Anda di halaman 1dari 2

Bahasa Indonesia : Nama : Ni Luh Juniantari

Materi : NPM : 1633121015

Pengukuran dan Penilaian Akun-Akun Neraca (Aktiva dan Utang)

A. Tujuan Penilaian
Penilaian biasanya digunakan untuk menunjuk proses penentuan jumlah rupiah
yang harus diletakkan pada tiap elemen atau pos statemen keuangan pada saat penyajian.
Tujuan penilaian aset adalah merepresentasi atribut pos-pos aset yang berpaut dengan
tujuan pelaporan keuangan dengan menggunakan basis penilaian yang sesuai. Sedangkan,
tujuan penilaian kewajiban adalah menentukan jumlah rupiah pengorbanan sumber
ekonomik (kas) pada saat tertentu seandainya pada saat tersebut kewajiban harus dilunasi.
B. Makna dan Dasar Penilaian
Dalam penilaian suatu pos untuk tujuan penyajian, akuntansi dapat menggunakan
berbagai dasar penilaian (bases for valuation) bergantung pada makna yang ingin
direpresentasi melalui pos statemen keuangan. Konsep dasar kontinuitas usaha
menempatkan aset sebagai sisa potensi jasa yang akan menjadi upaya dalam menghasilkan
pendapatan sehingga dasar penilaian yang paling menggambarkan makna tersebut adalah
kos historis. Akan tetapi, dalam praktiknya pos-pos aset tidak hanya memiliki atribut
sebagai sisa potensi jasa tetapi atribut yang lain. Karena adanya berbagai atribut yang
disandang oleh pos-pos aset, berbagai dasar penilaian harus digunakan dalam penyajian
agar informasi sistematik yang dikandung berpaut (relevan) bagi pemakai statemen
keuangan.
C. Penilaian dan Kriteria Utang
Penilaian mengacu pada penentuan nilai keharusan sekarang pada setiap saat antara
terjadinya kewajiban sampai dilunasinya kewajiban. Penilaian kewajiban pada saat
tertentu adalah penentuan jumlah rupiah yang harus dikorbankan seandainya pada saat
tersebut kewajiban harus dilunasi. Kewajiban dapat diakui atas dasar kriteria pengakuan
yaitu definisi, keterukuran, keterandalan, dan keberpautan. Saat untuk menandai bahwa
kriteria pengakuan dipenuhi adalah kaidah pengakuan yaitu: ketersediaan dasar hukum,
keterterapan konsep dasar konservatisma, ketertentuan substansi ekonomik transaksi, dan
keterukuran nilai kewajiban.
D. Pengukuran Utang
Pengukur yang paling objektif untuk menentukan kos kewajiban pada saat
terjadinya adalah penghargaan sepakatan (measured considerations) dalam transaksi-
transaksi dan bukan jumlah rupiah pengorbanan ekonomik masa datang. Penghargaan
sepakatan suatu kewajiban merefleksi nilai setara tunai atau nilai sekarang (current value)
kewajiban yaitu jumlah rupiah pengorbanan sumber ekonomik seandainya kewajiban
dilunasi pada saat terjadinya.
E. Kendala Pengukuran
Konsep konservatisme di satu sisi sebagai preferensi terhadap metode-metode
akuntansi yang menghasilkan nilai paling rendah untuk aset dan pendapatan, di sisi lain
juga menghasilkan nilai paling tinggi untuk utang dan biaya. Dengan kata lain,
konservatisme menghasilkan nilai buku ekuitas yang paling rendah. Berdasarkan definisi
tersebut, maka praktik konservatisme akuntansi sering memperlambat atau menunda
pengakuan pendapatan yang mungkin terjadi, tapi mempercepat pengakuan biaya yang
mungkin terjadi. Dalam penilaian aset dan utang, aset dinilai pada nilai yang paling rendah
dan sebaliknya, utang dinilai pada nilai yang paling tinggi. Hal inilah yang menjadi dasar
mengapa konservatisme merupakan salah satu kendala pengukuran. Kendala lainnya juga
terlihat dari objektifitas dan veriabilitas, serta keterbatasan unit moneter.
Bahasa Indonesia : Nama : Ni Luh Juniantari
Materi : NPM : 1633121015

Pengukuran dan Penilaian Akun-Akun Neraca (Aktiva dan Utang)

F. Tujuan Penilaian
Penilaian biasanya digunakan untuk menunjuk proses penentuan jumlah rupiah
yang harus diletakkan pada tiap elemen atau pos statemen keuangan pada saat penyajian.
Tujuan penilaian aset adalah merepresentasi atribut pos-pos aset yang berpaut dengan
tujuan pelaporan keuangan dengan menggunakan basis penilaian yang sesuai. Sedangkan,
tujuan penilaian kewajiban adalah menentukan jumlah rupiah pengorbanan sumber
ekonomik (kas) pada saat tertentu seandainya pada saat tersebut kewajiban harus dilunasi.
G. Makna dan Dasar Penilaian
Dalam penilaian suatu pos untuk tujuan penyajian, akuntansi dapat menggunakan
berbagai dasar penilaian (bases for valuation) bergantung pada makna yang ingin
direpresentasi melalui pos statemen keuangan. Konsep dasar kontinuitas usaha
menempatkan aset sebagai sisa potensi jasa yang akan menjadi upaya dalam menghasilkan
pendapatan sehingga dasar penilaian yang paling menggambarkan makna tersebut adalah
kos historis. Akan tetapi, dalam praktiknya pos-pos aset tidak hanya memiliki atribut
sebagai sisa potensi jasa tetapi atribut yang lain. Karena adanya berbagai atribut yang
disandang oleh pos-pos aset, berbagai dasar penilaian harus digunakan dalam penyajian
agar informasi sistematik yang dikandung berpaut (relevan) bagi pemakai statemen
keuangan.
H. Penilaian dan Kriteria Utang
Penilaian mengacu pada penentuan nilai keharusan sekarang pada setiap saat antara
terjadinya kewajiban sampai dilunasinya kewajiban. Penilaian kewajiban pada saat
tertentu adalah penentuan jumlah rupiah yang harus dikorbankan seandainya pada saat
tersebut kewajiban harus dilunasi. Kewajiban dapat diakui atas dasar kriteria pengakuan
yaitu definisi, keterukuran, keterandalan, dan keberpautan. Saat untuk menandai bahwa
kriteria pengakuan dipenuhi adalah kaidah pengakuan yaitu: ketersediaan dasar hukum,
keterterapan konsep dasar konservatisma, ketertentuan substansi ekonomik transaksi, dan
keterukuran nilai kewajiban.
I. Pengukuran Utang
Pengukur yang paling objektif untuk menentukan kos kewajiban pada saat
terjadinya adalah penghargaan sepakatan (measured considerations) dalam transaksi-
transaksi dan bukan jumlah rupiah pengorbanan ekonomik masa datang. Penghargaan
sepakatan suatu kewajiban merefleksi nilai setara tunai atau nilai sekarang (current value)
kewajiban yaitu jumlah rupiah pengorbanan sumber ekonomik seandainya kewajiban
dilunasi pada saat terjadinya.
J. Kendala Pengukuran
Konsep konservatisma di satu sisi sebagai preferensi terhadap metode-metode
akuntansi yang menghasilkan nilai paling rendah untuk aset dan pendapatan, di sisi lain
juga menghasilkan nilai paling tinggi untuk utang dan biaya. Dengan kata lain,
konservatisma menghasilkan nilai buku ekuitas yang paling rendah. Berdasarkan definisi
tersebut, maka praktik konservatisma akuntansi sering memperlambat atau menunda
pengakuan pendapatan yang mungkin terjadi, tapi mempercepat pengakuan biaya yang
mungkin terjadi. Dalam penilaian aset dan utang, aset dinilai pada nilai yang paling rendah
dan sebaliknya, utang dinilai pada nilai yang paling tinggi. Hal inilah yang menjadi dasar
mengapa konservatisma merupakan salah satu kendala pengukuran. Kendala lainnya juga
terlihat dari objektifitas dan veriabilitas, serta keterbatasan unit moneter.

Anda mungkin juga menyukai