tenaga akademik yang professional dan sarana penelitian untuk
meningkatkan kemampuan perguruan tinggi dalam menyelenggarakan penelitian dan kegiatan
pengabdian kepada masyarakat.
2. Mengembangkan kemampuan akademik dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
(ipteks) yang strategis untuk landasan dalam rangka sumbangan penelitian dalam proses
pendidikan dan kegiatan pengabdian kepada masyarakat.
3. Mengembangkan penelitian dan kegiatan pengabdian kepada masyarakat sebagai sumbangan atau
kontribusi langsung dalam proses pendidikan publik untuk membantu peningkatan sumber daya
manusia, dalam kerangka pembangunan daerah dan nasional.
4. Meningkatkan relevansi dan efektivitas penyelenggaraan penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat yang mendukung pembangunan daerah dan nasional.

Tujuan khusus

Praktek Pengalaman Lapangan ditujukan untuk menambah wawasan dan


memperdalam ilmu pengetahuan.
Praktek Pengalaman Lapangan ditujukan untuk memperkenalkan siswa dalam dunia
kerja yang sesungguhnya

SARAN KEGIATAN :

Dari bidang-bidang program kegiatan di atas, paling tidak ada saran utama sebagai
capaiannya, yakni:

1. Kapasitas pembangunan dan hubungan kerjasama (capacity building and networking)


2. Peningkatan kualitas dan kuantitas penelitian Dosen
3. Penerapan ilmu pengetahuan teknologi dan seni (ipteks)
4. Peningkatan keterampilan serta wawasan keilmuan
5. Publikasi hasil-hasil penelitian dan pengembangan ipteks
6. Budaya pencitraan (image) yang positif secara kelembagaan.
BAB II
OBSERVASI TEMPAT PRAKTEK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL)

A. Sejarah tempat Praktek Lapangan/Bengkel

Bermula dari sebuah bengkel regional di bidang transportasi darat, dan didirikan di

Wirosari pada tahun 1980 oleh Mas Agung, bengkelnya yang di beri nama Bumint Auto Service.

Pada saat itu dia memberi nama Bumint Auto Service agar suatu saat nanti namanya dikenang di

masyarakat. Bengkel itu didirikan dengan penuh kesabaran dalam berusaha untuk mencapai

semua cita-citanya menjadi seorang mekanik handal. Pada tahun 1985 Bengkel yang

didirikannya mengalami hambatan kurangnya pelanggan yang datang, jadi bengkel yang dia

dirikan sepi pada saat itu. Tetapi dia tidak pernah putus asa dalam membangun dan mendirikan

bengkel itu walaupun bengkelnya sepi dia terus menerus berdo’a dan sabar dalam menghadapi

cobaan ini. Pada tahun 1986 bengkel yang dia dirikan menjadi besar dan ramai, ketika itu dia

membutuhkan karyawan atau mekanik untuk membantu membesarkan bengkelnya itu.

Saat itu dia mempunyai tiga mekanik yang membantu melayani pengunjung atau

pelanggan yang datang. Jadi pada tahun 1986 sampai sekarang ini bengkel yang di dirikan

menjadi besar dan ramai, banyak pengunjung yang datang memperbaiki kendaraan di situ.

Karena pelayanan yang dia dan karyawan berikan kepada pelanggan sangat bagus dan

memuaskan. Tapi dia tidak menyangka bengkelnya itu bisa besar yang enam tahun dia dirikan

penuh dengan kesabaran dan semangat yang dulunya bengkelnya hampir mengalami kerugian

yang besar, tapi ternyata bengkel itu menjadi besar sampai sekarang ini.
B. Visi dan Misi Bengkel/Tempat Praktek Pengalaman Lapangan (PPL)

1. Visi
Mencapai keberhasilan dengan sebaik-baiknya, sesuai dengan keadaan bengkel yang
lebih maju.

2. Misi
Sebagaimana perusahaan lain pada umumnya yaitu memejukan perusahaan agar lebih
berkembang pesat dengan melalui peningkatan mutu pelayanan yang maksimal kepada
semua pelangganan.

C. Filosofi
Kepuasan pelangganan adalah komotmen kami.
1. Pelanggan kami adalah pelanggan eksternal dan pelanggan internal termasuk pemilik,
atasan maupun sesama karyawan.
2. Tidak menerima membuat dan meneruskan kesalahan.
3. Tidak menyimpang dari prosedur.
4. Tidak merubah atau mengganti spesifikasi.
5. Tidak melanggar peraturan.

Proaktif, kepedulian dan komunikasi yang baik adalah kebiasaan kami.


1. Bertanya apabila tidak tahuatau ragu-ragu dalam menjalankan tugas.
2. Segera mengkomunikasikan dengan pelanggan apabila terjadi masalah.
3. Memiliki jiwa mau menolong.
4. Mengambil inisiatif dan tindakan bila melihat hal yang tidak beres.
5. Melakukan fungsi silang.
6. Kerja tim adalah kekuatan kami.
7. Disiplin.

Saling menghargai satu dengan yang lainnya.


1. Tidak merasa paling penting atau paling pandai
2. Tidak merasa tidak mampu atau randah diri.
3. Mengambil keputusan berdasarkan tim.
4. Berbicara berdasarkan data.

Pemasok Distributor dan karyawan adalah mitra kerja kami.


1. Berorientasi pada win-win.
2. Menghargai pemasok sebagai mitra kerja.
BAB III
KEGIATAN DI TEMPAT PRAKTEK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL)

1. Kegiatan Tempat Praktek


1) Pergantian Kampas Rem
2) Ganti Oli
3) Pemeriksaan V-Belt Avansa
4) Ganti Ban Avansa

2. Pilihan Program Tempat Praktek


3. Usaha Pemecahan Masalah Tempat Praktek
4. Masalah Dalam Praktek
5. Usaha Pemecahan Masalah
6. Fungsi Dan Tugas Pelaksanaan Dan Pengelolaan Tempat Praktek

BAB IV
PELAKSANAAN PRAKTEK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL)

A. PERSIAPAN PRAKTEK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL)

1. Persiapan dan Survey Lokasi PPL


Sebelum kegiatan PPL di mulai dan kelompok kita sudah dibagi maka hal yang harus
diperhatikan olah mahasiswa adalah survey lokasi PPL dengan tujuan agar lebih mengenal
atmosfir lingkungan praktek agar mental terbangun dan lebih nyaman. Usahakan sudah
menggunakan jas almamater karna itu sebagai kebanggaanmu.
2. Mempersiapkan Mental
Hal terpenting ketika PPL adalah mental, dimana mental mengajar yang baik akan sangat
berpengaruh terhadap kualitas calon Guru di kelas. tips terbaik untuk membangun mental adalah
dengan latihan menggunakan materi ajar di depan cermin. ini saya lakukan sendiri dikos. dengan
demikian kita akan lebih mudah introspeksi diri terutama performa kita saat mengajar didepan
kelas, jangan sampai nerfes, percaya diri.
3. Mengoptimalkan Materi
Kalau tentang materi, kita sebagai guru harus menguasai materi yang kita ajarkan dan itu sudah
pasti karna PPL akan sesuai dengn prodi yang diambil mahasiswa. Tetapi terkadang materi kuliah
akan berbeda dengan yang ada dilapangan, maka dari itu kita harus memantau tentang materi
yang akan diajarkan dilokasi praktik.
4. Konsultasi Dengan Pemilik Bengkel dan Dosen Pembimbing
Supaya kita lebih optimal dalam mengexplore kemampuan kita, alangkah baiknya setiap kali kita
melakukan konsultasi dengan kepala bengkel atau dosen pembimbing sebagai korektor
penampilan serta kemampuan kita di bengkel sehingga hal tersebut menjadi bahan evaluasi
perfoma kita berikutnya agar lebih baik.
5. Mempersiapkan Diri dengan Cara Bertanya ke Senior yang Sudah Pernah PPL
Hal ini juga menjadi penting karna informasi dari senior adalah ilmu sampingan yang kita dapat
dari pengalaman merak dulu PPL dan kita bisa ambil yang baik dari Pelaksanaan PPL mereka.
6. Motivasi Pengembangan Diri
Yang paling penting dan terakhir adalah tujuan utama PPL kita, maksudnya adalah PPL bukan
sebagai beban serta kewajiban semata akan tetapi merupakan penyadaran diri untuk
mengembangakan skill diri kita agar lebih baik dan keinginan kita menjadi profesional akan ber

B. OBSERVASI

C. PEMBUATAN RENCANA PELAKSANAAN

Penggantian Oli Pada Mobil

Fungsi
Semua jenis oli pada dasarnya sama. Yakni sebagai bahan pelumas agar mesin berjalan mulus dan bebas
gangguan. Sekaligus berfungsi sebagai pendingin dan penyekat. Oli mengandung lapisan-lapisan halus,
berfungsi mencegah terjadinya benturan antar logam dengan logam komponen mesin seminimal mungkin,
mencegah goresan atau keausan. Untuk beberapa keperluan tertentu, aplikasi khusus pada fungsi tertentu,
oli dituntut memiliki sejumlah fungsi-fungsi tambahan. Mesin diesel misalnya, secara normal beroperasi
pada kecepatan rendah tetapi memiliki temperatur yang lebih tinggi dibandingkan dengan Mesin bensin.
Mesin diesel juga memiliki kondisi kondusif (peluang) yang lebih besar yang dapat menimbulkan
oksidasi oli, penumpukan deposit dan perkaratan logam-logam bearing.

Jenis-jenis Oli

Oli Mineral

Oli mineral terbuat dari oli berbahan dasar (base oil) yang diambil dari minyak bumi yang telah
diolah dan disempurnakan dan ditambah dengan zat - zat aditif untuk meningkatkan kemampuan
dan fungsinya. Beberapa pakar mesin memberikan saran agar jika telah biasa menggunakan oli
mineral selama bertahun-tahun maka jangan langsung menggantinya dengan oli sintetis
dikarenakan oli sintetis umumnya mengikis deposit (sisa) yang ditinggalkan oli mineral sehingga
deposit tadi terangkat dari tempatnya dan mengalir ke celah-celah mesin sehingga mengganggu
pemakaian mesin.

Oli Sintetis (Sintetik)

Oli Sintetis biasanya terdiri atas Polyalphaolifins yang datang dari bagian terbersih dari
pemilahan dari oli mineral, yakni gas. Senyawa ini kemudian dicampur dengan oli mineral.
Inilah mengapa oli sintetis bisa dicampur dengan oli mineral dan sebaliknya. Basis yang paling
stabil adalah polyol-ester (bukan bahan baju polyester), yang paling sedikit bereaksi bila
dicampur dengan bahan lain. Oli sintetis cenderung tidak mengandung bahan karbon reaktif,
senyawa yang sangat tidak bagus untuk oli karena cenderung bergabung dengan oksigen
sehingga menghasilkan acid (asam). Pada dasarnya, oli sintetis didesain untuk menghasilkan
kinerja yang lebih efektif dibandingkan dengan oli mineral.

Kekentalan (Viskositas)
Kekentalan merupakan salah satu unsur kandungan oli paling rawan karena berkaitan dengan ketebalan
oli atau seberapa besar resistensinya untuk mengalir. Kekentalan oli langsung berkaitan dengan sejauh
mana oli berfungsi sebagai pelumas sekaligus pelindung benturan antar permukaan logam.

Oli harus mengalir ketika suhu mesin atau temperatur ambient. Mengalir secara cukup agar terjamin
pasokannya ke komponen-komponen yang bergerak. Semakin kental oli, maka lapisan yang ditimbulkan
menjadi lebih kental. Lapisan halus pada oli kental memberi kemampuan ekstra menyapu atau
membersihkan permukaan logam yang terlumasi. Sebaliknya oli yang terlalu tebal akan memberi resitensi
berlebih mengalirkan oli pada temperatur rendah sehingga mengganggu jalannya pelumasan ke
komponen yang dibutuhkan. Untuk itu, oli harus memiliki kekentalan lebih tepat pada temperatur
tertinggi atau temperatur terendah ketika mesin dioperasikan.

Dengan demikian, oli memiliki grade (derajat) tersendiri yang diatur oleh Society of Automotive
Engineers (SAE). Bila pada kemasan oli tersebut tertera angka SAE 5W-30 berarti oli memiliki
kekentalan 5 pada temperatur dingin di musim dingin (Winter), dan kekentalan 30 pada
temperatur 100 derajat celcius.

Tetapi yang terbaik adalah mengikuti viskositas sesuai permintaan mesin. Umumnya, mobil
sekarang punya kekentalan lebih rendah dari 5W-30 . Karena mesin belakangan lebih
sophisticated sehingga kerapatan antar komponen makin tipis dan juga banyak celah-celah kecil
yang hanya bisa dilalui oleh oli encer. Tak baik menggunakan oli kental (20W-50) pada mesin
seperti ini karena akan mengganggu debit aliran oli pada mesin dan butuh semprotan lebih
tinggi.

Untuk mesin lebih tua, clearance bearing lebih besar sehingga mengizinkan pemakaian oli kental
untuk menjaga tekanan oli normal dan menyediakan lapisan film cukup untuk bearing.

Sebagai contoh di bawah ini adalah tipe Viskositas dan ambien temperatur dalam derajat Celcius
yang biasa digunakan sebagai standar oli di berbagai negara/kawasan.
1. 5W-30 untuk cuaca dingin seperti di Swedia
2. 10W-30 untuk iklim sedang seperti di kawasan Inggris
3. 15W-30 untuk Cuaca panas seperti di kawasan Indonesia

Kualitas

Kualitas oli disimbolkan oleh API (American Petroleum Institute). Simbol terakhir SL mulai
diperkenalkan 1 Juli 2001. Walau begitu, simbol makin baru tetap bisa dipakai untuk kategori
sebelumnya. Seperti API SJ baik untuk SH, SG, SF dan seterusnya. Sebaliknya jika mesin
kendaraan menuntut SJ maka tidak bisa menggunakan tipe SH karena mesin tidak akan
mendapatkan proteksi maksimal sebab oli SH didesain untuk mesin yang lebih lama.

Ada dua tipe API, S (Service) atau bisa juga (S) diartikan Spark-plug ignition (pakai busi) untuk
mobil MPV atau pikap bermesin bensin. C (Commercial) diaplikasikan pada truk heavy duty dan
mesin diesel. Contohnya kategori C adalah CF, CF-2, CG-4. Bila menggunakan mesin diesel
pastikan memakai kategori yang tepat karena oli mesin diesel berbeda dengan oli mesin bensin
karena karakter diesel yang banyak menghasilkan kontaminasi jelaga sisa pembakaran lebih
tinggi. Oli jenis ini memerlukan tambahan aditif dispersant dan detergent untuk menjaga oli tetap
bersih

Sebagai tambahan, bila oli yang digunakan sudah tipe sintetik maka tidak perlu lagi diberikan
bahan aditif lain karena justru akan mengurangi kinerja mesin bahkan merusaknya.

API Service Ratin.

Untuk rating API service, dapat pula dirunut dari mesin-mesin keluaran lama. Namun, pada saat
ini bisa juga dirunut dari kategori SF mengingat banyaknya kategori yang akan keluar.

API mesin bensin

 SN (Current)

Diperkenalkan pada 2004. Ditujukan untuk semua jenis mesin bensin yang ada pada saat ini. Oli
ini didesain untuk memberikan resistensi oksidasi yang lebih baik, menjaga temperatur,
perlindungan lebih baik terhadap keausan, dan mengontrol deposit lebih baik.

 SL (Current)

Merupakan kategori terakhir sampai saat ini. Diperkenalkan pada 1 Juni 2001. Oli ini didesain
untuk menjaga temperatur dan mengontrol deposit lebih baik. Juga bisa mengonsumsi oli lebih
rendah. Beberapa oli ini juga cocok dengan spesifikasi terakhir ILSAC sebagai Energy
Conserving. Untuk mesin generasi 2004 atau sebelumnya

 SJ (Current) : Diperkenalkan untuk mesin generasi 2001 atau lebih tua


 SH (Obsolete): Untuk mesin generasi 1996 atau sebelumnya
 SG (Obselete): Untuk mesin generasi 1993 atau sebelumnya
 SF (Obsolete): Untuk mesin generasi 1988 atau sebelumnya
API mesin diesel

 CJ-4

Diperkenalkan pada tahun 2006. Untuk mesin high speed, mesin 4-langkah yang didesain untuk
memenuhi standar emisi tahun 2007. Oli dengan kategori API CJ-4 memiliki kriteria performa
lebih baik daripada yang dimiliki oleh oli-oli dengan kategori API CI-4 dengan CI-4 PLUS, CI-4,
CH-4, CG-4 dan CF-4. Oli dengan kategori API CJ-4 juga mampu secara efektif melumasi
mesin-mesin dengan kategori di bawahnya.

 CI-4

Diperkenalkan sejak 5 September 2002. Untuk mesin high speed, four stroke engines yang
didesain untuk memenuhi standar emisi tahun 2004. Oli CI-4 diformulasikan menjaga durabilitas
mesin dimana gas buangnya disirkulasi ulang. Digunakan untuk mesin yang meminta kandungan
belerang/sulfur 0.5%. Bisa dipakai pada oli CD, CE, CF-4, CG-4 dan CH-4.

 CH-4

Diperkenalkan sejak 1998. Untuk mesin high speed, four stroke engines yang didesain untuk
memenuhi standar emisi tahun 1998. . Digunakan untuk mesin yang meminta kandungan
belerang/sulfur lebih besar 0.5%. Bisa dipakai pada oli CD, CE, CF-4, dan CG-4.

 CG-4
Diperkenalkan sejak 1995. Untuk mesin kinerja sedang, high speed, four stroke engines.
Digunakan untuk mesin yang meminta kandungan belerang/sulfur kurang 0.5%. Cocok untuk
standar emisi 1994 Bisa dipakai pada oli CD, CE, dan CF-4.

 CF-4

Diperkenalkan sejak 1990. Untuk mesin high speed, four stroke engines, naturally aspirated dan
mesin turbocharger. Bisa dipakai pada oli CD, dan CE.

 CF-2

Diperkenalkan sejak 1994. Untuk mesin kinerja sedang, two stroke engines. Bisa dipakai pada oli
CD-II.

 CF

Diperkenalkan sejak 1994. Untuk mesin off road, indirect injected dan beberapa mesin yang
memakai bahan bakar dengan kandungan belerang/sulfur di atas 0.5%. Bisa mengganti pada oli
CD.

Memeriksa Kondisi Oli Mesin

Memeriksa oli setiap minggu perlu dilakukan, karena dari cairan tersebut, kita bisa tahu apakah
kendaraan layak digunakan atau tidak.

Memeriksa kondisi oli juga tidak memerlukan waktu yang lama. Kita cukup mencabut tongkat
pemeriksa ketinggian oli (dipstick), yang biasanya terlihat jelas di mesin. Apa saja yang bisa
dideteksi dari oli mesin?

Jika warna oli tidak jauh berbeda dengan saat pertama diisikan ke mesin (biasanya cenderung
bening), maka artinya mesin dalam kondisi prima. Yang perlu Anda lakukan hanya menyalakan
mesin dan pergi ke tujuan.

Namun, apabila oli berwarna hitam, itu artinya sudah waktunya ganti oli. Jika punya wadah
penampung, Anda dapat melakukannya sendiri. Tapi jika tidak ingin repot, cukup bawa ke
bengkel.

Oli berwarna putih atau seperti susu berarti ada air yang tercampur. Air dan oli bisa bercampur,
akibat adanya lubang pada dinding pemisah di dalam mesin. Atau bisa juga lubang terbentuk di
radiator, bila kendaraan memakai jenis satu radiator untuk mendinginkan air dan oli.

Apabila muncul bau bensin, maka ada kemungkinan timbul masalah pada komponen di dalam
mesin. Segera periksakan ke bengkel, karena mekanik yang bisa mengetahui komponen mana
yang mungkin rusak.

Bila oli banyak berkurang, maka segera periksa lantai di bawah mobil. Jika tidak ada oli yang
menetest, maka bisa jadi oli ikut terbakar bersama bensin. Tandanya yaitu muncul asap putih
tebal dari knalpot.
Asap ini akibat rusaknya cincin piston atau katup tempat campuran BBM masuk ke ruang bakar.
Bila ini dibiarkan, maka lama-kelamaan mesin akan rusak.

Kontaminasi

Kontaminasi terjadi dengan adanya benda-benda asing atau partikel pencemar di dalam oli.
Terdapat delapan macam benda pencemar biasa terdapat dalam oli yakni

1. Keausan elemen. Ini menunjukkan beberapa elemen biasanya terdiri dari tembaga, besi,
chrominium, aluminium, timah, molybdenum, silikon, nikel atau magnesium.
2. Kotoran atau jelaga. Kotoran dapat masuk kedalam oli melalui embusan udara lewat sela-sela
ring dan melaui sela lapisan oli tipis kemudian merambat menuruni dinding selinder. Jelaga
timbul dari bahan bakar yang tidak habis. Kepulan asam hitam dan kotornya filter udara
menandai terjadinya jelaga.
3. Bahan Bakar
4. Air. Ini merupakan produk sampingan pembakaran dan biasanya terjadi melalui timbunan gas
buang. Air dapat memadat di crankcase ketika temperatur operasional mesin kurang memadai.
5. Ethylene gycol (anti beku)
6. Produk-produk belerang/asam.
7. Produuk-produk oksidasi Mengakibatkan oli bertambah kental. Daya oksidasi meningkat oleh
tingginya temperatur udara masuk.
8. Produk-produk Nitrasi. Nitrasi tampak pada mesin berbahan bakar gas alam.

Penggantian Rem Cakram Dan Rem Tromol Pada Mobil

1. Pengertian Rem
Rem berfungsi untuk mengurangi kecepatan (memperlambat) dan menghentikan
kendaraan serta memberikan kemungkinan dapat memparkir kendaraan ditempat yang menurun.
Peranan rem sangat penting dalam sistem mesin, misalnya pada mesin mobil, sepeda motor,
mesin cuci, dan sebagainya. Selain itu rem juga mempunyai kelemahan yaitu rem sering
mengalami blong, hal ini diakibatkan karena pemeliharaan yang kurang rutin dan penyebab
terjadinya rem blong yaitu pad rem habis (aus), minyak rem habis, dan terjadinya kebocoran
pada seal piston rem, master rem, ataupun pada selang remnya, maka dari itu pemeliharaan rem
harus sangat dipheratikan.
7. Jenis-jenis rem
Rem dibagi menjadi dua jenis yaitu :
a. Rem cakram

Mobil modern kebanyakan telah menerapkan piranti yang satu ini. Biasanya piranti seperti ini
dapat ditemukan pada roda kendaraan baru sehingga dalam setiap penggunaannya menjadi
maksimal dan terarah.
Rem cakram menjadi salah satu sistem pengereman modern terbaik pada mobil dan ideal untuk
diterapkan pada setiap mobil, terutama yang telah memakai mesin berkapasitas CC besar. Sistem
kerja rem cakram adalah dengan menjepit cakram yang biasanya dipasang pada roda kendaraan
melalui caliper yang digerakkan oleh piston untuk mendorong sepatu rem (brake pads) ke
cakram.

1. Kelebihan rem cakram


Rem cakram dapat digunakan dari berbagai suhu, sehingga hampir semua kendaraan
menerapkan sistem rem cakram sebagai andalanya. selain itu rem cakram tahan terhadap
genangan air sehingga pada kendaraan yang telah menggunakan rem cakram dapat menerjang
banjir.
Kemudian rem cakram memiliki sistem rem yang berpendingin diluar (terbuka) sehingga
pendinginan dapat dilakukan pada saat mobil melaju, ada beberapa cakram yang juga dilengkapi
oleh ventilasi (ventilatin disk) atau cakram yang memiliki lubang sehingga pendinginan rem
lebih maksimal digunakan.
Kegunaan rem cakram banyak dipergunakan pada roda depan kendaraan karena gaya dorong
untuk berhenti pada bagian depan kendaraan lebih besar dibandingkan di belakang sehingga
membutuhkan pengereman yang lebih pada bagian depan. Namun saat ini telah banyak mobil
yang menggunakan rem cakram pada keempat rodanya.
2. Kekurangan rem cakram
Rem cakram yang sifatnya terbuka memudahkan debu dan lumpur menempel, lama
kelamaan lumpur(kotoran) tersebut dapat menghambat kinerja pengeraman sampai merusak
komponen pada bagian caliper, seperti piston bila dibiarkan lama. Oleh sebab itu perlu dilakukan
pembersihan sesering mungkin.

b. Rem tromol

1. Kelebihan rem tromol

Rem tromol digunakan untuk kendaraan yang memerlukan kerja ekstra dalam pengereman
contoh : kendaraan operasional seperti bis, truk, minibus, dan sebagainya. Jadi rem tromol dapat
digunakan pada beban angkut yang berat (heavy duty) dengan bekerja secara maksimal.

2.Kekurangan rem tromol

Rem tromol yang masih menerapkan sistem tertutup dalam prosesnya. Dengan sistem ini
membuat partikel kotoran pada ruang tromol tersebut. Jadi untuk perawatan membersihkannya
harus membuka Rem tromol yang masih menerapkan sistem tertutup dalam prosesnya.
Dengan sistem ini membuat partikel kotoran pada ruang tromol tersebut. Jadi untuk perawatan
membersihkannya harus membuka roda agar rumah rem dapat dibersihkan dari debu atau
kotoran. Pada saat banjir air akan mengumpul pada ruang tromol sehingga air akan menyulitkan
sistem rem untuk bekerja, jadi setelah rem tromol menerjang banjir, maka harus
mengeringkannya dengan menginjak setengah rem saat melaju sehingga bagian dalam rem
tromol kering karena panas akibat gesekan, setelah itu rem dapat digunakan kembali.

3. Nama-nama bagian rem

A. Rem Cakram
a) Piringan rotor
b) Selang rem
c) Plat pengatur pad
d) Plat momen
e) Plat rem
f) Pegas penahan pad
g) Pegas anti berisik
h) Shim anti cicit
i) Silinder rem
j) Karet pelindung utama
k) Perapat piston
l) Piston
m) Karet pelindung silinder
n) Ring set
o) Bushing lucur
p) Karet pelindung (Boot)

1. Fungsi-fungsi Bagian Rem Cakram


1. Piringan rotor
Untuk menjamin pendiginan yang baik
2. Selang rem
Untuk jalurnya fluida atau minyak rem
3. Plat pengatur pad
Untuk menahan rem
4. Plat momen
Penahan silinder agar tidak jatuh
5. Pad rem
Untuk menghentikan piringn rotor yang sekaligus menghentikan kendaran
6. Pegas penahan pad
Untuk menahan pad rem agar tidak goyang atau pad rem tidak lepas karena tergajal
7. Pegas anti berisik
Agar pada saat pengereman berlangsung pad rem tidak berisik
8. Shim anti cicit
Untuk menganjal pad rem pada silinder rem agar yidak lepas
9. Silinder rem
Sebagai wadah dari pada rem
4. Chassis
Sistem chasis meliputi suspensi yang menopang axle, kemudian untuk mengatur arah
kendaraan, roda, ban dan rem untuk menghentikan jalanya kendaraan. Sistem-sistem
berpengaruh langsung terhadap kenikmatan berkendaraan,stabilitas,stabilitas dan lain
sebagainya.

5. Sistem Rem
Sistem rem dirancang untuk mengurangi kecepatan (memperlambat) dan menghentikan
kendaraan atau memungkinkan perkir pada tempat yang menurun. Peralatan ini sangat penting
untuk keamanan berkendaraan dan juga dapat berhenti ditempat manapun, dan dalam berbagai
kondisi dapat berfungsi dengan baik dan aman.

6. Prinsip Rem
Kendaran tidak dapat berhenti segera apabila mesin dibebaskan (tidak dihubungkan)
dengan pemindah daya, kendaraan cenderung tetap bergerak. Kelemahan ini harus dapat di
kurangin dengan maksud menurunkan kecepatan gerakan hingga berhenti. Mesin merubah energi
panas menjadi energi kinetik (energi gerak) untuk menggerakan kendaraan. Sebaiknya, rem
bekerja disebabkan oleh adanya sistem gabungan penekanan melawan system gerak putar. Efek
pengereman (breaking effect) diperoleh dari adanya gesekan yang ditimbulkan antara dua objek.

7. Type Rem
Rem yang dipergunakan pada kendaran bermotor dapat digolongkan menjadi beberapa type
tergantung pada penggunaannya.
1. Rem kaki (foot brake) digunakan untuk mengontrol kecepatan dan menghentikan kendaran.
2. Rem parkir (parking break) digunakan terutama untuk memarkir kendaraan.
3. Rem tanbahan (auluxialy brake) digunakan pada kombinasi rem biasa (kaki) yang digunakan
pada truk diesel dan kendaran berat.
4. Engines break digunakan ada kalanya untuk menurunkan kecepatan kendaraan, Beaking effect
(reaksi pengereman) ditimbulkan oleh tahanan putarn dari mesin itu sendiri, tidak ada khusus
yang diperlukan, untuk itu engine break tidak diterangkan.

8. Rem kaki
Rem kaki (foot break) di kelompokan menjadi dua tipe,yaituh:
1. Rem hidraulis (hydraulic break)
2. Rem panematik (peneumatic break)
Rem hidraulis lebih respond lebih cepat dibanding tipe lainnya, dan juga konstruksinya
yang khusus dan handal (superior design flexibility). Dengan adanya keuntungan tersebut, rem
hidraulis banyak digunakan pada kendaran penumpang truk ringan.
Sistem rem panematik termasuk kompresor atau jenis yang menghasilkan udara, udara
yang bertekanan yang digunakan untuk menambah daya pengereman. Tipe sistem rem ini
banyak digunakan pada kendaran berat seperti truk dan bus.
Cara kerja rem hidraulis sebagai berikut: rem hidraulis menekan mekanisme rem dan
menyalurkan tenaga rem, dan mekanisme pengereman akan menimbulkan daya pengereman.
9. Mekanisme kerja

A. Master Silinder
Master silinder mengubah gerak pedal rem kedalam tekanan hidraulis.
Master silinder terdiri dari reservoir tank yang berisi minyak rem, demikian juga master silinder
yang membangkitkan tekanan hidraulis. Ada dua tipe silinder: tipe tunggal dan tipe ganda.
Master silinder tipe ganda banyak digunakan dibandingkan tpe tunggal.
B. Boster Rem
Tenaga penekanan pada pedal rem dari seorang pengemudi tidak cukup kuat untuk segerah
menghentikan kendaraan. Boster rem melipat gandakan daya pemekanan pedal, sehingga daya
pengereman yang lebih besar di perlukan.
Boster dapat dipasang menjadi satu dengan master silinder (type integral) atau dapat juga
dipasang secara terpisah dari master silinder itu sendiri.
Boster rem mempunyai diaphragma (memberan) yang bekerja dengan adanya perbedan tekanan
antara tekanan atmosfir dan kevakuman yang dihasilkan dari dalam intake manifold mesin.
Master silinder di hubungkan dengan pedal dan memberan untuk memperoleh daya pengereman
yang besar dari langkah pedal yang minimum.
Bila boster rem tidak dapat berfungsi dikarenakan satu dan lain hal, boster rem dirancang
sedemikian rupa sehingga hanya tenaga bosternya saja yang hilang dengan sendirinya rem akan
memerlukan gaya penekanan pedal yang lebih besar, tetapi kendaran dapat direm normal tanpa
bantuan boster. Untuk kendaran yang digerakkan oleh mesin diesel, boster remnya diganti
dengan pompa vacum karena kevacuman yang terjadi pada intake manifold pada mesin diesel
tidak cukup kuat.
Boster body dibagi menjadi bagian depan (ruang tekan tenaga) dan bagian belakang (ruang tekan
variasi), dan masimg-masing ruang dibatasi dengan memberan dan piston boster.
Mekanisme katup pengontrol (control valve mechanis). Termasuk katup udara, katup vakum,
katup pengontrol dan sebagainya yang berhubungan dengan pedal rem melalui batang penggerak
katup (valve operating road).

C. Katup Pengimbang
Kendaran dihentikan dengan adanya gesekan antara ban dan ditambah jalan. Gesekan ini
akan sesuai adanya pembagian beban pada roda. Biasanya kendaran yang mesinnya terletak
didepan, bagian depannya lebih berat dibandingkan dengan bagian belakangnya, bila kendaran
direm, maka titik pusat gravitasi akan pindah kedepan (bergerak maju) disebabkan adanya gaya
intertia, dan karena adanya beban yang besar menyatu pada bagian depan.
Bila daya cengkeram pengeremannya berlaku sama terhadap keempat rodanya, maka roda
belakang akan terkunci (menyebabkan slip antara ban dan permukan jalan) ini disebabkan oleh
daya pengereman terlalu besar dengan terkuncinya roda belakang gesekan akan menurun, dan
roda belakang seperti ekor ikan (bergerak kekanan dan kekiri dan sukar terkontrol) dan ini sangat
berbahaya.
Dengan alasan tersebut, diperlukan alat pembagi tenaga sehingga dapat diberikan
pengereman yang lebih besar untuk roda depan dari pada roda belakang atas tersebut disebut
katup pengembali (proportioning valve) atau bias disebut katup P. Alat ini bekerja secara
otomatis menurutkan tekanan hidraulis pada silinder roda belakang dengan demikian daya
pengereman (daya cengkeram) pada roda belakang akan berkurang.
Di samping katup P, efek yang sama akan diperoleh dari load silinder and proportioning
valve (LSPV) yang merubah tekanan awal split point dari roda-roda belakang sesuai
Dengan beban, proportioning and by pass valve (P dan BV) yang meneruskan tekanan
master silinder langsung ke silinder roda tanpa melalui katup P bila system rem dapat tidak
berfungsi, katup decelaration sensing proportioning valve (DSPV) yang membedakan tekanan
awal split point sesuai dengan,deselerasi selama pengereman dan perlengkapan lainnya.

10. Rem Cakram


Rem cakram (disc brake) pada dasarnya terdiri pada cakram yang terbuat dari besi tuang
(disc rotor) yang berputar dengan roda dan bahan gesek (dalam hal ini disc pad) yang
mendorong dan menjepit cakram. Daya pengereman dihasilkan oleh adanya gesekan antara disc
pad dan cakram (disc).

Karakteristik dari cakram hanya mempunyai sedikit aksi energi sendiri (self energizing
action), daya pengreman itu sedikit dipengaruhi oleh fluktualisi koefisien gesek yang
manghasilkan kesetabil tinggi. Selain itu, karena permukaan bidang gesek selalu terkena udara,
radiasi panasnya terjamin baik, ini dapat mempengaruhi dan menjamin dari tekanan air.
Rem cakram mempunyai batasan pembuatan pada bentuk dan ukuranya. Ukuran disc
tambahkan tekanan hidraulis yang lebih besar untuk mendapatkan daya pengereman yang
efisien, juga pad akan lebih cepat aus dari pada sepatu rem pada rem tromol. Tetapi konstruksi
yang sederhana mudah pada perawatannya penggantian pad.

A. Komponen-komponen

B. Piringan (disc)
Umumnya cakram atau piringan (disc rotor) dibuat dari besi tuang dalam bentuk biasa (solid)
dan berlubang-lubang untuk ventilasi.
Tipe cakram lubang terdiri dari pasangan piringan berlubang untuk menjamin pendinginan
yang baik,kedua-duanya untuk mencegah fading dan menjamin umur pad lebih panjang atau
tahan lama.

C. Pad Rem
Pad (disc pad) biasanya dibuat campuran metalikfiber dan sedikit serbuk besi. Tipe ini
disebut dengan”semi metalik disc pad”.
Pada pad diberi garis celah untuk menunjukan tabel pad (batas yang diijinkan). Dengan
dengan demikian mempermudah pengecekan keausan pad.
Pada beberapa pad, penggunaan metalik plat (disebut dengan anti-sequal shim) dipasang
pada sisi piston dari pad untuk mencegah bunyi disaat pengereman berlangsung.
D. Jenis-jenis Kaliper
Kaliper juga disebut dengan cylinder body, memanggang piston-piston dan dilengkapi
dengan saluran dimana minyak rem disalurkan ke silinder. Kaliper dikelompokan sebagai berikut
menurut jenis pemasangannya:
1. Type Fixed Caliper (double piston)
2. Type Floating Caliper (single piston)

1. Type Fixed Caliper (double piston)


Kaliper dipasangkan tepat pada excel atau strut. Seperti digambarkan dibawah ini,
pemasangan caliper dilengkapi dengan sepasang piston. Daya pengereman didapat apabila pad
ditekan piston secara hidraulis pada kedua ujung piringan atau cakram.
Fixed Caliper adalah dasar desain yang sangat baik dan dijamin dapat bekerja lebih akurat.
Namun demikian radiasi panasnya terbatas karena silinder rem berada antara cakram dan velg,
menyebabkan sulit tercapainya pendinginan. Untuk ini membutuhkan penambahan komponen
yang banyak. Untuk mengatasi hal tersebut jenis Caliper Fixed ini sudah jarang digunakan.

2. Type Floating Caliper (single piston)


Seperti terlihat pada gambar piston banyak ditempatkan pada satu sisi caliper saja. Tekanan
hidraulis dari master silinder mendorong piston (A) dan selanjutnya menekan pada rotor disc
(cakram). Pada saat yang sama tekanan hidraulis menekan sisi pad (Reaksi b). Ini menyebabkan
caliper bergeak kekanan dan menjepit cakram dan terjadinya usaha tenaga pengereman.

3. Type semi Floating (Tipe PS)


Kaliper dipasangkan dengan bantuan dua buah pen pad torkue plit. Apabila rem bekerja
maka body bergerak masuk dengan adanya gerak piaton. Tekanan pengereman yang berlaku
pada pad bagaikan luar diterima oleh caliper dan meneruskan momen kepada arah putaran.
Kekuatan reaksi pada bagian dalam diterima langsung oleh plate.
Mekanisme tipe ini sangat sederhana, tipe caliper ini cenderung tidak berfungsi sangat kecil,
dan memenuhi syarat semua perawatan dan memiliki kemampuan pengereman. Tipe ini sering
digunakan pada cakram belakang yang rem parkirnya terpasang didalamnya.

4. Type Full-floating
a. Type FF
Seperti diperlihatkan gambar di bawah, tipe FF mempunyai caliper yang ditunjang oleh
torque plat sedemikian rupa sehingga memungkinkan gerak piston untuk menekan pad bagian
luar.

b. Tipe FS
Kaliper tipe ini dipasang menggunakan dua pin (main pin dan sub pin) pada torque plat yang
di buatkan pada caliper itu sendiri, seperti pada gambar. Kaliper dan dua pin digerakan pada
caliper satu unit oleh piston. Reaksi tenaga (reaction force) dari iner dan outer pad diterima oleh
torque plat dan demikian momen (torque) tidak diteruskan ke pin. Selanjutnya, bagian yang
meluncur (slinding section ) pada caliper (main dan sub pin) disembunyikan seluruhnya. Hal ini
merupakan desain yang dapat menambah pada bagian ini. Tipe FS agak kurang terseretnya tipe
FF dan sering digunakan pada rem-rem depan kendaran mewah.

c. Tipe AD
Seperti diperhatikan gambar dibawah ini, main pin pada tipe ini adalah press-fitted pada
torque plat bersama dengan sub pin yang di buatkan. Stainles steep plat (suatu shim untuk
mengurangi bunyi squel plat) dipasang pada plat yang bersentuhan untuk mencegah suara yang
kurang enak dan keausan pad. Tipe ini digunakan pada rem dalam kendaran ukuran menengah.

d. Type PD

Tipe PD pada dasarnya sama dengan tipe AD kecuali pada main dan sub pin saja yang
dibuat pada torque plat. Tipe PD ini pada rem depan kendaraan penumpang yang
ukurannya kecil.

Pemeriksaan V-Belt Pada Mobil

Fungsi V Belt

Mungkin sobat semua penggemar otomotif sudah mengetahui apa fungsi dari komponen yang
satu ini ya sobat. Adapun fungsi dari V belt itu sendiri adalah sebagai berikut :

 Sebagai komponen yang berfungsi untuk mentransfer tenaga dari poros engkol mesin ( crankshaft
/ kruk as ) menuju ke poros pulley penggerak yang membutuhkan seperti pulley AC, pullery
alternator, pulley water pump dan lain sebagainya.
 Sebagai komponen yang berfungsi sebagai penghasil daya yang nantinya daya tersebut akan
dikirimkan atau disalurkan ke bagian komponen yang membutuhkan penggerak. Jika
terdapat bunyi geluduk di ban belakang wajib anda waspadai sobat, karena mungkin fungsi v belt
tidak bekerja dengan baik.

Cara Kerja V Belt

Selain fungsi dari V belt tersebut, kita juga akan membahas bagaimana cara kerja dari V belt itu
sendiri nih sobat. Adapun cara kerja V belt mobil anda adalah sebagai berikut .

Pada umumnya V belt ini menyambungkan daya poros yang satu ke poros yang lainnya yang
disambungkan dengan ,enggunakan pulley seiring mengikuti laju putaran pada mesin atau alat
yang dikaitkan. Adapun bentuk V belt ini sendiri berbentuk polos dan halus.
Nah sobat semua, yang paling penitng yang harus anda ketahui dari cara kerja V belt ini adalah
apabila komponen yang satu ini mengalami masalah atau kerusakan, maka mesin kendaraan anda
atau mesin mobil anda akan mati dan dan mesin anda tidak akan bisa menghasilkan daya.

[Adsense-B]

Adapun komponen pada mobil anda ynag menggunakan tenaga dari V belt ini adalah AC mobil
anda, daya listrik , power stering bahakan sampai mesin bisa mati mendadak. Nah kebayang kan
sobat jika V belt anda bermasalah, maka beberapa komponen dalam mobil anda akan ikutan
bermasalah, bahkan mesin nya juga. Untuk itu tetap laukan pengecekan dan perawatan pada V
belt mobil anda seecara teratur ya sobat. Selain itu anda juga bisa memperhatikan ciri ciri timing
belt harus diganti, karena komponen ini juga cukup penting sobat.

Cara Perawatan V Belt

Yang tidak kalah penting yang harus anda ketahui adalah cara kerja dari V belt itu sendiri.
Adapun cara kerjanya adalh sebagai berikut :

 Melakukan Service Berkala

Lakukanlah service berkala agar performa V belt mobil anda tetap terjaga. Selain itu anda juga
bisa mencoba cara service mobil sendiri. Apabila anda habis melakukan perjalanan jauh atau
pada saat jarak tempuh yang sudah ditempuh oleh kendaraan anda mencapai 10. 000 KM
sebaiknya gantilah V belt kendaraan anda.

 Penggantian V Belt

Agar performa V belt anda terjaga, sebaiknya setiap 6 bulan sekali minimal anda harus
melakukan penggantian V belt, sekalipun jarak tempuhnya masih kurang dari 10. 000 Km,
namun sebaiknya per 6 bulan seklai gantilah V belt kendaraan anda ya sobat.

 Melakukan Pengecekan Secara Visual

Selain anda melakukan perawatan mesin mobil secara rutin ke bengkel resmi, ada baiknya anda
juga harus melakukan pengecekan secara visual pada V belt mobil anda ya sobat, agar anda juga
mengetahui apakah kondisi V belt anda masih layak pakai atau tidak. Jika memang anda
temukan sudah dalam keadaaan retak atau tipis, amka jangan nunggu 6 bulan dulu ya sobat,
tetapi jika sudah dalam keadaan seperti itu segerah ganti dengan yang baru.

 Melakukan Pengecekan Secara Manual

Yang tidak kalah penting, yang harus anda lakukan adalah dengan mengecek kekencangan dari
V belt mobil anda. Pastikan kondisi V belt mobil anda tidak terlalu kencang dan tidak terlalu
kendur juga, pastikan sesuai dengan ukuran dari standarnya.
Apabila V belt anda terlalu kendur, maka bisa mengakibatkan slip, dan apabila tertalu kencang
dapat membuat komponen yang lain seperti halnya komponen mesin mobil lengkap dan yang
diputar tidak akan bertahan lama atau awet.

Pemeriksaan, Pergantian Ban/Roda Pada Mobil

BAN
Kendaraan yang menggunakan ban pneumatik diisi dengan udara bertekanan. Ban adalah satu-satunya
bagian kendaraan yang berhubungan permukaan jalan. Ban tidak dapat berdiri sendiri pada kendaraan,
akan tetapi harus dipasang pada pelek supaya dapat dipergunakan.

Ban mempunyai Fungsi sebagai berikut:

 Menahan seluruh berat kendaraan


 Karena berhubungan dengan permukaan jalan, maka ban akan memindahkan gaya gerak dan gaya
pengereman kendaraan ke jalan, dan juga mengontrol start, akselerasi, deselerasi, pengereman
dan berbelok.
 Mengurangi kejutan yang disebabkan oleh permukaan jalan yang tidak beraturan

Konstruksi BAN

a. Carcass
Merupakan rangka ban yang keras, akup kuat untuk menahan udara yang bertekanan tinggi, tetapi
harus cukup fleksibel untuk meredam pembahan beban dan beraturan. Carcass terdiri dari ply(layer) dan
tivecord (kembaran anyaman paralel dari bahan yang kuat) yang direkatkan menjadi satu dengan karet.
Cord pada ban-ban bus/truk biasanya di buat dari nyalon/baja, sedangkan untuk mobil-mobil penumpang
kecil biasanya terbuat dari polyester/nylon.
b. Tread
Adalah lapisan karet luar yang dilindungi carcass terhadap keausan dan kerusakan yang disebabkan
oleh permukaan jalan. Ini adalah bagian yang langsing berhubungan dengan permukaan jalan dan
menghasilkan tahanan gesek yang memudahkan gaya gerak dan gaya pengereman kendaraan ke
permukaan jalan.

c. Side wall
Adalah lapisan karet yang menutup bagian samping ban dan melindungi carcass terhadap kerusakan
dari luar. Sebagai bagian ban yang paling besar dan paling henbel, sidewall terus-menerus melentur di
bawahnya beban yang dipikulnya selama berjalan. Di sidewall tercantum nama pabrik pembuat, ukuran
ban dan info lainnya.

d. Breaker
Adalah lapisan terletak diatas carcass dengan tread yang memperluas daya tekat keduanya. Breaker
meredam kejutan yang timbul dan permukaan jalan ke carearn dan biasanya digunakan pada ban dengan
bias-play. Ban untuk bus dan truk serta truk ringan menggunakan breaker yang terbuat dari nylon,
sedangkan untuk mobil penumpang menggunakan beban polyester.

e. Belt (rigid breaker)


Ini adalah tipe breaker yang digunakan pada ban radial-ply dan diletakan seperti sarung mengililingi
ban diantarannya carcass dan karet tread, untuk menahan carcass dengan kuat. Ban untuk mobil
penumpang menggunakan rigid breaker yang tersusun dari kawat baja, rayon atau polyester, sedangkan
untuk bus dan truk menggunakan rigid breaker dari kawat baja.

f. Bead
Untuk mencegah robeknya ban terdiri dari rim oleh karena itu berbagai gaya yang berkerja, sisi
bebas/bagian samping ply di sekelilingi oleh kawat baja yang disebut kawat bead udara bertekan dan
didalam ban meridang bead keluar pada rim pelek dan pertahanan kuat disana. Bead dilindungi dari
kerusakan karena gesekan dengan pelek dengan jalan memberinya lampiran karet yang disebut chafer
strip, konstruksi, flipper bead toe, bead heel, bead base, chafer, bead wire.

Pola TREAD
Tread dibuat dengan berbagai macam pola dengan tujuan antara lain membuang air, dan
menanggulangi berbagai faktor yang timbul karena kondisi permukaan jalan serta jenis kendaraan yang
menggunakannya.
a. Pola Rib

Rib berbentuk beberapa alur zigzag paralel yang mengelilingi ban. Pola ini sangat cocok untuk
beerjalan dijalan dengan permukaan yang rata pada kecepatan tinggi bagi beberapa jenis mobil, mulai dari
penumpang kecil sampai bus dan truk. Pola rib mempunyai bantalan gelinding (rolling resistance) yang
kecil bagian ban, side slipping resistance lebih besar sehingga kendaraan lebih mudah dikendalikan/suara
yang ditimbulkan oleh ban kecil, dan tenaga tariknya kurang baik bila dibandingkan dengan ban yang
menggunakan lug.

b. Pola Lug
Alur pola lug adalah tegak lurus terhadap garis keliling ban. Pola ini banyak dipakai pada ban mesin
konstruksi dan truk, dan pola tread. Ini cocok untuk berjalan yang tidak rata dan lunak (jalan tanah)

Pola lug mempunyai tenaga tarik yang baik, tahanan gelinding ban cukup tinggi, tahanan terhadap slide-
slipping lebih kecil, Tread pada didaerah lug lebih rendah alus tidak merata dan suara ban lebih besar.

c. Pola Rib dan Lug


Pola ini adalah gabungan dari Rib dan Lug dengan tujuan memperbaiki kestabilan pengemudian, dan
banyak dipakai pada ban-ban bus dan truk, dan cocok dijalankan pada jalan yang rata maupun tidak rata
(jalan berpasir dan berbatu).
Pola Rib yang melingkar pada keliling ban menstabilkan kendaraan dengan mengurangi kemungkinan
side-slipping, sedangkan pola lug pada tepi ban memperbaiki kemampuan pengendaraan dan pengereman.
Bagian lug pada pola ini lebih mudah alus dengan tidak merata.

d. Pola Block
Pada pola ini tread terbentuk dari blok yang berdiri sendiri (beban). Pola ini banyak digunakan pada
ban-ban salju dan sekarang pola blok mulai digunakan pada pola radial-ply untuk mobil penumpang.

Pada pola block mempunyai kemampuan pengendaraan pengereman yang lebih baik, mengurangi
slipping dan skidding pada jalan yang tertutup lumpur/bersalju, kecendrungan lebih cepat aus jika
dibanding dengan pola rib dan lug, rolling resistance sedikit lebih besar, dan tread lebih mudah aus tidak
beraturan, terutama pada permukaan jalan yang keras.

Jenis - Jenis BAN


Menurut konstruksinya ban dikelompokan sebagai berikut:
Klarifikasi menurut cara penyusunan ply-cord yang membentuk carcass : ban bias nya dengan (cross-Ply
tie) dan ban radial ply. Indifikasi menurut menyimpan udara : ban dengan ban dalam (tube type) dan ban
tanpa ban dalam (tubeless).

a. Klarifikasi ban menurut cara penyusun ply-cord


- Ban Radial

Lapisan serat pada ban ini tegak lurus dengan garis tengah ban, ditambah lapisan sabuk/belt (rigid
breaker) searah lingkaran ban yang terbuat dari benang tekstil kuat/kawat yang dibalut keras untuk
membuat tread lebih rigid.

- Ban Bias

Ban ini dibuat dengan lapisan benang/serat arah miring membentuk sudut 30⁰ - 40⁰ terhadap garis
tengah ban. Memiliki tepak (tread) dengan daya serap beraturan yang baik, sehingga memberikan
kenyamanan berkendara. Adapun ketahanan terhadap keausan dan goncangan (rol) tidak sebaik ban
radial.

Perbedaan Ban Bias dan Ban Radial


- Ban Bias :

 Dinding samping lebih tebal (kaku) dibandingkan dengan ban radial


 Telapak kaku dibandingkan dengan ban radial
 Dinding samping tebal akan mempengaruhi penampang
 Pada saat menikung, sebagian telapak terangkat, sehingga mengurangi kekuatan kontak telapak
dengan permukaan jalan

- Ban Radial :

 dinding samping ban tidak tebal (lentur)


 telapak ban lebih kaku
 waktu kendaraan menikung, gaya menyamping diserap oleh dinding ban yang lentur, sehingga
tidak mempengaruhi keadaan telapak ban dengan permukaan jalan.

Struktur Ban Bias dan Ban Radial


Ban bias : Konstruksi : Arah benang carcass berulangan tahap garis keliling ban dan memakai
breaker.
Material : Carcass dan Breaker : Polyester atau Nylon.

Radial : Konstruksi : Benang carcass diarahkan melingkar, sehingga telapak menjadi kokoh.
Material : Carcass : Rayon, Polyester, Nylon.
Batt : Rayon

Perbandingan Prestasi
Radial : - Umur pemekaran lebih lama
- Peningkatan panas ban kecil
- Stabilitas pengendalian baik
Kelebihan : - Daya pengereman lebih baik
- Hambatan gesekan kecil dan ketahanan ban
- Kecepatan lebih baik
- Hemat bahan bakar
Kekurangan : - pada kecepatan rendah, kenyamanan berkurang
- pengemudi terasa berat

- Bias : Secara keseluruhan presiasi ban bias merata misalnya :


- Kenyamanan cukup baik
- Umur ban dan kemampuan pengendalian sedikit lebih rendah dibandingkan ban radial.

b) Klarifikasi ban menurut cahaya menyimpan udara

- Ban Bias dengan Ban Dalam (Tube Type)


Didalamnya terdapat ban dalam untuk menampung udara yang dipampatkan kedalam ban.
Katup/pentil (air valve) yang menonjolkan keluar melaui lubang pelek menjadi satu dengan ban dalam,
Side wall pada ban radial lebih fleksibel agar mudah terjadi deformasi sebagai kompensasi, maka pada
ban dalam untuk ban radial lebih kuat dari pada ban biasa.

- Ban Tubeless
Ban Tubeless/ban tanpa ban dalam tidak menggunakan ban dalam, tikaian udara hanya dekat lapisan
dalam ban, yaitu lapisan karet yang kedap udara karena ban tubelest tidak menggunakan ban dalam, maka
pentil langsung dipasang pada pelek

Pebedaan Ban Tube Type dengan Ban Tubeless


Tube Type : - memakai ban dalam

- pada bagian beadnya tidak ada air seal

Tubeless Type : - Memakai inner liner yang berfungsi sebagai pengganti ban dalam

- Pada bagian beadnya ada air seal (hamp) yang berfungsi sebagai penahan

udara.

Keuntungan Ban Tubeless

1. Bila ban tertusuk paku/benda tajam lainnya, ban tidak menjadi kempes sekaligus karena lapisan
didalamnya menghasilkan efek merapatkan sendiri, sekalipun tertusuknya pada saat kendaraan
berjalan/biasanya tekanan udaranya tidak turun tiba-tiba sehingga pengemudi tidak kehilangan
kontrol kendaraan.
2. Karena udara-udara dalam ban berhubungan langsung dengan rim, tranfer radial panas akan kian
baik dengan dihilangkannya ban dalam, flap dan side ring ban menjadi lebih ringan.

Kode Ukuran BAN


Pada sidewall biasanya terdapat kode yang menunjukkan lebar ban diameter pelek dan ply-rating.
Untuk ban kecepatan tinggi terdapat kode tambahan misalnya H,S, dst. dan pada ban radial terdapat huruf
R.

Contoh pengkodean Ban dan Cara membacanya


Ban Bias
6,45 S 14 40R
(1) (2) (3) (4)

Ban Radial
195 / 70 H R 14
(1) (5) (2) (6) (3)

Sistem kode Ban ISO / international Standardization organitation)


195 / 70 R 14 84 H
(1) (5) (6) (3) (7) (2)

Keterangan :
(1). Lebar ban dalam inchi (ban bias) mm (ban radial)
(2). Kecepatan maximum yang diizinkan
(3). Diameter pelek dalam inchi
(4). Kapasitas maksimum membawa beban dalam satuan ply-railing
(5). Aspect ratio (t/e ban) dalam persen
(6). Ban Radial
(7). Kapasitas mengangkut beban (individu)

Simbol kecepatan dan index beban

Simbol ꘡ Kecepatan ꘡ Kecepatan maksimal ꘡ Index beban ꘡ Kapasitas angkut ꘡


. 0 45 kg
? ? 1 46,2
J 100 km/h 2 47,5
K 110 ? ?
L 120 76 400
M 130 80 450
N 140 82 475
O 150 84 500
P 160 85 515
Q 170 87 545
R 180 89 585
S 190 90 600
T 200 91 615
U 210 95 690 kg
H 240 km/h ? ?
V 279 136 Ton

D. PELAKSANAAN PRAKTEK PENGALAMAN LAPANGAN

Penggantian Oli Pada Mobil Dan Filter Oli


TUJUAN PEMBELAJARAN
- Mengganti oli mesin
- Memilih saringan oli yang cocok berdasarkan perlengkapan katupnya
- Mengganti saringan oli

ALAT
- Bak Oli
- Alat pelepas filter oli
- Oli
- Kain lap
- Corong

BAHAN
- Mesin hidup
- Macam - macam saringan/ filter oli
- Oli

WAKTU
- Instruksi 2 jam
- Latihan 1/2 jam

LANGKAH KERJA
- Letakkan bak oli di bawah mesin
- Buka baut oli yang terletak di bagian bawah kalter dan keluarkan oli
- Lepas filter oli dengan tangan atau kalau berat dengan menggunakan kunci pelepas saringan
oli.
perhatikan apakah seal karet tidak tertinggal di mesin

lepas filter oli

PEMILIHAN FILTER OLI

- pilih filter oli dengan mencocokkan ulir dan diameter paking terlebih dahulu
- kontrol apakah filter oli lama dilengkapi dengan katup by pass atau tidak
katup by pass

aliran oli normal menuju filter

aliran oli jika tersumbat atau oli masih dingin

- kontrol perlu atau tidaknya katup anti balik didalam saringan oli dengan melihat posisi
pengikatan filter oli terhadap mesin. Jika posisi pengikatan horizontal atau sambungan filter
dibawah maka perlu adanya katup anti balik.

katup anti balik

- Pasang baut tap olidan gunakan paking yang baru


- Periksa dan bersihkan dudukan filter oli
- Olesi filter dengan oli atau vet pada paking filter.

- Pasang filter oli dan keraskan dengan menggunakan tangan


- isi oli pada mesin sesuai dengan spesifikasi dengan menggunakan corong
perhatikan : volume oli berbeda apabila filter oli diganti dengan tanpa mengganti filter oli
- kontrol apakah oli tepat pada tanda max
- bersihkan bagian - bagian mesin/mobil yang terkena oli
- hidupkan mesin dan periksa adakah kebocoran

PETUNJUK
- ganti filter setiap 20.000 km atau sesuai spesifikasi pabrik
- gunakan part orisinal

Penggantian Rem Tromol Dan Rem Cakram Pada Mobil


A. TEORI SINGKAT
Tujuan dipasangnya rem adalah untuk memperlambat jalnnya kendaraan mengurangi kecepatan,
hingga berhenti, atau memarkir kendaraan pada tempat yang mendaki. Dengan kata lain
melakukan kontrol terhadap kecepatan kendaraan untuk menghindari kecelakaan da merupakan
alat pengaman yang berguna untuk menghentikan kendaraan secara berkala. Adapun rem yang
dihunakan pada kendaraan harus memiliki syarat syarat sebagai berikut :
1. Dapat bekerja dengan baik dan cepat.
2. Bila muatan pada roda sama besar, makagaya pengereman pada tiap tiap roda sama besar pula,
bila tidak harus sebanding dengan muatan yang diterima oleh roda-roda tersebut.
3. Dapatdipercaya dan memiliki daya tekan yang cukup.
4. Mudahdiperiksa dan di setel.

B. TUJUAN
1. Siswa mengetahui pungsi rem
2. Siswa dapat menjelaskan semua komponen-komponen sistem rem
3. Siswa dapat melakukan pembongkaran, pemeriksaan dan pemasangan kembali komponen sistem
rem
C. ALAT DAN BAHAN
1. Tool set
2. Sst sistem rem
3. Minyak rem
4. Kain lap
5. Pipa plastik
6. Tabung penampung minyak rem
7. Ragum

D. KESELAMATAN KERJA
1. Setiap siswa yang praktek harus memakai pakaian praktek.
2. Pergunakan alat dan bahan sesuai dengan fungsinya.
3. Gunakan buku panduan dalam melakukan praktek.
4. Bila ada kesulitan tanyakan pada guru atau intruktur.
5. Bekerjalah di tempat yang lapang dan datar.
6. Bersihkan tempat praktek setelah selesai praktek.

E. LANGKAH KERJA
1. Pembongkaran Rem tromol
a. Angkat kendaraan dan lepaskan semua roda
b. Bebaskan rem tangan
c. Lepaskan tromol roda (agarmudah mengeluarkan tromol rem kendorkan setelan terlebih dahulu)
d. Lepaskan sepatu rem (dengan menggunakan sst lepas ruturn spring, penahan sepatu rem, dan
sepatu rem depan)
e. Lepas sepatu rem belakang (menggunakan sst lepas penahan sepatu rem, lepas sepatu rem, dan
lepaskan kabel rem parkir dari tuas)
f. Lepaskan silinder roda menggunakan sst
g. Lepas penyetel sepatu rem (lepas kabel rem tangan, lepaskan pegas tuas penyetel sepatu rem
h. Lepaskan komponen komponen silinder roda (piston, piston cup, spring, pelindung debu)
i. Bersihkan backing plate dan komponen-komponen lainya dengan kain lap dan debu debu
semprot dengan kompressor
2. Pembongkaran Rem Cakram / Rem Disc
a. Angkat kendaraan dan lepaskan semua roda (kendorkan semua baut roda sebelum mengangkat
kendaraan)
b. Lepaskan baut pengunci pada kaliper (angakat kaliper ke atas, jangan lepas slang rem kan
kaliper,
c. Angkat kaliper dan keluarkan kedua pad rem (buka ke dua pad beserta sim nya )
3. Pemeriksaan Rem Tromol
a. Bersihkan bagian-bagian rem dengan kuas atau sikat. Dilarang menggunakan angin, pakai air
sabun jika kotor keras.
b. Periksa kondisi dan pemasangan bagian pengikat sepatu rem:
1) Kedudukan ujung sepatu rem
2) Kedudukan pegas
3) Pemasangan batang penghubung
4) Penahan sepatu rem
5) Dududkan pegas
6) Kedudukan ujung sepau rem
c. Periksa tebal kanvas. Jika kurang dari 1,5 mm atau keling kanvas sudah tercoret, kanvas harus
diganti baru.
d. Periksa permukaan kanvas. Kalau permukaannya keras dan berkilat, nilai geseknya kurang.
Kanvas harus digosok atau diganti baru agar tercapai efektifitas rem yang normal.
e. Kanvas rem yang terkena oli gardan atau cairan minyak rem harus giganti dengan yang baru
f. Permukaan yang buram atau berkilat lemah menunjukkan kondisi kanvas yang normal. Tidak
perlu digosok.
g. Periksa kebocoran pada sil poros aksel (hanya pada aksel rigid dengan penggerak roda).
Kebocoran dapat dilihat pada piringan rem dan pada poros aksel yang basah karena oli. Sil yang
bocor harus diganti baru.
h. Periksa kebocoran pada sislinder roda, jika ada kebocoran ganti semua karet piston
i. Untuk memeriksa kebocoran lihat juga pada karet pelindung debu
4. Pemeriksaan Rem Cakram / Rem Disc
a. Periksa kondisi balok rem. Jika kanvas mulai lepas dari plat dudukannya atau jika tebal kanvas
kurang dari 2 mm, balok rem harus diganti baru.
b. Periksa kondisi cakram. Cakram yang berkarat atau hitam pada permukaan gesek, harus
digerenda atau diganti baru. Permukaan gesek cakram yang beratur tidak mempengaruhi fungsi
rem.
c. Cakram dengan tebal yang kurang harus diganti baru (Tebal baru = 7 – 12 mm)
d. Tebal minimal biasanya tebal baru dikurangi 1 mm.
e. Periksa fungsi torak. Minta tolong seseorang untuk menekan pedal rem. Pada waktu pedal
ditekan, torak harus bergerak keluar. Jika torak macet, kaliper rem harus dioverhaul.
5. Pemasangan Rem Tromol
a. Pasang tuas sepastu rem tangan dan penyetel otomatis pada sepatu rem belakang
b. Oleskan gemuk pada backing plate pada bagian persinggungan sepatu rem
c. Pasang kan kabel rem tangan pada tuas rem tangan sepatu rem tangan dengan menekan pegas
koil kabel dengan tang lancip
d. Pasang sepatu rem belakang beserta pegas penahan sepatu rem menggunakan sst
e. Pasang sepatu ren depan beserta pegas penahannya menggunakan sst
f. Pasang pegas pengembali menggunakan sst /obeng dan pasang juga tuas penyetel sepatu rem
g. Pasang tromol rem , atur celah antara sepatu rem dengan tromol rem
h. Pasang roda dan dan kencangkan semua baut roda setelah kendaraan di turunkan
6. Pemasangan Rem Ckaram/Rem Disc
a. Pasang pad rem pada kaliper yang telah dibersihkan.
b. Pasangkan baut pengunci kaliper rem (bila pad baru yang di pasang keluarkan sebagian minyak
rem supaya tidak tumpah saat menekan piston rem, dengan menggunakan gagang palu tekan
piston masuk, agar pad yang baru bisa terpasang, karena piston menonjol keluar karen menekan
pad yang telah tipis, setelah itu masukan kaliper lalu kunci bautnya.

Pemeriksaan V-Belt Pada Mobil

TUJUAN PEMBELAJARAN

- memeriksa kondisi sabuk penggerak


- menyetel ketegangan sabuk penggerak
ALAT
- tool box
- pengungkit
- spring scale

BAHAN
- Mobil / engine stand

WAKTU
- Instruksi 1/2 jam
- praktek 1/2 jam

LANGKAH KERJA

Periksa seluru kondisi sabuk penggerak/ fan belt. Aabila sabuk sudah rusak maka harus di ganti.
Untuk pemeriksaan lebih jelas lebih baik sabuk dilepas dari tempatnya.

Periksa kedudukan sabuk pada puli, bila kedudukan puli terlalu dalam maka sabuk harus diganti

baik jelek

Setel ketegangan sabuk. Untuk sabuk yang panjang kurang lebih 15 mm sedangkan yang pendek
10 mm.Apabila ada gunakan spring scale
Perhatikan gambar
perhatikan ketegangan sabuk penggerak.
- Apabila kendor maka akan menyebabkan sabuk slip dan mudah aus
- Apabila terlalu tegang maka bearing water pump dan bearing altenator menjadi cepat
rusak

MELEPAS DAN MEMASANG BAN

1.Alat dan Bahan

a.Kunci Roda
b.1 Unit Mobil
c.Dongkrak Buaya
d.Jack Stand
e.Balok
f.Momen (corque)

2.Keselamatan Kerja
a.Gumakan kunci sesuai dengan fungsinya
b.Pakailah werpack agar terhindar dari hal hal yang tidak di inginkan
c.Ikutilah instruksi dari instruktur dalam melakukan kegiatan
d.Jika ingin meninggalkan kegiatan mintalah ijin terlebih dahulu ke instruktur
e.Bila perlu mintalah buku petunjuk tentang cara membongkar dan memasang ban terhadap
kendaraan yang dikerjakan
3.Langkah Kerja

*Melepas Roda
a. Tempatkan roda mobil ditempat yang memiliki permukaan yang rata
b. Ganjal roda dengan balok agar tidak bergerak maju mundur
c. Kendorkan mur mur pengikat roda dengan kunci roda
d. Dongkrak mobil pada bagian casis mobil agar terangkat
e. Kemudian pasang jack stand pada dekat roda yang akan dilepas
f. Setelah itu gunakan kunci roda untuk melepas mur murnya
g. Secara hati hati ,lepas roda pada mboil dari baut pengikat dengan cara menarik roda dengan
cara pelan pelan dan bertenaga

*Memasang Roda
a. Ambil roda lalu pasangkan di baut pengikat roda pada tromol atau cakram
b. Kemudian tempatkan lubang baut kedalam baut pada tromol atau cakram
c. Lalu pasangkan mur mur roda dengan menggunakan tangan agar mur dengan baut tidak
rusak
d. Setelah itu kencangkan mur roda pada bautnya secara menyilang dengan menggunakan
kunci roda
e. Ambil jack stand sengan cara mengkat sedikit dongkrak
f. Lalu turunkan Dongkrak dengan pelan pelan ,setelah itu ambil dongkrak
g. Gunakan pipa besi agar mur mur pengikat terpasang dengan kuat

E. KETERKAITAN PROGRAM DAN PELAKSANAANNYA


BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Melalui usaha dan keinginan semua ini guna penyusunan laporan yang merupakan tugas dan
kuwajiban kami, disamping do’a yang selalu kami panjatkan kepada tuhan yang maha esa hingga
karya tulis ini terselesaikan dengan baik.
Dengan ini siswa mendapatkan :
1. Siswa dapat memiliki keahlian kerja yang baik dengan sarana dan prasarana yang secukupnya.
2. Siswa mempunyai gambaran bahwa bekerja di dunia industry membutuhkan kedisiplinan yang
lebih dibandingkan dengan kedisiplinan yang ada di sekolah.
3. Menjadikan siswa mengerti bagaimana menjadi tenaga kerja yang berkualitas dan professional.
Dalam menyusun laporan penulis sadari bahwa banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan
karena pengalaman dan pengetahuan yang terbatas dan masih memerlukan bimbingan.

B. SARAN-SARAN

Tingkatkan dalam mengelola perusahaan agar perusahaan agar menjadi perusahaan yang lebih
baik dari sebelumnya.
Tingkatkan dalam melayani konsumen agar perusahaan berkembang semakin pesat dan produk-
produk yang dijual semakin banyak peminatnya.

C. HAMBATAN

Dalam pelaksanaan prakerin ini, penulis menemui hambatan sebagai berikut:


1. Tempat Prakerin yang jauh
2. Keterbatasan waktu prakerin
3. Alat-alat bengkel yang kurang lengkap

DAFTAR PUSTAKA
www.adulamburadul.blogspot.com. Perawatan dan perbaikan system rem. September 2011

Diposting oleh adul 96 di 05.44


LAMPIRAN-LAMPIRAN
DOKUMENTASI PPL
BENGKEL MOBIL

BUMINT AUTO SERVICE

Yang bertanda tangan dibawah ini Pemilik/Kepala Bengkel Mobil “Bumint Auto Service”
menerangkan bahwa :

Nama : Imam Saiful Karim

NIM : T1403030017

Program Studi : Teknik Mesin

Fakultas :

Judul Laporan : PERAWATAN DAN PERBAIKAN MESIN MOBIL

Yang bersangkutan benar-benar telah melaksanakan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) di


bengkel Bumint Auto Service selama satu bulan, mulai tanggal 24 September – 19 Oktober 2018

Demikian Surat Keterangan ini dibuat agara dapat digunakan sebagai mestinya.
FORMAT NILAI
PRAKTEK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL)

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA (UNU) SURAKARTA

Nama : Imam Saiful Karim

No. Mahasiswa : T1403030017

Tempat PPL : Bumint Auto Service

Waktu Pelaksanaan : 24 September – 19 Oktober 2019

Nilai **)
No Aspek / Kemampuan Yang Dinilai Nilai
0 1 2 3 4
Kedisiplinan 0 1 2 3 4
1.

Ketertiban 0 1 2 3 4
2.

Kerjasama Tim 0 1 2 3 4
3.

Ide (Kreatifitas) 0 1 2 3 4
4.

Kinerja 0 1 2 3 4
5.

K3 (Kesehatan Keselamatan Kerja) 0 1 2 3 4


6.

Penguasaan Materi 0 1 2 3 4
7.
Jumlah

Nilai Rata-rata

, …………………….

Penilai

Pembimbing Lapangan

Anda mungkin juga menyukai