DISUSUN OLEH:
2019
DAFTAR ISI
HALAMAN DEPAN
DAFTAR ISI.................................................................................................................................. 1
KATA PENGANTAR ................................................................................................................... 4
BAB I .............................................................................................................................................. 5
PENDAHULUAN ...................................................................................................................... 5
1.1. Latar Belakang ................................................................................................................... 5
1.2. Tujuan ................................................................................................................................. 5
1.3. Rumusan Masalah .............................................................................................................. 6
BAB II ............................................................................................................................................ 7
TINJAUAN TEORI .................................................................................................................. 7
2.1. Anatomi dan Fisiologi Paru ........................................................................................... 7
2.1.1. Anatomi Paru ............................................................................................................... 7
2.2. Pengertian Kanker Paru ................................................................................................ 9
2.3. Etiologi ............................................................................................................................. 9
2.4. Patofisiologi ................................................................................................................... 10
2.5. Tanda dan Gejala ......................................................................................................... 10
2.6. Pemeriksaan Penunjang............................................................................................... 11
2.7. Penatalaksanaan ........................................................................................................... 12
2.8. Komplikasi .................................................................................................................... 12
2.9. PENGKAJIAN .............................................................................................................. 13
2.10. DIAGNOSA ................................................................................................................. 15
BAB III......................................................................................................................................... 16
PENUTUP ................................................................................................................................ 21
3.1. Kesimpulan ....................................................................................................................... 21
3.2. Saran.................................................................................................................................. 21
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 22
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “komunikasi keperawatan I ”
dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam menyusun makalah ini mungkin ada hambatan,
tapi dari usaha atau kerja keras dari kelompok kami. Sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik.
Dengan adanya makalah ini, diharapkan dapat membantu proses pembelajaran dan dapat
menambah pengetahuan bagi parah pembaca. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak yang membaca makah ini dan dapat mengetahui tentang “komunikasi keperawatan I”.
Kami mohon maaf apabila makalah ini ada kekurangan, karena keterbasan penulis yang masih
dalam tahap pembelajaran. Semoga makalah sederhana ini bermanfaat bagi pembaca maupun
kami.
Penyusun
PENDAHULUAN
Kanker paru adalah gangguan yang dapat mempengaruhi organ di dalam paru atau sistem
pernapasan. Biasanya disebabkan oleh sel-sel di dalam paru yang abnormal dan bisa juga berasal
dari bagian tubuh yang terkena kanker sehingga menjalar ke organ yang lain.
Kanker paru merupakan penyakit yang sering diderita pria dan wanita. Sebagian besar
kanker paru mengenai pria (65%), life time risk 1:13 dan pada wanita 1:20. Pada pria lebih besar
prevalensinya disebabkan fakta merokok yang lebih banyak pada pria. Insiden puncak kanker
paru terjadi antara usia 55-65 tahun dan kebanyakan yang menderita kanker paru meninggal
dunia karena kurangnya pengetahuan pasien terhadap kondisi kesehatan.
Di Amerika Serikat pada tahun 2010, 157.300 orang diproyeksikan meninggal akibat kanker
paru-paru. Angka tersebut melebihi total jumlah kematian akibat kanker kolon, rektum,
payudara, dan prostat. Hanya sekitar 2% pasien kanker paru yang didiagnsois dengan metastasis
dapat tetap hidup lima tahun setelah didiagnosis pada stadium awal lebih tinggi, yakni sekitar
49% dapat bertahan hidup selama lima tahun atau lebih.
1.2. Tujuan
1. Untuk Mempelajari Kembali Anatomi dan Fisiologi Paru-paru
7. Bagaimana penatalaksanaan yang akan dilakukan terhadap pasien kanker paru dan apa
saja komplikasi yang akan terjadi pada pasien kanker paru?
8. Apa saja konsep asuhan keperawatan; pengkajian, diagnosa, dan intervensi dari kanker
paru?
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pleura
Paru-paru dibungkus oleh lapisan pleura yang dibagi menjadi 2 jenis yaitu pleura viseral dan
pleura parietal. Pleura viseral adalah pleura yang menempel erat pada dinding paru sedangkan
pleura parietal adalah pleura yang tidak menempel langsung pada paru. Pleura parietal lebih tebal
dibanding pleura viseral. Di antara pleura visceral dan pleura parietal terdapat rongga yang
disebut kavum pleura (Moore, Dalley dan Agur, 2010).
B. Paru-Paru
Paru-paru dibagi menjadi 2 yaitu paru kanan dan paru kiri. Di paru kanan terdiri dari 2 fissura:
fissure horizontal dan fissura oblique yang membahagi paru kepada 3 lobus yaitu: lobus
superior, lobus medius dan lobus inferior. Paru kanan lebih luas dan pendek karena dome
diafragma kanan lebih tinggi dibanding dome diafragma kiri. Paru kiri terdiri dari 1 fissura yaitu
fissura oblique dan 2 lobus. Fissura oblique terletak di antara lobus superior dan lobus inferior
paru kiri. Di batas anterior paru kiri terdapat deep cardiac notch karena deviasi apeks jantung ke
arah kiri (Moore, Dalley dan Agur, 2010).
C. Bronkus
Bronkus terdiri dari dua bagian yaitu bronkus kanan dan bronkus kiri. Di setiap bronkus akan
terbentuk lobar bronkus sekunder, dua di kiri dan tiga di kanan. Setiap lobar bronkus sekunder
akan bercabang menjadi tertiary segmental bronchi yang kemudian akan membentuk bronkiolus.
Di akhir brokiolus, terdapat jutaan kantung kecil udara yang disebut alveoli. Alveoli diselaputi
oleh kapiler dan memiliki dinding yang tipis. Fungsi alveoli adalah untuk mentransportasi udara
dan memastikan terjadinya pertukaran gas (Moore, Dalley dan Agur, 2010).
Terdapat beberapa kumpulan nodus limfa yang merupakan bagian dari sistem limfatik,
drainase cairan yang diproduksi oleh paru (Canadian Cancer Society, 2015)
i. Nodus bronkial : kelenjar getah bening di sekitar bronkus utama
ii. Nodus hilus : kelenjar getah bening di daerah di mana trakea terbagi menjadi bronkus utama
iii. Nodus mediastinal (Superior) : kelenjar getah bening di bagian atas mediastinum
iv. Nodus mediastinal subkarinal : kelenjar getah bening di bawah trakea dimana trakea terbagi
menjadi bronkus utama.
v. Nodus mediastinal (Inferior) : kelenjar getah bening di bagian bawah mediastinum.
2.3. Etiologi
Merokok
Merokok merupakan salah satu yang mempunyai dampak buruk terhadap kesehtaan. Rokok
mengandung lebih dari 4000 bahan kimia, diantaranya telah diidentifikasi dapat menyebabkan
kanker. Kejadian kanker paru pada perokok dipengaruhi oleh usia mulai merokok, jumlah batang
rokok yang diisap setiap hari, lamanya kebiasaan merokok, dan lamanya berhenti merokok.
Penyakit paru
Penyakit paru seperti tuberkulosis dan penyakit paru obstruktif
kronik dapat menjadi risiko terjadinya kanker paru.
Iradiasi
Insiden karsinoma paru yang paling tinggi pada penambang kobalt berkaitan dengan adanya
bahan radiokatif dalam bentuk radon (gas radiaktif yang dihasilan dari tanah dan batuan).
Kanker paru akibat kerja
Pekerja yang terpapar dengan karbonil nikel (pelebur nikel), pekerja pemecah hematite beresiko
tinggi.
Polusi udara
Mereka yang tinggal di kota mempunyai angkka kanker paru yang lebih tinggi daripada mereka
yang tinggal di desa.
Diet
2.4. Patofisiologi
Dari etiologi yang menyerang percabangan segmen/ sub bronkus menyebabkan cilia hilang
dan deskuamasi sehingga terjadi pengendapan karsinogen. Dengan adanya pengendapan
karsinogen maka menyebabkan metaplasia, hyperplasia dan displasia. Bila lesi perifer yang
disebabkan oleh metaplasia, hyperplasia dan displasia menembus ruang pleura, biasa timbul
efusi pleura, dan bisa diikuti invasi langsung pada kosta dan korpus vertebra. Lesi yang letaknya
sentral berasal dari salah satu cabang bronkus yang terbesar. Lesi ini menyebabkan obstuksi dan
ulserasi bronkus dengan diikuti dengan supurasi di bagian distal.
Gejala-gejala yang timbul dapat berupa batuk, hemoptysis, dispneu, demam, dan
dingin.Wheezing unilateral dapat terdengan pada auskultasi. Pada stadium lanjut, penurunan
berat badan biasanya menunjukkan adanya metastase, khususnya pada hati. Kanker paru dapat
bermetastase ke struktur–struktur terdekat seperti kelenjar limfe, dinding esofagus,pericardium,
otak, tulang rangka.
2.7. Penatalaksanaan
Lobektomi, reseksi baji (wedge resection), atau pneumonektomi
Pembedahan dada dibantu video (Video-assited chest surgery)
Pembedahan laser
Radiasi
2.8. Komplikasi
1. Rasa Sakit
Nyeri dapat terjadi pada tulang rusuk atau otot dada atau bagian lain tubuh di mana kanker paru-
paru telah menyebar. Kondisi ini biasanya terjadi pada tahap penyakit yang lebih lanjut.
2. Efusi Pleura
Kanker paru memicu penyumbatan di saluran udara utama, sehingga menyebabkan penumpukan
cairan di sekitar paru-paru (disebut efusi pleura). Kondisi ini ditandai nyeri saat bernapas, batuk,
demam, dan sesak napas.
3. Pneumonia
Jika dibiarkan, efusi pleura berpotensi menekan paru-paru, menurunkan fungsi paru-paru, dan
meningkatkan risiko pneumonia. Gejala pneumonia termasuk batuk, nyeri dada, dan demam.
Jika tidak diobati, kasus pneumonia memiliki konsekuensi yang mengancam jiwa.
4. Batuk Berdarah
Pengidap kanker paru bisa mengalami hemoptisis (batuk berdarah) akibat pendarahan di
saluran udara.
5. Neuropati
Neuropati adalah kelainan yang memengaruhi saraf, terutama di tangan atau kaki. Kanker paru
yang tumbuh di dekat saraf lengan atau bahu berpotensi menekan saraf, menyebabkan rasa sakit
dan kelemahan. Gejalanya berupa mati rasa, kelemahan, rasa sakit, dan rasa geli.
6. Komplikasi Jantung
Tumor yang tumbuh di dekat jantung bisa menekan atau menyumbat pembuluh darah dan
arteri, sehingga memicu pembengkakan di bagian atas tubuh, seperti dada, leher, dan wajah.
7. Komplikasi Esofagus
Terjadi ketika kanker tumbuh di dekat kerongkongan. Gejalanya berupa kesulitan menelan
dan nyeri ketika makanan melewati kerongkongan menuju perut.
Kanker paru-paru bisa menyebar ke bagian lain dari tubuh, khususnya otak, hati, tulang, dan
kelenjar, dikenal sebagai fase metastasis. Gejala yang muncul berbeda-beda, tergantung pada
lokasi penyebarannya.
2.9. PENGKAJIAN
Keluhan utama :
Riwayat kesehatan
Menurut keluarga, klien sejak 3 bulan yang lalu sering mengalami batuk-batuk yang
kadang-kadang disertai sesak napas, kemudian berobat ke dokter diberi obat dan keluhan
berkurang.
Keluarga klien menyatakan klien tidak menderita penyakit jantung, diabtes, asma, dulu
sering batuk-batuk, kemudian di obati dan sembuh.
Pemeriksaan fisik
1. B1 (breathing)
Tanda dan gejala: hipoksia, gas darah arteri abnormal, pola pernafasan abnormal,
dispnea
Diagnosa: gangguan pertukaran gas
2. B2 (blood)
Tanda dan gejala: takikardia, perubahan tekanan darah, bradikardia, kelelahan,
palpitasi jantung, gelisah
Diagnosa: penurunan curah jantung
3. B3 (brain)
Tanda dan gejala: aterosklerosis aortic, aneurisma serebral
Diagnosa: resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak
4. B4 (bladder)
Tanda dan gejala: inkontenensia urin, retensi urine, anyang-anyangan
Diagnosa: hambatan eliminasi urin
5. B5 (bowel)
Tanda dan gejala: gangguan sensasi rasa, enggan makan, penurunan berat badan
dengan asupan makanan adekuat
Diagnosa: ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
6. B6 (bone)
Tanda dan gejala: ketidakseimbangan antara suplai/kebutuhan oksigen, fisik tidak
bugar, imobilitas
Diagnosa: intoleran aktivitas
a. Keadaan umum :
Pasien tampak lemah, sesak yang disertai dengan nyeri dada.
1. Tanda-tanda vital
TD: 130/90mmHg, Nadi: 112x/m, Suhu: 38,6 derajat celcius, RR: 36x/m.
1. Sistem pernafasan
- Sesak napas, nyeri dada.
2. Sistem kardiovaskuler.
- tachycardia, disritmia
3. Sistem gastrointestinal
4. Sistem urinarius
5. Sistem neurologis
- Kegelisahan.
2.10. DIAGNOSA
RUMUSAN MASALAH NOC NIC
NOC L1 STATUS PERNAFASAN : NIC L1 MANAJEMEN JALAN
PERTUKARAN GAS NAFAS (3140/186)
Hasil rontgen dada Pastikan untuk
Dispneu saat istirahat meringankan sesak
Sianosis nafas
Gangguan kesadaran Monitor sttus
pernafasan dan
oksigenasi
sebagaimana mestinya
1. Hambatan pertukaran
gas berhubungan NOC L3 STATUS NIC L1 MANAJEMEN
dengan PERNAFASAN 0415/556 JALAN NAFAS 3140/186
Frekuensi pernafasan Posisikan pasien untuk
ketidakseimbangan Irama pernafasan memaksimalkan
ventilasi-perfusi Kepatenan jalan nafas ventilasi
Suara nafas tambahan Buang secret dengan
ditandai dengan gas Batuk memotivasi pasien
darah arteri abnormal, untuk melakukan
batuk atau menyedot
pola pernafasan lendir
abnormal.
NIC L3 BANTUAN
VENTILASI 3390/84
Monitor pernafasan
dan status pernafasan
Ajarkan teknik
pernafasan dengan
tepat
2. Hambatan eliminasi
urin berhubungan NOC L1 ELIMINASI URIN NIC L1 PERAWATAN
dengan infeksi saluran 0503/85 INKONTENESIA URIN
Pola eliminasi 0612/362
kemih ditandai dengan Mengosongkan Lakukan evaluasi
inkontenensia urin dan kantung kemih diagnostik jika
sepenuhnya diperlukan ( misalnya,
retensi urin. Mengenali keinginan pemeriksaan fisik,
untuk berkemih sitografi, sistoskopi,
Keinginan mendesak dan tes laboratorium
untuk berkemih untuk memastikan
Retensi urin penyebab)
Wawancara pasien
NOC L2 FUNGSI GINJAL untuk mendapatkan
0504/89 data mengenai riwayat
Urin output selama 8 toilet training, pola
jam berkemih, infeksi
Keseimbangan intake saluran kemih, dan
dan output selama 24 sensitivitas makanan
jam Kaji frekuensi, durasi
Berat jenis urin dan pola enuresis
Peningkatan protein Diskusikan teknik
urin yang bisa dilakukan
untuk mengurangi
enuresis ( seperti:
cahaya redup,
membatasi intake
cairan, menjadwalkan
ke kamar mandi secara
rutin, dan
menggunakan alarm)
NIC L2 PERAWATAN
RETENSI URIN 1870/386
Lakukan pengkajian
komprehensif system
perkemihan fokus
terhadap inkontenensia
( misalnya : urine
output, pola berkemih,
fungsi kognitif,
masalah saluran
perkemihan
sebelumnya)
Berikan privasi dalam
melakukan eliminasi
Anjurkan pasien/
keluarga untuk
mencatat urin output,
sesuai kebutuhan
Anjurkan cara untuk
menghindari konstipasi
atau impaksi feses
Monitor intake dan
output
Monitor derajat ditensi
kandung kemih dengan
palpasi dan perkusi
Bantu toileting pada
interfal yang regular,
sesuai kebutuhan
Lakukan kateter
sementara, sesui
kebutuhan.
3. Ketidakseimbangan NOC L1 STATUS NUTRISI
1004/551
nutrisi berhubungan NIC L1 MANAJEMEN
Asupan gizi
dengan Asupan makanan GANGGUAN MAKAN
Asupan cairan 1030/179
ketidakmampuan Rundingkan dengan
makan ditandai dengan ahli gizi dalam
NOC L2 ASUPAN NUTRISI : menentukan asupan
penurunan berat badan, ASUPAN MAKANAN DAN kalori harian yang
enggan makan, kurang CAIRAN 1008/553 diperlukan untuk
Asupan makanan mempertahankan berat
minat pada makanan, secara oral badan yang sudah
gangguan sensasi rasa. Asupan makanan ditentukan
secara tube feeding Ajarkan dan dukung
Asupan cairan secara konsep nutrisi yang
oral baik dengan klien (dan
Asupan cairan orang terdekat klien
intravena dengan tepat)
Asupan nutrisi Dorong klien untuk
parenteral mendiskusikan
makanan yang disukai
bersama dengan ahli
gizi
NIC L2 MANAJEMEN
NUTRISI 1100/197
Tentukan status gizi
pasien dan
kemampuan [pasien]
untuk memenuhi
kebutuhan gizi
Tentukan apa yang
menjadi preferensi
makanan bagi pasien
Instruksikan pasien
mengenai kebutuhan
nutrisi (yaitu:
membahas pedoman
diet, dan piramida
makanan)
4. Resiko intoleransi
aktivitas berhubungan NOC L1 : TOLERANSI NIC L1 : MENAJEMEN
dengan masalah TERHADAP AKTIFITAS ENERGI 1400/198
0005/582 Tentukan jenis dan
pernafasan ditandai Saturasi oksigen ketika banyaknya aktifitas
dengan imobilitas fisik, beraktivitas yang di butuhkan
Frekuensi nadi ketika untuk menjaga
fisik tidak bugar, dan beraktifitas ketahanan
gaya hidup kurang Frekuensi pernapasan Monitor intake/asupan
ketika beraktifitas nutrisi untuk
gerak mengetahui sumber
energy yang adekuat
Monitor lokasi dan
sumber
ketidaknyamanan
/nyeri yang dialami
pasien selama
beraktifitas
Anjurkan pasien untuk
memilih aktifitas-
aktifitas yang
membangun
Monitor respon
oksigen pasien
(misalnya, tekanan
nadi, tekanan darah,
respirasi) saat
perawatan maupun
saat melakukan
perawatan diri secara
mandiri
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kanker paru adalah kanker pada lapisan epitel saluran napas (karsinoma bronkogenik).
Kanker paru dapat tumbuh dimana saja di paru. Secara umum, kanker paru dibedakan menjadi
empat jenis, tiga karsinoma sel besar dan satu karsinoma sel kecil.
Di lingkungan terdapat banyak agen-agen yang dapat menyebabkan kanker paru. Agen yang
dapat menyebabkan kanker adalah merokok, perokok pasif, diet, hormon, dan medikasi.
3.2. Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat menambah wawasan
pengetahuan serta menjadi pembelajaran bagi pembaca dan juga penulis. Maaf jika masih
ada banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Nugroho, Taufan. (2011). Asuhan keperawatan Maternitas, Anak, Bedah, Penyakit Dalam.
Yogyakarta: Nuha Medika