Disusun oleh:
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya
kami selaku penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah yang berjudul “Perkawinan/Perceraian”
ini dengan baik.
Makalah ini ditulis dari hasil kerja kelompok dan sumber-sumber buku panduan yang kami
peroleh dan yang berkaitan dengan pembelajaran kali ini. Serta tak lupa kami sebagai penulis
mengucapkan terima kasih kepada pihak pihak yang terlibat pada pembuatan makalah ini.
Penulis masih menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam pembuatan
makalah ini. Oleh karena itu, diharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna untuk
perbaikan selanjutnya menuju arah yang lebih baik. Akhir kata, penulis berharap bahwa makalah ini
dapat memberi manfaat bagi kita semua dalam hal untuk menambah wawasan.
penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Yang dimaksud dengan perkawinan adalah merupakan suatu perubahan dari
status perkawinan lain menjadi status “kawin”. Sedangkan perceraian merupakan
perubahan dari status kawin menjadi status cerai sedangkan janda merupakan
perubahan dari status kawin karena salah satu pasangan meninggal.
Apabila perkawinan dilakukan pada umur yang tepat, maka akan membawa
kebahagiaan bagi keluarga dan pasangan suami dan isteri yang menjalankan
perkawinan tersebut. Perkawinan yang dilakukan pada usia yang terlalu dini akan
membawa banyak konsekuensi pada pasangan suami dan isteri, antara lain adalah
dalam hal kesehatan, pendidikan dan ekonomi. Dalam hal kejiwaan, perkawinan yang
dilakukan pada usia dini akan mudah berakhir dengan kegagalan karena kurangnya
kesiapan mental menghadapi dinamika kehidupan berumah tangga dengan semua
tanggung jawab, seperti antara lain tanggung jawab mengurus dan mengatur rumah
tangga, mencukupi kebutuhan ekonomi rumah tangga, mengasuh dan mendidik anak.
1. Tujuan
1. Menjelaskan istilah-istilah perkawinan dan perceraian
2. Menjelaskan ukuran perkawinan dan perceraian
1
3. Menjelaskan determinan perkawinan perceraian
4. Menjelaskan hukum perkawinan, perceraian dan perlindungan anak
2. Rumusan Masalah
1. Apa saja istilah dalam perkawinan dan perceraian?
2. Apa ukuran perkawinan dan perceraian?
3. Apa itu determinan perkawinan dan perceraian?
4. Bagaimana hukum perkawinan, perceraian dan perlindungan anak?
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Istilah-istilah dalam Perkawinan dan Perceraian
Pengertian perkawinan menurut Undang-undang No.1 tahun 1974 disebutkan :
perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai
suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga ( rumah tangga ) yang bahagia dan
kekal berdasarkan Ketuhana Yang Maha Esa. (Undang-undang No.1 tahun 1974
tentang perkkawinan Bab II Pasal 6) perkawinan yang sah adalah perkawinan yang
berdasarkan hukum perkawinan nasional, yaitu perkawinan yang dilaksanakan
menurut tata tertib aturan hukum yag berlaku dalam agama islam, kristen, katolik,
hindu dan buddha.
3
Perkawinan menurut hukum Islam adalah pernikahan, yaitu akad yang sangat kuat
atau mitssaqan ghalidzan untuk mentaati perintah Allah dan melaksanakannya
merupakan ibadah.
Talak adalah ikrar suami di hadapan sidang Pengadilan Agama yang menjadi salah
satu sebab putusnya perkawinan, . Setelah keputusannya mempunyai kekuatan hukum
tetap suami mengikrarkan talaknya didepan sidang Pengadilan Agama, dihadiri oleh
isteri atau kuasanya.
Talak Raj`I adalah talak kesatu atau kedua, dimana suami berhak rujuk selama isteri
dalam masa iddah
Talak Ba`in Shughraa adalah talak yang tidak boleh dirujuk tapi boleh akad nikah
baru dengan bekas suaminya meskipun dalam iddah.
Talak Ba`in Shughraa adalah:
a). talak yang terjadi qabla al dukhul
b). talak dengan tebusan atahu khuluk
c). talak yang dijatuhkan oleh Pengadilan Agama.
Talak Ba`in Kubraa adalah talak yang terjadi untuk ketiga kalinya. Talak jenis ini
tidak dapat dirujuk dan tidak dapat dinikahkan kembali, kecuali apabila pernikahan itu
dilakukan setelah bekas isteri, menikah dengan orang lain dan kemudian terjadi
perceraian ba`da al dukhul dan hadis masa iddahnya.
Talak sunny adalah talak yang dibolehkan yaitu talak yang dijatuhkan terhadap isteri
yang sedang suci dan tidak dicampuri dalam waktu suci tersebut.
Talak bid`I adalah talak yang dilarang, yaitu talak yang dijatuhkan pada waktu isteri
dalam keadaan haid atau isteri dalam keadaan suci tapi sudah dicampuri pada waktu
suci tersebut.
Li`an adalah sumpah disertai dengan perkataan/tuduhan suami bahwa isterinya telah
berzina.
Hukum kewarisan adalah hukum yang mengatur tentang pemindahan hak pemilikan
harta peninggalan (tirkah) pewaris, menentukan siapa-siapa yang berhak menjadi ahli
waris dan berapa bagiannya masing-masing.
Pewaris adalah orang yang pada saat meninggalnya atau yang dinyatakan meninggal
berdasarkan putusan Pengadilan beragama Islam, meninggalkan ahli waris dan harta
peninggalan.
Ahli waris adalah orang yang pada saat meninggal dunia mempunyai hubungan darah
atau hubungan perkawinan dengan pewaris, beragama Islam dan tidak terhalang
karena hukum untuk menjadi ahli waris.
Harta peninggalan adalah harta yang ditinggalkan oleh pewaris baik yang berupa
benda yang menjadi miliknya maupun hak-haknya.
Harta waris adalah harta bawaan ditambah bagian dari harta bersama setelah
digunakan untuk keperluan pewaris selama sakit sampai meninggalnya, biaya
pengurusan jenazah (tajhiz), pembayaran hutang dan pemberian untuk kerabat.
Wasiat adalah pemberian suatu benda dari pewaris kepada orang lain atau lembaga
yang akan berlaku setelah pewaris meninggal dunia.
Hibah adalah pemberian suatu benda secara sukarela dan tanpa imbalan dari
seseorang kepada orang lain yang masih hidup untuk dimiliki.
Anak angkat adalah anak yang dalam pemeliharaan untuk hidupnya sehari-hari, biaya
pendidikan dan sebagainya beralih tanggung jawabnya dari orang tua asal kepada
orang tua angkatnya berdasarkan putusan Pengadilan.
Baitul Mal adalah Balai Harta Keagamaan.
4
2. Ukuran Perkawinan dan Perceraian
1) Angka Perkawinan Kasar
𝑀
M= 𝑥 1000
𝑃
Di mana:
Contoh :
Data BPS th 2000 menunjukan bila jumlah penduduk Indonesia di tahun 2000 sebesar
210.241.999 orang. Jika penduduk yang berstatus kawin berjumlah 91.274.893.
hitung angka perkawinan kasar!
𝑀
M = 𝑥 1000
𝑃
91274893
= 𝑥1000 = 434,14
210241999
Angka perkawinan kasar Indonesia di tahun 2000 adalah 434 per 1000 penduduk
Indonesia
Dimana:
Contoh :
Jumlah penduduk Indonesia usia 15 th keatas pada tahun 2000 adalah 139.991.880.
Jika penduduk status kawin berjumlah 91.274.893, hitunglah angka perkawinan
umum!
5
𝑀
Mu = 𝑃15 𝑥1000
91274893
= 𝑥1000 = 652
139991880
Angka perkawinan umum Indonesia tahun 2000 adalah 652 per 1000 penduduk
Indonesia.
1 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑝
𝑀𝑎
ma = 1 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑝 𝑥 1000
𝑝𝑎
Dimana:
ma = Angka perkawinan umur a
1 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑝
𝑀𝑎 = jumlah perkawinan laki-laki atau perempuan umur a
1 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑝
𝑝𝑎 = penduduk pertengahan tahun laki laki atau perempuan umur a
Contoh
Jumlah penduduk laki-laki di Indonesia usia 15-19 tahun pada tahun 2000 adalah
10.649.348. jika penduduk status kawin pada kelompok usia yang sama sebesar
247.152, hitung angka perkawinan spesifik!
1 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑝
𝑀𝑎
ma = 1 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑝 𝑥 1000
𝑝𝑎
1 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑝
𝑀15−19
m15-19 = 1 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑝 𝑥 1000
𝑝15−19
247152
= 𝑥1000 = 23,21
10649348
Dari seribu penduduk laki-laki Indonesia usia 15-19 tahun 23 berstatus kawin.
4) Angka perceraian kasar
𝐷
d= 𝑥1000
𝑃
dimana:
d = angka perceraian kasar
D= jumlah perceraian selama satu tahun
P = jumlah penduduk pertengahan tahun
Contoh :
6
Perceraian di swedia tahun 1990 dimana jumlah perceraiannya 8958 orang dengan
penduduk pertengahan tahun sebesar 7485615. Maka..
𝐷
d= 𝑥1000
𝑃
8958
= 𝑥1000 = 1,2
7458615
5) Angka perceraian umum
𝐷
d= 𝑥1000
𝑃15
dimana:
d = angka perceraian umum
D = perceraian dalam satu tahun
P15= jumlah penduduk 15 tahun keatas
8
6. Faktor Hamil di Luar Nikah
Kenapa saya pisahkan dengan faktor biologis? Karena hamil di luar nikah
bukan hanya karena "kecelakaan" tapi bisa juga karena (maaf) diperkosa
sehingga terjadilah hamil di luar nikah. Orang tua yang dihadapkan dalam
situasi tersebut pastilah akan menikahkan anak gadisnya, bahkan bisa dengan
orang yang sama sekali tidak dicintai orang si gadis.
Hal ini semakin dilematis karena ini tidak sesuai dengan UU Perkawinan.
Rumah tangga berdasarkan cinta saja bisa goyah, apalagi karena keterpaksaan.
7. Faktor Adat
Faktor ini sudah mulai jarang muncul, tapi masih tetap ada.
9
perkawinan hanya sebagai perjanjian lahiriyah/keperdataan belaka sama
seperti perjanjian keperdataan lainnya, yang tidak mengandung nilai atau
ikatan bathiniyah/rohaniah/agama. Dalam pasal 26 Kitab Undang-undang
Hukum Perdata dinyatakan: “Undang-undang memandang soal perkawinan
hanya dalam hubungan-hubungan perdata.”
Berdasarkan ketentuan dalam pasal 26 Kitab Undang-undang Hukum Perdata
ini, perkawinan hanya sah dan dianggap mempunyai kekuatan hukum bila
dapat dibuktikan dengan adanya suatu akta perkawinan yang dibuat oleh
pegawai pencatat perkawinan pada kantor pencatatan sipil.
2. Perceraian
Undang-undang yang mengatur kasus perceraian adalah UU no 1 thaun 1974:
PUTUSNYA PERKAWINAN SERTA AKIBATNYA
Pasal 38
Perkawinan dapat putus karena :
a. kematian,
b. perceraian dan
c. atas keputusan Pengadilan.
Pasal 39
(1). Perceraian hanya dapat dilakukan didepan Sidang Pengadilan setelah
Pengadilan yang bersangkutan berusaha dan tidak berhasil mendamaikan
kedua belah pihak.
(2). Untuk melakukan perceraian harus ada cukup alasan, bahwa antara suami
isteri itu tidak akan dapat hidup rukun sebagai suami isteri.
(3). Tatacara perceraian didepan sidang Pengadilan diatur dalam peraturan
perundangan tersendiri.
Pasal 40
(1). Gugatan perceraian diajukan kepada Pengadilan.
(2). Tatacara mengajukan gugatan tersebut pada ayat (1) pasal ini diatur dalam
peraturan perundangan tersendiri.
Pasal 41
Akibat putusnya perkawinan karena perceraian ialah :
a. Baik ibu atau bapak tetap berkewajiban memelihara dan mendidik anak-
anaknya, semata-mata berdasarkan kepentingan anak; bilamana ada
10
perselisihan mengenai penguasaan anak-anak, Pengadilan memberi
keputusannya;
b. Bapak yang bertanggung-jawab atas semua biaya pemeliharaan dan
pendidikan yang diperlukan anak itu; bilamana bapak dalam kenyataan tidak
dapat memenuhi kewajiban tersebut, Pengadilan dapat menentukan bahwa ibu
ikut memikul biaya tersebut;
c. Pengadilan dapat mewajibkan kepada bekas suami untuk memberikan biaya
penghidupan dan/atau menentukan sesuatu kewajiban bagi bekas isteri.
Undang-undang atau peraturan yg digunakan dalam proses perceraian di
pengadilan :
c. Perlindungan anak
11
Perlindungan anak dalam masalah penahanan dan perampasan
kemerdekaan.
Perlindungan anak dari segala bentuk eksploitasi (perbudakan,
perdagangan anak, pelacuran, pornografi, perdagangan/
penyalahgunaan obat-obatan, memperalat anak dalam melakukan
kejahatan dan sebagainya).
Perlindungan terhadap anak-anak jalanan.
Perlindungan anak dari akibat-akibat peperangan/konflik bersenjata.
Perlindungan anak terhadap tindakan kekerasan
Menurut Hukum Perdata pada hakikatnya perlindungan anak meliputi
banyak aspek hukum, diantaranya :
Kedudukan Anak.
Pengakuan Anak.
Pengangkatan Anak.
Pendewasaan.
Kuasa Asuh (hak dan kewajiban orang tua terhadap anak).
Pencabutan dan pemulihan kuasa asuh orang tua.
Perwalian (termasuk balai harta peninggalan).
Tindakan untuk mengatur yang dapat diambil guna perlindungan anak.
Biaya hidup anak yang ditanggung orang tua akibat perceraian
(alimentasi).
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai
suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga ( rumah tangga ) yang bahagia dan
kekal berdasarkan Ketuhana Yang Maha Esa.
Perceraian adalah berakhirnya perkawinan yang telah dibina oleh pasangan suami
isteri yang disebabkan oleh beberapa hal seperti kematian dan atas keputusan
pengadilan.
B. Saran
Dalam hal ini kami sebagai penulis menyadari bahwasannya makalah ini masih jauh
dari kata sempurna dan terdapat banyak kekurangan pada makalah ini. Oleh karena
itu, diharapkan kepada para pembaca untuk memberi saran ataupun kritik kepada
makalah kami sehingga kedepannya akan lebih baik lagi.
13
DAFTAR PUSTAKA
Anonimous. 1981. Dasar – dasar Demografi. Jakarta : Lembaga Demografi FEUI
http://genbagus.blogspot.com/2014/05/faktor-penyebab-pernikahan-dini.html
http://hanyblush.blogspot.co.id/2011/01/hukum-perlindungan-anak-dalam-hukum.html
http://indohukum.blogspot.co.id/2011/04/undang-undang-perceraian.html
http://munasya.com/perkawinan-dan-perceraian/
http://slideplayer.info/slide/2342260/
https://sp1r1tgr4zy.wordpress.com/2013/03/21/tugas-demografi-perkawinan-dan-perceraian/
14