Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN


EDEMA PARU AKUT (ALO) DI RUANG HEMODIALISA
RSUD ULIN BANJARMASIN

Tanggal 23 Mei – 25 Mei 2019

Oleh:
EKA SUPRIYATNA, S. Kep
NIM. I930913320017

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2019
LEMBAR PENGESAHAN

NAMA : Eka Supriyatna, S.Kep

NIM : 1930913320017

JUDUL LP : Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Edema Paru Akut


(Alo) Di Ruang Hemodialisa Rsud Ulin Banjarmasin
Resume Pasien di Ruang Hemoialisa RSUD Ulin Banjarmasin.

Banjarmasin, Oktober 2019

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Rismia Agustina, Ns, M.Kep. H.Asmadiannor, Ns.,M.Kes


NIP : 19840812 201404 2 001 NIP. 19761116 199603 1 001
Definisi:
Akumulasi cairan di paru-paru yang terjadi secara mendadak. Hal ini disebabkan oleh tekanan EDEMA PARU AKUT
intravaskuler yang tinggi (edema paru kardiak) atau karena peningkatan permeabilitas membrane
kapiler yang mengakibatkan terjadiny aektravasasi cairan secaracepat sehingga terjadi gangguan
pertukaran udara di alveoli secara progresif dan akibatnya hipoksia. Klasifikasi :
Etiologi
1. Ketidakseimbangan Starling Force
- Kardiogenik atau edem paru hidrostatik atau edem
hemodinamik. Kausa: infark miokars, hipertensi, penyakit
:peningkatan vena pulmonalis, tekanan
jantung katup, eksaserbasi gagal jantung sistolik/ diastolik osmotic plasma, negativitas dari tekanan
dan lainnya. intrastitial
- Nonkardiogenik/ edem paru permeabilitas meningkat.
2. ARDS
Kausa: ALI dan ARDS
-
Manifestasi klinis:
Penatalaksanaan :
- 1. Sesak Napas edem paru permeabilitas meningkat.
Nonkardiogenik/
2. Mudah
Kausa: ALI lelah
dan ARDS - Pasien setengah duduk atau duduk
3. Dyspnea - Diberi Oksigen (40-50%) 8 liter permenit
4. Takipnea Pemeriksaan Penunjang: - Nitrogliserin sublingual 0,4-0,6 mg tiap
5. Kelemahan  Pemeriksaan hematologi 5-10 menit dan intravena 0,3-
6. Ada suara nafas abnormal : rales atau crakles  Radiologi 0,5mg/kg/BB
7. Takikardia  Ekhokardiografi - Diuetik yaitu furosemide 40-80 mg iv
8. Hipotensi  Pemeriksaan EKG
9. Saat duduk tampak menggunakan otot bantu nafas
 Katerisasi Pulmonal
10. Terlihat retraksi inspirasi pada sela intercostal dan
fossa supravikula
11. Sputum berwarna kemerahan
12. JVP meningkat
13. Ronki basah setengah lapang paru
14. Adanya suara gallop, bunyi jantung 3dan 4
15. Edem perifer
16. Akral dingin
17. Sianosis
Faktor kardiogenik Faktor non-kardiogenik

Isufisiensi
 PATHWAY
limfatik
Unkwnown
ARSD

Gagal jantung kiri  Post. Lung


 Pnemonia transplant  Pulmonary
 Aspirasi As.  Lymphangiti Embolism
Lambung c  Eclamasia
 Bahan Toksik carsinomicl  High
inhalan osis altitude
 Silicosis Pulmonary
edema

Ketidakseimbangan
Staling Force

Tekanan Tekanan Tekanan Tekanan


Kapiler
Paru ↑ Onkotik Negative Onkotik
Plasma ↓
Interstitial ↑ Interstitial ↑

Cairan berpindah
ke interstitial

Akumulasi cairan berlebih (transudat / eksudat)

Cardiac ouput
Alveoli terisi ↓
Pemasangan alat
cairan bantu nafas
(ventilator)
O2 jaringan↓
Gangguan
pertukaran gas

Bed rest Pemasangan Area


fisik selang invasi
Ketidakefektifan Pengambilan Kelelahan endotrakheal
perfusi jaringan O2 ↑
Defisit
Intoleransi perawatan
aktivitas diri Hambatan Resiko
Ketidakefektifan
komunikasi tinggi
pola nafas
verbal infeksi
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
1. Identitas Klien
2. Keluhan Utama
3. Riwayat Penyakit (Riwayat Penyakit sekarang, dahulu dan keluarga)
4. Pemeriksaan Fisik
5. Pemeriksaan diagnostik
6. Pemeriksaan laboratorium

Ketidak efektifan perfusi jaringan perifer b.d kurang


Gangguan pertukaran Gas pengetahuan tentang proses penyakit
NOC: Ketidakefektifan pola nafas b.d keletihan otot
NOC: Perfusi Jaringan : PeriferSetelah dilakukan pernafasan
Respiratori status gas exchange
tindakan keperawatan selama 1x24 jam ketidak efektifan
Respiratori status Ventilasi NOC
perfusi jaringan perifer dapat teratasi dengan kriteria
Vital Sign Status hasil: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x
Kriteria hasil: 24 jam pasien menunjukkan keefektifan pola
1. Mendemonstrasikan peningkatan 1. Tanda tanda vital dalam rentang normal (skala 3 ke nafas, dibuktikan dengan kriteria hasil:
ventilasi dan oksigen yang adekuat. 5) a. Pola nafas kembali teratur
2. Tanda Vital dalam rentang normal 2. Edema perifer tidak terjadi (skala 3 ke 5) b. RR kembali normal 16-24 x/menit
(Tekanan darah, Nadi, respirasi) 3. Muka pucat tidak terjadi (Skala 3 ke 5) NIC
3. Saturasi O2 95% NIC : Monitor Tanda - Tanda Vital Airway Management
NIC: 1. Monitor tekanan darah, nadi, suhu, dan status 1. Pertahankan jalan nafas yang paten
pernafasan dengan tepat 2. Pertahankan posisi nyaman biasanya peninggian
Airway Management kepala tempat tidur untuk memaksimalkan
2. Monitor tekanan darah, denyut nadi, dan pernafasan
1. Posisikan pasien untuk sebelum, selama, dan setelah beraktivitas dengan ventilasi
memaksimalkan ventilasi udara. tepat 3. Auskultasi suara nafas, catat adanya suara
2. Berikan oksigen sesuai kebutuhan. 3. Monitor keberadaan dan kualitas nadi tambahan
3. Anjurkan asupan cairan adekuat. 4. Monitor irama dan laju pernafasan 4. Monitor pola dan auskultasi bunyi napas
4. Auskultasi bunyi nafas tambahan 5. Monitor pola pernafasan abnormal 5. Evaluasi fungsi pernapasan (napas cepat,
seperti ronchi dan wheezing. 6. Monitor sianosis sentral dan perifer sianosis, perubahan tanda vital)
5. Monitor respirasi dan oksigen. 7. Identifikasi kemungkinan penyebab perubahan tanda- 6. Monitor respirasi dan status O2
tanda vital 7. Berikan oksigen jika ada indikasi
Vital Sign Monitoring NIC : Terapi Oksigen
1.Monitor TD, nadi, suhu, dan RR 1. Pertahankan kepatenan jalan nafas
2. Berikan oksigen tambahan seperti yang diperintahkan
2.Monitor frekuensi dan irama pernapasan
3. Monitor aliran oksigen
3.Monitor sianosis perifer 4. Monitor posisi perangkat (alat) pemberian oksigen
4.Monitor warna kulit, temperatur dan 5. Monitor efektifitas terapi oksigen dengan tepat
kelembaban mengganggu upaya pasien untuk bernafas
6. Monitor kecemasan pasien yang berkaitan dengan
kebutuhan mendapatkan terapi oksigen
Intoleransi Aktifitas b.d kelemahan Defisit perawatan diri Hambatan komunikasi verbal berhubungan
NOC NOC : Perawatan Diri : Aktivitas Sehari-Hari dengan gangguan sistem saraf pusat, hambatan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan fisik dan kondisi fisiologis
selama 1x 24 jam pasien menunjukkan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama NOC : Komunikasi
peningkatan toleransi, dibuktikan dengan 3x24 jam defisit perawatan diri klien dapat teratasi setelah diberikan tindakan keperawatan selama
kriteria hasil: dengan kriteria hasil : 2x24 jam hambatan komunikasi verbal pasien
a. Berpartisipasi aktif pada aktivitas yag dapat teratasi dengan kriteria hasil :
diinginkan a. Makan tidak terganggu
a. Menggunakan bahasa tertulis tidak terganggu
b. Memenuhi kebutuhan perawatan diri b. Berpakaian tidak terganggu
b. Menggunakan bahasa lisan tidak terganggu
sendiri c. Ke toilet tidak terganggu c. Menggunakan bahasa non verbal tidak
c. Menurunnya kelemahan dan kelelahan d. Mandi tidak terganggu terganggu
d. Tanda vital DBN selama aktivitas e. Kebersihan tidak tergangg d. Mengenali pesan yg diterima tidak terganggu
NIC NIC : Self Care e. Interpretasi akurat terhadap pesan yg diterima
Activity therapy - Observasi kemampuan klien untuk mandi, tidak terganggu
1. Periksa TTV sebelum dan setelah berpakaian dan makan. NIC : Peningkatan Komunikasi : Kurang Bicara
aktivitas, khususnya bila klien - Bantu klien dalam posisi duduk, yakinkan 1. Monitor kecepatan, tekanan, kuantitas, dan
menggunakan vasodilator dan obat-obat kepala dan bahu tegak selama makan dan 1 jam volume bicara
diuretik 2. Monitor proses kognitif, anatomis dan fisiologi
setelah makan
2. Catat respons kardiopulmonal terhadap terkait dengan kemampuan berbicara
aktivitas, catat adanya takikardi, diritmia, - Hindari kelelahan sebelum makan, mandi dan 3. Instruksikan pasien atau keluarga untuk
dispnea berkeringat dan pucat. berpakaian menggunakan proses kognitif, anatomis dan
3. Evaluasi peningkatan intoleran aktivitas - Dorong klien untuk tetap makan sedikit tapi fisiologi yang terlibat dalam kemampuan
4. Kaji kualitas dari pergerakan klien, berbicara
sering
kemampuan dalam berjalan, berpindah, 4. Sediakan metode alternative menulis atau
NIC : Bantuan perawatan diri membaca dengan cara yang tepat
fungsi ADL, toleransi aktivitas. - Tentukan kemampuan dan tingkat kekurangan 5. Ulangi apa yang disampaikan pasien untuk
menjamin akurasi
dalam melakukan perawatan diri. 6. Instruksikan pasien untuk bicara pelan
- Beri motivasi kepada klien untuk tetap
NIC : Mendenar Aktif
melakukan aktivitas sesuai kemampuan. 1. Buat tujuan interaksi
2. Gunakan pertanyaan maupun pernyataan yg
- Berikan bantuan perawatan diri sesuai mendorong klien untuk mengekspresikan
kebutuhan. perasaa, pikiran dan kekhawatiran
3. Sadari tempo suara, volume, kecepatan
- Berikan umpan balik positif untuk setiap usaha maupun tekanan suara
yang dilakukannya. 4. Kalrifikasi pesan yang diterima dengan
menggunakan pertanyaan maupun
- Kolaborasi dengan ahli fisioterapi memberikan umpan balik
kekhawatirannya.
-
Resiko Infeksi

NOC: Infection control


Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x
24 jam pasien tidak mengalami infeksi dengan
kriteria hasil :
 Suhu dan TTV normal
 Luka operasi, insisi bersih
 Hasil lab : leukosit dalam batas normal

NIC:
control infection
1. Monitor tanda-tanda vital
2. Observasi tanda infeksi : perubahan suhu, warna
kulit, iritabilitas
3. Ajarkan kepada keluarga tentang tanda dan
gejala dari infeksi dan melaporkan pada
pelayanan kesehatan

control infection intraoperative


1. Monitor temperature ruangan
2. Gunakan UP
3. verifikasi indicator sterilisasi
4. bersihkan dan sterilisasi instrumen
DAFTAR PUSTAKA

Brunner n suddart. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC


Bulechek, G.M., et al. 2016. Nursing Intervention Classification (NIC). 6th ed. Mosbie Elsevier:
Singapore.
Harun S dan Sally N. EdemParuAkut. 2009. In: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata
M, SetiatiS,editor. BukuAjarIlmuPenyakitDalam 5th ed. Jakarta:
PusatPenerbitanDepartemenIlmuPenyakitDalamFakultasKedokteranUniversitas
Indonesia. p. 1651-3.
Soemantri. 2011. Cardiogenic Pulmonary Edema. NaskahLengkap PKB XXVI
IlmuPenyakitDalam 2011. FKUNAIR-RSUD DR.Soetomo, p.113-9.
Alasdair et al. Noninvasive Ventilation in Acute Cardiogenic Pulmonary Edema. N Engl J Med
2008; 359: 142-51.
Lorraine et al. Acute Pulmonary Edema. N Engl J Med. 2005; 353:2788-96.
Maria I. 2010. PenatalaksanaanEdemParupadaKasus VSD dan Sepsis VAP. Anestesia& Critical
Care. Vol 28 No.2 Mei 2010 p.52.
Koga dan Fujimoto. Kerley's A, B and C Line. N Engl J M 2009;360:15.
Pasquate et al. Plasma Surfactant B : A Novel Biomarker in Chronic Heart Failure. Circulation
2004; 110: 1091-
Junadi P dkk. 2012. Kapita Selekta Kedokteran. FK UI
Long CB. 1992. Keperawatan Medikal Bedah
Moorhead, S., et al. 2016. Nursing Outcomes Classification (NOC). 5th ed. Mosbie Elsevier:
Singapore.
NANDA International Inc. 2018. Nursing Diagnosis: Definitions and Classification 2018 – 2020.
Ed.11. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai