KEMAMPUAN PROFESIONAL
(PKP)
Disusun oleh :
NIM : 826237709
1
PENDAHULUAN
Dari data yang diperoleh pada tes formatif kelas IV SDN Lebak
Wangi bahwa tingkat pemahaman siswa terhadap pelajaran IPA dari 40
siswa, hanya 20 siswa saja yang mampu menjawab 50% dari soal yang
diberikan oleh guru.
1. Identifikasi masalah
Adapun indentifikasi masalah dari keadaan di atas, adalah sebagai
berikut.
a. Siswa kelas IV SDN Labak Wangi kurang dapat memahami
materi Gaya.
b. Siswa kurang memahami materi Gaya dalam proses pembelajaran.
c. Siswa kurang termotivasi dalam belajar Gaya karena tidak
menggunakan alat peraga.
2. Analisa masalah
2
Penulis melakukan refleksi dan diskusi dengan teman sejawat,
diketahui bahwa faktor penyebab siswa tidak aktif dan kurang
memahami mata pelajaran IPA tentang Gaya adalah sebagai berikut:
a. Penjelasan pelajaran yang dilakukan dengan metode caranya
terlalu cepat.
b. Siswa kurang termotivasi aktif dalam pembelajaran gaya.
c. Kurang maksimal dalam menggunakan alat peraga sederhana
dalam pembelajaran.
3. Alternatif pemecahan masalah
Setelah melakukan pemecahan masalah terhadap pembelajaran,
maka ada beberapa prioritas pemecahan masalah yang harus
dilakukan oleh guru:
a. Metode yang digunakan harus lebih bervariasi.
b. Menggunakan alat peraga sederhana.
B. Rumusan masalah.
Dari identifikasi masalah dan analisis masalah pada pembelajaran
IPA dalam materi Gaya. Di kelas IV dapat diambil satu masalah yang
menjadi akar pokok permasalahan yang dirumuskan dalam rumusan
masalah sebagai berikut:
“Bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN Lebak
Wangi mengenai materi Gaya melalui metode demonstrasi,
pendekatan lingkungan dan alat peraga sederhana?”
C. Tujuan penelitian perbaikan pembelajaran
Sesuai dengan permasalahan yang dirumuskan diatas, maka tujuan
penelitian adalah: Untuk memperbaiki praktik pembelajaran dengan
sasaran akhir memperbaiki kualitas siswa, Untuk meningkatkan
kemampuan belajar guru yang merupakan tenaga profesional agar
dapat menangani masalah-masalah pembelajaran secara sitematis,
Untuk meningkatkan hasil prestasi siswa dalam belajar mengajar.
D. Manfaat penelitian perbaikan pembelajaran
3
Hasil ini dapat memberikan sumbangan yang praktis dalam upaya
meningkatkan kualitas hasil belajar. Selain itu dapat memberikan
manfaat bagi guru, bagi siswa maupun sekolah.
1. Manfaat penelitian bagi guru.
Membangun guru memperbaiki pelajaran yang disekolah,
Meningkatkan rasa percaya diri, dan memungkinkan guru agar
dapat berkembang secara profesional, yaitu guru dapat
berperan sebagai peneliti dikelas sendiri dan mengenal
kelemahan dan kekurangannya maupun kemampuan
mengembangkan alternatif untuk mengatasi kelemahannya
pada akhirnya adalah mengadakan perbaikan.
2. Manfaat penelitian bagi siswa
Untuk meningkatkan hasil belajar siswa, Untuk memotivasi
belajar agar lebih aktif dan kreatif, Dapat menjadi model bagi
siswa untuk bersikap kritis terhadap hasil belajarnya.
3. Manfaat penelitian bagi sekolah
Dapat membantu sekolah yang berkembang karena adanya
peningkatan / kemajuan pada diri guru dan pendidik sekolah
Meningkatkan mutu pendidikan sekolah
4
KAJIAN PUSTAKA
5
5). Meningkatkan keterampilan pendidik dan tenaga kependidikan
khususnya dalam melakukan PTK.
6). Meningkatkan kerjasama profesional diantara pendidik dan
kependidikan sekolah.
b. Luaran Penelitian
Luaran umum yang diharapkan dihasilkan dari PTK adalah sebuah
peningkatan atau perbaikan antara lain :
1). Peningkatan dan perbaikan terhadap kinerja belajar siswa di sekolah.
2). Peningkatan dan perbaikan terhadap mutu proses pembelajaran
3). Peningkatan dan perbaikan terhadap kualitas penggunaan media alat
bantu belajar dan sumber belajar lainnya.
4). Peningkatan dan perbaikan terhadap kualitas prosedur dan alat
evaluasi yang digunakan untuk mengukur proses dan hasil belajar
siswa.
B. Karakteristik Siswa
Usia 7 sampai 11 tahun merupakan usia konkrit dimana siswa SD
sedang mengalami perkembangan pada tingkat berfikirnya. Tahap berfikir
mereka masih belum formal sehingga umumnya siswa SD berada pada
tahaf operasi konkrit. Usia 11 tahun keatas barulah mereka bisa berfikir
secara formal. Hal tersebut sesuai dengan teori Jean Pieget (Karso, 2008)
dengan teori belajar yang disebut Teori Perkembangan Mental Anak atau
adapula yang menyebutnya Teori Tingkat Perkembangan Berfikir Anak,
Jean Pieget membagi tahap kemampuan berfikir anak menjadi 4 tahapan,
yaitu :
1). Tahap sensori motorik ( 0 – 2 tahun )
2). Tahap operasional awal/pra operasi ( 2 – 7 tahun )
3). Tahap operasional/operasi konkrit ( 7 – 11 tahun )
4). Tahap erasional formal ( 11 tahun ke atas )
C. Karakteristik Mata Perlajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Nash (dalam Hendro, 1992: 3) menjelaskan bahwa cara IPA
mengamati dunia ini bersifat analisis, lengkap, cermat, serta
6
menghubungkannya antara suatu fenomena dengan fenomena lain sehingga
keseluruhannya membentuk suatu prespektif yang baru tentang objek yang
diamati.
Tujuan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah agar
peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :
1. Memahami konsep IPA,
2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat,
3. Memecahkan masalah,
4. Mengkomunikasikan gagasan
5. Memiliki sikap menghargai kegunaan IPA dalam kehidupan sehari-
hari.
D. Peranan Alat Peraga
Adapun peranan alat peraga sehubungan dengan pendekatan
keterampilan proses antara lain :
a. Dapat mengaktifkan komunikasi dan interaksi.
b. Dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa
agar dapat mendorong kegiatan belajar mengajar.
c. Dapat membangkitkan keinginan dan minat belajar siswa.
d. Meletakan dasar-dasar yang terpenting untuk perkembangan belajar.
e. Memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan
mandiri dikalangan siswa.
E. Prinsip Memperbanyak Contoh
Belajar adalah suatu proses kesinambungan yang bercermin dari
pengalaman, secara sederhana dapat dikemukakan bahwa semua proses
belajar adalah belajar kembali.
1. Bruner (Winataputra : 2007) belajar penemuan adalah guru yang
menyajikan contoh-contoh dan siswa bekerja dengan contoh
tersebut sampai dapat menemukan sendiri hubungan antar konsep.
2. Hall (Winaputra : 2007) proses belajar adalah upaya
menumbuhkan kebiasaan melalui serangkaian percobaan (contoh).
Untuk dapat memperoleh kebiasaan diperlukan adanya penguatan
7
dalam proses percobaan (contoh). Pengembangan kebiasaan lebih
utama dipengaruhi oleh banyaknya orang yang dilakukan oleh
guru.
F. Metode Pembelajaran
8
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
9
berikut : menyusun RPP siklus I, menyusun test formatip, menyusun
panduan observasi, membuat alat peraga.
2. Tahap Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran.
Tahap pelaksanaan perbaikan yang dilakukan penulis adalah
sebagai berikut : menjelaskan konsep Gaya, memberikan contoh
penyelesaian Gaya, menggunakan alat peraga sederhana,
mendemonstrasikan materi Gaya, siswa bertanya tentang materi yang
telah dibahas, membahas test hasil formatip tentang materi Gaya.
3. Tahap Pengamatan
Pada tahapan ini penulis bersama supervisor II melakukan
pengamatan terhadap kegiatan siswa dengan menggunakan insterumen
sebagai berikut :
a. lembar observasi supervisor II sebagai lembar penilaian kinerja.
b. lembar test formatip (dalam bentuk uraian terbatas)
4. Tahap Refleksi
Tahapan ini penulis menilai hasil demonstrasi dengan alat peraga
sederhana ( meja, bola ) yang berisi soal yang digunakan untuk
perbaikan pembelajaran ternyata belum berhasil maksimal.
Siklus 2.
Berdasarkan masukan dari supervisor 2, maka perlu dilakukan siklus 2
sebagai berikut :
1. Tahap Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran
Berdasarkan masalah yang ditimbulkan pada pelaksanaan
perbaikan pembelajaran siklus 1, maka dalam rencana siklus ke 2 ini
diharapkan siswa dapat meningkatkan hasil belajarnya dengan
memberikan motivasi, membimbing siswa yang memiliki kekurangan
dalam belajar serta menciptakan suasana yang aktif, kreatif, efektif
dan menyenangkan. Adapun langkah-langkah yang harus ditempuh
guru pada tahap ini adalah sebagi berikut : menyusun RPP siklus 2,
menyusun contoh-contoh yang lebih bervariasi, membuat alat peraga
yang lebih menarik, mendiskusikan secara berkelompok.
10
2. Tahap Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran.
Tahap pelaksanaan perbaikan yang dilakukan penulis adalah
sebagai berikut: menjelaskan materi gaya, memberikan contoh
mempraktikkan gerak benda, menggunakan alat peraga sederhana,
melakukan diskusi, mendemonstrasikan.
3. Tahap Pengamatan
Pada tahap ini penulis bersama teman sejawat melakukan
pengamatan terhadap kegiatan siswa dengan menggunakan instrumen
sebagai berikut : lembar observasi supervisor 2 sebagai lembar
penilaian kinerja guru, lembar test formatif (test dalam bentuk uraian
terbatas).
4. Tahap Refleksi
Setelah melaksanakan tindakan perbaikan pembelajaran selam 2
siklus, penulis melalui hasil pengamatan supervisor 2 menemukan
kekuatan dan kelemahan pembelajaran.
5. Tindak lanjut berdasarkan hasil penulis dan observasi dari guru
sekaligus penulis masih memiliki kelemahan yang harus diperbaiki,
sehingga perlu dilakukan perbaikan pembelajaran siklus
C. Teknik Analisis Data
Proses penilaian data dimulai dari menelaah seluruh data yang
tersedia dari berbagai sumber, yaitu jurnal bimbingan, hasil pengamatan
dari supervisor 2, hasil observasi, dan hasil test formatif dari setiap siklus
perbaikan pembelajaran yang kemudian dibaca, dipelajari, dan ditelaah.
Berdasarkan masukan dari supervisor 2, maka perlu dilakukan siklus
2 sebagai berikut :
1. Tahap perencanaan perbaikan pembelajaran.
2. Tahap Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran
3. Tahap Pengamatan
4. Tahap Refeksi
5. Kekuatan dan kelemahan siklus 1
6. Kekuatan dan kelemahan siklus
11
HASIL PENELITAIN DAN PEMBAHASAN
12
bola dan tentang materi latihan dengan namun belum
pulpen. gaya. rata-rata kelas maksimal, hal
Guru mencapai 70,5. ini diduga guru
memberikan dua kurang banyak
soal latihan memberikan
tentang materi latihan yang
gaya bervariatif
kepada siswa.
untuk siklus 2
guru perlu
memberikan
contoh dan
latihan yang
bervariasi serta
penggunaan
LKS.
Tabel 4 (2)
Daftar Nilai Hasil Perbaikan Pembelajaran Siklus I
Siswa Kelas IV SDN Lebak Wangi
13
10 ARKHAN NUR ISLAMI 60 Tidak Tuntas
11 ASHILA ATHAYA RACNI 90 Tuntas
12 AJILLA UMARAH 60 Tidak Tuntas
13 BAGUS PRIBADI 60 Tidak Tuntas
14 FADLI MURTIANSYAH 70 Tuntas
15 FEBRIAN CHANIAGO 70 Tuntas
16 FITRIAH 90 Tuntas
17 GILANG KIRANA A 70 Tuntas
18 GITA TANIA 80 Tuntas
19 HINAYAH AUFATUROHMAH 60 Tidak Tuntas
20 IKHWAN NURHAKIM 90 Tuntas
21 IMANUEL RIZRI PUTRA 50 Tidak Tuntas
22 JIBRAN ALIF UTAMA 100 Tuntas
23 KANZA LUTFIA 60 Tidak Tuntas
24 M. ADID RAIHAN 60 Tidak Tuntas
25 M. ADRIAN 50 Tidak Tuntas
26 M. ALDI 80 Tuntas
27 M. FIRDAN FIRDAUS 60 Tidak Tuntas
14
39 TONI HERMAWAN 60 Tidak Tuntas
40 ZAHWA SALSABILA 60 Tidak Tuntas
JUMLAH 2820
RATA-RATA 70.5
1 50 III 3
2 60 IIII IIII IIII II 17
3 70 IIII I 6
4 80 IIII II 7
5 90 III 3
6 100 IIII 4
JUMLAH 40
Tabel 4 (4)
Distribusi Frekwensi Hail Perbaikan Pembelajaran IPA Siklus I
Kelas IV SDN Lebak Wangi
1 50 3 7,5% 150
2 60 17 42,5% 1020
3 70 6 15% 420
15
4 80 7 17,5 % 560
5 90 3 7,5 % 270
6 100 4 10 % 400
JUMLAH 40 100 % 2820
Dari data di atas diperoleh nilai hasil perbaikan pembelajaran matematika
pada konsep operasi hitung campuran siklus 1 dengan menggunakan metode
demonstrasi dengan alat peraga kertas karton adalah
Siswa yang mendapat nilai 50 ada 3 siswa ( 7.5 % ) dari 40 siswa
Siswa yang mendapat nilai 60 ada 17 siswa ( 42.5 % ) dari 40 siswa
Siswa yang mendapat nilai 70 ada 6 siswa ( 15 % ) dari 40 siswa
Siswa yang mendapat nilai 80 ada 7 siswa ( 17.5 % ) dari 40 siswa
Siswa yang mendapat nilai 90 ada 3 siswa ( 7.5 % ) dari 40 siswa
Siswa yang mendapat nilai 100 ada 4 siswa ( 10 % ) dari 40 siswa
Bila disajikan dalam bentuk diagram batang pada hasil sebagai berikut :
Grafik 4 (I)
Nilai Perbaikan Pembelajaran IPA Siklus I
Kelas IV SDN Lebak Wangi
Pada kegiatan perbaikan pembelajaran siklus I dengan
menggunakan metode ceramah, penugasan dan demonstrasi dengan
memanfaatkan alat peraga sederhana tentang konsep materi gaya pada
siswa SDN Lebak Wangi pemahaman siswa mulai meningkat, dari rata-
rata pra siklus 54,75 menjadi 70,5. Namun nilai tersebut masih tidak
memuaskan bagi guru karena tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Pada kegiatan siklus 1 beberapa siswa terlihat mengantuk dan
jenuh mendengarkan demonstrasi yang dilakukan guru. Hal tersebut
dikarenakan guru tidak mengaktifkan siswa dengan mengajak siswa
melakukan demonstrasi dengan menggunakan alat peraga dan tidak
memberikan contoh, dan latihan bervariatif. Oleh sebab itu guru perlu
melakukan kegiatan pembelajaran IPA siklus 2, agar pemahaman siswa
terhadap konsep materi gaya bertambah dan nilai yang dicapai pun
meningkat.
16
Kegiatan Perbaikan Pembelajaran Siklus 2
Kegiatan perbaikan pembelajaran siklus 2, guru menggunakan
metode ceramah, diskusi, tanya jawab, demonstrasi dan penugasan dengan
alat peraga sederhana, memperbanyak latihan yang bervariasi dan
penggunaan LKS. Guru menyiapkan dan mengajak siswa menggunakan
alat peraga dengan maksud siswa diajak mencari dan menggali sendiri
pemahaman mereka tentang materi gaya. Selain itu juga guru memberikan
contoh-contoh yang bervariasi serta memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bertanya terhadap materi yang tidak dipahami siswa. Setelah siswa
mengerti materi tentang materi gaya, guru akan memberikan latihan.
Tabel 4 (5)
Kegiatan Perbaikan Pembelajaran IPA
Kelas IV SDN Lebak Wangi
Siklus 2
Rencana
Tindakan 2 Pengamatan 2 Refleksi 2
Tindakan 2
Pembelajaran Guru penjelasan guru pembelajaran
konsep materi menjelaskan tentang materi tentang materi
gaya siklus 2 mengenai gaya sudah ada gaya
dengan materi gaya dan memadai. melibatkan
penjelasan siswa dengan Semua siswa keaktifan
disertai contoh, bimbingan berantusias dan siswa melalui
menggunakan guru aktif untuk metode
alat peraga, mendemonstr mendemonstrasi demonstrasi
sederhana dan asikan cara kan materi gaya dan
memperbanyak menyelesaika (gerak benda) memperbanya
latihan yang n gaya/ gerak dengan alat k latihan yang
bervariasi benda peraga bervariasi
dengan alat sederhana. telah berhasil.
peraga Siswa aktif perbaikan
17
sederhana mengerjakan pembelajaran
yang soal latihan melalui
didalamnya secara penelitian
terdapat soal- berkelompok tindakan kelas
soal gerak siswa (PTK) sampai
benda. dikelompok lain dengan siklus
Guru memberikan 2
memberikan komentar atau
latihan tanggapan
tentang terhadap hasil
materi gaya kerja kelompok
secara yang mendapat
kelompok giliran di depan
Perwakilan kelas.
kelompok rata-rat nilai
mengerjakan siswa 80,00
soal latihan
di depan
kelas secara
bergantian.
Guru
memberikan
test formatif
5 nomor soal
materi gaya
Tabel 4 (6)
Daftar Nilai hasil Perbaikan Pembelajaran siklus 2
Kelas IV SDN Lebak Wangi
18
1 ADAM ILYASAH GUMAI 70 Tidak
2 AINI JULIANA 90 Tuntas
3 AISYAH MUSTIKA SARI 90 Tuntas
4 ALFAREZI SYUHADA 80 Tuntas
5 ANANDA AIDA SAFITRI 100 Tuntas
6 ANGGI DWI LESTARI 80 Tuntas
7 ANISA NURFAUZIAH 90 Tuntas
8 APRILIANI DWIYANTI 80 Tuntas
9 AQILLA ZAHRA 100 Tuntas
10 ARKHAN NUR ISLAMI 80 Tuntas
11 ASHILA ATHAYA RACNI 100 Tuntas
12 AJILLA UMARAH 80 Tuntas
13 BAGUS PRIBADI 80 Tuntas
14 FADLI MURTIANSYAH 80 Tuntas
15 FEBRIAN CHANIAGO 80 Tuntas
16 FITRIAH 100 Tuntas
17 GILANG KIRANA A 80 Tuntas
18 GITA TANIA 80 Tuntas
19 HINAYAH AUFATUROHMAH 70 Tuntas
20 IKHWAN NURHAKIM 90 Tuntas
21 IMANUEL RIZRI PUTRA 70 Tuntas
22 JIBRAN ALIF UTAMA 100 Tuntas
23 KANZA LUTFIA 80 Tuntas
24 M. ADID RAIHAN 70 Tuntas
25 M. ADRIAN 60 Tidak Tuntas
26 M. ALDI 80 Tuntas
27 M. FIRDAN FIRDAUS 80 Tuntas
28 M. PUTRA HABIBULLAH 70 Tuntas
29 M. RIDHO DARMAWAN 90 Tuntas
30 M. RIYANDI 90 Tuntas
19
31 NOVIANAH 100 Tuntas
32 RANGGA DWI PUTRA 80 Tuntas
33 RICKA AMALIA 90 Tuntas
34 SITI HAWA DALIMANTE 90 Tuntas
35 SITI NUR ADELIA 70 Tuntas
36 TAUFAN M SADELI 70 Tuntas
37 TEJA ARUM KUSUMA 80 Tuntas
38 TIARA ZAHIRA 80 Tuntas
39 TONI HERMAWAN 70 Tuntas
40 ZAHWA SALSABILA 80 Tuntas
JUMLAH 3300
RATA-RATA 83,50
Berdasarkan Tabel (6) di atas, siswa yang tuntas dalam perbaikan
pembelajaran IPA kelas IV di SDN Lebak Wangi ada 38 siswa atau 95% dari 40
siswa. Sedangkan siswa belum mencapai KKM hanya 2 siswa. Pada siklus 2
diperoleh nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 60.
Tabel 4 (7)
Hasil Tentamen Kegiatan Perbaikan Pembelajaran Siklus 2
Kelas IV SDN Lebak Wangi.
1 50 - -
2 60 I 1
3 70 IIII III 8
4 80 IIII IIII IIII II 17
5 90 IIII III 8
6 100 IIII I 6
JUMLAH 40
Tabel 4(8)
Distribusi Frekuensi Hasil Perbaikan Pembelajaran IPA Siklus 2
20
Kelas IV SDN Lebak Wangi
1 50 - - -
2 60 1 2.5 % 60
3 70 8 20% 560
4 80 17 42.5 % 1360
5 90 8 20% 730
6 100 6 15 % 600
JUMLAH 40 100 % 3300
Berdasarkan data diatas diperoleh nilai hasil perbaikan pembelajaran
IPA pada konsep materi gaya silkus 2 dengan menggunakan metode
ceramah, diskusi, demonstrasi dan tanya jawab alat peraga sederhana (meja,
bola dan pulpen) yaitu:
Siswa mendapat nilai 60 ada 1 siswa (2.5 %) dari 40 siswa
Siswa yang mendapat nilai 70 ada 8 siswa (20 %) dari 40 siswa
Siswa yang mendapat nilai 80 ada 17 siswa (42,5 %) dari 40
siswa
Siswa yang mendapat nilai 90 ada 8 siswa (20 %) dari 40 siswa
Siswa yang mendapat nilai 100 ada 6 siswa (15 %) dari 40 sisw
Bila disajikan dalam bentuk diagram batang kegiatan pembelajaran
Matematika siklus 2 sebagai berikut :
Grafik 4 (2)
Nilai Perbaikan Pembelajaran IPA Siklus 2
Kelas IV SDN Lebak Wangi
Pada kegiatan perbaikan pembelajaran IPA siklus 2 dengan
menggunakan ceramah, diskusi, demonstrasi, dan tanya jawab dengan
memanfaatkan alat peraga sederahana (meja, nola, pulpen) tentang konsep
materi gaya pada siswa kelas IV SDN Lebak Wangi dianggap berhasil.
Guru sangat puas terhadap perbaikan pembelajaran yang dilakukan.
21
Keberhasilan ini disebabkan karena guru menggunakan metode
yang bervariatif terutama metode demonstrasi sehingga siswa dapat
beradaptasi dengan pembelajaran yang dilakukan guru. Semua siswa dapat
bergantian menggunakan alat peraga sederhana (meja, bola, pulpen),
karena meraka merasa seperti sedang bermain.
Pada dasarnya anak-anak lebih suka diajak bermain ketimbang
belajar. Oleh sebab itu penggunaan metode ceramah, diskusi, tanya jawab,
penugasan dan demonstrasi (metode bevariatif) merupakan solusi terbaik
dalam meningkatkan pemahaman siswa kelas IV SDN Lebak Wangi
terhadap pembelajaran IPA denga materi gaya.
B. Pembahasan
Memberikan materi pelajaran IPA dengan metode ceramah,
diskusi, tanya jawab, penugasan, dan demonstrasi (metode bervariatif) saja
kurang dapat dipahami oleh siswa. Belum dapat ditingkatkan. Guru
mengunakan metode demonstrasi dengan alat peraga sederhana (meja,
bola, pulpen) tanpa melibatkan siswa dapat membuat siswa menjadi jenuh
dan tidak dibutuhkan kehadirannya. Oleh sebab itu pengunaan alat peraga
haruslah maksimal dengan mengikut sertakan siswa didalamnya, sehingga
siswa dapat menggali potensi belajarnya karena siswa merasa menemukan
dan mencari sendiri pengalaman belajarnya..
Berikut adalah data yang disajikan secara menyeluruh kegiatan
perbaikan pembelajaran siklus 1 , dan siklus 2.
Tabel 4 (9)
Nilai Keseluruhan Hasil Perbaikan Pembelajaran IPA
Kelas IV SDN Lebak Wangi
22
2 AINI JULIANA 80 90
3 AISYAH MUSTIKA SARI 80 90
4 ALFAREZI SYUHADA 80 80
5 ANANDA AIDA SAFITRI 100 100
6 ANGGI DWI LESTARI 60 80
7 ANISA NURFAUZIAH 70 90
8 APRILIANI DWIYANTI 60 80
9 AQILLA ZAHRA 100 100
10 ARKHAN NUR ISLAMI 60 80
11 ASHILA ATHAYA RACNI 90 100
12 AJILLA UMARAH 60 80
13 BAGUS PRIBADI 60 80
14 FADLI MURTIANSYAH 70 80
15 FEBRIAN CHANIAGO 70 80
16 FITRIAH 90 100
17 GILANG KIRANA A 70 80
18 GITA TANIA 80 80
19 HINAYAH AUFATUROHMAH 60 70
20 IKHWAN NURHAKIM 90 90
21 IMANUEL RIZRI PUTRA 50 70
22 JIBRAN ALIF UTAMA 100 100
23 KANZA LUTFIA 60 80
24 M. ADID RAIHAN 60 70
25 M. ADRIAN 50 60
26 M. ALDI 80 80
27 M. FIRDAN FIRDAUS 60 80
28 M. PUTRA HABIBULLAH 60 70
29 M. RIDHO DARMAWAN 70 90
30 M. RIYANDI 80 90
31 NOVIANAH 100 100
23
32 RANGGA DWI PUTRA 60 80
33 RICKA AMALIA 80 90
34 SITI HAWA DALIMANTE 70 90
35 SITI NUR ADELIA 60 70
36 TAUFAN M SADELI 60 70
37 TEJA ARUM KUSUMA 60 80
38 TIARA ZAHIRA 60 80
39 TONI HERMAWAN 60 70
40 ZAHWA SALSABILA 60 80
JUMLAH 2820 3300
RATA-RATA 70,5 82,50
24
Tavel Rentang Nilai Perbaikan Pembelajaran IPA
Kelas IV SDN Lebak Wangi
NO URAIAN Siswa yang Tuntas Siswa yang Tidak
Tuntas
Frekuensi % Frekuensi %
1 Siklus 1 20 50 % 20 50 %
2 Siklus 2 38 95 % 2 5%
Jumlah 58 145 % 21 55 %
Berdasarkan Tabel 10 tampak adanya peningkatan kemampuan belajar
siswa dilihat dari ketuntasan siswa dalam pembelajaran IPA dikelas IV SDN
Lebak Wangi. Perbaikan pembelajaran Siklus 1 siswa yang tuntas ada 20 siswa
(50 %), Siklus 2 ada 38 siswa ( 95 %), merupakan suatu kebanggaan, karena
dilihat dari tingkat kecerdasan dan daya tangkap siswa kelas IV yang biasa-biasa
saja, tidak begitu menonjol. Oleh karena itu penelitian dilakukan sebanyak 2
siklus dengan selalu mengadakan perbaikan-perbaikan pembelajaran.
Tabel 4 (11)
Tabel Rekapitulasi Perbaikan Pembelajaran IPA
Kelas IV SDN Lebak Wangi
Siklus 1 Siklus 2
No Nilai Jumlah Jumlah
% %
Siswa Siswa
1 50 3 7.5 % - -
2 60 17 42.5 % 1 2.5 %
3 70 6 15 % 8 20 %
4 80 7 17.5 % 17 42.5 %
5 90 3 7.5 % 8 20 %
6 100 4 10.5 % 6 15 %
Jumlah 40 100 % 40 100 %
Berdasarkan hasil diskusi supervisor 2, pembelajaran IPA ini sudah
mengalami kemajuan dan hasil pelajaran nilai siswa sudah mulai meningkat.
Dengan metode demonstrasi (metode bervariatif) dengan memanfaatkan alat
25
peraga sederhana siswa menjadi aktif dalam kegiatan belajar karena mereka dapat
menjelaskan konsep materi gaya.
Dari nilai rata-rata 70.5 meningkat menjadi 80.00 menunjukkan bahwa
perbaikan ini merupakan peningkatan yang sangat berarti. Perbaikan yang terjadi
dalam pembelajaran berdampak langsung pada siswa. Siswa dapat menyelesaikan
tugas yang dibberikan guru dan lebih aktif dalam tanya jawab secara lisan. Tetapi
semua itu tidak lepas dari kekurangan waktu yang mengakibatkan siswa harus
banyak belajar di rumah.
26
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil perbaikan pembelajaran dengan pokok bahasan materi gaya, dapat
ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut.
1. Bagi Guru
a. Guru harus menggunakan berbagai metode mengajar.
b. Guru harus menyiapkan alat perga.
c. Guru hendaknya memberikan contoh dan latihan yang bervariasi.
d. Menyiapkan soal dan pertanyaan yang bervariasi.
e. Guru memberikan kesempatan untuk bertanya, dan berperan aktif
peran dalam penggunaan alat peraga.
2. Bagi Siswa
27
Agar siswa dapat mencpai hasil belajar yan optimal sebaiknya:
28
DAFTAR PUSTAKA
29
ABSTRAK
Meningkatkan Belajar Siswa Pada Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materi Gaya
dengan metode Demonstrasi, Pendekatan Lingkungan dan Alat Peraga Sederhana di
kelas IV SDN Lebak Wangi. Secara khusus bertujuan untuk: (1) Mendeskripsikan aktivitas
peserta didik; (2) Mendeskripsikan pengelolaan pembelajaran dan (3) Mengetahui hasil
belajar peserta didik. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, dimana masing-
masing-masing siklus terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan
refleksi. Siklus I terdiri dari satu pertemuan (satu kali tatap muka. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa: (1) Aktivitas peserta didik kelas IV pembelajaran yang mengacu
kepada metode Demonstrasi, Pendekatan Lingkungan dan alat peraga sederhana. pada
materi Gaya di siklus I maupun siklus 2, penelitian tindakan kelas ini berada pada
kategori baik. (2) Pengelolaan pembelajaran oleh guru di kelas IV yang telah dilakukan
pada materi Gaya dengan metode Demonstrasi, Pendekatan Lingkungan dan Alat
Peraga Sederhana di siklus 1 maupun siklus 2, penelitian tindakan kelas ini juga berada
pada kategori baik dan, (3) Hasil belajar peserta didik kelas IV tentang Gaya mengalami
peningkatan setelah menggunakan Metode Demonstrasi, Pendekatan Lingkungan dan
alat peraga sederhana yang ada di lingkungan sekitar.
30