Anda di halaman 1dari 9

TUGAS

ANALISIS PERBANDINGAN KUHP DAN RUU KUHP

Oleh:

INDAH MAWARNI PUTRI

C 100060044

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2014
ANALISIS PERBANDINGAN KUHP DAN RUU KUHP

1. Azas Legalitas
a. Definisi
Azas Legalitas adalah suatu peraturan umum adalah adil apabila
diterapkan sesuai dengan aturan tertulis yang mengaturnya, dan sama
penerapannya pada semua kasus serupa.
b. Unsur-unsur dalam KUHP
1) Berdasarkan KUHP
Azas legalitas diatur dalam KUHP yang berlaku sekarang (Wetboek
van Straftrecht)). Pasal 1 ayat (1) KUHP yang menyatakan bahwa
tiada suatu perbuatan dapat dipidana kecuali atas kekuatan aturan
pidana dalam perundang-undangan yang telah ada, sebelum
perbuatan dilakukan. Bunyi Pasal 1 ayat (1) KUHP ini, secara rinci,
berisi dua hal penting, yaitu: (i) suatu tindak pidana harus dirumuskan
terlebih dahulu dalam peraturan perundang-undangan; (ii) peraturan
perundang-undangan harus ada sebelum terjadinya tindak pidana
(tidak berlaku surut).1
2) Berdasarkan RUU KUHP 2008
Azas legalitas dalam RUU KUHP 2008 terdapat dalam:
Pasal 1 ayat (1) Rancangan KUPH 2008 berbunyi “Tiada seorang pun
dapat dapat di pidana atau dikenakan tindakan, kecuali perbuatan
yang dilakukan telah ditetapkan sebagai tindak pidana dalam
peraturan perundang-undangan yang berlaku saat perbuatan tersebut
dilakukan.”.
Pasal 1 ayat (3) Rancangan KUHP 2008 berbunyi “Ketentuan
sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) tidak mengurangi
berlakunya hukum yang berlaku dalam masyarakat yang menentukan
bahwa seseorang dapat dipidana walaupun perbuatan tersebut tidak
diatur dalam peraturan perundang-undangan.”.
Pasal 1 ayat (4) Rancangan KUHP 2008 berbunyi “Berlakunya hukum
yang hidup dalam masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat(3)
sepanjang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dan/atau prinsip-
prinsip hukum umum yang diakui oleh masyarakat bangsa-bangsa.”.
3) Berdasarkan RUU KUHP 2010
Azas legalitas dalam RUU KUHP 2010 terdapat dalam:
Pasal 1 Ayat (1), Tiada seorang pun dapat dipidana atau dikenakan
tindakan, kecuali perbuatan yang dilakukan telah ditetapkan sebagai
tindak pidana dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku pada
saat perbuatan itu dilakukan.
Pasal 1 ayat (3) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak
mengurangi berlakunya hukum yang hidup dalam masyarakat yang

1 Moeljatno, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, 2008, Bumi Aksara, Jakarta, hlm.3
menentukan bahwa seseorang patut dipidana walaupun perbuatan
tersebut tidak diatur dalam peraturan perundang-undangan.
Pasal 1 (4) Berlakunya hukum yang hidup dalam masyarakat
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) sepanjang sesuai dengan nilai-
nilai Pancasila dan/atau prinsip-prinsip hukum umum yang diakui
oleh masyarakat bangsa-bangsa.
4) Berdasarkan RUU KUHP 2012
Terdapat dalam pasal 1 ayat (1), Tiada seorangpun dapat dipidana atau
dikenakan tindakan, kecuali perbuatan yang dilakukan telah ditetapkan
sebagai tindak pidana dalam peraturan perundang-undangan yang
berlaku pada saat perbuatan itu dilakukan.
Pasal 2 ayat (1) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat
(1) tidak mengurangi berlakunya hukum yang hidup dalam masyarakat
yang menentukan bahwa seseorang patut dipidana walaupun perbuatan
tersebut tidak diatur dalam peraturan perundang-undangan.
Pasal 2 ayat (2) berlakunya hukum yang hidup dalam masyarakat
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sepanjang sesuai dengan nilai-
nilai yang terkandung dalam Pancasila, hak asasi manusia, dan prinsip-
prinsip hukum umum yang diakui oleh masyarakat bangsa-bangsa.
c. Perbandingan

No Unsur Azas Legalias Keterangan


KUHP berisi dua hal penting, yaitu: (i) suatu Artinya bila
tindak pidana harus dirumuskan terjadi tindak
terlebih dahulu dalam peraturan pidana dan belum
perundang-undangan; (ii) peraturan ada aturan tidak
perundang-undangan harus ada dapat
sebelum terjadinya tindak pidana dipidanakan
(tidak berlaku surut)
RUU KUHP 1. Tindak pidana harus dirumuskan Seseorang dapat
2008 terlebih dahulu dipidana sesuai
2. Ketentuan tindak pidana tidak dengan ketentuan
mengurangi hukum dalam yang sudah ada
masyarakat atau menurut
3. hukum dalam sesuai nilai-nilai hukum
Pancasila dan/atau prinsip- masyarakat dan
prinsip hukum umum yang diakui nilai-nilai
oleh masyarakat bangsa-bangsa pancasila
RUU KUHP 1. Tindak pidana harus dirumuskan Seseorang dapat
2010 terlebih dahulu dipidana sesuai
2. Ketentuan tindak pidana tidak dengan ketentuan
mengurangi hukum dalam yang sudah ada
masyarakat atau menurut
3. hukum dalam sesuai nilai-nilai hukum
Pancasila dan/atau prinsip-prinsip masyarakat dan
hukum umum yang diakui oleh nilai-nilai
masyarakat bangsa-bangsa pancasila
RUU KUHP 1. Tindak pidana harus dirumuskan Seseorang dapat
2012 terlebih dahulu dipidana sesuai
2. Ketentuan tindak pidana tidak dengan ketentuan
mengurangi hukum dalam yang sudah ada
masyarakat atau menurut
3. hukum dalam sesuai nilai-nilai hukum
Pancasila dan/atau prinsip- masyarakat dan
prinsip hukum umum yang diakui nilai-nilai
oleh masyarakat bangsa-bangsa pancasila
2. Azas Retroaktif
a. Definisi
Azas retroaktif adalah suatu azas hukum yang mengubah konsekuensi
hukum terhadap tindakan yang dilakukan atau status hukum, fakta-fakta
dan hubungan yang ada, sebelum suatu hukum diberlakukan atau
diundangkan.
b. Unsur-unsur dalam KUHP
1) Berdasarkan KUHP
Menurut pasal 1 (1) asas retroaktif tidak berlaku karena, menyatakan
bahwa, “Tiada suatu perbuatan dapat dipidana kecuali atas kekuatan
aturan pidana dalam perundang-undangan yang telah ada sebelum
perbuatan dilakukan”.
2) Berdasarkan RUU KUHP 2008
Berdasarkan Pasal 1 ayat (3) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) tidak mengurangi berlakunya hukum yang hidup dalam
masyarakat yang menentukan bahwa seseorang patut dipidana
walaupun perbuatan tersebut tidak diatur dalam peraturan perundang-
undangan; dan Pasal 1 (4) Berlakunya hukum yang hidup dalam
masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (3) sepanjang sesuai
dengan nilai-nilai Pancasila dan/atau prinsip-prinsip hukum umum
yang diakui oleh masyarakat bangsa-bangsa; memungkinkan untuk
menggunakan azas retroaktif.
3) Berdasarkan RUU KUHP 2010
Sama dengan RUU 2008
4) Berdasarkan RUU KUHP 2012
Sama dengan RUU 2008 dan RUU 2010

c. Perbandingan azas retroaktif


No azas retroaktif Keterangan
KUHP Tidak diperbolehkan Menurut pasal 1
(1)
RUU KUHP 2008 Memungkinkan menggunakan azas Berdasarkan
retroaktif bila Pasal 1 ayat (3)
1. Kejahatan berupa pelanggaran dan Berdasarkan
HAM berat atau kejahatan yang Pasal 1 ayat (4)
tingkat kekejaman dan
estruksinya setara dengannya.
2. Peradilannya bersifat
Internasional, bukan peradilan
nasional.
3. Peradilannya bersifat ad hoc,
bukan peradilan permanen.
4. Keadaan hukum nasional
negara bersangkutan tidak
dapat dijalankan karena sarana,
aparat, atau ketentuan ukumnya
tidak sanggup menjangkau
kejahatan pelanggaran HAM
berat atau kejahatan yang
tingkat kekejaman dan tingkat
destruksinya setara dengannya.
RUU KUHP 2010 Sama dengan RUU 2008 Berdasarkan
Pasal 1 ayat (3)
dan Berdasarkan
Pasal 1 ayat (4)
RUU KUHP 2012 Sama dengan RUU 2008 dan 2010 Berdasarkan
Pasal 2 ayat (1)
dan Berdasarkan
Pasal 2 ayat (2)

3. Azas tidak ada pidana tanpa kesalahan


a. Definisi
Azas tidak ada pidana tanpa kesalahan, adalah azas untuk menjatuhkan
pidana kepada orang yang telah melakukan tindak pidana, harus dilakukan
bilamana ada unsur kesalahan pada diri orang tersebut.
b. Unsur-unsur dalam KUHP
1) Berdasarkan KUHP
Menurut KUHP, Azas tidak ada pidana tanpa kesalahan memperkuat
azas legalitas. Seseorang harus dipidanakan bila melakukan tindak
pidana sesuai dengan fakta unsur kesalahan yang dilakukan oleh orang
tersebut.
2) Berdasarkan RUU KUHP 2008
Menurut RUU KUHP 2008, Azas tidak ada pidana tanpa kesalahan
memperkuat azas legalitas. Seseorang harus dipidanakan bila
melakukan tindak pidana sesuai dengan fakta unsur kesalahan yang
dilakukan oleh orang tersebut.
3) Berdasarkan RUU KUHP 2010
Menurut RUU KUHP 2010, Azas tidak ada pidana tanpa kesalahan
memperkuat azas legalitas. Seseorang harus dipidanakan bila
melakukan tindak pidana sesuai dengan fakta unsur kesalahan yang
dilakukan oleh orang tersebut.
4) Berdasarkan RUU KUHP 2012
Menurut RUU KUHP 2012, Azas tidak ada pidana tanpa kesalahan
memperkuat azas legalitas. Seseorang harus dipidanakan bila
melakukan tindak pidana sesuai dengan fakta unsur kesalahan yang
dilakukan oleh orang tersebut.
c. Analisis Perbandingan Azas tidak ada pidana tanpa kesalahan
Bahan Azas tidak ada pidana tanpa keterangan
kesalahan

KUHP Merupakan penegasan azas Sesuai dengn


legalitas pasal 1 ayat (1)
RUU KUHP 2008 Merupakan penegasan azas Sesuai dengn
legalitas dan azas retroaktif pasal 1 ayat (1)
RUU KUHP 2010 Merupakan penegasan azas Sesuai dengn
legalitas dan azas retroaktif pasal 1 ayat (1)
RUU KUHP 2012 Merupakan penegasan azas Sesuai dengn
legalitas dan azas retroaktif pasal 1 ayat (1)

4. Pidana
a. Definisi
Pidana berasal dari kata straf (Belanda), yang pada dasarnya dapat
diartikan sebagai suatu penderitaan (nestapa) yang sengaja
dikenakan/dijatuhkan kepada seseorang yang telah terbukti bersalah
melakukan suatu tindak pidana.
b. Unsur-unsur dalam KUHP
1) Berdasarkan KUHP
Pidana dalam KUHP terdiri dari pidana pokok dan pidana tambahan.
2) Berdasarkan RUU KUHP 2008
Pasal 11 ayat (1) Tindak pidana adalah perbuatan melakukan atau
tidak melakukan sesuatu yang oleh peraturan perundang-undangan
dinyatakan sebagai perbuatan yang dilarang dan diancam dengan
pidana.
Pasal 11 ayat (2) Untuk dinyatakan sebagai tindak pidana, selain
perbuatan tersebut dilarang dan diancam pidana oleh peraturan
perundang-undangan, harus juga bersifat melawan hukum atau
bertentangan dengan hukum yang hidup dalam masyarakat.
Pasal 11 ayat (3) Setiap tindak pidana selalu dipandang bersifat
melawan hukum, kecuali ada alasan pembenar.
3) Berdasarkan RUU KUHP 2010
Pasal 11 ayat (1) Tindak pidana adalah perbuatan melakukan atau
tidak melakukan sesuatu yang oleh peraturan perundang-undangan
dinyatakan sebagai perbuatan yang dilarang dan diancam dengan
pidana.
Pasal 11 ayat (2) Untuk dinyatakan sebagai tindak pidana, selain
perbuatan tersebut dilarang dan diancam pidana oleh peraturan
perundang-undangan, harus juga bersifat melawan hukum atau
bertentangan dengan hukum yang hidup dalam masyarakat.
Pasal 11 ayat (3) Setiap tindak pidana selalu dipandang bersifat
melawan hukum, kecuali ada alasan pembenar.
4) Berdasarkan RUU KUHP 2012
Pasal 11 ayat (1) Tindak pidana adalah perbuatan melakukan atau
tidak melakukan sesuatu yang oleh peraturan perundang-undangan
dinyatakan sebagai perbuatan yang dilarang dan diancam dengan
pidana.
Pasal 11 ayat (2) Untuk dinyatakan sebagai tindak pidana, selain
perbuatan tersebut dilarang dan diancam pidana oleh peraturan
perundang-undangan, harus juga bersifat melawan hukum atau
bertentangan dengan hukum yang hidup dalam masyarakat.
Pasal 11 ayat (3) Setiap tindak pidana selalu dipandang bersifat
melawan hukum, kecuali ada alasan pembenar.
c. Analisis perbandingan pidana
Bahan Pidana keterangan

KUHP Pidana pokok dan tambahan Bab II pasal 10


RUU KUHP 2008 Pelanggaran terhadap Terdapat dalam
undang-undang, dan hukum pasal 11
dalam masyarakat
RUU KUHP 2010 Pelanggaran terhadap Terdapat dalam
undang-undang, dan hukum pasal 11
dalam masyarakat
RUU KUHP 2012 Pelanggaran terhadap Terdapat dalam
undang-undang, dan hukum pasal 11
dalam masyarakat

5. Tujuan Pidana
a. Definisi
Tujuan pidana adalah tujuan yang menjadi harapan dalam melaksanakan
tindakan pemidanaan, sehingga dapat menegakkan keadilan bagi
masyarakat.
b. Unsur-unsur dalam KUHP
1) Berdasarkan KUHP
Tidak dicantumkan
2) Berdasarkan RUU KUHP 2008
Terdapat dalam pasal 54, yaitu
a) mencegah dilakukannya tindak pidana dengan menegakkan
norma hukum demi pengayoman masyarakat;
b) memasyarakatkan terpidana dengan mengadakan pembinaan
sehingga menjadi orang yang baik dan berguna;
c) menyelesaikan konflik yang ditimbulkan oleh tindak pidana,
memulihkan keseimbangan, dan mendatangkan rasa damai dalam
masyarakat; dan
d) membebaskan rasa bersalah pada terpidana;
3) Berdasarkan RUU KUHP 2010
Pasal 54 sama dengan dalam RUU KUHP 2008
4) Berdasarkan RUU KUHP 2012
Pasal 54 sama dengan dalam RUU KUHP 2008, dan RUU KUHP 2010
c. Perbandingan tujuan pidana
Bahan Tujuan Pidana keterangan

KUHP Tidak dicantumkan


RUU KUHP 2008 a) mencegah dilakukannya Pasal 54
tindak pidana dengan
menegakkan norma
hukum demi pengayoman
masyarakat;
b) memasyarakatkan
terpidana dengan
mengadakan pembinaan
sehingga menjadi orang
yang baik dan berguna;
c) menyelesaikan konflik
yang ditimbulkan oleh
tindak pidana,
memulihkan
keseimbangan, dan
mendatangkan rasa damai
dalam masyarakat; dan
d) membebaskan rasa
bersalah pada terpidana;
RUU KUHP 2010 Sama dengan RUU KUHP Pasal 54
2008
RUU KUHP 2012 Sama dengan RUU KUHP Pasal 54
2008 dan 2010

6. Batasan Usia Anak


a. Definisi
Batasan usia anak adalah batasan usia yang digunakan sebagai
pertimbangan oleh hakim
b. Unsur-unsur dalam KUHP
1) Berdasarkan KUHP
Tidak menyebutkan batasan usia anak
2) Berdasarkan RUU KUHP 2008
Pasal 113 (1) Anak yang belum mencapai umur 12 (dua belas) tahun
melakukan tindak pidana tidak dapat dipertanggungjawabkan.
(2) Pidana dan tindakan bagi anak hanya berlaku bagi orang yang
berumur antara 12 (dua belas) tahun dan 18 (delapan belas) tahun yang
melakukan tindak pidana.
3) Berdasarkan RUU KUHP 2010
Pasal 113 (1) Anak yang belum mencapai umur 12 (dua belas) tahun
melakukan tindak pidana tidak dapat dipertanggungjawabkan.
(2) Pidana dan tindakan bagi anak hanya berlaku bagi orang yang
berumur antara 12 (dua belas) tahun dan 18 (delapan belas) tahun yang
melakukan tindak pidana.
4) Berdasarkan RUU KUHP 2012
Pasal 113 (1) Anak yang belum mencapai umur 12 (dua belas) tahun
melakukan tindak pidana tidak dapat dipertanggungjawabkan.
(2) Pidana dan tindakan bagi anak hanya berlaku bagi orang yang
berumur antara 12 (dua belas) tahun dan 18 (delapan belas) tahun yang
melakukan tindak pidana.
c. Analisis Batasan Usia Anak
Bahan Batasan Usia Anak keterangan

KUHP Tidak disebutkan


RUU KUHP 2008 12 tahun Pasal 113
RUU KUHP 2010 12 tahun Pasal 113
RUU KUHP 2012 12 tahun Pasal 113

Anda mungkin juga menyukai