Anda di halaman 1dari 24

1. Mengapa pasien mengalami batuk berdahak kental kehijauan ?

Krn ada inhalasi mikroba di udara  bakteri masuk ke paru , bronkioli dan alveolus
peradangan hebat( sel2 PMN memfagositosis mikroba2 tsb dan pengeluaran mediator
inflamasi) sel2 PMN mati( menghasilahn veroksidase) terakumulasi bersama mikroba
/bakteri2 yg mati penimbunan nanah warna hijau

Sumber : Sylvia A. Price.2003.Patofisiologi.Ed6, Vol.2 . EGC

Batuk merupakan reflex pertahanan yg timbul akibat iritasi percabangan trakeobronkial.


Rangsangan yg biasanya menimbulkan batuk adalah rangsangan mekanik, kimia, dan
peradangan. Inhalasi asap, debu dan benda2 asing kecil merupakan penyebab batuk yg
paling sering. Perokok seringkali menderita batuk kronik karena terus-menerus
menghisap benda asing(asap) dan saluran nafasnya mengalami peradangan kronik.
Setiap peradangan nafas dengan atau tanpa eksudat dapat mengakibatkan batuk.
Sputum berwarna kekuningan menunjukkan adanya infeksi.
Sputum purulen berwarna kuning, hijau, atau kadang-kadang coklat. Hal ini
menunjukkan adanya suatu peradangan dalm paru yg mungkin merupakan :
 Infeksi (bronchitis purulen, pneumonia, abses paru, bronkiektaksis, tuberculosis,
fibrosis kistik)
 Alergi (sputum penderita asma mungkin tampak purulen tanpa bukti adanya suatu
infeksi, akibat banyaknya jumlah eosinofil)
 Kimiawi (bronchitis akut akibat inhalasi bahan kimia)
 Iritan (asap atau debu iritan)

Bila warna sputum kekuning-kuningan menunjukkan infeksi. Sputum yang berwarna


hijau merupakan petunjuk adanya penimbunan nanah. Neutrofil memproduksi
bahan kimia antiseptik perlu bantuan enzim myeloperokoxidase butuh coenzim
verdoperdoksidase  Warna hijau timbul karena adanya verdoperoksidase yang
dihasilkan oleh leukosit polimorfonuklear (PMN) dalam sputum. Sputum yang
berwarna hijau sering ditemukan pada bronkiektasis karena penimbunan sputum
dalam bronkiolus yang melebar dan terinfeksi. Banyak penderita infeksi pada saluran
napas bagian bawah mengeluarkan sputum berwarna hijau pada pagi hari, tetapi
makin siang menjadi semakin kuning.

Sputum yang berwarna merah muda dan berbusa merupakan tanda edema paru
akut. Sputum yang berlendir, lekat dan berwarna abu-abu atau putih merupakan
tanda bronkitis kronik. Sedangkan sputum yang berbau busuk merupakan tanda
abses paru atau bronkiektasis. Apabila sputumnya berwarna hijau dan kuning maka
positif terinfeksi. Namun bila sputum berwarna putih dan jernih, berarti sputum atau
pasien tidak terinfeksi bakteri.
(Rumende, 2007)

2. Mengapa bisa didapatkan lobus tengah paru kanan dan kiri redup( +) ronkhi basah + dan
terdengar suara bronkhial ?

redup atau gangguan resonansi di akibatkan oleh setiap keadaan yang menganggu
getaran resonan normal dalam paru-paru atau keadaan yang menggangu pengahtaran
dari getaran tersebut dari luar. Oleh karen itu konsilidasi parenkim paruparu
mengakibatkan suara perkusis resup contoh penyakit seperti penumonia, neoplasma,
atelektasis, fibrosis pleura, efusi pleura. Suara resonansi skodaik bagian bawah paru
mengalami kompresi oleh setiap efusi pleuritik dan volume bagian atasnya berkurang ,
suara bagian atas toraks akan bersifat timpani (pneumonia lobaris) di atas daerah
konsolidasi.
ronki basah atau krekels merupakan suara berisik dan terputus akibat aliran udara yang
melewati cairan. Ronki basah halus biasanya di bronkiale dan lebih halus lagi di alveolus
(Krekels).
Bronkhial,
Sumber: DELF, Mohlan. H. 1996. Major Diagnosis Fisik. Ed 9. Jakarta :EGC
“ Ronki” yang dibagi menjadi 2 macam yaitu ronki basah dengan suara terputus- putus dan ronki
kering dengan suara tidak terputus. Ronki basah kasar seperti suara gelembung udara besar yang
pecah, terdengar pada saluran napas besar bila terisi banyak secret. Ronki basah sedang seperti
suara gelembung kecil yang pecah, terdengar bila adanya secret pada saluaran napas kecil dan
sedang, biasanya pada bronkiektasis dan bronkopneumonia. Ronki basah halus tidak mempunyai
sifat gelembung lagi, terdengar seperti gesekan rambut, biasanya pada pneumonia dini. Ronki
kering lebih mudah didengar pada fase ekspirasi, karena saluran napasnya menyempit. Ronki
kering bernada tinggi disebut sibilan, terdengar mencicit/squacking, ronki kering akibat ada
sumbatan saluran napas kecil disebut wheeze. Ronki kering bernada rendah akibat sumbatan
sebagaian saluran napas besar disebut sonourous, terdengar seperti orang mengerang/ grouning,.
Suara tambahan lain yaitu dari gesekan pleura/ pleural friction rub yang terdengar seperti gesekan
kertas, seirama dengan pern pernapasan dan terdengar jelas pada fase inspirasi, terutama bila
stetoskop ditekan.
3. Mengapa panas terus menerus sejak 10 hari yang lalu ?
Karena adanya infeksi  mengeluarkan toksin berupa pirogen, endogen 
menstimulasi sel darah putih  mengeluarkan zat kimia ( IL 1 dkk )  pirogen akan
bergabung dengan endogen untuk merangsang endothelium hipotalamus membentuk
prostaglandin  prostaglandin menyebabkan set point naik .

Pneumoni  panas timbul karena infeksi bakteri  protein dari bakteri akan dipecah
oleh IL menghasilkan toksin liposakarida  merangsang hipotalamus 
merangsang hipotalamus  set point meningkat

Efek : bakteri yang dilepas menyebabkan demam pada saat sakit saja

Sebagai respon terhadap rangsangan pirogenik, maka monosit, makrofag, dan sel-sel
Kupffer mengeluarkan suatu zat kimia yang dikenal sebagai pirogen endogen IL-
1(interleukin 1), TNFα (Tumor Necrosis Factor α), IL-6 (interleukin 6), dan INF
(interferon) yang bekerja pada pusat termoregulasi hipotalamus untuk meningkatkan
patokan termostat. Hipotalamus mempertahankan suhu di titik patokan yang baru dan
bukan di suhu normal. Sebagai contoh, pirogen endogen meningkatkan titik patokan
menjadi 38,9° C, hipotalamus merasa bahwa suhu normal prademam sebesar 37° C
terlalu dingin, dan organ ini memicu mekanismemekanisme respon dingin untuk
meningkatkan suhu tubuh (Ganong, 2002).
Mekanisme demam dapat juga terjadi melalui jalur non prostaglandin melalui sinyal
aferen nervus vagus yang dimediasi oleh produk lokal MIP-1 (machrophage
inflammatory protein-1) ini tidak dapat dihambat oleh antipiretik
(Nelwan dalam Sudoyo, 2006).

4. Mengapa ditemukan jumlah leukosit 12.500 mmk ?


Leukosit Naik
Fungsi umum leukosit adalah melawan peradangan dan infeksi. Beberapa leukosit secara
aktif melakukan fagositosis, mencerna bakteri dan sisa bahan mati. Semua leukosit motil
dengan gerak amuboid, beberapa jenis melebihi yang lain. Sebagian besar leukosit memiliki
kemampuan berpindah melalui pori kecil diantara sel-sel yang membentuk dinding kapiler.
Gerakan ini disebut diapedes, berawal ketika suatu bagian sel mengalir dalam bentuk tonjolan
serupa lengan yang kemudian melalui sebuah pori kecil. Sisa sitoplasma mengalir secara
perlahan melalui pori kecil tadi ke sisi lain dinding kapiler. Dengan cara ini, seluruh sel bergerak
melalui pori dari satu sisi ke sisi lain dinding kapiler.
Leukosit dipandu ke tempat infeksi oleh suatu proses yang disebut kemotaksis. Berbagai zat
yang dilepaskan oleh mikroorganisme yang menyerang atau oleh sel jaringan yang terbunuh,
memandu leukosit kearah sumber agen kemotaksis. Difusi zat-zat membentuk gradient
konsentrasi, yang diikuti leukosit. Kemotaksis dapat mempunyai pengaruh positif atau negative.
Bila jaringan tubuh terluka atau terinfeks, peradangan atau respon peradangan merupakan
pertahanan tubuh. Kunci respon peradangan adalah pelepasan berbagai zat kimia dari jaringan
tubuh terutama stau yang disebut histamin.
Sumber : http://aboutlabkes.wordpress.com/2012/01/30/leukosit/

5. Mengapa dokter merencanakan pemeriksaan pengecatan gram dan kultur sputum ?


Pengecatan gram : untuk mengetahui gram positif dan negatif. Karena beda bakteri beda
obat .
Karena bakteri pneumoni ada yang peka penisilin, ada yang engga.
Agen infeksius untuk pneumoni , streptococcus pneumoni ( gram positif )
Gram positif lebih tebal.

Kultur sputum : untuk mengetahui bakteri tahan asam atau tidak


Yang diambil sputum pagi hari,

6. Mengapa terjadi takipneu,takikardi,dan hipertermi ?


Infiltrat disebabkan karena akibat proses inflamasi. Penimbunan bahan patologis dalam jaringan
atau sel. Istilah dalam radiologi yang menunjukkan radiodensitas yang batasnya tidak tegas.

Infitrat terjadi karena bisa dari sekret yang masih terdapat organismenya.

Respon tubuh terhadap mikroorganisme di parenkim paru meliputi:

Respon inflamasi awal, ditandai dengan peningkatan permeabilitas  eksudat masuk ke alveolus

Sel darah merah, fibrin, leukosit PMN mengisi alveoli  paru tampak merah dan bergranula

Pneumonia Normal

(Respirologi)

Hitung darah lengkap akan menunjukan jumlah sel darah putih yang meningkat,indikasi
adanya suatu infeksi atau inflamasi. Pada beberapa orang dengan masalah pada sistem
imun ,jumlah sel darah putih menunjukan hasil seperti normal.
Dr. Fransisca S. K. Kuliah Pneumonia. (Fak. Kedokteran Wijaya Kusuma Surabaya).2000

Suhu Naik
Saat hipotalamus mengetahui ada kuman yang masuk ke tubuh, secara otomatis thermostat
akan menunjukkan angka lebih tinggi dari angka suhu tubuh normal. Misalnya pada kondisi
normal suhu tubuh menunjukkan 37 derajat Celsius. Jika suhu melebihi suhu tersebut (misalnya
38 derajat Celsius), maka dikatakan demam. Dan demam merupakan tanda tubuh melawan
infeksi.

http://health.okezone.com/read/2012/03/29/483/602055/demam-tanda-tubuh-melawan-
infeksi)

HR Naik
Infeksi dalam alveoli menyebabkan membran paru mengalami peradangan dan berlubang-
lubang sehingga cairan dan bahkan sel darah merah dan sel darah putih keluar dari pembuluh
darah dan masuk ke dalam alveoli. Akhirnya daerah luas paru terisi cairan dan sisa-sisa sel. Hal
ini mengakibatkan fungsi pertukaran udara paru berkurang karena penurunan luas permukaan
total membran pernafasan. Keadaan ini menyebabkan hipoksemi (oksigen darah rendah)
sehingga tubuh mengkompensasinya dengan meningkatkan HR untuk tetap memenuhi
kebutuhan oksigen dalam tubuh.

(Sumber : Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Guyton dan Hall, Edisi 11)
Takikardi : karena oksigen dihantarkan ke jaringan oleh darah
Hipertermi : reaksi inflamasi
Diawali , infeksi masuk , pengeluarkan prostaglandin dan histamin sehingga meningkatkan
permeabilitas ,
Pemindahan eksudat plasma ke ruangan intersisium, jarak kapiler dan alveolus jauh, dan ada
makrofag, sehingga penukaran o2 dan co2 terhambat ,
Sehingga tubuh harus meningkatkan nafas  takipneu
Sehingga jantung bekerja cepat sehingga o2 dan co2 bisa diterima jaringan  tachicardi.

7. Apa etiologi dari skenario ?


Penyebab (Etiologi)
Pneumonia adalah penyakit umum yang mempengaruhi jutaan orang setiap tahun
di Amerika Serikat. Kuman yang disebut bakteri, virus, dan jamur dapat
menyebabkan pneumonia.

Usia Etiologi yang sering Etiologi yang jarang

Lahir – 20 hari Bakteri Bakteri

E. colli Bakteri anaerob

Streptoccus group B Streptoccous group D

Listeria monocytogenes Haemophilllus influenzae


Streptococcus pneumoniae

Ureaplasma urealyticum

Virus

Virus sitomegalo

Virus Herpes simpleks

3 minggu – 3 bulan Bakteri Bakteri

Chlamydia trachomatis Bordetella pertusis

Streptococcus pneumoniae Haemophilus influenzae tipe B

Virus Moraxella catharalis

Virus Adeno Staphylococcus aureus

Virus Influenza Ureaplasma urealyticum

Virus Parainfluenza 1,2,3 Virus

Respiratory Syncytial Virus Virus sitomegalo

4 bulan – 5 tahun Bakteri Bakteri

Chlamydia pneumoniae Haemophillus influenzae tipe


B

Mycoplasma pneumoniae Moraxella catharalis

Streptococcus pneumoniae Neisseria meningitidis

Virus Staphylococcus aureus

Virus Adeno Virus

Virus Influenza Virus Varisela-Zoster

Virus Parainfluenza

Virus Rino

Respiratory Syncytial virus


5 tahun – remaja Bakteri Bakteri

Chlamydia pneumoniae Haemophillus influenzae

Mycoplasma pneumoniae Legionella sp

Streptococcus pneumoniae Staphylococcus aureus

Virus

Virus Adeno

Virus Epstein-Barr

Virus Influenza

Virus Parainfluenza

Virus Rino

Respiratory Syncytial Virus

Virus Varisela-Zoster

Misnadiarly. 2008. Penyakit Infeksi Saluran Napas Pneumonia pada anak balita, orang
dewasa, usia lanjut. Edisi 1. Jakarta : Pustaka obor Populer

Imunodeficiency, mukus silia yg terganggu, degeneratif, merokok, alkohol, penyakit DM,


orang pasca oprasi / anastesi

 Tersering
Bakteri  Streptoccocus pneumoniae
Virus  Corona Virus, influenza virus
Jamur  Histoplasmosis, koksidiosis
Aspirat  Minyak tanah, asam kuat, pestisida

Etiologi ATS (American Thoracic Society 2005


1. Pneumonia Komunitas  Paparan droplet kuman di masyarakat : Strept
pneumoniae, Staph aureus, Chlamydia, sebelum masuk RS
2. Pneumonia Nosokomial  Paparan kolonisasi alat invasif : infus, TPN, NET,
ET,kateter menetap (akibat instrumentasi RS)

- Merokok
- Usia ekstrim
- Kanker paru
- Penyakit kronis DM
- Alkohol
- Imunodefisiensi
- Disfungsi silia

Infeksi Bakteri Infeksi Atipikal Infeksi Jamur


Streptococcus Mycoplasma Aspergillus
pneumoniae pneumoniae
Haemophillus influenza Legionella Histoplasmosis
pneumophillia
Klebsiella pneumoniae Coxiella burnetii Candida
Pseudomonas Chlamydia psittaci Nocardia
aeruginosa
Gram-negatif (E. Coli)
Infeksi Virus Infeksi Protozoa Penyebab Lain
Influenza Pneumocytis carinii Aspirasi
Coxsackie Toksoplasmosis Pneumonia lipoid
Adenovirus Amebiasis Bronkiektasis
Sinsitial respiratori Fibrosis kistik

8. Bagaimana patogenesis dari skenario ? ( Pneumoni )


9. Apa saja klasifikasi dari pneumoni ?
-anatomi : lobus, segment, lobules
-etiologi : virus jamur bakteri protozoa kimia radiasi obat
-menrut Mc farlan : community acquired, reccurent, hospital acquired, aspiration
pneumoni, pneumo in the immune compromised, imuno supresif
Dr.Pasiyan Rahmatullah Ilmu penyakit Paru UNDIP 1993

Berdasar inang dan lingkungan


a. Pneumonia komunitas
Berlangsung sporadis atau endemik bisa menyerang muda atau tua
b. Pneumonia Nosokomial
Pneumonia yang didahului perawatan di RS
c. Pneumonia Aspirasi
Pneumonia karena usia tua atau alkoholik
d. Pneumonia pada gangguan imun
Pneumonia pada pasien dengan transplantasi, onkologi, AIDS
e. Pneumonia reccurens
Terjadi berulang kali berdasarkan penyakit paru kronik

Sumber : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi V halaman 2200

Berdasarkan Anatomik :

a. Pneumonia Lobaris
Merupakan pneumonia yang terjadi pada seluruh atau satu bagian besar
dari lobus paru dan bila kedua lobus terkena bisa dikatakan sebagai
pneumonia lobaris
b. Pneumonia Interstisial
Merupakan pneumonia yang dapat terjadi di dalam dinding alveolar.
c. Bronchopneumonia
Merupakan pneumonia yang terjadi pada ujung akhir bronkhiolus yang
dapat tersumbat oleh eksudat mukopuren untuk membentuk bercak
konsolidasi dalam lobus
(A. Aziz Alimul Hidayat :2006)

1. Klasifikasi pneumoni oleh McFarlan (1986). Klasifikasi ini ditetapkan menurut tempat
didptkannya infeksi saluran nafas itu, apakah dimsyrkt atau diRS. Sebenarnya, kalsifikasi
ini didasarkan atas 3 faktor yg mempengaruhi tjdnya infeksi (pneumoni) ini yaitu :
1. Fakotr penderita (host)
2. Faktor lingkungan (environment)
3. Faktor kuman(agent).
Klasifikasinya yaitu :

1. Community acquired pneumonia


Pneumoni yg didpt akibat pengaruh lingkungan, disngkat CAP

2. Reccurent pneumonia
Pneumoni yg berulang sebanyak 3 kali atau lbh secara terpisah pd seorang penderita

3. Hospital Acquired (nosokomial) pneumonia


Pneumoni yg tjd setelah 2 hari atau lbh setelah dirawat di RS utk suatu pnykt

4. Aspiration pneumonia
Pneumoni yg tjd akbat aspirasi zat patogen atau cairan lambung, biasanya tjd pd
penderita disfagi atau dgn penurunan kesadaran

5. Pneumonia in the immunocompromised host


Pneumoni yg tjd pd penderita yg sedang melakukan / mendpt pengobatan
imunosupresif, biasanya pd kasus keganasan dan yg telah menjalani transplantasi

6. Unsual pneumonia
Pneumoni yg tjd pd mereka yg baru datang atau meninggalkan suatu daerah tertentu,
misalnya : pneumoni tifoid, pd daerah tropik atau histoplasmosis

Ilmu penyakit paru buku ke 1 dr. pasiyan rachmatullah

 Pneumonia oleh bakteri adalah radang paru-paru disebabkan oleh bakteri yg


ditandai oleh konsolidasi jarinagn paru-paru baik merata maupun bercak-bercak.
Terdiri dari :
1. Pneumonia lobaris adalah radang paru-paru yg mengenai sebagian besar
atau seluruh lobus paru-paru, terutama mengenai orang dewasa. Pria lbh
banyak drpd wanita.
2. Pneumonia lobularis (Bronchopneumonia) adalah infeksi sekunder terhadap
berbagai keadaan yg melemahkan daya tahan tubuh. Sebagian infeksi primer
biasanya hanaya dijumpai pd anak2 dan orang tua.
 Sterptococcal pneumonia adalah infeksi sterptokok yg sering dijumpai pada anak2
dan orang tua dan pada orang dewasa dg daya tahan tubuh yg berkurang. Eksudat
pd infeksi ini mula2 encer dan keruh, mengandung byk sterptokok. Selanjutnya
eksudat berubah mnjd purulen.
 Staphylococcal pneumonia adalah penyulit yg sangat berbahaya terutama sesudah
infeksi influenza Asia.
 Friedlander’s bacillus Pneumonia
 Pneumonia oleh virus :
1. Influenzal pneumonia
2. Primary Atipical Pneumonia(virus pneumonia, virus pneumonitis, atypical
pneumonia of unknown etiology) merupakan kumpulan beberapa jenis
radang paru dg gejala tertentu
3. Giant cell Pneumonia (Pneumonia sel datia)adalh suatu pneumonitis yg
ditemukan pada bayi dan anak2.
4. Q fever adalah kelainan paru yg ditimbulakan serupa dg P.A.P yaitu
sebukan sel radang mononukleus dinding bronchus serta edema dan sel
radang dalam lumen bronchus dan alveolus.
(PATOLOGI FKUI)

10. Apa saja manifestasi klinis dari skenario ?

Gejala yang timbul biasanya mendadak tetapi dapat didahului dengan infeksi saluran nafas akut
bagian atas. Gejalanya antara lain :

a. batuk,
b. demam tinggi terus menerus,
c. sesak,
d. kebiruan disekitar mulut,
e. menggigil (pada anak),
f. kejang (pada bayi), dan
g. nyeri dada
a. Biasanya anak lebih suka berbaring pada sisi yang sakit.

Konsolidasi pada satu lobus atau lebih pada pneumonia lobaris


Penebalan pleura pada pleuritis
Komplikasi pneumonia seperti atelektasis, efusi pleura, pneumomediastinum,
pneumotoraks, abses, pneumatokel
Gambaran untuk pneumonia adalah ditemukan perselubungan homogen atau inhomogen
sesuai dengan lobus atau segment paru secara anantomis, batasnya tegas, walaupun pada
mulanya kurang jelas, volume paru tidak berubah, tidak seperti atelektasis dimana paru
mengecil. Tidak tampak deviasi trachea/septum/fissure/ seperti pada atelektasis,
silhouette sign (+) : bermanfaat untuk menentukan letak lesi paru ; batas lesi dengan
jantung hilang, berarti lesi tersebut berdampingan dengan jantung atau di lobus medius
kanan, seringkali terjadi komplikasi efusi pleura, bila terjadinya pada lobus inferior, maka
sinus phrenicocostalis yang paling akhir terkena, pada permulaan sering masih terlihat
vaskuler, pada masa resolusi sering tampak Air Bronchogram Sign. Pada pneumonia
lobaris didapatkan radiologis pada foto thorax pasien didapatkan gambaran konsolidasi
radang. Yaitu tampak bayangan homogen berdensitas tinggi pada paru dextra lobus
superior, berbatas tegas.

Ditulis : Sulistyanti Dian Rachmawati. Program Profesi Pendidikan Dokter. Bagian


Radiologi. RSUD Panembahan Senopati Bantul.
Sumber : Rasad, S.,et.al, Radiologi Diagnostik, Balai Penerbit FKUI, Jakarta, 1999.

 Pneumonia Lobaris ,gejala klinik berupa :


1. Demam, timbul dan hilangnya secara tiba2(crisis)
2. Dyspnoe
3. Batuk dg dahak yg mula-mula cair, kemudian berwarna seperti
karat(rusty) karena mengandung sel darah merah yg hancur.
Konsistensinya lengket dan kental karena banyaknya fibrin.
4. Nyeri dada
5. Leukositosis
 Friedlander’s bacillus pneumonia, gejala klinik berupa : demam, batuk dg
dahak dan sesak nafas.
 Pneumonia oleh virus :
 Influenzal Pneumonia :
1. Kelemahan badan, yg disebabkan oleh toksemi
2. Batuk kering
3. Leukopeni
 Cyanosis/ dyspnoe yg mungkin disebabkan karena blockade alveolus-
kapiler karena adanya radang intersisiil dan pembentukan membrane
hialin. Primary Atypical Pneumonia : Gejala klinik yg ditimbulkan
bervariasi banyak, yg paling ringan sbg radang saluran nafas bagian
atas dan yg paling berat menimbulkan pneumonia berat sampai
menimbulkan kematian. Bentuk yg berat mempunyai gambaran sama
dg influenza Pneumonia Berat.

(PATOLOGI FKUI)

11. Apa saja pemeriksaan fisik dan penunjang ?

Penegakan diagnosis

 Anamnesis: Batuk (dengan beberapa pneumonia Anda mungkin batuk lendir


kehijauan atau kuning, atau lendir bahkan berdarah), Demam, yang mungkin ringan
atau tinggi, Menggigil
 Pemeriksaan fisik :
Vital Sign : TD meningkat, RR meningkat, Nadi meningkat, Suhu meningkat
Inspeksi : Dispneu apneu, Retraksi dada
Palpasi : fremitus vokal melemah
Perkusi : pekak hingga redup
Auskultasi : suara brongkial, rongki basah, crackles
 Pemeriksaan Penunjang

mendengar crackles atau napas normal terdengar ketika mendengarkan dada Anda
dengan stetoskop. Lain suara pernapasan abnormal juga dapat didengar melalui
stetoskop atau dengan menekan di dinding dada (perkusi).

a. Radiologi : di temukan adanya infiltrat


b. Gas darah arteri : saturasi oksigen normal sampai turun
c. Darah rutin : peningkatan jumlah leukosit (neutrofil)
d. CT scan dada : di temukan adanya infiltat
e. Cultur dahak : mencari bakteri atau virus yang menyebabkan gejala
f. Cultur cairan pleura : jika ada cairan dalam ruang di sekitar paru-paru
g. Kadar CRP : terjadi kenaikan CRP akibat infeksi
Misnadiarly. 2008. Penyakit Infeksi Saluran Napas Pneumonia pada anak balita,
orang dewasa, usia lanjut. Edisi 1. Jakarta : Pustaka obor Populer.
UNICEF. 2006. Pneumonia the forgotten Killer of Children : UNICEF
12. Bagaimana interpretasi score PSI ?

Menurut ATS kriteria pneumonia berat bila dijumpai 'salah satu atau lebih' kriteria di bawah ini.
Kriteria minor:
• Frekuensi napas > 30/menit
• Pa02/FiO2kurang dari 250 mmHg
• Foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral
• Foto toraks paru melibatkan > 2 lobus
• Tekanan sistolik < 90 mmHg
• Tekanan diastolik < 60 mmHg
10
Kriteria mayor adalah sebagai berikut :
• Membutuhkan ventilasi mekanik
• Infiltrat bertambah > 50%
• Membutuhkan vasopresor > 4 jam (septik syok)
• Kreatinin serum > 2 mg/dl atau peningkatan > 2 mg/dI, pada penderita riwayat penyakit ginjal atau
gagal ginjal yang membutuhkan dialisis
Berdasar kesepakatan PDPI, kriteria yang dipakai untuk indikasi rawat inap pneumonia
komuniti adalah :
1. Skor PORT lebih dari 70
2. Bila skor PORT kurang < 70 maka penderita tetap perlu dirawat inap bila dijumpai salah satu
dari kriteria dibawah ini.
• Frekuensi napas > 30/menit
• Pa02/FiO2 kurang dari 250 mmHg
• Foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral
• Foto toraks paru melibatkan > 2 lobus
Tekanan sistolik < 90 mmHg
Tekanan diastolik < 60 mmHg
3. Pneumonia pada pengguna NAPZA
Kriteria perawatan intensif
Penderita yang memerlukan perawatan di Ruang Rawat Intensif adalah penderita yang mempunyai paling
sedikit 1 dari 2 gejala mayor tertentu (membutuhkan ventalasi mekanik dan membutuhkan vasopressor >
4 jam [syok sptik]) atau 2 dari 3 gejala minor tertentu (Pa02/FiO2 kurang dari 250 mmHg, foto toraks paru
menunjukkan kelainan bilateral, dan tekanan sistolik < 90 mmHg). Kriteria minor dan mayor yang lain
bukan merupakan indikasi untuk perawatan Ruang Rawat Intensif.

Sumber : PNEUMONIA KOMUNITI PEDOMAN DIAGNOSIS & PENATALAKSANAAN DI INDONESIA


Perhimpunan Dokter Paru Indonesia 2003

13. Apa diagnosis dan DD dari skenario ?

pembeda Bronkitis akut Bronkitis kronis pneumonia bronkiektasis


Definisi Penyakit Gangguan paru Peradangan yang Pelebaran
pernafasan obstruktif yg mengenai bronkus yang
obstruktif yg ditandai dengan parenkim paru, disebabkan oleh
disebabkan produksi mukus distal dari kelemahan
inflamasi pada yg berlebihan bronkiolus dinding bronkus
bronkus. disaluran nafas terminalis yang yang sifatnya
Biasanya infeksi bawah dan mencakup permanen.
virus, bakteri menyebabkan bronkiolus
atau inhalasi batuk kronis. respiratorius dan
iritan(asap Terjadi selama alveoli yang
rokok, zat kimia) setidaknya 3 menimbulkan
bulan berturut- konsolidasi
turut. jaringan paru dan
gangguan
pertukaran gas
setempat
Gambaran klinis Batuk, biasanya Batuk yang sangat Demam, sesak Batuk kronik
produktif dg produktif, nafas, tanda- yang jarang
mukus kental purulen dan tanda konsolidasi bersifat produktif
dan sputum mudah paru (pekusi paru dengan banyak
purulen. memburuk pekak, ronki sputum
Dispnea. dengan inhalasi nyaring, suara mukopurulen yg
Demam. iritan udara pernafasan berbau busuk.
Ronki(bunyi dingin atau bronkial).
paru diskontinu infeksi.
yg halus/ kasar). Produksi mukus
Nyeri dada yang dalam jumlah yg
kadang timbul. sangat banyak.
Sesak napas &
dispnea
Px. penunjang Sinar X thorax Px. Fungsi paru Px. Radiologis Foto thorax pada
memperlihatkan untuk pasien
penurunan FEV1 mengetahui bronkiektasis
dan kapasitas apakah terdapat menunjukkan
vital. berupa gambaran
Analisa gas darah pneumonia bayangan yang
memperlihatkan alveolar dg disebut tram line
penurunan gambaran shadows atau
oksigen arteri dan bronkhogram. honey comb
peningkatan px darah rutin appearance.
karbon dioksida hitung leukosit HRCT jika
arteri. biasanya pasien ditemukan
Px. Sinar X meningkat. gambaran klinis
thoraks dapat Edema ruang bronkiektasis
membuktikan intersitial sering namun foto
adanya bronkitis tampak pada px thoraknya tdk
kronis dan radiograf dada. menunjukkan
fibrosis jaringan bronkiektasis.
paru. Uji spirometer 
apakah ada
kelainan
obstruksi saluran
pernafasan.
Tes
sakarinuntuk
meneliti apakah
ada masalah pada
mukosiliar.

R. Darmanto Djojodibroto. 2009. Respirologi. EGC: Jakarta Elizabeth J. Corwin.2009.


PATOFISIOLOGI. EGC : Jakarta Buku ajar ILMU PENYAKIT DALAM Jilid II
EDISI V

14. Bagaimana penatalaksanaan dari skenario ?


Preventif
a. Cuci tangan Anda sering, terutama setelah:
 Meniup hidung Anda
 Pergi ke kamar mandi
 Popok
 Juga mencuci tangan sebelum makan atau menyiapkan makanan.
b. Jangan merokok. Tembakau merusak kemampuan paru-paru Anda untuk
menangkal infeksi.
c. Vaksin dapat membantu mencegah beberapa jenis pneumonia. Mereka bahkan
lebih penting untuk orang tua dan orang-orang dengan diabetes, asma
emfisema,, HIV, kanker, atau kondisi jangka panjang:
d. Vaksin Flu mencegah pneumonia dan masalah lain yang disebabkan oleh virus
influenza. Ini harus diberikan setiap tahun untuk melindungi terhadap strain
virus baru.
e. Vaksin pneumokokus (Pneumovax, Prevnar) menurunkan kesempatan Anda
untuk mendapatkan pneumonia dari Streptococcus pneumoniae.
f. Jika Anda memiliki kanker atau HIV, berbicara dengan dokter Anda tentang
cara-cara untuk mencegah pneumonia dan infeksi lainnya.

Farmakologis
Sebagian besar kasus pneumonia dapat diobati tanpa rawat inap. Biasanya, antibiotik
oral, istirahat, cairan, dan perawatan di rumah yang cukup untuk resolusi lengkap.
Namun, orang dengan pneumonia yang mengalami kesulitan bernapas, orang dengan
masalah medis lainnya, dan orang tua mungkin memerlukan perawatan lebih lanjut.
Jika gejala memburuk, pneumonia tidak membaik dengan perawatan di rumah, atau
terjadi komplikasi, orang tersebut akan sering harus dirawat di rumah sakit.

 Bakteri pneumonia
Antibiotik digunakan untuk mengobati pneumonia bakteri. Sebaliknya, antibiotik
tidak berguna untuk radang paru-paru, meskipun mereka kadang-kadang digunakan
untuk mengobati atau mencegah infeksi bakteri yang dapat terjadi di paru-paru yang
rusak oleh radang paru-paru. Pilihan antibiotik tergantung pada sifat pneumonia,
mikroorganisme yang paling umum menyebabkan pneumonia di wilayah geografis
lokal, dan status kekebalan dan kesehatan yang mendasari individu. Pengobatan untuk
pneumonia idealnya harus didasarkan pada mikroorganisme penyebab dan sensitivitas
diketahui antibiotik. Namun, penyebab khusus untuk pneumonia diidentifikasi dalam
hanya 50% dari orang-orang, bahkan setelah evaluasi yang luas. Karena pengobatan
umumnya harus tidak ditunda dalam setiap orang dengan pneumonia yang serius,
pengobatan empiris biasanya dimulai jauh sebelum laporan laboratorium tersedia. Di
Inggris, amoksisilin dan klaritromisin atau eritromisin adalah antibiotik yang dipilih
untuk kebanyakan pasien dengan pneumonia komunitas-diperoleh, pasien alergi
terhadap penisilin diberikan eritromisin sebagai pengganti amoksisilin. Di Amerika
Utara, di mana "atipikal" bentuk komunitas-pneumonia menjadi lebih umum,
macrolides (seperti azitromisin dan klaritromisin), para fluoroquinolones, dan
doksisiklin telah mengungsi amoksisilin sebagai lini pertama pengobatan rawat jalan
bagi masyarakat-pneumonia. Lamanya pengobatan secara tradisional tujuh sampai
sepuluh hari, tetapi ada bukti peningkatan bahwa kursus pendek (sesingkat tiga hari)
sudah cukup.

Antibiotik untuk pneumonia didapat di rumah sakit termasuk sefalosporin ketiga dan
keempat generasi, carbapenems, fluoroquinolones, aminoglikosida, dan vankomisin.
Antibiotik biasanya diberikan secara intravena. Beberapa antibiotik dapat diberikan
dalam kombinasi dalam upaya untuk mengobati semua mikroorganisme penyebab
yang mungkin. Pilihan antibiotik bervariasi dari rumah sakit ke rumah sakit karena
perbedaan regional dalam mikroorganisme yang paling mungkin, dan karena
perbedaan kemampuan mikroorganisme 'untuk melawan berbagai perawatan
antibiotik.

Orang-orang yang mengalami kesulitan bernapas karena pneumonia mungkin


memerlukan tambahan oksigen. Individu sangat sakit mungkin memerlukan
perawatan intensif, sering termasuk intubasi endotrakeal dan ventilasi buatan.

 Pneumonia Viral
Radang paru-paru yang disebabkan oleh influenza A dapat diobati dengan
rimantadine atau amantadine, sedangkan radang paru-paru yang disebabkan oleh
influenza A atau B dapat diobati dengan oseltamivir atau zanamivir. Perawatan ini
bisa menguntungkan hanya jika mereka dimulai dalam waktu 48 jam dari timbulnya
gejala. Banyak strain influenza H5N1 A, juga dikenal sebagai flu burung atau "flu
burung," telah menunjukkan perlawanan terhadap amantadine dan rimantadine. Tidak
ada pengobatan yang efektif dikenal pneumonia virus yang disebabkan oleh
coronavirus SARS, adenovirus, hantavirus, atau virus parainfluenza.

 Pneumonia Aspirasi
Tidak ada bukti untuk mendukung penggunaan antibiotik dalam pneumonitis kimia
tanpa infeksi bakteri. Jika infeksi hadir dalam pneumonia aspirasi, pilihan antibiotik
akan tergantung pada beberapa faktor, termasuk organisme penyebab dicurigai dan
apakah pneumonia diakuisisi pada masyarakat atau dikembangkan di rumah sakit.
Pilihan umum termasuk klindamisin, kombinasi antibiotik beta-laktam dan
metronidazol, atau aminoglikosida.

Kortikosteroid biasanya digunakan dalam pneumonia aspirasi, tetapi tidak ada bukti
untuk mendukung penggunaan mereka baik. Radang paru-paru dapat bertahan lebih
lama, dan pneumonia mikoplasma dapat mengambil empat sampai enam minggu
untuk menyelesaikan sepenuhnya. Dalam kasus di mana pneumonia berkembang
menjadi keracunan darah (bakteremia), lebih dari 20% penderita meninggal.
Kortikosteroid

 Pneumonia Atipikal
Makrolid merupakan antibiotik pilihan utama pada pneumonia atipik . Eritromisin
mempunyai efektivitas klinis yang baik pada infeksi Mycoplasma pneumoniae, tetapi
tidak efektif dalam mengeradikasikan mikroorganisme dari jaringan. Dosis
eritromisin untuk anak berkisar antara 30-50 mg/kgBB/hari, diberikan setiap 6 jam
selama 10-14 hari.

Non farmakologis
 Bernapas hangat, lembab (basah) udara membantu melonggarkan lendir
lengket yang dapat membuat Anda merasa seperti Anda tersedak.
Hal-hal ini mungkin membantu:
 Tempatkan kain lap, hangat dan basah longgar menutupi hidung dan
mulut.
 Isi humidifier dengan air hangat dan menghirup kabut hangat.
 Ambil beberapa napas dalam-dalam dua atau tiga kali setiap jam. Napas
dalam-dalam akan membantu membuka paru-paru Anda.
 Tekan dada dengan lembut beberapa kali sehari dan berbaring dengan
kepala lebih rendah dari dada Anda. Hal ini dapat membantu
memunculkan lendir dari paru-paru.
 Minum banyak cairan (asalkan dokter mengatakan tidak apa-apa):
 Minum air, jus, atau teh lemah
 Minum setidaknya 6 sampai 10 cangkir sehari
 Jangan minum alkohol
 Dapatkan banyak istirahat ketika Anda pulang. Jika Anda mengalami kesulitan
tidur di malam hari, tidur siang siang hari.
Misnadiarly. 2008. Penyakit Infeksi Saluran Napas Pneumonia pada anak balita,
orang dewasa, usia lanjut. Edisi 1. Jakarta : Pustaka obor Populer.

Antibiotik

Pada prinsipnya terapi utama adalah pemberian antibiotik terhadap ISNBA


dengan manifestasi apapun, yang dimaksudkan sebagai terapi kausal terhadap
kuman penyebabnya.

Terapi suportif umum :

1. Terapi O2 untuk mencapai PaO2 80-100 mmHg atau saturasi 95-96%


berdasarkan pemeriksaan BGA
2. Humidifikasi dengan nebulizer untuk pengenceran dahak yang kental dapat
disertai nebulizer untuk pemberian bronkodilator bila terdapat
bronkospasme.
3. Fisioterapi dada untuk pengeluaran dahak, khususnya anjuran untuk batuk
dan nafas dalam. Bila perlu dikerjakan fish mouth breathing untuk
melancarkan ekspirasi dan pengeluaran CO2. Posisi tidur setengah duduk
untuk melancarkan pernafasan.
4. Pengaturan cairan
5. Pemberian kortikosteroid pada fase sepsis berat perlu diberikan. Terapi ini
tidak bermanfaat pada keadaan renjatan septik).
6. Obat inotropik seperti dobutamin dan dopamin (bila terdapat komplikasi
gangguan sirkulasi atau gagal ginjal prerenal).
7. Ventilasi mekanis, indikasi intubasi dan pemasangan ventilator pada
pneumonia adalah :
 Hipoksemia persisten meskipun telah diberikan O2 100% dengan
menggunakan masker.
 Gagal nafas yang ditandai oleh peningkatan respiratory distress dengan
atau didapat asidosis respiratorik.
 Respiratory arrest
 Retensi sputum yang sulit diatasi secara konservatif
8. Drainase empiema bila ada
9. Bila terdapat gagal nafas diberikan nutrisi dengan kalori yang cukup yang
didapatkan terutama dari lemak (>50%) hingga dapat dihindari pembentukan
CO2 yang berlebihan.
(IPD FKUI Jilid 2 Edisi IV)

Bakteri gram (–) ( penisilin )

Misal sudah dikasih penisilin gol tertentu tapi gaada efek (Resisten) : betalaktan

Anda mungkin juga menyukai