Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Era modern keperawatan ialah era perkembangan sistematik dari keperawatan menuju kepada
keperawatan sebagai profesi. Bermula dari pandangan dan pernyataan dari Florence
Nightingale yang mempunyai visi yang sangat maju tentang keperawatan dalam
perkembangan teori keperawatan (Kusnanto, 2004).
Teori keperawatan berperan dalam membedakan keperawatan dengan disiplin ilmu
lain dan bertujuan untuk menggambarkan, menjelaskan, memperkirakan, dan mengontrol
hasil asuhan atau pelayanan keperawatan yang dilakukan. Teori keperawatan digunakan
untuk menyusun suatu model konsep dalam keperawatan sehingga model keperawatan ini
mengandung arti aplikasi dari struktur keperawatan itu sendiri yang memungkinkan perawat
untuk menerapkan cara mereka bekerja dalam batas kewenangan sebagai perawat.
Konsep Keperawatan merupakan ide untuk menyusun suatu kerangka konseptual atau
model keperawatan. Model konseptual keperawatan merupakan suatu cara untuk memandang
situasi dan kondisi pekerjaan yang melibatkan perawat di dalamnya. Model konseptual
keperawatan memperlihatkan petunjuk bagi organisasi dimana perawat mendapatkan
informasi agar mereka peka terhadap apa yang terjadi pada suatu saat dengan apa yang terjadi
pada suatu saat juga dan tahu apa yang harus perawat kerjakan. Pandangan model konsep dan
teori ini merupakan gambaran dari bentuk pelayanan keperawatan yang akan diberikan dalam
memenuhi kebutuhan dasar manusi berdasarkan tindakan dan lingkup pekerjaan dengan arah
yang jelas dalam pelayanan keperawatan.
Dalam keperawatan terdapat beberapa model konsep keperawaratan berdasarkan
pandangan ahli dalam bidang keperawatan,yang memiliki keyakinan,dan nilai yang
mendasarinya,tujuan yang hendak dicapai serta pengetahuan dan keterampilan yang ada.dan
salah satunya adalah “Model Konsep Dan Teori Keperawatan Florence Nightingale”.

b. Tujuan Penulisan Makalah

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :


1. Untuk mengetahui Teori keperawatan Modern Nursing : Florence Nightingale
2. Untuk mengetahui latar belakang teori / sejarah
3. Untuk mengetahui sumber teori untuk pengembangan teori

1
4. Untuk mengetahui konsep umum dan definisi
5. Untuk mengetahui penggunaan temuan empiris
6. Untuk mengetahui paradigma keperawatan
7. Untuk mengetahui aplikasi teori

c. Manfaat Penulisan Makalah

1. Untuk mengetahui Teori keperawatan Modern Nursing : Florence Nightingale


2. Untuk mengetahui latar belakang teori / sejarah
3. Untuk mengetahui sumber teori untuk pengembangan teori
4. Untuk mengetahui konsep umum dan definisi
5. Untuk mengetahui penggunaan temuan empiris
6. Untuk mengetahui paradigma keperawatan
7. Untuk mengetahui aplikasi teori

BAB II

KERANGKA TEORI

a. Teori keperawatan Modern Nursing : Florence Nightingale


1. Latar belakang teori/ Sejarah
Teori Nightingale adalah teori yang mengemukakan tentang lingkungan. Florence
Nightingale sendiri adalah perawat yang pertama kali ada di dunia dan beliau di kenal sebagai

2
wanita yang pantang menyerah dalam merawat pasien dan memiliki jiwa penolong serta
sangat berperan penting dalam perkembangan ilmu keperawatan.
Penulis kontemporer mulai menggali hasil pekerjaan Florence Nightingale sebagai
sesuatu yang mempunyai potensi menjadi teori dan model konseptual dari keperawatan
(Meleis 1985, Torres 1986, Marriner-Toorey 1994, Chin and Jacobs 1995). Meleis (1985)
mencatat bahwa konsep Nightingale menempatkan lingkungan sebagai fokus asuhan
keperawatan dan perhatian dimana perawat tidak perlu memahami seluruh proses penyakit
dan itu merupakan proses awal untuk memisahkan antara profesi keperawatan dan
kedokteran. Nightingale tidak memandang perawat secara sempit yang hanya sibuk dengan
masalah pemberian obat dan pengobatan, tetapi lebih berorientrasi pada pemberian udara,
lampu, kenyamanan lingkungan, kebersihan, ketenangan, dan nutrisi yang adekuat
(Nightingale 1860, Torres 1986).
Melalui observasi dan pengumpulan data Nightingale menghubungkan antara status
kesehatan klien dengan faktor lingkungan dan sebagai hasil yang menimbulkan perbaikan
kondisi hygiene dan sanitasi selama perang Crimean. Torres (1986) mencatat bahwa
Nightingale memberikan konsep dan penawaran yang dapat divalidasi memberikan dan
digunakan untuk menjalankan praktik keperawatan. Nightingale dalam teori deskripsinya
memberikan cara berfikir tentang keperawatan dan kerangka rujukan yang berfokus pada
klien dan lingkungan (Torres, 1986). Surat Nightingale dan tulisan tangannya menuntun
perawat untuk bekerja atas nama klien. Marriner-Tomey, (1994), prinsipnya mencakup
bidang pelayanan, penelitian dan pendidikan . Hal paling penting adalah konsep dan prinsip
yang membentuk dan melingkupi praktik keperawatan . Nightingale berfikir dan
menggunakan proses keperawatan. Ia mencatat bahwa observasi (pengkajian) bukan demi
berbagai informasi/fakta yang mencurigakan, tetapi demi menyelematkan hidup dan
meningkatkan kesehatan dan keamanan.

2. Sumber teori untuk pengembangan teori


Sumber teori untuk pengembangannya adalah pandangan
Florence Nightingale yang timbul dari filosofi spiritual yang tumbuh pada masa remaja dan
dewasa. Dan menggambarkan perubahan dalam kebutuhan masyarakat. Beliau memandang
peran keperawatan sebagai“Tugas menjaga kesehatan seseorang”,yang berdasarkan
pengetahuan. Florence Nightingale memberikan perawat cara berpikir tentang
klien dan lingkungannya. Ia mengajarkan untuk membantu, mengumpulkan berbagai

3
informasi atau fakta, untuk membantu keamanan hidup dan meningkatkan kesehatan dan
kenyamanan. Seperti pada perang Crimean, Florence mempelajari dan menerapkan metode
untuk memperbaiki sanitasi lapangan perang.

3. Konsep umum dan defisini


1. Definisi teori
Teori merupakan kumpulan konsep, definisi, dan usulan yang memproyeksikan sebuah
pandangan sistematis tentang suatu fenomena dengan merancang hubungan khusus antar-
konsep guna menggambarkan, menjelaskan, memprediksi, dan/atau mengendalikan fenomena
yang ada (Asmadi, 2008).
Untuk memudahkan alur berpikir mengenai hubungan dan pengaruh logis antar-konsep
serta untuk merealisasikan teori keperawatan ke dalam praktik, diperlukan suatu model
keperawatan. Keperawatan sebagai ilmu dan profesi harus didukung oleh teori dan model
konseptual agar pelayanan keperawatan yang diberikan semakin professional (Asmadi,
2008).
Florence Nightingale adalah salah satu perawat pertama untuk mendokumentasikan
dampak lingkungan yang dibangun terhadap pasien. Selain menulis tentang sanitasi, tingkat
infeksi, dan ventilasi, Nightingale memahami bahwa aspek lingkungan seperti warna, suara,
dan cahaya, bersama dengan kehadiran perawat, memberikan kontribusi untuk mendapatkan
kesehatan
Florence Nightingale, yang kita kenal sebagai perawat yang membangun landasan teori
bagi profesi keperawatan, mengembangkan dan menerbitkan suatu filosofi dan suatu teori
tentang hubungan antara kesehatan dan keperawatan (Soemowinoto, 2008). Titik berat teori
ini adalah pada aspek lingkungan. Nightingale meyakini bahwa kondisi lingkungan yang
sehat penting untuk penanganan perawatan yang layak.

2. Konsep Mayor Teori Florence Nightingale


Model konsep Florence Nightingale memposisikan lingkungan sebagai fokus asuhan
keperawatan, dan perawat tidak perlu memahami seluruh proses penyakit model konsep ini
dalam upaya memisahkan antara profesi keperawatan dan kedokteran. Orientasi pemberian
asuhan keperawatan/tindakan keperawatan lebih diorientasikan pada pemberian udara, lampu,
kenyamanan lingkungan, kebersihan, ketenangan dan nutrisi yang adekuat (jumlah vitamin

4
atau mineral yang cukup), dengan dimulai dari pengumpulan data dibandingkan dengan
tindakan pengobatan semata, upaya teori tersebut dalam rangka perawat mampu menjalankan
praktik keperawatan mandiri tanpa tergantung dengan profesi lain.
Model konsep ini memberikan inspirasi dalam perkembangan praktik keperawatan,
sehingga akhirnya dikembangkan secara luas, paradigma perawat dalam tindakan
keperawatan hanya memberikan kebersihan lingkungan adalah kurang benar, akan tetapi
lingkungan dapat mempengarui proses perawatan pada pasien, sehingga perlu diperhatikan.
Inti konsep Florence Nightingale, pasien dipandang dalam konteks lingkungan secara
keseluruhan, terdiri dari lingkungan fisik, lingkungan psiklologis dan lingkungan sosial.

a. Lingkungan fisik (Physical environment)


Merupakan lingkungan dasar/alami yang berhubungan dengan ventilasi dan udara.
Faktor tersebut mempunyai efek terhadap lingkungan fisik yang bersih yang selalu akan
mempengaruhi pasien dimanapun dia berada didalam ruangan harus bebas dari debu, asap,
bau-bauan. Tempat tidur pasien harus bersih, ruangan hangat, udara bersih, tidak lembab,
bebas dari bau-bauan. Lingkungan dibuat sedemikian rupa sehingga memudahkan perawatan
baik bagi orang lain maupun dirinya sendiri. Luas, tinggi penempatan tempat tidur harus
memberikan keleluasaan pasien untuk beraktivitas. Tempat tidur harus
mendapatkan penerangan yang cukup, jauh dari kebisingan dan bau limbah. Posisi pasien
ditempat tidur harus diatur sedemikian rupa supaya mendapat ventilasi.
b. Lingkungan psikologi (Psychology environment)
Florence Nightingale melihat bahwa kondisi lingkungan yang negatif dapat
menyebabkan stress fisik dan berpengaruh buruk terhadap emosi pasien. Oleh karena itu,
ditekankan kepada pasien menjaga rangsangan fisiknya. Mendapatkan sinar matahari,
makanan yang cukup dan aktivitas manual dapat merangsang semua faktor untuk dapat
mempertahankan emosinya. Komunikasi dengan pasien dipandang dalam suatu konteks
lingkungan secara menyeluruh, komunikasi jangan dilakukan secara terburu-buru atau
terputus-putus.
Komunikasi tentang pasien yang dilakukan dokter dan keluarganya sebaiknya
dilakukan dilingkungan pasien dan kurang baik bila dilakukan diluar lingkungan pasien atau
jauh dari pendengaran pasien. Tidak boleh memberikan harapan yang terlalu muluk muluk,
menasehati yang berlebihan tentang kondisi penyakitnya. Selain itu, membicarakan kondisi-

5
kondisi lingkungan dimana dia berada atau cerita hal-hal yang menyenangkan dan para
pengunjung yang baik dapat memberikan rasa nyaman.
c. Lingkungan Sosial (Social environment)
Observasi (pengamatan) dari lingkungan sosial terutama hubungan spesifik (khusus),
kumpulan data-data yang spesifik dihubungkan dengan keadaan penyakit, sangat penting
untuk pencegahan penyakit. Dengan demikian setiap perawat harus menggunakan
kemampuan observasi (pengamatan) dalam hubungan dengan kasus-kasus secara
spesifik lebih sekadar data-data yang ditunjukan pasien pada umumnya.
Seperti juga hubungan komunitas dengan lingkungan sosial dugaannya selalu
dibicarakan dalam hubungan individu pasien yaitu lingkungan pasien secara menyeluruh
tidak hanya meliputi lingkungan rumah atau lingkungan rumah sakit tetapi juga keseluruhan
komunitas yang berpengaruh terhadap lingkungan secara khusus.

4. Penggunaan Temuan Empiris


Pada saat Perang Crimean, Florence Nightingale menjadi relawan dan mengunjungi
Rumah Sakit disana,dimana kondisi fasilitas dasar (sanitasi dan nutrisi) disana sangat buruk.
Kemudian beliau ditugaskan untuk mengatur dan memperbaiki kualitas dari sanitasi. Sebagai
hasilnya, angka kematian pada Rumah Sakit Barracks si Scutarimenurun dari 42,7% menjadi
2,2% dalam 6 bulan (Donahue,1996; Woodham-Smith,1983). Dari penjelasan diatas dapat
disimpulkan bahwa penggunaan temuan ini masih digunakan sampai sekarang di dalam
keperawatan.Teori kebutuhan Menurut Maslow pada dasarnya mengakui pada penekanan
teori Florence N, sebagai contoh kebutuhan oksigen dapat dipandang sebagai udara segar,
ventilasi dan kebutuhan lingkungan yang aman berhubungan dengan saluran yang baik dan
air yang bersih. Teori kebutuhan menekankan bagaimana hubungan kebutuhan
yang berhubungan dengan kemampuan manusia dalam mempertahankan hidupnya
Florence Nightingale memfokuskan beberapa komponen dalam merawat pasien yang
diterapkan dalam keperawatan saat ini, dalam hal ini ventilasi menjadi pokok utama dalam
menentukan penyembuhan pasien.
1. Udara segar
Florence berkeyakinan bahwa ketersediaan udara segar secara terus-menerus
merupakan prinsip utama dalam perawatan. Oleh sebab itu, setiap perawat harus menjaga
udara yang harus dihirup klien tetap bersih, sebersih udara luar tanpa harus membuatnya
kedinginan.

6
2. Air bersih
Ketersediaan air bersih sangat diperlukan dalam pemulihan suatu penyakit pada
pasien. Oleh karena itu, perawat harus berusaha dengan baik agar air tetap terjaga
kebersihannya.
3. Saluran pembuangan yang efesien
Dalam hal ini perawat harus mengetahui semua saluran pengeluaran dan keadaan
normalnya, jarak waktu pengeluaran, dan frekuensi pengeluaran sehingga terpenuhinya
kebutuhan pasien secara efisien.
4. Kebersihan
Kebersihan merupakan hal yang terpenting dalam merawat pasien. Perawat
memerlukan kebersihan yang optimal agar mempercepat proses penyembuhan. Focus
perawatan klien menurut Nightingale adalah pada kebersihan. Ia berpendapat, kondisi
kesehatan klien sangat dipengaruhi oleh tingkat kebersihan, baik kebersihan klien, perawat
maupun lingkungan.
5. Cahaya
Komponen lain yang tidak kalah penting dalam perawatan klien adalah cahaya matahari.
Nightingale yakin sinar matahari dapat memberi manfaat yang besar bagi kesehatan klien.
Karenanya, perawat juga perlu membawa klien berjalan-jalan keluar untuk merasakan sinar
matahari selama tidak terdapat kontraindikasi (suatu hal yang tidak boleh dilakukan).

5. Paradigma Keperawatan
Paradigma dalam disiplin intelektual adalah cara pandang orang terhadap diri dan
lingkungannya yang akan mempengaruhinya dalam berpikir (kognitif), bersikap(afektif), dan
bertingkah laku (konatif) , Vardiansyah (2010) Dalam Kamus Filsafat memaparkan beberapa
pengertian tentang paradigma secara lebih sistematis. Paradigma dalam beberapa pengertian
adalah sebagai berikut:
1) Cara memandang sesuatu,
2) Dalam ilmu pengetahuan artinya menjadi model, pola,ideal. Dari model-model ini
fenomena yang dipandang dijelaskan,
3) Totalitas premis-premis teoritis dan metodologis yang menentukan atau mendefinisikan
suatu studi ilmiah konkret. Dan ini melekat di dalam praktek ilmiah pada tahap tertentu,
4) Dasar untuk menyeleksi problem-problem dan pola untuk memecahkan problem- problem
riset. Lorens Bagus (2005: 779)

7
Paradigma Keperawatan Florence Nightingale berorientasi pada lingkungan.
Dia percaya bahwa lingkungan pasien harus diubah untuk memungkinkan alam untuk bertind
ak atas pasien (McKenna, 1997; Nightingale, 1969).
Dalam Alligood, 2006)Menurut Nightingale ada empat komponen paradigma
keperawatan, yakni :
a. Manusia
Meskipun sebagian besar tulisan Nightingale merujuk kepada orang sebagai orang
yang menerima perawatan, dia percaya bahwa orang tersebut adalah makhluk yang dinamis
dan kompleks. Reed dan Zurakowski (1996) menyatakan,"Nightingale membayangkan orang
karena membandingkan fisik".Untuk sebagian besar, Nightingale juga menggambarkan
seorang pasien pasif dalam hubungan ini. Namun, ada referensi khusus untuk pasien
melakukan perawatan diri bila mungkin dan khususnya, menjadi terlibat dalam waktu dan
substansi makanan, dengan demikian, pasien bukan individu yang benar-benar pasif.

a. Lingkungan
Lingkungan dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat dimanipulasi untuk
menempatkan pasien dalam kondisi terbaik bagi alam untuk bertindak(Selanders, 1998).
Teori ini memiliki komponen baik fisik maupun psikologis. Komponen fisik dari lingkungan
mengacu pada ventilasi, hangat, ringan, nutrisi,obat-obatan, stimulasi, ruang, suhu, dan
aktivitas (Lobo, 2002; Nightingale,1969; Reed & Zurakowski, 1996; Selanders, 1998) dalam
(Alligood,2006).Komponen psikologis meliputi menghindari memberikan harapan yang
terlalu muluk, menasehati yang berlebihan tentang penyakitnya. Terdapat pula komponen
Sosial diantaranya hubungan intrapersonal, interpersonal dan juga ekstrapersonal

c. .Keperawatan
Nightingale percaya keperawatan sebagai panggilan jiwa. Perawat adalah untuk
membantu alam yang menyembuhkan pasien (Chinn & Kramer,
2008; Nightingale, 1969; Reed & Zurakowski, 1996; Selanders, 1998). Dia mendefinisikan
berbagai jenis keperawatan sebagai keperawatan yang tepat(Perawatan orang sakit),
keperawatan umum (promosi kesehatan), dan kebidanan keperawatan (Reed dan Zurakowski,
1996; Selanders, 1998). Nightingale melihat keperawatan sebagai "ilmu manajemen
lingkungan" (Whall,1996). Perawat yang menggunakan akal sehat, pengamatan, dan
kecerdasan memungkinkan alam untuk efektif memperbaiki pasien (DeGraaf,

8
MarrinerTomey, Mossman, et al., 1994) Nightingale percaya bahwa setiap wanita, pada satu
waktu dalam hidupnya, akan menjadi perawat dalam arti bahwa keperawatan adalah memiliki
tanggung jawab untuk kesehatan orang lain. Buku catatan Nightingale tentang Keperawatan
awalnya diterbitkan pada tahun 1859 bertujuan menyediakan pedoman wanita untuk merawat
orang yang mereka cintai di rumah dan memberikan nasihat tentang bagaimana untuk
"berpikir seperti seorang perawat" (Nightingale, 1969,hal. 4)

d. Kesehatan
Nightingale (1954) menulis, “kesehatan bukan hanya menjadi baik tetapi untuk dapat
menggunakan dengan baik setiap kekuatan yang kita miliki ".
Dari pernyataan ini, kita dapat menyimpulkan bahwa ia percaya dalam pencegahan dan
promosi kesehatan di samping merawat pasien dari sakit hingga menjadi sehat.

e. Aplikasi Teori
Membuat pasien merasa nyaman dan tenang di lingkungan rumah sakit merupakan hal
yang perlu dilakukan. Cara yang dilakukan untuk membuat pasien merasa nyaman, pada saat
memberi makanan di rumah sakit misal dengan membersihkan meja tempat tidur dan
yakinkan ada tempat untuk semua piring. Makanan harus di hidangkan pada nampan bersih
dan harus terlihat menarik. Yakinkan ada alat makan yang digunakan.
Teori Nightingale memandang Pasien dalam kontek lingkungan keseluruhan:
1. Lingkungan fisik,
2. Psikologis,
3. Sosial.
Melalui observasi dan pengumpulan data Nightingale menghubungkan antara status
kesehatan klient dengan faktor lingkungan dan sebagai hasil yang menimbulkan perbaikan
kondisi higiene dan sanitasi selama perang Crimean. Kondisi higene penting untuk membantu
pasien tetap bersih dan untuk merawat kulit, mulut, rambut, mata, telinga, kuku. Di jaman
sekarang ketika seseorang sakit, akan sulit memikirkan tentang mandi atau menyikat gigi atau
membersihkan kuku, bernapas atau mengatasi nyeri tampak lebih penting. Oleh karena itu,
perawat perlu melihat apakah pasien dapat mebersihkan diri mereka sendiri dan membantu
mereka bila mungkin. Penting untuk menanyakan pasien apa yang biasanya mereka lakukan
dan bagaimana mereka menginginkan bantuan. Praktek budaya dan agama dapat
membedakan praktek higiene. Higiene adalah sangat pribadi dan masing – masing individu

9
mempunyai ide yang berbeda-beda tentang apa yang mereka ingin lakukan. Jika
memungkinkan, perawat harus membantu pasien memenuhi kebutuhan pribadinya daripada
melakukan standard rutin.
Perawat adalah orang yang membantu proses penyembuhan penyakit, tetapi tidak
untuk menyembuhkan penyakit. Ini karena tugas seorang perawat adalah merawat orang yang
sakit dan dokter adalah orang yang berperan penting dan sangat membantu dalam proses
penyembuhan penyakit. Itulah beda perawat dan dokter. Perawat juga bukan hanya
memberikan obat untuk menyembuhkan penyakit kepada si pasien, tetapi mereka juga harus
bisa membuat lingkungan fisik, psikologis, sosial pasien sembuh. Setelah mereka merasa
sehat atau sembuh dari penyakit baik lahir maupun batin mereka tenang dan nyaman. Pada
saat pasien berada di rumah sakit pun perawat di tuntut untuk memberikan kenyamanan bagi
pasien, artinya kita bisa meringankan penderitaan sakit si pasien itu dan dalam perawatan
pasien tidak dibedakan yang kaya dan miskin.

2. Contoh Kasus
Banyak kasus orang dipulangkan dari rumah sakit ke rumah ketika mereka masih
membutuhkan asuhan keperawatan, sehingga perawat sering memberikan perawatan di
rumah yamg hampir sama dengan yang mereka berikan pada pasien di rumah sakit.
Berdasarkan teori ada beberapa hal yang pelu di lakukan perawat atau beberapa contoh peran
perawat berdasarkan teori :
Pada saat memberikan nutrisi kepada pasien yang harus dilakukan perawat adalah :
1. Membuat pasien merasa nyaman,.
2. Menjelaskan pentingnya nutrisi yang baik,
3. Memposisikan pasien untuk makan,
4. Membuat lingkungan sekitar nyaman,
5. Jika perlu, perawat bisa membantu pasien makan.

Hal – hal lain yang perlu dilakukan perawat berdasarkan teori :


1. Memberikan kenyamanan dan ketenangan lingkungan kepada pasien,
2. Merawat pasien dengan benar,
3. Bekerja sama dengan dokter untuk mengobati pasien,
4. Melindungi pasien,
5. Menjaga lingkungan pasien dalam kondisi hygiene,

10
6. Menjaga pasien dari infeksi,
7. Memberikan udara kepada pasien agar pasien dapat bernapas dengan, tenang dan nyaman,
8. Memberikan rasa aman kepada pasien,
9. Mengetahui dan mengontrol kondisi pasien setiap waktu.

BAB IV
PENUTUP

a. Kesimpulan

Florence Nightingale, yang kita kenal sebagai perawat yang membangun landasan teori
bagi profesi keperawatan, mengembangkan dan menerbitkan suatu filosofi dan suatu teori
tentang hubungan antara kesehatan dan keperawatan (Soemowinoto, 2008). Model konsep
Florence Nightingale memposisikan lingkungan adalah sebagai focus asuhan keperawatan,

11
dan perawat tidak perlu memahami seluruh proses penyakit model konsep ini dalam upaya
memisahkan antara profesi keperawatan dan kedokteran.
Menurut Nightingale keadaan sehat dapat dicapai melalui pendidikan dan perbaikan
kondisi lingkungan. Nightingale mendefinisikan kesehatan sebagai merasa sehat dan
menggunakan semaksimal mungkin setiap kekuatan yang dimiliki yang merupakan proses
aditif, yaitu hasil kombinasi dari faktor lingkungan, fisik, dan psikologis.

b. Saran
Florence Nigtingale merupakan seorang perawat yang perlu ditiru dalam proses
keperawatan dan proses penyembuhan penyakit. Marilah kita sebagai perawat berusaha untuk
meringankan penderitaan pasien yang kita rawat. Rawatlah pasien seperti kita merawat orang
yang paling kita sayangi. Menjadi perawat bukanlah pekerjaan yang mudah, tetapi kalau kita
tidak mencoba kita tidak akan pernah bisa.

DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. (2008). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : EGC.

Efendi & Makhfudli. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas : Teori dan Praktik dalam
Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Kusnanto. (2004). Pengantar Profesi Dan Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta : EGC.

Priharjo. (2008). Konsep & Perspektif Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta : EGC.

12
Soemowinoto. (2008). Pengantar Filsafat Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

13

Anda mungkin juga menyukai