Anda di halaman 1dari 3

SEISMICITY IN SUBDUCTION ZONE

Indonesia berada diantara pertemuan tiga lempeng yaitu lempeng Pasifik, lempeng Eurasia, dan
lempeng Indo-Australia. Hal tersebut membuat aktivitas vulkanik dan tektonik di Indonesia kompleks dan
tergolong tinggi. Aktivitas tersebut disebabkan oleh pertemuan ketiga lempeng yang memiliki jenis batas lempeng
yang sama yaitu batas konvergen yang membentuk zona subduksi (Rina, 2008). Salah satunya adalah zona
subduksi yang terbentang dari Sumatera, Jawa, hingga Nusa Tenggara yang disebabakan oleh pertemuan lempeng
Indo-Australia yang bergerak aktif ke utara-timur laut dengan lempeng Eurasia yang bergerak ke selatan. Interaksi
kedua lempeng tersebut menempatkan sebagai wilayah yang rawan dengan aktivitas kegempaan karena pergerakan
tersebut (Seismicity). Model tektonik lempeng Indonesia dalam satu pola konvergen telah dibuat oleh Hamilton (1970)
dan Katili (1971). Sistem subduksi Jawa dibentuk oleh subduksi lempeng samudra di bawah lempeng benua.

Tatanan Tektonik Indonesia (www.usgs.gov, 2007)

Skema Penampang Melintang Pulau Jawa (Katili, 1974 dalam Rina, 2008)

Zona subduksi terjadi ketika pergerakan suatu lempeng bertabrakan dengan lempeng yang lain dimana
lempeng dengan densitas lebih tinggi akan menunjam ke bawah dari lempeng yang densitasnya rendah. Zona
subduksi tersebut akan menghasilkan yang namanya Zona Wadati-Beinoff dimana zona tersebut memiliki sudut
dan kedalaman tertentu yang merupakan titik terjadinya gempa bumi. Zona benioff sebenarnya termasuk dalam
zona subduksi tetapi yang membedakan adalah sudut yang menukik dan curam yang kedalaman maksimumnya
adalah 670-700 km. Kedua lempeng tersebut akan saling bergesekan selama terjadinya penunjaman sampai batas
elastisnya dan apabila melewati batas elastisnya maka akan terjadi gempa bumi. Apabila dianalogikan dengan
penggaris plastik yang dapat dilengkungkan, ketika melewati batas elastisnya maka penggaris tersebut tidak dapat
menahan kelengkungannya dan akhirnya patah.
Sumber : Nina Kukowski, 2014

Dalam hal ini saya mengambil studi kasus yang berada di Indonesia. Pulau Jawa merupakan daerah dengan
tingkat aktivitas kegempaan yang tinggi di Indonesia. dapat dilihat penampang lintang zona subduksi yang tertera
dibawah ini. Kemudian kedalaman zona Benioff berubah seketika dari Sumatra menuju Jawa dan sudutnya
perlahan-lahan naik dari kepulauan Sunda Lesser menuju ke Busur Banda, (tabel 1). Sudut penunjaman zona
Benioff tergantung pada kecepatan penunjaman pelat samudera. Le Pichon (1968) memperkirakan kecepatan
penunjaman relatif di palung Jawa bagian timur kira-kira 5 cm/tahun. Berikut tabel karakteristik zona benioff

Sumber : Rina Dwi Indriana, 2008


Sumber : Daryono

Kemudian gempa bumi yang terjadi di Bali bulan Maret 2017 juga diakibatkan dengan aktivitas zona
benioff yang berada di bawah lepas pantai selatan Pulau Bali dimana posisi tersebut merupakan daerah zona
subduksi akibat batas lempeng konvergen antara lempeng Eurasia dan lempeng Indo-Australia. Dikutip dari
www.bmkg.go.id “Gempa bumi Selatan Bali ini merupakan jenis gempa bumi berkedalaman menengah akibat
aktivitas subduksi lempeng. Dalam hal ini Lempeng Indo-Australia menunjam ke bawah Lempeng Eurasia dengan
laju 70 mm/tahun, mengalami deformasi/patahan batuan tepat di Zona Benioff bawah lepas pantai selatan Pulau
Bali. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi ini dipicu penyesaran naik (thrust fault)”.

REFERENSI
Kearey, Philip, Klepeis, Keith A. & Vine, Frederick J., 2009, Global Tectonics, 3rd Edition, Wiley-Blackwell.

Indriana, Rina Dwi. 2008. Analisis Sudut Kemiringan Lempeng Subduksi di Selatan Jawa Tengah dan Jawa Timur
Berdasarkan Anomali Gravitasi dan Implikasi Tektonik Vulkanik. Vol 11 , No.3, Juli 2008 hal. 89-96

Daryono. Aktivitas Gempabumi Tektonik di Yogyakarta Menjelang Erupsi Merapi 2010. Badan Meteorologi
Klimatologi dan Geofisika (BMKG)

Salim, Riski. Santosa, Bagus Jaya. 2014. Analisa Pola Bidang Sesar pada Zona Subduksi di Wilayah Selatan
Pulau Sumatera dari Event Gempa pada Tahun 2011-2014. Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271
Print)

Daryono. 2017. Gempa bumi Subduksi Lempeng M=5,6 Guncang Bali Tidak Berpotensi Tsunami. Dikutip dari
http://www.bmkg.go.id/gempabumi/?p=gempabumi-subduksi-lempeng-m56-guncang-bali-tidak-berpotensi-
tsunami&lang=ID diakses pada 7 Oktober 2017 Pukul 18.40

Anda mungkin juga menyukai