Anda di halaman 1dari 10

DAFTAR ISI

A. DEFINISI ........................................................................................................................................... 2
B. ETIOLOGI ......................................................................................................................................... 2
C. FAKTOR RESIKO ............................................................................................................................... 2
D. PATOFISIOLOGI ............................................................................................................................... 2
E. MANIFESTASI KLINIS ....................................................................................................................... 3
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK............................................................................................................ 4
G. KOMPLIKASI .................................................................................................................................... 4
H. TATALAKSANA MEDIS ..................................................................................................................... 5
I. ASUHAN KEPERAWATAN ................................................................................................................ 6
J. ANALISA DATA................................................................................................................................. 6
K. DIAGNOSA KEPERAWATAN ............................................................................................................. 7
L. RENCANA ASKEP ............................................................................................................................. 7
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 10

1
A. DEFINISI
Gout adalah penyakit metebolik yang ditandai dengan penumpukan asam urat yang
nyeri pada tulang sendi, sangat sering ditemukan pada kaki bagian atas, pergelangan dan
kaki bagian tengah. (Merkie, Carrie. 2005).
Gout merupakan penyakit metabolic yang ditandai oleh penumpukan asam urat yang
menyebabkan nyeri pada sendi. (Moreau, David. 2005;407).
Gout merupakan kelompok keadaan heterogenous yang berhubungandengan defek
genetic pada metabolism purin atau hiperuricemia. (Brunner &Suddarth. 2001;1810).

B. ETIOLOGI
Penyebab utama terjadinya gout adalah karena adanya deposit / penimbunan kristal
asam urat dalam sendi. Penimbunan asam urat sering terjadi pada penyakit dengan
metabolisme asam urat abnormal dan Kelainan metabolik dalam pembentukan purin dan
ekskresi asam urat yang kurang dari ginjal.

C. FAKTOR RESIKO
Beberapa factor lain yang mendukung, seperti :

1. Faktor genetik seperti gangguan metabolisme purin yang menyebabkanasam urat


berlebihan (hiperuricemia), retensi asam urat, atau keduanya.
2. Penyebab sekunder yaitu akibat obesitas, diabetes mellitus, hipertensi,gangguan ginjal
yang akan menyebabkan :
3. Pemecahan asam yang dapat menyebabkan hiperuricemia.
4. Karena penggunaan obat-obatan yang menurunkan ekskresi asamurat seperti : aspirin,
diuretic, levodopa, diazoksid, asam nikotinat,aseta zolamid dan etambutol.
5. Pembentukan asam urat yang berlebih
6. Gout primer metabolik disebabkan sistensi langsung yang bertambah.
7. Gout sekunder metabolik disebabkan pembentukan asam urat berlebih karana penyakit
lain, seperti leukimia.

D. PATOFISIOLOGI
Asam urat yang terbentuk dari hasil metabolisme purin akan difiltrasi secara bebas
oleh glomerulus dan diresorpsi di tubulus proksimal ginjal. Sebagian kecil asam urat yang
diresorpsi kemudian diekskresikan di nefron distal dan dikeluarkan melalui urin

2
E. MANIFESTASI KLINIS
1. Jika infeksi dibawah oleh darah, biasanya awitannya mendadak, sering terjadi dengan
manifestasi klinis septikemia (mis. Menggigil, demam tinggi, denyut nadi cepat dan
malaise umum), nyeri, bengkak.
2. Bila osteomielitis terjadi akibat penyebaran dari infeksi di sekitarnya atau kontaminasi
langsung, tidak akan ada gejala septikemia. Daerah infeksi membengkak, hangat, nyeri
dan nyeri tekan.
3. Pasien dengan osteomielitis kronik ditandai dengan pus yang selalu mengalir keluar dari
sinus atau mengalami periode berulang nyeri, inflamasi, pembengkakan dan
pengeluaran pus. Infeksi derajat rendah dapat menjadi pada jaringan parut akibat
kurangnya asupan darah.

3
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Untuk mendiagnosis artritis gout digunakan kriteria American Rheumatism Association
(ARA), yaitu:

a. terdapat kristal monosodium urat di dalam cairan sendi


b. terdapat kristal monosodium urat di dalam tofi,
c. Atau didapatkan 6 dari 12 kriteria berikut ini :
 Inflamasi maksimum pada hari pertama
 Serangan artritis akut lebih dari 1 kali
 Artritis monoartikular
 Sendi yang terkena bewarna kemerahan
 Pembengkakan dan sakit pada sendi metatarsalfalangeal 1
 Serangan pada sendi tarsal unilateral
 Adanya tofus
 Hiperurisemia
 Pada gambaran radiologik, tampak pembengkakan sendi asimetris
 Pada gambaran radiologik, tampak krista subkortikal tanpa erosi
 Kultur bakteri cairan sendi negatif
2. Pemeriksaan Laboratorium
a. Didapatkan kadar asam urat yang tinggi dalam darah yaitu = > 6 mg %
normalnya pada pria 8 mg% dan pada wanita 7 mg%.
b. Pemeriksaan cairan tofi sangat penting untuk pemeriksaan diagnosa yaitu cairan
berwarna putih seperti susu dan sangat kental sekali.
c. Pemeriksaan darah lengkap
d. Pemeriksaan ureua dan kratinin
 kadar ureua darah normal : 5-20 ,mg/dl
 kadar kratinin darah normal :0,5-1 mg/dl
3. Pemeriksaaan fisik

G. KOMPLIKASI
 Munculnya benjolan keras (tofi). Tofi terbentuk akibat penumpukan kristal asam
urat di bawah kulit, dan dapat muncul di beberapa area tubuh, seperti jari, tangan,
siku, kaki, dan di sekitar mata kaki. Meski tidak menimbulkan rasa sakit, tofi bisa
membengkak dan mengeras saat serangan asam urat terjadi.

4
 Asam urat kambuh. Pada sejumlah kasus, serangan asam urat bisa terjadi beberapa
kali dalam setahun. Bila dibiarkan tidak tertangani, kondisi tersebut dapat
menyebabkan pengeroposan dan kerusakan pada sendi.
 Penyakit batu ginjal. Kristal asam urat bisa menumpuk di saluran kemih, dan
menyebabkan batu ginjal.

H. TATALAKSANA MEDIS
1. Pengobatan Fase akut
Kolkisin merupakan obat yang mempunyai efek penghambat motilitas dan
asadesi netrofil, mengurangi pelepasan eikasinoid, PGE2, dan LTB4 oleh monosit dan
netrofil dengan cara menghambat fosfolipase-A2, mengubah kemotaksis fagosit.
Kolkisin diberikan 0,5mg/jam sampai tercapainya perbaikan nyeri dan inflamasi, atau
timbul toksisitas gastrointestinal seperti muntah dan diare, atau tercapai dosis
maksimal per hari 8 mg. Pada orang dengan gangguan fungsi ginjal kolkisin harus
diturunkan.
2. Pengobatan hiperurisemia
Diet rendah purin memegang peranan penting. Obat yang dapat
menurunkan kadar asam urat darah dibagi dua, yaitu:
 obat golongan urikosurik (probenesid). Obat ini menghambat
reabsorpsi asam urat di tubulus secara kompetitif, sehingga eksresi
asam urat melalui ginjal ditingkatkan.
 Obat golongan inhibitor xantine-oksidase (alopurinol) merupakan
obat yang poten untuk mencegah konversi hipoxantine dan xantin
menjadi asam urat. Akibatnya kadar kedua zat tersebut akan
meningkat dan akan dibuang melalui ginjal.

3. Komplikasi Hiperurisemia pada Ginjal

Tiga komplikasi hiperurisemia pada ginjal berupa batu ginjal, gangguan ginjal
akut dan kronis akibat asam urat. Batu ginjal terjadi sekitar 10-25% pasien dengan
gout primer. Kelarutan kristal asam urat meningkat pada suasana pH urin yang basa.
Sebaliknya, pada suasana urin yang asam, kristal asam urat akan mengendap dan
terbentuk batu.
Gout dapat merusak ginjal sehingga pembuangan asam urat akan
bertambah buruk. Gangguan ginjal akut gout biasanya sebagai hasil dari

5
penghancuran yang berlebihan dari sel ganas saat kemoterapi tumor.
Penghambatan aliran urin yang terjadi akibat pengendapan asam urat pada duktus
koledokus dan ureter dapat menyebabkan gagal ginjal akut. Penumpukan jangka
panjang dari kristal pada ginjal dapat menyebabkan gangguan ginjal kronik.

I. ASUHAN KEPERAWATAN
- Identitas
- Tanda vital
- Pemeriksaan fisik
 Terdapat pembengkakan softtissue yang meliputi sendi metatarsophalangeal
pertama yang sakit ketika di palpasi dan mengganggu gerakan
 Bunion kaki kiri bengkak
 X-ray dorso-plantar dari kaki kiri menunjukkan artikular juxta menekan erosi
sendi metatarsophalangeal 1, dengan pembengkakan softtissue.
 Kualitas tulang normal dengan tidak ada tanda-tanda demineralisasi
 Telah dilakukan pembedahan massa tophus gout.
 Adanya endapan kristal berbentuk jarum coklat yang dikelilingi granulomatosa.
- Memiliki riwayat penyakit: hipertensi, hiatus hernia, gout yang sering kambuh
- Riwayat pengobatan: Diclofenac, Naproxen dan Indometasin, Atenolol, Omeprazole dan
Losartan
- Pola hidup: diet rendah purin, bukan seorang perokok, biasa mengkonsumsi 16 unit
alkohol tiap minggu

J. ANALISA DATA

No Data Etiologi Diagnosa


1. DO : Adanya bunion yang Nyeri b.d
- Ada pembengkakan membengkak pembengakakan bunion
bunion kaki kiri ↓
DS : Sendi mengalami erosi
- Klien mengekuh ↓
nyeri pada bunion Kerusakan sel
yang membengkak ↓

6
Pelepasan mediator nyeri

Merangsang nosiseptor
(reseptor nyeri)

DIhantarkan ke otak

Persepsi nyeri

NYERI AKUT
2. DO : Adanya pembengkakan Hambatan mobilitas fisik
- Pembengkakakn softtissue b.d pembengkakan
bunion ↓ softtissue
DS : Menimbulkan nyeri

Gangguan mobilitas fisik
3. DO : Bunion membengakak Gangguan citra tubuh
- pembengkakan ↓ b.d pembengkakan
bunion Gangguan mobilitas fisik bunion
DS : ↓
- px mengeluh tidak Tidak bisa megenakan sepatu
percaya diri ↓
- tidak bisa Px tidak percaya diri
menggunakan ↓
sepatu GANGGUAN CITRA TUBUH

K. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri b.d pembengakakan bunion
2. Hambatan mobilitas fisik b.d pembengkakan softtissue
3. Gangguan citra tubuh b.d pembengkakan bunion

L. RENCANA ASKEP
Diagnosis Keperawatan No. 1 : Nyeri akut b.d pembengakakan bunion
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan,

7
diharapkan nyeri pada klien berkurang atau tidak ada sama sekali
Kriteria Hasil : mendapat skor sesuai dengan indikator NOC
NOC NIC
NIC : Manajemen nyeri
No. Indikator 1 2 3 4 5 1. Pastikan perawatan analgesic bagi
1 Menggunakan pasien dilakukan dengan
tindakan pemantauan ketat
pengurangan 2. Ajarkan prinsip manajemen nyeri
(nyeri) tanpa 3. Pastikan pemberian analgesic dan
analgesic atau stategi nonfarmakologis
2 Melaporkan nyeri sebelum dilakukan prosedur yang
yang terkontrol menimbulkan nyeri
3 Menggunakan
analgesic yang
direkomendasikan
4 Melaporkan
perubahan nyeri
pada tenaga
kesehatan
NOC : Kontrol nyeri
Keterangan :
1 : Tidak pernah ditunjukkan
2 : Jarang ditunjukkan
3 : Kadang-kadang ditunjukkan
4 : Sering ditunjukkan
5 : Secara konsisten ditunjukkan
Rasional
1. Meminimalkan nyeri yang muncul
2. Menghilangkan nyeri yang muncul

Diagnosis Keperawatan No. 2 : hambatan mobilitas fisik b.d pembengkakan softtissue


Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan,
diharapkan ROM pasien meningkat

8
Kriteria Hasil : mendapat skor sesuai dengan indikator NOC
NOC NIC
NIC : Mobilitas fisik, hambatan
No. Indikator 1 2 3 4 5 1. terapi latihan kontrol otot
1 Keseimbangan 2. terapi latihan pergerakan sendi
3. terapi latihan keseimbangan
2 Gerakan sendi 4. manajemen nyeri

3 Cara berjalan

4 Kinerja
pengaturan
tubuh
NOC : Pergerakan

Rasional
1. Pasien dapat berjalan dan menggunakan ekstrimitasnya
2. nyeri pada bunion berkurang

Diagnosis Keperawatan No. 3 : gangguan citra tubuh b.d pembengkakan bunion


Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan,
diharapkan Px dapat memahami dan menerima perubahan pada tubuhnya
Kriteria Hasil : mendapat skor sesuai dengan indikator NOC
NOC NIC
NIC : Peningkatan citra tubuh
No. Indikator 1 2 3 4 5
1. Dorong klien mengungkapkan
1 Kepuasan
perasaannya
dengan
2. Monitor frekuensi mengkritik dirinya
penampilan
3. kaji respon klien terhadap dirinya.
tubuh
2 Gambaran
internal diri

9
3 Deskripsi bagian
tubuh yang
terkena
NOC : Citra Tubuh

DAFTAR PUSTAKA

Brunney & suddarjh, 2001. Keperawatan Medikal – bedah. EGC. Jakarta.

Prince, Sylvia Anderson, 1999., Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit., Ed. 4, EGC,
Jakarta.

10

Anda mungkin juga menyukai