Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

WAWASAN SOSIAL BUDAYA MARITIM

Dosen: Rifqi Nur Wahyudi SE, MM

Disusun oleh:

Risma Wati
A011191126
Ilmu ekonomi (C)

UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN
MAKASSAR
2019
i
KATA PENGANTAR

‫اار ِحيم‬
َّ ‫الر ْح َم ِن‬
َّ ِ‫ــــــــــــــــــم اﷲ‬
ِ ‫ِب ْس‬

Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada kami, sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini
yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “WAWASAN SOSIAL
BUDAYA MARITIM”

Makalah ini berisikan tentang informasi Pengertian Benua Maritim Indonesia atau
yang lebih khususnya membahas tentang pengertian Benua Maritin Indonesia,
Pembangunan Benua Maritim Indonesia, dan Potensi Pembangunan Benua Maritim.

Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang
Benua Maritim Indonesia.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT
senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin.

Makassar,30 Agustus 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………...…… ii

DAFTAR ISI …………………………………………………………. iii

BAB I PENDAHULUAN ………………………………...………….. 1


A. Latar Belakang ……………………………………………….. 1
B. Rumusan Masalah ……………………………………….…… 2
C. Tujuan Makalah ………………………………....…..……….. 2
D. Manfaat Makalah …………………………………….…….… 2

BAB II PEMBAHASAN …………………………………….………. 3


A. Benua Maritim Indonesia ………...…………………………..3
B. Pembangunan Benua Maritim Indonesia…………..…………5
C. Potensi Pembangunan Benua Maritim…………..……………7

BAB III PENUTUP ……………………………….………………… 11


A. Kesimpulan …………………………………..……………… 11
B. Saran ………………………………………………………… 12

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Konsep Negara Kepulauan (Nusantara) memberikan kita anugerah yang luar biasa.
Letak geografis kita strategi, di antara dua benua dan dua Samudra dimana paling tidak
70% angkutan barang melalui laut dari Eropa, Timur Tengah dan Asia Selatan ke
Kawasan pasifik, dan sebaliknya, harus melalui perairan kita. Wilayah laut yang
demikian luas dengan 17.500an pulau-pulau yang mayoritas kecil memberikan akses
paa sumber daya alam seperti ikan, terumbu karang dengan kekayaan biologi yang
bernilai ekonomi tinggi, wilayah wisata bahari, sumber energi terbarukan maupun
minyak gas bumi, mineral langkah dan juga media perhubungan antar pulau yang sangat
ekonomis. Panjang pantai 81.000 km (kedua terpanjang di dunia setelah kanada)
merupakan wilayah pesisir engan ekositem yang sangat kaya akan tingkat
keanekaragaman hayati yang tinggi. Secara metereologis, perairan nusantara
menyimpan berbagai data metrologi maritim yang sangat viral dalam menentukan
tingkat akurasi perkiraan iklim global.
Karena memiliki sejarah kemaritiman dan potensi sumber daya kemaritiman yang
besar maka muncullah gagasan pembangunan Benua Maritim Indonesia. BMI adalah
bagian ari sistem planet bumi yang merupakan satu kesatuan alamiah antara darat, laut,
dan udara diatasnya tertata unik, menampilkan ciri-ciri benua dengan karakteristik yang
amat khas dari sudut pandang iklim dan cuaca, keadaan airnya, tatanan kerak bumi,
keragaman biota, dan tatanan social budayanya yang menjadi yuridiksi NKRI yang
secara langsung maupun tidak langsung akan menggugah emosi, perilaku maupun sikap
mental dalam menentukan orientasi dan pemanfaatan unsur-unsur maritime di semua
aspek kehidupan. Hal ini yang akan menarik untuk kita ketahui tentang bagaimana
pembangunan Benua Maritim Indonesia.

1
B. Rumusan Masalah
a. Apa itu benua maritim Indonesia?
b. Bagaimana pembangunan benua maritim di Indonesia?
c. Bagaimana potensi Indonesia sebagai poros Maritim dunia?

C. Tujuan Makalah
a. Untuk mengetahui apa pengertian Benua maritim Indonesia.
b. Untuk mengetahui pembangunan benua maritim Indonesia.
c. Untuk mengetahui apa potensi Indonesia sebagai poros maritim dunia.

D. Manfaat Makalah
a. Untuk mengetahui apa itu benua maritim Indonesia.
b. Untuk memberikan kemudahan bagi semua pihak tentang pembangunan maritim
Indonesia.
c. Sebagai referensi bagi semua pihak tentang potensi Indonesia sebagai poros
maritim dunia.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Benua Maritim Indonesia

Benua Maritim Indonesia (BMI) adalah wilayah perairan dengan hamparan pulau-
pulau didalamnya, sebagai satu kesatuan alamiah antara darat, laut, dan udara diatasnya
tertata unik dengan sudut pandang iklim dan cuaca keadaan airnya, tatanan kerak bumi,
keragaman biota serta tatanan social budaya.
Dalam era globalisasi, perhatian bangsa Indonesia terhadap fungsi, peranan, dan
potensi wilayah laut semakin berkembang. Kecenderungan ini dipengaruhi oleh
perkembangan pembangunan yang mengekibatkan semakin terbatasnya potensi sumber
daya nasional di darat. Pengaruh lainnya yaitu perkembangan teknologi maritime sendiri
sangat pesat sehingga memberikan kemudahan dalam pemanfaatan an pengelolahan
sumber daya laut.
Indonesia secara geografis merupakan suatu negara kepulauan dengan dua pertiga
luas lautan lebih besar daripada daratan. Hal ini bisa dilihat dengan adanya garis pantai
di hampir setiap pulau di Indonesia ( + 81.000 km) menjadikan Indonesia menempati
urutan kedua setelah kanada sebagai negara yang memiliki garis pantai terpanjang di
dunia.
Perairan laut Indonesia yang berada di sekitar kepulauan Indonesia merupakan satu
kesatuan wilayah nasional Indonesia. Laut nusantara merupakan salah satu asset
nasional yang berperan sebagai sumber kekayaan alam, sumber energi, sumber bahan
makanan, meia lintas laut antar pulau, Kawasan perdagangan dan wilayah pertahanan
keamanan. Oleh karena itu, wilayah laut nasional yang sangat berfungsi sebagai
wahana untuk menjamin integritas wilayah sarana perhubungan dan pelayaran, yang
merupakan salah satu sumber kekayaan alam hayati dan nonhayati yang memiliki nilai
ekonomi tinggi dan Kawasan pertahanan keamanan. Dengan itu, laut nusantara pada
hakekatnya merupakan ruang lingkup dan wahana perjuangan bangsa Indonesia dalam
mencapai tujuan dan cita-cita nasional demi kesejahteraan dan kedamaian bangsa
Indonesia.

3
1. Karakteristik BMI
BMI terbentang dari 90o BT sampai 141o BT dan 720o LU sampai 14o LS yang
Negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari:
a. 5.707 pulau yang telah bernama dan 11.801 pulau yang belum bernama.
b. Luas perairan 3,1 juta km2, dan luas perairan ZEE 2,7 juta km2.
c. Panjang seluruh garis pantai 80.791 km, Panjang garis dasar 14.698 km.
2. Batas-batas yuridis wilayah laut
a. Perairan pedalaman merupakan bagian dari wilayah perairan nusantara, pada
wilayah ini Indonesia memiliki kedaulatan mutlak dan kapal – kapal asing
tidak mempunyai hak lintas.
b. Perairan Nusantara, merupakan laut yang terletak di antara pulau, dibatasi
atau dikelilingi oleh garis pangkal tanpa memperhatikan kedalaman dan lebar
laut tersebut.
c. Laut Territorial, adalah wilayah perairan di luar perairan nusantara yang
lebarnya tidak melebihi 12 mil laut di ukur dari garis pangkal.
d. Zona tambahan, adalah wilayah laut yang diukur dari 12 mil dari laut
teritorial atau 24 mil dari pangkal pantai. Pada batas ini, Indonesia hanya bisa
melaksanakan hak – hak tertentu saja.
e. Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE), adalah suatu daerah diluar dan berdampingan
dengan laut territorial, lebar zona ini 200 mil dari garis pangkal. Di
perairan ini, Indonesia memiliki hak daulat atas eksploitasi.
f. Landas Kontinen, adalah batas laut yang lebih dari 200 mil dari pangkal
dengan ketentuan: 1). Lebar tidak lebih 350 mil dari pangkal, tidak melebihi
100 mil di ukur dari garis kedalaman 2.500 m.
g. Laut lepas.
3. Batas wilayah udara
a. Teori udara bebas ( Air Freedom Theory)
Teori ini terbagi atas dua:
Kebebasan ruang udara tanpa batas, ruang udara dapat di gunakan
siapapun
Kebebasan udara terbatas:
1) negara bawah yang berhak mengambil tindakan tertentu dalam
memelihara keamanan.

4
2) negara bawah hanya mempunyai hak terhadap wilayah udara zona
teritorial tertentu.
b. Teori Negara berdaulat di udara ( The Air Souvereignty Theory)

Wujud wilayah kedaulatan dan yuridiksi Indonesia membentang luas di cakrawala


katulistiwa yang merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia terdiri dari zona pantai,
lanas benua, lereng benua, cekungan Samudra di bawahnya dan udara di atasnya.
Berdasarkan bangun wilayah laut yang sangat luas, adanya kesatuan alamiah antara
bumi, laut, dan udara diatasnya serta kedudukan global sebagai tepi benua, maka
wilayah nasional Indonesia mempunyai ciri-ciri benua, karena itu sangat tepat disebut
Benua Maritim Indonesia (BMI). Karena memiliki sejarah kemaritiman dan potensi
sumber daya kemaritiman yang besar maka terbentuklah gagasan pembangunan Benua
Maritim Indonesia.

B. Pembangunan Benua Maritim Indonesia

Pembangunan Benua Maritim Indonesia pada hakikatnya adalah pembangunan


nasional yang lebih menekankan pemanfaatan unsur maritim dan dirgantara. Pengertian
ini lahir Tahun 1966 setelah dicanangkan sebagai Tahun Bahari dan Dirgantara oleh
Presiden Republik Indonesia. Pembangunan Maritim Indonesia pada dasarnya adalah
bagian Integral dari pembangunan Nasional dalam pendayagunaan dan pemanfaatan
lautan Indonesia untuk mencapai cita – cita nasional.
Pembangunan Benua Maritim Indonesia memandang daratan, lautan dan dirgantara,
serta segala sumberdaya di dalamnya dalam suatu konsep pengembangan sehingga hal
ini merupakan salah satu wujud aktualisasi Wawasan Nusantara yang telah menjadi cara
pandang bangsa Indonesia dalam melaksanakan pembangunan nasional yang
berdasarkan Pancasila dan Undang – undang Dasar 1945.
Pemikiran pembangunan Maritim Indonesia dilandasi oleh kenyataan bahwa:
1. Lautan merupakan bagian terbesar wilayah RI dan merupakan factor utama yang
harus dikelola dengan baik guna mewujudkan cita – cita nasional
2. Pengelolaan aktivitas pembangunan laut harus bersifat integral.
Dalam menyusun rencana dalam melaksanakan pembangunan maritime kita
menghadapai empat kendala utama, berikut :

5
1. Mental attitude dan semangat cinta bahari masih lemah.
2. Techno structure dan struktur nasional ekonomi maritim belum siap.
3. Peraturan dan perundangan belum mendukung.
4. Kelembagaan yang juga belum mendukung.

Pembangunan Maritim Indonesia Jangka Panjang

Tujuan pembangunan maritim Indonesia pada hakikatnya adalah bagian integral dari
tujuan pembangunan nasional dengan lebih memanfaatkan unsur maritim. Sedangkan
sasaran pembangunan Maritim Indonesia adalah terciptanya kualitas manusia dan
masyarakat Indonesia yang mandiri serta mamapu mentransformasikan potensi maritim
menjadi kekuatan maritim nasional melalui serangkaian pembangunan nasional yang
dilaksanakan berdasarkan Pancasila dan Undang – Undang Dasar 1945.
Dalam PJP II Pembangunan Maritim Indoneisa dilakukan secara bertahap, dengan
waktu yang masih tersisa 4 pelita (20 tahun) pertahapannya dilakukan sebagai berikut:

1. Pelita VII penekanan dilakukan pada perikanan dan pariwisata bahari


dengan tanpa mengesampingkan pengembangan sumberdaya manusia dan
iptek maritim yang sesuai,
2. Pelita VIII penekanan diletakkan pada perikanan, perhubungan laut dan
pariwisata bahari sering dengan pengembangan Iptek dan SDM yang
diperlukan.
3. Pelita IX penekanannya diletakkan pada perhubungan laut, pariwisata
bahari seiring dengan peningkatan iptek dan SDM
4. Pelita X penekanan diletakkan pada pertambangan dan energy seiring
dengan pengembangan SDM dan iptek yang diperlukan
Khusus dalam pelita VII, kelima elemen pembangunan Maritim Indonesia diarahkan
pada :
1. Perikanan. Pembangunan perikanan diupayakan dalam pemanfaatn Sumber
daya Ikan, baik perikanan tangkap maupun budidaya yang lebih optimal dengan
sasaran untuk meningkatkan gizi masyarakat dan peningkatan kualitas hidup
nelayan kecil dan petani ikan tradisional. Pemeliharaan dan perbaikan kualitas

6
lingkungan yang menjadi tempat hidup ikan terus dilakukan agar dicapai
kelestarian dan peningkatan produksi ikan dan budidaya laut. Kualitas SDM dan
iptek terus ditingkatkan agar memiliki daya saing yang tinggi dalam era
globalisasi.
2. Saran dan prasarana perikanan yang antara lain terdiri dari pelabuhan
pendaratan ikan, tempat pelelangan ikan terus ditingkatkan. Pembangunan
perikanan harus dapat mengupayakan terjalinannya kemitraan besar-kecil-
koperasi. Kelembagaan dan perundangan perlu ditata dan diatur ulang. Perlu
dikembangkan Pusat data dan infromasi Kelautan Nasional yang dapat
memberikan data dan informasi secara terus menerus kepada para penggunan
baik nelayan kecil maupun perusahan besar.
3. Perhubungan laut. Dibidang angkutan laut diperlukan minimal 900 buah kapal
3500 DWT untuk pelayaran domestic, sedang untuk pelayaran luar negeri
diperlukan 36 unit kapal masing-masing 48.000 DWT. Dibidang kepelabuhan
diupayakan pembangunan dan peningkatan pelabuhan peti kemas, dermaga
pelayaran rakyat dan pelayaran perintis seiring dengan perkembangan muatan.
Dibidang keselamatan pelayaran dilakukan pembangunan fasilitas bantu
pelayaran, vessel traffic, kapal navigasi, stasiun radio pantai, kesyahbandaran,
pengerukan alur, SAR dan sebagainya. Sistem baku navigasi dan komunikasi
maritim ditingkatkan dan dikembangkan untuk meningkatkan keselamatan
pelayaran.
4. Industri maritim. Kemampuan beli perusahaan pelayaran nasional terhadap
produksi industri maritim dalam negeri terus ditingkatkan anatara lain dengan
pemberian insentif atau tax holiday. Sementara itu, lembaga koordinasi yang
mampu menyelesaikan problematic antar instansi terkait terus dikembangkan.
5. Pertambangan dan Energi.Kegiatan eksplorasi dan eksploitasi mineral, minyak
dan gas kepas pantai terus ditingkatkan hingga diperolehnya cadangan –
cadangan baru migas dan bahan tambang serta energi alternatif dari laut.
Kandungan local dalam kegiatan pertambangan baik yang berupa modal, SDM,
iptek, sarana litbang dan piranti lunak terus ditingkatakan. Koordinasi antar
instansi terkait terus dikembangkan.
6. Pariwisata bahari. Pariwisata bahari harus ditempatkan sebagai salah satu
unggulan pariwisata nasional. Saran dan prasarana yang terkait terus dibangun.
Prioritas tinggi dan pemberian insentif diberikan kepada pariwisata bahari di

7
kawasan timur BMI. Pemberian muatan bahari dalam program pendidikan dan
pelatihan pariwisata terus diupayakan, dan perarian swasta dalam pariwisata
bahari terus diitngkatkan.
7. Sejalan dengan sasaran pembangunan maritime maka dapat diproyeksikan
kebutuhan akan SDM dan iptek yang sesuai.

C. Potensi Pembangunan Benua Maritim

Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia memiliki potensi besar menjadi poros
maritim dunia. Poros maritime merupakan suatu gagasan strategis yang diwujudkan
agar menjamin konektifitas antar pulau, pengembangan industri perkapalan, perikanan,
perbaikan transportasi laut dan juga fokus pada keamanan maritim.
Untuk menjadi suatu negara maritim, maka infrastruktur antar pulau dan sepanjang
pantai di setiap pulau merupakan hal yang harus dibangun dan dikembangkan. Jalan
menuju antar pulau harus benar-benar dapat direalisasikan untuk mempercepat
transportasi antar pulau di Indonesia.
Indonesia memiliki potensi besar menjadi poros maritim dunia mengingat
Indonesia berada di daerah equator, antara dua benua Asia dan benua Australia, antara
dua samudera Pasifik dan Hindia, serta negara-negara Asia Tenggara. Untuk bisa
menjadi poros maritim dunia maka sistem pelabuhan di Indonesia harus dimodernisasi
sesuai dengan standar internasional sehingga pelayanan dan akses di seluruh pelabuhan
harus mengikuti prosedur internasional.
Selain perbaikan dan perhatian yang diberikan alam bidang teknologi untuk
mengelolah sumber daya alam di laut Indonesia, diperlukan juga suatu pengembangan
pelabuhan dan transportasi laut untuk mendorong kegiatan maritim Indonesia menjadi
lebih modern dan mudah bagi masyarakat untuk bepergian ke suatu wilayah.
Potensi kemaritiman Indonesia
a. Sumber daya dapat di pulihkan ( renewable resources)

1) Potensi daya perikanan laut


Potensi sumber daya perikanan laut di Indonesia terdiri dari sumber daya
perikanan palagis besar ( 451.830 ton/tahun) dan pelagis kecil ( 2.423.000 ton/
tahun), sumberdaya perikanan 3.163.630 ton/ tahun, udang 100.720 ton/tahun,

8
ikan karang 80.082 ton/tahun dan cumi – cumi 328.960 ton/tahun. Dengan
demikian secara nasional potensi lestari ikan laut sebesar 6,7 juta ton/tahun
dengantingkat pemanfaatan mencapai 48% ( Dirjen Perikanan 1995).
2) Hutan Mangrove
Merupakan ekosistem utama pendukung kehidupan yang penting di wilayah
pesisir. Fungsi dan peran hutan Mangrove, yaitu: a) menyusun mekanisme
antara komponen mangrove dengan ekosistem lain, pelindung pantai, dan
pengendali banjir. b) penyerap bahan pencemar, sumber energi bagi biota laut.
C) menjaga kesetabilan produktivitas dan ketersediaan sumberdaya hayati di
perairan. d) sebagai sumber kayu kelas satu, bahan kertas dan arang.
3) Padang Lamun dan rumput Laut
Padang lamun mempunyai fungsi: a) meredam ombak dan melindungi pantai.
b) daerah asuhan larva. c) tempat makan. d) rumah tempat tinggal biota laut. e)
wisata bahari.
4) Terumbu Karang
Peran terumbu Karang, yaitu: a) pelindung pantai dari hempasan ombak dan
arus kuat yang berasal dari laut. b) sebagai habitat tempat mencari makanan.
b. Sumber daya yang tidak dapat di pulihkan (unrenewable resources)
Bahan tambang dan mineral
Bahan tambang dan mineral yang terdapat di laut Indonesia yaitu: bahan
bangunan, pasir besi, batu apung, mineral radio aktif, garam, titanium,
lempung koalim, emas, dan kromium.
Minyak dan gas bumi
c. Jasa – jasa lingkungan
1) Media transportasi dan komunikasi
2) Pengaturan iklim
3) Keindahan alam
4) Penyebaran limbah
5) Wisata bahari

Potensi pembangunan ekonomi kemaritiman


a. Perikanan tangkap
b. Perikanan budidaya

9
c. Industri produk pengolahan ikan
d. Industri bioteknologi
e. Pariwisata bahari dan pantai
f. Pertambangan dan energi
g. Perhubungan laut
h. Industri kapal, bangunan laut dan pantai
i. Ekosistem laut
j. Pulau- pulau kecil
k. Benda – benda berharga.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
a. Benua Maritim Indonesia
Benua Maritim Indonesia (BMI) adalah wilayah perairan dengan hamparan
pulau-pulau didalamnya, sebagai satu kesatuan alamiah antara darat, laut, dan
udara diatasnya tertata unik dengan sudut pandang iklim dan cuaca keadaan
airnya, tatanan kerak bumi, keragaman biota serta tatanan social budaya. Laut
nusantara merupakan salah satu asset nasional yang berperan sebagai sumber
kekayaan alam, sumber energy, sumber bahan makanan, meia lintas laut antar
pulau, Kawasan perdagangan dan wilayah pertahanan keamanan. Oleh karena
itu, wilayah laut nasional yang sangat berfungsi sebagai wahana untuk
menjamin integritas wilayah sarana perhubungan dan pelayaran, yang
merupakan salah satu sumber kekayaan alam hayati dan nonhayati yang
memiliki nilai ekonomi tinggi dan Kawasan pertahanan keamanan.

b. Pembangunan Benua Maritim Indonesia


Pembangunan Benua Maritim Indonesia pada hakekatnya adalah
pembangunan nasional yang lebih menekankan pemanfaatan unsur maritim dan
dirgantara. Pengertian ini lahir Tahun 1966 setelah dicanangkan sebagai Tahun
Bahari dan Dirgantara oleh Presiden Republik Indonesia. Pembangunan Maritim
Indonesia pada dasarnya adalah bagian Integral dari pembangunan Nasional
dalam pendayagunaan dan pemanfaatan lautan Indonesia untuk mencapai cita –
cita nasional.

c. Potensi Pembangunan Benua Maritim


Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia memiliki potensi besar menjadi
poros maritim dunia, untuk menjadi suatu negara maritim, maka infrastruktur
antar pulau dan sepanjang pantai di setiap pulau merupakan hal yang harus
dibangun dan dikembangkan. Jalan menuju antar pulau harus benar-benar dapat
direalisasikan untuk mempercepat transportasi antar pulau di Indonesia.

11
B. Saran
Dari kesimpulan di atas maka penyusun menyarankan agar pembaca bisa semakin
paham mengenai Benua Maritim Indonesia. Dengan begitu, timbul rasa ingin selalu
menjaga dan mempertahankan Indonesia dengan sepenuh hati agar dapat
mengembangkan wilayah Indonesia terkhusus di Benua Maritim Indonesia.
Dalam penyusunan makalah ini masih memiliki kesalahan baik dari segi isi,
pembahasan, maupun struktur penyusunannya. Oleh karena itu, saya sangat
mengharapkan kritik dan saran demi memperbaiki kesalahan untuk makalah
kedepannya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2014. Pembangunan Benua Maritim Indonesia. https://www.academia.edu


Diakses pada tanggal 29 Agustus 2019 pukul 07:00 wita
Anomim. 2012. Budaya Maritim. hhttps://ikabuh.files.worpress.com
Diakses pada tanggal 29 Agustus 2019 pukul 07:00 wita
Anonim. 2015. Indonesia sebagai poros maritime dunia. https://presidenri.go.id
Diakses pada tanggal 29 Agustus 2019 pukul 07:00 wita
Anonim. 2017. Potensi Indonesia sebagai Negara Maritim.
https://www.perumperindo.co.id
Diakses pada tanggal 29 Agustus 2019 pukul 07:00 wita.

13

Anda mungkin juga menyukai