Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

Gerak Harmonik

(Selaras)

Disusun Oleh:

BOTAK PRDUCTION

Ranum Indah Putri

Fayyad Fauzi

Agung Dwi Putra

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah Subahanahu Wata’ala,


karena dengan rahmat dan karunia-Nya kami masih diberi
kesempatan untuk bekerja bersama untuk menyelesaikan makalah
ini. dimana makalah ini merupakan salah satu dari tugas mata kuliah
Fisika Teknik, yaitu tentang usaha dan energi. Tidak lupa kami
ucapkan terimakasih kepada dosen pembingbing dan teman-teman
yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
kekurangan, oleh sebab itu kami sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun. Dan semoga dengan selesainya makalah ini
dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman. Aamiin...

Makassar, 10
Oktober 2019

Penyusun
BAB I

Pendahuluan

1.Latar Belakang

kehidupan sehari-hari kita tidak terlepas dari ilmu fisika, dimulai dari yang
adadari diri kita sendiri seperti gerak yang kita lakukan setiap saat, energi yang
kita pergunakansetiap hari sampai pada sesuatu yang berada diluar diri kita, salah
satu contohnyaadalah permainan ditaman kanak-kanak, yaitu ayunan. Sebenarnya
ayunan ini juga dibahasdalam ilmu fisika, dimana dari ayunan tersebut kita dapat
menghitung periode yaitu selangwaktu yang diperlukan beban untuk melakukan
suatu getaran lengkap dan juga kita dapatmenghitung berapa besar gravitasi bumi
di suatu tempat. Pada makalah ini, ayunan yang dipergunakan adalah ayunan yang
dibuat sedemikianrupa dengan bebannya adalah bandul fisis. Pada dasarnya
percobaan dengan bandul ini tadak terlepas dari getaran, dimana pengertian
getaran itu sendiri adalah gerak bolak balik secara periodik melalui titik
kesetimban

2. Rumusan Masalah

a. Apa yang dimaksud dengan gerak?

b. Apa saja aplikasi gerak dan harmonis dalam ke hidupan sehari hari ?

3. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian gerak harmonis selaras.

2. Untuk mengetahui aplikasi gerak dan harmonis dalam kehidupan sehari- hari.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Gerak Harmonik Sederhana


Gerak harmonik sederhana adalah gerak bolak - balik benda melalui suatu
titik keseimbangan tertentu dengan banyaknya getaran benda dalam setiap sekon
selalu konstan. Setiap gerak yang terjadi secara berulang dalam selang waktu yang
sama disebut gerak periodik. Karena gerak ini terjadi secara teratur maka disebut
juga sebagai gerak harmonik/harmonis. Apabila suatu partikel melakukan gerak
periodik pada lintasan yang sama maka geraknya disebut gerak osilasi/getaran.
Bentuk yang sederhana dari gerak periodik adalah benda yang berosilasi pada
ujung pegas. Karenanya kita menyebutnya gerak harmonis sederhana. Gerak
Harmonik Sederhana mempunyai persamaan gerak dalam bentuk sinusoidal dan
digunakan untuk menganalisis suatu gerak periodik tertentu. Dalam fisika ada
berbagai macam gerak, diantaranya adalah gerak periodik. Gerak Periodik adalah
suatu getaran atau gerakan yang dilakukan benda secara bolak-balik melalui jalan
tertentu yang kembali lagi ke tiap kedudukan dan kecepatan setelah selang waktu
tertentu. Contoh gerak bolak balik adalah gerakan sebuah bandul.
Dari sekian banyak gerak periodik, ada gerak yang dinamakan gerak
harmonik. Gerak harmonik adalah gerak sebuah partikel sebagai fungsi waktu
berupa sinusodial (dapat dinyatakan dalam bentuk sinus atau kosinus).
(Surya, 2001: 55)

Ada beberapa macam gerak harmonik, salah satunya adalah gerak harmonik
sederhana (GHS). Gerak harmonik sederhana adalah gerak harmonik yang
dipengaruhi oleh gaya yang arahnya selalu menuju titik seimbang dan besarnya
sebanding dengan simpangannya.
Contoh gerak osilasi (getaran) yang populer adalah gerak osilasipendulum
(bandul). Pendulum sederhana terdiri dari seutas tali ringan dan sebuah bola kecil
(bola pendulum) bermassa m yang digantungkan pada ujung tali, sebagaimana
tampak pada gambar di bawah. Dalam menganalisis gerakan pendulum sederhana,
gaya gesekan udara kita abaikan dan massa tali sangat kecil sehingga dapat
diabaikan relatif terhadap bola.

Gambar di atas memperlihatkan pendulum sederhana yang terdiri dari tali dengan
panjang L dan bola pendulum bermassa m. Gaya yang bekerja pada bola
pendulum adalah gaya berat (w = mg)dan gaya tegangan tali FT. Gaya berat
memiliki komponen m.g cos Ө yang searah tali dan mg sin teta yang tegak lurus
tali. Pendulum berosilasi akibat adanya komponen gaya berat mg sin teta. Karena
tidak ada gaya gesekan udara, maka pendulum melakukan osilasi sepanjang busur
lingkaran dengan besar amplitudo tetap sama.
Gaya pemulih yang menyebabkan benda M melakukan gerak harmonic sederhana
adalah komponen w tegak lurus pada tali yaitu w sin Ө. Dengan demikian gaya
pemulih yang bkerja pada benda bandul sederhana dinyatakan oleh
Fp = - W sin Ө
= - m.g sin Ө
Menurut Hukum Newton II percepatan benda pada ayunan sederhana:
F = m.a
a = -g. sin Ө
-m.g sin Ө = m.a
Gaya dalam arah sumbu x merupakan gaya pemulih, yaitu gaya yang selalu
menuju titik keseimbangan. Arah gaya tersebut berlawanan arah dengan
simpangan, sehingga dapat ditulis :
Dalam arah sumbu y, komponen gaya berat diimbangi oleh tegangan tali T
sehingga gaya dalam arah sumbu y bernilai nol.
Jika sudut α cukup kecil (α < ), maka nilai sinus tersebut mendekati dengan nilai
sudutnya, sin α ≈ α. Sehingga hubungan antara panjang busur x dengan sudut teta
dinyatakan dengan persamaan :
x = L sin α atau
α = x/L
(ingat bahwa sudut teta adalah perbandingan antara jarak linear x dengan jari-
jari lingkaran (r) jika dinyatakan dalam satuan radian. Karena lintasan
pendulum berupa lingkaran maka kita menggunakan pendekatan ini untuk
menentukan besar simpangannya. Jari-jari lingkaran pada kasus ini adalah
panjang tali L).
Jika massa m menyimpang sejauh x dari titik seimbang, maka massa tersebut akan
mengalami gaya pemulih sebesar :
F = mg sin α ≈ mg α = x

HUKUM HOOKE
“Besarnya gaya pemulih F berbanding lurus dengan perubahan panjang pegas x,
baik pada waktu itu ditarik maupun ditekan.”
Gaya pemulih tersebut sebanding dengan simpangan, seperti pada gerak harmonic
sederhana. Sekarang kita akan membandingkan gaya pemulih untuk massa pada
pegas dan gaya pemulih untuk system bandul sederhana. Pada pegas berlaku :
F = -kx,
(dalam buku Fisika 2, Bambang Ruwanto : 58).
sedangkan pada bandul berlaku F = x. harga pada bandul adalah tetap sehingga
dapat dianalogikan denga………/n tetapan pegas (k).
Periode bandul dapat pula dianalogikan dengan periode gerak massa pada pegas,
T = 2 , dengan mengganti k dengan mg/L :
T=2=2
Dengan eliminasi m, kita memperoleh periode ayunan bandul sebesar :
T=2
Frekuensi Pendulum Sederhana dapat dicari dengan rumus :
Ini adalah persamaan frekuensi pendulum sederhana, besarnya percepatan
gravitasi dapat ditentukan dengan persamaan :
T=2
T2 = 4π2
g=0

B. Jenis Gerak Harmonik Sederhana dan Persamaannya

Gerak Harmonik Sederhana dapat dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu :


a) Gerak Harmonik Sederhana (GHS) Linier, misalnya penghisap dalam silinder
gas, gerak osilasi air raksa atau air dalam pipa U, gerak horizontal atau vertikal
dari pegas, dan sebagainya. Contohnya:
 Gerak harmonik pada pegas
Sistem pegas adalah sebuah pegas dengan konstanta pegas (k) dan diberi massa
pada ujungnya dan diberi simpangan sehingga membentuk gerak harmonik. Gaya
yang berpengaruh pada sistem pegas adalah gaya Hooke.

a. Pegas normal (setimbang)

b. Pegas teregang

c. Pegas tertekan

Gambar 1. Sistem pegas

Pada gambar a sebuah pegas diletakkan dilantai dasar dan dihubungkan dengan
sebuah benda, mula-mula pegas berada pada keadaan normal (setimbang), Jika
benda ditarik kekanan seperti gambar b, maka pegas akan memberi tarikan kepada
benda ke arah kiri untuk kembali ke titik keseimbangan. Jika benda ditarik kekiri
gambar c, maka pegas akan mendorong benda ke kanan untuk kembali ke titik
keseimbangan. Gaya pegas yang bekerja untuk mengembalikan benda pada posisi
keseimbangan ini disebut gaya pemulih.
Gaya pegas merupakan gaya pemulih. Gaya pemulih adalah gaya yang bekerja
pada gerak harmonik yang selalu mengarah pada titik keseimbangan dan besarnya
sebanding dengan besar simpangannya. Sesuai dengan persamaan :
F = -k x
Persamaan ini dinamakan hukum Hooke, dimana k dinamakan kostanta pegas.
Tanda negatif menunjukkan bahwa gaya pemulih arahnya berlawanan dengan
simpangan x. Sebaliknya, jika simpangannya ke kiri gaya pulihnya kekanan.
Bunyi hukum Hooke: “Pada daerah elastisitas benda, gaya yang bekerja pada
benda sebanding dengan pertambahan panjang benda”.
(Sunaryono, 2010: 76)
Sedangkan meurut Hukum II Newton, F = m a
Dengan demikian, m a = -k x
ma+kx=0
Dengan x sebagai posisi, telah kita ketahui bahwa percepatan adalah turunan
kedua dari x, sehingga persamaan ini dapat ditulis sebagai:
𝑑2 𝑥
m +kx=0
𝑑𝑡 2

Bagi kedua ruas persamaan dengan m


𝑑2 𝑥 𝑘
+𝑚x=0
𝑑𝑡 2

Persamaan diatas adalah persamaan diferensial homogen orde kedua. Secara


matematis, persamaan itu memiliki penyelesaian yang berbentuk fungsi sinusoida,
yaitu:
x(t) = A sin (t + 0) atau x(t) = A cos (t + 0)
(Kanginan, 2006: 98)

b) Gerak Harmonik Sederhana (GHS) Angular, misalnya gerak bandul atau


bandul fisis, osilasi ayunan torsi, dan sebagainya. Contonya:
 Gerak harmonik bandul
Pendulum sederhana terdiri atas sebuah partikel bermassa m (yang disebut bandul
pendulum), yang digantung dengan seutas tali sepanjang l yang massanya
diabaikan dan tidak dapat diregangkan, sebagaimana pada gambar.

Gambar 2. Ayunan Bandul Sederhana

Bandul sederhana terdiri atas benda bermassa m yang diikat dengan seutas tali
ringan yang panjangnya l (massa tali diabaikan). Jika bandul berayun, tali akan
membentuk sudut sebesar α terhadap arah vertikal. Jika sudut α terlalu kecil,
gerak bandul tersebut akan memenuhi persamaan gerak harmonik sederhana
seperti gerak massa pada pegas.
Kita tinjau gaya-gaya pada massa m. dalam arah vertikal, massa m dipengaruhi
oleh gaya beratnya yaitu sebesar w = mg, gaya berat tersebut memiliki komponen
sumbu x sebesar mg sin α dan komponen sumbu y sebesar mg cos α.

Gambar 3. Gaya pada ayunan bandul sederhana


Gaya dalam arah sumbu x merupakan gaya pemulih, yaitu gaya yang selalu
menuju titik keseimbangan. Arah gaya tersebut berlawanan arah dengan
simpangan, sehingga dapat ditulis :
Dalam arah sumbu y, komponen gaya berat diimbangi oleh tegangan tali T
sehingga gaya dalam arah sumbu y bernilai nol.
Jika sudut α cukup kecil, maka nilai sinus tersebut mendekati dengan nilai
sudutnya, sin α ≈ α. Sehingga hubungan antara panjang busur x dengan sudut teta
dinyatakan dengan persamaan :
𝑥
x = l sin  atau  = 𝐿

(ingat bahwa sudut teta adalah perbandingan antara jarak linear x dengan jari-jari
lingkaran (r) jika dinyatakan dalam satuan radian. Karena lintasan pendulum
berupa lingkaran maka kita menggunakan pendekatan ini untuk menentukan besar
simpangannya. Jari-jari lingkaran pada kasus ini adalah panjang tali L).

Jika massa m menyimpang sejauh x dari titik seimbang, maka massa tersebut akan
mengalami gaya pemulih sebesar:
F = m g sin   mg  = x
Gaya pemulih tersebut sebanding dengan simpangan, seperti pada gerak harmonik
sederhana. Sekarang kita akan membandingkan gaya pemulih untuk massa pada
pegas dan gaya pemulih untuk sistem bandul sederhana.
Pada pegas berlaku F = kx, sedangkan pada bandul berlaku F = x. harga pada
bandul adalah tetap sehingga dapat dianalogikan dengan tetapan pegas (k).
Secara umum persamaan simpangan dari getaran selaras dapat dirumuskan :
x = A sin t
Dengan ω = kecepatan sudut dan t = waktu.
Turunan kedua terhadap waktu dari persamaan diatas menghasilkan :
d2x/dt2 = - ωA2 sin ωt = -ω2 x
2𝑡
karena ω = , dengan 𝑇 = periode, diperoleh:
𝑇

𝑙
T = 2 √𝒈
Dari persamaan (9) dapat ditentukan percepatan gravitasi (g)
4𝜋 2 𝑙
g= 𝑇2

(Tim Dosen, 2013: 21)


Gerakan massa (m) terbatasi atau ditentukan oleh panjang pendulum (l), dan
persamaan gerak yang berlaku adalah :
dθ2 / dt2 = -mg sin θ
Dimana dalam hal ini kecepatan beban sepanjang lintasan yang berupa busur
lingkaran adalah v(t) = l θ(t). Faktor sin θ merupakan komponen yang searah
dengan gravitasi dari gaya yang bekerja pada beban dalam arah θ.
Selanjutnya dengan membuang m dari kedua sisi persamaan sebelumnya
diperoleh bentuk d2θ/ dt2 + g/L sin θ = 0 yang merupakan persamaan diferensial
tak linear untuk θ.
Jika dianggap simpangan awal ayunan cukup kecil |θ| ≪ 1 ( rad ), maka berlaku
sin θ = θ sehingga persamaan dapat diubah menjadi bentuk linear sebagai berikut:
d2θ/ dt2 + g/L θ= 0
Gaya Pemulih pada Ayunan Bandul Matematis

Gaya yang beraksi pada gambar, adalah beratnya mg dan gaya tarik T pada dawai.
Kita uraikan mg menjadi komponen radial mg cos dan mg sin yang merupakan
tangen (garis singgung) terhadap lintasan yang ditempuh oleh partikel. Dituliskan
gaya pemulih sebagai berikut:
F = -mg sin

Dengan tanda minus menunjukkan bahwa F bereaksi dalam arah yang berlawaan
dengan perpindahan.

Selain itu, perpindahan partikel s yang diukur sepanjang busutnya sama dengan
L. Maka untuk  yang kecil, persamaanya menjadi:

𝑠 𝑚𝒈
F  -mg  = -mg 𝐿 = ( )s
𝐿

mg
Dengan mensubstitusikan kedalam persamaan, utuk periode suatu pendulum
L

sederhana kita dapatkan:

𝑚 𝑚 𝐿
T = 2 √ 𝑘 = 2 √ 𝑚𝒈 atau = 2 √𝒈
𝐿

(Halliday, 2008: 616-617)

 Simpangan gerak harmonik sederhana

Simpangan gerak harmonik sederhana dapat dianggap sebagai proyeksi gerak


melingkar beraturan pada diameter lingkaran, gambar melukiskan sebuah
partikelyang bergerak melingkar beraturan dengan kecepatan sudut  dan jari-jari
A. Anggap mula-mula partikel berada di titik P. Setelah selang waktu t, partikel
berada di titik Q dan sudut yang ditempuh adalah:

2𝑡
 = t = 𝑇

Gambar 4. Simpangan gerak harmonik sederhana


Proyeksi titik Q terhadap diameter lingkaran (sumbu y) adalah titik Qy. Jika garis
OQy kita sebut y, yang merupakan simpangan gerak harmonik sederhana, maka:

2𝑡
y = A sin = A sin t = A sin = 𝐴 𝑠𝑖𝑛 2ft
𝑇

Secara umum, jika partikel mula-mula berada pada posisi sudut o, maka
persamaan dapat ditulis menjadi:

2𝑡
y = A sin = A sin (t+o) = A sin ( + 𝑜)
𝑇

Besar sudut dalam fungsi sinus, yaitu  disebut sudut fase, jadi sudut fase
bergaerak harmonik adalah:

2𝑡
 = (t+o) = ( 𝑇
+ 𝑜)

Persamaan dapat juga ditulis menjadi

𝑡 𝑜
 = 2 ( 𝑇
+ 2
) = 2, dimana  disebut juga fase, jadi fase gerak harmonik

adalah:

𝑡2 −𝑡1 ∆𝑡
∆ = 2-1= =
𝑇 𝑇

Beda fase dalam gerak harmonik dinyatakan dengan nilai mulai dari nol sampai
dengan satu. Bilangan bulat dalam beda fase dapat dihilangkan, misalnya beda
1 1
fase 2 4 ditulis sebagai beda fase 4.

Dua kedudukan dikatatakan sefase apabila beda fasenya nol dan disebut
berlawanan fase apabila beda fasenya setengah. Keadaan sefase:
1 1 1 1
∆ = 2, 12 , 2 2 , … atau ∆ = n + 2
Dengan n adalah bilangan cacah, n = 0, 1, 2, 3,...

 Kecepatan gerak harmonik sederhana

Kecepatan benda yang bergerak harmonik sederhana dapat diperoleh dari turunan
perama persamaan simpangan:

𝑑𝑦 𝑑
vy = = 𝑑𝑡 [ A sin (t+o)]
𝑑𝑡

vy =  Acos [(t+o)]

Mengingat nilai maksimum dari fungsi cosinus adalah satu, maka kecepatan
maksimum vm gerak harmonik sederhana adalah:

vm =  A

Berdasarkan hubungan trigonometri cos2 (t+o) + sin2 (t+o) = 1, maka

diperoleh cos (t+o) = √1 − sin2 (t + o) . Jika nilai ini dimasukkan ke
persamaan diperoleh:

vy = A √1 − 𝑠𝑖𝑛2 (𝑡 + 𝑜)

=  √𝐴2 − 𝐴2 𝑠𝑖𝑛2 (𝑡 + 𝑜)

Mengingat A sin (t+o) = y, maka diperoleh:

vy =  √𝐴2 − 𝑦 2

 Percepatan gerak harmonik sederhana

Percepatan benda yang bergerak harmonik sederhana dapat diperoleh dari turunan
pertama persamaan kecepatan atau turunan kedua persamaan simpangan:

𝑑𝑣𝑦 𝑑
Ay = = 𝑑𝑡 [ Acos (t+o)]
𝑑𝑡
Ay = -2 Asin (t+o) = -2 y

Karena nilai maksimum dari simpangan maksimum adalah sama dengan


amplitudo, yaitu y=A, maka percepatan maksimum an gerak harmonik sederhana
adalah:

Am = -2 A

Tanda minus menunjukkan bahwa arah percepatan selalu berlawanan dengan arah
simpangan.

(Supriyanto, 2007: 72-74)

Hubungan Gerak Harmonik Sederhana (GHS) dan Gerak Melingkar Beraturan


(GMB)

Gambar 4. Gerak Melingkar

Gerak Melingkar Beraturan dapat dipandang sebagai gabungan dua gerak


harmonik sederhana yang saling tegak lurus, memiliki Amplitudo (A) dan
ɸ
frekuensi yang sama namun memiliki beda fase relatif atau kita dapat
2

memandang Gerak Harmonik Sederhana sebagai suatu komponen Gerak


Melingkar Beraturan. Jadi dapat diimpulkan bahwa pada suatu garis lurus,
proyeksi sebuah benda yang melakukan Gerak Melingkar Beraturan merupakan
Gerak Harmonik Sederhana. Frekuensi dan periode Gerak Melingkar Beraturan
sama dengan Frekuensi dan periode Gerak Harmonik Sederhana yang
diproyeksikan.

Misalnya sebuah benda bergerak dengan laju tetap (v) pada sebuah lingkaran yang
memiliki jari-jari A sebagaimana tampak pada gambar. Benda melakukan Gerak
Melingkar Beraturan, sehingga kecepatan sudutnya bernilai konstan. Hubungan
antara kecepatan linear dengan kecepatan sudut dalam Gerak Melingkar Beraturan
dinyatakan dengan persamaan:

𝒗
=𝛾

Karena jari-jari (r) pada Gerak Melingkar Beraturan di atas adalah A, maka
persamaan ini diubah menjadi :

𝒗
 = 𝛾, v =  A

Simpangan sudut (teta) adalah perbandingan antara jarak linear x dengan jari-jari
lingkaran (r), dan dinyatakan dengan persamaan :

𝑥 𝒗𝑡
=𝛾= 𝛾

x adalah jarak linear, v adalah kecepatan linear dan t adalah waktu tempuh (x = vt
adalah persamaan Gerak Lurus alias Gerak Linear). Kemudian v pada persamaan
2 digantikan dengan v pada persamaan 1 dan jari-jari r digantikan dengan A :

𝒗𝑡
= 𝛾

=t

Dengan demikian, simpangan sudut benda relatif terhadap sumbu x dinyatakan


dengan persamaan :

 =  t + 0, (0 adalah simpangan waktu pada t = 0})


Pada gambar di atas, posisi benda pada sumbu x dinyatakan dengan persamaan :

x = A cos

x = A cos ( t + 0)

Persamaan posisi benda pada sumbu y :

y = A sin ( t + 0)

dengan: A = amplitudo;  = kecepatan sudut; dan 0 = simpangan sudut pada saat


t = 0.

3.Periode dan frekuensi

Satuan periode adalah sekon dan satuan frekuensi adalah getaran per sekon atau
disebut juga dengan hertz (Hz), untuk menghormati seorang fisikawan Jerman
yang berjasa di bidang gelombang, Hendrich Rudolf Hertz. Jadi, satu hertz sama
dengan satu getaran per sekon.

Rumus Periode dan Frekuensi Getaran

Periode Getaran

 T = t/n

Dengan ketentuan:

 T = Periode (sekon)
 t = Waktu (sekon)
 n = Jumlah getaran
Frekuensi Getaran

 f = n/t

Dengan ketentuan:

 f = Feminim (Hz)
 n = Jumlah getaran
 t = Waktu (sekon)

Hubungan antara Periode dan Frekuensi Getaran

Terdapat 2 rumus, yaitu:

 T = 1/f
 f = 1/t

Dengan ketentuan:

 T = Periode (sekon)
 f = Frekuensi (Hz)

Pengertian Gelombang adalah getaran yang merambat atau usikan yang


merambat.

Gelombang Mekanik Memerlukan Medium untuk Merambat

Gelombang mekanik adalah gelombang yang dalam perambatannya memerlukan


medium, misalnya gelombang tali, gelombang air, dan gelombang bunyi.

Gelombang elektromagnetik adalah gelombang yang dapat merambat tanpa


medium, misalnya gelombang radio, gelombang cahaya, dan gelombang radar.
Dari kedua jenis gelombang tersebut, yang akan kamu pelajari adalah gelombang
mekanik.

Gelombang Transversal adalah gelombang yang arah getarnya tegak lurus


terhadap arah rambatannya.

Gelombang Longitudinal adalah gelombang yang arah getarnya sejajar dengan


arah rambatannya.

Panjang Gelombang gelombang dapat didefinisikan sebagai yang ditempuh


panjang satu periode. Panjang gelombang dilambangkan dengan lamda. Satuan
panjang gelombang dalam SI adalah meter (m).

Cepat Rambat Gelombang adalah Gelombang yang merambat dari ujung satu ke
ujung yang lain memiliki kecepatan tertentu, dengan menempuh jarak tertentu
dalam waktu tertentu pula.

Pemantulan Gelombang bahwa salah satu sifat gelombang adalah dapat


dipantulkan. Dalam kehidupan sehari-hari, kamu sering melihat pemantulan
gelombang air kolam oleh dinding kolam, ataupun gelombang ombak laut oleh
pinggir pantai.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kesimpulan dari makalah ini adalah:
1. Gaya pemulih adalah gaya yang besarnya sebanding dengan simpangan dan
selalu berlawanan arah dengan arah simpangan (posisi).
2. Gerak harmonik sederhana adalah gerak bolak - balik benda melalui suatu titik
keseimbangan tertentu dengan banyaknya getaran benda dalam setiap sekon
selalu konstan
3. Gerak harmonik sederhana dapat dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu :
a) Gerak harmonik sederhana (ghs) linier, misalnya penghisap dalam silinder
gas, gerak osilasi air raksa atau air dalam pipa u, gerak horizontal atau
vertikal dari pegas, dan sebagainya
b) Gerak harmonik sederhana (ghs) angular, misalnya gerak bandul atau
bandul fisis, osilasi ayunan torsi, dan sebagainya
4. Sebuah bandul adalah massa (m) yang digantungkan pada salah satu ujung tali
dengan panjang l dan membuat simpangan dengan sudut kecil. Bila amplitudo
getaran kecil berarti bandul melakukan gerak harmonik.
5. Ayunan bandul matematis merupakan suatu partikel massa yang tergantung
pada suatu titik tetap pada seutas tali, di mana massa tali dapat diabaikan dan
tali tidak dapat bertambah panjang. Dari gambar tersebut, terdapat sebuah
beban bermassa m tergantung pada seutas kawat halus sepanjang l dan
massanya dapat diabaikan.
B. SARAN

Dengan disusunnya makalah ini kami mengharapkan pembaca dapat


mengetahui dan memahami materi mengenai gerak harmonik sederhana pada
bandul serta dapat memberikan kritik dan saran nya agar makalah ini dapat
menjadi lebih baik dari sebelumnya. Demikian saran yang dapat penulis
sampaikan semoga dapat membawa manfaat bagi semua pembaca.

Anda mungkin juga menyukai