Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN

KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA JAWA TIMUR

Laporan Ini Disusun Guna Memenuhi Persyaratan Perkuliahan dan Kelulusan


Mata Kuliah Kuliah Kerja Lapangan (KKL)

Program Studi Akuntansi


Dosen Pengampu : Dr.Mulyanto, SE., SH., M.Si., MM.

disusun oleh :
1. Putri Aprilia (201712084)
2. Aina Noor Cahyati (201712085)
3. Devi Hidayatun Ni’mah (201712086)
4. Khofifah Indar Nur Aini (201712087)
5. Muhammad Ivan Farizky (201712088)
6. Ilma Wulandari (201712090)
7. Riezky Dwi Utami (201712092)
8. Hilmatul Lailin Nisfah (201712094)
9. Selvina Dewi Trikadayanti (201712095)
10. Indah Sukmawati (201712098)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MURIA KUDUS
2019

i
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
PRAKATA..............................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan...............................................................................................1
BAB 2 GAMBARAN UMUM................................................................................3
2.1 Fungsi Bank Indonesia......................................................................................3
2.2 Tujuan dan Tugas Bank Indonesia....................................................................4
2.3 Struktur Organisasi Bank Indonesia.................................................................5
2.4 Perbedaan Bank Indonesia dengan Bank Lain..................................................6
BAB 3 PEMBAHASAN..........................................................................................7
3.1 Indonesia dalam Disrupsi Ekonomi..................................................................3
3.2 Sistem Pembayaran...........................................................................................4
3.3 Upaya Bank Indonesia Terkait Sistem Pembayaran.........................................5
BAB 4 PENUTUP...................................................................................................8
4.1 Simpulan...........................................................................................................3
4.2 Rekomendasi.....................................................................................................4
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................9
PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah mencurahkan segala rahmat
danhidayah-Nya sehingga penulis diberi kelancaran dalam menyelesaikan
penulisan laporan kuliah kerja lapangan di Kantor Perwakilan Bank Indonesia
Provinsi Jawa Timur. Tidak lupa pula sholawat dan salam selalu tercurahkan
kepada Nabi besar Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat dan orang-
orang yang berjuang di jalan Allah SWT hingga akhir zaman.

Keberhasilan penulisan laporan ini tentu tidak terlepas dari bantuan


berbagai pihak. Penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada:

1. Sri Mulyani,SEI., M.Si, selaku Ketua Program Studi Akuntansi


2. Dr.Mulyanto, SE., SH., M.Si., MM., selaku dosen pendamping
lapangan.
3. Segenap panitia KKL Akuntansi FEB UMK, selaku perancang dan
pelaksana kegiatan KKL.
4. Teman-teman dari bus B Akuntansi, selaku teman seperjuangan KKL
selama di Surabaya-Bali.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Penulis
mengharapkan saran dan kritik untuk laporan ini. Semoga laporan ini
bermanfaat bagi kita semua.

Kudus, 20 September 2019

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Saat ini Indonesia telah memasuki revolusi industri 4.0 dimana perubahan di
bidang teknologi turut serta mengakibatkan perubahan di bidang lainnya. Perubahan yang
secara cepat ini memacu era disrupsi teknologi yang ditandai dengan massif nya
penggunaan sistem digital, yang dapat terlihat dari meningkatnya pengguna internet di
tanah air . Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa
Internet Indonesia dan Polling Indonesia pada tahun 2018, jumlah pengguna internet di
Indonesia mencapai 171,17 juta pengguna. Jumlah ini setara dengan 64,8% dari jumlah
keseluruhan penduduk di Indonesia. Besarnya pengguna internet di Indonesia
mengakibatkan perubahan-perubahan di berbagai sektor, salah satunya adalah di bidang
ekonomi.
Perubahan di bidang ekonomi yang dipicu oleh disrupsi teknlogi terlihat jelas
dengan menjamurnya startup di Indonesia. Pada 2017, suntikan dana untuk startup di
Indonesia mencapai US$ 3 miliar atau setara dengan Rp 40,2 triliun. Menurut riset yang
dilakukan oleh DailySocial.Id, pada 2017, startup yang sukses menggaet investor adalah
kategori fintech, yakni sebanyak 28 perusahaan. Angka tersebut melampaui jumlah
pendanaan yang diperoleh perusahaan rintisan untuk kategori e-commerce.
Masih rendahnya penetrasi perbankan inilah yang diusung sebagai salah satu
peluang besar berkembang pesatnya fintech di Indonesia. Bank Indonesia menyebut
bahwa di tahun 2017 saja nilai transaksi fintech mencapai US$ 1,9 miliar atau Rp 25,28
triliun. Salah satu yang meramaikan ekosistem fintech di Indonesia adalah maraknya
penggunaan uang elektronik (e-money). Hal tersebut memberi pengaruh pada lalu lintas
sistem pembayaran yang ada di Indonesia.
Munculnya fintech dan digitalisasi lain di sektor ekonomi ini perlu diimbangi
dengan regulasi yang tepat untuk tetap menjaga kestabilan nilai Rupiah dan menjaga
kelancaran sistem pembayaran dan pengelolaan uang rupiah. Bank Indonesia sebagai
bank sentral memiliki peranan yang besar untuk mewujudkan hal tersebut. Sosialisasi
mengenai sistem pembayaran dan bagaimana peran Bank Indonesia ini perlu dilakukan
secara menyeluruh baik lisan maupun tulisan. Oleh karena itu, pengadaan Kuliah Kerja
Lapangan (KKL) dapat menjadi wadah untuk sosialisasi tersebut. Penulis menyadari
perlunya sosialisasi secara tertulis mengenai materi yang telah disajikan oleh Bank
Indonesia, karenanya penulis membuat laporan ini dengan harapan dapat memberi
wawasan lebih mengenai Bank Indonesia dan kebijakan-kebijakannya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana disrupsi ekonomi yang terjadi di Indonesia?
2. Bagaimana evolusi dan sistem pembayaran yang terjadi di Indonesia?
3. Bagaimana upaya Bank Indonesia menghadapi sistem pembayaran yang ada?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk menyadarkan mengenai kemunculan era disrupsi ekonomi di Indonesia.
2. Untuk mengetahui evolusi sistem pembayaran dan bagaimana sistem pembayaran
yang diterapkan di Indonesia.
3. Untuk mengetahui upaya Bank Indonesia menghadapi sistem pembayaran di
Indonesia saat ini.
BAB II
GAMBARAN UMUM

2.1 Fungsi Bank Indonesia


a. Lembaga Negara yang Independen
Bank Indonesia sebagai Bank Sentral yang independen dalam
melaksanakan tugas dan wewenangnya dimulai ketika sebuah undang-undang
baru, yaitu UU No. 23/1999 tentang Bank Indonesia, dinyatakan berlaku pada
tanggal 17 Mei 1999 dan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Republik Indonesia No. 6/ 2009. Undang-undang ini memberikan status dan
kedudukan sebagai suatu lembaga negara yang independen dalam melaksanakan
tugas dan wewenangnya, bebas dari campur tangan Pemerintah dan/atau pihak
lain, kecuali untuk hal-hal yang secara tegas diatur dalam undang-undang ini.
Bank Indonesia mempunyai otonomi penuh dalam merumuskan dan
melaksanakan setiap tugas dan wewenangnya sebagaimana ditentukan dalam
undang-undang tersebut. Pihak luar tidak dibenarkan mencampuri pelaksanaan
tugas Bank Indonesia, dan Bank Indonesia juga berkewajiban untuk menolak atau
mengabaikan intervensi dalam bentuk apapun dari pihak manapun juga.
Status dan kedudukan yang khusus tersebut diperlukan agar Bank Indonesia dapat
melaksanakan peran dan fungsinya sebagai otoritas moneter secara lebih efektif
dan efisien.
b. Sebagai Badan Hukum
Status Bank Indonesia baik sebagai badan hukum publik maupun badan
hukum perdata ditetapkan dengan undang-undang. Sebagai badan hukum publik
Bank Indonesia berwenang menetapkan peraturan-peraturan hukum yang
merupakan pelaksanaan dari undang-undang yang mengikat seluruh masyarakat
luas sesuai dengan tugas dan wewenangnya. Sebagai badan hukum perdata, Bank
Indonesia dapat bertindak untuk dan atas nama sendiri di dalam maupun di luar
pengadilan.

2.2 Tujuan dan Tugas Bank Indonesia


Dalam kapasitasnya sebagai bank sentral, Bank Indonesia mempunyai satu tujuan
tunggal, yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiah
ini mengandung dua aspek, yaitu kestabilan nilai mata uang terhadap barang dan jasa,
serta kestabilan terhadap mata uang negara lain. Aspek pertama tercermin pada
perkembangan laju inflasi, sementara aspek kedua tercermin pada perkembangan nilai
tukar rupiah terhadap mata uang negara lain. Perumusan tujuan tunggal ini dimaksudkan
untuk memperjelas sasaran yang harus dicapai Bank Indonesia serta batas-batas tanggung
jawabnya. Dengan demikian, tercapai atau tidaknya tujuan Bank Indonesia ini kelak akan
dapat diukur dengan mudah.
Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Indonesia didukung oleh tiga pilar yang
merupakan tiga bidang tugasnya.
1) Stabilitas Moneter
 Merumuskan kebijakan moneter
 Melaksanakan kebijakan monter
2) Kelancaran SPPUR
 Mengeluarkan alat pembayaran yang sah di Negara Indonesia
 Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran
3) Stabilitas Sistem Keuangan
 Menjaga stabilitas sistem keuangan
 Menjalankan fungsi sebagai “Lender of the last resort”
Ketiga bidang tugas tersebut perlu diintegrasi agar tujuan mencapai dan memelihara
kestabilan nilai rupiah dapat dicapai secara efektif dan efisien. berikut tugas dan fungsi
Bank Indonesia yang telah dituangkan dalam bentuk gambar berisi tiga pilar.

2.3 Struktur Organisasi Bank Indonesia


2.4 Perbedaan Bank Indonesia dengan Bank Lain
Bank Sentral : Bank Umum :
Lembaga yang tidak mencari keuntungan Merupakan badan usaha yang mencari
untung
Kegiatan bank dikelola oleh pemerintah Umumnya secara kuantitas dimiliki dan
dikelola oleh pihak swasta
Bertindak sebagai pembina bank Dibina oleh bank sentral
Dapat secara langsung mempengaruhi Kegiatan operasinya dipengaruhi oleh bank
kegiatan usaha bank sentral
Mengeluarkan uang kertas dan uang logam Hanya dapat menciptakan uang giral
Tidak memiliki saingan Melakukan persaingan antar bank
Bertindak sebagai Lender of The Last Harus memiliki rekening pada bank sentral
Resort bagi perbankan
Tidak melayani jasa perbankan bagi Melayani baik pribadi maupun perusahaan
individu dan perusahaan non-Lembaga (masyarakat) secara umum
Keuangan
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Indonesia dalam Disrupsi Ekonomi


3.1.1 Pengguna Internet di Indonesia
Revolusi industri 4.0 telah menjalar ke berbagai aspek kehidupan
di Indonesia. Revolusi ini memicu terjadinya disrupsi teknologi yang
kemudian berpengaruh terhadap perekonomian di Indonesia. Dalam era
revolusi industry 4.0 ini identik dengan adanya digitalisasi massal.
Digitalisasi besar-besaran ini ditandai dengan banyaknya pengguna
internet di Indonesia.

Menurut hasil survey dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet


Indonesia dan Polling Indonesia (APJII), pengguna internet di Indonesia
selalu mengalami peningkatan tiap tahunnya. Angka ini tentunya akan
terus bertambah seiring dengan bertambahnya jumalh penduduk di
Indonesia. Digitalisasi ini kemudian berpengaruh terhadap sektor
perekonomian di Indonesia. Ini ditandai dengan munculnya berbagai
macam startup di Indonesia.
3.1.2 Startup di Indonesia

Menurut pemetaan data dari teknopreneur pada tahun 2018


terdapat 992 startup di Indonesia dengan presentase 35,48% di bidang e-
commerce, 5,34% di bidang fintech, 5,55% di bidang game, dan 53,63% di
bidang lainnya. Di antara 992 startup ini, ada total 4 startup unicorn di
Indonesia yang memiliki nilai valuasi di atas US$ 1 miliar.
Indonesia merupakan salah satu pasar besar di Asia, oleh karena itu kemunculan
startup di Indonesia menarik minat para investor untuk memberi dana pada startup-
startup tersebut. Kategori startup yang paling diminati oleh para investor adalah kategori
fintech. Mengalirnya dana oleh investor ke fintech ini memberi peluang besar bagi fintech
untuk berkembang di Indonesia.

Fintech ini merupakan hasil gabungan antara jasa keuangan dan teknologi yang
akhirnya mengubah model bisnis dari konvensional menjadi moderat. Fintech ini muncul
seiring perubahan gaya hidup masyarakat yang saat ini didominasi oleh pengguna
teknologi informasi tuntutan hidup yang serba cepat.
Fintech mengubah sistem pembayaran di masyarakat dan telah membantu
perusahaan-perusahaan startup dalam menekan biaya modal dan biaya operasional yang
tinggi di awal. Fintech dalam sistem pembayaran mampu menggantikan peran lembaga
keuangan formal seperti bank. Kuatnya arus teknologi dalam sistem pembayaran
mendorong Bank Indonesia untuk memastikan lalu lintas pembayaran yang telah
terpenetrasi teknologi tetap berjalan dengan tertib dan aman.

3.2 Sistem Pembayaran


3.2.1 Evolusi Sistem Pembayaran

Berikut perkembangan sistem pembayaran:


1. Barter
Adalah transasksi penukaran barang dengan barang lainnya, ataupun jasa
dengan barang.
2. Mata Uang
Muncul mata uang dalam bentuk logam ataupun kertas yang memiliki
nilai tertentu dan sampai sekarang masih berlaku.
3. Paper Based
Merupakan pembayaran non tunai berbasis warkat, yaitu surat berharga
yang dikeluarkan oleh suatu bank sebagai instrument penarikan dana
nasabah yang memiliki fasilitas rekening giro/rekening koran.
 Instrumen: cek, bilyet giro, nota debit/kredit.
 Penyelenggara jasa sistem pembayaran: bank penerbit dan bank
penerima.
 Mekanisme: kliring dan setelmen.
4. Card Based
Merupakan pem bayaran non tunai berbasis kartu.
 Instrumen: ATM debit/kredit dan uang elektronik.
 Penyelenggara jasa sistem pembayaran: penerbit, acquirer, P.
Kliring, P. Setelmen, Payment Gateway, dan Switching.
 Mekanisme: otorisasi, kliring dan setelmen.
5. Platform
Contoh platform di sini adalah SMS, USSD, Web, Mobile, dan STK.
 Penyelenggara jasa sistem pembayaran: penerbit, acquirer, P.
Kliring, P. Setelmen, Payment Gateway, dan Switching.
 Mekanisme: otorisasi, kliring dan setelmen.
6. Virtual Currency
Virtual currency adalah representasi digital dari suatu nilai yang
diterbitkan oleh developer swasta dengan penentuan denominasi dalam
suatu unit terpisah. Virtual currency ini berbeda dengan uang elektronik
(e-money), dimana penerbitan uang elektronik diregulasi oleh pemerintah
dan menggunakan mata uang negara. Contoh dari virtual currency adalah
bitcoin. Untuk penggunaan bitcoin sendiri tidak diperbolehkan sebagai
alat tukar di Indonesia.
3.2.2 Sistem Pembayaran di Indonesia
Sistem pembayaran di Indonesia dibagi menjadi dua kategori, yaitu nilai besar
dan nilai kecil.
1. Nilai besar
Diselenggarakan oleh Bank Indonesia yaitu:
 BI-RTGS (Bank Indonesia Real Time Gross-Settlement) adalah
sistem transfer dana elektronik yang penyelesaiannya setiap
transaksinya dilakukan dalam waktu seketika. BI-RTGS ini
berperan penting dalam pemrosesan aktivitas transasksi
pembayaran, khususnya untuk transaksi pembayaran bernilai besar
yaitu transasksi Rp 100 juta ke atas dan bersifat segera (urgent).
 BI-SSSS (Bank Indonesia Scripless Securities Settlement System)
adalah sarana transasksi dengan Bank Indonesia termasuk
penatausahaannya dan penatausahaan Surat Berharga secara
elektronik dan terhubung langsung antara peserta, penyelenggara
dan sistem Bank Indonesia - Real Time Gross-Settlement (Sistem
BI-RTGS).
2. Nilai kecil
a) Diselenggarakan Bank Indonesia
 SKNBI (Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia)
Sistem transfer dana elektronik yang meliputi kliring debit
dan kliring kredit yang penyelesaian setiap transaksinya
dilakukan secara nasional.
 Penyelenggara Transfer Dana
Terdapat total 144 penyelenggara transfer dana yang
tercatat dalam Bank Indonesia per 8 Mei 2019.
b) Diselenggarakan Industri
 APMK (Alat Pembayaran Menggunakan Kartu)
Adalah sistem pembayaran non tunai dalam bentuk kartu ATM, Kartu
Debit dan Kartu Kredit.

Kartu ATM Kartu Debit Kartu Kredit


Tarik tunai, cek saldo, Berbelanja pada
Berbelanja pada
Fitur tranfer dana, dan intra pedagang, tarik tunai di
pedagang
bank ATM
Sumber Pinjaman yang diberikan
Simpanan Simpanan
Dana penerbit
Transaksi mudah, cepat, Transaksi mudah, cepat, Diskon & Hadiah dari
Keuntungan
tanpa uang tunai tanpa uang tunai penerbit
Penyalahgunaan Kartu Penyalahgunaan Kartu Bunga dan denda
ATM ATM keterlambatan
Kendala Penipuan dan Kejahatan Penipuan dan Kejahatan Penipuan dan Kejahatan
(Kartu tersangkut, (Kartu tersangkut, (Kartu tersangkut,
duplikasi, dll) duplikasi, dll) duplikasi, dll)

 Uang elektronik
Merupakan uang yang digunakan dalam transaksi internet dengan cara
elektronik. Uang elektonik (e-money) ini dibedakan menurut media dan
pencatatannya.
Berdasarkan media, e-money dibedakan menjadi:
A. Chip based,
Nilai uang disimpan dalam media chip dan transaksi dilakukan
secara offline. Contoh ATM BNI, ATM BRI, Flazz, Brizzi, dll.
B. Server based,
Nilai uang disimpan dalam media server dan transaksi dilakukan
secara online. Contoh: OVO, Go Pay,T-cash, dll.
Berdasarkan pencatatannya, e-money dibedakan menjadi:
A. Registered, yaitu apabila data identitas pemegangnya terdaftar dan
tercatat pada penerbit. Batas Saldo, saldo maksimal dibatasai sampai
dengan Rp 10 juta.
B. Unregisterd, yaitu apabila Data identitas pemegangnya tidak
terdaftar dan tidak tercatat pada penerbit, saldo maksimal dibatasai
sampai dengan Rp 2 juta.

 Dompet elektronik
Yaitu produk layanan uang elektronik berbasis chip dan server. Contoh:
DANA.
3.2.3 Pengenalan QR Code
Quick Response Code (QR Code) adalah kode gambar serupa
barcode yang mengandung informasi tertentu yang dapat dibaca oleh
mesin pembaca (scanner). Pada awalnya QR Code dikembangkan untuk
cek stock industry manufaktur di Jepang.
Dalam sistem pembayaran, QR Code merupakan interface/kanal
yang menginisialisasi transaksi pembayaran dari customer ke merchant
melalui smartphone. Jenis transaksi menggunakan QR Code ada dua yaitu:
 Merchant Presented Mode (MPM) Push Payment, dimana
Merchant menampilkan QR Code, konsumen scan QR Code.
 Customer Presented Mode (CPM) Pull Payment, dimana konsumen
menampilkan QR Code, dan QR Code di-scan oleh merchant.
Untuk mempermudah lalu lintas pembayaran, Bank Indonesia
meluncurkan QR Code baru yang dinamakan QRIS (QR Code Indonesian
Standard). QRIS adalah standar QR Code pembayaran untuk sistem
pembayaran Indonesia yang dikembangkan oleh Asosiasi Sistem
Pembayaran Indonesia (ASPI). QRIS ini menjadi sebuah QR Code yang
dapat menerima pembayaran dari berbagai aplikasi pembayaran
elektronik.
3.3 Upaya Bank Indonesia terkait Sistem Pembayaran
3.3.1 Sosialisasi Ciri Keaslian Uang Rupiah
Sosialisasi ini dilakukan melalui media baik secara tatap muka
maupun melalui media. Secara tatap muka dapat dilakukan pada orang-
orang yang melakukan kunjungan di Bank Indonesia, maupun door to
door ke sekolah-sekolah. Sedangkan, melalui media dilakukan dengan
menampilkan iklan baik di televise maupun media sosial.
3.3.2 Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT)
Gerakan Nasional Non Tunai dicanangkan pada tanggal 14
Agustus 2014 untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap
penggunaan instrument non tunai, sehingga berangsur-angsur terbentuk
suatu komunitas atau masyarakat yang lebih menggunakan instrument non
tunai khususnya dalam melakukan transaksi atas kegiatan ekonominya.
Dibandingkan negara-negara ASEAN, pengguna transaksi
pembayaran berbasis elektronik yang dilakukan masyarakat Indonesia
relative masih rendah, sementara dengan kondisi geografi dan jumlah
populasi yang cukup besar, masih terdapat potensi yang cukup besar untuk
perluasan akses sistem pembayaran di Indonesia. untuk itu, Bank
Indonesia bersama perbankan sebagai aktor utama dalam penyediaan
layanan sistem pembayaran kepada masyarakat perlu berkomitmen untuk
mendorong penggunaan transaksi non tunai oleh masyarakat dalam
mewujudkan instrument non tunai.
Manfaat GNNT:
a) Praktis
Tidak perlu membawa banyak uang tunai, higienis.
b) Akses lebih luas
Meningkatkan akses masyarakat ke sistem pembayaran
c) Transparansi transaksi
Membantu usaha pencegahan dan identifikasi kejahatan criminal
d) Efisiensi Rupiah
Menekan biaya pengelolaan uang rupiah dan cash handling
e) Perencanaan ekonomi lebih akurat
Transaksi tercatat secara lebih lengkap sehingga perencanaan lebih
akurat
Kondisi yang diharapkan
Less Cash Society

Otomatisasi Banked People


3.3.3 Menjaga Ketertiban Lalu Lintas Pembayaran Terkait Fintech
a) Dalam hal penyediaan pasar bagi pelaku usaha, Bank Indonesia
memastikan perlindungan terhadap konsumen, khususnya
mengenai jaminan kerahasiaan data dan informasi konsumen lewat
jaringan keamanan siber.
b) Dalam hal tabungan, pinjaman dan penyertaan modal, Bank
Indonesia mewajibkan setiap pelaku usaha untuk patuh kepada
peraturan makropudensial, pendalaman mengenai pasar keuangan,
sistem pembayaran sebagai pendukung operasi dan keamanan siber
untuk menjaga data dan informasi konsumen.
c) Dalam hal investasi, dan manajemen risiko, Bank Indonesia
mewajibkan setiap pelaku usaha untuk patuh kepada peraturan
makropudensial, pendalaman mengenai pasar keuangan, sistem
pembayaran sebagai pendukung operasi dan keamanan siber untuk
menjaga data dan informasi konsumen.
d) Dalam hal pembayaran, penyelesaian, dan kliring, Bank Indonesia
memastikan perlindungan konsumen, khususnya mengenai
jaminan kerahasiaan data dan informasi konsumen lewat jaringan
keamanan siber.
3.3.4 Bentuk Inisiatif Bank Indonesia terkait Fintech
Bank Indonesia menjamin keamanan dan ketertiban lalu lintas
pembayaran dengan menjadi:
a) Fasilitator. Bank Indoensia menjadi fasilitator dalam hal
penyediaan lahan untuk lalu lintas pembayaran.
b) Analis bisnis dan intelligent. Melalui kerjasama dengan otoritas
dan agen-agen internasional, Bank Indonesia menjadi analis bagi
para pelaku usaha terkait FinTech untuk memberikan pandangan
dan arahan tentang bagaimana menciptakan sistem pembayaran
yang aman dan tertib.
c) Asesmen. Bank Indonesia melakukan monitoring dan penilaian
(assestment) terhadap setiap kegiatan usaha yang melibatkan
FinTech dan sistem pembayrannya menggunakan teknologi.
d) Koordinasi dan komunikasi. Bank Indonesia menjaga hubungan
dengan otoritas terkait untuk tetap mendukung keadaan FinTech
sistem pembayaran di Indonesia. Bank Indonesia juga
berkomitmen untuk mendukung para pelaku usaha di Indonesia
dengan memberikan pengarahan secara berkala mengenai Fintech.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Simpulan
Besarnya pengguna internet di Indonesia mengakibatkan perubahan-
perubahan di berbagai sektor, salah satunya adalah di bidang ekonomi. Perubahan
di bidang ekonomi yang dipicu oleh disrupsi teknlogi terlihat jelas dengan
menjamurnya startup di Indonesia. Munculnya startup mulai dari e-commerce
dan fintech memberi pengaruh terhadap lalu lintas sistem pembayaran di
Indonesia. Bank Indonesia sebagai bank sentral perlu melakukan penyesuaian
dengan era digitalisasi ini untuk tetap menjaga kestabilan nilai Rupiah dan
kelancaran sistem pembayaran. Bank Indonesia telah melakukan berbagai upaya
untuk tetap menjaga kelancaran sistem pembayaran ini dengan sosialisasi ciri
keaslian uang Rupiah, Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT), dan merumuskan
kebijakan untuk tetap menjaga lalu lintas pembayaran tetap aman.
DAFTAR PUSTAKA

https://apjii.or.id

https://bekraf.go.id

https://bi.go.id

Anda mungkin juga menyukai