OUTLINE
OLEH :
M. IQBAL RIZKI
140308024/KETEKNIKAN PERTANIAN
OUTLINE
M. IQBAL RIZKI
140308024/KETEKNIKAN PERTANIAN
Outline sebagai salah satu syarat untuk dapat membuat usulan penelitian di
Program Studi Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara
Disetujui Oleh,
Dosen Pembimbing
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
Alat Pengering Tipe Rak Dengan Memanfaatkan Panas Buang Kondensor Kulkas
Komersil” yang merupakan salah satu syarat untuk dapat melakukan penelitian di
Utara, Medan.
kepada Ibu Sulastri Panggabean, STP, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah
banyak membimbing dan memberikan berbagai masukan, saran, dan kritik yang
bermanfaat bagi penulis. Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada
orang tua penulis, kepada semua staf pengajar dan pegawai di Program Studi
Keteknikan Pertanian, serta semua rekan mahasiswa yang telah membantu penulis
Penulis menyadari bahwa usulan enelitian ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu penulis mengharapkan berbagai kritik dan saran dari para
Penulis
DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR ...................................................................................
DAFTAR ISI ..................................................................................................
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
PENDAHULUAN .........................................................................................
Latar Belakang ...............................................................................................
Tujuan Penelitian ...........................................................................................
Manfaat Penelitian .........................................................................................
TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................
Temulawak .....................................................................................................
Tanaman Temulawak ..............................................................................
Kadar Air Temulawak .............................................................................
Kadar Air Keseimbangan Temulawak ....................................................
Kadar Minyak Atsiri Temulawak ...........................................................
Sistem Pendingin dan Panas Buang Kondensor.............................................
Pengeringan ....................................................................................................
Mekanisme Pengeringan .........................................................................
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengeringan ...................................
Efisiensi Pengeringan ..............................................................................
Pengeringan Tipe Rak .............................................................................
Perpindahan Kalor ..........................................................................................
Konduksi .................................................................................................
Konveksi .................................................................................................
Hukum Thermodinamika ...............................................................................
Kesetimbangan Massa dan Energi .................................................................
METODOLOGI PENELITIAN ....................................................................
Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................................
Bahan dan Alat ...............................................................................................
Metode Penelitian ..........................................................................................
Prosedur Penelitian.........................................................................................
Parameter Penelitian.......................................................................................
Kadar Air Bahan .....................................................................................
Kadar Minyak Atsiri ...............................................................................
Laju Pengeringan ....................................................................................
Efisiensi Pengeringan ..............................................................................
HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................................
KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................................
Kesimpulan ....................................................................................................
Saran ...............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................
LAMPIRAN ...................................................................................................
PENDAHULUAN
Latar Belakang
dan merupakan tanaman yang sering digunakan sebagai bahan baku obat
dengan tujuan menjaga kesehatan tubuh. Temulawak yang akan dijadikan obat
atau minuman jamu terlebih dahulu harus diawetkan agar rimpang temulawak
dapat bertahan lama, dan salah satu cara untuk mengawetkan temulawak agar
dapat bertahan lama adalah dengan cara melakukan pengeringan atau dikeringkan.
dikeringkan bertujuan untuk mengurangi kadar air yang ada pada temulawak.
dan perkembangbiakannya maka apabila kadar air dalam bahan hasil pertanian
cukup rendah maka mikroorganisme tidak dapat tumbuh dan reaksi-reaksi kimia
Tradisional, standar kadar air maksimum simplisia adalah 10%. Sedangkan Kadar
air rimpang temu lawak pada saat dipanen berkisar 80-90%, angka ini cukup
tinggi sehingga komoditas ini mudah rusak bila tidak segera diolah atau
dikeringkan.
Kesetimbangan energi pada suatu pengeringan didasarkan pada hukum
pengeringan yang terjadi adalah pengeluaran air dari bahan pangan (temulawak)
dimana bahan basah dimasukkan ke dalam sistem pengeringan, kemudian air akan
dibawa oleh udara pengering menjadi fase uap, dan setelah pengeringan maka
Sesuai prinsip kesetimbangan massa maka berat bahan basah yang masuk
ke dalam pengering sama dengan jumlah uap air yang keluar dan berat bahan
keringnya. Secara matematis dinyatakan bahwa jumlah energi dari suatu sistem
sama dengan selisih antara energi masuk dan keluar. Begitu juga keseimbangan
Boles, 2002).
Limbah merupakan buangan yang dihasilkan dari suatu proses yang jika
dapat dimanfaatkan dengan cerdas maka akan berguna, seperti halnya pada limbah
panas buang yang dihasilkan dari kondensor kulkas yang ada pada kulkas mini
komersil. Potensi limbah panas buang yang dihasilkan dari kondensor yang ada
pada kulkas mini komersil biasanya hanya terbuang ke udara begitu saja dan tidak
termanfaatkan, maka pada kesempatan ini limbah panas buang kondensor akan
Manfaat Penelitian
Temulawak
Tanaman Temulawak
Divisi : Spermatophyta
Sub-divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Curcuma
hutan daerah tropis. Temulawak juga berkembang biak di tanah tegalan sekitar
berkembag menjadi besar. Temulawak termasuk jenis tanaman herba yang batang
pohonnya berbentuk batang semu dan tingginya dapat mencapai 2 meter. Daun
temulawak berbentuk lebar dan pada setiap helaian dihubungkan dengan pelepa
dan tangkai daun yang panjang. Temulawak mempunyai bunga yang berbentu
unik (bergerombolan) dan berwarna kuning tua. Rimpang temulawak sejak lama
dikenal sebagai bahan ramuan obat. Aroma rimpang temulawak berbau tajam dan
kandungan aktifnya, tanaman temulawak dapat melancarkan air susu ibu (ASI)
pencernaan, memelihara fungsi hati, pereda nyeri sendi dan tulang, menurunkan
kadar air 13,98% kadar minyak atsiri 3,81% kadar pati 41,45% kadar serat
12,62% kadar abu 4,62% kadar abu tak larut asam 0,56% sari air 10,96% sari
Kadar air bahan ialah banyaknya kandungan air persatuan bobot bahan
dengan satuan persen (%). Terdapat dua metode untuk menentukan atau
menghitung kadar air bahan dan dalam hal ini rimpang temulawak. Dua metode
tersebut yaitu yang pertama berdasarkan bobot kering (dry basis) dan yang kedua
KA = Wa / Wb x 100% ........................................................................................
Keterangan :
KA = WA / WK x 100% ......................................................................................
Keterangan :
kelembaban nisbi udara pengeringan. Dari tabel 2 di bawah dapat diketahui bahwa
semakin tinggi suhu pengeringan maka kadar air keseimbangan semakin rendah
dan begitu sebaliknya. Jika dengan suhu, semakin tinggi kelembaban nisbi (RH)
udara pengering maka kadar air keseimbangan akan semakin tinggi pula dan
sebaliknya.
diperlukan suhu udara pengeringan yang tinggi dan RH udara pengeringan yang
rendah. Berdasarkan tabel 2 di atas diketahui bahwa kadar air standar 10% (bb.)
dapat dicapai pada semua kondisi percobaan pengeringan kecuali pada kondisi
panjang dan seringkali tidak dapat mencapai kadar air standar 10%.
Minyak atsiri adalah suatu senyawa yang memiliki sifat fisik sangat
mudah menguap pada suhu kamar dan tidak larut di dalam air. Minyak atsiri
berasal dari tanaman, kegunaan minyak atsiri sangat banyak tergantung dari jenis
tanaman yang diambil hasil sulingannya. Minyak atsiri yang terdapat dalam
mempunyai rasa yang tajam, bau khas aromatik, jumlah minyak atsiri dalam rimpang
disediakan hasil kadar minyak atsirinya yaitu : C.aeruginosa (temu ireng) 0.5-1%,
(temu lawak) 4-6%, dan C. zedoaria (temu putih) 1-1.5%. Dan dari hasil tersebut
minyak atsiri yang terdapat dalam ekstrak temulawak antara 14,99 – 33,03%.
Semakin halus bahan yang digunakan maka semakin kecil rendemen minyak yang
dihasilkan karena terjadi penguapan minyak. Hal ini kemungkinan minyak yang
terdapat didalamnya menguap karena jaringan bahan semakin luas. Kadar minyak
atsiri yang dihasilkan dari kehalusan bahan 40 mesh adalah 33,03%, sedangkan
Tabel 3. Pengaruh kehalusan bahan dan lama ekstraksi terhadap rendemen ekstrak
temulawak, kadar minyak (Sembiring, dkk, 2006).