Anda di halaman 1dari 38

i

LAPORAN KEGIATAN MAGANG

BALAI BESAR PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DI SEMARANG

Disusun guna memenuhi salah satu persyaratan ujian RUPT


di Program Studi Magister Manajemen Universitas Diponegoro

disusun oleh:

Dita Desnasari 12010118420087

ANGKATAN 54/REGULER PAGI

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2019
ii

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : LAPORAN KEGIATAN MAGANG BALAI BESAR


PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DI
SEMARANG

Nama Mahasiswa : DITA DESNASARI

NIM : 12010118420087

Program Studi/Fakultas : MAGISTER MANAJEMEN/EKONOMIKA DAN


BISNIS

Telah disetujui dan disahkan pada tanggal 23 Agustus 2019.

Mengesahkan:

Kepala Sub Bagian Umum Pembimbing Lapangan

Dra. Sri Mugiyarti, Apt Maria Regina Arwindya R.A., S.Sos


NIP. 19640113 199703 2 001 NIP. 19850821 200712 2 001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Magister Manajemen


Universitas Diponegoro

Dr. Susilo Toto Rahardjo, MT


NIP. 19631224 198902 1 001
iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini
dengan baik. Pelaksanaan dan penyusunan laporan ini tentunya tidak terlepas dari
bantuan berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh
karena itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Dr. Susilo Toto Rahardjo, MT selaku Ketua Program Studi Magister
Manajemen yang telah memberikan arahan bagi penulis,
2. Drs. Safriansyah, M.Kes., Apt selaku Kepala Balai Besar Pengawas Obat
dan Makanan di Semarang yang telah memberikan izin bagi penulis untuk
melaksanakan magang,
3. Dra. Sri Mugiyarti, Apt selaku Kepala Sub Bagian Umum yang telah
memberikan izin bagi penulis untuk melaksanakan magang,
4. Maria Regina Arwindya R.A., S.Sos selaku Pembimbing Lapangan yang
telah memberikan bimbingan dan arahan selama kegiatan magang,
5. Seluruh pegawai Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Semarang
yang telah mendukung dan membimbing penulis selama berlangsungnya
kegiatan magang,
6. Kedua orang tua dan keluarga yang selalu memberikan doa, dukungan,
dan motivasi bagi penulis, dan
7. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam kelancaran kegiatan magang hingga penulisan laporan
magang ini.
Penulis menyadari dalam penyusunan laporan magang ini masih belum
sempurna, sehingga saran dan kritik sangat diharapkan untuk perbaikan
kedepannya. Semoga laporan magang ini bermanfaat bagi semua pihak.

Semarang, Agustus 2019

Penulis
iv

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................ ii

KATA PENGANTAR ................................................................................ iii

DAFTAR TABEL ....................................................................................... vi

DAFTAR ILUSTRASI ............................................................................... vii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1


1.1. Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2. Tujuan Kegiatan ....................................................................... 2
1.3. Manfaat Kegiatan ..................................................................... 2

BAB II METODE PELAKSANAAN KEGIATAN ................................... 4


2.1. Waktu dan Tempat Kegiatan .................................................... 4
2.1.1. Waktu Kegiatan ............................................................ 4
2.1.2. Tempat Kegiatan .......................................................... 4
2.2. Metode Pelaksanaan Kegiatan ................................................. 4

BAB III RINCIAN KEGIATAN ................................................................ 6

BAB IV LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN ............................... 9


4.1. Deskripsi Lokasi Magang......................................................... 9
4.1.1. Profil Balai Besar POM di Semarang........................... 9
4.1.2. Visi, Misi, dan Tujuan .................................................. 10
4.1.3. Struktur Organisasi ....................................................... 10
4.1.4. Tugas Pokok dan Fungsi .............................................. 11
4.1.5. Budaya Organisasi ........................................................ 14
4.2. Deskripsi Kegiatan ................................................................... 15
4.2.1. Pengembangan Kompetensi ......................................... 15
4.2.2. Tugas Belajar dan Izin Belajar ..................................... 16
4.2.3. Disiplin Pegawai Negeri Sipil ...................................... 17
4.2.4. Manajemen Aparatur Sipil Negara ............................... 18
4.2.5. Manajemen Pegawai Negeri Sipil ................................ 19
4.2.6. Pensiun ......................................................................... 21
4.2.7. Penilaian Prestasi Kerja ................................................ 22
4.2.8. Cuti ............................................................................... 23
v

BAB V PENUTUP ...................................................................................... 24


5.1. Simpulan................................................................................... 24
5.2. Saran ......................................................................................... 24

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 25

LAMPIRAN ................................................................................................ 27
vi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Rincian Kegiatan Magang........................................................... 6


vii

DAFTAR ILUSTRASI

Ilustrasi Halaman

1. Struktur Organisasi Balai Besar POM di Semarang ................... 11


viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Dokumentasi Kegiatan Magang ............................................... 27


2. Surat Permohonan Magang ...................................................... 28
3. Surat Izin Magang .................................................................... 29
4. Surat Keterangan Selesai Magang ............................................ 30
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berjalan sangat pesat


seiring dengan perkembangan zaman. Perkembangan tersebut membuat kita harus
dapat membuka diri dalam menerima perubahan-perubahan yang terjadi, seperti
persaingan dalam dunia kerja yang semakin ketat. Hal inilah yang menuntut
pekerja untuk memiliki kualitas sumber daya manusia yang unggul, seperti
memiliki wawasan yang lebih luas dan skill yang sesuai dengan bidangnya.
Dengan adanya kualitas sumber daya manusia yang baik diharapkan perusahaan
atau instansi dapat berkembang menjadi lebih baik lagi kedepannya. Oleh karena
itu, mahasiswa khususnya Program Studi Magister Manajemen perlu
melaksanakan kegiatan magang untuk dapat mengenal dan mengetahui keadaan
lingkungan kerja dan mengimplementasikan teori yang didapat selama
perkuliahan ke dalam dunia lingkungan kerja.
Dalam hal ini penulis memperoleh kesempatan melaksanakan kegiatan
magang di Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Semarang yang
merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan POM dan memiliki
peranan penting dalam melaksanakan kebijakan di Bidang Pengawas Produk
Terapetik, Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif Lain, Obat Tradisional,
Kosmetika, Produk Komplemen, Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya.
Melalui magang ini, penulis ingin mengetahui tugas, fungsi, dan kegiatan-
kegiatan yang dilakukan oleh pegawai Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan
di Semarang.
2

1.2. Tujuan Kegiatan

Tujuan dari diadakannya kegiatan magang atau praktik kerja lapangan ini
antara lain:
1. Membekali mahasiswa agar memiliki pengalaman bekerja pada suatu
perusahaan atau instansi yang terdapat keterkaitan dengan kajian di bidang
manajemen baik secara sebagian ataupun menyeluruh.
2. Menambah wawasan dan pengetahuan di dunia kerja secara nyata yang
belum diperoleh di dunia perkuliahan.
3. Memberikan kemampuan kepada mahasiswa agar dapat membandingkan
kajian teoritis dengan praktik-praktik nyata di lapangan, serta belajar
mengambil sikap (menempatkan diri) di dalam situasi kerja sehubungan
dengan keterkaitan berbagai aspek atau bidang dalam suatu perusahaan
atau lembaga instansi.
4. Memberikan kemampuan kepada mahasiswa agar mampu
mengidentifikasi masalah dan belajar menganalisisnya untuk menawarkan
suatu penyelesaian (solusi) terhadap masalah tersebut.
5. Untuk mengetahui rangkaian kegiatan yang terdapat di perusahaan atau
instansi.

1.3. Manfaat Kegiatan

Manfaat yang diperoleh dengan diadakannya kegiatan magang atau praktik


kerja lapangan ini antara lain:
a) Bagi Mahasiswa
1. Menambah wawasan dan pengalaman dalam memasuki dunia kerja.
2. Menjalin hubungan mutualis dengan pihak instansi.
3. Memperoleh informasi dari pihak instansi tentang peluang lapangan
kerja yang dibutuhkan.
4. Sebagai wadah bagi mahasiswa dalam merealisasikan teori-teori yang
diperoleh dalam perkuliahan.
3

5. Mampu menyimpulkan hasil yang didapat sesuai dengan pengamatan


yang telah dilakukan di Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di
Semarang dan mampu menyusun laporan magang sesuai dengan
aturan yang berlaku.
b) Bagi Instansi
1. Sebagai sarana pengabdian masyarakat serta negara, khususnya di
bidang pendidikan dalam rangka mencerdaskan bangsa.
2. Adanya pertukaran informasi antara instansi dengan Magister
Manajemen Universitas Diponegoro.
c) Bagi Perguruan Tinggi
1. Merupakan salah satu evaluasi dari pencapaian materi yang telah
dikuasai oleh mahasiswa.
2. Dapat menjalin hubungan baik antara pihak universitas dengan pihak
instansi.
4

BAB II

METODE PELAKSANAAN KEGIATAN

2.1. Waktu dan Tempat Kegiatan

2.1.1. Waktu Kegiatan

Kegiatan magang atau praktik kerja lapangan ini dilaksanakan pada


tanggal 1-23 Agustus 2019 pada jam kerja sesuai dengan ketentuan dan aturan
yang berlaku di Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Semarang yaitu
setiap hari Senin hingga Jumat, pukul 07.30-16.00 WIB.

2.1.2. Tempat Kegiatan

Kegiatan magang atau praktik kerja lapangan ini dilaksanakan di Balai


Besar Pengawas Obat dan Makanan di Semarang yang beralamat di Jalan Sukun
Raya Nomor 41 A, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang, Jawa Tengah.
Dalam pelaksanaan kegiatan magang ini, penulis ditempatkan di Subbagian
Umum (Bagian Kepegawaian).

2.2. Metode Pelaksanaan Kegiatan

Magang atau praktik kerja lapangan merupakan salah satu kegiatan wajib
yang berada di lingkup Program Studi Magister Manajemen, Fakultas Ekonomika
dan Bisnis, Universitas Diponegoro. Dalam pelaksanaan magang, penulis
dibimbing oleh pembimbing lapangan sebagai fasilitator yang tugasnya
memberikan arahan dan informasi-informasi selama kegiatan magang
berlangsung. Dengan adanya pelaksanaan praktik kerja lapangan diharapkan
mahasiswa dapat mengetahui keadaan lingkungan kerja yang ada di bidang
manajemen. Pelaksanaan magang di Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di
5

Semarang ini dilaksanakan dengan metode studi pustaka, observasi, wawancara,


dan pencatatan data.
1. Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan dengan meminjam buku-buku yang dimiliki oleh
Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Semarang dan mengambil referensi
melalui internet. Studi pustaka ini dilakukan dengan tujuan untuk melengkapi
data-data yang dibutuhkan serta untuk membandingkan antara teori dengan realita
di lapangan kerja.
2. Observasi
Observasi adalah melakukan pengamatan secara langsung terhadap suatu
objek yang akan diteliti.
3. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan bertanya langsung kepada para pegawai
Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Semarang selaku responden.
Wawancara tersebut dilakukan untuk memperoleh informasi sebanyak-banyaknya
mengenai segala hal yang dibahas selama kegiatan magang.
4. Pencatatan Data
Dalam penulisan laporan magang, penulis membutuhkan banyak data
terutama yang berkaitan dengan manajemen, khususnya manajemen sumber daya
manusia. Data yang dibutuhkan berupa data primer dan data sekunder. Data
tersebut digunakan untuk mendukung dalam pembuatan laporan magang.
6

BAB III

RINCIAN KEGIATAN

Rincian kegiatan merupakan penjelasan mengenai semua kegiatan yang


dilakukan oleh penulis selama melaksanakan kegiatan magang. Rincian kegiatan
ini sebagai bentuk bukti kehadiran penulis selama melaksanakan magang di Balai
Besar Pengawas Obat dan Makanan di Semarang. Rincian kegiatan magang
tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Rincian Kegiatan Magang


Hari, Tanggal Kegiatan
Minggu ke-1
a. Perkenalan dengan pegawai di lingkungan kerja,
khususnya Bagian Kepegawaian
b. Mempelajari mengenai Pedoman Pengembangan
Kompetensi PNS di Lingkungan Badan POM
c. Mempelajari mengenai Standar Kompetensi
Teknis Jabatan Fungsional Pengawas Farmasi
Kamis, 1 Agustus 2019
dan Makanan Tingkat Keterampilan
d. Mempelajari mengenai Standar Kompetensi
Teknis Jabatan Fungsional Pengawas Farmasi
dan Makanan Tingkat Keahlian
e. Membuat Formulir Evaluasi Level III (Behaviour
Evaluation) Badan POM
a. Senam dilanjutkan lomba voli dalam rangka
memperingati HUT Kemerdekaan RI ke-74
b. Mempelajari mengenai Pedoman Pemberian
Tugas Belajar dan Izin Belajar PNS di
Jumat, 2 Agustus 2019 Lingkungan Badan POM
c. Membuat Formulir Evaluasi Pasca Pelaksanaan
Tugas Belajar (Penilaian Pelaksanaan Inovasi dan
Penerapan Kompetensi serta Ilmu Pengetahuan
Peserta Tugas Belajar)
Minggu ke-2
a. Apel pagi
b. Mempelajari mengenai Disiplin Pegawai Negeri
Senin, 5 Agustus 2019 Sipil (PP No 53 Tahun 2010)
c. Mempelajari mengenai Ketentuan Pelaksanaan
Disiplin PNS (Perka BKN No 53 Tahun 2010)
a. Memeriahkan lomba karaoke dalam rangka
Selasa, 6 Agustus 2019
memperingati HUT Kemerdekaan RI ke-74
7

b. Menyusun Laporan Perencanaan dan Pelaksanaan


Program/Kegiatan Pengembangan Kompetensi
Pegawai ASN Badan POM Tahun 2019 Unit
Balai Besar POM di Semarang
a. Membuat nota dinas perihal Evaluasi Pendidikan
Rabu, 7 Agustus 2019
dan Pelatihan Balai Besar POM di Semarang
a. Mempelajari mengenai Manajemen Aparatur
Sipil Negara (UU No 5 Tahun 2014)
Kamis, 8 Agustus 2019
b. Mempelajari mengenai Manajemen Pegawai
Negeri Sipil (PP No 11 Tahun 2017)
a. Senam dilanjutkan lomba voli dan lomba tennis
meja dalam rangka memperingati HUT
Kemerdekaan RI ke-74
b. Mempelajari mengenai Pedoman Pemberian
Jumat, 9 Agustus 2019 Pertimbangan Teknis Pensiun PNS dan Pensiun
Janda/Duda PNS (Perka BKN No 2 Tahun 2018)
c. Mempelajari mengenai Pensiun Pegawai dan
Pensiun Janda/Duda Pegawai (UU No 11 Tahun
1969)
Minggu ke-3
a. Apel pagi
Senin, 12 Agustus 2019 b. Mempelajari mengenai Penilaian Prestasi Kerja
Pegawai Negeri Sipil (PP No 46 Tahun 2011)
a. Menulis di buku kendali kepegawaian perihal
Nota Pemberitahuan Rekapitulasi Penetapan
Angka Kredit (Jabatan PFM Madya)
Selasa, 13 Agustus 2019
b. Mengarsipkan dokumen-dokumen Penilaian
Prestasi Kerja PNS Balai Besar POM di
Semarang
a. Memeriahkan lomba menghias ruangan dalam
rangka memperingati HUT Kemerdekaan RI ke-
74
Rabu, 14 Agustus 2019
b. Mengarsipkan dokumen-dokumen Penilaian
Prestasi Kerja PNS Balai Besar POM di
Semarang
a. Mempelajari mengenai Tata Cara Pemberian Cuti
Kamis, 15 Agustus 2019 Pegawai Negeri Sipil (Perka BKN No 24 Tahun
2017)
a. Senam dilanjutkan mengikuti lomba-lomba
dalam rangka memperingati HUT Kemerdekaan
Jumat, 16 Agustus 2019 RI ke-74
b. Mempelajari mengenai Kenaikan Pangkat
Pegawai Negeri Sipil (PP No 99 Tahun 2000)
Minggu ke-4
a. Apel pagi
Senin, 19 Agustus 2019
b. Mempelajari mengenai Tanda Kehormatan
8

Satyalancana Karya Satya


c. Membuat Daftar Calon Penerima Penghargaan
Satyalancana Karya Satya
d. Mempelajari mengenai Acuan Pemilihan
Pegawai Teladan di Lingkungan Badan POM
Tahun 2019
e. Membuat surat tugas
a. Membuat Formulir Penilaian Kinerja Karyawan
Selasa, 20 Agustus 2019 b. Membuat Formulir Penilaian Persepsional
Terhadap Rekan Kerja
a. Menyusun Monev Analisis Pengembangan
Rabu, 21 Agustus 2019
Kompetensi Balai Besar POM di Semarang
Kamis, 22 Agustus 2019 a. Menyusun laporan kegiatan magang
a. Senam
Jumat, 23 Agustus 2019
b. Perpisahan
Sumber: Diolah, 2019.
9

BAB IV

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN

4.1. Deskripsi Lokasi Magang

4.1.1. Profi Balai Besar POM di Semarang

Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) di Semarang


merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan POM di Provinsi Jawa
Tengah sesuai dengan Surat Keputusan Kepala Badan POM Nomor
HK.00.05.21.4232 tahun 2005 tentang perubahan atas Keputusan Kepala Badan
POM Nomor 05018/SK/KBPOM Tahun 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Badan POM, yang telah 4 (empat) kali
mengalami perubahan, terakhir dengan Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat
dan Makanan No. 14 Tahun 2014. Balai Besar POM di Semarang mempunyai
peranan penting sebagai perpanjangan tangan dari Badan POM dalam
melaksanakan kebijakan di Bidang Pengawasan Produk Terapetik, Narkotika,
Psikotropika dan Zat Adiktif Lain, Obat Tradisional, Kosmetika, Produk
Komplemen, Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya.
Wilayah kerja Balai Besar POM di Semarang adalah 29 kabupaten dan 6
kota di Jawa Tengah. Sarana yang termasuk dalam ruang lingkup pengawasan
Balai Besar POM di Semarang meliputi industri farmasi, industri obat tradisional,
industri kecil obat tradisional, industri kosmetika, industri Perbekalan Kesehatan
Rumah Tangga (PKRT), industri alat kesehatan, industri produk komplemen,
industri pangan, industri rumah tangga pangan, industri miras, pedagang besar
farmasi, rumah sakit umum dan khusus, puskesmas dan puskesmas pembantu,
rumah bersalin dan balai pengobatan, apotek, toko obat, dan gudang farmasi.
10

4.1.2. Visi, Misi, dan Tujuan

Visi dan Misi Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Semarang
menyesuaikan Visi dan Misi BPOM RI. Visi Badan POM adalah “Obat dan
Makanan Aman Meningkatkan Kesehatan Masyarakat dan Daya Saing Bangsa”,
sedangkan Misi Badan POM adalah sebagai berikut:
a. Meningkatkan sistem pengawasan Obat dan Makanan berbasis risiko
untuk melindungi masyarakat;
b. Mendorong kapasitas dan komitmen pelaku usaha dalam memberikan
jaminan keamanan Obat dan Makanan serta memperkuat kemitraan
dengan pemangku kepentingan; dan
c. Meningkatkan kapasitas kelembagaan BPOM.
Dalam rangka mencapai visi dan melaksanakan misi pengawasan Obat dan
Makanan, maka tujuan pengawasan Obat dan Makanan yang akan dicapai dalam
kurun waktu 2018-2019 adalah sebagai berikut:
a. Meningkatnya jaminan produk Obat dan Makanan aman,
berkhasiat/bermanfaat, dan bermutu dalam rangka meningkatkan
kesehatan masyarakat.
b. Meningkatnya daya saing produk Obat dan Makanan di pasar lokal dan
global dengan menjamin keamanan, khasiat/manfaat, dan mutu serta
mendukung inovasi.

4.1.3. Struktur Organisasi

Struktur organisasi pada Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di


Semarang dapat dilihat pada Ilustrasi 1. Sesuai dengan struktur organisasi yang
ada, unit-unit kerja Balai Besar POM di Semarang dapat dikelompokkan sebagai
berikut:
a. Bidang Pengujian;
b. Bidang Pemeriksaan;
c. Bidang Penindakan;
11

d. Bidang Informasi dan Komunikasi; dan


e. Bagian Tata Usaha.

Ilustrasi 1. Struktur Organisasi Balai Besar POM di Semarang

4.1.4. Tugas Pokok dan Fungsi

Pelaksanaan tugas pokok dilakukan sesuai dengan struktur organisasi Balai


Besar POM di Semarang. Adapun tugas pokok dan fungsi dari masing-masing
Bidang atau Sub Bidang adalah sebagai berikut:
1. Bidang Pengujian
Bidang ini mempunyai tugas melaksanakan kebijakan operasional di
bidang pengujian kimia dan mikrobiologi Obat dan Makanan. Bidang ini
12

menyelenggarakan fungsi penyusunan rencana dan program di bidang pengujian


kimia dan mikrobiologi Obat dan Makanan, pelaksanaan pengujian kimia dan
mikrobiologi Obat dan Makanan, dan pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan
pelaporan di bidang pengujian kimia dan mikrobiologi Obat dan Makanan.
Bidang Pengujian terdiri atas Seksi Pengujian Kimia, Seksi Pengujian
Mikrobiologi, dan Kelompok Jabatan Fungsional.
a. Seksi Pengujian Kimia mempunyai tugas melakukan pengujian kimia Obat
dan Makanan.
b. Seksi Pengujian Mikrobiologi mempunyai tugas melakukan pengujian
mikrobiologi Obat dan Makanan.
2. Bidang Pemeriksaan
Bidang ini mempunyai tugas melaksanakan kebijakan operasional di
bidang inspeksi dan sertifikasi sarana/fasilitas produksi dan/atau distribusi Obat
dan Makanan dan sarana/fasilitas pelayanan kefarmasian, serta sertifikasi dan
pengambilan contoh (sampling) produk Obat dan Makanan. Bidang ini
menyelenggarakakan fungsi penyusunan rencana dan program di bidang inspeksi
dan sertifikasi sarana/fasilitas produksi dan/atau distribusi Obat dan Makanan dan
sarana/fasilitas pelayanan kefarmasian, serta sertifikasi dan pengambilan contoh
(sampling) produk Obat dan Makanan, pelaksanaan inspeksi sarana/fasilitas
produksi dan/atau distribusi Obat dan Makanan dan sarana/fasilitas pelayanan
kefarmasian, pelaksanaan sertifikasi sarana/fasilitas produksi dan/atau distribusi
dan produk Obat dan Makanan, pelaksanaan pengambilan contoh (sampling) Obat
dan Makanan, dan pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang
inspeksi dan sertifikasi sarana/fasilitas produksi dan/atau distribusi Obat dan
Makanan dan sarana/fasilitas pelayanan kefarmasian, serta sertifikasi dan
pengambilan contoh (sampling) produk Obat dan Makanan. Bidang Pemeriksaan
terdiri atas Seksi Inspeksi, Seksi Sertifikasi, dan Kelompok Jabatan Fungsional.
a. Seksi Inspeksi mempunyai tugas melakukan inspeksi sarana/fasilitas
produksi dan/atau distribusi Obat dan Makanan dan sarana/fasilitas
pelayanan kefarmasian, serta pengambilan contoh (sampling) produk Obat
dan Makanan.
13

b. Seksi Sertifikasi mempunyai tugas melakukan sertifikasi sarana/fasilitas


produksi dan/atau distribusi dan produk Obat dan Makanan.
3. Bidang Penindakan
Bidang ini mempunyai tugas melaksanakan kebijakan operasional di
bidang penindakan terhadap pelanggaran ketentuan peraturan perundang-
undangan di bidang pengawasan Obat dan Makanan. Bidang ini
menyelenggarakan fungsi penyusunan rencana dan program di bidang intelijen
dan penyidikan terhadap pelanggaran ketentuan peraturan perundang-undangan di
bidang pengawasan Obat dan Makanan, pelaksanaan intelijen dan penyidikan
terhadap pelanggaran ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang
pengawasan Obat dan Makanan, dan pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan
pelaporan di bidang intelijen dan penyidikan terhadap pelanggaran ketentuan
peraturan perundang-undangan di bidang pengawasan Obat dan Makanan.
4. Bidang Informasi dan Komunikasi
Bidang ini mempunyai tugas melaksanakan kebijakan operasional di
bidang pengelolaan komunikasi, informasi, edukasi, dan pengaduan masyarakat
serta penyiapan koordinasi pelaksanaan kerja sama di bidang pengawasan Obat
dan Makanan. penyusunan rencana dan program di bidang pengelolaan
komunikasi, informasi, edukasi, dan pengaduan masyarakat di bidang pengawasan
Obat dan Makanan, pengelolaan komunikasi, informasi, edukasi dan pengaduan
masyarakat di bidang pengawasan Obat dan Makanan, penyiapan koordinasi
pelaksanaan kerja sama di bidang pengawasan Obat dan Makanan, dan
pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang pengelolaan
komunikasi, informasi, edukasi dan pengaduan masyarakat di bidang pengawasan
Obat dan Makanan.
5. Bagian Tata Usaha
Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan koordinasi
penyusunan rencana, program, dan anggaran, pengelolaan keuangan dan barang
milik negara, teknologi informasi komunikasi, evaluasi dan pelaporan, urusan
kepegawaian, penjaminan mutu, tata laksana, kearsipan, tata persuratan serta
kerumahtanggaan. Bagian ini menyelenggarakan fungsi penyusunan rencana,
14

program, dan anggaran, pelaksanaan pengelolaan keuangan, pengelolaan


persuratan dan kearsipan, pengelolaan penjaminan mutu dan tata laksana,
pelaksanan urusan kepegawaian, pengelolaan teknologi informasi dan
komunikasi, pelaksanaan urusan perlengkapan dan kerumahtanggaan, dan
pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan kinerja Bagian Tata Usaha
terdiri atas Subbagian Program dan Evaluasi dan Subbagian Umum.
a. Subbagian Program dan Evaluasi mempunyai tugas melakukan
penyusunan rencana, program, anggaran, pengelolaan keuangan,
penjaminan mutu, tata laksana, serta pelaksanaan pemantauan, evaluasi,
dan pelaporan kinerja.
b. Subbagian Umum mempunyai tugas melakukan pengelolaan persuratan,
kearsipan, kepegawaian, teknologi informasi komunikasi, perlengkapan,
dan kerumahtanggaan.
6. Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan
jabatan fungsional masing-masing sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

4.1.5. Budaya Organisasi

Budaya organisasi merupakan nilai-nilai luhur yang diyakini serta harus


dihayati dan diamalkan oleh seluruh anggota organisasi dalam melaksanakan
tugasnya. Budaya organisasi yang dikembangkan oleh BPOM RI untuk
membangun organisasi yang efektif dan efisien adalah sebagai berikut:
1. Profesional
2. Integritas
3. Kredibilitas
4. Kerjasama Tim
5. Inovatif
6. Responsif/Cepat Tanggap
15

4.2. Deskripsi Kegiatan

Beberapa penjelasan mengenai kegiatan yang dilakukan di Balai Besar


Pengawas Obat dan Makanan di Semarang antara lain:

4.2.1. Pengembangan Kompetensi

Dalam BPOM, PNS sebagai SDM yang dapat berpengaruh terhadap


kinerja organisasi BPOM, sehingga diperlukan adanya kegiatan pengembangan
kompetensi yang bertujuan untuk menghasilkan PNS yang memiliki kompetensi
sesuai dengan persyaratan dan menghasilkan kinerja yang unggul. Untuk
melakukan pengembangan kompetensi perlu dilakukan terlebih dahulu evaluasi
kesenjangan kompetensi dan evaluasi kesenjangan kinerja pegawai. Hasil analisis
tersebut dapat dikualifikasikan menjadi tidak ada kesenjangan, rendah, sedang,
dan tinggi. Pengembangan kompetensi PNS diurutkan berdasarkan tingginya nilai
kesenjangan yaitu tinggi, sedang, dan rendah.
Pengembangan kompetensi PNS dilakukan melalui pendidikan/pelatihan
untuk menutup kesenjangan kompetensi atau pengembangan karier. Setiap PNS
mempunyai hak untuk dikembangkan kompetensinya sedikitnya 20 jam pelajaran
setiap tahunnya. Pengembangan kompetensi PNS melalui pendidikan
dilaksanakan melalui tugas belajar dan izin belajar, sedangkan pengembangan
kompetensi PNS melalui pelatihan dilaksanakan melalui pelatihan klasikal dan
nonklasikal. Pelatihan klasikal merupakan kegiatan pengembangan kompetensi
yang berfokus pada proses pembelajaran tatap muka di dalam kelas, melalui
kegiatan seperti pelatihan struktural kepemimpinan, pelatihan manajerial,
pelatihan teknis, pelatihan fungsional, pelatihan sosial kultural,
seminar/konferensi/sarasehan, workshop atau lokakarya, kursus, penataran,
bimbingan teknis, sosialisasi, dan jalur pengembangan kompetensi dalam bentuk
pelatihan klasikal lainnya. Sedangkan pelatihan nonklasikal merupakan kegiatan
pengembangan kompetensi yang berfokus pada proses pembelajaran praktik kerja
atau pembelajaran di luar kelas, melalui kegiatan seperti coaching, mentoring,
16

konseling kepegawaian, e-learning, pelatihan jarak jauh, penugasan, detasering


(secondment), pembelajaran alam terbuka (outbound), patok banding
(benchmarking), pertukaran antara PNS dengan pegawai swasta/BUMN/BUMD,
belajar mandiri (self-development), komunitas belajar (community of practices),
bimbingan di tempat kerja, magang atau praktik kerja, dan jalur pengembangan
kompetensi dalam bentuk pelatihan nonklasikal lainnya. Pengembangan
kompetensi PNS melalui pelatihan dilaksanakan oleh Pusat Pengembangan SDM
Pengawasan Obat dan Makanan dan/atau Unit Kerja di lingkungan BPOM.
Setelah dilakukan pengembangan kompetensi maka dilakukan monitoring
dan evaluasi dalam 5 (lima) level. Evaluasi level 1 dilakukan oleh peserta.
Evaluasi level 2 dilakukan oleh peserta bersama dengan
widyaiswara/narasumber/fasilitator, serta dilakukan sebelum, saat, dan setelah
penyampaian materi. Evaluasi level 3 dilakukan oleh atasan, rekan kerja, atau
bawahan dari peserta, serta dilakukan dalam rentang waktu 1 hingga 3 bulan
setelah selesai mengikuti pendidikan/pelatihan. Evaluasi level 4 dilakukan oleh
peserta, atasan langsung peserta selaku mentor, dan
widyaiswara/narasumber/fasilitator selaku coach dalam pelaksanaan project
action plan. Evaluasi level 5 dilakukan oleh Pusat Pengembangan SDM
Pengawasan Obat dan Makanan berkerja sama dengan Unit Kerja terkait dan/atau
pihak lainnya yang ditunjuk, serta dilakukan setelah selesai melaksanakan project
action plan.

4.2.2. Tugas Belajar dan Izin Belajar

Tugas Belajar merupakan salah satu pengembangan kompetensi PNS


melalui pendidikan lanjutan dengan tujuan untuk menambah keahlian dalam
penyelenggaraan Pemerintahan, baik di dalam maupun luar negeri, dengan biaya
negara maupun biaya dari pemerintah Negara asing, badan internasional atau
badan swasta sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pemilihan
Program Studi Tugas Belajar sesuai dengan kebutuhan organisasi BPOM.
Penelitian yang diambil oleh Calon Peserta Tugas Belajar (CPTB) disesuaikan
17

dengan kebutuhan dan mendukung kinerja BPOM. Hasil penelitian tersebut harus
dapat dipergunakan sebagai masukan atau rekomendasi ilmiah bagi organisasi
BPOM dalam merencanakan program atau kegiatan pengawasan obat dan
makanan atau dalam melakukan inovasi pengawasan obat dan makanan. Beberapa
berkas yang harus diajukan oleh CPTB meliputi analisis kebutuhan
pengembangan kompetensi (AKPK), proposal tugas belajar, surat rekomendasi
dan pernyataan dari pimpinan unit kerja, surat keterangan sehat jasmani dan
rohani dari dokter, fotokopi ijazah dan transkrip nilai yang dilegalisir, fotokopi
penilaian prestasi kerja pegawai dua tahun terakhir, fotokopi SK jabatan terakhir
yang diduduki, formulir CPTB, dan kurikulum program studi/jurusan.

4.2.3. Disiplin Pegawai Negeri Sipil

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010, Pegawai Negeri


Sipil (PNS) perlu untuk menaati kewajiban dan menghindari larangan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan dan peraturan kedinasan yang berlaku,
selanjutnya disebut Disiplin PNS. Apabila peraturan tersebut tidak ditaati atau
dilanggar, maka PNS dapat dijatuhi hukuman disiplin. Pelanggaran disiplin dapat
berupa ucapan, tulisan, atau perbuatan yang tidak menaati kewajiban atau
melanggar ketentuan disiplin PNS, baik dilakukan di dalam maupun di luar jam
kerja. Hukuman disiplin dapat dikategorikan menjadi tiga tingkat yaitu hukuman
disiplin ringan, sedang, dan berat. Hukuman disiplin ringan terdiri dari teguran
lisan, tertulis, dan pernyataan tidak puas secara tertulis. Hukuman disiplin sedang
terdiri dari penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 tahun, penundaan kenaikan
pangkat selama 1 tahun, dan penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1
tahun. Hukuman disiplin berat terdiri dari penurunan pangkat setingkat lebih
rendah selama 3 tahun, pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat
lebih rendah, pembebasan dari jabatan, pemberhentian dengan hormat tidak atas
permintaan sendiri sebagai PNS, dan pemberhentian tidak dengan hormat sebagai
PNS. Pemberian hukuman disiplin dilakukan melalui tahapan pemanggilan,
pemeriksaan, penjatuhan hukuman disiplin, dan penyampaian hukuman disiplin.
18

Menurut Peraturan Kepala BKN Nomor 21 Tahun 2010, atasan langsung


wajib memeriksa terlebih dahulu PNS yang diduga melakukan pelanggaran
disiplin sebelum menjatuhkan hukuman. Pemeriksaan tersebut bertujuan untuk
mengetahui apakah PNS tersebut benar atau tidak melakukan pelanggaran
disiplin, serta untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan PNS tersebut
melakukan pelanggaran disiplin. Pemeriksaan tersebut harus dilakukan dengan
teliti dan objektif. Untuk hukuman disiplin sedang dan berat, PPK atau pejabat
lain yang ditunjuk dapat membentuk Tim Pemeriksa. Tim Pemeriksa terdiri dari 1
orang Ketua merangkap anggota, 1 orang Sekretaris merangkap anggota, dan
minimal 1 orang anggota. Tim Pemerika bersifat temporer (Ad Hoc), bertugas
sampai proses pemeriksaan selesai terhadap suatu dugaan pelanggaran disiplin
yang dilakukan oleh seorang PNS.

4.2.4. Manajemen Aparatur Sipil Negara

Menurut UU Nomor 5 Tahun 2014, Aparatur Sipil Negara (ASN) terdiri


dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian
Kerja (PPPK) yang bertugas untuk melaksanakan tugas pelayanan publik, tugas
pemerintahan, dan tugas pembangunan tertentu. Manajemen ASN merupakan
pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang profesional, memiliki
nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi,
kolusi, dan nepotisme. Penyelenggaraan kebijakan dan Manajemen ASN
berdasarkan pada asas kepastian hukum kepastian hukum, profesionalitas,
proporsionalitas, keterpaduan, delegasi, netralitas, akuntabilitas, efektif dan
efisien, keterbukaan, nondiskriminatif, persatuan dan kesatuan, keadilan dan
kesetaraan, dan kesejahteraan. Manajemen ASN meliputi Manajemen PNS dan
Manajemen PPPK. Manajemen PNS meliputi penyusunan dan penetapan
kebutuhan, pengadaan, pangkat dan jabatan, pengembangan karier, pola karier,
promosi, mutasi, penilaian kinerja, penggajian dan tunjangan, penghargaan,
disiplin, pemberhentian, jaminan pensiun dan jaminan hari tua, dan perlindungan.
Sedangkan Manajemen PPPK meliputi penetapan kebutuhan, pengadaan,
19

penilaian kinerja, penggajian dan tunjangan, pengembangan kompetensi,


pemberian penghargaan, disiplin, pemutusan hubungan perjanjian kerja, dan
perlindungan.

4.2.5. Manajemen Pegawai Negeri Sipil

Dalam rangka penyelenggaraan Manajamen ASN, maka diperlukan


pengaturan Manajemen PNS. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun
2017, penyelenggaraan Manajemen PNS dilaksanakan oleh Presiden selaku
pemegang kekuasaan tertinggi pembinaan ASN. Manajemen PNS meliputi:
1. Penyusunan dan penetapan kebutuhan
Penyusunan kebutuhan PNS dilakukan untuk jangka waktu 5 tahun
berdasarkan rencana strategis Instansi Pemerintah. Hasil penyusunan kebutuhan
PNS disampaikan oleh PPK Instansi Pemerintah kepada Menteri dan Kepala
BKN.
2. Pengadaan
Pengadaan PNS dilakukan berdasarkan pada penetapan kebutuhan PNS
untuk mengisi kebutuhan Jabatan Administrasi (khusus pada Jabatan Pelaksana),
Jabatan Fungsional Keahlian (khusus pada JF ahli pertama dan JF ahli muda), dan
Jabatan Fungsional Keterampilan (khusus pada JF pemula dan terampil). Untuk
menjamin objektifitas dalam pengadaan PNS secara nasional, maka Menteri
membentuk panitia seleksi nasional pengadaan PNS yang diketuai oleh Kepala
BKN. Pengadaan PNS ini melalui tahapan perencanaan, pengumuman lowongan,
pelamaran, seleksi, pengumuman hasil seleksi, pengangkatan calon PNS dan masa
percobaan calon PNS dan pengangkatan menjadi PNS.
3. Pangkat dan jabatan
Jabatan PNS terdiri dari Jabatan Administratif (Jabatan pelaksana,
pengawas, dan administrator), Jabatan Fungsional (JF keahlian terdiri dari ahli
utama, madya, muda, dan pertama dan JF keterampilan terdiri atas penyelia,
mahir, terampil, dan pemula), dan Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT utama, JPT
madya, dan JPT pratama).
20

4. Pengembangan karier
Pengembangan karier, pengembangan kompetensi, pola karier, mutasi, dan
promosi merupakan manajemen karier PNS yang harus dilakukan dengan
menerapkan prinsip Sistem Merit.
5. Pola Karier
Pola karier PNS yang terintegrasi secara nasional disusun untuk menjamin
keselarasan potensi PNS dengan penyelenggaraan tugas pemerintahan dan
pembangunan. Pola karier PNS terdiri dari pola karier instansi dan nasional. Pola
karier PNS dapat berbentuk horizontal, vertikal, dan diagonal.
6. Promosi
Promosi merupakan bentuk pola karier yang dapat berbentuk vertikal atau
diagonal. PNS dapat dipromosikan di dalam dan/atau antar JA dan JF
keterampilan, JF ahli pertama, dan JF ahli muda sepanjang memenuhi persyaratan
Jabatan, dengan memperhatikan kebutuhan organisasi.
7. Mutasi
Mutasi dilakukan paling singkat 2 tahun dan paling lama 5 tahun. Mutasi
dilakukan atas dasar kesesuaian antara kompetensi PNS dengan persyaratan
jabatan, klasifikasi jabatan, dan pola karier, dengan memperhatikan kebutuhan
organisasi. Mutasi dapat dilakukan karena tugas dan/atau lokasi, selain itu PNS
dapat mengajukan mutasi tugas dan/atau lokasi atas permintaan sendiri.
8. Penilaian kinerja
Penilaian kinerja PNS bertujuan untuk menjamin objektivitas pembinaan
PNS berdasarkan sistem prestasi dan sistem karier. Penilaian kinerja PNS
dilakukan secara objektif, terukur, akuntabel, partisipatif, dan transparan dan
dilakukan oleh dilakukan oleh atasan langsung dari PNS atau pejabat yang
ditentukan oleh PyB.
9. Penggajian dan tunjangan
PNS diberikan gaji, tunjangan, dan fasilitas yang diatur berdasarkan
Peraturan Pemerintah.
21

10. Penghargaan
Penghargaan diberikan apabila PNS telah menunjukkan kesetiaan,
pengabdian, kecakapan, kejujuran, kedisiplinan, dan prestasi kerja dalam
melaksanakan tugasnya. Penghargaan dapat berupa tanda kehormatan, kenaikan
pangkat istimewa, kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi,
dan/atau kesempatan menghadiri acara resmi dan/atau acara kenegaraan.
11. Disiplin
Penegakan disiplin terhadap PNS dilakukan untuk menjamin
terpeliharanya tata tertib dalam kelancaran pelaksanaan tugas. PNS yang
melakukan pelanggaran disiplin maka akan dijatuhi hukuman disiplin. Hukuman
disiplin dijatuhkan oleh pejabat yang berwenang menghukum.
12. Pemberhentian
Pemberhentian dapat dikarenakan atas permintaan sendiri, telah mencapai
batas usia pensiun, perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah, tidak
cakap jasmani dan/atau rohani, meninggal dunia, tewas, atau hilang, melakukan
tindak pidana/penyelewengan, pelanggaran disiplin, menjadi anggota dan/atau
pengurus partai politik, tidak menjabat lagi sebagai pejabat negara, dan hal lain
13. Jaminan pensiun dan jaminan hari tua
PNS yang berhenti kerja berhak atas jaminan pensiun dan jaminan hari tua
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
14. Perlindungan
Perlindungan yang didapat oleh PNS berupa jaminan kesehatan,
kecelakaan kerja, kematian, dan hukum.

4.2.6. Pensiun

Pensiun diberikan sebagai jaminan hari tua dan sebagai penghargaan atas
jasa-jasa pegawai selama bekerja dalam dinas Pemerintah. Syarat untuk
memperoleh hak tersebut menurut UU Nomor 11 Tahun 1969 yaitu telah
mencapai usia sekurang-kurangnya 50 tahun dan memiliki masa kerja untuk
pensiun sekurang-kurangnya 20 tahun, serta dinyatakan tidak dapat bekerja lagi
22

dalam jabatan apapun karena keadaan jasmani atau rohani. Hal tersebut dapat
diartikan bahwa pegawai yang bersangkutan harus memenuhi syarat diberhentikan
“dengan hormat” sebagai pegawai negeri. Selain itu, pertimbangan teknis pensiun
PNS yang diberhentikan “dengan hormat” menurut Peraturan Badan Kepegawaian
Negara Nomor 2 Tahun 2018 antara lain atas permintaan sendiri, perampingan
organisasi atau kebijakan pemerintah, tidak cakap jasmani dan/atau rohani,
melakukan tindak pidana/penyelewengan, pelanggaran disiplin, mencalonkan diri
atau dicalonkan menjadi presiden dan wakil presiden, ketua, wakil ketua, dan
anggota dewan perwakilan rakyat, ketua, wakil ketua, dan anggota dewan
perwakilan daerah, gubernur dan wakil gubernur, bupati/walikota, wakil
bupati/wakil walikota, menjadi anggota dan/atau pengurus parpol, tidak menjabat
lagi sebagai pejabat negara, dan pemberhentian karena hal lain yang berupa tidak
melaporkan diri kembali kepada instansi induknya setelah selesai menjalankan
cuti di luar tanggungan negara, menggunakan ijazah palsu atau tidak melapor
setelah selesai menjalankan tugas belajar.

4.2.7. Penilaian Prestasi Kerja

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011, penilaian prestasi


kerja PNS merupakan proses penilaian secara sistematis yang dilakukan oleh
pejabat penilai terhadap sasaran kerja pegawai (SKP) dan perilaku kerja PNS
dengan tujuan untuk menjamin objektivitas pembinaan PNS. Penilaian prestasi
kerja dilakukan berdasarkan prinsip objektif, terukur, akuntabel, partisipatif, dan
transparan. Penilaian prestasi kerja terdiri dari SKP dan perilaku kerja. Penilaian
SKP meliputi aspek kuantitas, kualitas, waktu, dan biaya, sedangkan penilaian
perilaku kerja meliputi aspek orientasi pelayanan, integritas, komitmen, disiplin,
kerja sama, dan kepemimpinan. Bobot nilai untuk unsur SKP sebesar 60% dan
perilaku kerja sebesar 40%. Nilai prestasi kerja digolongkan menjadi sangat baik
(≥ 91), baik (76-90), cukup (61-75), kurang (51-60), dan buruk (≤ 50).
23

4.2.8. Cuti

Menurut Peraturan Kepala BKN Nomor 24 Tahun 2017, cuti merupakan


suatu keadaan dalam status tidak masuk kerja yang diizinkan dalam jangka waktu
tertentu. Cuti diberikan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK). Cuti terdiri
dari cuti tahunan, cuti besar, cuti sakit, cuti melahirkan, cuti karena alasan
penting, cuti bersama, dan cuti di luar tanggungan negara.
a) Cuti tahunan: Diberikan pada PNS dan CPNS yang telah bekerja minimal
1 tahun dan lamanya hak cuti tahunan adalah 12 hari kerja.
b) Cuti besar: Diberikan pada PNS yang telah bekerja paling singkat 5 tahun
dan berhak atas cuti besar paling lama 3 bulan, namun tidak berhak atas
cuti tahunan pada tahun tersebut. Selama cuti, penghasilan yang didapat
terdiri dari gaji pokok, tunjangan keluarga, dan tunjangan pangan.
c) Cuti sakit: Setiap PNS yang sedang menderita sakit berhak atas cuti sakit
dan perlu menyampaikan surat keterangan sakit secara tertulis serta
melampirkan surat keterangan dokter. Selama cuti, PNS bersangkutan
berhak mendapat penghasilan.
d) Cuti melahirkan: PNS berhak mendapatkan cuti melahirkan pada kelahiran
anak pertama hingga ketiga dan berhak atas cuti melahirkan selama 3
bulan. Selama cuti, PNS bersangkutan berhak mendapat penghasilan.
e) Cuti karena alasan penting: Lamanya cuti karena alasan penting adalah
paling lama 1 bulan.
f) Cuti bersama: Ditetapkan oleh adanya Keputusan Presiden.
g) Cuti di luar tanggungan negara: Diberikan pada PNS yang telah bekerja
paling singkat 5 tahun dan dapat diberikan cuti di luar tanggungan negara
paling lama 3 tahun. Selama cuti, PNS yang bersangkutan tidak berhak
menerima penghasilan.
24

BAB V

PENUTUP

5.1. Simpulan

Berdasarkan pembahasan mengenai kegiatan magang yang dilaksanakan di


Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Semarang pada tanggal 1-23 Agustus
2019 maka dapat disimpulkan bahwa Balai Besar POM di Semarang merupakan
salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan POM di Provinsi Jawa Tengah
yang mempunyai peranan penting dalam melaksanakan kebijakan di Bidang
Pengawasan Produk Terapetik, Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif Lain,
Obat Tradisional, Kosmetika, Produk Komplemen, Keamanan Pangan dan Bahan
Berbahaya. Dalam pelaksanaan kegiatan magang ini, penulis ditempatkan di
Bagian Kepegawaian. Penulis mendapatkan banyak ilmu dan pengetahuan baru,
seperti pengembangan kompetensi, disiplin PNS, Manajemen ASN, Manajemen
PNS, pensiun, penilaian prestasi kerja, dan cuti. Selain itu, penulis juga dapat
menjalin hubungan yang baik terhadap para pegawai sehingga nantinya penulis
mampu mempersiapkan diri dalam memenuhi tuntutan persaingan dalam dunia
kerja yang semakin ketat.

5.2. Saran

Berdasarkan pengamatan penulis selama berlangsungnya kegiatan


magang, terdapat beberapa saran yang mungkin dapat memberikan dampak baik
bagi Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Semarang yaitu meningkatkan
tingkat kedisiplinan pegawai dalam bekerja, seperti datang ke kantor tepat waktu
dan mewajibkan kegiatan senam pagi setiap hari Jumat bagi setiap pegawai untuk
menunjang hidup sehat.
25

DAFTAR PUSTAKA

Badan Kepegawaian Negara. 2010. Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara


Nomor 21 Tahun 2010 Tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan
Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
BKN, Jakarta.

Badan Kepegawaian Negara. 2017. Peraturan Badan Kepegawaian Negara


Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2017 Tentang Tata Cara Pemberian
Cuti Pegawai Negeri Sipil. BKN, Jakarta.

Badan Kepegawaian Negara. 2018. Peraturan Badan Kepegawaian Negara


Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2018 Tentang Pedoman Pemberian
Pertimbangan Teknis Pensiun Pegawai Negeri Sipil dan Pensiun
Janda/Duda Pegawai Negeri Sipil. BKN, Jakarta.

Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2001. Keputusan Kepala Badan Pengawas
Obat dan Makanan Nomor 05018/SK/KBPOM Tentang Organisasi dan
Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Badan Pengawas Obat
dan Makanan. BPOM, Jakarta.

Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2018a. Keputusan Kepala Badan Pengawas
Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor HK.04.1.22.12.18.5812
Tahun 2018 Tentang Pedoman Pengembangan Kompetensi Pegawai
Negeri Sipil di Lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan. BPOM,
Jakarta.

Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2018b. Keputusan Kepala Badan Pengawas
Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor KP.07.01.1.82.04.18.2302
Tahun 2018 Tentang Pedoman Pemberian Tugas Belajar dan Izin Belajar
Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan.
BPOM, Jakarta.

Republik Indonesia. 2010. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 53


Tahun 2010 Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Sekretariat Negara,
Jakarta.

Republik Indonesia. 2011. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 46


Tahun 2011 Tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil.
Sekretariat Negara, Jakarta.

Republik Indonesia. 2014. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun


2014 Tentang Aparatur Sipil Negara. Sekretariat Negara, Jakarta.
26

Republik Indonesia. 2017. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 11


Tahun 2017 Tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil. Sekretariat
Negara, Jakarta.

Republik Indonesia. 2018. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun


1969 Tentang Pensiun Pegawai dan Pensiun Janda/Duda Pegawai.
Sekretariat Negara, Jakarta.
27

LAMPIRAN

Lampiran 1. Dokumentasi Kegiatan Magang

Lomba voli Persiapan lomba

Sarapan bersama setelah senam pagi Lomba memasukkan pensil dalam botol

Lomba suporter Kegiatan sehari-hari

Perpisahan Perpisahan
28

Lampiran 2. Surat Permohonan Magang


29

Lampiran 3. Surat Izin Magang


30

Lampiran 4. Surat Keterangan Selesai Magang

Anda mungkin juga menyukai