BAB 1-3 Pa Rohman
BAB 1-3 Pa Rohman
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
C. Tujuan
1. tujuan umum
2. Tujuan Khusus
Mahasiswa dapat memahami tentang penerapan pendidikan dan promosi
kesehatan pada anak-anak dan remaja serta diharapkan dapat memberikan
penyuluhan dengan baik.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Pada waktu menyikat gigi atau menggosok gigi, yang harus
diperhatikan adalah arah penyikatan. Arah penyikatan yang baik
adalah dari gusi ke permukaan gigi, karena selain membersihkan
gigi juga melakukan pengurutan pada gusi. Lidah juga harus di
sikat. Gerakan penyikatan gigi bisa dikombinasikan antara gerakan
ke atas ke bawah dengan gerakan maju mundur. Penyikatan
dilakukan sampai semua permukaan gigi tersikat atau tergosok.
Setelah selesai di sikat, kumur-kumur dengan air bersih.
Menggosok gigi sebaiknya dilakukan segera setelah selesai makan
(makan pagi) dan pada saat menjelang tidur malam. Sebaiknya
menggunakan sikat gigi yang bulu-bulunya tidak terlalu kasar atau
terlalu halus. Permukaan bulu sikat gigi yang rata, kepala sikat gigi
kecil dan tangkainya enak dipegang.
11
b. Kebersihan Lingkungan
12
sekolah. Masing-masing individu harus sadar bahwa kebersihan /
kesehatan lingkungan di sekolah adalah untuk kepentingan
bersama. Artinya kalau lingkungan sekolah bersih, sehat, rapih dan
aman diharapkan proses belajar mengajar dapat berjalan dengan
baik. Karena semua individu yang terlibat di dalamnya merasa
senang berada di lingkungan yang bersih, sehat, rapih dan aman.
Guru dituntut untuk menerapkan prinsip-prinsip manajemen yang
baik, seperti perencanaan, pengorganisasian dan pengawasan,
sehingga pemeliharaan dan pembianaan lingkungan sekolah sehat
selalu terpelihara. Bentuk kelompok-kelompok kerja sebagai
petugas piket, yang tugasnya membersihkan ruangan / kelasnya,
sehingga mereka harus datang lebih dahulu dari teman-temannya
yang lain. Secara berkala adakan lomba kebersihan antar kelas. Di
samping itu dalam waktu tertentu adakan acara membersihkan
halaman sekolah dan semua ruangan yang ada, termasuk kamar
mandi dan WC sehingga dengan demikian akan selalu tercipta rasa
gotong royong, rasa persatuan, rasa memiliki dan rasa kekeluargaan
yang tinggi. Kemudian yang tak kalah pentingnya, pada waktu-
waktu tertentu adakan lawatan ke sekolah-sekolah lain untuk
melakukan pertandingan persahabatan sambil melakukan studi
banding tentang keadaan lingkungan di sekolah, sehingga dengan
demikian murid-murid akan termotivasi untuk selalu memelihara,
menjaga dan meningkatkan kebersihan dan kesehatan lingkungan di
sekolahnya.
17
anggapan lagi bahwa seorang guru adalah seorang yang paling tahu
yang siap untuk memberikan kebijaksanaan, tetapi guru adalah:
1. Sebagai katalisator terjadinya proses belajar siswa.
2. Sebagai “siswa” yang juga secara terus menerus berusaha
menyempurnakan diri, sehingga menjadi katalisator yang
semakin meningkat kemampuannya. Seorang guru
dikatakan kompeten, apabila:
a. Memiliki wawasan yang luas tentang materi yang
akan disampaikan, sehingga dapat menyampaikannya
dengan baik dan menarik.
b. Memiliki kriteria yang dapat digunakan untuk
memilih cara – cara yang tepat dalam penyampaian
pengalaman belajar – mengajar.
c. Memiliki keterampilan dalam penyampaian materi.
d. Memiliki kepribadian yang baik.
18
B. DEFINISI REMAJA
Remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa. Para ahli
pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia antara 13 tahun
sampai dengan 18 tahun. Seorang remaja sudah tidak lagi dapat dikatakan sebagai
kanak-kanak, namun masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa.
Mereka sedang mencari pola hidup yang paling sesuai baginya dan inipun sering
dilakukan melalui metode coba-coba walaupun melalui banyak kesalahan.
Kesalahan yang dilakukan sering menimbulkan kekhawatiran serta perasaan yang
tidak menyenangkan bagi lingkungan dan orangtuanya.
1. Perkembangan Remaja
a ) Remaja awal (11/12 – 13/14)
Praremaja ini mempunyai masa yang sangat pendek, kurang lebih
hanya 1 tahun. Untuk wanita 11/12 – 12/13 tahun untuk laki – laki, 12/13 –
13/14 tahun. Diakatakan sebagai fase negative, terlihat tingkah laku yang
cenderung negative. Perkembangan fungsi – fungsi tubuh, terutama seks,
juga mengganggu
b ) Remaja tengah (13/14 – 17 tahun)
Perubahan-perubahan fisik terjadi sangat pesat dan mencapai
puncaknya. Ketidak seimbangan emosional dan ketidak stabilan dalam
banyak hal terdapat pada masa ini. Ia mencari identitas diri karena pada
masa ini, statusnya tidak jelas. Pola–pola hubungan sosial mulai berubah.
c ) Remaja Akhir (17 – 20/21 tahun)
Dirinya ingin menjadi pusat perhatian, ia ingin menonjolkan diri,
caranya lain dengan remaja awal. Ia idealis, menggunai cita tinggi,
bersemangat dan mempunyai energy yang besar. Ia berusaha memantapkan
identitas diri, dan tidak ingin mencapai ketidak tergantungan emosional.
19
2. Tugas perkembangan remaja
Tugas perkembangan remaja pada masa dewasa sebelum menjadi individu
dewasa yang matang :
a) Menerima citra tubuh
b) Menerima identitas seksual
c) Mengembangkan system nilai personal
d) Membuat persiapan untuk hidup sendiri
e) Menjadi mandiri dan bebas dari orang tua
f) Mengembangkan mengambil keputusan
g) Mengembangkan identitas seseorang yang dewasa
d. Remaja Di Sekolah
Sekolah adalah pendidikan sekunder. Bagi anak yang sudah sekolah,
lingkungan yang setiap hari dimsukinya selain lingkungan rumah adalah
sekolahnya. Perkembangan jiwa remaj di sekolah berpengaruh sangat besar
karena sepertiga dari wakti setiap hari dilewatkan di sekolah. Factor yang
berpengaruh di lingkungan sekolah bukan hanya guru dan sarana serta
prasarana pendidikan saja. Lingkungan bergaul antar temanpun besar
pengaruhnya. Apabila sekolah tersebut berada dikeramaian kota dapat
berpengaruh sangat besar karena anak – anak yang akan kesekolah
mendapat berbagai rangsangan sosial. Misalnya;pusat perbelanjaan yang
menawarkan barang yang mewah,pengangguran yang menawarkan obat
terlarang, dan pedagang kaki lima yang menawaarkan video porno.
21
e. Remaja Dalam Masyarakat
Masyarakat sebagai lingkungan tersier (ketiga) adalah lingkungan yang
terluas bagi remaja dan sekaligus paling banyak menawarkan pilihan.
Terutama dengan maju pesatnya teknologikomunikasi massa, maka hampir
tidak ada batas geografis, etnis, politis maupun sosial antara satu
masyarakat dengan masyarakat lainnya.
4. Pendidikan Seks
a) Definisi
Pendidikan Seks adalah upaya untuk memberikan pengetahuan tentang fungsi
organ reproduksi dengan menanamkan moral, etika serta komitmen agama
agar tidak terjadi “penyalahgunaan” organ reproduksi tersebut.
Pendidikan Seks terdiri dari dua segi:
1. Pengetahuan secara biologis yang termasuk dalam pengetahuan alat-alat
reproduksi perempuan dan laki-laki, proses reproduksi yaitu kehamilan dan
kelahiran, serta pengetahuan dan pemahaman cara penularan PMS dan
HIV/AIDS.
2. Pengetahuan dengan pendekatan sosial/ psikologis yang membahas soal
seks, perkembangan diri, soal kontrasepsi, mengenal perilaku seksual
beresiko dan hak-hak manusia untuk keselamatan kita serta keputusan untuk
melakukan hubungan seks.
7. Cara Penangulangan
Ada beberapa upaya yang dapat ditempuh untuk menanggulangi perilaku yang
menyimpang:
1. Selalu menegakkan tata aturan baik aturan agama maupun aturan dalam
keluarga yang mengarah kepada batas menutup aurat. Remaja yang memiliki
iman yang kuat, memahami ajaran Islam secara sempurna akan memiliki budi
pekerti yang baik dan memiliki kemampuan untuk menghindari hal-hal yang
dilarang oleh Allah. Demikian juga aturan dalam keluarga, bahwa orang tua
selalu mengajarkan agar berpakaian yang rapi dan sopan sehingga tidak
mengundang fitnah.
2. Anak selalu diberi bimbingan tentang seks dan fungsinya, serta cara
menanggulangi diri dari penyimpangan seks yang dianggap tabu dan
melanggar syariat Islam. Pendidikan seks bagi remaja, diberikan jika mereka
benar-benar siap dan ingin mengetahui tentang seks dan problematikanya.
Oleh karena itu selain diberikan tentang pendidikan seks dan fungsi
reproduksi, juga diberikan upaya penanggulangan secara Islam, yaitu
menghindarkan diri dari segala sesuatu yang mengundang fitnah dan
kesesatan.
3. Selalu dibiasakan menjaga diri dalam keluarga, sehingga mereka mampu
memiliki iman yang kuat dan budi pekerti yang luhur. Dalam hal ini peran
orang tua dituntut agar menjadi teladan yang baik bagi anggota keluarganya,
24
khususnya bagi anak-anaknya yang sedang menginjak remaja. Mereka harus
selalu diberi bimbingan tentang perilaku yang baik dan menghindarkan diri
dari perilaku yang tidak sopan dan mengarah kepada pergaulan bebas, karena
hal itu sangat dilarang oleh Islam.
4. Memberi pengetahuan dan bimbingan tentang perkembangan biologisnya
khususnya menyangkut seks dan auratnya yang sedang dialami anak-anak
mereka, sehingga anak-anak tersebut tidak akan mengalami salah pergaulan
yang mengarah kepada pelanggaran seksualitas. Dengan pengetahuan seperti
ini, mereka akan semakin siap dan mampu menjaga diri serta memiliki
pengetahuan yang cukup untuk mempersiapkan diri menghadapi masa depan
yang cerah, khususnya persiapan untuk berumah tangga.
5. Selalu menanamkan pemahaman bahwa dibolehkannya melakukan hubungan
seks dengan lawan jenisnya jika telah melaksanakan akad nikah atau
perkawinan, karena hal ini memiliki tujuan yang utama yaitu membentuk
keluarga bahagia san sejahtera
25
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masa reamaja adalah suatu priode peralihan dari masa kanak-kanak kepada
masa dewasa di mana remaja terjadi peningkatan remaja terhadap kehidupan sexual
ini sangat dipengaruhi oleh faktor perubahan-perubahan fisik selama pubertas,
terutama kematangan organ-organ seksual dan perubahan-perubahn hormonal,
mengakibatkan munculnya dorongan-dorongan seksual dalam diri remaja.
B. Saran
26