Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM PATOLOGI DAN KIMIA KLINIK

PRAKTIKUM IV
PRAKTIKUM PEMERIKSAAN LEMAK
(PEMERIKSAAN TRIGLISERIDA TOTAL)

Farmasi Klinis A2B


Oleh:
MADE AYU MEGANTINI (171200175)

Dosen Pengampu : I Gusti Putu Agus Ferry Sutrisna Putra, SST., M.Si

PROGRAM STUDI FARMASI KLINIS


INSTITUT ILMU KESEHATAN MEDIKA PERSADA BALI
DENPASAR
2019
PRAKTIKUM PEMERIKSAAN LEMAK
(PEMERIKSAAN TRIGLISERIDA TOTAL)

I. TUJUAN
Mahasiswa mampu menentukan kadar trigliserida total dalam serum

II. PRINSIP PRAKTIKUM


Lipase
Triglycerides + H2O Glycerol + Fatty Acids
GK
Glycerol + ATP G3P + ADP
GPO
G3P + O2 DAP + H2O2
POD
H2O2 + 4AP + p-chlorophenol Quinoneimine + H2O

III. DASAR TEORI


Definisi trigliserida menurut Soehardi (2004) adalah lemak netral
suatu ester gliserol yang terbentuk dari 3 asam lemak dan gliserol. Apabila
terdapat satu asam lemak dalam ikatan dengan gliserol maka dinamakan
monogliserida. Fungsi utama trigliserida adalah sebagai zat energi. Lemak
disimpan di dalam tubuh dalam bentuk trigliserida. Enzim lipase dalam sel
lemak akan memecah trigliserida menjadi gliserol dan asam lemak serta
melepasnya ke dalam pembuluh darah apabila sel membutuhkan energi.
Trigliserida tidak hanya berasal dari lemak makanan (asam lemak jenuh dan
tidak jenuh), tetapi juga berasal dari makanan yang mengandung karbohidrat
(sederhana dan kompleks).
Lipida di dalam hati ada yang dioksidasi untuk menghasilkan energi
dan ada yang disimpan untuk cadangan. Mekanisme penyerapan trigliserida
dari makanan antara lain, senyawa trigliserida dalam makanan dicerna oleh
enzim lipase usus dan selanjutnya kembali diesterifikasi oleh cairan mukosa
usus (Hawab et al., 1989). Selama absorbsi lemak, trigliserida yang ada dalam
epitel usus akan diekskresikan ke organ limfa dalam bentuk kilomikron dan
dalam bentuk inilah lemak ditransfer ke jaringan-jaringan di seluruh tubuh
(Azain, 2004). Butiran lemak yang disebut kilomikron tersebut masuk ke
dalam darah melalui sistem limfatik. Kilomikron memiliki diameter 0.1-1µm
dan terdiri atas beberapa jenis kolesterol, lipoprotein kulit, dan trigliserida
sebagai komponen utama (Hawab et al., 1989).
Prawirokusumo (1994) menjelaskan bahwa lemak atau lipida disimpan
di dalam tubuh dalam bentuk trigliserida, yang dikenal sebagai proses
lipogenesis (deposisi lemak) yang terjadi akibat masukan energi melebihi
keluaran energi. Proses lipogenesis mendeposisikan lemak di dalam tubuh
dalam bentuk trigliserida yang merupakan hasil sintesa dari asam-asam lemak
dan gliserol yang dibantu dengan hormon insulin (Prawirokusumo, 1994).
Selain lemak, kandungan karbohidrat juga merupakan bahan untuk terjadinya
lipogenesis yang menghasilkan asam-asam lemak dan gliserol (Pilliang dan
Djojosoebagio, 1990). Pendapat serupa dinyatakan Soehardi (2004) bahwa
trigliserida tidak hanya berasal dari lemak makanan (asam lemak jenuh dan
tidak jenuh), tetapi juga berasal dari makanan yang mengandung karbohidrat
(sederhana dan kompleks).
Trigliserida juga merupakan komponen lipida yang berperan dalam
proses metabolisme lipida di dalam tubuh. Kadar trigliserida, kolesterol total,
dan LDL dalam darah harus rendah. Kadar trigleserida yang ada di dalam
darah dipengaruhi oleh kadar lemak yang dicerna dari makanan atau
banyaknya lemak yang masuk dari luar tubuh (Soehardi, 2004). Lemak dari
makanan akan diubah menjadi kilomikron dan masuk ke saluran darah, dan
setelah sampai di jaringan lemak atau otot akan diubah menjadi trigliserida
sebagai cadangan energi.
Trigliserida bukan kolesterol melainkan salah satu jenis lemak yang
terdapat dalam darah yang dikemas dalam bentuk partikellipoprotein. Makan
makanan yang mengandung lemak akan meningkatkankadar trigliserida dalam
darah dan cenderung meningkatkan kadar kolesterol. lemak yang berasal dari
nabati memang tidak mengandungkolesterol namun mengandung trigliserida
yang tinggi contohnya durian,kelapa. Sejumlah faktor dapat mempengaruhi
tingginya trigliserida dalamdarah seperti kegemukan, makanan berlemak
jenuh tinggi, makanan yangtinggi glukosa / karbohidrat serta minuman
alkohol. Pada beberapa kasusditemukan adanya hubunagn faktor genetik dan
trigliserida yang tinggiuntuk menurunkan kadar kolesterol dan trigliserida
harus dibarengi dengan perubahan pola makan / memilah- milah jenis
makanan (Luxor, 2008).
Metode pemeriksaan trigliserida yang dijadikan sebagai standar
pemeriksaan dilaboratorium klinik yaitu metode spektrofotometri. Hal ini
disebabkan karena pemeriksaan trigliserida metode spektrofotometri
mempunyai tingkat kesalahan yang lebih kecil. Pemeriksaan trigliserida
metode spektrofotometri dapat dikontrol, digunakan menggunakan serum
kontrol. Oleh karena itu pemeriksaaan menggunakan spektrofotometri
mempunyai tingkat keesalahan lebih kecil (Baron, 2010)

IV. ALAT DAN BAHAN


Alat
 Tabung reaksi 3 buah
 Spektrofotometer
 Pipet ukur
 Rak tabung reaksi
 Pipet tetes
 Pipet mikro
 Gelas beaker
Bahan
 Reagent
 Aquadest
 Standart
 Serum

V. CARA KERJA

5.1 Uji Kadar Total Trigliserida dalam Serum dengan Metode Enzimatis

Disiapkan tiga tabung reaksi, diberikan label blanko (Monoreagen), standar,


dan sampel

Dimasukkan bahan-bahan ke dalam tabung reaksi (sesuai dengan tabel 1)

Dicampur bahan kemudian didiamkan selama 10 menit pada suhu kamar yaitu
20-25°C

Dibaca absorbansi sampel dan standar dengan spektrofotometer pada λ 505


nm

Dihitung kadar total trigliserida serum dengan rumus:

Absorbansi sampel
Kadar kolesterol = x kadar standar = mg/dL total trigliserida
Absorbansi standar

Ulangi langkah diatas dengan sampel 2 dan hitung rata-rata dari sampel 1 dan
2
Tabel 1. Tabel Pemipetan Larutan Pada Uji Trigliserida Total dalam Serum
Tabung Blanko Sampel Standar
Reagent 1 mL 1 mL 1 mL
Sampel - 10 µL -
standar - - 10 µL

VI. HASIL PRAKTIKUM

Tabel 1. Hasil Pengamatan Larutan Standar, Sampel, dan Blanko Pada Uji Kadar
Kolesterol
No TahapPercobaan Hasil Pengamatan
1 Larutan Standar 1 dan 1 Warna Bening
Campuran Monoreagen 1 mL + Standar 10 µL

2 Larutan Sampel Warna Bening


Campuran Monoreagen 1 mL + Sampel 10 µL
3 Larutan Blanko Warna Bening
Campuran Monoreagen 1 mL + Aquadest 10 µL

Tabel 2. Hasil Pengukuran Absorbansi Pada Uji Kadar Kolesterol


No Larutan Absorbansi Pengamatan
1 Standar 0,210 Warna Bening
2 Sampel 1 0,016 Warna Bening
3 Sampel 2 0,03 Warna Bening
4 Blanko - Warna Bening

VI. Analisis Data


Diketahui :
Absorbansi Standar = 0,210
Absorbansi Sampel 1 = 0,016
Absorbansi Sampel 2 = 0,03
Kadar standar = 200 mg/dL
Ditanya :
Kadar Trigliserida =…?
Jawab :
Abs Sampel 1
Kadar Trigliserida (1) = ×200 mg/dL
Abs standar
0,016
= 0,210 ×200 mg/dL

= 15,23 mg/dL

Abs sampel 2
Kadar Trigliserida (2) = ×200 mg/dL
Abs standar
0,03
= 0,210 ×200 mg/dL

= 28,57 mg/dL

𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 (1)+𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 (2)


Rata-rata Kadar = 2
15,23+28,57
= 2

= 21,9 mg/dL

VII. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini untuk menetapkan kadar trigliserida dalam
darah denganmetode. Penetapan kadar trigliserida dilakukan secara in vitro
menggunakan metode GPO-PAP. Trigliserida ditetapkan kadarnya setelah
mengalami hidrolisis secara enzimatik denganlipase. Trigliserida disebut juga
triasilgliserol, merupakan senyawa lipid utama pada depositlemak tubuh dan
makanan (Mayes, 2003).
Lemak yang paling banyak dalam makanan adalah trigliserida, yang
tersusun dari sebuah inti gliserol dan tiga rantai panjang asam lemak (Guyton
and Hall, 2007; Mayes, 2003). Sejumlah kecil trigliserida dicerna dalam
lambung oleh lipase lingual yang disekresi oleh kelenjar lingual dan ditelan
bersama dengan saliva. Jumlah pencernaan ini kurang dari 10%. Sedangkan
sejumlah besar lemak akan dicerna di dalam usus halus. Tahap awal
pencernaan lemak adalah emulsifikasi lemak, yaitu memecah gumpalan
lemak menjadi ukuran yang sangat kecil sehingga enzim pencernaan yang
larut air dapat bekerja pada permukaan gumpalan lemak. Berdasarkan hal
tersebut maka perlu dilakukan pemeriksaan terhadap kadar kolesterol total
baik sebagai upaya preventif maupun evaluasi terhadap kontrol maupun terapi
yang dilakukan.
Prinsip penetapan kadar trigliserida dengan menggunakan metode
GPO-PAP adalah trigliserida ditentukan setelah hidrolisis enzim dengan
lemak. Indikator quinoneimine dibentuk dari hydrogen peroksida, 4 –
aminoantypirine dan 4 – klorofenol di bawah pengaruh katalisis peroksidase.
Praktikum diawali dengan pembuatan larutan yang terdiri dari larutan
blanko (monoreagen), standar, dan sampel. Larutan blanko dibuat dengan cara
dipipet 1 mL reagent kemudian ditambahkan 10 µL aquadest di dalam tabung
reaksi. Pengukuran blanko perlu dilakukan karena dikhawatirkan terjadi
perubahan reagen pada saat inkubasi dan memberikan serapan pada panjang
gelombang pengukuran. Pembuatan larutan standar dilakukan dengan dipipet
1 mL reagent kemudian ditambahkan 10 µL larutan standar trigliserida.
Larutan sampel dibuat dengan dipipet 1 mL reagent kemudian ditambahkan
10 µL serum. Ketiga larutan kemudian didiamkan selama 10 menit di suhu
kamar 20-25°C.
Pada praktikum ini juga dilakukan inkubasi pada suhu ruangan selama
beberapa menit, hal ini berguna agar reagen dan sampeldapat bercampur
dengan baik, sehingga pada saat pengukuran absorban hasilnya pun sesuai
dengan yang diharapkan. Saat proses inkubasi, terjadi reaksi antara reagen
dengan trigliserida yang terdapat pada larutan standar dan sampel.
Larutan sampel, standard dan blanko kemudian dibaca absorbansinya
dengan menggunakan instrumen spektrofotometer pada panjang gelombang
visible yaitu 505 nm. Prinsip dasar penetapan kadar dengan menggunakan
instrumen spektrofotometer UV-Vis adalah interaksi antara radiasi
elektromagnetik UV-Vis dengan molekul yang mana akan terjadi absorpsi
cahaya oleh molekul apabila jumlah energi foton yang diserap persis sama
dengan perbedaan dua tingkat energi yang diperlukan oleh molekul untuk
berpindah ketingkat energi yang lebih tinggi. Pengukuran kadar sampel
dengan spektrofotometer UV-Vis harus memenuhi beberapa syarat yaitu
positif pada uji kualitatif, memiliki gugus kromofor yang mampu
mengabsorpsi sinar UV-Vis (Gandjar dan Rohman, 2007).
Pembacaan absorbansi standar dan sampel dilakukan pada panjang
gelombang 505 nm yang dikalibrasi dengan dengan menggunakan larutan
blanko. Larutan blanko merupakan larutan yang diperlakukan sama seperti
sampel namun tidak mengandung sampel yang dianalisis. Kalibrasi dengan
blanko bertujuan untuk membuat serapan pelarut menjadi nol sehingga tidak
akan mengganggu serapan dari senyawa yang diukur (Gandjar dan Rohman,
2007). Berdasarkan hasil praktikum diperoleh absorbansi dari standar yaitu
0,210, sampel 1 sebesar 0,016 dan sampel 2 0,03. Kadar trigliserida total pada
sampel serum kemudian dihitung dan diperoleh kadar total kolesterol pada
sampel 1 serum setalbesar 15,23 mg/dL dan sampel 2 serum sebesar 28,57
mg/dL. Sehingga mendapatkan rata-rata kadar trigliserida adalah 21,9 mg/dL.
Berikut merupakan rumus yang digunakan untuk menghitung kadar
trigliserida total dalam serum dengan memanfaatkan serapan yang diperoleh
dari spektrofotometer :

Absorbansi tes
Kadar trigliserida total = Absorbansi standar x kadar standar kolesterol = mg/dL

Dari hasil yang didapat yaitu 21,9 mg/dL bahwa hasilnya didapat tidak
sesuai dengan literature. Literature menyebutkan kadar yang seharusnya
berada pada rentang 35-135 mg/dL. Hal ini disebabkan karena tidak
menginkubasi dengan suhu 37°C selama 20 menit tetapi menginkubasi
dengan suhu ruangan 20-25°C selama 10 menit.
VIII. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang didapatkan dari pembahasan tersebut yaitu
sebagai berikut:
1. Trigliserida adalah lemak netral suatu ester gliserol yang terbentuk dari 3
asam lemak dan gliserol. Apabila terdapat satu asam lemak dalam ikatan
dengan gliserol maka dinamakan monogliserida.
2. Hasil absorbansi yang didapat yaitu standar yaitu 0,210, sampel 1 sebesar
0,016, dan sampel 2 0,03
3. Kadar sampel 1 yang telah dihitung yaitu 15,23 mg/dL, kadar sampel 2
yaitu 28,57 mg/dL. Sehingga didapatkan rata-rata kadar yaitu 21,9 mg/dL.
DAFTAR PUSTAKA

Azain, M.J. 2004. Role of fatty acids in adipocyte growth and development. Journal
of Animal Science. 2004. 82: 916-924.

Gandjar, I. G. & Rohman, A., 2007, Kimia Farmasi Analisis, 323-346, Yogyakarta:
Pustaka Pelajar

Guyton A.C., Hall J.E., 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi XI. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC

Hawab, M., M. Bintang dan E. Kustaman. 1989. Biokimia Lanjutan. Penuntun


Praktikum. Pusat Antar Universitas Ilmu Hayati. Bogor: Institut Pertanian
Bogor,

Luxor. 2008. Trigliserida. Tersedia pada http://luxorinma.forumotion.com/kesehatan-


dan-solusinya-f4/tentang-trigliserida-t4.htm [diakses pada 7 Juli 2019]

Mayes P. A. 2003. Biokimia Harper : Struktur dan Fungsi Vitamin larut-Lipid. Edisi
XXV. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Pilliang, W.G. dan S.D.A. Haj. 2006. Fisiologi Nutrisi. Volume 1. Bogor: IPB Press

Prawirokusumo, S. 1994. Ilmu Gizi Komparatif. Penerbit BPFE, Yogyakarta.


http://www.rizkibuku.com [7 Juli 2019].

Soehardi, S. 2004. Memelihara Kesehatan Jasmani melalui Makanan. Bandung:


Penerbit Institut Teknologi Bandung,

Anda mungkin juga menyukai