Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

DEPARTEMEN Kesehatan (Depkes) mengungkapkan rata-rata per tahun


terdapat 401 bayi baru lahir di Indonesia meninggal dunia sebelum umurnya
genap 1 tahun. Data bersumber dari survei terakhir pemerintah, yaitu dari
Survei Demografi Kesehatan Indonesia 2007 (SDKI). Setiap tahun sekitar 20
bayi per 1.000 kelahiran hidup terenggut nyawanya dalam rentang waktu 0-12
hari pascakelahirannya. Beberapa data juga menyebutkan bahwa remaja
negeri tidak terlepas dari pergaulan yang membuat generasi semakin terpuruk.
Undang-Undang Kesehatan No.23 Tahun 1992 memberikan batasan:
kesehatan adalah keadaan sejahtera badan, jiwa, dan social yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi.
Batasan yang diangkat dari batasan kesehatan menurut Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO) yang paling baru ini memang lebih dinamis dibanding dengan
batasan sebelumnya yang mengatakan bahwa kesehatan adalah keadaan
sempurna, baik fisik, mental, maupun social, dan tidak hanya bebas dari
penyakit dan cacat.
Hal ini berarti kesehatan seseorang tidak hanya diukur dari aspek fisik,
mental, dan social saja tetapi juga diukur dari produktivitasnya dalam arti
mempunyai pekerjaan atau menghasilkan secara ekonomi.
Berbagai penyakit menular seksual,maraknya pemakaian Narkoba
merupakan pemicu utama yang harus benar-benar menjadi perhatian
pemerintah.Dalam hal ini tenaga kesehatan titik utama sebagai pemberi
informasi yang merupakan perantara dari pemerintah,juga diperlukan upaya
dari semua pihak baik pemerintah, tenaga kesehatan terutama Bidan dalam
berbagai aspek asuhan, serta promosi kesehatan guna pemberdayaan
masyarakat yang peduli akan kesehatan individu dan keluarga. Untuk lebih
jelasnya akan kami bahas pada Bab II Pembahasan.
1
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang kami buat ,maka rumusan masalah


sebagai berikut :
1. Bagaimana penerapan pendidikan dan Promosi kesehatan pada anak ?
2. Bagaimana penerapan pendidikan dan Promosi Kesehatan pada remaja ?

C. Tujuan

1. tujuan umum

Mahasiswa dapat mengetahui penerapan pendidikan dan lingkup


promosi kesehatan pada anak-anak dan remaja.

2. Tujuan Khusus
Mahasiswa dapat memahami tentang penerapan pendidikan dan promosi
kesehatan pada anak-anak dan remaja serta diharapkan dapat memberikan
penyuluhan dengan baik.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Penerapan Pendidikan Dan Promosi Kesehatan Pada Anak-anak


1. Definisi
Pendidikan kesehatan adalah suatu penerapan konsep pendidikan di
dalam bidang kesehatan. Merupakan suatu kegiatan untuk membantu
individu, kelompok,atau masyarakat dalam meningkatkan kemampuan atau
perilakunya, untuk mencapai kesehatan secara optimal.
a. Kebersihan dan Kesehatan Diri Sendiri
Kebiasaan pemeliharaan kebersihan diri sendiri tidak terlepas dari
upaya pendidikan secara keseluruhan, khususnya pendidikan
kesehatan. Pemeliharaan kebersihan yang optimal akan terwujud
apabila sejak kecil kepada anak sudah ditanamkan sikap hidup bersih
dan contoh dari orang-orang yang berada disekitarnya. Karena itu
setiap orang harus selalu berupaya memelihara dan meningkatkan taraf
kebersihan diri sendiri dengan membiasakan hidup bersih dan sehat
disamping mencegah penyakit. Agar kesehatan diri sendiri selalu
terpelihara dengan baik, maka kebersihan mulut, gigi, kulit, kuku,
rambut, mata, hidung, telinga, dan pakaian harus selalu terjaga.

1.Memelihara Kebersihan Mulut dan Gigi


Kegunaan mulut termasuk lidah, bibir dan gigi antara lain untuk
mengunyah makanan, untuk berbicara, untuk member
keindahandan sebagai alat pengecap. Mulut, lidah an gigi
merupakan satu kesatuan, karena gigi dan lidah berada di dalam
rongga mulut. Dengan membersihkan gigi berarti juga
membersihkan rongga mulut dan lidah dari sisa-sisa makanan yang
biasanya tertinggal diantara gigi. Untuk membersihkan gigi yang
biasa dilakukan adalah dengan menyikat gigi dengan sikat gigi.

3
Pada waktu menyikat gigi atau menggosok gigi, yang harus
diperhatikan adalah arah penyikatan. Arah penyikatan yang baik
adalah dari gusi ke permukaan gigi, karena selain membersihkan
gigi juga melakukan pengurutan pada gusi. Lidah juga harus di
sikat. Gerakan penyikatan gigi bisa dikombinasikan antara gerakan
ke atas ke bawah dengan gerakan maju mundur. Penyikatan
dilakukan sampai semua permukaan gigi tersikat atau tergosok.
Setelah selesai di sikat, kumur-kumur dengan air bersih.
Menggosok gigi sebaiknya dilakukan segera setelah selesai makan
(makan pagi) dan pada saat menjelang tidur malam. Sebaiknya
menggunakan sikat gigi yang bulu-bulunya tidak terlalu kasar atau
terlalu halus. Permukaan bulu sikat gigi yang rata, kepala sikat gigi
kecil dan tangkainya enak dipegang.

2. Memelihara Kebersihan dan Kesehatan Kulit


Karena fungsi kulit begitu penting bagi kesehatan
seseorang,maka kebersihan kulit harus selalu dijaga dan dipelihara,
agar kulit dapat menjalankan fungsinya dengan sebaik-baiknya.
Cara membersihakan kulit biasanya dengan mandi, yang berguna
untuk menghilangkan kotoran yang melekat pada kulit,
menghilangkan bau keringat, merangsang peredaran darah dan
syaraf, melemaskan otot-otot dan member kesegaran tubuh.
Untuk Indonesia yang beriklim tropis (panas dan berdebu),
mandi sebaiknya dua kali sehari yaitu pagi dan sore. Ada beberapa
cara mandi, antara lain mandi dengan air dingin, mandi dengan air
panas, mandi dengan air hangat, mandi dengan air yang
mengandung zat-zat tertentu seperti air yang mengandung belerang,
mengandung garam atau mandi air laut. Sekarang ini untuk
kecantikan ada mandi yang dikenal mandi dengan rempah (biasanya
di salon-salonkeantikan).
4
Cara mandi yang baik dan benar adalah:
a. Seluruh badan disiram dengan air yang digunakan untuk
mandi.
b. Kemudian seluruh badan disabun dan digosok untuk
menghilangkan semua kotoran yang menempel di permukaan
kulit, terutama sekali bagian yang lembab dan berlemak seperti
pada lipatan paha, sela-sela jari kaki, ketiak, lipatan telinga dan
muka.
c. Setelah itu disiram lagi sampai bekas sabun tedi terbuang
bersih.
d. Keringkan seluruh permukaan tubuh dengan handuk yang
kering dan bersih.
1. Memelihara Kebersihan Kuku

Oleh karena kuku mempunyai tugas dan peranan yang penting


dalam kehidupan sehari-hari kita, maka kuku harus selalu dijaga
dan dipelihara kebersihannya. Karen kuku yang kotor dapat
menjadi sarang berbagai kuman penyakit yang selanjutnya dapat
ditularkan ke bagian-bagian tubuh yang lain. Adapun ciri-ciri kuku
yang baik antara lain: tumbuh dengan baik, bersih, kuat dan halus.
Cara merawat kuku dapat dilakukan dengan memotong ujung kuku
sampai beberapa millimeter dari tempat perlekatan antara kuku
dengan kulit. Potongan kuku disesuaikan dengan bentuk ujung jari
supaya kelihatan lebih bagus. Pergunakan alat pemotong kuku atau
gunting yang tajam agar memberikn hasil potongan kuku yang
rapi. Sebaiknya setelah diptong kikirlah tepi kuku agar menjadi
lebih rapi dan tidak tajam. Setelah pemotongan selesai dilakukan,
harus dilanjutkan dengan pencucian. Agar mendatangkan hasil
yang baik, maka kuku sebaiknya dicuci dengan air hangat dan
pergunakan sikat (boleh juga dengan sikat gigi bekas) untuk
5
membersihkan sisa-sisa kotoran yang kemungkinan masih
tertinggal. Kemudian tangan, kaki dan kuku dikeringkan dengan
lap atau handuk kering dan bersih.

2. Memelihara Kebersihan Rambut

Rambut berguna untuk melindungi kepala dan member


keindahan. Karena itu rambut sering juga dikatakan sebagai
mahkota bagi pemiliknya (terutama perempuan). Rambut sangat
mudah kotor terutama bagi mereka yang selalu memakai minyak
ambut. Apalagi kalau mereka bekerja di tempat yang terbuka dan
berdebu. Untuk menjaga agar rambut ttap sehat dan indah maka
rambut harus selalu di pelihara. Adapun pemeliharan rambut
dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya:
a. Dicuci.
Rambut dapat dicuci setiap saat tergantung kepada selera
si pemilik rambut. Tetapi agar pemeliharaan rambut menjadi
efisien, sebaiknya rambut tidak usah dicuci setiap saat, lbih-
lebih rambut yang panjang dan tebal. Oleh karena itu frekuensi
pencucian rambut tergantung kepada beberapa hal seperti:
1) Keadaan rambut (tebal, tipis, panjang, pendek atau
berminyak). Bagi orang yang berambut panjang dan
tebal, pencucian rambut lebih sering dilakukan
sedangkan orang yang rambutnya tipis dan pendek,
frekuensi mencuci rambut lebih rendah dari pada orang
berambut panjang dan tebal. Begitu juga bagi orang-
orang yang suka memakai minyak rambut, frekuensi
mencuci rambut lebih tinggi dari pada orang-orang
yang tidak memakai miyak rambut.
2) Lingkungan tempat tinggal atau tempat kerja. Orang-
orang yang tinggal di tempat yag berdebu harus lebih
6
sering mencuci rambutnya. Begitu juga dengan orang-
orang yang bekerja di tempat terbuka, berdebu dan
panas, harus lebih sering mencuci rambut dibandingkan
dengan orang-orang yang bekerja di tempat yang
tertutup, apalagi ber AC.
3) Cara mencuci rambut.
Rambut dicuci dengan menggunakan bahan pembersih
seperi shampoo, paling sedikit dua kali seminggu
secara tratur atau tergantung kepada kebutuhan dan
keadaan. Rambut disiram dengan air bersih, setelah
basah semua kemudian digosok dengan menggunakan
shampoo tersebut. Seluruh bagian rambut sampai
permukaan kulit kepala digosok dengan shampoo dan
sebaiknya sambil melakukan pemijatan pada seluruh
kulit kepala. Tujuannya adalah untuk merangsang
persarafan pada kulit epala sehingga pertumbuhan
rambut menjadi sehat dan normal. Bila rambut
dirasakan kurang bersih, gosok lagi dengan shampoo,
baru kemudian dibilas berkali-kali dengan air bersih
sampai rambut terasa kasat (tanda sudah besih). Setelah
itu rambut dikeringkan dengan handuk yang kring dan
bersih, baru kemudian disisir.
b. Dipangkas
Tidak ada ketentuan berapa bulan sekali rambut dipangkas.
Karena sangat tergantung kepada sifat masing-masing rambut.
Pengaruh “model” yang berlaku pada waktu itu sangat
menentukan frekuensi pemangkasan rambut. Jadi frekuensi
pemangkasan rambut disesuaikan dengan keadaan. Tetapi yang
terpenting rambut harus selalu disisir agar selalu tetap rapid an
mudah dipelihara dan kesehatan rambut tetap optimal.
7
3. Memelihara Kebersihan dan Kesehatan Mata

Mata sebagai indera penglihat sudah barang tentu mempunyai


tugas untuk melihat. Kita bisa mengenal suatu obyek atau benda,
baik ukuran, bentuk maupun keindahan suatu obyek. Di samping
tugas mata untuk melihat, masih banyak lagi tugas-tugas yang lain,
diantaranya:
1)Membantu alat keseimbangan tubuh. Alat keseimbangan
tubuh seseorang berada di dalam telinga bagian dalam.
Walaupun alat keseimbangan seseorang berfungsi dengan
baik tanpa dibantu oleh kedua belah mata, keseimbangan
seseorang akan terganggu. Karena itu fungsi mata juga
mnyempurnakan alat keseimbangan seseorang.
2)Member keindahan. Seseorang akan kelihatan lebih menarik,
apabila orang tersebut memiliki mata yang indah. Mata yang
indah adalah mata yang cerah, bening, lebar dan sehat.
3)Mendeteksi kesehatan. Beberapa penyakit dapat diketahui
dengan melihat keadaan mata pemiliknya, misalkan
kekurangan vitamin A, anemia (kekurangan darah merah),
mata bagian bawah kelihatan pucat, tekanan mental (steres)
akan memberikan pandangan yang kosong, orang dalam
keadaan pingsan maka pupil akan mengecil dan gerakan
mata sangat lemah.
Agar fungsi mata selalu optimal, maka mata harus selalu
dijaga dan dipelihara kesehatannya dengan jalan:
a. Pergunakan kaca mata khusus (berwarna gelap) untuk
mengurangi rangsangan dari luar seperti debu atau
sinar matahari yang kuat.
8
b. Mata harus selalu dalam keadaan bersih.
c. Mata harus dibersihkan dengan teratur yaitu
menggunakan cairan boorwater 3% atau dengan
rebusan air sirih. Caranya, bisa dengan merendamkan
mata pada gelas kaca yang telah berisi borwater atau
air rebusan sirih dan dikedip-kedipkan beberapa saat
lamanya, bergantian kanan dan kiri.
d. Jangan sekali-kali membersihkan maya dengan sapu
tangan bekas penderita sakit mata.
e. Kalau terpaksa, pergunakan sapu tangan yang bersih.
f. Kalau mata kemasukan benda-benda asing, seperti
debu atau sejenisnya, pergunakan boorwater pada
gelas mata, rendam mata sambil dikedip-kdipkan
sampai terasa bersih.
g. Bila membaca, usahakan mempertahankan jarak mata
dengan buku tidak kurang dari 30 cm. jangan
membaca sambil tiduran atau dalam kendaraan yang
sedang berjalan.
h. Istirahatkan mata secukupnya dengan memejamkan
mata setelah selesai melakukan pekerjaan yang
melelahkan mata. Kalau mata terasa kering,
pergunakan obat tetes mata dan biasakan makan
makanan yang banyak mengandung vitamin A.
4. Memelihara Kebersihan Hidung

Seperti indera yang lain, hidung juga mempunyai banyak


fungsi antara lain sebagai alat pembau, membantu alat perasa,
membantu alat penglihatan, sebagai sarana keluar masuknya
udara pernafasan dan member daya tarik (keindahan) bagi
pemiliknya. Agar hidung dapat selalu berfungsi dengan baik,
maka hidung harus selalu dirawat dengan baik. Karena hidung
9
merupakan tempat keluar masuknya udara nafas, maka udara
yang masuk selain mengandung zat asam juga mengandung
banyak debu dan zat-zat lain. Faktor inilah yang menyebabkan
hidung menjadi kotor, karena debu dan zat-zat lain yang terbawa
tadi disaring oleh bulu-bulu halus yang ada di hidung. Kalau
hidung terlalu kotor, kemungkinan bisa mengganggu fungsi
penyaringan dan jalannya nafas. Untuk menjaga jangan sampai
terjadi gangguan tersebut, maka secara terartur hidung selalu
dibersihkan.

5. Memelihara Kebersihan Telinga

Telinga berguna antara lain sebagai alat pendengaran,


sebagai alat keseimbangan (alat keseimbangan tubuh berada di
dalam telinga bagian dalam), membantu alat penglihatan (dengan
mata tertutup bisa menentukan posisi atau arah benda-benda
tertentu) dan member keindahan. Agar fungsi telinga tetap
optimal maka telinga harus selalu dibersihkan secara teratur.
Tetapi dalam membersihkan telinga sangat tidak dibenarkan
menggunakan benda-benda yang runcing. Pergunakanlah alat
pembersih telinga khusus (cotton buds) yang banyak dijual di
toko-toko kelontong atau apotek. Sebaiknya dalam
membersihkan telinga tidak boleh terlalu bersih selama tidak
mengganggu pendengaran atau menimbulkan bau. Karena
kotoran telinga yang kering harus dikeluarkan semua. Kalau
merasa ada gangguan pendengaran, segeralah periksakan ke
dokter agar tidak terjadi gangguan lebih jauh.

6. Memelihara Pakaian yang Bersih

Pakaian yang dimaksud adalah pakaian yang dipakai sehari-


hari seperti: baju, kaos oblong, rok, celana, kaos kaki, sepatu dan
10
sebagainya. Pakaian berguna antara lain untuk melindungi kulit
dari kotoran dari luar, seperti debu, lumpur dan sebagainya;
untuk melindungi kulit dari sengatan matahari atau cuaca dingin;
untuk membantu mengatur suhu tubuh(pakaian yang tebal bisa
mengurangi atau menahan rasa dingin); untuk mencegah
masuknya bibit penyakit seperti cacing tambang yang dapat
masuk ke dalam tubuh melalui telapak kaki. Tetapi dengan
memakai sepatu atau sandal dapat mencegah masuknya cacing
tambang tersebut; dan untuk member keindahan bagi
pemakainya.
a) Pemeliharaan pakaian. Pakaian hendaknya diganti setelah
selesai mandi atau bila kotor atau bila basah, baik kena
air ataupun karena keringat. Kalau tidak bisa langsung
dicuci, pakaian yang basah jangan ditumpuk. Sebaiknya
baju digantung untuk mencegah tumbuhnya jamur. Jamur
akan tumbuh subur di tempat yang lembab. Setelah dicuci
baju diserika agar baik dan rapi. Begitu pula dengan
sepatu. Upayakan agar epatu selalu dalam keadaan
kering, tidak boleh lembab. Agar awet, sepatu harus
selalu disemir. Kalau sepatu karet, pencucian harus selalu
dilakukan secara teratur, agar tidak kotor atau
menimbulkan bau tidak sedap. Kenakan pakaian yang
sesuai dengan ukuran tubuh.
b) Penggunaan pakaian. Pakaian harus dibedakan, antara
lain: pakaian rumah, pakaian sekolah / kerja, pakaian
tidur, pakaian pesta dan pakaian olahraga yang masih
harus disesuaikan dengan cabang olahraganya.

11
b. Kebersihan Lingkungan

1. Memelihara Kebersihan Lingkungan di Rumah

Memelihara kebersihan lingkungan di rumah adalah menjadi


tanggung jawab seluruh anggota keluarga. Seluruh anggota keluarga
selalu dituntut kesadaran yang tinggi untuk selalu memelihara
kebersihan di rumah. Apabila seluruh anggota keluarga telah
memiliki kesadara yang tingi akan pentingnya lingkungan, tentu
akan lebih mudah lagi dalam memelihara dan mengembangkan
lingkungan yang bersih dan sehat di rumah. Tugas guru di sekolah
adalah memberikan pengertian dab ksadaran kepada anak didik
mengenai pentingnya kebersihan di rumah bagi kesehatan pribadi
maupu anggota keluarga yang lain. Apabila anak didik telah
memiliki pengertian dan kesadaran yang tingi terhadap pentingya
kebersihan, maka anak akan selalu hidup bersih dan selalu akan
memelihara kebersihan lingkungannya agar selalu mendatangkan
kesehatan yang optimal. Apabila anak didik telah dengan sadar mau
melibatkan diri dalam kegiatan pemeliharaan dan pembinan
kebersihan lingkungan di rumahnya seperti membersihkan halaman,
membersihkan saluran air, membersihkan kamar mandi dan WC,
serta membesihkan dan membuang sampah pada tempat yang telah
disediakan, itu berarti anak telah mengerti akan pentingnya
kebersihan lingkungan dan itu merupakan suatu keberhasilan dalam
pendidikan kebersihan anak.

2. Memelihara Kebersihan Lingkungan di Sekolah

Pemeliharaan kebersihan dan ksehatan lingkungan di sekolah


adalah merupakan tanggung jawab guru, murid dan petugas kebun

12
sekolah. Masing-masing individu harus sadar bahwa kebersihan /
kesehatan lingkungan di sekolah adalah untuk kepentingan
bersama. Artinya kalau lingkungan sekolah bersih, sehat, rapih dan
aman diharapkan proses belajar mengajar dapat berjalan dengan
baik. Karena semua individu yang terlibat di dalamnya merasa
senang berada di lingkungan yang bersih, sehat, rapih dan aman.
Guru dituntut untuk menerapkan prinsip-prinsip manajemen yang
baik, seperti perencanaan, pengorganisasian dan pengawasan,
sehingga pemeliharaan dan pembianaan lingkungan sekolah sehat
selalu terpelihara. Bentuk kelompok-kelompok kerja sebagai
petugas piket, yang tugasnya membersihkan ruangan / kelasnya,
sehingga mereka harus datang lebih dahulu dari teman-temannya
yang lain. Secara berkala adakan lomba kebersihan antar kelas. Di
samping itu dalam waktu tertentu adakan acara membersihkan
halaman sekolah dan semua ruangan yang ada, termasuk kamar
mandi dan WC sehingga dengan demikian akan selalu tercipta rasa
gotong royong, rasa persatuan, rasa memiliki dan rasa kekeluargaan
yang tinggi. Kemudian yang tak kalah pentingnya, pada waktu-
waktu tertentu adakan lawatan ke sekolah-sekolah lain untuk
melakukan pertandingan persahabatan sambil melakukan studi
banding tentang keadaan lingkungan di sekolah, sehingga dengan
demikian murid-murid akan termotivasi untuk selalu memelihara,
menjaga dan meningkatkan kebersihan dan kesehatan lingkungan di
sekolahnya.

c. Makan yang Sehat

Makan sehari-hari hendaknya dengan cara yang benar, artinya


cukup, tidak terlalu kenyang dan juga tidak kurang kenyang. Agar kita
tetap sehat, makan makanan yang terdiri dari berbagai jenis makanan
yang mengandung berbagai macam zat gizi yang diperlukan oleh tubuh.
13
Makanan yang baik adalah makanan yang terdiri dari karbohidrat,
protein, lemak, vitamin dan mineral. Kalau dulu ada semboyan baha
makanan yang kita makan harus terdiri dari 4 sehat 5 sempurna yang
terdiri dari makanan pokok, lauk, sayur dan buah serta susu. Sekarang
semboyan itu telah diganti dengan menu seimbang, artinya makanan
tersebut harus cukup karbohidrat, protein,lemak, vitamin dan mineral
dengan komposisi sebagai berikut: karbohidrat 60 -70 %, lemak 20 – 30
% dan protein 10 – 15 %, sedangkan vitamin dan mineral sudah
tercakup di dalam komposisi tersebut. Agar makanan yang disajikan
tidak sia-sia, maka beberapa faktor di dalam penatalaksanaan makanan
yang harus diperhatikan adalah : harus memenuhi syarat-syarat gizi
(menu seimbang), tampak menarik, bervariasi agar tidak membosankan,
memenuhi selera, terdiri dari bahan-bahan makanan yang biasa
digunakan, sesuai dengan kebiasan makan, sesuai dengan agama,
memberikan rasa puas tanpa mengurangi harga diri, jumlah makanan
sesuai dengan daya tamping lambung dan jumlah makan pagi paling
sedikit harus merupakan seperempat dari seluruh kebutuhan sehari.
Untuk dapat memantau keadaan gizi murid, sebaiknya guru melakukan
pengukuran tinggi dan berat badan secara berkala (misalnya empat bulan
sekali).
2. contoh penerapan pendidikan pada anak-anak
a. Proses Pembelajaran
Belajar adalah proses mental dan emosional atau aktivitas pikiran
dan perasaan. Hasil belajar berupa tingkah laku, baik menyangkut
kognitif, afektif maupun psikomotor. Belajar terjadi di dalam interaksi
baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. Pembelajaran adalah
proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada
suatu lingkungan belajar yang merupakan sistem yang terdiri dari unsur
tujuan, bahan ajar, startegi, media, alat, siswa dan guru. Belajar
diartikan upaya membangun pengetahuan melalui pengalaman,
14
aktivitas kolaborasi, refleksi dan pemahaman terhadap hal yang
dipelajari. Dalam proses pembelajaran Pendidikan Jasmani dan
Kesehatan seorang guru mempunyai kewajiban membelajarkan siswa,
menciptakan situasi dan kondisi untuk memudahkan siswa belajar, dan
mengemban tugas sebagai guru dengan penuh tanggungjawab dan
profesional. Dalam kenyataan yang ada, sering terjadi dalam kegiatan
pembelajaran kesehatan di sekolah masih didominasi oleh guru dalam
bentuk klasikal dengan metode ceramah. Hal tersebut kemungkinan
akibat dari berbagai masalah antara lain:
a) Guru tidak tahu dan tidak berminat membuat program terpadu
antara kegiatan tatap muka terjadwal, latihan-latihan maupun tugas-
tugas.
b) Guru sudah membuat program terpadu, tetapi fasilitas sarana
penunjang kurang memadai atau tidak ada, misalnya: (i)
Perpustakaan, (ii) Laboratorium, (iii) Ruang UKS, (iv) dan lain-
lain.
c) Fasilitas tersedia, tetapi tidak dirancang untuk menunjang kegiatan
belajar – mengajar secara terpadu, artinya antara fasilitas dan
program pengajaran tidak sejalan.
Agar tujuan pembelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan dapat
tercapai, maka perlu diusahakan pemecahan masalah tersebut yaitu:
1) Program pembelajaran hendaknya berpijak pada sistem
instruksional. Artinya guru dalam merancang pengelolaan
pembelajaran, sebagai berikut:
a. Perhatian awal akan diarahkan pada tujuan pembelajaran,
terlebih dahulu guru akan merumuskan arah yang dituju
sebelum menetapkan bagaimana cara mencapai tujuan.
b. Guru akan mengumpulkan data dan menganalisis data
yang berhubungan dengan anak didik dengan cara tes
awal, dengan tanya jawab langsung, dan sebagainya.
15
c. Atas dasar kesimpulan yang diperoleh, guru akan
menjabarkan bahan pengajaran tersebut dalam
serangkaian sasaran yang sistematis.
2. Fasilitas sarana penunjang kegiatan akademik hendaknya dibuat
sesuai dengan kebutuhan program pembelajaran kesehatan.
3. Memanfaatkan fasilitas sarana penunjang akademik semaksimal
mungkin.
4. Guru tidak harus mendominasi kelas sepenuhnya.
b. Metode Penyampaian Materi
Tidak ada satu metode yang dikatakan paling baik untuk
penyampaian suatu materi. Seorang guru akan menggunakan
beberapa metode dalam proses pembelajaran Pendidikan Jasmani dan
Kesehatan sesuai dengan tahap – tahap belajar keterampilan,
perkembangan dan pertumbuhan serta kondisi sarana dan prasarana
yang ada. Metode penyampaian materi ajar seperti berikut:
1. Metode diskusi
Melalui metode diskusi dapat dikembangkan keterampilan
mengamati, mengklarifikasi, menyusun hipotesis,
menginterpretasikan dan menarik kesimpulan. Kegunaannya
untuk mendapatkan bahan-bahan pelajaran yang didapatkan
dari tukar pendapat.
2. Metode Tanya jawab
Melalui metode ini, dapat dikembangkan keterampilan
mengamati, menginterpretasikan, mengklarifikasi, menarik
kesimpulan, menerapkan dan kemampuan berpendapat.
Gunanya, agar dapat bertanya jawab langsung antara guru dan
peserta didik.
3. Metode sosiodrama
Melalui metode sosiodrama dapat dikembangkan
keterampilan mengamati, menginterpretasikan, menerapkan,
16
menyimpulkan dan mengkomunikasikan. Gunanya adalah
agar para peserta didik agar peserta dapat berperan sesuatu
yang sesuai dengan apa yang diinginkan, sehingga peserta
didik akan terampil mendramatisasikan atau mengekspresikan
sesuatu yang dihayatinya.
4. Metode Pemberian Tugas
Metode ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk
melaksanakan tugas berdasarkan petunjuk langsung yang
telah disiapkan oleh guru yang bersangkutan. Hal tersebut
dapat dilakukan dengan pemberian tugas kepada siswa
dengan menggunakan LKS (Lembar Kerja Siswa) yang dibuat
oleh guru sendiri.
5. Metode karya wisata
Melalui metode ini dapat dikembangkan keterampilan
mengamati, menghitung, mengukur, mengklarifikasi, meneliti,
dan membuat suatu model. Kegunaannya adalah untuk
mendapatkan langsung suatu objek yang kemungkinan tidak
banyak didapatkan. Peserta didik juga akan mendapatkan
pengalaman secara langsung, sehingga makin tertarik kepada
pelajaran yang disajikan.
c. Strategi Pembelajaran
Strategi adalah suatu pola pembelajaran dari suatu proses belajar –
mengajar. Pola pembelajaran yang biasa diterapkan adalah Cara
belajar Siswa Aktif (CBSA), pola pembelajaran ini melibatkan guru
dan siswa sama-sama aktif. Pola pembelajaran ini memiliki kelebihan
– kelebihan, mengingat bahwa siswa berpotesi untuk berpikir sendiri.
Potensi tersebut hanya dapat diwujudkan bila mereka diberi
banyak kesempatan untuk berpikir sendiri atau membangun
pengetahuannya sendiri. Oleh sebab itu, sebaiknya tidak ada

17
anggapan lagi bahwa seorang guru adalah seorang yang paling tahu
yang siap untuk memberikan kebijaksanaan, tetapi guru adalah:
1. Sebagai katalisator terjadinya proses belajar siswa.
2. Sebagai “siswa” yang juga secara terus menerus berusaha
menyempurnakan diri, sehingga menjadi katalisator yang
semakin meningkat kemampuannya. Seorang guru
dikatakan kompeten, apabila:
a. Memiliki wawasan yang luas tentang materi yang
akan disampaikan, sehingga dapat menyampaikannya
dengan baik dan menarik.
b. Memiliki kriteria yang dapat digunakan untuk
memilih cara – cara yang tepat dalam penyampaian
pengalaman belajar – mengajar.
c. Memiliki keterampilan dalam penyampaian materi.
d. Memiliki kepribadian yang baik.

18
B. DEFINISI REMAJA
Remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa. Para ahli
pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia antara 13 tahun
sampai dengan 18 tahun. Seorang remaja sudah tidak lagi dapat dikatakan sebagai
kanak-kanak, namun masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa.
Mereka sedang mencari pola hidup yang paling sesuai baginya dan inipun sering
dilakukan melalui metode coba-coba walaupun melalui banyak kesalahan.
Kesalahan yang dilakukan sering menimbulkan kekhawatiran serta perasaan yang
tidak menyenangkan bagi lingkungan dan orangtuanya.

1. Perkembangan Remaja
a ) Remaja awal (11/12 – 13/14)
Praremaja ini mempunyai masa yang sangat pendek, kurang lebih
hanya 1 tahun. Untuk wanita 11/12 – 12/13 tahun untuk laki – laki, 12/13 –
13/14 tahun. Diakatakan sebagai fase negative, terlihat tingkah laku yang
cenderung negative. Perkembangan fungsi – fungsi tubuh, terutama seks,
juga mengganggu
b ) Remaja tengah (13/14 – 17 tahun)
Perubahan-perubahan fisik terjadi sangat pesat dan mencapai
puncaknya. Ketidak seimbangan emosional dan ketidak stabilan dalam
banyak hal terdapat pada masa ini. Ia mencari identitas diri karena pada
masa ini, statusnya tidak jelas. Pola–pola hubungan sosial mulai berubah.
c ) Remaja Akhir (17 – 20/21 tahun)
Dirinya ingin menjadi pusat perhatian, ia ingin menonjolkan diri,
caranya lain dengan remaja awal. Ia idealis, menggunai cita tinggi,
bersemangat dan mempunyai energy yang besar. Ia berusaha memantapkan
identitas diri, dan tidak ingin mencapai ketidak tergantungan emosional.

19
2. Tugas perkembangan remaja
Tugas perkembangan remaja pada masa dewasa sebelum menjadi individu
dewasa yang matang :
a) Menerima citra tubuh
b) Menerima identitas seksual
c) Mengembangkan system nilai personal
d) Membuat persiapan untuk hidup sendiri
e) Menjadi mandiri dan bebas dari orang tua
f) Mengembangkan mengambil keputusan
g) Mengembangkan identitas seseorang yang dewasa

3. Peran Remaja dalam Masyarakat


Kontek kultur dan sub kultur ini merupakan segi lain yang sangat perlu
diperhatikan dalam menganalisis masalah – masalah remaja, di samping yang
sudah dibicarakan yaitu yang menyangkut masalah diri dalam diri remaja itu
sendiri.
a. Masyarakat Transisi
Salah satu cirri masyarakat Indonesia adalah tempat sebagian besar
remaja tinggal adalah masyarakat transisiyang sedang beranjak dari
keadaannyayang tradisional menuju kondisi yang lebih modern.

b. Remaja Dan Masyarakat Transisi


Keadaan masyarakat transisi seperti yang diuraikan diatas
(diindonesia terjadi pasca reformasi) oleh emire dukleim dikatakan akan
membawa individu anggota masyarakat kepada keadaan anomie. Anomie
menurut durkleim adalah normlessmess, yaitu suatu system social tanpa
adanya petunjuk atau pedoman untuk mengatur tingkah laku. Yang ada
adalah keadaan eksternal sepertidalam keadaan hokum rimba yang terdapat
dalam masyarakat yang tiba – tiba dilanda perang. Kebiasaan – kebiasaan
20
dan aturan yang biasa berlaku tiba – tiba tidak berlaku lagi. Akibatnya
adalah individualisme dimana individu – individu bertindak pada
kepentingannya masing – masing.

c. Remaja Sebagai Anggota Keluarga


Dalam masyarakat yang modern, masalah penerusan nilai – nilai
dalam keluarga menjadi lebih rumit. Bermacam – macam norma dan nilai
yang ada, tidak terbendung lagi masuk kedalam masyarakat yang
bentuknya yang masih tradisional hanya mengenai sejumlah norma dan
nilai yang terbatas. Teknologi informasi menyebabkan masuknya norma
dan nilai baru dari luar dan perkembangan – perkembangan dalam
masyarakatsendiripun menyebabkan timbulnya norma dan nilai baru. Pada
gilirannya, norma dan nilai – nilai yang baru ini masuk kedalam
lingkungankeluarga sehingga terjadilah bermacam konflikdan kesenjangan
dalam keluarga.

d. Remaja Di Sekolah
Sekolah adalah pendidikan sekunder. Bagi anak yang sudah sekolah,
lingkungan yang setiap hari dimsukinya selain lingkungan rumah adalah
sekolahnya. Perkembangan jiwa remaj di sekolah berpengaruh sangat besar
karena sepertiga dari wakti setiap hari dilewatkan di sekolah. Factor yang
berpengaruh di lingkungan sekolah bukan hanya guru dan sarana serta
prasarana pendidikan saja. Lingkungan bergaul antar temanpun besar
pengaruhnya. Apabila sekolah tersebut berada dikeramaian kota dapat
berpengaruh sangat besar karena anak – anak yang akan kesekolah
mendapat berbagai rangsangan sosial. Misalnya;pusat perbelanjaan yang
menawarkan barang yang mewah,pengangguran yang menawarkan obat
terlarang, dan pedagang kaki lima yang menawaarkan video porno.

21
e. Remaja Dalam Masyarakat
Masyarakat sebagai lingkungan tersier (ketiga) adalah lingkungan yang
terluas bagi remaja dan sekaligus paling banyak menawarkan pilihan.
Terutama dengan maju pesatnya teknologikomunikasi massa, maka hampir
tidak ada batas geografis, etnis, politis maupun sosial antara satu
masyarakat dengan masyarakat lainnya.

4. Pendidikan Seks
a) Definisi
Pendidikan Seks adalah upaya untuk memberikan pengetahuan tentang fungsi
organ reproduksi dengan menanamkan moral, etika serta komitmen agama
agar tidak terjadi “penyalahgunaan” organ reproduksi tersebut.
Pendidikan Seks terdiri dari dua segi:
1. Pengetahuan secara biologis yang termasuk dalam pengetahuan alat-alat
reproduksi perempuan dan laki-laki, proses reproduksi yaitu kehamilan dan
kelahiran, serta pengetahuan dan pemahaman cara penularan PMS dan
HIV/AIDS.
2. Pengetahuan dengan pendekatan sosial/ psikologis yang membahas soal
seks, perkembangan diri, soal kontrasepsi, mengenal perilaku seksual
beresiko dan hak-hak manusia untuk keselamatan kita serta keputusan untuk
melakukan hubungan seks.

5. Tujuan Pendidikan Seks


Pendidikan seks selain menerangkan tentang aspek-aspek anatomis dan
biologis juga menerangkan tentang aspek-aspek psikologis dan moral.
Pendidikan seks yang benar harus memasukkan unsur-unsur hak asasi manusia.
Juga nilai-nilai kultur dan agama diikutsertakan sehingga akan merupakan
pendidikan akhlak dan moral juga.
Tujuan dari pendidikan seks bagi remaja antara lain :
22
1. Untuk membekali diri tentang pengetahuan yang berkaitan dengan segala
sesuatu yang menyangkut dengan pribadi wanita khususnya yang berkaitan
dengan urusan kewanitaan, seperti masa subur, kehamilan, penyakit kelamin,
akibat dari pergaulan bebas, dan sebagainya.
2. Jika pendidikan seks bagi remaja tidak diberikan, maka terdapat kecenderungan
bahwa mereka akan melakukan hal-hal yang mengarah kepada perbuatan zina,
karena pada masa remaja merupakan masa mulai berkembang dan berfungsinya
organ tubuh khususnya organ yang mengarah kepada berfungsinya alat kelamin.
Secara otomatis mereka akan terdorong ingin tahu tentang hal-hal yang berkaitan
dengan hubungan seks dan terdorong ingin ikut mencobanya. Bagi remaja yang
kurang memiliki pengetahuan tentang seks dan usaha menanggulanginya, maka
akan sangat mudah terjerumus ke jalan yang tersesat, bahkan mereka besar
kemungkinan akan mengalami hamil sebelum nikah atau terjerumus kepada jalan
menuju perzinaan. Sebagai contoh dengan pergaulan yang kurang terkendali
terhadap teman kencannya, akhirnya mereka melakukan hal-hal yang dilarang
oleh Allah, dan ditambah iman yang kurang kuat, akhirnya mereka justru masuk
ke lembah prostitusi.
3. Pendidikan seks bagi remaja diberikan memiliki tujuan utama yaitu agar mereka
memiliki bekal yang cukup tentang hal-hal yang berkaitan dengan hubungan
seks, pergaulan bebas, serta memahami akibat dari semua perbuatan tersebut.

6. Dampak dari Pergaulan Bebas


Beberapa bahaya dari pergaulan bebas dapat di jabarkan antara lain :
a) Beberapa penyakit yang siap mendatangi seperti, herpes, HIV/ AIDS, Raja
singa, dan penyakit lainnya. Penyakit ini tentu sudah diketahui sangat
membahayakan dan sampai sekarang masih belum ada obatnya.
b) Hamil di luar pernikahan akan menimbulkan permasalahan baru, apabila masih
kuliah atau sekolah tentu saja orang tua akan sangat kesal. Maka akan takut
untuk jujur kepada orang tua akhirnya memutuskan untuk melakukan dosa baru
yaitu aborsi ataupun bunuh diri.
23
c) Apabila menikah di usia muda, permasalahan yang belum siap di hadapi akan
datang, seperti masalah keuangan, masalah kebiasaan, masalah anak.
d) Nama baik keluarga akan tercoreng. Keluarga akan menghadapi masalah yang di
buat dari efek buruk dari seks bebas ini.
e) Apabila hamil dan pasangan tidak mau bertanggung jawab, apa yang akan
lakukan? Akan banyak pikiran buruk yang akan mengganggu , seperti ingin
bunuh diri, berpikir tidak rasional yang mengakibatkan gangguan mental atau
gila.

7. Cara Penangulangan
Ada beberapa upaya yang dapat ditempuh untuk menanggulangi perilaku yang
menyimpang:
1. Selalu menegakkan tata aturan baik aturan agama maupun aturan dalam
keluarga yang mengarah kepada batas menutup aurat. Remaja yang memiliki
iman yang kuat, memahami ajaran Islam secara sempurna akan memiliki budi
pekerti yang baik dan memiliki kemampuan untuk menghindari hal-hal yang
dilarang oleh Allah. Demikian juga aturan dalam keluarga, bahwa orang tua
selalu mengajarkan agar berpakaian yang rapi dan sopan sehingga tidak
mengundang fitnah.
2. Anak selalu diberi bimbingan tentang seks dan fungsinya, serta cara
menanggulangi diri dari penyimpangan seks yang dianggap tabu dan
melanggar syariat Islam. Pendidikan seks bagi remaja, diberikan jika mereka
benar-benar siap dan ingin mengetahui tentang seks dan problematikanya.
Oleh karena itu selain diberikan tentang pendidikan seks dan fungsi
reproduksi, juga diberikan upaya penanggulangan secara Islam, yaitu
menghindarkan diri dari segala sesuatu yang mengundang fitnah dan
kesesatan.
3. Selalu dibiasakan menjaga diri dalam keluarga, sehingga mereka mampu
memiliki iman yang kuat dan budi pekerti yang luhur. Dalam hal ini peran
orang tua dituntut agar menjadi teladan yang baik bagi anggota keluarganya,
24
khususnya bagi anak-anaknya yang sedang menginjak remaja. Mereka harus
selalu diberi bimbingan tentang perilaku yang baik dan menghindarkan diri
dari perilaku yang tidak sopan dan mengarah kepada pergaulan bebas, karena
hal itu sangat dilarang oleh Islam.
4. Memberi pengetahuan dan bimbingan tentang perkembangan biologisnya
khususnya menyangkut seks dan auratnya yang sedang dialami anak-anak
mereka, sehingga anak-anak tersebut tidak akan mengalami salah pergaulan
yang mengarah kepada pelanggaran seksualitas. Dengan pengetahuan seperti
ini, mereka akan semakin siap dan mampu menjaga diri serta memiliki
pengetahuan yang cukup untuk mempersiapkan diri menghadapi masa depan
yang cerah, khususnya persiapan untuk berumah tangga.
5. Selalu menanamkan pemahaman bahwa dibolehkannya melakukan hubungan
seks dengan lawan jenisnya jika telah melaksanakan akad nikah atau
perkawinan, karena hal ini memiliki tujuan yang utama yaitu membentuk
keluarga bahagia san sejahtera

25
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Masa reamaja adalah suatu priode peralihan dari masa kanak-kanak kepada
masa dewasa di mana remaja terjadi peningkatan remaja terhadap kehidupan sexual
ini sangat dipengaruhi oleh faktor perubahan-perubahan fisik selama pubertas,
terutama kematangan organ-organ seksual dan perubahan-perubahn hormonal,
mengakibatkan munculnya dorongan-dorongan seksual dalam diri remaja.

B. Saran

Dalam perkembangan remmaja adalah salah satu perjalanan yang bisa


mempengaruhi dalam kehidupannya, oleh sebab itu melewati masa-masa transisi
itu dengan baik dalam fisik maupun pisikis sehingga bisa mengatasi dan
mengaplikasikan perubahan-perubahan itu dalam kehidupan sehari-hari.

26

Anda mungkin juga menyukai