Krn ada inhalasi mikroba di udara bakteri masuk ke paru , bronkioli dan alveolus
peradangan hebat( sel2 PMN memfagositosis mikroba2 tsb dan pengeluaran mediator
inflamasi) sel2 PMN mati( menghasilahn veroksidase) terakumulasi bersama mikroba
/bakteri2 yg mati penimbunan nanah warna hijau
Sputum yang berwarna merah muda dan berbusa merupakan tanda edema paru
akut. Sputum yang berlendir, lekat dan berwarna abu-abu atau putih merupakan
tanda bronkitis kronik. Sedangkan sputum yang berbau busuk merupakan tanda
abses paru atau bronkiektasis. Apabila sputumnya berwarna hijau dan kuning maka
positif terinfeksi. Namun bila sputum berwarna putih dan jernih, berarti sputum atau
pasien tidak terinfeksi bakteri.
(Rumende, 2007)
2. Mengapa bisa didapatkan lobus tengah paru kanan dan kiri redup( +) ronkhi basah + dan
terdengar suara bronkhial ?
redup atau gangguan resonansi di akibatkan oleh setiap keadaan yang menganggu
getaran resonan normal dalam paru-paru atau keadaan yang menggangu pengahtaran
dari getaran tersebut dari luar. Oleh karen itu konsilidasi parenkim paruparu
mengakibatkan suara perkusis resup contoh penyakit seperti penumonia, neoplasma,
atelektasis, fibrosis pleura, efusi pleura. Suara resonansi skodaik bagian bawah paru
mengalami kompresi oleh setiap efusi pleuritik dan volume bagian atasnya berkurang ,
suara bagian atas toraks akan bersifat timpani (pneumonia lobaris) di atas daerah
konsolidasi.
ronki basah atau krekels merupakan suara berisik dan terputus akibat aliran udara yang
melewati cairan. Ronki basah halus biasanya di bronkiale dan lebih halus lagi di alveolus
(Krekels).
Bronkhial,
Sumber: DELF, Mohlan. H. 1996. Major Diagnosis Fisik. Ed 9. Jakarta :EGC
“ Ronki” yang dibagi menjadi 2 macam yaitu ronki basah dengan suara terputus- putus dan ronki
kering dengan suara tidak terputus. Ronki basah kasar seperti suara gelembung udara besar yang
pecah, terdengar pada saluran napas besar bila terisi banyak secret. Ronki basah sedang seperti
suara gelembung kecil yang pecah, terdengar bila adanya secret pada saluaran napas kecil dan
sedang, biasanya pada bronkiektasis dan bronkopneumonia. Ronki basah halus tidak mempunyai
sifat gelembung lagi, terdengar seperti gesekan rambut, biasanya pada pneumonia dini. Ronki
kering lebih mudah didengar pada fase ekspirasi, karena saluran napasnya menyempit. Ronki
kering bernada tinggi disebut sibilan, terdengar mencicit/squacking, ronki kering akibat ada
sumbatan saluran napas kecil disebut wheeze. Ronki kering bernada rendah akibat sumbatan
sebagaian saluran napas besar disebut sonourous, terdengar seperti orang mengerang/ grouning,.
Suara tambahan lain yaitu dari gesekan pleura/ pleural friction rub yang terdengar seperti gesekan
kertas, seirama dengan pern pernapasan dan terdengar jelas pada fase inspirasi, terutama bila
stetoskop ditekan.
3. Mengapa panas terus menerus sejak 10 hari yang lalu ?
Karena adanya infeksi mengeluarkan toksin berupa pirogen, endogen
menstimulasi sel darah putih mengeluarkan zat kimia ( IL 1 dkk ) pirogen akan
bergabung dengan endogen untuk merangsang endothelium hipotalamus membentuk
prostaglandin prostaglandin menyebabkan set point naik .
Pneumoni panas timbul karena infeksi bakteri protein dari bakteri akan dipecah
oleh IL menghasilkan toksin liposakarida merangsang hipotalamus
merangsang hipotalamus set point meningkat
Efek : bakteri yang dilepas menyebabkan demam pada saat sakit saja
Sebagai respon terhadap rangsangan pirogenik, maka monosit, makrofag, dan sel-sel
Kupffer mengeluarkan suatu zat kimia yang dikenal sebagai pirogen endogen IL-
1(interleukin 1), TNFα (Tumor Necrosis Factor α), IL-6 (interleukin 6), dan INF
(interferon) yang bekerja pada pusat termoregulasi hipotalamus untuk meningkatkan
patokan termostat. Hipotalamus mempertahankan suhu di titik patokan yang baru dan
bukan di suhu normal. Sebagai contoh, pirogen endogen meningkatkan titik patokan
menjadi 38,9° C, hipotalamus merasa bahwa suhu normal prademam sebesar 37° C
terlalu dingin, dan organ ini memicu mekanismemekanisme respon dingin untuk
meningkatkan suhu tubuh (Ganong, 2002).
Mekanisme demam dapat juga terjadi melalui jalur non prostaglandin melalui sinyal
aferen nervus vagus yang dimediasi oleh produk lokal MIP-1 (machrophage
inflammatory protein-1) ini tidak dapat dihambat oleh antipiretik
(Nelwan dalam Sudoyo, 2006).
Infitrat terjadi karena bisa dari sekret yang masih terdapat organismenya.
Respon inflamasi awal, ditandai dengan peningkatan permeabilitas eksudat masuk ke alveolus
Sel darah merah, fibrin, leukosit PMN mengisi alveoli paru tampak merah dan bergranula
Pneumonia Normal
(Respirologi)
Hitung darah lengkap akan menunjukan jumlah sel darah putih yang meningkat,indikasi
adanya suatu infeksi atau inflamasi. Pada beberapa orang dengan masalah pada sistem
imun ,jumlah sel darah putih menunjukan hasil seperti normal.
Dr. Fransisca S. K. Kuliah Pneumonia. (Fak. Kedokteran Wijaya Kusuma Surabaya).2000
Suhu Naik
Saat hipotalamus mengetahui ada kuman yang masuk ke tubuh, secara otomatis thermostat
akan menunjukkan angka lebih tinggi dari angka suhu tubuh normal. Misalnya pada kondisi
normal suhu tubuh menunjukkan 37 derajat Celsius. Jika suhu melebihi suhu tersebut (misalnya
38 derajat Celsius), maka dikatakan demam. Dan demam merupakan tanda tubuh melawan
infeksi.
http://health.okezone.com/read/2012/03/29/483/602055/demam-tanda-tubuh-melawan-
infeksi)
HR Naik
Infeksi dalam alveoli menyebabkan membran paru mengalami peradangan dan berlubang-
lubang sehingga cairan dan bahkan sel darah merah dan sel darah putih keluar dari pembuluh
darah dan masuk ke dalam alveoli. Akhirnya daerah luas paru terisi cairan dan sisa-sisa sel. Hal
ini mengakibatkan fungsi pertukaran udara paru berkurang karena penurunan luas permukaan
total membran pernafasan. Keadaan ini menyebabkan hipoksemi (oksigen darah rendah)
sehingga tubuh mengkompensasinya dengan meningkatkan HR untuk tetap memenuhi
kebutuhan oksigen dalam tubuh.
(Sumber : Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Guyton dan Hall, Edisi 11)
Takikardi : karena oksigen dihantarkan ke jaringan oleh darah
Hipertermi : reaksi inflamasi
Diawali , infeksi masuk , pengeluarkan prostaglandin dan histamin sehingga meningkatkan
permeabilitas ,
Pemindahan eksudat plasma ke ruangan intersisium, jarak kapiler dan alveolus jauh, dan ada
makrofag, sehingga penukaran o2 dan co2 terhambat ,
Sehingga tubuh harus meningkatkan nafas takipneu
Sehingga jantung bekerja cepat sehingga o2 dan co2 bisa diterima jaringan tachicardi.
Ureaplasma urealyticum
Virus
Virus sitomegalo
Virus Parainfluenza
Virus Rino
Virus
Virus Adeno
Virus Epstein-Barr
Virus Influenza
Virus Parainfluenza
Virus Rino
Virus Varisela-Zoster
Misnadiarly. 2008. Penyakit Infeksi Saluran Napas Pneumonia pada anak balita, orang
dewasa, usia lanjut. Edisi 1. Jakarta : Pustaka obor Populer
Tersering
Bakteri Streptoccocus pneumoniae
Virus Corona Virus, influenza virus
Jamur Histoplasmosis, koksidiosis
Aspirat Minyak tanah, asam kuat, pestisida
- Merokok
- Usia ekstrim
- Kanker paru
- Penyakit kronis DM
- Alkohol
- Imunodefisiensi
- Disfungsi silia
Sumber : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi V halaman 2200
Berdasarkan Anatomik :
a. Pneumonia Lobaris
Merupakan pneumonia yang terjadi pada seluruh atau satu bagian besar
dari lobus paru dan bila kedua lobus terkena bisa dikatakan sebagai
pneumonia lobaris
b. Pneumonia Interstisial
Merupakan pneumonia yang dapat terjadi di dalam dinding alveolar.
c. Bronchopneumonia
Merupakan pneumonia yang terjadi pada ujung akhir bronkhiolus yang
dapat tersumbat oleh eksudat mukopuren untuk membentuk bercak
konsolidasi dalam lobus
(A. Aziz Alimul Hidayat :2006)
1. Klasifikasi pneumoni oleh McFarlan (1986). Klasifikasi ini ditetapkan menurut tempat
didptkannya infeksi saluran nafas itu, apakah dimsyrkt atau diRS. Sebenarnya, kalsifikasi
ini didasarkan atas 3 faktor yg mempengaruhi tjdnya infeksi (pneumoni) ini yaitu :
1. Fakotr penderita (host)
2. Faktor lingkungan (environment)
3. Faktor kuman(agent).
Klasifikasinya yaitu :
2. Reccurent pneumonia
Pneumoni yg berulang sebanyak 3 kali atau lbh secara terpisah pd seorang penderita
4. Aspiration pneumonia
Pneumoni yg tjd akbat aspirasi zat patogen atau cairan lambung, biasanya tjd pd
penderita disfagi atau dgn penurunan kesadaran
6. Unsual pneumonia
Pneumoni yg tjd pd mereka yg baru datang atau meninggalkan suatu daerah tertentu,
misalnya : pneumoni tifoid, pd daerah tropik atau histoplasmosis
Gejala yang timbul biasanya mendadak tetapi dapat didahului dengan infeksi saluran nafas akut
bagian atas. Gejalanya antara lain :
a. batuk,
b. demam tinggi terus menerus,
c. sesak,
d. kebiruan disekitar mulut,
e. menggigil (pada anak),
f. kejang (pada bayi), dan
g. nyeri dada
a. Biasanya anak lebih suka berbaring pada sisi yang sakit.
(PATOLOGI FKUI)
Penegakan diagnosis
mendengar crackles atau napas normal terdengar ketika mendengarkan dada Anda
dengan stetoskop. Lain suara pernapasan abnormal juga dapat didengar melalui
stetoskop atau dengan menekan di dinding dada (perkusi).
Menurut ATS kriteria pneumonia berat bila dijumpai 'salah satu atau lebih' kriteria di bawah ini.
Kriteria minor:
• Frekuensi napas > 30/menit
• Pa02/FiO2kurang dari 250 mmHg
• Foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral
• Foto toraks paru melibatkan > 2 lobus
• Tekanan sistolik < 90 mmHg
• Tekanan diastolik < 60 mmHg
10
Kriteria mayor adalah sebagai berikut :
• Membutuhkan ventilasi mekanik
• Infiltrat bertambah > 50%
• Membutuhkan vasopresor > 4 jam (septik syok)
• Kreatinin serum > 2 mg/dl atau peningkatan > 2 mg/dI, pada penderita riwayat penyakit ginjal atau
gagal ginjal yang membutuhkan dialisis
Berdasar kesepakatan PDPI, kriteria yang dipakai untuk indikasi rawat inap pneumonia
komuniti adalah :
1. Skor PORT lebih dari 70
2. Bila skor PORT kurang < 70 maka penderita tetap perlu dirawat inap bila dijumpai salah satu
dari kriteria dibawah ini.
• Frekuensi napas > 30/menit
• Pa02/FiO2 kurang dari 250 mmHg
• Foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral
• Foto toraks paru melibatkan > 2 lobus
Tekanan sistolik < 90 mmHg
Tekanan diastolik < 60 mmHg
3. Pneumonia pada pengguna NAPZA
Kriteria perawatan intensif
Penderita yang memerlukan perawatan di Ruang Rawat Intensif adalah penderita yang mempunyai paling
sedikit 1 dari 2 gejala mayor tertentu (membutuhkan ventalasi mekanik dan membutuhkan vasopressor >
4 jam [syok sptik]) atau 2 dari 3 gejala minor tertentu (Pa02/FiO2 kurang dari 250 mmHg, foto toraks paru
menunjukkan kelainan bilateral, dan tekanan sistolik < 90 mmHg). Kriteria minor dan mayor yang lain
bukan merupakan indikasi untuk perawatan Ruang Rawat Intensif.
Farmakologis
Sebagian besar kasus pneumonia dapat diobati tanpa rawat inap. Biasanya, antibiotik
oral, istirahat, cairan, dan perawatan di rumah yang cukup untuk resolusi lengkap.
Namun, orang dengan pneumonia yang mengalami kesulitan bernapas, orang dengan
masalah medis lainnya, dan orang tua mungkin memerlukan perawatan lebih lanjut.
Jika gejala memburuk, pneumonia tidak membaik dengan perawatan di rumah, atau
terjadi komplikasi, orang tersebut akan sering harus dirawat di rumah sakit.
Bakteri pneumonia
Antibiotik digunakan untuk mengobati pneumonia bakteri. Sebaliknya, antibiotik
tidak berguna untuk radang paru-paru, meskipun mereka kadang-kadang digunakan
untuk mengobati atau mencegah infeksi bakteri yang dapat terjadi di paru-paru yang
rusak oleh radang paru-paru. Pilihan antibiotik tergantung pada sifat pneumonia,
mikroorganisme yang paling umum menyebabkan pneumonia di wilayah geografis
lokal, dan status kekebalan dan kesehatan yang mendasari individu. Pengobatan untuk
pneumonia idealnya harus didasarkan pada mikroorganisme penyebab dan sensitivitas
diketahui antibiotik. Namun, penyebab khusus untuk pneumonia diidentifikasi dalam
hanya 50% dari orang-orang, bahkan setelah evaluasi yang luas. Karena pengobatan
umumnya harus tidak ditunda dalam setiap orang dengan pneumonia yang serius,
pengobatan empiris biasanya dimulai jauh sebelum laporan laboratorium tersedia. Di
Inggris, amoksisilin dan klaritromisin atau eritromisin adalah antibiotik yang dipilih
untuk kebanyakan pasien dengan pneumonia komunitas-diperoleh, pasien alergi
terhadap penisilin diberikan eritromisin sebagai pengganti amoksisilin. Di Amerika
Utara, di mana "atipikal" bentuk komunitas-pneumonia menjadi lebih umum,
macrolides (seperti azitromisin dan klaritromisin), para fluoroquinolones, dan
doksisiklin telah mengungsi amoksisilin sebagai lini pertama pengobatan rawat jalan
bagi masyarakat-pneumonia. Lamanya pengobatan secara tradisional tujuh sampai
sepuluh hari, tetapi ada bukti peningkatan bahwa kursus pendek (sesingkat tiga hari)
sudah cukup.
Antibiotik untuk pneumonia didapat di rumah sakit termasuk sefalosporin ketiga dan
keempat generasi, carbapenems, fluoroquinolones, aminoglikosida, dan vankomisin.
Antibiotik biasanya diberikan secara intravena. Beberapa antibiotik dapat diberikan
dalam kombinasi dalam upaya untuk mengobati semua mikroorganisme penyebab
yang mungkin. Pilihan antibiotik bervariasi dari rumah sakit ke rumah sakit karena
perbedaan regional dalam mikroorganisme yang paling mungkin, dan karena
perbedaan kemampuan mikroorganisme 'untuk melawan berbagai perawatan
antibiotik.
Pneumonia Viral
Radang paru-paru yang disebabkan oleh influenza A dapat diobati dengan
rimantadine atau amantadine, sedangkan radang paru-paru yang disebabkan oleh
influenza A atau B dapat diobati dengan oseltamivir atau zanamivir. Perawatan ini
bisa menguntungkan hanya jika mereka dimulai dalam waktu 48 jam dari timbulnya
gejala. Banyak strain influenza H5N1 A, juga dikenal sebagai flu burung atau "flu
burung," telah menunjukkan perlawanan terhadap amantadine dan rimantadine. Tidak
ada pengobatan yang efektif dikenal pneumonia virus yang disebabkan oleh
coronavirus SARS, adenovirus, hantavirus, atau virus parainfluenza.
Pneumonia Aspirasi
Tidak ada bukti untuk mendukung penggunaan antibiotik dalam pneumonitis kimia
tanpa infeksi bakteri. Jika infeksi hadir dalam pneumonia aspirasi, pilihan antibiotik
akan tergantung pada beberapa faktor, termasuk organisme penyebab dicurigai dan
apakah pneumonia diakuisisi pada masyarakat atau dikembangkan di rumah sakit.
Pilihan umum termasuk klindamisin, kombinasi antibiotik beta-laktam dan
metronidazol, atau aminoglikosida.
Kortikosteroid biasanya digunakan dalam pneumonia aspirasi, tetapi tidak ada bukti
untuk mendukung penggunaan mereka baik. Radang paru-paru dapat bertahan lebih
lama, dan pneumonia mikoplasma dapat mengambil empat sampai enam minggu
untuk menyelesaikan sepenuhnya. Dalam kasus di mana pneumonia berkembang
menjadi keracunan darah (bakteremia), lebih dari 20% penderita meninggal.
Kortikosteroid
Pneumonia Atipikal
Makrolid merupakan antibiotik pilihan utama pada pneumonia atipik . Eritromisin
mempunyai efektivitas klinis yang baik pada infeksi Mycoplasma pneumoniae, tetapi
tidak efektif dalam mengeradikasikan mikroorganisme dari jaringan. Dosis
eritromisin untuk anak berkisar antara 30-50 mg/kgBB/hari, diberikan setiap 6 jam
selama 10-14 hari.
Non farmakologis
Bernapas hangat, lembab (basah) udara membantu melonggarkan lendir
lengket yang dapat membuat Anda merasa seperti Anda tersedak.
Hal-hal ini mungkin membantu:
Tempatkan kain lap, hangat dan basah longgar menutupi hidung dan
mulut.
Isi humidifier dengan air hangat dan menghirup kabut hangat.
Ambil beberapa napas dalam-dalam dua atau tiga kali setiap jam. Napas
dalam-dalam akan membantu membuka paru-paru Anda.
Tekan dada dengan lembut beberapa kali sehari dan berbaring dengan
kepala lebih rendah dari dada Anda. Hal ini dapat membantu
memunculkan lendir dari paru-paru.
Minum banyak cairan (asalkan dokter mengatakan tidak apa-apa):
Minum air, jus, atau teh lemah
Minum setidaknya 6 sampai 10 cangkir sehari
Jangan minum alkohol
Dapatkan banyak istirahat ketika Anda pulang. Jika Anda mengalami kesulitan
tidur di malam hari, tidur siang siang hari.
Misnadiarly. 2008. Penyakit Infeksi Saluran Napas Pneumonia pada anak balita,
orang dewasa, usia lanjut. Edisi 1. Jakarta : Pustaka obor Populer.
Antibiotik
Misal sudah dikasih penisilin gol tertentu tapi gaada efek (Resisten) : betalaktan