Makalah Field Study
Makalah Field Study
disusun oleh :
AGHNIA NAFILA T. (1510211101)
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur sudah sepantasnya kita panjatkan kepada ALLAH SWT
Karena atas izin dan kepastian ilmu-Nya lah kami dapat menyelesaikan tugas
makalah Field Study ini dengan lancar dan tanpa adanya hambatan apapun. Serta
ucapan terimakasih kami haturkan untuk dosen pembimbing kami, Dra. Arfiyanti,
yang selalu setia untuk memberikan masukan serta saran untuk pembuatan
makalah ini. Serta koordinator field study dan pihak puskesmas Cisalak Pasar
Depok yang telah membantu menyelesaikan pembuatan makalah.
Makalah ini kami buat sebagai hasil dari kunjungan ke Puskesmas Cisalak
Pasar Depok dalam rangka menjalani program Field Study FK UPN Veteran
Jakarta. Kami mengharapkan dengan makalah yang kami susun ini, dapat
mewakilkan dari kesuluruhan materi kuliah program yang telah diajarkan dan
dapat memenuhi syarat penilaian dari program Field Study. Kami menyadari
bahwa dalam penyusunan dan pembuatan makalah ini masih sangat banyak
kekurangannya karena itu kami menerima segala saran dan kritikan yang
sekiranya dapat memperbaiki dalam penyusunan dan pembuatan makalah yang
berikutnya.
Kelompok 20 Tutorial C2
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
Keadaan zat gizi lebih, Peningkatan Survailans Gizi, dan Perberdayaan Usaha
Perbaikan Gizi Keluarga/Masyarakat.
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, besaran
masalah gizi pada balita di Indonesia yaitu 19,6% gizi kurang,
diantaranya 5,7% gizi buruk; gizi lebih 11,9%, stunting (pendek)
37,2%. Proporsi gemuk menurut kelompok umur, terdapat angka
tertinggi baik pada balita perempuan dan laki-laki pada periode umur 0-5
bulan dan 6-11 bulan dibandingkan kelompok umur lain. Hal ini
menunjukkan bahwa sampai saat ini masih banyak masyarakat
khususnya ibu balita yang mempunyai persepsi tidak benar terhadap
balita gemuk. Data masalah Gangguan Akibat Kekurangan Iodium
(GAKI) berdasarkan hasil survei nasional tahun 2003 sebesar 11,1%
dan menurut hasil Riskesdas 2013, kejadian anemia pada ibu hamil sebesar
37,1%.
Berdasarkan data tersebut dan oleh karena pentingnya kesehatan ibu dan anak
sebagai salah satu indikator kesehatan, maka penulis mengangkatkan makalah
Evaluasi Manajemen Puskesmas dan Program Gizi di Puskesmas Cisalak Pasar,
Depok sebagai perbandingan bagi puskesmas lain dan sebagai evaluasi bagi
Puskesmas Cisalak Pasar sendiri untuk memberikan pelayanan yang lebih baik di
bidang Gizi di masa yang akan datang.
4
Puskesmas Cisalak Pasar, Depok untuk melihat sejauh mana tindakan
puskesmas ini dalam meningkatkan kualitas kesehatan ibu hamil, bayi, ibu
menyusui, anak balita serta tindakan tenaga kesehatan tersebut dalam
menyelesaikan suatu masalah di Puskesmas Cisalak Pasar, Depok agar dapat
mencapai target yang sudah ditentukan untuk tahun 2018.
5
d. Mahasiswa mampu menganalisa masalah terkait program Gizi
Masyarakat dari input dan output di Puskesmas Cisalak Pasar,
Depok.
e. Mahasiswa mampu memberikan alternatif pada setiap masalah
yang ada di pelayanan kesehatan program Gizi Masyarakat di
Puskesmas Cisalak Pasar, Depok.
1.6. Manfaat
Bagi Mahasiswa :
Sebagai penerapan ilmu dan teori yang sudah didapatkan dari
pendidikan dan menambah wawasan serta pengalaman mengenai
gambaran program pelaksanaan Gizi Masyarakat di Puskesmas Cisalak
Pasar, Depok.
Pengalaman untuk mengetahui cara pengambilan data sekunder di
Puskesmas.
Melatih kemampuan komunikasi efektif, berinteraksi, dan bersosialisasi
dengan tenaga kesehatan.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Puskesmas
2.1.1 Definisi
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah salah satu sarana
pelayanan kesehatan masyarakat yang amat penting di Indonesia.
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kabupaten/kota yang
bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu
wilayah kerja.
Puskesmas merupakan kesatuan organisasi fungsional yang
menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu,
merata dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat dengan peran serta
aktif masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh
pemerintah dan masyarakat luas guna mencapai derajat kesehatan yang
optimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan
Pelayanan kesehatan yang diberikan puskesmas merupakan
pelayanan yang menyeluruh yang meliputi pelayanan kuratif (pengobatan),
preventif (pencegahan), promotif (peningkatan kesehatan) dan rehabilitatif
(pemulihan kesehatan). Pelayanan tersebut ditujukan kepada semua
penduduk dengan tidak membedakan jenis kelamin dan golongan umur,
sejak dari pembuahan dalam kandungan sampai tutup usia
7
Pusat pemberdayaan masyarakat berarti puskesmas selalu berupaya
agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat
termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan
melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif
dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk sumber
pembiayaannya, serta ikut menetapkan, menyelenggarakan dan memantau
pelaksanaan program kesehatan. Pemberdayaan perorangan, keluarga dan
masyarakat ini diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi dan
situasi, khususnya sosial budaya masyarakat setempat.
Pusat pelayanan kesehatan strata pertama berarti puskesmas
bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat
pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Pelayanan
kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggungjawab puskesmas
meliputi :
1. Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang bersifat
pribadi (privat goods) dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit
dan pemulihan kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharan
kesehatan dan pencegahan penyakit. Pelayanan perorangan tersebut
adalah rawat jalan dan untuk puskesmas tertentu ditambah dengan
rawat inap
2. Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat publik
(public goods) dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan
kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan
penyakit dan pemulihan kesehatan. Pelayanan kesehatan masyarakat
disebut antara lain adalah promosi kesehatan, pemberantasan penyakit,
penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan
keluarga, keluarga berencana, kesehatan jiwa masyarakat serta
berbagai program kesehatan masyarakat lainnya.
2.1.3 Tujuan
Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh
puskesmas adalah mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan
nasional, yakni meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup
8
sehat bagi orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas agar
terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
9
Gambaran SDM di UPF Puskesmas Cisalak Pasar adalah :
KETERANGAN
NO JENIS KETENAGAAN JUMLAH
1 Dokter Umum 2 PNS
4 Bidan 3 PNS
Jumlah 14
2.2.2.2 Misi
Cermat dan tanggap dalam memperhatikan
permasalahan kesehatan di masyarakat
Institusi Kesehatan yang Mengembangkan program
kesehatan terpadu lintas program dan lintas sektoral
10
Penggerak pembangunan masyarakat yang
berwawasan kesehatan
Akurasi data dan informasi yang menunjang
pelayanan prima dan pemberdayaan yang optimal
Senyum, Salam, Sapa, Sopan dan Santun dalam
pelayanan
11
adalah rawat jalan dan untuk puskesmas tertentu ditambah dengan rawat
inap
2. Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat publik
(public goods) dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan
kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan
penyakit dan pemulihan kesehatan. Pelayanan kesehatan masyarakat
disebut antara lain adalah promosi kesehatan, pemberantasan penyakit,
penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga,
keluarga berencana, kesehatan jiwa masyarakat serta berbagai program
kesehatan masyarakat lainnya.
12
wilayah Indonesia. Upaya kesehatan wajib tersebut adalah upaya promosi
kesehatan, upaya kesehatan lingkungan, upaya kesehatan ibu dan anak serta
keluarga berencana, upaya perbaikan gizi masyarakat, upaya pencegahan dan
pemberantasan penyakit menular serta upaya pengobatan.
Sedangkan upaya kesehatan pengembangan puskesmas adalah upaya
yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di
masyarakat serta disesuaikan dengan kemampuan puskesmas. Upaya
kesehatan pengembangan dipilih dari daftar upaya kesehatan pokok
puskesmas yang telah ada yaitu upaya kesehatan sekolah, upaya kesehatan
oleh raga, upaya perawatan kesehatan masyarakat, upaya kesehatan kerja,
upaya kesehatan gigi dan mulut, upaya kesehatan jiwa, upaya kesehatan mata,
upaya kesehatan usia lanjut dan upaya pembinaan pengobatan tradisional.
Upaya kesehatan pengembangan puskesmas dapat pula bersifat upaya
inovasi yakni upaya diluar upaya puskesmas tersebut di atas yang sesuai
dengan kebutuhan. Pengembangan dan pelaksanaan upaya inovasi ini adalah
dalam rangka mempercepat tercapainya visi puskesmas. Upaya kesehatan
pengembangan dilakukan apabila upaya kesehatan wajib puskesmas telah
terlaksana secara optimal dalam arti target cakupan serta peningkatan mutu
pelayanan telah tercapai. Penetapan upaya kesehatan pengembangan pilihan
puskesmas ini dilakukan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota. Dalam keadaan
tertentu upaya kesehatan pengembangan puskesmas dapat pula ditetapkan
sebagai penugasan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota.
Apabila puskesmas belum mampu menyelenggarakan upaya kesehatan
pengembangan padahal telah menjadi kebutuhan masyarakat, maka dinas
kesehatan kabupaten/kota bertanggung jawab dan wajib
menyelenggarakannya. Untuk itu, dinas kesehatan kabupaten/kota perlu
dilengkapi dengan berbagai unit fungsional lainnya.
13
azas pertanggungjawaban wilayah, azas pemberdayaan masyarakat, azas
keterpaduan dan azas rujukan.
Azas pertanggungjawaban wilayah berarti puskesmas bertanggung
jawab meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang bertempat tinggal di
wilayah kerjanya. Untuk ini puskesmas harus melaksanakan berbagai
kegiatan seperti menggerakkan pembangunan berbagai sektor tingkat
kecamatan sehingga berwawasan kesehatan, memantau dampak berbagai
upaya pembangunan terhadap kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya,
membina setiap upaya kesehatan strata pertama yang diselenggarakan oleh
masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya dan menyelenggarakan
upaya kesehatan strata pertama (primer) secara merata dan terjangkau di
wilayah kerjanya.
Azas pemberdayaan masyarakat berarti puskesmas wajib
memberdayakan perorangan, keluarga dan masyarakat, agar berperan aktif
dalam penyelenggaraan setiap upaya puskesmas. Untuk itu, berbagai potensi
masyarakat perlu dihimpun melalui pembentukan Badan Penyantun
Puskesmas (BPP). Beberapa kegiatan yang harus dilaksanakan oleh
puskesmas dalam rangka pemberdayaan masyarakat antara lain adalah upaya
kesehatan ibu dan anak (posyandu, polindes dan bina keluarga balita), upaya
pengobatan (posyandu, pos obat desa), upaya perbaikan gizi (posyandu, panti
pemulihan gizi, keluarga sadar gizi), upaya kesehatan sekolah (dokter kecil,
penyertaan guru dan orang tua/wali murid, saka bakti husada dan pos
kesehatan pesantren), upaya kesehatan lingkungan (kelompok pemakai air
bersih, dan desa percontohan kesehatan lingkungan), upaya kesehatan usia
lanjut ( posyandu usila dan panti werda), upaya kesehatan kerja (pos upaya
kesehatan kerja), upaya kesehatan jiwa (posyandu, tim pelaksana kesehatan
jiwa masyarakat), upaya pembinaan pengobatan tradisional (taman obat
keluarga dan pembinaan pengobatan tradisional) serta upaya pembinaan dan
jaminan kesehatan (dana sehat, tabungan ibu bersalin, mobilisasi dana
keagamaan).
Azas keterpaduan untuk mengatasi keterbatasan sumber daya serta
diperolehnya hasil yang optimal, penyelenggaraan setiap upaya puskesmas
harus diselenggarakan secara terpadu, jika mungkin sejak dari tahap
14
perencanaan. Ada dua macam keterpaduan yang perlu diperhatikan yaitu
keterpaduan lintas program dan keterpaduan lintas sektor.
Azas rujukan digunakan sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat
pertama, kemampuan yang dimiliki oleh puskesmas terbatas. Padahal
puskesmas berhadapan langsung dengan masyarakat dengan berbagai
permasalahan kesehatannya. Untuk membantu puskesmas menyelesaikan
berbagai masalah kesehatan tersebut dan juga untuk meningkatkan efisiensi,
maka penyelenggaraan setiap upaya puskesmas (wajib, pengembangan dan
inovasi) harus ditopang oleh azas rujukan.
15
2.8 Gizi Masyarakat
Secara etimologi, kata “gizi” berasal dari bahasa Arab “ghidza”, yang
berarti “makanan”. Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan
makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absobsi,
transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak
digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal
dari organ-organ, serta menghasilkan energi. Gizi adalah proses makhluk
hidup menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses
digesti (penyerapan), absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan
pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan.
Gizi Masyarakat mengacu pada cabang populasi terfokus kesehatan
masyarakat yang memantau diet, status gizi dan kesehatan, dan program
pangan dan gizi, dan memberikan peran kepemimpinan dalam menerapkan
publik kesehatan prinsip-prinsip untuk kegiatan yang mengarah pada promosi
kesehatan dan pencegahan penyakit melalui pengembangan kebijakan dan
perubahan lingkungan.
16
c. Pemberian tablet besi (90 tablet) pada ibu hamil adalah pemberian
tablet besi (90 tablet) selama masa kehamilan.
d. PMT (Pemberian Makan Tambahan) sebagai pemulihan pada
Keluarga Miskin adalah balita keluarga miskin yang ditangani di
sarana pelayanan kesehatan sesuai tatalaksana gizi di wilayah
puskesmas.
e. Kegiatan investigasi dan intervensi yang dilakukan setiap saat jika
ditemukan masalah gizi misalnya ditemukan adanya kasus gizi buruk.
2.8.2 Kegiatan Program Gizi Bulanan
Kegiatan yang dilakukan bulanan adalah
a. Pemantauan Pertumbuhan Berat Badan Balita (Penimbangan Balita)
adalah pengukuran berat badan balita untuk mengetahui pola
pertumbuhan dan perkembangan berat badan balita.
b. Kegiatan konseling gizi dalam rangka peningkatan pendidikan gizi
dan Perberdayaan Usaha Perbaikan Gizi Keluarga/Masyarakat.
c. Pemberian Kapsul Vitamin A (Dosis 200.000 SI) pada balita adalah
pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi kepada bayi dan anak balita
secara periodik yaitu untuk bayi diberikan setahun sekali pada bulan
Februari dan Agustus dan untuk anak balita enam bulan sekali dan
secara serentak dalam bulan Februari dan Agustus.
d. Pemberian Tablet Fe untuk remaja perempuan adalah pemberian zat
besi untuk mencegah terjadinya anemia pada remaja perempuan
selama 3 bulan dan dilanjutkan secara mandiri oleh masing-masing
individu.
e. Pemberian Tablet Fe untuk Ibu Hamil adalah pemberian zat besi untuk
mencegah terjadinya anemia pada Ibu Hamil yang diberikan setiap
pemeriksaan ANC (Ante Natal Care).
2.8.3 Kegiatan Program Gizi Tahunan
Kegiatan yang dilakukan setiap tahun (setahun sekali adalah)
a. Pemantauan Status Gizi balita
b. Pemantauan konsumsi gizi
c. Pemantauan penggunaan garam beryodium
17
2.8.4 Output Program Gizi
Beberapa Output dari program Gizi masyarakat yang dilaksanakan di
Puskesmas diperoleh dari buku register (pencatatan) setiap kegiatan
yang kemudian dibuatkan laporan per posyandu atau setiap unit pelayanan
gizi, direkapitulasi menjadi perdesa dan selanjutnya dikirim ke Dinas
Kesehatan Kabupaten/kota dalam bentuk laporan bulanan, semester dan
tahunan. Setiap laporan dapat memberikan gambaran tempat, waktu,
person (sasaran).
Jumlah sasaran (person) biasanya dibuat atau telah disepakati/ditetapkan
oleh Dinas Kesehatan kabupaten/kota atau sumber yang telah ada di
Puskesmas sebagai hasil dari pendataan sasaran program.
Beberapa Output dari Program Gizi adalah
a. Jumlah anak usia 6-24 bulan dari keluarga miskin yang mendapat
MP-ASI
b. Jumlah Balita yang memiliki KMS (Kartu Menuju Sehat), jumlah
balita yang ditimbang, Naik Berat Badannya termasuk juga Balita
dengen Berat Badan dibawah Garis Merah (BGM) pada KMS
c. Jumlah Balita mendapatkan Kapsul Vitamin A
d. Jumlah Balita mendapatkan tablet F3 dengan 90 tablet selama
kehamilan
e. Gambaran Status Gizi Balita
f. Gambaran Konsumsi Gizi
g. Gambaran penggunaan Garam Beryodium
h. Laporan hasil Investigasi dan Intervensi Gizi buruk
i. dan beberapa laporan lainnya.
18
BAB III
BAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN
19
Evaluasi dilakukan pada program gizi di Puskesmas Cisalak Pasar, Depok
berdasarkan tolak ukur dan indikator yang telah ditetapkan.
A. Untuk screening invidu :
a. Indikator : berat badan lahir
b. Cut –off : BBL < 2500 gram
c. Sumber data : bidan desa/dukun terlatih
d. Frekuensi : setiap ada bayi lahir
e. Tujuan : penapisan bayi untuk diberi perawatan
f. Pengguna : Puskesmas
B. Screning balita untuk perawatan
a. Indikator : pertumbuhan berat badan (SKDN)
b. Cut-off : - BGM (BB/U < -3SD dan 3T
c. Sumber data : Posyandu
d. Frekuensi : sekali sebulan
e. Tujuan : screning balita, rujukan
f. Pengguna : Puskesmas
C. Screning balita untuk perawatan
a. Indikator : BB/U
b. cut of point : BB/U < -2SD dan BB/U<-3SD
i. Gizi buruk, marasmus
ii. kwashiorkhor
c. Sumber data : Puskesmas
i. Pelacakan gizi buruk,
ii. kunjungan pasien
d. Frekuensi : setiap ditemukan kasus
e. Tujuan : untuk tindakan treatment khusus terhadap bagi penderita
f. Pengguna : Puskesmas
D. Screning ibu hamil yang memilii resiko BBLR untuk diberikan
penyuluhan /treatment
a. Indikator : LILA
b. Triger level : LILA < 23,5
c. Sumber data : kohort ibu hamil / bidan desa, puskesmas
20
d. Frekuensi : setiap ditemukan ibu hamil
e. Tujuan : screning ibu hamil KEK untuk penyuluhan dan intervensi
f. Pengguna : Puskesmas
F. Penyuluhan individu yang memeliki anak usia 4 bulan kebawah agar
memberikan ASI eksklusif
a. Indikator : Ibu → anak 6 bln ↓
b. Trigger level : Tidak membrikan ASI eks.
c. Sumber data : Kohort bayi(B.desa/posydu)
d. Frekuensi : setiap ibu → anak 6 bln ↓
e. Tujuan : tindakan penyuluhan
f. Pengguna : Puskesmas
3.2 Bahan Kerja
3.2.1 Waktu dan Tempat
Kegiatan field study ini diadakan pada hari sabtu, 5 Mei 2018 di
Puskesmas Cisalak Pasar Jl.Jamrud VI Perumahan Permata Puri I RT.006
RW.OO9, Kelurahan Cisalak Pasar, Kecamatan Cimanggis, Depok, Jawa
Barat.
3.2.2 Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah seluruh warga Kelurahan Cisalak Pasar,
Kecamatan Cimanggis. Depok, Jawa Barat. Sampel dalam penelitian ini
adalah seluruh warga wilayah kerja Puskesmas Cisalak Pasar yang
mendapatkan program mengenai gizi.
3.2.3 Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini dilakukan dengan melakukan observasi lapangan ke
Puskesmas Cisalak Pasar untuk menilai program gizi yang dicanangkan dan
diterapkan oleh puskesmas terhadap masyarakat Cisalak Pasar. Penilaian
dilakukan dengan melakukan wawancara kepada tenaga kesehatan Puskesmas
Cisalak Pasar.
3.2.4 Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah formulir yang berisi
daftar pertanyaan yang harus ditanyakan kepada narasumber.
3.2.5 Cara Penelitian
21
Tahapan penelitian yang dilakukan meliputi :
1. Bimbingan dengan dosen pembimbing field study mengenai data-
data apa saja yang perlu di ambil di puskesmas.
2. Keberangkatan ke lokasi Puskesmas Cisalak Pasar.
3. Pengarahan oleh kepala puskesmas untuk mengetahui narasumber
yang dapat diwawancara sesuai bidangnya.
4. Melakukan wawancara terhadap narasumber berdasarkan formulir
yang sudah ditentukan.
5. Analisis permasalahan gizi yang ada di puskesmas berdasarkan data
yang didapat dan diskusi untuk pemecahan masalah tersebut.
6. Menganalisis data secara keseluruhan dan menyusun sebuah
laporan.
7. Bimbingan dengan dosen pembimbing dan menyusun bahan
presentasi kelompok.
22
(expected). Masalah dapat diidentifikasi dengan cara membandingkan
keluaran pada program dan tolok ukur yang telah ditetapkan
sebelumnya. Terdapat masalah apabila ada kesenjangan antara keluaran
pada program dengan tolok ukur yang telah ditetapkan.
3.3.3 Menetapkan Prioritas Masalah
Prioritas masalah perlu ditetapkan karena keterbasan Puskesmas.
Selain itu, terkadang dengan menyelesaikan masalah yang dianggap
prioritas, masalah lain pun ikut terselesaikan karena adanya keterkaitan
antara satu masalah dengan masalah yang lain.
Penetapan prioritas masalah dilakukan dengan menggunakan teknik
kriteria matriks (criteria matrix technique). Pada teknik ini terdapat
beberapa variabel yaitu:
1. Pentingnya masalah (Importancy/I)
Ditentukan berdasarkan besarnya masalah (Prevalence/P), akibat
yang ditimbulkan masalah (Severity/S), kenaikan besarnya masalah
(Rate of Increase/RI), derajat keinginan masyarakat yang tidak
terpenuhi (Degree of Unmeet Need/Du), keuntungan sosial karena
selesainya masalah (Social Benefit/SB), keprihatinan (Public
Concern/PB) dan suasana politik (Political Climate/PC).
2. Kelayakan teknologi (Technical Feasibility/TF)
Makin layak teknologi yang dapat tersedia yang dapat digunakan
untuk menyelesaikan masalah maka makin diprioritaskan masalah
tersebut.
3. Sumber Daya yang Tersedia (Resources Availability/R)
Makin tersedia sumber daya yang tesedia untuk menyelesaikan
masalah maka semakin diprioritaskan masalah tersebut.
a. Diberikan nilai 1 (tidak penting) sampai 5 (sangat penting).
b. Masalah yang dipilih sebagai prioritas adalah yang
memiliki nilai IxRxT tertinggi.
3.3.4 Menentukan Penyebab Masalah
Tahapan setelah melakukan identifikasi penyebab masalah adalah
mengkonfirmasi penyebab masalah baik secara langsung dengan
melakukan wawancara pada petugas pelaksana program, kepala
23
Puskesmas maupun observasi, sedangkan konfirmasi tidak langsung
dilakukan dengan menelaah data sekunder hasil pencapaian program.
3.3.5 Menetapkan Prioritas Penyebab Masalah
Penetapan prioritas penyebab masalah dilakukan dengan
menggunakan teknik kriteria matriks (crtiteria matrix technique). Hal ini
tergantung dari besar masalah (C/Contribution), kelayakan teknologi
(T/technical feasibility), dan ketersediaan sumber daya (R/resource
availability). Diberikan nilai antara 1 (tidak penting) sampai dengan 5
(sangat penting). Penetapan prioritas (P/priority) masalah dilakukan
dengan cara mengalikan C, T, R. Nilai tertinggi ditetapkan sebagai
prioritas yang akan dicari alternatif pemecahannya.
3.3.6 Menentapkan Alternatif Penyelesaian Masalah
Setelah diketahui penyebab masalah, dicari dan dibuat beberapa
alternatif pemecahan masalah. Alternatif pemecahan masalah tersebut
dibuat untukmengatasi penyebab masalah yang telah ditemukan.
Alternatif pemecahanmasalah ini dibuat dengan memperhatikan
kemampuan serta situasi dan kondisi Puskesmas.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
24
D. UPAYA PERBAIKAN
GIZI MASYARAKAT
Sumber : Laporan tahunan Puskesmas Cisalak Pasar kota Depok Tahun 2017
Wawancara dengan petugas puskesmas yang terkait dalam program gizi
masyarakat
25
Pencapaian cakupan Distribusi Kapsul Vitamin A bagi Bayi (6-11
bulan) kurang dari target yang ditetapkan yaitu sebesar 94.66% dari
target sebesar 100%.
Pencapaian cakupan Distribusi Kapsul Vitamin A Bagi Anak Balita
(12-59 bulan) kurang dari target yang ditetapkan yaitu sebesar 81.57%
dari target sebesar 90%.
Pencapaian cakupan Distribusi Kapsul Vitamin A bagi Ibu Nifas
kurang dari target yang ditetapkan yaitu sebesar 79.90% dari target
sebesar 100%.
Pencapaian cakupan Distribusi Tablet Fe 90 tablet pada ibu hamil
kurang dari target yang ditetapkan yaitu sebesar 72.68% dari target
sebesar 90%.
Pencapaian cakupan ASI Eksklusif kurang dari target yang ditetapkan
yaitu sebesar 6.87% dari target sebesar 90%.
26
diprioritaskan masalah tersebut. Kelayakan teknologi yang dimaksud
yakni penguasaan ilmu dan teknologi yang sesuai.
c) Sumber daya yang tersedia (resources)
Semakin tersedia sumber daya yang dapat dipakai untuk
mengatasi masalah (resources availability), makin diprioritaskan
masalah tersebut. Sumber daya yang dimaksud yaitu tenaga (man),
dana (money), dan sarana (material).
IMPORTANCY
N
MASALAH P S RI D SB PH PC T R IxTxR
O
U
27
yang ditetapkan.
28
berdasarkan hasil wawancara dengan petugas gizi puskesmas diketahui
bahwa keingintahuan masyarakat terhadap seluruh masalah sudah cukup
baik. Berdasarkan keuntungan sosial jika masalah teratasi (social benefit)
maka keseluruhan masalah diberi nilai 4.
Rasa prihatin dan perhatian publik (public concern)terhadap
seluruh masalah diberi nilai 4 karena berdasarkan hasil wawancara
diketahui bahwa tingkat kepedulian masyarakat sudah cukup tinggi
terhadap keseluruhan masalah. Sosial politik (political climate)
memberikan pengaruh yang besar terhadap keseluruhan masalah karena
pihak puskesmas telah didukung oleh pemerintah melalui Dinas Kesehatan
dan telah bekerja sama dengan baik dengan pihak swasta di daerah
wilayah kerja puskesmas Cisalak Pasar sehingga diberi nilai 4.
Berdasarkan tabel IV.2 diperoleh Prioritas Masalah Program Upaya
Perbaikan Gizi Masyarakat di Puskesmas Cisalak Pasar Kota Depok tahun
2017 adalah Pencapaian cakupan Distribusi Kapsul Vitamin A bagi Ibu
Nifas kurang dari target yang ditetapkan.
Gambar IV.1 Fish Bone Diagram Distribusi Kapsul Vitamin A bagi Ibu
Nifas
Material Man
Methode Distribusi
Kapsul
Vitamin A
bagi Ibu Nifas
Environtment 29
Controlling Actuating
Penjelasan Diagram Ikan (fish bone)
30
mengo kompet aan kader petuga
ntrol, en di ibu denga s yang
menge puskes nifas n cukup
valuas mas yang puskes untuk
i, dan untuk belum mas menjal
menca melaku menda menge ankan
tat ibu kan pat nai progra
nifas control tablet jumlah m
yang ling Vitami target yang
belum Penga nA progra ada
menda wasan m Petuga
patkan pember s
tablet ian bagian
Vitami tablet gizi
nA Vitami hanya
Kuran nA ada
gnya kurang untuk
jumlah maksi 9 RW
kader mal wilaya
yang h kerja
terlati puskes
h mas
Kuran
gnya
petuga
s gizi
untuk
melaks
akan
progra
m dan
evalua
31
si
32
Adanya penyuluhan yang Sudah dilakukan (-)
dilakukan penyuluhan
4 LINGKUNGA
N
1. Lingkungan Lokasi mudah dijangkau Lokasi mudah (-)
Fisik serta transportasi mudah dan dijangkau serta
murah transportasi mudah dan
murah
2. Lingkungan Pendidikan, Sosial Ekonomi, Pendidikan, Sosial (-)
non Fisik Agama, dan Adat Istiadat Ekonomi, Agama dan
tidak menjadi faktor Adat Istiadat tidak
penghambat terlaksananya menjadi faktor
program penghambat
terlaksananya program
5 UMPAN Rapat kerja membahas Terdapat rapat (-)
33
BALIK kegiatan program kerja
Sumber :Wawancara dengan petugas puskesmas yang terkait dalam program gizi
masyarakat Puskesmas Cisalak Pasar
34
n Feasibility e
xR
1 Kurangnya tenaga
kesehatan dan kader
4 3 4 48
2 Pencatatan dan
pelaporan belum
memenuhi target 5 3 4 60
target
35
b) Efisiensi jalan keluar
Dikaitkan dengan biaya (Cost/C)
Tetapkan nilai dari setiap komponen dengan skala dari 1 (paling kecil)
sampai 5 (paling besar). Kemudian hitungnilai P (prioritas) untuk setiap
pemecahan masalahdengan membagi hasil perkalian nilai M x I x V dengan
nilai C. Pemecahan Masalah dengan nilai P tertinggi adalah prioritas jalan
keluar terpilih.
Tabel IV.5 Prioritas Pemecahan Masalah
Jumlah
Daftar Alternatif Efektivitas Efisiensi
No. MxIxV
Pemecahan Masalah
M I V C C
Dilakukan pelatihan kader
untuk mendukung
1. 5 5 5 5 25
program pemberian
Vitamin A bagi ibu nifas
Dilakukan promosi
kesehatan oleh puskesmas
2. mengenai pentingnya 5 4 3 3 20
konsumsi Vitamin A bagi
ibu nifas.
36
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap Puskesmas Cisalak
Pasar,terdapat 6 masalah gizi yang sedang dialami puskesmas tersebut,
yaitu:
Pencapaian cakupan Balita Ditimbang (D/S) kurang dari target yang
ditetapkan yaitu sebesar 77.59% dari target sebesar 80%.
Pencapaian cakupanDistribusi Kapsul Vitamin A bagi Bayi (6-11
bulan) kurang dari target yang ditetapkan yaitu sebesar 94.66% dari
target sebesar 100%.
Pencapaian cakupan Distribusi Kapsul Vitamin A Bagi Anak Balita
(12-59 bulan) kurang dari target yang ditetapkan yaitu sebesar
81.57% dari target sebesar 90%.
Pencapaian cakupan Distribusi Kapsul Vitamin A bagi Ibu Nifas
kurang dari target yang ditetapkan yaitu sebesar 79.90% dari target
sebesar 100%.
37
Pencapaian cakupan Distribusi Tablet Fe 90 tablet pada ibu hamil
kurang dari target yang ditetapkan yaitu sebesar 72.68% dari target
sebesar 90%.
Pencapaian cakupan ASI Eksklusif kurang dari target yang
ditetapkan yaitu sebesar 6.87% dari target sebesar 90%.
Setelah dilakukan penilaian, masalah paling utama adalah pencatatan
dan pelaporan pemberian Vitamin A bagi ibu nifas. Prioritas penyelesaian
masalah yang dapat dilakukan pelatihan kader untuk mendukung program
pemberian vitamin A bagi ibu nifas di wilayah kerja Puskesmas Cisalak
Pasar.
5.2 Saran
Puskesmas Cisalak Pasar dapat lebih meningkatkan kesadaran para
kader agar dapat bekerja dengan lebih maksimal, dengan cara memberikan
apresiasi lebih terhadap kinerja pada kader. Dengan melakukan hal tersebut
diharapkan terjadi penurunan masalah gizi di wilayah Puskesmas Cisalak
Pasar.
38
DAFTAR PUSTAKA
39
Kemeskes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013. Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan, Kemenkes RI.
Kemeskes RI. 2011. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
1995/Menkes/ SK/VII/2010 tentang Standar Antropometri Penilaian Status
Gizi Anak. Direktorat Jenderal Bina Gizi Kesehatan Ibu dan Anak.
40