Anda di halaman 1dari 40

Lembar Pengesahan

Makalah dengan judul:


Manajemen Puskesmas dan Evaluasi Program Gizi Masyarakat
di Puskesmas Cisalak Pasar Depok-Jawa Barat

disusun oleh :
AGHNIA NAFILA T. (1510211101)

NADIA MAHYU JARUKI (1510211104)

NURI KHONSA (1510211079)

LATIFA AULIA ANDINI (1510211108)

DIMAS RAFIF SUSETYO (1510211114)

Telah diperiksa dan disetujui oleh :


DOSEN PEMBIMBING
Jakarta, _ Mei 2018

(Dra. Arfiyanti, M.Kes)

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur sudah sepantasnya kita panjatkan kepada ALLAH SWT
Karena atas izin dan kepastian ilmu-Nya lah kami dapat menyelesaikan tugas
makalah Field Study ini dengan lancar dan tanpa adanya hambatan apapun. Serta
ucapan terimakasih kami haturkan untuk dosen pembimbing kami, Dra. Arfiyanti,
yang selalu setia untuk memberikan masukan serta saran untuk pembuatan
makalah ini. Serta koordinator field study dan pihak puskesmas Cisalak Pasar
Depok yang telah membantu menyelesaikan pembuatan makalah.
Makalah ini kami buat sebagai hasil dari kunjungan ke Puskesmas Cisalak
Pasar Depok dalam rangka menjalani program Field Study FK UPN Veteran
Jakarta. Kami mengharapkan dengan makalah yang kami susun ini, dapat
mewakilkan dari kesuluruhan materi kuliah program yang telah diajarkan dan
dapat memenuhi syarat penilaian dari program Field Study. Kami menyadari
bahwa dalam penyusunan dan pembuatan makalah ini masih sangat banyak
kekurangannya karena itu kami menerima segala saran dan kritikan yang
sekiranya dapat memperbaiki dalam penyusunan dan pembuatan makalah yang
berikutnya.

Jakarta, 11 Mei 2018

Kelompok 20 Tutorial C2

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Terwujudnya keadaan sehat adalah kehendak semua pihak. Tidak hanya
oleh orang per orang, tetapi juga oleh keluarga, kelompok dan bahkan
masyarakat. Kesehatan itu sendiri telah diatur oleh Undang-Undang Dasar
No.36 Tahun 2009. Dalam rangka mewujudkan status kesehatan masyarakat
yang optimal, maka berbagai upaya harus dilaksanakan, salah satu di
antaranya ialah menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Salah satu bentuk
fasilitas pelayanan kesehatan untuk masyarakat yang diselenggarakan oleh
pemerintah adalah puskesmas. Fasilitas pelayanan kesehatan ini merupakan
pusat pengembangan kesehatan masyarakat dalam membina peran serta
masyarakat juga memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu
kepada masyarakat. Dengan kata lain puskesmas mempunyai wewenang dan
tanggung jawab atas pemeliharaan kesehatan masyarakat dalam wilayah
kerjanya.
Puskesmas adalah sarana pelayanan kesehatan dasar yang amat penting di
Indonesia. Menurut peraturan Menteri kesehatan RI No.75 2014 Puskesmas
adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat (UKM) dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama (UKP),
dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk mencapai
derajat kesehatan setinggi-tingginya di wilayah kerja.
Melalui program dan kegiatannya, puskesmas berperan serta mewujudkan
keberhasilan pembangunan kesehatan Indonesia, khususnya di wilayah
kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok salah satunya yaitu program
Konseling Gizi (UKP) dan Perbaikan Gizi Masyarakat (UKM Esensial). Pada
tingkat kecamatan atau Puskesmas, program Gizi Masyarakat adalah salah
satu program pokok Puskesmas yaitu program kegiatan yang meliputi
peningkatan pendidikan gizi, penanggulangan Kurang Energi Protein, Anemia
Gizi Besi, Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI), Kurang Vitamin A,

3
Keadaan zat gizi lebih, Peningkatan Survailans Gizi, dan Perberdayaan Usaha
Perbaikan Gizi Keluarga/Masyarakat.
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, besaran
masalah gizi pada balita di Indonesia yaitu 19,6% gizi kurang,
diantaranya 5,7% gizi buruk; gizi lebih 11,9%, stunting (pendek)
37,2%. Proporsi gemuk menurut kelompok umur, terdapat angka
tertinggi baik pada balita perempuan dan laki-laki pada periode umur 0-5
bulan dan 6-11 bulan dibandingkan kelompok umur lain. Hal ini
menunjukkan bahwa sampai saat ini masih banyak masyarakat
khususnya ibu balita yang mempunyai persepsi tidak benar terhadap
balita gemuk. Data masalah Gangguan Akibat Kekurangan Iodium
(GAKI) berdasarkan hasil survei nasional tahun 2003 sebesar 11,1%
dan menurut hasil Riskesdas 2013, kejadian anemia pada ibu hamil sebesar
37,1%.
Berdasarkan data tersebut dan oleh karena pentingnya kesehatan ibu dan anak
sebagai salah satu indikator kesehatan, maka penulis mengangkatkan makalah
Evaluasi Manajemen Puskesmas dan Program Gizi di Puskesmas Cisalak Pasar,
Depok sebagai perbandingan bagi puskesmas lain dan sebagai evaluasi bagi
Puskesmas Cisalak Pasar sendiri untuk memberikan pelayanan yang lebih baik di
bidang Gizi di masa yang akan datang.

1.2. Rumusan Masalah


Program pokok yang terdapat di puskesmas, model manajemen yang
digunakan dan implementasi (termasuk pelaporan dan pencatatan) di
Puskesmas Cisalak Pasar, Depok dikemas dengan seksama untuk terciptanya
pelayanan dengan kualitas bermutu baik.
Program yang dilaksanakan salah satunya adalah Gizi Masyarakat yang
yang fungsi utama pelaksanannya adalah mempersiapkan, memelihara dan
mempertahakan agar setiap orang, terutama kelompok rawan ibu hamil, bayi,
ibu menyusui, anak balita dan remaja perempuan di Puskesmas Cisalak Pasar,
Depok untuk mengurangi insiden dan prevalensi gizi kurang, buruk, lebih,
GAKI, Anemia pada remaja dan ibu hamil, dsb. Perlunya data cakupan
program gizi masyarakat yang dilakukan oleh petugas tenaga kesehatan

4
Puskesmas Cisalak Pasar, Depok untuk melihat sejauh mana tindakan
puskesmas ini dalam meningkatkan kualitas kesehatan ibu hamil, bayi, ibu
menyusui, anak balita serta tindakan tenaga kesehatan tersebut dalam
menyelesaikan suatu masalah di Puskesmas Cisalak Pasar, Depok agar dapat
mencapai target yang sudah ditentukan untuk tahun 2018.

1.3. Dasar Kegiatan


Kegiatan ini dilaksanakan berdasarkan :
1. Tri Dharma Perguruan Tinggi
2. Program CHOP (Community Health Oriented Programe) dan CRP
(Community Research Programe)

1.4. Sasaran Kegiatan


Mahasiswa semester VI Fakultas Kedokteran UPN “Veteran” Jakarta,
khususnya untuk angkatan 2015 saat ini.
1.5. Tujuan
1.5.1 Tujuan Umum
Diperolehnya gambaran mengenai Evaluasi Manajemen puskesmas
terutama pada program Gizi Masyarakat di Puskesmas Cisalak Pasar,
Depok.
1.5.2 Tujuan Khusus
a. Mengetahui Program pokok Puskesmas sebagai pusat
pelayanan kesehatan daerah guna tercapainya pertumbuhan
dan perkembangan kesehatan yang sesuai dengan dasar
didirikannya Puskesmas Cisalak Pasar, Depok.
b. Mengetahui model manajemen dan implementasinya sebagai
pusat pelayanan kesehatan daerah di Puskesmas Cisalak Pasar,
Depok.
c. Mahasiswa mengetahui dan mengerti indikator program yang
dilaksanakan pada program Gizi Masyarakat di Puskesmas
Cisalak Pasar, Depok.

5
d. Mahasiswa mampu menganalisa masalah terkait program Gizi
Masyarakat dari input dan output di Puskesmas Cisalak Pasar,
Depok.
e. Mahasiswa mampu memberikan alternatif pada setiap masalah
yang ada di pelayanan kesehatan program Gizi Masyarakat di
Puskesmas Cisalak Pasar, Depok.
1.6. Manfaat
Bagi Mahasiswa :
 Sebagai penerapan ilmu dan teori yang sudah didapatkan dari
pendidikan dan menambah wawasan serta pengalaman mengenai
gambaran program pelaksanaan Gizi Masyarakat di Puskesmas Cisalak
Pasar, Depok.
 Pengalaman untuk mengetahui cara pengambilan data sekunder di
Puskesmas.
 Melatih kemampuan komunikasi efektif, berinteraksi, dan bersosialisasi
dengan tenaga kesehatan.

Bagi Puskesmas Cisalak Pasar, Depok :


 Mengetahui masalah dalam pelaksanaan program pengawasan Gizi
Masyarakat di Puskesmas Cisalak Pasar, Depok. beserta penyebab
masalah yang menyertainya.
 Mendapat masukan mengenai cara menyelesaikan masalah bagi
pelaksanaan pengawasan program Gizi Masyarakat di Puskesmas
Cisalak Pasar, Depok.

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Puskesmas
2.1.1 Definisi
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah salah satu sarana
pelayanan kesehatan masyarakat yang amat penting di Indonesia.
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kabupaten/kota yang
bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu
wilayah kerja.
Puskesmas merupakan kesatuan organisasi fungsional yang
menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu,
merata dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat dengan peran serta
aktif masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh
pemerintah dan masyarakat luas guna mencapai derajat kesehatan yang
optimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan
Pelayanan kesehatan yang diberikan puskesmas merupakan
pelayanan yang menyeluruh yang meliputi pelayanan kuratif (pengobatan),
preventif (pencegahan), promotif (peningkatan kesehatan) dan rehabilitatif
(pemulihan kesehatan). Pelayanan tersebut ditujukan kepada semua
penduduk dengan tidak membedakan jenis kelamin dan golongan umur,
sejak dari pembuahan dalam kandungan sampai tutup usia

2.1.2 Fungsi Puskesmas


Puskesmas memiliki wilayah kerja yang meliputi satu kecamatan
atau sebagian dari kecamatan. Faktor kepadatan penduduk, luas daerah,
keadaan geografi dan keadaan infrastruktur lainnya merupakan bahan
pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja puskesmas. Untuk
perluasan jangkauan pelayanan kesehatan maka puskesmas perlu ditunjang
dengan unit pelayanan kesehatan yang lebih sederhana yang disebut
puskesmas pembantu dan puskesmas keliling. Khusus untuk kota besar
dengan jumlah penduduk satu juta jiwa atau lebih, wilayah kerja
puskesmas dapat meliputi satu kelurahan.

7
Pusat pemberdayaan masyarakat berarti puskesmas selalu berupaya
agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat
termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan
melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif
dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk sumber
pembiayaannya, serta ikut menetapkan, menyelenggarakan dan memantau
pelaksanaan program kesehatan. Pemberdayaan perorangan, keluarga dan
masyarakat ini diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi dan
situasi, khususnya sosial budaya masyarakat setempat.
Pusat pelayanan kesehatan strata pertama berarti puskesmas
bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat
pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Pelayanan
kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggungjawab puskesmas
meliputi :
1. Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang bersifat
pribadi (privat goods) dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit
dan pemulihan kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharan
kesehatan dan pencegahan penyakit. Pelayanan perorangan tersebut
adalah rawat jalan dan untuk puskesmas tertentu ditambah dengan
rawat inap
2. Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat publik
(public goods) dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan
kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan
penyakit dan pemulihan kesehatan. Pelayanan kesehatan masyarakat
disebut antara lain adalah promosi kesehatan, pemberantasan penyakit,
penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan
keluarga, keluarga berencana, kesehatan jiwa masyarakat serta
berbagai program kesehatan masyarakat lainnya.

2.1.3 Tujuan
Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh
puskesmas adalah mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan
nasional, yakni meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup

8
sehat bagi orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas agar
terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

2.2 Profil UPF Puskesmas Cisalak Pasar


2.2.1 Kondisi Geografis dan Demografis
a. Lokasi :Jl.Jamrud VI, Perum Permata Puri I RT/RW.06/09, Kelurahan
Cisalak Pasar, Kecamatan Cimanggis,Kota Depok 16452.
b. Wilayah Kerja : dengan luas wilayah 1,71 km2 terdiri dari 9 RW, dan
54 RT dengan batas-batas wilayah kerja sebagai berikut:
Sebelah Utara berbatasan dengan Tanah Fasilitas Sosial
Sebelah Barat berbatasan dengan Jalan Permata Puri Cimanggis
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kantor KUA Cimanggis
Sebelah Timur berbatasan dengan Pemakaman Cina

c. Luas Bangunan 650 m2 dan Luas Tanah 325 m2


d. Jumlah Total Penduduk : berdasarkan data BPS Kota Depok, jumlah
penduduk di wilayah UPF Puskesmas Cisalak Pasar adalah 28.588
jiwa
e. Jumlah Total SDM : 14 orang , 8 PNS dan 6 Pramubakti

9
Gambaran SDM di UPF Puskesmas Cisalak Pasar adalah :

KETERANGAN
NO JENIS KETENAGAAN JUMLAH
1 Dokter Umum 2 PNS

2 Dokter Gigi 1 PNS

3 Perawat 2 1 PNS , 1 NON


PNS

4 Bidan 3 PNS

5 Tenaga Teknis Kefarmasian 1 NON PNS

6 Tenaga Kesehatan 1 PNS


Lingkungan

7 Administrasi 2 NON PNS

8 Petugas Kebersihan 1 NON PNS

9 Keamanan 1 NON PNS

Jumlah 14

2.2.2 Visi dan Misi Puskesmas


Visi dan Misi Puskesmas Cisalak Pasar, Depok
2.2.2.1 Visi
“Mewujudkan Kelurahan Cisalak Pasar yang
Unggul, Nyaman Religius dan ber-PHBS serta
melaksanakan Layanan Kesehatan yang Berkualitas dan
Merata”

2.2.2.2 Misi
 Cermat dan tanggap dalam memperhatikan
permasalahan kesehatan di masyarakat
 Institusi Kesehatan yang Mengembangkan program
kesehatan terpadu lintas program dan lintas sektoral

10
 Penggerak pembangunan masyarakat yang
berwawasan kesehatan
 Akurasi data dan informasi yang menunjang
pelayanan prima dan pemberdayaan yang optimal
 Senyum, Salam, Sapa, Sopan dan Santun dalam
pelayanan

2.3 Fungsi Puskesmas


Puskesmas memiliki wilayah kerja yang meliputi satu kecamatan atau
sebagian dari kecamatan. Faktor kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan
geografi dan keadaan infrastruktur lainnya merupakan bahan pertimbangan
dalam menentukan wilayah kerja puskesmas. Untuk perluasan jangkauan
pelayanan kesehatan maka puskesmas perlu ditunjang dengan unit pelayanan
kesehatan yang lebih sederhana yang disebut puskesmas pembantu dan
puskesmas keliling.
Sebagai pusat pemberdayaan masyarakat berarti puskesmas selalu
berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga dan
masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan dan
kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat,
berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk
sumber pembiayaannya, serta ikut menetapkan, menyelenggarakan dan
memantau pelaksanaan program kesehatan. Pemberdayaan perorangan,
keluarga dan masyarakat ini diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi
dan situasi, khususnya sosial budaya masyarakat setempat.
Pusat pelayanan kesehatan strata pertama berarti puskesmas bertanggung
jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara
menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Pelayanan kesehatan tingkat
pertama yang menjadi tanggungjawab puskesmas meliputi :
1. Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang bersifat pribadi
(private goods) dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit dan
pemulihan kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharan
kesehatan dan pencegahan penyakit. Pelayanan perorangan tersebut

11
adalah rawat jalan dan untuk puskesmas tertentu ditambah dengan rawat
inap
2. Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat publik
(public goods) dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan
kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan
penyakit dan pemulihan kesehatan. Pelayanan kesehatan masyarakat
disebut antara lain adalah promosi kesehatan, pemberantasan penyakit,
penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga,
keluarga berencana, kesehatan jiwa masyarakat serta berbagai program
kesehatan masyarakat lainnya.

2.4 Peran Puskesmas


Puskesmas mempunyai peran yang sangat vital sebagai institusi pelaksana
teknis, dituntut memiliki kemampuan manajerial dan wawasan jauh ke depan
untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Peran tersebut
ditunjukkan dalam bentuk keikutsertaan dalam menentukan kebijakan daerah
melalui sistem perencanaan yang matang dan realistis, tata laksana kegiatan
yang tersusun rapi, serta sistem evaluasi dan pemantauan yang akurat. Pada
masa mendatang, puskesmas juga dituntut berperan dalam pemanfaatan
teknologi informasi terkait upaya peningkatan pelayanan kesehatan secara
komprehensif dan terpadu.

2.5 Upaya Penyelenggaraan


Untuk tercapainya visi pembangunan kesehatan melalui puskesmas
yakni terwujudnya kecamatan sehat menuju Indonesia sehat, puskesmas
bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya
kesehatan masyarakat, yang keduanya jika ditinjau dari kesehatan nasional
merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama. Upaya kesehatan tersebut
dikelompokkan menjadi dua yakni upaya kesehatan wajib dan upaya
kesehatan pengembang.
Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang ditetapkan
berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta yang mempunyai
daya ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Upaya
kesehatan wajib ini harus diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang ada di

12
wilayah Indonesia. Upaya kesehatan wajib tersebut adalah upaya promosi
kesehatan, upaya kesehatan lingkungan, upaya kesehatan ibu dan anak serta
keluarga berencana, upaya perbaikan gizi masyarakat, upaya pencegahan dan
pemberantasan penyakit menular serta upaya pengobatan.
Sedangkan upaya kesehatan pengembangan puskesmas adalah upaya
yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di
masyarakat serta disesuaikan dengan kemampuan puskesmas. Upaya
kesehatan pengembangan dipilih dari daftar upaya kesehatan pokok
puskesmas yang telah ada yaitu upaya kesehatan sekolah, upaya kesehatan
oleh raga, upaya perawatan kesehatan masyarakat, upaya kesehatan kerja,
upaya kesehatan gigi dan mulut, upaya kesehatan jiwa, upaya kesehatan mata,
upaya kesehatan usia lanjut dan upaya pembinaan pengobatan tradisional.
Upaya kesehatan pengembangan puskesmas dapat pula bersifat upaya
inovasi yakni upaya diluar upaya puskesmas tersebut di atas yang sesuai
dengan kebutuhan. Pengembangan dan pelaksanaan upaya inovasi ini adalah
dalam rangka mempercepat tercapainya visi puskesmas. Upaya kesehatan
pengembangan dilakukan apabila upaya kesehatan wajib puskesmas telah
terlaksana secara optimal dalam arti target cakupan serta peningkatan mutu
pelayanan telah tercapai. Penetapan upaya kesehatan pengembangan pilihan
puskesmas ini dilakukan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota. Dalam keadaan
tertentu upaya kesehatan pengembangan puskesmas dapat pula ditetapkan
sebagai penugasan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota.
Apabila puskesmas belum mampu menyelenggarakan upaya kesehatan
pengembangan padahal telah menjadi kebutuhan masyarakat, maka dinas
kesehatan kabupaten/kota bertanggung jawab dan wajib
menyelenggarakannya. Untuk itu, dinas kesehatan kabupaten/kota perlu
dilengkapi dengan berbagai unit fungsional lainnya.

2.6 Azas Penyelenggaraan


Penyelenggaraan upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan
pengembangan harus menerapkan azas penyelenggaraan puskesmas secara
terpadu. Azas penyelenggaraan puskesmas tersebut dikembangkan dari ketiga
fungsi puskesmas. Azas penyelenggaraan puskesmas yang dimaksud adalah

13
azas pertanggungjawaban wilayah, azas pemberdayaan masyarakat, azas
keterpaduan dan azas rujukan.
Azas pertanggungjawaban wilayah berarti puskesmas bertanggung
jawab meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang bertempat tinggal di
wilayah kerjanya. Untuk ini puskesmas harus melaksanakan berbagai
kegiatan seperti menggerakkan pembangunan berbagai sektor tingkat
kecamatan sehingga berwawasan kesehatan, memantau dampak berbagai
upaya pembangunan terhadap kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya,
membina setiap upaya kesehatan strata pertama yang diselenggarakan oleh
masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya dan menyelenggarakan
upaya kesehatan strata pertama (primer) secara merata dan terjangkau di
wilayah kerjanya.
Azas pemberdayaan masyarakat berarti puskesmas wajib
memberdayakan perorangan, keluarga dan masyarakat, agar berperan aktif
dalam penyelenggaraan setiap upaya puskesmas. Untuk itu, berbagai potensi
masyarakat perlu dihimpun melalui pembentukan Badan Penyantun
Puskesmas (BPP). Beberapa kegiatan yang harus dilaksanakan oleh
puskesmas dalam rangka pemberdayaan masyarakat antara lain adalah upaya
kesehatan ibu dan anak (posyandu, polindes dan bina keluarga balita), upaya
pengobatan (posyandu, pos obat desa), upaya perbaikan gizi (posyandu, panti
pemulihan gizi, keluarga sadar gizi), upaya kesehatan sekolah (dokter kecil,
penyertaan guru dan orang tua/wali murid, saka bakti husada dan pos
kesehatan pesantren), upaya kesehatan lingkungan (kelompok pemakai air
bersih, dan desa percontohan kesehatan lingkungan), upaya kesehatan usia
lanjut ( posyandu usila dan panti werda), upaya kesehatan kerja (pos upaya
kesehatan kerja), upaya kesehatan jiwa (posyandu, tim pelaksana kesehatan
jiwa masyarakat), upaya pembinaan pengobatan tradisional (taman obat
keluarga dan pembinaan pengobatan tradisional) serta upaya pembinaan dan
jaminan kesehatan (dana sehat, tabungan ibu bersalin, mobilisasi dana
keagamaan).
Azas keterpaduan untuk mengatasi keterbatasan sumber daya serta
diperolehnya hasil yang optimal, penyelenggaraan setiap upaya puskesmas
harus diselenggarakan secara terpadu, jika mungkin sejak dari tahap

14
perencanaan. Ada dua macam keterpaduan yang perlu diperhatikan yaitu
keterpaduan lintas program dan keterpaduan lintas sektor.
Azas rujukan digunakan sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat
pertama, kemampuan yang dimiliki oleh puskesmas terbatas. Padahal
puskesmas berhadapan langsung dengan masyarakat dengan berbagai
permasalahan kesehatannya. Untuk membantu puskesmas menyelesaikan
berbagai masalah kesehatan tersebut dan juga untuk meningkatkan efisiensi,
maka penyelenggaraan setiap upaya puskesmas (wajib, pengembangan dan
inovasi) harus ditopang oleh azas rujukan.

2.7 Program kegiatan Puskesmas Cisalak Pasar, Depok


Program UKP
1. Layanan Umum dan Lansia
2. Layanan Bayi-Balita (MTBS)
3. Layanan Kefarmasian
4. Layanan Gigi dan Mulut
5. Layanan KIA-KB
6. Layanan Konseling Kesling
7. Layanan Konseling Gizi
Program UKM Esensial
1. Promosi Kesehatan dan UKS
2. Kesehatan Lingkungan
3. KIA-KB
4. Perbaikan Gizi Masyarakat
5. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
6. Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Program UKM Pengembangan
1. Kesehatan Jiwa
2. Kesehatan Olahraga
3. Kesehatan Kerja
4. Kesehatan Gigi Masyarakat
5. Kesehatan Indera
6. Kesehatan Lansia

15
2.8 Gizi Masyarakat
Secara etimologi, kata “gizi” berasal dari bahasa Arab “ghidza”, yang
berarti “makanan”. Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan
makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absobsi,
transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak
digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal
dari organ-organ, serta menghasilkan energi. Gizi adalah proses makhluk
hidup menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses
digesti (penyerapan), absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan
pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan.
Gizi Masyarakat mengacu pada cabang populasi terfokus kesehatan
masyarakat yang memantau diet, status gizi dan kesehatan, dan program
pangan dan gizi, dan memberikan peran kepemimpinan dalam menerapkan
publik kesehatan prinsip-prinsip untuk kegiatan yang mengarah pada promosi
kesehatan dan pencegahan penyakit melalui pengembangan kebijakan dan
perubahan lingkungan.

2.8.1 Program Gizi Masyarakat


Kegiatan-kegiatan program ini ada yang dilakukan harian, bulanan,
semester-an (6 bulan sekali) dan tahunan (setahun sekali) serta beberapa
kegiatan investigasi dan intervensi yang dilakukan setiap saat jika ditemukan
masalah gizi, misalnya ditemukan adanya kasus gizi buruk.
2.8.2 Kegiatan Program Gizi Harian
Kegiatan program gizi yang dilakukan harian adalah
a. Peningkatan pemberian ASI Eksklusif adalah Pemberian ASI tanpa
makanan dan minuman lain pada bayi berumur 0 sampai dengan 6
bulan.
b. Pemberian MP-ASI anak umur 6-24 bulan adalah pemberian makanan
pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan dari keluarga miskin
selama 90 hari.

16
c. Pemberian tablet besi (90 tablet) pada ibu hamil adalah pemberian
tablet besi (90 tablet) selama masa kehamilan.
d. PMT (Pemberian Makan Tambahan) sebagai pemulihan pada
Keluarga Miskin adalah balita keluarga miskin yang ditangani di
sarana pelayanan kesehatan sesuai tatalaksana gizi di wilayah
puskesmas.
e. Kegiatan investigasi dan intervensi yang dilakukan setiap saat jika
ditemukan masalah gizi misalnya ditemukan adanya kasus gizi buruk.
2.8.2 Kegiatan Program Gizi Bulanan
Kegiatan yang dilakukan bulanan adalah
a. Pemantauan Pertumbuhan Berat Badan Balita (Penimbangan Balita)
adalah pengukuran berat badan balita untuk mengetahui pola
pertumbuhan dan perkembangan berat badan balita.
b. Kegiatan konseling gizi dalam rangka peningkatan pendidikan gizi
dan Perberdayaan Usaha Perbaikan Gizi Keluarga/Masyarakat.
c. Pemberian Kapsul Vitamin A (Dosis 200.000 SI) pada balita adalah
pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi kepada bayi dan anak balita
secara periodik yaitu untuk bayi diberikan setahun sekali pada bulan
Februari dan Agustus dan untuk anak balita enam bulan sekali dan
secara serentak dalam bulan Februari dan Agustus.
d. Pemberian Tablet Fe untuk remaja perempuan adalah pemberian zat
besi untuk mencegah terjadinya anemia pada remaja perempuan
selama 3 bulan dan dilanjutkan secara mandiri oleh masing-masing
individu.
e. Pemberian Tablet Fe untuk Ibu Hamil adalah pemberian zat besi untuk
mencegah terjadinya anemia pada Ibu Hamil yang diberikan setiap
pemeriksaan ANC (Ante Natal Care).
2.8.3 Kegiatan Program Gizi Tahunan
Kegiatan yang dilakukan setiap tahun (setahun sekali adalah)
a. Pemantauan Status Gizi balita
b. Pemantauan konsumsi gizi
c. Pemantauan penggunaan garam beryodium

17
2.8.4 Output Program Gizi
Beberapa Output dari program Gizi masyarakat yang dilaksanakan di
Puskesmas diperoleh dari buku register (pencatatan) setiap kegiatan
yang kemudian dibuatkan laporan per posyandu atau setiap unit pelayanan
gizi, direkapitulasi menjadi perdesa dan selanjutnya dikirim ke Dinas
Kesehatan Kabupaten/kota dalam bentuk laporan bulanan, semester dan
tahunan. Setiap laporan dapat memberikan gambaran tempat, waktu,
person (sasaran).
Jumlah sasaran (person) biasanya dibuat atau telah disepakati/ditetapkan
oleh Dinas Kesehatan kabupaten/kota atau sumber yang telah ada di
Puskesmas sebagai hasil dari pendataan sasaran program.
Beberapa Output dari Program Gizi adalah
a. Jumlah anak usia 6-24 bulan dari keluarga miskin yang mendapat
MP-ASI
b. Jumlah Balita yang memiliki KMS (Kartu Menuju Sehat), jumlah
balita yang ditimbang, Naik Berat Badannya termasuk juga Balita
dengen Berat Badan dibawah Garis Merah (BGM) pada KMS
c. Jumlah Balita mendapatkan Kapsul Vitamin A
d. Jumlah Balita mendapatkan tablet F3 dengan 90 tablet selama
kehamilan
e. Gambaran Status Gizi Balita
f. Gambaran Konsumsi Gizi
g. Gambaran penggunaan Garam Beryodium
h. Laporan hasil Investigasi dan Intervensi Gizi buruk
i. dan beberapa laporan lainnya.

18
BAB III
BAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN

Evaluasi pada sebuah program gizi puskesmas dilakukan untuk


mengetahui perkembangan gizi yang terjadi di masyarakat. Dari hasil evaluasi
akan diperoleh suatu simpulan untuk menentukan tindakan selanjutnya dan
memperoleh pencapaian yang lebih baik. Berikut adalah beberapa indikator dan
tolak ukur dalam pelaksanaan program gizi pada tingkat puskesmas sebagai
layanan primer masyarakat.
3.1 Indikator dan Tolak Ukur Penilaian

19
Evaluasi dilakukan pada program gizi di Puskesmas Cisalak Pasar, Depok
berdasarkan tolak ukur dan indikator yang telah ditetapkan.
A. Untuk screening invidu :
a. Indikator : berat badan lahir
b. Cut –off : BBL < 2500 gram
c. Sumber data : bidan desa/dukun terlatih
d. Frekuensi : setiap ada bayi lahir
e. Tujuan : penapisan bayi untuk diberi perawatan
f. Pengguna : Puskesmas
B. Screning balita untuk perawatan
a. Indikator : pertumbuhan berat badan (SKDN)
b. Cut-off : - BGM (BB/U < -3SD dan 3T
c. Sumber data : Posyandu
d. Frekuensi : sekali sebulan
e. Tujuan : screning balita, rujukan
f. Pengguna : Puskesmas
C. Screning balita untuk perawatan
a. Indikator : BB/U
b. cut of point : BB/U < -2SD dan BB/U<-3SD
i. Gizi buruk, marasmus
ii. kwashiorkhor
c. Sumber data : Puskesmas
i. Pelacakan gizi buruk,
ii. kunjungan pasien
d. Frekuensi : setiap ditemukan kasus
e. Tujuan : untuk tindakan treatment khusus terhadap bagi penderita
f. Pengguna : Puskesmas
D. Screning ibu hamil yang memilii resiko BBLR untuk diberikan
penyuluhan /treatment
a. Indikator : LILA
b. Triger level : LILA < 23,5
c. Sumber data : kohort ibu hamil / bidan desa, puskesmas

20
d. Frekuensi : setiap ditemukan ibu hamil
e. Tujuan : screning ibu hamil KEK untuk penyuluhan dan intervensi
f. Pengguna : Puskesmas
F. Penyuluhan individu yang memeliki anak usia 4 bulan kebawah agar
memberikan ASI eksklusif
a. Indikator : Ibu → anak 6 bln ↓
b. Trigger level : Tidak membrikan ASI eks.
c. Sumber data : Kohort bayi(B.desa/posydu)
d. Frekuensi : setiap ibu → anak 6 bln ↓
e. Tujuan : tindakan penyuluhan
f. Pengguna : Puskesmas
3.2 Bahan Kerja
3.2.1 Waktu dan Tempat
Kegiatan field study ini diadakan pada hari sabtu, 5 Mei 2018 di
Puskesmas Cisalak Pasar Jl.Jamrud VI Perumahan Permata Puri I RT.006
RW.OO9, Kelurahan Cisalak Pasar, Kecamatan Cimanggis, Depok, Jawa
Barat.
3.2.2 Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah seluruh warga Kelurahan Cisalak Pasar,
Kecamatan Cimanggis. Depok, Jawa Barat. Sampel dalam penelitian ini
adalah seluruh warga wilayah kerja Puskesmas Cisalak Pasar yang
mendapatkan program mengenai gizi.
3.2.3 Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini dilakukan dengan melakukan observasi lapangan ke
Puskesmas Cisalak Pasar untuk menilai program gizi yang dicanangkan dan
diterapkan oleh puskesmas terhadap masyarakat Cisalak Pasar. Penilaian
dilakukan dengan melakukan wawancara kepada tenaga kesehatan Puskesmas
Cisalak Pasar.
3.2.4 Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah formulir yang berisi
daftar pertanyaan yang harus ditanyakan kepada narasumber.
3.2.5 Cara Penelitian

21
Tahapan penelitian yang dilakukan meliputi :
1. Bimbingan dengan dosen pembimbing field study mengenai data-
data apa saja yang perlu di ambil di puskesmas.
2. Keberangkatan ke lokasi Puskesmas Cisalak Pasar.
3. Pengarahan oleh kepala puskesmas untuk mengetahui narasumber
yang dapat diwawancara sesuai bidangnya.
4. Melakukan wawancara terhadap narasumber berdasarkan formulir
yang sudah ditentukan.
5. Analisis permasalahan gizi yang ada di puskesmas berdasarkan data
yang didapat dan diskusi untuk pemecahan masalah tersebut.
6. Menganalisis data secara keseluruhan dan menyusun sebuah
laporan.
7. Bimbingan dengan dosen pembimbing dan menyusun bahan
presentasi kelompok.

3.3 Metode Evaluasi


3.3.1 Menetapkan Indikator dan Tolak Ukur
Cara penilaian dan evaluasi dilakukan dengan pendekatan sistem
sebagai berikut :
1) Menetapkan tolok ukur dari masukan, proses, keluaran, dampak,
umpan balik, dan lingkungan berdasarkan nilai standar dari
Puskesmas.
2) Membandingkan keluaran dengan tolak ukur untuk mencari adanya
kesenjangan yang kemudian ditetapkan sebagai masalah.
3) Membandingkan masukan, proses, dampak, umpan balik, dan
lingkungan dengan tolak ukur untuk mencari adanya kesenjangan
yang kemudian ditetapkan sebagai penyebab masalah.
4) Menetapkan prioritas masalah
5) Memberi saran-saran untuk pemecahan masalah
3.3.2 Menetapkan Masalah
Masalah adalah kesenjangan antara apa yang telah ditemukan
(observed) dengan apa yang diharapkan atau semestinya terjadi

22
(expected). Masalah dapat diidentifikasi dengan cara membandingkan
keluaran pada program dan tolok ukur yang telah ditetapkan
sebelumnya. Terdapat masalah apabila ada kesenjangan antara keluaran
pada program dengan tolok ukur yang telah ditetapkan.
3.3.3 Menetapkan Prioritas Masalah
Prioritas masalah perlu ditetapkan karena keterbasan Puskesmas.
Selain itu, terkadang dengan menyelesaikan masalah yang dianggap
prioritas, masalah lain pun ikut terselesaikan karena adanya keterkaitan
antara satu masalah dengan masalah yang lain.
Penetapan prioritas masalah dilakukan dengan menggunakan teknik
kriteria matriks (criteria matrix technique). Pada teknik ini terdapat
beberapa variabel yaitu:
1. Pentingnya masalah (Importancy/I)
Ditentukan berdasarkan besarnya masalah (Prevalence/P), akibat
yang ditimbulkan masalah (Severity/S), kenaikan besarnya masalah
(Rate of Increase/RI), derajat keinginan masyarakat yang tidak
terpenuhi (Degree of Unmeet Need/Du), keuntungan sosial karena
selesainya masalah (Social Benefit/SB), keprihatinan (Public
Concern/PB) dan suasana politik (Political Climate/PC).
2. Kelayakan teknologi (Technical Feasibility/TF)
Makin layak teknologi yang dapat tersedia yang dapat digunakan
untuk menyelesaikan masalah maka makin diprioritaskan masalah
tersebut.
3. Sumber Daya yang Tersedia (Resources Availability/R)
Makin tersedia sumber daya yang tesedia untuk menyelesaikan
masalah maka semakin diprioritaskan masalah tersebut.
a. Diberikan nilai 1 (tidak penting) sampai 5 (sangat penting).
b. Masalah yang dipilih sebagai prioritas adalah yang
memiliki nilai IxRxT tertinggi.
3.3.4 Menentukan Penyebab Masalah
Tahapan setelah melakukan identifikasi penyebab masalah adalah
mengkonfirmasi penyebab masalah baik secara langsung dengan
melakukan wawancara pada petugas pelaksana program, kepala

23
Puskesmas maupun observasi, sedangkan konfirmasi tidak langsung
dilakukan dengan menelaah data sekunder hasil pencapaian program.
3.3.5 Menetapkan Prioritas Penyebab Masalah
Penetapan prioritas penyebab masalah dilakukan dengan
menggunakan teknik kriteria matriks (crtiteria matrix technique). Hal ini
tergantung dari besar masalah (C/Contribution), kelayakan teknologi
(T/technical feasibility), dan ketersediaan sumber daya (R/resource
availability). Diberikan nilai antara 1 (tidak penting) sampai dengan 5
(sangat penting). Penetapan prioritas (P/priority) masalah dilakukan
dengan cara mengalikan C, T, R. Nilai tertinggi ditetapkan sebagai
prioritas yang akan dicari alternatif pemecahannya.
3.3.6 Menentapkan Alternatif Penyelesaian Masalah
Setelah diketahui penyebab masalah, dicari dan dibuat beberapa
alternatif pemecahan masalah. Alternatif pemecahan masalah tersebut
dibuat untukmengatasi penyebab masalah yang telah ditemukan.
Alternatif pemecahanmasalah ini dibuat dengan memperhatikan
kemampuan serta situasi dan kondisi Puskesmas.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Identifikasi Masalah


Salah satu masalah di daerah wilayah kerja puskesmas pasar adalah
pemenuhan gizi masyarakat terutama pemenuhan gizi pada balita. Puskesmas
Cisalak Pasar telah membuat sejumlah program untuk meningkatkan mutu
gizi balita di wilayah kerjanya. Dibawah ini adalah tabel laporan tahunan
Puskesmas Cisalak Pasar tahun 2017.

Tabel 4.1 Evaluasi Keluaran Program Upaya Perbaikan Gizi


Masyarakat
NO JENIS KEGIATAN SASARAN PENCAP CAKUPAN TARGET KINERJA Masalah
AIAN (4/3 X 100%) (5/6 X
100%)

24
D. UPAYA PERBAIKAN
GIZI MASYARAKAT

1 Cakupan Keluarga 5,786 5,786 100.00 100.00 100.00 (-)


Sadar Gizi

2 Cakupan Balita 2,686 2,084 77.59 80.00 96.98 (+)


Ditimbang (D/S)

3 Cakupan Distribusi 581 550 94.66 100.00 94.66 (+)


Kapsul Vitamin A bagi
Bayi (6-11 bulan)

4 Cakupan Distribusi 2,105 1,717 81.57 90.00 90.63 (+)


Kapsul Vitamin A Bagi
Anak Balita (12-59
bulan)

5 Cakupan Distribusi 597 477 79.90 100.00 79.90 (+)


Kapsul Vitamin A bagi
Ibu Nifas

6 Cakupan Distribusi 626 455 72.68 90.00 80.76 (+)


Tablet Fe 90 tablet pada
ibu hamil

7 Cakupan Distribusi MP- 7 7 100.00 100.00 100.00 (-)


ASI Baduta Gakin

8 Cakupan balita gizi 11 11 100.00 100.00 100.00 (-)


buruk mendapat
perawatan

9 Cakupan ASI Eksklusif 597 41 6.87 90.00 7.63 (+)

CAKUPAN 79.25 83.40


VARIABEL 1.D.

Sumber : Laporan tahunan Puskesmas Cisalak Pasar kota Depok Tahun 2017
Wawancara dengan petugas puskesmas yang terkait dalam program gizi
masyarakat

4.2 Penetapan Daftar Masalah


Berdasarkan data yang diperoleh dari tabel di atas, dapat dilihat
masalah yang terjadi dalam pelaksanaan Program Upaya Perbaikan Gizi
Masyarakat di Puskesmas Cisalak Pasar Kota Depok. Tampak adanya
kesenjangan antara pencapaian dalam pelaksanaan Program Upaya
Perbaikan Gizi Masyarakat dengan tolok ukur yang hendak dicapai.
Kesenjangan tersebut merupakan hal yang ditetapkan sebagai masalah
dalam pelaksanaan Program Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat.
Masalah yang ditemukan pada elemen keluaran Program Upaya
Perbaikan Gizi Masyarakat di Puskesmas Cisalak Pasar Kota Depok tahun
2017 berdasarkan tabel IV.1 antara lain:
 Pencapaian cakupan Balita Ditimbang (D/S) kurang dari target yang
ditetapkan yaitu sebesar 77.59% dari target sebesar 80%.

25
 Pencapaian cakupan Distribusi Kapsul Vitamin A bagi Bayi (6-11
bulan) kurang dari target yang ditetapkan yaitu sebesar 94.66% dari
target sebesar 100%.
 Pencapaian cakupan Distribusi Kapsul Vitamin A Bagi Anak Balita
(12-59 bulan) kurang dari target yang ditetapkan yaitu sebesar 81.57%
dari target sebesar 90%.
 Pencapaian cakupan Distribusi Kapsul Vitamin A bagi Ibu Nifas
kurang dari target yang ditetapkan yaitu sebesar 79.90% dari target
sebesar 100%.
 Pencapaian cakupan Distribusi Tablet Fe 90 tablet pada ibu hamil
kurang dari target yang ditetapkan yaitu sebesar 72.68% dari target
sebesar 90%.
 Pencapaian cakupan ASI Eksklusif kurang dari target yang ditetapkan
yaitu sebesar 6.87% dari target sebesar 90%.

4.3 Penetapan Prioritas Masalah


Penetapan prioritas masalah dilakukan dengan teknik skoring.
Kriteria yang dinilai dalam menetapkan prioritas masalah antara lain:
a) Pentingnya masalah (importancy)
 Besarnya masalah (prevalence)
 Akibat yang ditimbulkan masalah (severity)
 Kenaikan besarnya masalah (rate of increase)
 Derajat keingintahuan masyarakat yang tidak terpenuhi (degree of
un-meet need)
 Keuntungan sosial dari terselesaikannya masalah (social benefit)
 Rasa prihatin masyarakat terhadap masalah (public concern)
 Suasana politik (political climate)
b) Kelayakan teknologi (technical feasibility)
Semakin layak teknologi yang tersedia dan dapat digunakan
untuk mengatasi masalah (technical feasibility), semakin

26
diprioritaskan masalah tersebut. Kelayakan teknologi yang dimaksud
yakni penguasaan ilmu dan teknologi yang sesuai.
c) Sumber daya yang tersedia (resources)
Semakin tersedia sumber daya yang dapat dipakai untuk
mengatasi masalah (resources availability), makin diprioritaskan
masalah tersebut. Sumber daya yang dimaksud yaitu tenaga (man),
dana (money), dan sarana (material).

Tabel 4.2 Penetapan Prioritas Masalah

IMPORTANCY
N
MASALAH P S RI D SB PH PC T R IxTxR
O
U

1. Pencapaian cakupan 1 2 3 3 4 4 4 4 4 336


Balita Ditimbang (D/S)
kurang dari target yang
ditetapkan.

2. Pencapaian cakupan 2 5 3 3 4 4 4 4 4 400


Distribusi Kapsul
Vitamin A bagi Bayi (6-
11 bulan) kurang dari
target yang ditetapkan.

3. Pencapaian cakupan 3 5 3 3 4 4 4 4 4 400


Distribusi Kapsul
Vitamin A Bagi Anak
Balita (12-59 bulan)
kurang dari target yang
ditetapkan.

4. Pencapaian cakupan 4 4 3 3 4 4 4 4 4 416


Distribusi Kapsul
Vitamin A bagi Ibu
Nifas kurang dari target

27
yang ditetapkan.

5. Pencapaian cakupan 3 3 3 3 4 4 4 4 4 384


Distribusi Tablet Fe 90
tablet pada ibu hamil
kurang dari target yang
ditetapkan.

6. Pencapaian cakupan 4 3 3 3 4 4 4 4 4 400


ASI Eksklusif kurang
dari target yang
ditetapkan.

Pentingnya masalah berdasarkan besarnya masalah (prevalence)


salah satunya adalah tidak tercapainya cakupan ASI Eksklusif. Cakupan
ASI Eksklusif ini diberi nilai 4 karena menunjukkan pencapaian cakupan
rendah yaitu sebesar 6.87% dari target sebesar 90%. Selanjutnya, Cakupan
Distribusi kapsul vitamin A bagi ibu nifas kurang dari target yang
ditetapkan yaitu sebesar 79,9% dari target sebesar 100%, oleh karena
cakupan ASI Eksklusif dan Cakupan distribusi vitamin A bagi ibu nifas
memiliki cakupan yang rendah, maka, keduanya diberi penilaian 4.
Pencapaian jumlah cakupan yang lebih tinggi dibandingkan cakupan
distribusi vitamin A bagi ibu nifas dan ASI Eksklusif meliputi cakupan
Balita Ditimbang (D/S) hanya kurang sedikit dari target yaitu sebesar
77.59% dari target sebesar 80% sehingga diberi nilai 1.
Pentingnya masalah berdasarkan akibat yang ditimbulkan
(severity) oleh tidak tercapainya cakupan Distribusi Distribusi Kapsul
Vitamin A bagi ibu nifas serta anak balita memiliki lebih banyak risiko
komplikasi penyakit sehingga diberi nilai 4.
Data prevalensi masalah dari tahun sebelumnya di Puskesmas
Cisalak Pasar tidak ada. Oleh karena itu, seluruh masalah diberi nilai 3
untuk pentingnya masalah berdasarkan kenaikan besarnya masalah (rate
of increase).Derajat keingintahuan masyarakat yang tidak terpenuhi
(degree of un-meet need) pada seluruh masalah diberi nilai 3 karena

28
berdasarkan hasil wawancara dengan petugas gizi puskesmas diketahui
bahwa keingintahuan masyarakat terhadap seluruh masalah sudah cukup
baik. Berdasarkan keuntungan sosial jika masalah teratasi (social benefit)
maka keseluruhan masalah diberi nilai 4.
Rasa prihatin dan perhatian publik (public concern)terhadap
seluruh masalah diberi nilai 4 karena berdasarkan hasil wawancara
diketahui bahwa tingkat kepedulian masyarakat sudah cukup tinggi
terhadap keseluruhan masalah. Sosial politik (political climate)
memberikan pengaruh yang besar terhadap keseluruhan masalah karena
pihak puskesmas telah didukung oleh pemerintah melalui Dinas Kesehatan
dan telah bekerja sama dengan baik dengan pihak swasta di daerah
wilayah kerja puskesmas Cisalak Pasar sehingga diberi nilai 4.
Berdasarkan tabel IV.2 diperoleh Prioritas Masalah Program Upaya
Perbaikan Gizi Masyarakat di Puskesmas Cisalak Pasar Kota Depok tahun
2017 adalah Pencapaian cakupan Distribusi Kapsul Vitamin A bagi Ibu
Nifas kurang dari target yang ditetapkan.

4.4 Kerangka Konsep


Suatu sistem merupakan keadaan yang berkesinambungan dan
saling memengaruhi, untuk mempermudah mengidentifikasi penyebab
masalah maka diperlukan kerangka konsep sebagai alur pikir penyebab
masalah dengan menggunakan diagram tulang ikan sebagai berikut:

Gambar IV.1 Fish Bone Diagram Distribusi Kapsul Vitamin A bagi Ibu
Nifas

Material Man
Methode Distribusi
Kapsul
Vitamin A
bagi Ibu Nifas

Environtment 29
Controlling Actuating
Penjelasan Diagram Ikan (fish bone)

Methode Material Man

 Kurangnya  Pemberian tablet  Kurangnya


petugas untuk Vitamin A untuk pendataan ibu
ditugaskan dalam ibu nifas hanya nifas yang
pelaksanaan diberikan bagi belum
program ibu nifas yang mendapakan
 Metode datang ke tablet Vitamin A
penyimpanan puskesmas oleh kader dan
tablet Vitamin A puskesmas
sesuai standard  Adanya
penduduk yang
tidak menetap
sehingga
kesulitan dalam
pendataan ibu
nifas yang
belum
mendapatkan
tablet Vitamin A

Environment Controlling Actuating Organizing Planning

 Kader  Kurang  Kuran  Kuran  Puskes


yang nya gnya gnya mas
dituga petugas petuga komun tidak
skan gizi s ikasi memili
kurang yang pendat antara ki

30
mengo kompet aan kader petuga
ntrol, en di ibu denga s yang
menge puskes nifas n cukup
valuas mas yang puskes untuk
i, dan untuk belum mas menjal
menca melaku menda menge ankan
tat ibu kan pat nai progra
nifas control tablet jumlah m
yang ling Vitami target yang
belum  Penga nA progra ada
menda wasan m  Petuga
patkan pember s
tablet ian bagian
Vitami tablet gizi
nA Vitami hanya
 Kuran nA ada
gnya kurang untuk
jumlah maksi 9 RW
kader mal wilaya
yang h kerja
terlati puskes
h mas
 Kuran
gnya
petuga
s gizi
untuk
melaks
akan
progra
m dan
evalua

31
si

4.5 Identifikasi Penyebab Masalah

Tabel IV.3 Konfirmasi Penyebab Masalah

No Variabel Tolok Ukur Data Puskesmas Masalah


1 MASUKAN
1. Tenaga Tersedianya dokter, ahli gizi Tersedianya dokter,
atau tenaga kesehatan, dan tetapi tidak tersedianya (+)
kader yang mencukupi ahli gizi atau tenaga
kesehatan serta kader
yang mencukupi
2. Dana Tersedia dan mencukupi Tersedia dan (-)
mencukupi
3. Sarana
3.1 Medis Tablet Vitamin A tablet Tersedia dan (-)
untuk ibu nifas tersedia mencukupi
dalam jumlah yang cukup
3.2 Non Tersedianya alat pencatatan Tersedia dan (-)
Medis dan pengecekan program mencukupi
tablet Vitamin A untuk ibu
nifas.

4. Metode Metode pemberian tablet Sudah sesuai (-)


4.1 Medis vitamin A sudah sesuai
4.2 Non Pencatatan dan pelaporan Pencatatan dan (+)
Medis sudah sesuai dengan target pelaporan belum
memenuhi target
3 PROSES
1. Perencanaan Ada program tertulis Ada dan diketahui (-)
Sudah dilakukan sesuai Sudah sesuai (-)
jadwal

32
Adanya penyuluhan yang Sudah dilakukan (-)
dilakukan penyuluhan

2. Pengorganisa Ada struktur organisasi dan Terdapat struktur (-)


sian pembagian tugas yang jelas organisasi dan
dan tertulis pembagian tugas yang
jelas dan tertulis

3. Pelaksanaan Pelaksanaan dilakukan di Sudah sesuai (-)


puskesmas
Seluruh ibu nifas di wilayah
puskesmas untuk Jumlah ibu hamil untuk
datang (+)
program pemberian tablet program pemberian

vitamin A tablet vitamin A belum


sesuai target

4. Pencatatan Terdapat catatan dan (+)


dan Ada catatan dan laporanpelaksanaanteta
Pelaporan laporanpelaksanaan program pi belum sesuai target

4 LINGKUNGA
N
1. Lingkungan Lokasi mudah dijangkau Lokasi mudah (-)
Fisik serta transportasi mudah dan dijangkau serta
murah transportasi mudah dan
murah
2. Lingkungan Pendidikan, Sosial Ekonomi, Pendidikan, Sosial (-)
non Fisik Agama, dan Adat Istiadat Ekonomi, Agama dan
tidak menjadi faktor Adat Istiadat tidak
penghambat terlaksananya menjadi faktor
program penghambat
terlaksananya program
5 UMPAN Rapat kerja membahas  Terdapat rapat (-)

33
BALIK kegiatan program kerja

Menurunya angka (-)


6 DAMPAK Belum dapat dinilai
kekurangan Vitamin A pada
ibu nifas

Sumber :Wawancara dengan petugas puskesmas yang terkait dalam program gizi
masyarakat Puskesmas Cisalak Pasar

4.6 Daftar Penyebab Masalah


Berdasarkan data pada Tabel IV.3, ditetapkan penyebab
masalah yang menyebabkan tidak tercapainya cakupan Distribusi
Tablet vitamin A pada ibu nifas kurang dari target yang ditetapkan
yaitu sebesar 79,9% dari target sebesar 100% di Puskesmas Cisalak
Pasar antara lain:
 Kurangnya tenaga kesehatan dan kader
 Pencatatan dan pelaporan belum memenuhi target

 Jumlah ibu nifas untuk program pemberian tablet vitamin A


belum sesuai target

4.7 Penetapan Prioritas Penyebab Masalah


Berdasarkan data wawancaara langsung dengan program
kesehatan program terkait, ditemukan beberapa penyebab dari
masalah yang terjadi. Namun penyebab masalah yang timbul tidak
dapat diselesaikan semuanya secara langsung karena mungkin
adamasalah yang saling berkaitan dan adanya keterbatasan
kemampuan dalam menyelesaikan semua masalah. Oleh karena itu
harus ditentukan prioritas penyebab masalah dan mencari alternatif
penyelesaian masalah yang telah diprioritaskan. Penetapan
prioritas masalah dilakukan dengan menggunakan teknik kriteria
matriks.
Tabel 4.4 Prioritas Penyebab Masalah

No Masalah Penentu Prioritas Penyebab Total


Contributio Technical Resourc CxT

34
n Feasibility e
xR
1 Kurangnya tenaga
kesehatan dan kader
4 3 4 48

2 Pencatatan dan
pelaporan belum
memenuhi target 5 3 4 60

3 Jumlah ibu nifas


untuk program
pemberian Vitamin
A belum sesuai 4 3 2 24

target

4.8 Alternatif Pemecahan Masalah


Alternatif pemecahan masalah yang diharapkan dapat mengatasi masalah
yang terjadi antara lain:
1) Dilakukan pelatihan kader untuk mendukung program pemberian Vitamin
A bagi ibu nifas.
2) Dilakukan promosi kesehatan oleh puskesmas mengenai pentingnya
konsumsi Vitamin A bagi ibu nifas.

4.9 Penetapan Prioritas Alternatif Pemecahan Masalah


Dari berbagai alternatif cara pemecahan masalah yang telah dibuat maka
dipilih satu cara pemecahan masalah yang dianggap paling baik. Pemilihan
prioritas cara pemecahan masalah ini dengan memakai teknik kriteria matriks
yang terdiri atas:
a) Efektivitas jalan keluar
 Besarnya masalah yang dapat diselesaikan (Magnitude/M)
 Pentingnya jalan keluar (Importancy/I)
 Kecepatan jalan keluar mengatasi masalah (Vulnerability/V)

35
b) Efisiensi jalan keluar
 Dikaitkan dengan biaya (Cost/C)

Tetapkan nilai dari setiap komponen dengan skala dari 1 (paling kecil)
sampai 5 (paling besar). Kemudian hitungnilai P (prioritas) untuk setiap
pemecahan masalahdengan membagi hasil perkalian nilai M x I x V dengan
nilai C. Pemecahan Masalah dengan nilai P tertinggi adalah prioritas jalan
keluar terpilih.
Tabel IV.5 Prioritas Pemecahan Masalah

Jumlah
Daftar Alternatif Efektivitas Efisiensi
No. MxIxV
Pemecahan Masalah
M I V C C
Dilakukan pelatihan kader
untuk mendukung
1. 5 5 5 5 25
program pemberian
Vitamin A bagi ibu nifas
Dilakukan promosi
kesehatan oleh puskesmas
2. mengenai pentingnya 5 4 3 3 20
konsumsi Vitamin A bagi
ibu nifas.

Berdasarkan dari penilaian prioritas pemecahan masalah, didapatkan


prioritas pemecahan masalah utama adalah dilakukannya pelatihan kader
untuk mendukung program pemberian vitamin A bagi ibu nifas di wilayah
kerja Puskesmas Cisalak Pasar. Dengan demikian, kader yang telah dilatih
dapat ikut membantu mengarahkan dan memberikan pemahaman kepada
masyarakat terhadap pentingnya konsumsi vitamin A. Hal ini diharapkan
dapat meningkatkan jumlah Cakupan Distribusi Tablet Vitamin A bagi ibu
nifas mencapai target yaitu 100%.

36
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap Puskesmas Cisalak
Pasar,terdapat 6 masalah gizi yang sedang dialami puskesmas tersebut,
yaitu:
 Pencapaian cakupan Balita Ditimbang (D/S) kurang dari target yang
ditetapkan yaitu sebesar 77.59% dari target sebesar 80%.
 Pencapaian cakupanDistribusi Kapsul Vitamin A bagi Bayi (6-11
bulan) kurang dari target yang ditetapkan yaitu sebesar 94.66% dari
target sebesar 100%.
 Pencapaian cakupan Distribusi Kapsul Vitamin A Bagi Anak Balita
(12-59 bulan) kurang dari target yang ditetapkan yaitu sebesar
81.57% dari target sebesar 90%.
 Pencapaian cakupan Distribusi Kapsul Vitamin A bagi Ibu Nifas
kurang dari target yang ditetapkan yaitu sebesar 79.90% dari target
sebesar 100%.

37
 Pencapaian cakupan Distribusi Tablet Fe 90 tablet pada ibu hamil
kurang dari target yang ditetapkan yaitu sebesar 72.68% dari target
sebesar 90%.
 Pencapaian cakupan ASI Eksklusif kurang dari target yang
ditetapkan yaitu sebesar 6.87% dari target sebesar 90%.
Setelah dilakukan penilaian, masalah paling utama adalah pencatatan
dan pelaporan pemberian Vitamin A bagi ibu nifas. Prioritas penyelesaian
masalah yang dapat dilakukan pelatihan kader untuk mendukung program
pemberian vitamin A bagi ibu nifas di wilayah kerja Puskesmas Cisalak
Pasar.
5.2 Saran
Puskesmas Cisalak Pasar dapat lebih meningkatkan kesadaran para
kader agar dapat bekerja dengan lebih maksimal, dengan cara memberikan
apresiasi lebih terhadap kinerja pada kader. Dengan melakukan hal tersebut
diharapkan terjadi penurunan masalah gizi di wilayah Puskesmas Cisalak
Pasar.

38
DAFTAR PUSTAKA

Alamsyah D. 2011. Manajemen Pelayanan Kesehatan. Yokyakarta: Nuha Medika

Anonim (2014) ‘Permenkes RI No 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas’. Available


at:
http://www.aidsindonesia.or.id/uploads/20141210110659.PMK_No_7
5_Th_2014_ttg_Puskesmas.pdf. (Accessed : 6 May 2018)
Anonim (2016) ‘Permenkes RI No 44 Tahun 2016 tentang Pedoman Managemen
Puskesmas’. Available at:
http://kesga.kemkes.go.id/images/pedoman/PMK_No._44_ttg_Pedom
an_Manajemen_Puskesmas_ (1).pdf. (Accesed : 6 May 2018)
Anonim (2016) ‘Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Gadjah Mada’.
Available at : http://ph.fk.ugm.ac.id/index.php?
mod=pendidikan&sub=gk&act=view&typ=html (Accessed : 6 May
2018)
Depkes RI. 2006. Pedoman Penilaian Kinerja Puskesmas. Jakarta: Direktorat
Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat

39
Kemeskes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013. Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan, Kemenkes RI.
Kemeskes RI. 2011. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
1995/Menkes/ SK/VII/2010 tentang Standar Antropometri Penilaian Status
Gizi Anak. Direktorat Jenderal Bina Gizi Kesehatan Ibu dan Anak.

40

Anda mungkin juga menyukai