Anda di halaman 1dari 57

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

FARMASI INDUSTRI
DI PT. MEIJI INDONESIA
PERIODICAL REVIEW OF PROCESS CONTROL INTERIM REPORT
F.G TROCHES MEIJI (FTRS) 2012
Gelombang I 03 Juni- 03 Juli 2013

Disusun oleh :

FERLIEM, S.Si.
N211 12 017

Disusun Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Persyaratan Untuk


Mencapai Gelar Apoteker

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER
FARMASI INDUSTRI
DI PT. MEIJI INDONESIA
PERIODICAL REVIEW OF PROCESS CONTROL INTERIM REPORT
F.G TROCHES MEIJI (FTRS) 2012
Gelombang I 03 Juni- 03 Juli 2013

Disusun oleh :

FERLIEM, S.Si.
N211 12 017

Disusun Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Persyaratan Untuk


Mencapai Gelar Apoteker

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013

i
Praktek Kerja Profesi Apoteker – Farmasi Industri
Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin
PT. Meiji Indonesia, Bangil - Pasuruan

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah YME atas segala rahmat,

karunia dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Praktik Kerja

Profesi (PKPA) Industri Periode 03 Juni-03 Juli 2013 sebagai salah satu

persyaratan untuk memperoleh gelar Profesi Apoteker di Fakultas Farmasi

Universitas Hasanuddin Makassar.

PKPA Industri yang dilakukan di PT. MEIJI Indonesia yang berlokasi di

Jl. Mojoparon No. 1, Bangil, Pasuruan, Jawa Timur, merupakan kegiatan wajib

bagi mahasiswa yang mengikuti program pendidikan apoteker dengan tujuan

calon Apoteker dapat mengetahui dengan jelas tugas dan perannya di industri

farmasi serta mendapatkan pengetahuan dan pengalaman praktis tentang industri

farmasi sebagai bekal dalam pengabdian profesi di masyarakat.

Laporan ini merupakan salah satu bentuk evaluasi pelaksanaan kegiatan

PKPA yang telah dilakukan oleh mahasiswa sehingga melalui pembuatan laporan

ini dapat diketahui sejauh mana mahasiswa dapat memahami alur produksi dan

penjaminan mutu obat di industri farmasi.

Kami menyadari bahwa kegiatan PKPA ini tidak akan terlaksana tanpa

bantuan dari berbagai pihak, oleh sebab itu pada kesempatan ini perkenankanlah

kami menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada :

1. Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin Makassar atas kesempatan,

bantuan dan fasilitas yang diberikan terutama Dra. Hj. Aisyah Fatmawaty,

M.Si.,Apt. selaku Pembimbing PKPA Farmasi Industri.

iii
Praktek Kerja Profesi Apoteker – Farmasi Industri
Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin
PT. Meiji Indonesia, Bangil - Pasuruan

2. PT. Meiji Indonesia beserta seluruh staf dan karyawan atas kesempatan,

bantuan dan fasilitas yang diberikan.

3. Bapak Slamet Utomo, selaku Plant Director PT. Meiji Indonesia yang

telah memberikan kesempatan, perhatian dan dukungan selama

pelaksanaan PKP.

4. Bapak Giguk Tri Harianto, S.Si., Apt.,selaku QA Manager PT. Meiji

Indonesia sekaligus pembimbing PKL dan Ibu Pradina yang telah

memberikan kesempatan, masukan, dan perhatian selama PKP.

5. Ibu Dra. Asih Muji Rahayu, Apt., selaku Apoteker Penanggungjawab

Pabrik atau Product Security Pharmacist (PSP) PT. Meiji Indonesia yang

telah memberikan kesempatan, masukan, dan perhatian selama PKP.

6. Seluruh pengajar dari PT. Meiji Indonesia : Ibu Noera Apriliantini, Bapak

Cucuk Kasmuri, Bapak Saimin Sugito, Ibu Dian Yuliarni, S.Si., Apt. (QA

And GMP Section), Ibu Alifia S.Farm.,Apt atas semua ilmu dan masukan

yang telah diberikan selama kuliah klasikal.

7. Sub Section PD: Bapak Dian Wahyu, S.Si., Apt., Mbak Khusnul, Mbak

Siska, Mbak Wresti, Mbak Yunita terima kasih atas ilmunya.

8. Seluruh Staf dan karyawan PT. Meiji Indonesia di Non Beta Laktam :

Bapak I Nyoman Suparta, Bapak Eko, Bapak Totok. Beta Laktam I: Bapak

Windu Yekti S.Si., Apt, Bapak Didik, Bapak Adianto. Beta Laktam II :

Bapak Arif Budiman S.Farm, Apt, Bapak Suko dan Beta Laktam III:

Bapak Hilmi Gatneh, S.Si., Apt., Bapak Hendra Firmansyah, S.Farm.,

Apt., serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang

iv
Praktek Kerja Profesi Apoteker – Farmasi Industri
Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin
PT. Meiji Indonesia, Bangil - Pasuruan

telah memberikan bantuan dan bimbingan kepada kami selama

pelaksanaan PKP.

9. Terima kasih kepada mbak Nike selaku staf yang bertanggung jawab

untuk pembuatan periodical review yang telah memberikan

kesempatan,bimbingan masukan, dan perhatian selama pengerjaan tugas

khusus periodical review.

10. Teman-teman Angkatan Profesi Apoteker 2013 atas kebersamaan dan

kekompakannya.

Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan

laporan ini. Oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran dari

berbagai pihak. Semoga laporan PKPA ini dapat bermanfaat bagi PT Meiji

Indonesia, almamater kampus Unhas, serta mahasiswa praktek kerja profesi

apoteker dan semoga kerja sama yang telah terbentuk saling menumbuh

kembangkan satu sama lain. Semoga laporan ini bermanfaat bagi semua pihak

khususnya dalam pengembangan ilmu kefarmasian.

Pasuruan, 04 Juli 2013

Penyusun

v
Praktek Kerja Profesi Apoteker – Farmasi Industri
Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin
PT. Meiji Indonesia, Bangil - Pasuruan

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL…………………………………………………………... i

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ ii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ iii

DAFTAR ISI....................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL............................................................................................... viii

DAFTAR GRAFIK............................................................................................. ix

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

I.1 Latar Belakang...................................................................................... 1

I.2 Tujuan Umum ....................................................................................... 3

I.3 Tujuan Khusus ...................................................................................... 4

I.4 Manfaat ................................................................................................. 4

BAB II GAMBARAN UMUM TUGAS PKPA ................................................. 5

II.1 Profil PT. Meiji Indonesia ................................................................... 5

II.2 Sejarah PT. Meiji Indonesia ................................................................ 5

II.3 Produk PT. Meiji Indonesia................................................................. 7

II.4 Lokasi dan Sarana PT. Meiji Indonesia............................................... 9

II.5 Penerapan CPOB di PT. Meiji Indonesia ............................................ 16

II.6 Periodical Review................................................................................ 24

BAB III GAMBARAN KHUSUS TUGAS PKPA............................................. 28

III.1 Tujuan ................................................................................................ 28

III.2 Lokasi................................................................................................. 28

vi
Praktek Kerja Profesi Apoteker – Farmasi Industri
Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin
PT. Meiji Indonesia, Bangil - Pasuruan

III.3 Divisi .................................................................................................. 28

III.4 Ruang Lingkup................................................................................... 28

III.5 Mesin yang difokuskan ...................................................................... 29

III.6 Parameter kritis dalam proses ............................................................ 29

III.7 Hasil yang diharapkan........................................................................ 29

III.8 Tindakan untuk hasil yang diluar persyaratan ................................... 30

III.9 Parameter pengujian........................................................................... 30

III.10 Metode Evaluasi dan Persyaratan .................................................... 31

III.11 Hasil ................................................................................................. 33

BAB IV PEMBAHASAN................................................................................... 40

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................43

6.1 Kesimpulan...................................................................................43

6.2 Saran............................................................................................43

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................45

LAMPIRAN……………………………………………………………………...46

vii
Praktek Kerja Profesi Apoteker – Farmasi Industri
Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin
PT. Meiji Indonesia, Bangil - Pasuruan

DAFTAR TABEL

TABEL Halaman

1 Produk Domestik NBL (Injeksi)………………………………………. ......... .8

2 Produk Domestik NBL (Tablet)....................................................................... .8

3 Produk Domestik NBL (Kapsul)…………………………………............... .. 8

4 Data dari Proses Pencampuran ………………………………………............ .34

5 Data Pemeriksaan Proses Pengempakan .......................................................... .36

6 Data Pemeriksaan Produk Ruahan…………………………………............... 39

viii
Praktek Kerja Profesi Apoteker – Farmasi Industri
Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin
PT. Meiji Indonesia, Bangil - Pasuruan

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR Halaman

1 Bagan AHS Kelas IV ...................................................................................... 11

2 Bagan AHS Kelas III ...................................................................................... 12

3 Bagan AHS Kelas II........................................................................................ 13

4 Bagan AHS Kelas I ......................................................................................... 14

5 Bagan alur proses pengolahan air ................................................................... 15

6 Grafik Lama pengadukan dari Proses Pencampuran ...................................... 34

7 Grafik Berat tablet selama proses pengempakan ............................................ 36

8 Grafik Ketebalan tablet selama proses pengempakan..................................... 37

9 Grafik Kekerasan tablet selama proses pengempakan .................................... 37

ix
Praktek Kerja Profesi Apoteker – Farmasi Industri
Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin
PT. Meiji Indonesia, Bangil - Pasuruan

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Peraturan Pemerintah Nomor 51 tahun 2009 Tentang Pekerjaan

Kefarmasian, pasal 5 menjelaskan bahwa Pekerjaan Kefarmasian meliputi

pengadaan Sediaan Farmasi, Produksi Sediaan Farmasi, Distribusi/Penyaluran

Sediaan Farmasi dan Pelayanan Sediaan Farmasi (1).

Produksi Sediaan Farmasi adalah Pekerjaan Kefarmasian yang dilakukan

di industri farmasi sebagai salah satu sarana kesehatan dalam pembuatan obat,

pengendalian mutu, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan distribusi obat.

Fasilitas Produksi Sediaan Farmasi dapat berupa industri farmasi obat, industri

bahan baku obat, industri obat tradisional, dan pabrik kosmetika (1).

Industri farmasi sebagai produsen obat bertanggung jawab untuk

menjamin tersedianya produk obat yang memenuhi standar mutu dan spesifikasi

yang telah ditetapkan. Suatu industri farmasi harus mampu menjamin mutu mulai

dari bahan baku (raw material) sampai dengan produk jadi yang siap untuk

diedarkan di masyarakat. Oleh karena itu mutu obat harus dibentuk sejak awal.

Proses pembuatan obat, yaitu mulai dari penanganan dan kontrol kualitas bahan

awal, cara pembuatan, pengawasan mutu, sumber daya manusia yang terlibat

dalam proses produksi dan semua peralatan serta fasilitas yang digunakan perlu

standar operasional yang telah divalidasi dan sumber daya manusia yang

terkualifikasi agar mutu dari suatu produk dapat terjaga (2).

1
Praktek Kerja Profesi Apoteker – Farmasi Industri
Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin
PT. Meiji Indonesia, Bangil - Pasuruan

Pemerintah juga berperan dalam menjamin mutu suatu obat yang beredar

di Indonesia dengan menetapkan peraturan-peraturan yang harus dipenuhi oleh

industri farmasi dalam hal ini produksi sediaan obat. Peraturan-peraturan ini

tertuang dalam Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). CPOB adalah bagian

dari pemastian mutu yang memastikan bahwa obat dibuat dengan benar dan sesuai

standar yang telah ditetapkan untuk mencapai mutu yang sesuai dengan tujuan

penggunaan dan dipersyaratkan dalam izin edar dan spesifikasi produk (2).

Dalam penerapannya, CPOB selalu mengalami perubahan dan

improvement baik dalam proses maupun sumber daya manusia guna

menghasilkan produk dengan kualitas yang terus meningkat. Pedoman Cara

Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) mencakup dua belas aspek (2).

PT. Meiji Indonesia merupakan perusahaan di bawah lisensi PT. Meiji

Seika Kaisha, Ltd. Jepang yang memproduksi sediaan-sediaan antibiotik dan non

antibiotik. PT. Meiji Indonesia telah mendapatkan sertifkat CPOB, serta juga telah

mendapatkan lisensi untuk produk ekspor ke Jepang. Bagi Pemilik Modal Asing

(PMA) seperti PT. Meiji Indonesia, yang produksinya ditujukan untuk tujuan

ekspor, CPOB merupakan persyaratan minimal untuk produksi suatu sediaan,

sementara panduan untuk pembuatan sediaan ekspor menggunakan panduan

pembuatan obat yang telah disetujui oleh negara tujuan ekspor, yaitu Jepang.

Salah satu faktor penting tercapainya pemenuhan dari banyak persyaratan

tersebut adalah sumber daya manusia dalam suatu industri farmasi yang

merupakan salah satu aspek penting demi tercapainya pemenuhan tersebut.

Profesi yang mempunyai kewenangan dan kompetensi tentang seluruh aspek obat

adalah Apoteker. Apoteker dalam bidang industri mempunyai ruang lingkup kerja

2
Praktek Kerja Profesi Apoteker – Farmasi Industri
Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin
PT. Meiji Indonesia, Bangil - Pasuruan

yang cukup luas termasuk dalam proses manufaktur dan distribusi obat. Praktek

Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di industri farmasi ini merupakan salah satu

sarana untuk memperdalam ilmu dan memperluas wawasan tentang industri

farmasi bagi peserta program profesi Apoteker. Diharapkan pada program ini

peserta program profesi Apoteker dapat melihat langsung kegiatan di industri

farmasi secara menyeluruh dan mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan

industri farmasi.

Untuk memastikan dan menjamin bahwa bahan, proses, prosedur,

kegiatan, sistem, perlengkapan, atau mekanisme yang digunakan senantiasa sesuai

dengan standar yang dipersyaratkan, maka PT. Meiji Indonesia memberikan

perhatian yang besar kepada proses pelaksanaan validasi. Validasi dan kualifikasi

juga merupakan salah satu aspek CPOB. Periodical review merupakan salah satu

jenis validasi proses yang dilakukan dengan mengumpulkan hasil dari kontrol

selama proses (IPC), hasil pemeriksaan QC. Pengkajian mutu produk secara

berkala hendaklah dilakukan terhadap semua obat terdaftar, termasuk produk

ekspor, dengan tujuan untuk membuktikan konsistensi proses, kesesuaian dari

spesifikasi bahan awal, bahan pengemas dan produk jadi, untuk melihat tren dan

mengidentifikasi perbaikan yang diperlukan untuk produk dan proses. Hal ini

telah tercantum dalam CPOB terkini. Oleh karena itu, penyusunan laporan

periodical review merupakan suatu hal yang penting untuk dilakukan.

I.2 Tujuan Umum PKPA

Tujuan dilakukan Praktek Kerja Profesi Apoteker di industri farmasi

adalah sebagai berikut:

3
Praktek Kerja Profesi Apoteker – Farmasi Industri
Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin
PT. Meiji Indonesia, Bangil - Pasuruan

1. Meningkatkan pemahaman calon apoteker tentang peran, fungsi, posisi dan

tanggung jawab apoteker dalam industri farmasi, sehingga dapat dibandingkan

dengan teori yang diperoleh selama masa perkuliahan dan menjadi bekal

untuk menghadapi dunia kerja yang sesungguhnya.

2. Membekali calon apoteker agar memiliki wawasan, pengetahuan,

keterampilan, dan pengalaman praktis untuk melakukan pekerjaan

kefarmasian di industri farmasi.

3. Mempersiapkan calon apoteker dalam memasuki dunia kerja sebagai tenaga

farmasi yang profesional.

4. Memberi gambaran nyata tentang permasalahan pekerjaan kefarmasian di

industri farmasi.

I.2 Tujuan Khusus PKPA

Tujuan dibuat laporan periodical review adalah untuk memastikan bahwa

proses produksi produk F.G Troches Meiji (FTRS) telah terkontrol dengan benar

dan produk tersebut telah sesuai dengan persyaratan standar kualitas.

I.3 Manfaat Tugas Khusus

Manfaat dari tugas khusus ini adalah mahasiswa memiliki gambaran

dalam menyusun suatu laporan periodical review yang dapat memberikan

informasi sebagai dasar pertimbangan untuk perubahan spesifikasi dan juga

menjadi usulan perbaikan produk kedepan.

4
Praktek Kerja Profesi Apoteker – Farmasi Industri
Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin
PT. Meiji Indonesia, Bangil - Pasuruan

BAB II

GAMBARAN UMUM TUGAS PKPA

II.1 Profil PT. Meiji Indonesia (3)

PT. Meiji Indonesia merupakan industri farmasi yang kantor pusatnya

berada di Jl. Tanah Abang II no.4 Jakarta Pusat dan pabriknya berada di Jl.

Mojoparon 1 Bangil, Pasuruan, Jawa Timur. PT. Meiji Indonesia telah memiliki

kantor medical reperesentative hampir di seluruh wilayah Indonesia.

Visi PT. Meiji Indonesia adalah menjadi perusahaan farmasi dengan mutu

yang terpercaya di Indonesia dan dunia. Selain itu, PT. Meiji Indonesia sendiri

mempunyai misi yaitu membuat obat bermutu tinggi dengan tujuan untuk dapat

memuaskan konsumen diseluruh dunia dan memberikan sumbangan pada

peningkatan kesehatan manusia. PT. Meiji Indonesia dalam menjalankan tugas

dan kegiatan pada bidang-bidangnya diperlukan struktur organisasi dengan tujuan

dan job description yang jelas sehingga tidak terjadi tumpang tindih dengan

pekerjaan yang lainnya. Struktur organisasi divisi manufacturing PT. Meiji

Indonesia dapat dilihat pada lampiran 1.

II.2 Sejarah PT. Meiji Indonesia (3)

PT. Meiji Indonesia adalah merupakan salah satu perusahan yang menjadi

pelopor antibiotika terkemuka di Indonesia sejak didirikan pada tahun 1974. PT.

Meiji Indonesia yang berinduk pada Meiji Seika Kaisha, Ltd. Jepang, merupakan

salah satu perusahaan dengan standart kualitas tertinggi di Indonesia yang

didukung oleh ± 600 karyawan profesional di bidangnya masing-masing,

peralatan produksi yang berstandar internasional, serta sistem manajemen yang

5
Praktek Kerja Profesi Apoteker – Farmasi Industri
Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin
PT. Meiji Indonesia, Bangil - Pasuruan

baik. Perusahaan ini mempuyai kantor pusat di Jakarta, yang mencakup divisi

marketing, keuangan dan administrasi, dan fasilitas pabrik (divisi produksi) di

Bangil-Jawa Timur, serta tenaga pemasaran yang tersebar di kantor-kantor

perwakilan marketing di seluruh Indonesia. Pemilihan lokasi pabrik di Bangil

memiliki beberapa pertimbangan seperti lokasi dekat dengan pusat sehingga

memudahkan distribusi ke pelabuhan atau bandara., menempati daerah/tanah yang

tidak produktif, pemilihan lokasi dekat dengan sumber air (sumbersono).

Pembangunan sarana produksi dilakukan secara bertahap, dimulai pada

tahun 1974 hingga saat ini. Dengan ekspansi gedung Beta Laktam 2, penambahan

line produksi pada gedung Beta Laktam 3, dan pembangunan produksi Active

Pharmaceutic Ingredients (API) yang tujuannya untuk memenuhi kebutuhan akan

produk obat baik konsumsi lokal maupun ekspor.

Market yang dituju oleh PT. Meiji Indonsia adalah 65% ekspor dan 35%

dalam negeri. Pasar ekspor yang dituju antara lain Jepang, Malaysia, dan

Singapura, sedangkan untuk pasar dalam negeri (toll in) PT Meiji bekerja sama

dengan Kimia Farma, Indofarma, Takeda Indonesia, dan Dexa Medica. Bahan

baku yang digunakan dikirim langsung dari supplier yang terkualifikasi di

antaranya dari Cina, India, Korea, dan Spanyol. PT. Meiji Indonesia membagi

tugas dan kegiatan pada bidang masing-masing agar tidak terjadi tumpang tindih

pekerjaan antar divisi, sesuai dengan struktur organisasi.

Selain itu produk industri farmasi internasional dipersyaratkan pula

mengikuti panduan dan ketentuan internasional, misalnya Internasional

Organization for Standardization (ISO) 9000 series, current-Good Manufacturing

6
Praktek Kerja Profesi Apoteker – Farmasi Industri
Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin
PT. Meiji Indonesia, Bangil - Pasuruan

Practice (c-GMP), PIC/S atau ICH yang menyangkut seluruh aspek produksi dan

pengendalian mutu.

Dalam perjalanan selama kurun waktu kurang lebih 39 tahun (1974-2010),

PT. Meiji Indonesia telah menunjukkan kualitasnya dalam seluruh aspek dan

rangkaian kegiatan pembuatan obat, sehingga telah mendapatkan beberapa

sertifikat yang bertujuan untuk menjamin produk obat yang dihasilkan senantiasa

memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan. Pada 11 Juni 1993 menerima

sertifikat CPOB untuk penisilin dan turunannya sebanyak 4 buah bentuk sediaan

(serbuk steril, suspensi kering, kapsul keras, tablet salut). Persyaratan Sertifikat

CPOB ini didapatkan dengan syarat adanya investasi dan kesiapan Sumber Daya

Manusia. Pada 10 Februari 1994 menerima sertifikat CPOB untuk non-penisilin

sejumlah 13 bentuk sediaan (tablet biasa, tablet salut, kapsul keras, salep, suspensi

kering, cairan oral, serbuk steril, cairan steril, dan tetes mata) dari Dirjen POM

Depkes RI, serta sertifikat GMP dari Jepang untuk ekspor produk ke Jepang.

Tanggal 2 Juni 1997 menerima sertifikat CPOB untuk sediaan suspensi kering

oral antibiotika penisilin dan turunannya dari Dirjen POM Depkes RI. Tanggal 5

Februari 1998 menerima Surat Keputusan Persetujuan AMDAL untuk fasilitas

BL-2. Sertifikat PDA Jepang didapat pada tahun 2006. Hasil Mapping Industri

Farmasi Tahun 2005 mendapatkan strata A dari BPOM.

II.3 Produk PT. Meiji Indonesia (3)

PT. Meiji Indonesia bergerak dalam bidang usaha yang memproduksi anti

biotik untuk keperluan lokal maupun untuk ekspor yang memiliki 4 (empat)

gedung produksi utama yaitu

7
Praktek Kerja Profesi Apoteker – Farmasi Industri
Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin
PT. Meiji Indonesia, Bangil - Pasuruan

a) Gedung Non Beta Laktam memproduksi sediaan steril (serbuk injeksi,

tetes mata) dan non steril (tablet, kapsul, larutan topikal).

Tabel 1 Produk Domestik NBL (Injeksi)


INJECTION
FINISHED GOOD API
NO
NAME CODE NAME CONTAINS
1 Dibekacin "Meiji" for Injection 50 mg DKBS Dibekacin Sulfate Sterile 50 mg(pot)/vial
2 Dibekacin "Meiji" for Injection 100 mg DKBM Dibekacin Sulfate Sterile 100 mg(pot)/vial
3 Dibekacin Meiji Injection 1 ml ( import ) DKAS Dibekacin Sulfate Sterile 50 mg(pot)/ml
4 Dibekacin Meiji Injection 2 ml ( import ) DKAM Dibekacin Sulfate Sterile 100 mg(pot)/2ml
5 Kanamycin Sulfate "Meiji" for Injection 0,5 g KDS Kanamycin Sulfate Sterile 0,5 g(pot)/vial
6 Kanamycin Sulfate "Meiji" for Injection 1 g KD Kanamycin Sulfate Sterile 1 g(pot)/vial
7 Kanamycin Sulfate "Meiji" for Injection 2 g KDM Kanamycin Sulfate Sterile 2 g(pot)/vial
8 Streptomycin Sulfate "Meiji" for Injection 1 g SS Streptomycin Sulfate Sterile 1 g(pot)/vial
9 Streptomycin Sulfate "Meiji" for Injection 5 g SSL Streptomycin Sulfate Sterile 5 g(pot)/vial
10 Fosmicin for Injection 1 g FOM Fosfomycin Sodium Sterile 1 g(pot)/vial
11 Fosmicin for Injection 2 g FOL Fosfomycin Sodium Sterile 2 g(pot)/vial
12 Adant Dispo ( Import ) HLDP Sodium Hyaluronate 10 mg/ml
13 Biolon Prime™ Intraocular Injection HLOP Sodium Hyaluronate 9.6 mg 0.8 ml
14 Biolon™ Intraocular Injection HLOS Sodium Hyaluronate 5 mg 0.5 ml
15 Biolon™ Intraocular Injection HLOM Sodium Hyaluronate 10 mg 1 ml

Tabel 2 Produk Domestik NBL (Tablet)


TABLET
FINISHED GOOD API
NO
NAME CODE NAME CONTAINS
Fradiomycin Sulfate 2,5 mg(pot)/tablet
1 FG Troches "Meiji" FTRS
Gramicidin-S Hydrochloride 1,0 mg(pot)/tablet
Fradiomycin Sulfate 2,5 mg(pot)/tablet
2 FG Troches "Meiji" FTRT
Gramicidin-S Hydrochloride 1,0 mg(pot)/tablet
3 Clast Tablets CLTH Clebopride Malate 0,5 mg/tablet
4 SP Troches "Meiji" (rasa melon) STRO Dequalinium Chloride 0,25 mg/tablet
5 SP Troches "Meiji" (rasa strawberry) STRW Dequalinium Chloride 0,25 mg/tablet
6 SP Troches "Meiji" (rasa strawberry) STRWS Dequalinium Chloride 0,25 mg/tablet
78 SP Troches "Meiji" (rasa strawberry) STRWC Dequalinium Chloride 0,25 mg/tablet
9 SP Troches "Meiji" ( rasa kopi ) STRC Dequalinium Chloride 0,25 mg/tablet
10 Meipril Tablet 5 mg ( Import ) MEST Enalapril Maleate 5 mg/tablet
11 Meipril Tablet 20 mg ( Import ) MELT Enalapril Maleate 20 mg/tablet

Tabel 3 Produk Domestik NBL (Kapsul)

CAPSULES
FINISHED GOOD API
NO
NAME CODE 1.
NAME CONTAINS
Sanactase 2. 50 mg/kapsul
Protease 60 mg/kapsul
1 Excelase Capsules XECH-E Olipase 20 mg/kapsul
Meicelase 50 mg/kapsul
Pancreatine enteric coated 167,74 mg/kapsul
2 Kanamycin Capsules "Meiji" KCH Kanamycin Monosulfate 250 mg(pot)/kapsul
3 Meisec Capsules 20 mg MECS Micronized Omeprazole 20 mg/kapsul
4 Meisec Capsules 20 mg Tabel 4.19 Prok MECD Micronized
Domestik NBL Omeprazole 20 mg/kapsul

b) Gedung Beta Laktam I memproduksi sediaan steril (serbuk injeksi) untuk

lokal non steril (tablet dan granul untuk hewan). Obat yang diproduksi di

gedung ini antara lain widecilin, injeksi vicilin 250 mg, injeksi vicilin 500

8
Praktek Kerja Profesi Apoteker – Farmasi Industri
Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin
PT. Meiji Indonesia, Bangil - Pasuruan

mg, injeksi vicilin 1g, injeksi penisilin G dan procain, injeksi sulbactam,

injeksi sulbenicillin.

c) Gedung Beta Laktam II memproduksi sediaan non steril (granul, kapsul,

tablet) untuk ekspor, biasanya toll dari industri Kyowa Hakko Kirin.

d) Gedung Beta Laktam III memproduksi sediaan steril (serbuk injeksi untuk

manusia), khusus ekspor Meiji Seika Kaisha.

II.4 Lokasi dan Sarana penunjang PT. Meiji Indonesia (3)

PT. Meiji Indonesia memiliki area tanah di Bangil seluas ± 99.350 m 2

yang terletak di jalan Mojoparon No. 1 Bangil, Pasuruan. Daerah ini terletak

diantara 3 desa yaitu Desa Latek, Mojoparon dan Pekoren. Bangunan utama PT.

Meiji Indonesia adalah sebagai berikut :

a) Gedung Formulasi Non Beta Laktam (NBL), Beta Laktam I (BL-1), Beta

Laktam II (BL-2), Beta Laktam III (BL-3).

b) Gedung Produksi API Steril

c) Gedung Quality Control yang terdiri dari Laboratorium Kimia Fisika,

Laboratorium Mikrobiologi.

d) Gedung Quality Assurance yang terdiri dari QA-GMP dan QA-PD

e) Gudang Produk Jadi

f) Gedung Engineering

g) Gedung Kesejahteraan Karyawan

h) Gedung Office untuk kantor direktur, serta administrasi & keuangan

Fasilitas lainnya ialah masjid, koperasi, pos penjagaan, kolam renang,

instalasi pengolahan air limbah (ada di masing-masing gedung formulasi),

instalasi penjernihan air tanah, dan insinerator. Gedung formulasi BL-1, BL-2,

9
Praktek Kerja Profesi Apoteker – Farmasi Industri
Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin
PT. Meiji Indonesia, Bangil - Pasuruan

dan BL-3 merupakan kawasan berikat. Khusus untuk gedung formulasi BL-3

memiliki gudang bahan awal (bahan baku, kemasan, brosur), laboratorium

pengujian, gudang bahan/produk reject, gudang produk ruahan dan gudang

produk jadi yang tersendiri, tidak dicampur dengan produk dari gedung formulasi

lainnya.

Selain bangunan tadi, dalam menunjang kegiatan produksi dibutuhkan

fasilitas atau sarana penunjang lain, yaitu :

1. Sistem Pengendalian Udara dan Pengolahan Air (3)

Pengaturan udara dalam proses produksi sangat vital bagi industri farmasi.

Sistem tata udara merupakan unit terpenting yang beroperasi untuk menghasilkan

udara bersih ke ruang produksi dimana temperatur, kelembaban (Rh), jumlah

partikel, jumlah mikroba, pola aliran udara dan perputaran udara dapat terkontrol

dengan baik. Pembagian kelas pada ruang produksi didasarkan pada jumlah

partikel dalam ruangan produksi yaitu sebagai berikut:

1. Kelas IV (> 100.000 partikel 0,5µm/ft3)

Suhu 20-27 °C

Tekanan terhadap bagian luar > 5Pa.

Filter yang digunakan adalah Pre Filter (effisiensi 40 %), Return Filter

(effisiensi 40 %), dan Supply Filter (effisiensi 40 %). Pengecekan kondisi

filter dengan melihat perbedaan tekanan sebelum dan sesudah melewati

filter. Exhaust Fan berada pada lavatory dan Ruang antara. Bagan secara

jelasnya terdapat pada gambar sebagai berikut :

10
Praktek Kerja Profesi Apoteker – Farmasi Industri
Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin
PT. Meiji Indonesia, Bangil - Pasuruan

C/C
FA BF PF EF/DC

Kelas IV

VD = Valve Dumper SA
RA = Return Air
FA = Fresh Air
C/C = Colling Tower
BF = Blower Fan
PF = Pre Filter
EF = Exhaust Fan
SA = Supply Air
ke kelas 3
RA

VD
VD

Gambar 1 Bagan AHS Kelas IV

2. Kelas III (≤ 100.000 partikel 0,5 µm/ft3)

Suhu 20-25 °C, RH < 65 %

Tekanan terhadap kelas IV > 10 Pa, sehingga udara selalu kearah kelas IV.

Filter yang digunakan adalah Fresh Filter (effisiensi 40 %), Medium

Filter (effisiensi 85 %), Pre Filter (effisiensi 75 %), Final Filter (Hepa

Filter effisiensi 99,95 %), Return Filter (effisiensi 40 %), dan Supply

Filter (effisiensi 40 %). Pengecekan kondisi Filter dengan melihat

perbedaan tekanan sebelum dan sesudah melewati filter.

Exhaust Fan berada pada lavatory dan Ruang antara. Blower Fan berada

di luar sistem AHU. Air change >25 x perjam. Bagan secara jelasnya

terdapat pada gambar sebagai berikut :

11
Praktek Kerja Profesi Apoteker – Farmasi Industri
Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin
PT. Meiji Indonesia, Bangil - Pasuruan

PF MF C/C HE
FA BF DC/EF

Dari kelas 4

KELAS III
VD = Valve Dumper SA
RA = Return Air
FA = Fresh Air DC = Dust Collector
C/C = Colling Tower HE = Heat Essenger
BF = Blower Fan
PF = Pre Filter
EF = Exhaust Fan
SA = Supply Air
ke kelas 2
RA

VD VD

Gambar 2 Bagan AHS Kelas III

3. Kelas II (≤ 10.000 Partikel 0,5 µm/ft3)

Suhu <23 °C, RH <35 %

Tekanan terhadap kelas IV > 30 Pa

Tekanan terhadap kelas III> 15 Pa

Filter yang digunakan adalah Fresh Filter (effisiensi 40 %), Medium

Filter (effisiensi 85 %), Pre Filter (effisiensi 75 %), Final Filter (Hepa

Filter effisiensi 99,95 %), dan Return Filter (effisiensi 40 %). Pengecekan

kondisi Filter dengan melihat perbedaan tekanan sebelum dan sesudah

melewati filter.

Blower Fan berada di luar sistem AHU. Air change > 25 x perjam. Bagan

secara jelasnya terdapat pada gambar sebagai berikut :

12
Praktek Kerja Profesi Apoteker – Farmasi Industri
Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin
PT. Meiji Indonesia, Bangil - Pasuruan

PF MF C/C HE
FA BF

Dari kelas 3

KELAS II
VD = Valve Dumper SA
RA = Return Air
FA = Fresh Air DC = Dust Collector
C/C = Colling Tower HE = Heat Essenger
BF = Blower Fan
PF = Pre Filter
EF = Exhaust Fan
SA = Supply Air
ke kelas 1
RA

VD VD

Gambar 3 Bagan AHS Kelas II

4. Kelas I (≤ 100 Partikel 0,5 µm/ft3)

Suhu < 23°C, RH < 28 % (sesuai jenis produknya)

Filter yang digunakan adalah Final Filter (Hepa Filter effisiensi 99,995%)

dan Return Filter (effisiensi 40%).

Blower Fan terdiri dari motor dengan inverter. Air change > 25 x perjam.

Bagan secara jelasnya terdapat pada gambar sebagai berikut :

13
Praktek Kerja Profesi Apoteker – Farmasi Industri
Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin
PT. Meiji Indonesia, Bangil - Pasuruan

Gambar 4 Bagan AHS Kelas I

PT. Meiji menggunakan sumber air yang berasal dari sumur bor (deep

well) dan air PDAM sebagai penunjang proses produksinya. Air tanah tersebut

diolah menjadi beberapa jenis air dengan kualitas yang berbeda. Jenis-jenis air

tersebut adalah sebagai berikut :

 Raw Water (RW) adalah air tanah yang telah diklorinasi dengan Natrium

Hipoklorit, kemudian kotorannya dikoagulasi dengan Poli Aluminium

Chloride (PAC), digunakan untuk toilet dan kantin.

 Filtered Water (FW) adalah RW yang telah disaring dengan pasir silika

atau Sand Filter dan dapat menyaring partikel berukuran 50 – 100 µm.

 DeIonized Water (DIW) atau Purified Water (PW) adalah FW yang telah

disaring dengan filter 5 µm dan filter 2 µm kemudian mengalami proses

reverse osmosis kemudian mengalami proses electrodeionization (EDI).

Digunakan untuk mencuci vial, rubber stopper, lantai.

 Pyrogen Free Water (PFW) atau Water For Injection (WFI) adalah DIW

yang dipanaskan dalam evaporator dengan uap panas dan dialirkan dalam

14
Praktek Kerja Profesi Apoteker – Farmasi Industri
Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin
PT. Meiji Indonesia, Bangil - Pasuruan

kondensator sehingga mengalami proses kondensasi. PFW disimpan dalam

tanki dan dijaga pada suhu minimal 80C.

 Pyrogen Free Steam (PFS) adalah DIW yang dipanaskan dalam

evaporator dengan uap panas (130C.) sehingga mengalami perubahan

wujud menjadi gas (uap). PFS digunakan untuk sterilisasi pipa penyalur

PFW, sterilisasi dalam autoklaf, sterilisasi EOG, dan sterilisasi pipa

kompresor.

Klorinasi (0,5-1 ppm)

Sand filter Filtered water


Deep well (- 125 m) Raw water tank (FW) tank
tank

Klorin Sensor pH sensor


(pH= 5,5 – 6,5 )

Karbon aktif Filter ukuran 5 µm


dan 2 µm

Filter ukuran 5 µm Softerner


(Menghilangkan
kesadahan)

DIW generator

Filter ukuran 5 µm
Resin Anion NaOH

Reverse Osmosis
Resin Kation HCL

Electro De Ionized
DIW Machine

Water Treatment untuk Water Treatment


Engineering, NBL, dan BL1 untuk BL2/BL3

Gambar 4 Bagan alur proses pengolahan air

15
Praktek Kerja Profesi Apoteker – Farmasi Industri
Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin
PT. Meiji Indonesia, Bangil - Pasuruan

II.5. Penerapan CPOB di PT. Meiji Indonesia (2,3)

Bentuk penerapan Aspek-aspek CPOB oleh PT. Meiji Indonesia yaitu :

1. Manajemen Mutu

Konsep dasar pemastian mutu, penerapan CPOB, dan pengawasan mutu

adalah aspek manajemen mutu yang saling terkait. Di dalam CPOB 2012 telah

disebutkan bahwa kepala bagian manajemen mutu (Pemastian Mutu) hendaklah

seorang apoteker yang terdaftar dan terkualifikasi, memperoleh pelatihan sesuai,

memiliki pengalaman praktis yang memadai dan keterampilan manajer sehingga

memungkinkan untuk melaksanakan tugasnya secara profesional. Kepala bagian

manajemen mutu di PT. Meiji Indonesia adalah seorang apoteker.

a. Penjaminan Mutu (Quality Assurance) adalah totalitas semua pengaturan

yang dibuat dengan tujuan untuk memastikan bahwa obat dihasilkan

dengan mutu yang sesuai dengan tujuan pemakaiannya. Hal ini pada PT.

Meiji Indonesia dilakukan oleh Departemen Quality Assurance (QA).

b. CPOB / GMP (Good Manufacturing Practice)

CPOB adalah bagian dari pemastian mutu yang memastikan bahwa obat

dibuat dan dikendalikan secara konsisten untuk mencapai standar mutu

yang sesuai dengan tujuan penggunaan dan dipersayaratkan dalam izin

edar dari spesifikasi produk. Hal ini pada PT. Meiji Indonesia dilakukan

oleh QA-GMP Subsection.

c. Pengawasan mutu

Adalah bagian dari CPOB yang berhubungan dengan pengambilan sampel,

spesifikasi, dan pengujian serta dengan organisasi, dokumentasi, dan

prosedur pelulusan yang memastikan bahwa pengujian yang diperlukan

16
Praktek Kerja Profesi Apoteker – Farmasi Industri
Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin
PT. Meiji Indonesia, Bangil - Pasuruan

dan relevan telah dilakukan dan bahwa bahan yang belum diluluskan tidak

digunakan serta produk yang belum diluluskan tidak dijual atau dipasok

sebelum mutunya dinilai dan dinyatakan memenuhi syarat. Hal ini pada

PT. Meiji Indonesia dilakukan oleh Departemen Quality Control (QC).

2. Personalia

Kualitas dari personil ini sangat ditentukan oleh tingkat pendidikan,

pelatihan yang diberikan, keahlian dan ketrampilan yang dimiliki. Jabatan dan job

description yang diberikan pada setiap personil haruslah sesuai dengan

keahliannya, sesuai dengan pedoman my machine, my area. Agar semua personil

yang ada di industri farmasi dapat mendukung terciptanya produk yang

berkualitas, maka PT Meiji Indonesia memberikan pelatihan-pelatihan,

diantaranya ialah pelatihan CPOB yang diperuntukkan bagi semua karyawannya.

Untuk karyawan yang menjadi operator di ruang steril (ruang kelas A, B) akan

mendapatkan training khusus. Pelatihan juga bisa berupa mengikutsertakan

karyawan dalam berbagai seminar dan training baik itu di dalam negeri maupun di

luar negeri (Jepang). Penanganan personil tidak hanya menyangkut kualitas tetapi

juga kuantitas. Jumlah personal di setiap jabatan (struktur) ditentukan berdasarkan

berbagai pertimbangan diantaranya jumlah jam kerja, waktu yang diperlukan

untuk menyelesaikan pekerjaan yang ada dan tingkat kesulitan pekerjaan tersebut.

3. Bangunan

Dimana untuk industri farmasi ini ada persyaratan–persyaratan khusus

yang harus dipenuhi. Seperti halnya PT. Meiji Indonesia yang memproduksi

produk golongan Beta Laktam dan Non Beta Laktam, maka gedung produksinya

harus terpisah. Saat ini gedung formulasi yang ada di PT. Meiji Indonesia ialah

17
Praktek Kerja Profesi Apoteker – Farmasi Industri
Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin
PT. Meiji Indonesia, Bangil - Pasuruan

Gedung Non Beta Laktam (NBL), Gedung Beta Laktam (BL-1, BL-2, BL-3).

Gedung NBL dan BL-1 untuk memproduksi produk lokal untuk sediaan steril dan

nonsteril, namun produk gedung BL-1 lebih terfokus pada produk hewan. Gedung

BL-2 dan BL-3 memproduksi produk ekspor, gedung BL-2 hanya memproduksi

produk non steril, sedangkan BL-3 hanya memproduksi produk steril. Masing-

masing gedung ini memiliki fasilitas air handling unit (AHU) sendiri. AHU untuk

ruang produksi sediaan steril dan non steril juga dibedakan. suhu, kelembaban,

perbedaan tekanan, percepatan dan pertukaran udara, aliran udara, jumlah

mikroba dan partikel. Klasifikasi ruangan yang ada ialah ruang kelas F, kelas E,

kelas D/C, kelas B, dan kelas A, sebagaimana diatur dalam CPOB. Ruangan-

ruangan ini dilakukan pengendalian dari debu dengan cara melapisi dinding dan

lantai bangunan dengan epoksi yang rata dan licin, selain itu pertemuan antara

dinding dengan lantai dan dengan langit-langit dirancang tidak membentuk sudut

sehingga lebih mudah dibersihkan, tidak menyerap lembab serta meninggalkan

bekas debu, pemasangan pre filter, medium filter, final filter, serta pemasangan

dust collector dan exhaust. Untuk pengendalian suhu dan kelembaban dilakukan

dengan pemasangan sistem HVAC secara central line. Pengendalian serangga

(pest control) dilakukan dengan pemasangan lampu serangga (musipon) dalam

ruangan dan perekat serangga di lantai (musipecha).

4. Peralatan

Peralatan untuk pembuatan obat hendaklah memiliki desain dan konstruksi

yang tepat, ukuran yang memadai serta ditempatkan dan dikualifikasi dengan

tepat, agar mutu obat terjamin sesuai desain serta seragam dari bets-ke-bets dan

untuk memudahkan pembersihan serta perawatan agar dapat mencegah

18
Praktek Kerja Profesi Apoteker – Farmasi Industri
Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin
PT. Meiji Indonesia, Bangil - Pasuruan

kontaminasi silang, penumpukan debu atau kotoran dan, hal-hal yang umumnya

berdampak buruk pada mutu produk. Di PT. Meiji dilakukan proses pembersihan

terhadap alat-alat produksi setiap selesai proses produksi, proses pengangkutan

hasil produksi juga menggunakan alat khusus sehingga meminimalisir kontak

langsung antara alat dan produk, di dalam gedung produksi terutama di ruangan

tertentu diletakkan alat pemadam kebakaran juga alat pendeteksi adanya asap

akibat kebakaran (terletak di plafon). Timbangan yang digunakan memiliki

sensitifitas hingga dua digit dibelakang koma dan juga selalu dikalibrasi.

5. Sanitasi dan Hygiene

Ini menyangkut pemeliharaan fasilitas dan sarana yang digunakan dan

higiene perorangan. Di PT. Meiji Indonesia sanitasi bangunan dilakukan dengan

cara mengepel lantai dan dinding-dinding dari sisa-sisa bulk dengan desinfektan

setiap hari, pembersihan debu setiap hari dengan vacum cleaner, pembersihan

tangki dan pipa-pipa saluran air dengan cara bubbling, back wash kemudian

dibilas berkali-kali. Selain itu, masing-masing karyawan diharuskan melakukan

personal hygiene untuk melindungi produk dari kontaminasi. Masing-masing

karyawan diharuskan mengenakan pakaian pelindung badan khusus yang bersih,

hairnet, topi, kaos tangan dan sepatu untuk masing-masing kelas. Juga

menggunakan rolling dengan perekat (coro-coro) dan clothes vacuum cleaner

yang dimaksudkan untuk mengambil fiber, partikel dan rambut yang menempel di

baju. Lavatory (toilet) tersedia di setiap gedung produksi maupun gedung lainnya

yang terletak di area-area tertentu. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir cross

contamination yang disebabkan oleh operator. Karyawan yang sedang sakit pun

disarankan menggunakan alat pelindung diri dan juga mengisi daftar absensi

19
Praktek Kerja Profesi Apoteker – Farmasi Industri
Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin
PT. Meiji Indonesia, Bangil - Pasuruan

kesehatan setiap hari, namun apabila mengidap penyakit yang berat disarankan

untuk tidak masuk bekerja. Tersedianya bak pengolahan limbah untuk gedung

produksi non beta laktam, beta laktam, serta limbah lainnya. Para karyawan tidak

diizinkan membawa makanan ke dalam gedung produksi.

6. Produksi

Didalam CPOB pada aspek ke enam disebutkan bahwa kepala bagian

produksi hendaklah seorang apoteker yang terdaftar dan terkualifikasi,

memperoleh pelatihan yang sesuai, memiliki pengalaman praktis yang memadai

dalam bidang pembuatan obat dan keterampilan manajerial sehingga

memungkinkan untuk melaksanakan tugasnya secara profesional (CPOB, 2012).

Pernyataan tersebut menegaskan fungsi apoteker untuk menjamin kualitas suatu

produk, dalam hal ini tidak hanya terfokus pada mutu produk akhir tapi juga terkait

prosesnya. Sehingga peran apoteker menjadi sangat penting dalam pemilihan

bahan baku sampai pengujian produk jadi, bahkan apoteker juga bertanggung

jawab untuk memastikan mutu (Quality Assurance) agar obat sampai ke konsumen

tetap berkualitas.

7. Pengawasan Mutu

Pengawasan Mutu merupakan bagian yang esensial dari Cara Pembuatan

Obat yang Baik untuk memberikan kepastian bahwa produk secara konsisten

mempunyai mutu yang sesuai dengan tujuan pemakaiannya. Keterlibatan dan

komitmen semua pihak yang berkepentingan pada semua tahap merupakan

keharusan untuk mencapai sasaran mutu mulai dari awal pembuatan sampai

kepada distribusi produk jadi.

20
Praktek Kerja Profesi Apoteker – Farmasi Industri
Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin
PT. Meiji Indonesia, Bangil - Pasuruan

Pengawasan Mutu mencakup pengambilan sampel, spesifikasi, pengujian serta

termasuk pengaturan, dokumentasi dan prosedur pelulusan yang memastikan

bahwa semua pengujian yang relevan telah dilakukan, dan bahan tidak diluluskan

untuk dipakai atau produk diluluskan untuk dijual, sampai mutunya telah

dibuktikan memenuhi persyaratan. Hal ini pada PT. Meiji Indonesia dilakukan

oleh Departemen QC (Quality Control)

8. Inspeksi diri dan Audit Mutu

PT Meiji Indonesia melaksanakan inspeksi diri secara periodik minimal 1

tahun sekali. Pelaksanaannya dilakukan secara bergiliran dan ada titik fokus

tertentu apa yang akan diinspeksi. Sebagai responsible person adalah seksi QA

and GMP dengan membentuk sebuah tim kecil yang mewakili setiap bagian yaitu

QA, QC, produksi, engineering serta bagian lain bila dibutuhkan sesuai dengan

bidang yang diinspeksi. Inspeksi diri ini bertujuan untuk mengetahui dan

mengevaluasi apakah suatu sistem, standar atau proses yang ada telah sesuai

dengan persyaratan GMP yang terbaru..

9. Penanganan keluhan terhadap produk.

Penanganan klaim atau keluhan di PT. Meiji Indonesia dikenal sebagai

penanganan informasi kualitas dan kelainan kualitas. PT. Meiji Indonesia

mempunyai suatu Standard Kontrol Penanganan Informasi Kualitas dan Kelainan

Kualitas Produk yang diterapkan untuk menangani terjadinya kelainan kualitas

terhadap produk sudah dipasarkan. Selain untuk konsumen lokal, produk PT.

Meiji Indonesia juga diekspor untuk konsumen Jepang, Thailand dll. Untuk itu,

penanganan kelainan kualitas dibagi menjadi dua, yaitu untuk konsumen lokal

ditangani oleh Medical Representatif pada divisi pemasaran yang selanjutnya

21
Praktek Kerja Profesi Apoteker – Farmasi Industri
Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin
PT. Meiji Indonesia, Bangil - Pasuruan

akan diteruskan pada divisi manufacturing, sedangkan untuk konsumen produk

ekspor akan ditangani langsung oleh Holding Company, PT. Meiji Seika Kaisha,

Ltd. dan diteruskan ke PT. Meiji Indonesia melalui advisor dari Jepang yang

ditempatkan di Indonesia. Laporan kelainan kualitas yang masuk pada divisi

pabrik harus segera diinvestigasi penyebabnya dan segera dilakukan langkah

improvement atau perbaikan. Paling lambat dalam waktu 2 minggu (14 hari) harus

ada jawaban dari divisi manufacturing.

10. Dokumentasi

Industri farmasi dituntut untuk memiliki dokumentasi yang rapi dan

mudah untuk ditelusuri kembali jika sewaktu-waktu diperlukan. Di PT. Meiji

Indonesia semua aktivitas dilaksanakan sesuai dengan protap yang telah dibuat

sebelumnya. Dokumen-dokumen yang ada, memiliki nomor dokumen yang

sengaja dibuat untuk memudahkan penelusurannya. Dokumen–dokumen yang

digunakan haruslah dokumen yang masih berlaku. Jika suatu dokumen tidak

berlaku lagi maka ada penandaan khusus dan dilakukan penarikan terhadap

dokumen tersebut untuk kemudian dimusnahkan (copy-an dokumen), sedangkan

dokumen yang asli diberi tulisan TIDAK BERLAKU lalu disimpan selama 10

tahun. Dokumen batch record produksi dan pengawasan mutu juga harus

disimpan sampai dengan 10 tahun. Hal ini untuk memudahkan penelusuran jika

suatu saat ada klaim terhadap produk tersebut.

11. Pembuatan dan analisis berdasarkan kontrak

Pembuatan dan analisis berdasarkan kontrak harus dibuat secara benar,

disetujui dan dikendalikan untuk menghindarkan kesalahpahaman yang dapat

menyebabkan produk atau pekerjaan dengan mutu yang tidak memuaskan.

22
Praktek Kerja Profesi Apoteker – Farmasi Industri
Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin
PT. Meiji Indonesia, Bangil - Pasuruan

Kontrak tertulis antara Pemberi Kontrak dan Penerima Kontrak harus dibuat

secara jelas yang menentukan tanggung jawab dan kewajiban masing-masing

pihak. Kontrak harus menyatakan secara jelas prosedur pelulusan tiap bets produk

untuk diedarkan yang menjadi tanggung jawab penuh kepala bagian Manajemen

Mutu (Pemastian Mutu).

12. Kualifikasi dan validasi

CPOB mensyaratkan industri farmasi untuk mengidentifikasi validasi yang

perlu dilakukan sebagai bukti pengendalian terhadap aspek kritis dari kegiatan

yang dilakukan. PT. Meiji Indonesia sangat mempedulikan kualitas produk yang

dihasilkannya, sehingga perubahan sekecil apapun harus dipastikan bahwa

perubahan tersebut tidak berdampak pada perubahan kualitas produk. Oleh karena

itu setiap perubahan yang dilakukan harus melalui beberapa tahapan yang panjang

antara lain trial, validasi (initial validation) dan uji stabilitas produk sebagai

pembuktian bahwa perubahan tersebut disetujui (dapat diterapkan) atau tidak.

Setelah perubahan tersebut diaplikasikan, kualitas dari produk awal yang

dihasilkan masih harus dikontrol dengan pembuatan advance notice dan

melampirkannya pada batch record yang memuat perubahan pertama kali.

23
Praktek Kerja Profesi Apoteker – Farmasi Industri
Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin
PT. Meiji Indonesia, Bangil - Pasuruan

II.6. Periodical Review

II.6.1 Pengertian

Periodical review adalah validasi yang dilakukan dengan mengumpulkan

hasil dari kontrol selama proses (IPC) dan hasil pemeriksaan QC kemudian

dilakukan review dan verifikasi secara periodik bahwa faktor variabel berada

dalam batasan yang diperbolehkan. Review yang dilakukan minimal 8 lot dan jika

dalam satu tahun lebih dari 8 lot, maka dilakukan terhadap semua lot yang ada.

Namun sebaliknya jika dalam satu tahun kurang dari 8 lot, maka diambil lot dari

tahun sebelumnya (1).

II.6.2 Landasan (2)

Dasar Filosofi

• Industri Farmasi  Memberikan Jaminan Khasiat, Keamanan dan Mutu

Produk yang dihasilkan agar sesuai dengan tujuan penggunaannya.

• Diperlukan Manajemen mutu yang didesain secara menyeluruh dan

diterapkan dengan benar.

Sehingga, diperlukan suatu pedoman yang mengatur setiap industri

farmasi agar menghasilkan produk obat yang baik dan upaya yang perlu dilakukan

untuk menjaga kualitas produknya tetap pada spesifikasi yang telah ditentukan.

Pedoman tersebut diantaranya adalah CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik),

c-GMP (current Good Manufacturing Product), PICS (Pharmaceutical Inspection

Co-operation Scheme), dll.

Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) bertujuan untuk menjamin obat

dibuat secara konsisten, memenuhi persyaratan yang ditetapkan dan sesuai

dengan tujuan penggunaannya. CPOB mencakup seluruh aspek produksi dan

24
Praktek Kerja Profesi Apoteker – Farmasi Industri
Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin
PT. Meiji Indonesia, Bangil - Pasuruan

pengendalian mutu. Salah satu Sistem Pemastian Mutu yang benar dan tepat bagi

pembuatan obat hendaklah memastikan bahwa evaluasi berkala mutu obat

dilakukan untuk verifikasi konsistensi proses dan memastikan perbaikan proses

yang berkesinambungan.

Pengkajian mutu produk secara berkala hendaklah dilakukan terhadap

semua obat terdaftar, termasuk produk ekspor, dengan tujuan untuk membuktikan

konsistensi proses, kesesuaian dari spesifikasi bahan awal, bahan pengemas dan

produk jadi, untuk melihat tren dan mengidentifikasi perbaikan yang diperlukan

untuk produk dan proses. Pengkajian mutu produk secara berkala biasanya

dilakukan tiap tahun dan didokumentasikan, dengan mempertimbangkan hasil

kajian ulang sebelumnya dan hendaklah meliputi:

1. Kajian terhadap bahan awal dan bahan pengemas yang digunakan untuk

produk, terutama yang dipasok dari sumber baru;

2. Kajian terhadap pengawasan selama-proses yang kritis dan hasil pengujian

produk jadi;

3. Kajian terhadap semua bets yang tidak memenuhi spesifikasi yang

ditetapkan dan investigasi yang dilakukan;

4. Kajian terhadap semua penyim-pangan atau ketidaksesuaian yang

signifikan, dan efektivitas hasil tindakan perbaikan dan pencegahan;

5. Kajian terhadap semua perubahan yang dilakukan terhadap proses atau

metode analisis;

6. Kajian terhadap variasi yang diajukan, disetujui, ditolak dari dokumen

registrasi yang telah disetujui termasuk dokumen registrasi untuk produk

ekspor;

25
Praktek Kerja Profesi Apoteker – Farmasi Industri
Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin
PT. Meiji Indonesia, Bangil - Pasuruan

7. Kajian terhadap hasil program pemantauan stabilitas dan segala tren yang

tidak diinginkan;

8. Kajian terhadap semua produk kembalian, keluhan dan penarikan obat

yang terkait dengan mutu produk, termasuk investigasi yang telah

dilakukan;

9. Kajian kelayakan terhadap tindakan perbaikan proses produk atau

peralatan yang sebelumnya;

10. Kajian terhadap komitmen pasca pemasaran dilakukan pada obat yang

baru mendapatkan persetujuan pendaftaran dan variasi persetujuan

pendaftaran;

11. Status kualifikasi peralatan dan sarana yang relevan misal sistem tata

udara (HVAC), air, gas bertekanan, dan lain-lain; dan

12. Kajian terhadap Kesepakatan Teknis untuk memastikannya selalu

mutakhir.

Industri farmasi hendaklah melakukan evaluasi terhadap hasil kajian, dan

suatu penilaian hendaklah dibuat untuk menentukan apakah tindakan perbaikan

dan pencegahan ataupun validasi ulang hendaklah dilakukan. Bila dapat

dibenarkan secara ilmiah, pengkajian mutu dapat dikelompokkan menurut jenis

produk, misal sediaan padat, sediaan cair, produk steril, dan lain-lain.

II.6.3 Tujuan

Adapun tujuan dari dilakukannya periodical review adalah (4)

1. Membuktikan bahwa proses yang dilakukan untuk menghasilkan produk

dari bets ke bets adalah konsisten,

2. Laporan yang dihasilkan dapat dijadikan sebagai dokumen tertulis untuk

26
Praktek Kerja Profesi Apoteker – Farmasi Industri
Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin
PT. Meiji Indonesia, Bangil - Pasuruan

bahan pertimbangan dalam modifikasi spesifikasi produk dan instruksi

prosedur pengendalian, apabila diperlukan.

3. Untuk menilai kinerja produk obat setiap tahun dan untuk menentukan

kebutuhan akan perubahan dalam spesifikasi produk obat dan atau proses

manufaktur dan prosedur pengendalian

II.6.4 Manfaat

Adapun manfaat dari dilakukannya periodical review adalah (4)

1. Sebagai dasar pertimbangan apabila akan dilakukan perubahan spesifikasi

2. Sebagai dasar pertimbangan apabila akan dilakukan perubahan prosedur

atau kontrol.

3. Sebagai dasar pertimbangan apabila diperlukan validasi atau revalidasi.

4. Mengidentifikasi perbaikan produk atau peluang pengurangan biaya.

5. Konfirmasi sistem kontrol perubahan.

6. Mempersiapkan jika terjadi pengawasan dari pihak pengawas (BPOM)

7. Sebagai sarana komunikasi antara manajemen produk dan proses

II.6.5 Penanggungjawab

Secara umum pihak yang bertanggung jawab dalam persiapan, koordinasi

dan pelaksanaan periodical review adalah Departemen QA (Quality Assurance).

Departemen ini bertanggung jawab terhadap keseluruhan proses koordinasi dan

administrasi Periodical Review yaitu menjamin bahwa laporan dikeluarkan pada

waktu yang tepat setelah dilakukan pengumpulan data, analisis terhadap masalah

yang timbul, dan pengkajian kembali data sebelum proses akhir dari masing-

masing item yang diikutsertakan dalam Periodical Review (4).

27
Praktek Kerja Profesi Apoteker – Farmasi Industri
Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin
PT. Meiji Indonesia, Bangil - Pasuruan

BAB III

GAMBARAN KHUSUS TUGAS PKPA

III.1 Tujuan

Pengkajian secara berkala terhadap hasil kontrol selama proses yang

dilakukan untuk memastikan bahwa proses produksi F.G Troches Meiji (FTRS)

telah terkontrol dengan benar dan produk tersebut telah sesuai dengan persyaratan

standar kualitas. Pengkajian kembali tersebut dilakukan dengan mengumpulkan,

memeriksa kontrol proses selama produksi dan hasil pemeriksaan produk yang

secara berkala dapat mengkonfirmasi bahwa variabilitas produk masih berada

dalam rentang yang dapat diterima. Selain itu, untuk mengkonfirmasi bahwa tidak

ada parameter yang signifikan pada variasi atau tren dari data produksi pada tahun

2012 dengan analisis statistik dan analisis tren.

III.2 Lokasi

1. Lokasi Produksi : Area Non Steril pada Gedung Non-Beta Laktam.

2. Lokasi Pemeriksaan : Gedung QC (Laboratorium Mikrobiologi dan

Laboratorim Fisika & Kimia).

III.3 Divisi

1. QA & GMP Sub Section

2. QC Sub Section

3. Non-Beta Laktam Sub Section

III.4 Ruang Lingkup

1. No. Batch/No.Lot : FTRS 12725 (FT 675)-FTRS 12728 (FT 678),

28
Praktek Kerja Profesi Apoteker – Farmasi Industri
Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin
PT. Meiji Indonesia, Bangil - Pasuruan

FTRS 12755 (FT 761) - FTRS 12757 (FT 764), FTRT 12922 (FT 822)- FTRT

12923 (FT 823).

2. Jangka waktu produksi : Januari- Juni 2012

Catatan:

 Nomor lot digunakan pada produk ruahan serta bagian lainnya.

 Nomor Batch digunakan pada produk jadi.

III.5 Mesin yang difokuskan

1. Conical Mixer (NLN-CMX-01)

2. Rotary Tabletting Machines (NLN-RTM-01)

3. Stripping Machine (NLN-SPT-04)

III.6 Parameter kritis dalam proses

1. Proses pencampuran

Pencampuran Magnesium Stearat dan Micron Menthol menggunakan

Conical Mixer.

2. Proses pengempakan tablet

Proses tabletting dari granul setelah pencampuran kedua dengan

menggunakan JCO mesin tabletting JMCO

3. Proses Stripping dalam pengemasan

Blistering pada produk ruahan menggunakan mesin stripping

III.7 Hasil yang diharapkan

Dari item tes tersebut, baik dari hasil analisis statistik maupun hasil

analisis tren diharapkan sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan.

29
Praktek Kerja Profesi Apoteker – Farmasi Industri
Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin
PT. Meiji Indonesia, Bangil - Pasuruan

III.8 Tindakan untuk hasil yang diluar persyaratan

Jika ada ditemukan hasil di luar persyaratan dalam validasi ini, maka harus

membuat laporan deviasi sesuai dengan standar kontrol deviasi dan perbaikan

harus dilakukan sesegera mungkin.

III.9 Parameter pengujian

Kontrol parameter, kontrol dalam proses pada proses produksi harus

dilakukan dan kualitas produk ruahan harus diperiksa.

1. Kontrol parameter

- Proses pencampuran

Kondisi parameter yang diatur pada proses yaitu waktu pencampuran

- Proses pengempakan tablet

Kondisi parameter yang diatur pada proses yaitu kecepatan pengadukan

- Proses stripping

Kondisi parameter yang diatur pada proses yaitu suhu seal roll 1, suhu seal

roll 2, tekanan udara.

2 In Process Control

Pengempakan tablet : Berat, Ketebalan, Kekerasan

Stripping : Uji Kebocoran

3 Produk Ruahan : semua item pengujian

30
Praktek Kerja Profesi Apoteker – Farmasi Industri
Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin
PT. Meiji Indonesia, Bangil - Pasuruan

III.10 Metode Evaluasi dan Persyaratan

1. Standar untuk Parameter Control


Klasifikasi Proses Pengaturan Parameter Standar

Pencampuran Waktu 15 menit

Tabletting Kecepatan 30 rpm


Kontrol 0
Suhu Seal Roll 1 140-150 C
Parameter
0
Stripping Suhu Seal Roll 2 140-150 C

Tekanan Udara 2.5-3.5 bars

2. Standar untuk In Process Control

Parameter
Klasifikasi Proses Standar
Pengujian

Berat 1.330-1.470 g

Tabletting Kerapuhan 4.85-5.25 mm


In Process
Control
Kekerasan 6-9 kg/cm3—6-9 kp

Stripping Kebocoran Tidak Bocor

3. Standar untuk Produk ruahan

No Parameter Pengujian Standar

1 Warna Orange

2 Bau Menthol

3 Bentuk Dough nut

4 Rasa Manis

5 Pemerian Bebas dari benda asing

6 Identifikasi Memenuhi

31
Praktek Kerja Profesi Apoteker – Farmasi Industri
Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin
PT. Meiji Indonesia, Bangil - Pasuruan

No Parameter Pengujian Standar

7 Potensi Fradiomycin 93-107%

8 Potensi Gramicidin 93-107%

9 LOD ≤3.0 %

10 Kerapuhan 4.85-5.25 mm

11 Kekerasan ≥ 6 kp

12 Keseragaman Bobot 1.260-1.540 g

13 Disintegrasi 5-120 menit

4. Metode Evaluasi

1. Parameter proses

Dokumen parameter proses dari proses pengempakan,proses blistering dan

proses pillowing dilakukan pada setiap batch untuk titik maksimum dan

minimum.

2. In Process Control

Tiap item pengujian memiliki standar yang jelas, semua hasil dievaluasi

menggunakan metode analisis statistik dengan (rata-rata ± 3σ) dan

disesuaikan dengan standar. Selain itu, tiap item pengujian yang masih

menggunakan standar sementara (disebut “reference”), maka semua hasil

dievaluasi menggunakan perhitungan rata-rata, maksimum dan minimum

dan kesesuaian dengan reference.

32
Praktek Kerja Profesi Apoteker – Farmasi Industri
Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin
PT. Meiji Indonesia, Bangil - Pasuruan

3. Analisis tren

Setelah analisis statistik, buat sebuah grafik untuk setiap item pengujian

dan konfirmasi bahwa tidak ada perbedaan yang nyata dari variasi atau

tren data produksi tersebut dengan menggunakan analisis tren.

III.11 HASIL

III.11.1 Proses Pencampuran

1. Kondisi mesin

Menurut master batch record, proses pencampuran dilakukan di bawah

kondisi standar dengan batas terkontrol dimana telah menunjukkan tidak ada

kelainan selama proses pencampuran.

2. Kontrol parameter

Laporan lama pengadukan selama proses pencampuran dari produk FTRS

12725 (FT 675)- FTRS 12728 (FT 678). FTRS 12755 (FT 761)-FTRS 12757 (FT

764), FTRT 12922 (FT 822)- FTRT 12923 (FT 823) dapat dilhat pada tabel 4 dan

grafik 6, kemudian hasil tersebut dibandingkan dengan standar.

3. In process control

Hasil In-Process Control (IPC) untuk waktu pencampuran FTRS 12725

(FT 675)- FTRS 12728 (FT 678). FTRS 12755 (FT 761)- FTRS 12757 (FT 764),

FTRS 12922 (FT 822)-FTRS 12923 (FT 823) sangat stabil dan sesuai dengan

standar. Hal ini menunjukkan bahwa proses tproduksi telah dilakukan di bawah

kondisi yang terkontrol dan tidak ada kelainan selama proses.

33
Praktek Kerja Profesi Apoteker – Farmasi Industri
Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin
PT. Meiji Indonesia, Bangil - Pasuruan

Tabel 4 Data dari Proses Pencampuran


Proses Pencampuran
Pengujian Lama mencampur
Standar 15 menit
No.Batch No.Lot
FTRS 12725 675 15
FTRS 12726 676 15
FTRS 12727 677 15
FTRS 12728 678 15
FTRS 12755 761 15
FTRS 12756 762 15
FTRS 12757 763 15
FTRS 12758 764 15
FTRT 12922 822 15
FTRT 12923 823 15
average 15
min 15
max 15
avrg-3s 15
avrg+3s 15

Grafik lama pengadukan selama proses pencampuran

17
16.5
16
15.5
Waktu (menit)

data
15
14.5 standar
14 average-3s
13.5
avrg+3s
13
12.5
12
675

676

677

678

761

762

763

764

822

823

No.Lot

Gambar 6 Grafik lama pengadukan selama proses pencampuran

34
Praktek Kerja Profesi Apoteker – Farmasi Industri
Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin
PT. Meiji Indonesia, Bangil - Pasuruan

III.11.2 Proses Pengempakan Tablet

1. Kondisi mesin

Menurut master batch record, proses pengempakan tablet dilakukan di

bawah kondisi standar yang terkontrol dimana telah menunjukkan tidak ada

kelainan selama proses pengempakan tablet.

2. Kontrol parameter

Kecepatan selama proses pengempakan dari produk FTRS 12725 (FT

675)- FTRS 12728 (FT 678). FTRS 12755 (FT 761)- FTRS 12757 (FT 764),

FTRT 12922 (FT 822)- FTRT 12923 (FT 823) telah sesuai dengan standar.

3. In Process Control

Hasil In-Process Control (IPC) untuk waktu pencampuran FTRS 12725

(FT 675)- FTRS 12728 (FT 678). FTRS 12755 (FT 761)- FTRS 12757 (FT 764),

FTRS 12922 (FT 822)- FTRS 12923 (FT 823) dapat dilhat pada tabel 5 dan grafik

7-8 kemudian hasil tersebut dibandingkan dengan standar.

a. Berat

Data berat tablet sangat stabil dan sesuai dengan standar. Hal ini

menunjukkan bahwa proses produksi telah dilakukan di bawah kondisi

yang terkontrol dan tidak ada kelainan selama proses.

b. Ketebalan

Data ketebalan tablet sangat stabil dan sesuai dengan standar. Hal ini

menunjukkan bahwa proses produksi telah dilakukan di bawah kondisi

yang terkontrol dan tidak ada kelainan selama proses.

c. Kekerasan

35
Praktek Kerja Profesi Apoteker – Farmasi Industri
Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin
PT. Meiji Indonesia, Bangil - Pasuruan

Data kekerasan tablet sangat stabil dan sesuai dengan standar Hal ini

menunjukkan bahwa proses produksi telah dilakukan di bawah kondisi

yang terkontrol dan tidak ada kelainan selama proses.

Tabel 5 Data Pemeriksaan Proses Pengempakan


Proses Pengempakan
Spesifikasi
Berat Ketebalan Kekerasan
1.330-1.470 (g) 4.85-5.25 (mm) 6-9 kp (kg/cm2)
Standar
min max average min max average min max average
No.Lot No.Batch
675 FTRS 12725 1.380 1.440 1.410 4.92 5.03 4.98 7 8 8
676 FTRS 12726 1.370 1.440 1.405 4.90 5.05 4.98 7 7 7
677 FTRS 12727 1.380 1.440 1.410 4.90 5.05 4.98 6 8 7
678 FTRS 12728 1.390 1.440 1.415 4.92 5.03 4.98 7 8 8
761 FTRS 12755 1.390 1.440 1.415 4.90 5.05 4.98 6 8 7
762 FTRS 12756 1.380 1.440 1.410 4.90 5.05 4.98 6 8 7
763 FTRS 12757 1.390 1.450 1.420 4.90 5.05 4.98 6 8 7
764 FTRS 12758 1.370 1.440 1.405 4.90 5.05 4.98 6 8 7
822 FTRT 12922 1.380 1.440 1.410 4.91 5.02 4.97 7 8 8
823 FTRT 12923 1.370 1.440 1.405 4.90 5.05 4.98 6 8 7
average 1.380 1.441 1.411 4.91 5.04 4.97 6 8 7
min 1.370 1.440 1.405 4.90 5.02 4.97 6 7 7
max 1.390 1.450 1.420 4.92 5.05 4.98 7 8 8
avrg-3s 1.356 1.432 1.396 4.88 5.01 4.96 5 7 6
avrg+3s 1.404 1.450 1.425 4.93 5.08 4.98 8 9 8

Grafik Berat Tablet Selama Proses Pengempakan


1.480
1.460
1.440
Berat (gram)

standar max
1.420
average data
1.400
standar min
1.380
avrg-3s average
1.360
1.340 avrg+3s average

1.320
675

676

677

678

761

762

763

764

822

823

No.Lot

Gambar 7. Grafik Berat tablet selama proses pengempakan

36
Praktek Kerja Profesi Apoteker – Farmasi Industri
Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin
PT. Meiji Indonesia, Bangil - Pasuruan

Grafik Ketebalan Tablet Selama Proses Pengempakan


5.30
5.25 standar max
5.20
Ketebalan (mm)

5.15 average data


5.10
5.05 standar min
5.00
4.95 avrg-3s average
4.90
4.85 avrg+3s
4.80 average
675

676

677

678

761

762

763

764

822

823
No.Lot

Gambar 8. Grafik Ketebalan tablet selama proses pengempakan

Grafik Kekerasan Tablet Selama Proses Pengempakan


10
standar max
9
Kekerasan (kp)

average data
8

7 standar min

6 avrg-3s
average
5 avrg+3s
675

676

677

678

761

762

763

764

822

823

average
No.Lot

Gambar 9. Grafik Kekerasan tablet selama proses pengempakan

III.11.3 Produk Ruahan

Kualitas produk ruahan FTRS 12725 (FT 675)-FTRS 12728 (FT 678).

FTRS 12755 (FT 761)-FTRS 12757 (FT 764), FTRT 12922 (FT 822)-FTRT

12923 (FT 823) di tunjukkan pada tabel 6 kemudian dibandingkan dengan

standar.Deskripsi pengujian (misalnya: penampilan, identifikasi, warna dan lain-

lain) dimana tiap lot produk telah sesuai dengan standar selain itu laporan analisa

37
Praktek Kerja Profesi Apoteker – Farmasi Industri
Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin
PT. Meiji Indonesia, Bangil - Pasuruan

beberapa pengujian dapat dilihat bahwa tiap lot menunjukkan spesifikasi yang

sesuai dan tren data menunjukkan hasil yang sangat stabil dan sesuai dengan

standar.

III.12 Item Pengkajian lainnya

Peninjauan di lakukan untuk item-item berikut jika diperlukan

1. Ada produk FTRS yang diproduksi dari Januari- Juni yang belum lulus dari

pengujian QC yaitu FTRT 12922 (FT 822)-FTRT 12923 (FT 823).

2. Semua produk FTRS yang diproduksi dari Januari-Juni tidak ditemukan

deviasi.

3. Ada terjadi perubahan produk FTRS yang diproduksi dari Januari- Juni.

- Kontrol perubahan terhadap dokumen no.194/06/cc/2012 terkait

perubahan desain dari kotak dalam (back up maker datang dari Sejahtera

Inti Prima).

4. Semua produk FTRS yang diproduksi dari Januari-Juni tidak ditemukan

informasi kualitas atau klaim

5. Semua produk FTRS yang diproduksi dari Januari-Juni tidak ditemukan

perubahan aktivitas dari proses produksi.

38
Praktek Kerja Profesi Apoteker – Farmasi Industri
Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin
PT. Meiji Indonesia, Bangil - Pasuruan

Tabel 6 Data Pemeriksaan Produk Ruahan


Half Finished Product
Identifikasi
Spesifikasi Potensi Potensi Susut Keseragaman
Warna Bau Bentuk Rasa Penampilan Ketebalan Kekerasan Desintegrasi
Fradiomisin Gramisidin Pengeringan Bobot

Dough Bebas dari Benda 4.85-5.25


Standar Orange Mentol Sweet Sesuai 93-107 % 93-107 % ≤ 3.0 % ≥ 6 kp 1.260-1.540 g 5-120 menit
Nut Asing mm
No.Lot No.Bacth
Dough Bebas dari Benda
675 12725 Orange Mentol Sweet Sesuai 102 101 0.5 5.00 8 1.452 6
Nut Asing
Dough Bebas dari Benda
676 12726 Orange Mentol Sweet Sesuai 101 100 0.5 5.00 7 1.414 7
Nut Asing
Dough Bebas dari Benda
677 12727 Orange Mentol Sweet Sesuai 100 99 0.5 4.90 7 1.406 7
Nut Asing
Dough Bebas dari Benda
678 12728 Orange Mentol Sweet Sesuai 101 100 0.5 5.00 7 1.417 7
Nut Asing
Dough Bebas dari Benda
679 12729 Orange Mentol Sweet Sesuai 102 101 0.5 5.00 7 1.423 7
Nut Asing
Dough Bebas dari Benda
680 12730 Orange Mentol Sweet Sesuai 100 99 0.4 4.90 7 1.402 7
Nut Asing
Dough Bebas dari Benda
681 12731 Orange Mentol Sweet Sesuai 101 100 0.5 5.00 7 1.420 7
Nut Asing
Dough Bebas dari Benda
682 12732 Orange Mentol Sweet Sesuai 101 100 0.5 5.00 7 1.439 7
Nut Asing
Dough Bebas dari Benda
683 12733 Orange Mentol Sweet Sesuai 100 99 0.5 5.00 7 1.404 7
Nut Asing
Dough Bebas dari Benda
684 12734 Orange Mentol Sweet Sesuai 101 100 0.4 5.00 7 1.423 7
Nut Asing
average ≈ ≈ ≈ ≈ ≈ ≈ 101 100 0.5 4.98 7 1.420 7
min ≈ ≈ ≈ ≈ ≈ ≈ 100 99 0.4 4.90 7 1.402 6
max ≈ ≈ ≈ ≈ ≈ ≈ 102 101 0.5 5.00 8 1.452 7
avrg-3s ≈ ≈ ≈ ≈ ≈ ≈ 99 98 0.4 4.85 6 1.373 6
avrg+3s ≈ ≈ ≈ ≈ ≈ ≈ 103 102 0.6 5.11 8 1.467 8

39
Praktek Kerja Profesi Apoteker – Farmasi Industri
Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin
PT. Meiji Indonesia, Bangil - Pasuruan

BAB IV

PEMBAHASAN

Salah satu jenis validasi proses yang dilakukan di PT. Meiji Indonesia

ialah periodical review yaitu validasi yang dilakukan dengan mengumpulkan hasil

dari kontrol selama proses (IPC) dan hasil pemeriksaan QC kemudian dilakukan

review dan verifikasi secara periodik bahwa faktor variabel berada dalam batasan

yang diperbolehkan. Review yang dilakukan minimal 8 lot dan jika dalam satu

tahun lebih dari 8 lot, maka dilakukan terhadap semua lot yang ada. Namun

sebaliknya jika dalam satu tahun kurang dari 8 lot, maka diambil lot dari tahun

sebelumnya. Secara khusus periodical review di PT Meiji bertujuan untuk

mengkonfirmasi/memastikan bahwa variabilitas produk masih berada dalam

rentang yang dapat diterima. Selain itu, untuk mengkonfirmasi bahwa tidak ada

parameter yang signifikan pada variasi atau tren serta membuktikan konsistensi

data produksi tiap bets dengan analisis statistik dan analisis tren. Jika ada

ditemukan hasil di luar persyaratan dalam validasi ini, maka harus membuat

laporan deviasi sesuai dengan standar kontrol deviasi dan perbaikan harus

dilakukan sesegera mungkin.

Produk obat lokal (Indonesia) yang paling terkenal dari PT Meiji adalah

FG Troches. Untuk memastikan bahwa proses produksi F.G Troches Meiji

(FTRS) telah terkontrol dengan benar dan produk tersebut telah sesuai dengan

persyaratan standar kualitas serta melihat variabilitas atau tren produk yang terjadi

dari batch ke batch, maka dibuat laporan interim pengkajian berkala terhadap hasil

kontrol selama proses F.G Troches Meiji (FTRS). Laporan interim merupakan

40
Praktek Kerja Profesi Apoteker – Farmasi Industri
Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin
PT. Meiji Indonesia, Bangil - Pasuruan

bagian integral dari laporan final tahunan yang dibuat pada 6 bulan pertama dalam

jangka waktu produksi (Januari-Juni 2012).

Pembuatan laporan (report) periodical review mengacu pada protokol

yang telah dibuat dan disetujui sebelumnya oleh divisi QA-GMP. Jenis

pemeriksaan dan nilai standar dari parameter pemeriksaan dalam protokol di

ambil dari 2 sumber yaitu Technical Standard dan Inspection Standard. Technical

Standard meliputi jenis dan standar dari kontrol dalam proses (In Process

Control) selama produksi, sedangkan Inspection Standard meliputi jenis

pengujian dan standar dari parameter-parameter pengujian pemeriksaan mutu

produk ruahan. PT Meiji dalam jangka waktu produksi Januari-Juni 2012 telah

memproduksi tablet FG troches sebanyak 148 batch (@ 1 batch = 250.000 tablet).

Pada proses pengemasan terdapat 2 jenis Penamaan Batch dari FG Troches yaitu

FTRS (FG Troches 12 strip) dan FTRT (FG Troches 30 strip).

Berdasarkan Technical Standard, terdapat beberapa parameter/titik kritis

dalam proses produksi tablet yang perlu dikontrol dan diperhatikan karena

parameter ini sangat mempengaruhi kualitas produk yang akan dihasilkan.

Parameter kritis terdapat dalam proses yaitu proses pencampuran, proses

pengempakan, proses pengemasan khususnya proses stripping. Selain itu, kontrol

parameter, kontrol dalam proses selama proses produksi harus dilakukan dan

kualitas produk ruahan harus diperiksa oleh karena itu terdapat beberapa jenis

parameter kontrol dan parameter pemeriksaan dalam produk.

Dari hasil analisis data-data pemeriksaan dalam proses produksi baik

kontro parameter (proses pencampuran, proses pengempakan, proses

pengemasan) maupun kontrol dalam proses (proses pengempakan, proses

41
Praktek Kerja Profesi Apoteker – Farmasi Industri
Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin
PT. Meiji Indonesia, Bangil - Pasuruan

pengemasan) didapatkan bahwa data tiap lot tablet FG troches sangat stabil. Hal

ini menunjukkan bahwa proses produksi dilakukan di bawah kondisi terkontrol

dan tidak ada kelainan selama proses. Selain itu untuk pemeriksaan produk

ruahan, hasil analisis menunjukkan bahwa data dari tiap lot telah sesuai dengan

spesifikasi, tren data sangat stabil dan sesuai dengan standar.

Dilihat dari data pemeriksaan tersebut, didapatkan produk yang belum

lulus pemeriksaaan QC. Hal ini bisa disebabkan karena produk tersebut

merupakan produk yang diproduksi terakhir dengan kata lain merupakan nomor

batch terakhir dalam pembuatan laporan sehingga kemungkinan adanya parameter

pemeriksaan yang belum selesai. Selain itu, kemungkinan lain produk tersebut

belum dilulusakan karena belum memenuhi persyaratan sesuai dengan

kualitas/kriteria mutu yang diinginkan atau belum memenuhi spesifikasi produk

akhir yang diinginkan. Mutu obat tergantung pada bahan awal, bahan pengemas,

proses produksi dan pengendalian mutu, bangunan, peralatan yang dipakai dan

personil yang terlibat.

42
Praktek Kerja Profesi Apoteker – Farmasi Industri
Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin
PT. Meiji Indonesia, Bangil - Pasuruan

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 Kesimpulan

- PT. Meiji Indonesia merupakan salah satu Health Care Company

terkemuka telah menerapkan aspek-aspek CPOB dalam kegiatan

produksinya, sehingga kualitas produk yang dihasilkan tidak ditentukan

oleh hasil pemeriksaan akhir, namun harus dimulai dari seluruh tahap

pembuatan secara menyeluruh yang melibatkan semua komponen yang

ada dalam perusahaan.

- Bagi Pemilik Modal Asing (PMA) seperti PT. Meiji Indonesia, yang

produksinya ditujukan untuk tujuan ekspor, CPOB merupakan persyaratan

minimal untuk produksi suatu sediaan, sementara panduan untuk

pembuatan sediaan ekspor menggunakan panduan pembuatan obat yang

telah disetujui oleh negara tujuan ekspor, yaitu Jepang.

- Berdasarkan laporan hasil validasi pengkajian secara berkala terhadap

hasil kontrol proses. PT Meiji menginformasikan bahwa proses produksi,

pemeriksaan produk dan kualitas dari produk FG Troches Meiji [FTRS

12725 (FT 675)- FTRS 12728 (FT 678). FTRS 12755 (FT 761)-FTRS

12757 (FT 764), FTRT 12922 (FT 822)- FTRT 12923 (FT 823)] telah

dikendalikan dengan tepat. Selain data pengkajian secara berkala terhadap

hasil kontrol selama proses, hasil validasi ini menunjukkan konsisten

terhadap proses manufakturing dan fasilitas sehingga menghasilkan

produk FTRS yang telah memenuhi spesifikasi yang sudah ditetapkan.

43
Praktek Kerja Profesi Apoteker – Farmasi Industri
Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin
PT. Meiji Indonesia, Bangil - Pasuruan

V.2 Saran

1. PT. Meiji Indonesia hendaknya mampu mempertahankan dan terus

meningkatkan kualitas produk sehingga produk dari PT. Meiji Indonesia

tetap dikenal oleh masyarakat luas, baik sebagai suatu perusahaan farmasi

yang berkualitas maupun melalui produk-produknya.

2. Pelatihan c-GMP yang berkesinambungan perlu dilakukan untuk

meningkatkan pemahaman dan kemampuan karyawan PT. Meiji Indonesia

mengenai c-GMP dan efektifitas penerapannya hendaklah dipantau dan

dinilai secara berkala.

3. Tiap personil (operator) tidak dibebani tanggung jawab yang berlebihan

untuk menghindari resiko terhadap mutu obat.

4. Mahasiswa PKPA diizinkan masuk ke ruang produksi tertentu untuk

melihat proses produksi, bukan hanya melihat dari luar ruangan . Selain

itu, mahasiswa PKPA diharapakan diberikan lebih banyak lagi waktu

untuk mengerjakan tugas khusus.

5. Fasilitas instrument di bagian Quality Control dipisahkan antara produk

non beta laktam dan produk beta laktam.

6. Program penicillin containment terus dikembangkan.

44
Praktek Kerja Profesi Apoteker – Farmasi Industri
Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin
PT. Meiji Indonesia, Bangil - Pasuruan

DAFTAR PUSTAKA

1. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah

Republik Indonesia Nomor 51 tahun 2009 tentang Pekerjaan

Kefarmasian. Jakarta. 2009.

2. Tim Revisi Buku Pedoman CPOB. 2012. Pedoman Cara Pembuatan Obat

yang Baik 2012, Jakarta : Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik

Indonesia.

3. Anonim. Materi Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA). Jakarta. PT.

Meiji Indonesia. 2013.

4. Henson E. Conducting Effective Annual Product Reviews, Journals of

GXP Compliance, Vol 6. 2002.

45
Praktek Kerja Profesi Apoteker – Farmasi Industri
Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin
PT. Meiji Indonesia, Bangil - Pasuruan

Lampiran 1
Struktur Organisasi Divisi Manufacturing PT. Meiji Indonesia

Manufacturing
Division

General Manager

Manufacturing Expert.

Production Administration
Dept. Dept.

PPIC HRD & FACTORY


Production QA
ADMIN ACCOUNT

NBL QA & GMP QC Warehousing Engineering EXIM GA FACTORY IT

BL 1 PD PURCHASING OSHE

BL 2

BL 3

46
API
Praktek Kerja Profesi Apoteker – Farmasi Industri
Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin
PT. Meiji Indonesia, Bangil - Pasuruan

Lampiran 2
Skema Proses Produksi

47
Praktek Kerja Profesi Apoteker – Farmasi Industri
Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin
PT. Meiji Indonesia, Bangil - Pasuruan

Lampiran 3

Skema Proses Pengemasan

48

Anda mungkin juga menyukai