Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN KANKER PARU

(Untuk memenuhi tugas Keperawatan Medikal Bedah I)

DISUSUN OLEH:

1. BELLA ANGELA PANIE (181111044)


2. COSTANTEYN F. LOKUNUHA (181111045)
3. DEFRI H. BOLLA (181111046)
4. DELFINCE YULIANA LODOH (181111047)
5. ELSYANA N. KAMALENG (181111048)
6. GREGORIUS GELU (181111052)
7. INTAMI IVONI TAMESES (181111053)
8. KONTERIUS F. IMU (181111058)
9. MARIA HELTIANA DETRIDA (181111061)
10. MARIA YULIANTI SINA (181111062)
11. MERIAM S.D. OPAT (181111065)
12. PATRICIA J.C.D KOLY (181111070)
13. SANTI SNAE (181111072)
14. YUNIARTY S. PUTU (181111076)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

UNIVERSITAS CITRA BANGSA

2019
DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN
DAFTAR ISI.................................................................................................................................. 1
KATA PENGANTAR ................................................................................................................... 4
BAB I .............................................................................................................................................. 5
PENDAHULUAN ...................................................................................................................... 5
1.1. Latar Belakang ................................................................................................................... 5
1.2. Tujuan ................................................................................................................................. 5
1.3. Rumusan Masalah .............................................................................................................. 6
BAB II ............................................................................................................................................ 7
TINJAUAN TEORI .................................................................................................................. 7
2.1. Anatomi dan Fisiologi Paru ........................................................................................... 7
2.1.1. Anatomi Paru ............................................................................................................... 7
2.2. Pengertian Kanker Paru ................................................................................................ 9
2.3. Etiologi ............................................................................................................................. 9
2.4. Patofisiologi ................................................................................................................... 10
2.5. Tanda dan Gejala ......................................................................................................... 10
2.6. Pemeriksaan Penunjang............................................................................................... 11
2.7. Penatalaksanaan ........................................................................................................... 12
2.8. Komplikasi .................................................................................................................... 12
2.9. PENGKAJIAN .............................................................................................................. 13
2.10. DIAGNOSA ................................................................................................................. 15
BAB III......................................................................................................................................... 16
PENUTUP ................................................................................................................................ 21
3.1. Kesimpulan ....................................................................................................................... 21
3.2. Saran.................................................................................................................................. 21
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 22
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “komunikasi keperawatan I ”
dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam menyusun makalah ini mungkin ada hambatan,
tapi dari usaha atau kerja keras dari kelompok kami. Sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik.

Dengan adanya makalah ini, diharapkan dapat membantu proses pembelajaran dan dapat
menambah pengetahuan bagi parah pembaca. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak yang membaca makah ini dan dapat mengetahui tentang “komunikasi keperawatan I”.
Kami mohon maaf apabila makalah ini ada kekurangan, karena keterbasan penulis yang masih
dalam tahap pembelajaran. Semoga makalah sederhana ini bermanfaat bagi pembaca maupun
kami.

Penyusun

Kupang, September 2019


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kanker adalah gangguan yang dapat mempengaruhi organ di dalam tubuh. Kanker ditandai
oleh poliferasi sel abnormal. Memproduksi masa yang padat, bentuk tumor dan neoplasma
adalah istilah yang sering di pakai.

Kanker paru adalah gangguan yang dapat mempengaruhi organ di dalam paru atau sistem
pernapasan. Biasanya disebabkan oleh sel-sel di dalam paru yang abnormal dan bisa juga berasal
dari bagian tubuh yang terkena kanker sehingga menjalar ke organ yang lain.

Kanker paru merupakan penyakit yang sering diderita pria dan wanita. Sebagian besar
kanker paru mengenai pria (65%), life time risk 1:13 dan pada wanita 1:20. Pada pria lebih besar
prevalensinya disebabkan fakta merokok yang lebih banyak pada pria. Insiden puncak kanker
paru terjadi antara usia 55-65 tahun dan kebanyakan yang menderita kanker paru meninggal
dunia karena kurangnya pengetahuan pasien terhadap kondisi kesehatan.

Di Amerika Serikat pada tahun 2010, 157.300 orang diproyeksikan meninggal akibat kanker
paru-paru. Angka tersebut melebihi total jumlah kematian akibat kanker kolon, rektum,
payudara, dan prostat. Hanya sekitar 2% pasien kanker paru yang didiagnsois dengan metastasis
dapat tetap hidup lima tahun setelah didiagnosis pada stadium awal lebih tinggi, yakni sekitar
49% dapat bertahan hidup selama lima tahun atau lebih.

1.2. Tujuan
1. Untuk Mempelajari Kembali Anatomi dan Fisiologi Paru-paru

2. Untuk Mempelajari Pengertian dari Kanker Paru

3. Untuk Mempelajari Etiologi dan Patofisiologi dari Kanker Paru

4. Untuk Mempelajari Tanda dan Gejala dari Kanker Paru


5. Untuk Mempelajari dan Mengetahui Pemeriksaan Penunjang Kanker Paru

6. Untuk Mempelajari Penatalaksanaan dan Komplikasi dari Kanker Paru

7. Untuk Mempelajari dan Memperdalam Kembali Konsep Asuhan Keperawatan;


Pengkajian, Diagnosa dan Intervensi Kanker Paru.

1.3. Rumusan Masalah


1. Apa saja anatomi dan fisiologi dari paru-paru?

2. Apa pengertian dari kanker paru?

3. Apa saja etiologi dari kanker paru?

4. Bagaimana proses patofisiologi dari kanker paru?

5. Apa saja tanda dan gejala dari kanker paru?

6. Apa saja pemeriksaan penunjang dari kanker paru?

7. Bagaimana penatalaksanaan yang akan dilakukan terhadap pasien kanker paru dan apa
saja komplikasi yang akan terjadi pada pasien kanker paru?

8. Apa saja konsep asuhan keperawatan; pengkajian, diagnosa, dan intervensi dari kanker
paru?
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1. Anatomi dan Fisiologi Paru


2.1.1. Anatomi Paru
Paru-paru dikelilingi oleh dinding dada. Dinding dada terdiri daripada iga dan otot-otot
antara iga. Paru-paru dipisahkan oleh mediastinum, dimana terletaknya jantung dan organ-organ
lain. Di bawah paru-paru, terletaknya diafragma, yaitu lapisan otot tipis yang memisahkan
rongga dada dari perut (Canadian Cancer Society, 2015).

A. Pleura
Paru-paru dibungkus oleh lapisan pleura yang dibagi menjadi 2 jenis yaitu pleura viseral dan
pleura parietal. Pleura viseral adalah pleura yang menempel erat pada dinding paru sedangkan
pleura parietal adalah pleura yang tidak menempel langsung pada paru. Pleura parietal lebih tebal
dibanding pleura viseral. Di antara pleura visceral dan pleura parietal terdapat rongga yang
disebut kavum pleura (Moore, Dalley dan Agur, 2010).

B. Paru-Paru
Paru-paru dibagi menjadi 2 yaitu paru kanan dan paru kiri. Di paru kanan terdiri dari 2 fissura:
fissure horizontal dan fissura oblique yang membahagi paru kepada 3 lobus yaitu: lobus
superior, lobus medius dan lobus inferior. Paru kanan lebih luas dan pendek karena dome
diafragma kanan lebih tinggi dibanding dome diafragma kiri. Paru kiri terdiri dari 1 fissura yaitu
fissura oblique dan 2 lobus. Fissura oblique terletak di antara lobus superior dan lobus inferior
paru kiri. Di batas anterior paru kiri terdapat deep cardiac notch karena deviasi apeks jantung ke
arah kiri (Moore, Dalley dan Agur, 2010).
C. Bronkus
Bronkus terdiri dari dua bagian yaitu bronkus kanan dan bronkus kiri. Di setiap bronkus akan
terbentuk lobar bronkus sekunder, dua di kiri dan tiga di kanan. Setiap lobar bronkus sekunder
akan bercabang menjadi tertiary segmental bronchi yang kemudian akan membentuk bronkiolus.
Di akhir brokiolus, terdapat jutaan kantung kecil udara yang disebut alveoli. Alveoli diselaputi
oleh kapiler dan memiliki dinding yang tipis. Fungsi alveoli adalah untuk mentransportasi udara
dan memastikan terjadinya pertukaran gas (Moore, Dalley dan Agur, 2010).

D. Aliran Getah Bening

Terdapat beberapa kumpulan nodus limfa yang merupakan bagian dari sistem limfatik,
drainase cairan yang diproduksi oleh paru (Canadian Cancer Society, 2015)
i. Nodus bronkial : kelenjar getah bening di sekitar bronkus utama
ii. Nodus hilus : kelenjar getah bening di daerah di mana trakea terbagi menjadi bronkus utama
iii. Nodus mediastinal (Superior) : kelenjar getah bening di bagian atas mediastinum

iv. Nodus mediastinal subkarinal : kelenjar getah bening di bawah trakea dimana trakea terbagi
menjadi bronkus utama.
v. Nodus mediastinal (Inferior) : kelenjar getah bening di bagian bawah mediastinum.

2.1.2. Fisiologi Paru


Fungsi utama paru-paru adalah untuk pertukaran gas. Udara masuk ke mulut atau hidung
ke trakea, bronki dan bronkiolus dan akhirnya alveoli. Di alveoli terjadi pertukaran gas antara
alveoli dan darah di kapilari pulmonari dan sebaliknya. Oksigen akan berdifusi dari alveoli ke
aliran darah sedangkan karbon dioksida akan berdifusi ke alveoli dari aliran darah. Saat inspirasi,
terjadi pertukaran gas untuk menggantikan oksigen yang telah masuk ke dalam aliran darah dan
karbon dioksida yang ada di alveolus (Ganong, 2010).
Paru juga memainkan peranan dalam sistem pertahanan tubuh. Apabila terdapat benda asing
yang masuk ke dalam bronki akan terjadi refleks bronkial konstriksi dan batuk. Di epitelium
saluran nafas satu pertiga dari anterior hidung bronkiolus terdapat silia dan periciliary fluid.
Dibahagian atas silia dan periciliary fluid dapat dijumpai lapisan mukus yang fungsinya untuk
memerangkap dan mengeluarkan benda asing dengan bantuan silia (Ganong, 2010).

2.2. Pengertian Kanker Paru


Kanker adalah gangguan yang dapat mempengaruhi organ didalam tubuh. Kanker ditandai oleh
poliferasi sel abnormal. Memproduksi masa yang padat, bentuk tumor dan neoplasma adalah istilah
yang sering dipakai.
Kanker paru adalah ganguuan yang dapat mempengaruhi organ di dalam paru atau sistem
pernafasan. Biasanya disebabkan oleh sel-sel di dalam paru yang abnormal dan bisa juga
bersarasal dari bagian tubuh yang terkena kanker sehingga menjalar ke organ lain( Taqiyyah
Bararah , 2013).

2.3. Etiologi
Merokok
Merokok merupakan salah satu yang mempunyai dampak buruk terhadap kesehtaan. Rokok
mengandung lebih dari 4000 bahan kimia, diantaranya telah diidentifikasi dapat menyebabkan
kanker. Kejadian kanker paru pada perokok dipengaruhi oleh usia mulai merokok, jumlah batang
rokok yang diisap setiap hari, lamanya kebiasaan merokok, dan lamanya berhenti merokok.
Penyakit paru
Penyakit paru seperti tuberkulosis dan penyakit paru obstruktif
kronik dapat menjadi risiko terjadinya kanker paru.
Iradiasi
Insiden karsinoma paru yang paling tinggi pada penambang kobalt berkaitan dengan adanya
bahan radiokatif dalam bentuk radon (gas radiaktif yang dihasilan dari tanah dan batuan).
Kanker paru akibat kerja
Pekerja yang terpapar dengan karbonil nikel (pelebur nikel), pekerja pemecah hematite beresiko
tinggi.
Polusi udara
Mereka yang tinggal di kota mempunyai angkka kanker paru yang lebih tinggi daripada mereka
yang tinggal di desa.
Diet

Rendahnya konsumsi betakaroten, selenium dan vitamin A menyebabkan tingginya resiko


kanker paru. (Ilmu Penyakit Dalam, 2001).

2.4. Patofisiologi
Dari etiologi yang menyerang percabangan segmen/ sub bronkus menyebabkan cilia hilang
dan deskuamasi sehingga terjadi pengendapan karsinogen. Dengan adanya pengendapan
karsinogen maka menyebabkan metaplasia, hyperplasia dan displasia. Bila lesi perifer yang
disebabkan oleh metaplasia, hyperplasia dan displasia menembus ruang pleura, biasa timbul
efusi pleura, dan bisa diikuti invasi langsung pada kosta dan korpus vertebra. Lesi yang letaknya
sentral berasal dari salah satu cabang bronkus yang terbesar. Lesi ini menyebabkan obstuksi dan
ulserasi bronkus dengan diikuti dengan supurasi di bagian distal.
Gejala-gejala yang timbul dapat berupa batuk, hemoptysis, dispneu, demam, dan
dingin.Wheezing unilateral dapat terdengan pada auskultasi. Pada stadium lanjut, penurunan
berat badan biasanya menunjukkan adanya metastase, khususnya pada hati. Kanker paru dapat
bermetastase ke struktur–struktur terdekat seperti kelenjar limfe, dinding esofagus,pericardium,
otak, tulang rangka.

2.5. Tanda dan Gejala


 Batuk, serak, mengi, dispneu, dan nyeri dada
 Nyeri tulang dan persendian
 Clubbing finger ( ujung jari menggelembung seperti gadah)
 Sindrom Cushing
 Demam, penurunan berat badan, lemas, dan anoreksia
 Hiperkalasemia
 Nyeri dada yang menusuk, dispneu yang semakin bertambah, dan nyeri lengan yang
hebat
 Suara gesekan pleura
 Sputum warna karat dan puluren
 Anoreksia
2.6. Pemeriksaan Penunjang
1. Radiologi
a. foto toraks posterior-anterior (PA) dan lateral serta Tomografi dada.
Merupakan pemeriksaan awal sederhana yang dapat mendeteksi adanya kanker paru.
Menggambarkan bentuk, ukuran dan lokasi lesi. Dapat menyatakan massa udara pada
bagian hilus, effuse pleural, atelektasis erosi tulang rusuk atau vertebra.
b. Bronkhografi
untuk melihat tumor di percabangan bronkus.
2. Laboratorium
a. sitologi (sputum, pleural, atau nodus limfe). Dilakukan untuk mengkaji adanya/tahap
karsinoma.
b. pemeriksaan fungsi paru dan GDA. Dapat dilakukan untuk mengkaji kapasitas untuk
memenuhi kebutuhan ventilasi.
c. tes kulit, jumlah absolut limfosit. Dapat dilakukan untuk mengevaluasi kompetensi
imun (umum pada kanker paru).
3. Histopologi
a. Bronkoskopi
memungkinkan visualisasi, pencucian bagian, dan pembersihan sitologi lesi (besarnya
karsinoma bronkogenik dapat diketahui).
b. biopsi Trans Torakal (TBB)
biopsi dengan TBB terutama untuk lesi yang letaknya perifer dengan ukuran < 2 cm,
sensitivitasnya mencapai 90-95%.
c. Torakoskopi
Biopsi tumor di daerah pleura memberikan hasil yang lebih baik dengan cara
torakoskopi.
d. Mediastinosopi
untuk mendapatkan tumor metastasis atau kelenjar getah bening yang terlibat.
e. Torakotomi
torakotomi untuk diagnostik kanker paru dikerjakan bila bermacam-macam prosedur
noninvasif dan invasif sebelumnya gagal mendapatkan sel tumor.
4. Pencitraan
a. CT-Scanning, untuk mengevaluasi jaringan parenkim paru dan pleura.
b. MRI, untuk menunjukkan keadaan mediastinum.

2.7. Penatalaksanaan
 Lobektomi, reseksi baji (wedge resection), atau pneumonektomi
 Pembedahan dada dibantu video (Video-assited chest surgery)
 Pembedahan laser
 Radiasi

2.8. Komplikasi
1. Rasa Sakit
Nyeri dapat terjadi pada tulang rusuk atau otot dada atau bagian lain tubuh di mana kanker paru-
paru telah menyebar. Kondisi ini biasanya terjadi pada tahap penyakit yang lebih lanjut.
2. Efusi Pleura
Kanker paru memicu penyumbatan di saluran udara utama, sehingga menyebabkan penumpukan
cairan di sekitar paru-paru (disebut efusi pleura). Kondisi ini ditandai nyeri saat bernapas, batuk,
demam, dan sesak napas.
3. Pneumonia
Jika dibiarkan, efusi pleura berpotensi menekan paru-paru, menurunkan fungsi paru-paru, dan
meningkatkan risiko pneumonia. Gejala pneumonia termasuk batuk, nyeri dada, dan demam.
Jika tidak diobati, kasus pneumonia memiliki konsekuensi yang mengancam jiwa.
4. Batuk Berdarah

Pengidap kanker paru bisa mengalami hemoptisis (batuk berdarah) akibat pendarahan di
saluran udara.

5. Neuropati

Neuropati adalah kelainan yang memengaruhi saraf, terutama di tangan atau kaki. Kanker paru
yang tumbuh di dekat saraf lengan atau bahu berpotensi menekan saraf, menyebabkan rasa sakit
dan kelemahan. Gejalanya berupa mati rasa, kelemahan, rasa sakit, dan rasa geli.
6. Komplikasi Jantung

Tumor yang tumbuh di dekat jantung bisa menekan atau menyumbat pembuluh darah dan
arteri, sehingga memicu pembengkakan di bagian atas tubuh, seperti dada, leher, dan wajah.

7. Komplikasi Esofagus

Terjadi ketika kanker tumbuh di dekat kerongkongan. Gejalanya berupa kesulitan menelan
dan nyeri ketika makanan melewati kerongkongan menuju perut.

8. Penyebaran Kanker ke Bagian Tubuh Lain

Kanker paru-paru bisa menyebar ke bagian lain dari tubuh, khususnya otak, hati, tulang, dan
kelenjar, dikenal sebagai fase metastasis. Gejala yang muncul berbeda-beda, tergantung pada
lokasi penyebarannya.

2.9. PENGKAJIAN
 Keluhan utama :

Klien merasakan sesak di sertai dengan nyeri, dan badannya lemas.

 Riwayat kesehatan

1. Riwayat kesehatan sekarang:

Menurut keluarga, klien sejak 3 bulan yang lalu sering mengalami batuk-batuk yang
kadang-kadang disertai sesak napas, kemudian berobat ke dokter diberi obat dan keluhan
berkurang.

2. Riwayat penyakit dahulu:

Keluarga klien menyatakan klien tidak menderita penyakit jantung, diabtes, asma, dulu
sering batuk-batuk, kemudian di obati dan sembuh.
 Pemeriksaan fisik

1. B1 (breathing)
Tanda dan gejala: hipoksia, gas darah arteri abnormal, pola pernafasan abnormal,
dispnea
Diagnosa: gangguan pertukaran gas
2. B2 (blood)
Tanda dan gejala: takikardia, perubahan tekanan darah, bradikardia, kelelahan,
palpitasi jantung, gelisah
Diagnosa: penurunan curah jantung
3. B3 (brain)
Tanda dan gejala: aterosklerosis aortic, aneurisma serebral
Diagnosa: resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak
4. B4 (bladder)
Tanda dan gejala: inkontenensia urin, retensi urine, anyang-anyangan
Diagnosa: hambatan eliminasi urin
5. B5 (bowel)
Tanda dan gejala: gangguan sensasi rasa, enggan makan, penurunan berat badan
dengan asupan makanan adekuat
Diagnosa: ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
6. B6 (bone)
Tanda dan gejala: ketidakseimbangan antara suplai/kebutuhan oksigen, fisik tidak
bugar, imobilitas
Diagnosa: intoleran aktivitas

a. Keadaan umum :
Pasien tampak lemah, sesak yang disertai dengan nyeri dada.

1. Tanda-tanda vital

TD: 130/90mmHg, Nadi: 112x/m, Suhu: 38,6 derajat celcius, RR: 36x/m.

1. Sistem pernafasan
- Sesak napas, nyeri dada.

- Batuk produktif tak efektif

- suara napas: mengi pada inspirasi.

2. Sistem kardiovaskuler.

- tachycardia, disritmia

- menunjukan efusi (gesekan pericardial)

3. Sistem gastrointestinal

- anoreksia, penurunan intake makanan, berat badan menurun.

4. Sistem urinarius

- Peningkatan frekuensi/ jumlah urine

5. Sistem neurologis

- Persaan takut/takut hasil pembedahan.

- Kegelisahan.

2.10. DIAGNOSA
RUMUSAN MASALAH NOC NIC
NOC L1 STATUS PERNAFASAN : NIC L1 MANAJEMEN JALAN
PERTUKARAN GAS NAFAS (3140/186)
 Hasil rontgen dada  Pastikan untuk
 Dispneu saat istirahat meringankan sesak
 Sianosis nafas
 Gangguan kesadaran  Monitor sttus
pernafasan dan
oksigenasi
sebagaimana mestinya
1. Hambatan pertukaran
gas berhubungan NOC L3 STATUS NIC L1 MANAJEMEN
dengan PERNAFASAN 0415/556 JALAN NAFAS 3140/186
 Frekuensi pernafasan  Posisikan pasien untuk
ketidakseimbangan  Irama pernafasan memaksimalkan
ventilasi-perfusi  Kepatenan jalan nafas ventilasi
 Suara nafas tambahan  Buang secret dengan
ditandai dengan gas  Batuk memotivasi pasien
darah arteri abnormal, untuk melakukan
batuk atau menyedot
pola pernafasan lendir
abnormal.
NIC L3 BANTUAN
VENTILASI 3390/84
 Monitor pernafasan
dan status pernafasan
 Ajarkan teknik
pernafasan dengan
tepat

2. Hambatan eliminasi
urin berhubungan NOC L1 ELIMINASI URIN NIC L1 PERAWATAN
dengan infeksi saluran 0503/85 INKONTENESIA URIN
 Pola eliminasi 0612/362
kemih ditandai dengan  Mengosongkan  Lakukan evaluasi
inkontenensia urin dan kantung kemih diagnostik jika
sepenuhnya diperlukan ( misalnya,
retensi urin.  Mengenali keinginan pemeriksaan fisik,
untuk berkemih sitografi, sistoskopi,
 Keinginan mendesak dan tes laboratorium
untuk berkemih untuk memastikan
 Retensi urin penyebab)
 Wawancara pasien
NOC L2 FUNGSI GINJAL untuk mendapatkan
0504/89 data mengenai riwayat
 Urin output selama 8 toilet training, pola
jam berkemih, infeksi
 Keseimbangan intake saluran kemih, dan
dan output selama 24 sensitivitas makanan
jam  Kaji frekuensi, durasi
 Berat jenis urin dan pola enuresis
 Peningkatan protein  Diskusikan teknik
urin yang bisa dilakukan
untuk mengurangi
enuresis ( seperti:
cahaya redup,
membatasi intake
cairan, menjadwalkan
ke kamar mandi secara
rutin, dan
menggunakan alarm)

NIC L2 PERAWATAN
RETENSI URIN 1870/386
 Lakukan pengkajian
komprehensif system
perkemihan fokus
terhadap inkontenensia
( misalnya : urine
output, pola berkemih,
fungsi kognitif,
masalah saluran
perkemihan
sebelumnya)
 Berikan privasi dalam
melakukan eliminasi
 Anjurkan pasien/
keluarga untuk
mencatat urin output,
sesuai kebutuhan
 Anjurkan cara untuk
menghindari konstipasi
atau impaksi feses
 Monitor intake dan
output
 Monitor derajat ditensi
kandung kemih dengan
palpasi dan perkusi
 Bantu toileting pada
interfal yang regular,
sesuai kebutuhan
 Lakukan kateter
sementara, sesui
kebutuhan.
3. Ketidakseimbangan NOC L1 STATUS NUTRISI
1004/551
nutrisi berhubungan NIC L1 MANAJEMEN
 Asupan gizi
dengan  Asupan makanan GANGGUAN MAKAN
 Asupan cairan 1030/179
ketidakmampuan  Rundingkan dengan
makan ditandai dengan ahli gizi dalam
NOC L2 ASUPAN NUTRISI : menentukan asupan
penurunan berat badan, ASUPAN MAKANAN DAN kalori harian yang
enggan makan, kurang CAIRAN 1008/553 diperlukan untuk
 Asupan makanan mempertahankan berat
minat pada makanan, secara oral badan yang sudah
gangguan sensasi rasa.  Asupan makanan ditentukan
secara tube feeding  Ajarkan dan dukung
 Asupan cairan secara konsep nutrisi yang
oral baik dengan klien (dan
 Asupan cairan orang terdekat klien
intravena dengan tepat)
 Asupan nutrisi  Dorong klien untuk
parenteral mendiskusikan
makanan yang disukai
bersama dengan ahli
gizi

NIC L2 MANAJEMEN
NUTRISI 1100/197
 Tentukan status gizi
pasien dan
kemampuan [pasien]
untuk memenuhi
kebutuhan gizi
 Tentukan apa yang
menjadi preferensi
makanan bagi pasien
 Instruksikan pasien
mengenai kebutuhan
nutrisi (yaitu:
membahas pedoman
diet, dan piramida
makanan)
4. Resiko intoleransi
aktivitas berhubungan NOC L1 : TOLERANSI NIC L1 : MENAJEMEN
dengan masalah TERHADAP AKTIFITAS ENERGI 1400/198
0005/582  Tentukan jenis dan
pernafasan ditandai  Saturasi oksigen ketika banyaknya aktifitas
dengan imobilitas fisik, beraktivitas yang di butuhkan
 Frekuensi nadi ketika untuk menjaga
fisik tidak bugar, dan beraktifitas ketahanan
gaya hidup kurang  Frekuensi pernapasan  Monitor intake/asupan
ketika beraktifitas nutrisi untuk
gerak mengetahui sumber
energy yang adekuat
 Monitor lokasi dan
sumber
ketidaknyamanan
/nyeri yang dialami
pasien selama
beraktifitas
 Anjurkan pasien untuk
memilih aktifitas-
aktifitas yang
membangun
 Monitor respon
oksigen pasien
(misalnya, tekanan
nadi, tekanan darah,
respirasi) saat
perawatan maupun
saat melakukan
perawatan diri secara
mandiri

5. Resiko NOC L1: PERFUSI NIC L2: PERAWATAN


Ketidakefektifan JARINGAN SEREBRAL EMBOLI: PARU 4106/355
Perfusi Jaringan Otak 0406/451
 Evaluasi perubahan
 Nilai rata-rata tekanan status pernapasan dan
darah jantung (misalnya,
suara napas tidak
 Sakit kepala’
normal, hemoptisis,
 Kegelisahan
dispnea, takipnea,
 Penurunan tingkat takikardia, sinkop)
kesadaran bagi pasien yang
mengalami emboli
paru
 Auskultasi suara paru,
apa ada yang aneh atau
suara tambahan
lainnya
 Monitor gejala
oksigenasi jaringan
yang tidak memadai
(misalnya, pucat,
sianosis, dan refill
kapiler lamban)
NOC L1 STATUS
NIC L1: PERAWATAN
6. Penurunan Curah SIRKULASI 0401/561
JANTUNG 4040/364
Jantung  Tekanan darah systole
 Tekanan darah diastole
 Saturasi oksigen  Pastikan tingkat
 Suara napas tambahan aktivitas yang tidak
membahayakan curah
jantung/memprovokasi
NOC L3 STATUS serangan jantung
PERNAFASAN 0415/556  Monitor toleransi
 Frekuensi pernafasan aktivitas pasien
 Irama pernafasan  Batasi merokok
 Kepatenan jalan nafas  Catat tanda dan gejala
 Suara nafas tambahan curah jantung
 Batuk
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Kanker paru adalah kanker pada lapisan epitel saluran napas (karsinoma bronkogenik).
Kanker paru dapat tumbuh dimana saja di paru. Secara umum, kanker paru dibedakan menjadi
empat jenis, tiga karsinoma sel besar dan satu karsinoma sel kecil.

Di lingkungan terdapat banyak agen-agen yang dapat menyebabkan kanker paru. Agen yang
dapat menyebabkan kanker adalah merokok, perokok pasif, diet, hormon, dan medikasi.

3.2. Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat menambah wawasan
pengetahuan serta menjadi pembelajaran bagi pembaca dan juga penulis. Maaf jika masih
ada banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Nugroho, Taufan. (2011). Asuhan keperawatan Maternitas, Anak, Bedah, Penyakit Dalam.
Yogyakarta: Nuha Medika

Bararah, Taqiyyah. (2013). Asuhan Keperawatan Panduan Lengkap Menjadi Perawat


Profesional. Jakarta: Prestasi Pustakaraya

Jackson, Donna. (20014). Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta: Rapha Publishing

Anda mungkin juga menyukai