2012 1 86201 111410037 Bab2 17082012041222 PDF
2012 1 86201 111410037 Bab2 17082012041222 PDF
KAJIAN TEORETIS
2.1.1 Pengertian
bermutu adalah pendidikan yang bermutu. Pendidikan yang bermutu tidak cukup
dilakukan hanya melalui transformasi ilmu pengetauan dan teknologi, tetapi antara lain
didukung oleh pengembangan kemampuan peserta didik untuk menolong diri sendiri
peserta itu tidak hanya menyangkut aspek akademis, tetapi juga menyangkut aspek
konsep diri yang vital bagi perkembangan kepribadian. Lebih lanjut dijelaskan konsep
diri berpengaruh pada perilaku manusia, bagaimana anda memandang diri anda dan
bagaimana orang lain memandang anda, akan mempengaruhi pola-pola interaksi anda
proses komunikasi yang berlangsung antara dua orang atau lebih secara tatap muka.
Purwanto (2002:41) mengemukakan empati salah satu jenis perasaan sosial, yakni
perasaan yang menyertai pendapat seseorang tentang orang lain dan pengalaman-
pengalaman seseorang dengan orang lain. Sujiono (2009: 73) menjelaskan empati
merupakan salah satu keterampilan sosial, yakni keterampilan untuk menilai apa yang
sedang terjadi dalam suatu situasi sosial. Empati merupakan salah satu aspek yang sangat
kemampuan untuk memahami dan merasakan apa yang dipikirkan, dirasakan, dan
diinginkan oleh orang lain. Empati ini bergantung pada kesadaran diri emosional. Empati
merupakan keterampilan dasar bergaul. Orang-orang yang memiliki empati akan lebih
Dari beberapa pengertian yang dikemukakan para ahli di atas, dapat ditarik
dalam kehidupan. Hal ini dapat dijelaskan adanya sikap, sifat yang ditunjukkan yang
sering tidak sesuai dengan tata nilai/norma, seperti mementingkan diri sendiri, egois,
menganggap memiliki kelebihan dibandingkan dengan orang lain sangat merugikan diri
dan terencana untuk membantu anak didik mengembangkan potensi secara optimal,
melakukan adaptasi dengan lingkungan dalam arti yang luas. Dengan demikian tujuan
interpersonal pada siswa. Hubungan interpersonal akan tumbuh pada siswa, apabila
lingkungan banyak memberi fasilitas dalam mengenal dan mengelola emosi mereka.
penjelasan tersbut maka dapat diambil kesimpulan bahwa dari kecerdasan interpersonal
siapa yang akan mengontrol siapa dan bila mana; 3)respon yang tepat yaitu respon A
harus diikuti respon B yang sesuai; 4) keserasian suasana emosional ketika berlangsung
komunikasi.
interpersonal, meliputi:
Simpati adalah keikutsertaan merasakan perasaan orang lain dan menaruh belas
kasihan pada sesama. Empati adalah keadaan mental yang membuat seseorang merasa
atau mengidentifikasi dirinya dalam keadaan perasaan atau pikiran yang sama dengan
Empati dan simpati perlu dirangsang sejak dini agar anak dapat belajar mengenai
setiap perasaan, maksud dan motivasi orang lain, yang pada akhirnya kelak ia dapat
menangkap perasaan, maksud dan motivasi tersebut secara akurat. Hal ini membawa
keakuratan bertindak atau merespons karena anak memiliki informasi yang tepat tentang
stimulusnya.
antaranya adalah dengan permainan dan kegiatan langsung. Permainan yang disarankan
adalah permainan “pilih siapa” (permainan sosiogram), “diberi apa”, “kalau aku jadi dia”,
“apa maunya”. Anda juga dapat mengajak mereka mengunjungi korban bencana,
2) Bekerja Sama
Bekerja sama diwujudkan dalam bentuk kegiatan yang dilakukan oleh dua siswa
atau lebih. Kegiatan tersebut mengacu pada aktivitas menyelesaikan suatu pekerjaan
kurikuler.
3) Berbagi Rasa
melibatkan kemampuan bersosialisasi dan berinteraksi dengan orang lain. Berbagi rasa
sesamanya. Hal ini dapat dilakukan dengan tugas-tugas yang melibatkan kebersamaan
4) Menjalin Kontak
Siswa perlu didorong untuk memiliki keberanian, kemauan untuk menjalin kontak dan
5) Mengorganisasi Teman
suasana hati orang lain. Melalui ciri-ciri yang sangat halus, mereka mampu menangkap
apa yang sedang dirasakan orang lain. Siswa-siswa perlu distimulasi agar memiliki
kemampuan ini. Stimulasi yang baik dan tepat akan menumbuhkan kemampuan
lain, mereka dapat membaca suasana hati dan kesulitan orang lain, lalu memberikan
tanggapan yang tepat berupa kata-kata yang membangkitkan hati. Terhadap sesuatu
Salah satu cara untuk mengenal diri kita sendiri adalah melalui komunikasi
memperbincangkan diri kita sendiri. Dengan membicarakan tentang diri kita sendiri pada
orang lain, kita akan mendapat perspektif baru tentang diri kita sendiri dan memahami
lebih mendalam tentang sikap dan perilaku kita. Pada kenyataannya, persepsi-persepsi
diri kita sebagian besar merupakan hasil dari apa yang kita pelajari tentang diri kita
mana kita harus membuka diri pada orang lain. Dalam arti bahwa kita tidak harus dengan
serta merta menceritakan latar belakang kehidupan kita pada setiap orang. Selain itu,
melalui komunikasi antarpribadi kita juga akan mengetahui nilai, sikap dan perilaku
orang lain. Kita dapat menanggapi dan memprediksi tindakan orang lain
kita secara baik yakni tentang objek, kejadian-kejadian, dan orang lain. Banyak informasi
dalam kehidupan sehari-hari, orang ingin menciptakan dan memelihara hubungan dekat
dengan orang lain. Tentunya kita tidak ingin hidup sendiri dan terisolasi dari masyarakat.
Tetapi, kita ingin merasakan dicintai dan disukai, kita tidak ingin membenci dan dibenci
orang lain. Karananya, banyak waktu yang kita gunakan dalam komunikasi antarpribadi
bertujuan untuk menciptakan dan memelihara hubungan sosial dengan orang lain.
perilaku orang lain. Kita ingin seseorang memilih suatu cara tertentu, mencoba makanan
baru, memberi suatu barang, mendengarkan musik tertentu, membaca buku, menonton
bioskop, berpikir dalam cara tertentu, percaya bahwa sesuatu benar atau salah, dan
sebagainya. Singkatnya kita banyak mempergunakan waktu untuk mempersusi orang lain
kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh hiburan. Sering kali tujuan ini dianggap tidak
penting, tetapi sebenarnya komunikasi yang demikian perlu dilakukan, karena bisa
memberi suasana yang lepas dari keseriusan, ketegangan, kejenuhan dan sebagainya.
Psikiater, psikolog klinik, dan ahli terapi adalah contoh-contoh profesi yang
mempunyai fungsi menolong orang lain. Tugas-tugas tersebut sebagian besar dilakukan
nasihat dan saran pada teman-teman kita yang sedang menghadapi suatu persoalan dan
bahwa tujuan dari proses komunikasi antarpribadi adalah membantu orang lain.
interpersonal, meliputi:
1) Kesamaan Karakteristik Personal
Bila orang berada dalam keadaan yang mencemaskan atau harus memikul tekanan
direndahkan, hasrat filiasi (bergabung dengan orang lain) bertambah, dan ia makin
responsive untuk menerima kasih sayang orang lain. Dengan perkataan lain, orang yang
4) Isolasi Sosial
menyenangkan dari orang lain akan berdampak positif pada diri kita. Menurut Aronson,
orang yang kesukaanya kepada kita bertambah akan lebih kita senangi daripada orang
Daya tarik menjadi penyebab utama atraksi personal. Daya tarik pada gilirannya
2) Ganjaran (reward)
Kita menyenangi orang yang memberikan ganjaran kepada kita. Ganjaran itu
berupa bantuan, dorongan moral, pujian, atau hal-hal yang meningkatkan harga diri kita.
Kita akan menyukai orang yang menyukai kita, kita akan menyenangi orang yang
memuji kita.
3) Familiarity
Familiarity artinya sering kita lihat atau sudah kita kenal dengan baik. Prinsip
familiarity dicerminkan dalam peribahasa Indonesia “kalau tak kenal, maka tak sayang”.
4) Kedekatan
mereka yang tempat tinggalnya berdekatan. Persahabatan lebih mudah tumbuh di antara
5) Kemampuan (Competence)
daripada kita, atau lebih berhasil dalam kehidupannya. Orang-orang yang sukses dalam
bidang apapun, professional atau non professional umumnya mendapat simpati orang
banyak.
2.1.6 Peran Guru Dalam Membentuk Hubungan Interpersonal Antar Siswa
dituntut bukan saja melalui pendekatan instruksional akan tetapi dibarengi dengan
Dengan pendekatan pribadi semacam itu guru akan secara langsung mengenal dan
memahami peserta didiknya secara lebih mendalam sehingga dapat membantu dalam
keseluruhan proses belajarnya. Sesuai dengan peran guru sebagai pembimbing adalah
akan dapat merespons segala macam tingkah laku yang terjadi dalam proses
pembelajaran. Sukardi (2008:29) menjelaskan peran guru dalam hal ini meliputi: a) dapat
menolong peserta didik memecahkan masalah-masalah yang timbul antara peserta didik
dengan orang tuanya; b) bisa memperoleh keahlian dalam membina hubungan yang
bermacam-macam manusia.
terhadap orang lain, menghormati atau menghargai orang lain, tidak melecehkan martabat
dengan sesame manusia; c) memiliki kemampuan berkomunikasi baik secara lisan mupun
tulisan.
Hubungan interpersonal merupakan bagian dari perkembangan sosial. Yusuf
(2011:66) menjelaskan perkembangan sosial pada anak usia SD/MI ditandai dengan
adanya perluasan hubungan, disamping dengan para anggota keluarga, juga dengan
teman sebaya (peer group) sehingga ruang gerak hubungan sosialnya bertambah luas.
kelompok harus memberikan kesempatan kepada setiap peserta didik atau siswa untuk
menunjukkan prestasinya, dan juga diarahkan untuk mencapai tujuan bersama. Dengan
melaksanakan tugas kelompok, siswa dapat belajar tentang sikap dan kebiasaan dalam
bimbingan dan konseling sebagai upaya proaktif dan sistematik di dalam memfasilitasi
interaksi antara individu dengan lingkungan perkembangan melalui interaksi yang sehat
dan produktif.
Selanjutnya dijelaskan bimbingan dan konseling memegang tugas dan tanggung
oleh saling memberi dan menerima serta rasa kedekatan emosional. Hal ini sejalan
dengan pendapat Uno (2008:79) yang menguraikan bahwa hubungan interpersonal adalah
kemampuan membina dan memelihara hubungan yang saling memuaskan, yang ditandai
dengan keakraban dan saling memberi serta menerima kasih sayang. Keterampilan
menjalin hubungan interpersonal yang positif dicirikan oleh kepedulian pada sesama.
Dari beberapa pendapat para ahli di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa peran
luar proses pembelajaran. Pada proses pembelajaran melalui aktivitas pembelajarn, dan di
luar proses pembelajaran melalui pemberian contoh dalam bersikap, bertutur kata antar