Anda di halaman 1dari 38

PT.

PERKEBUNAN NUSANTARA II
Satuan Pengawasan Intern

Kata Pengantar

F ungsi Satuan Pengawasan Intern adalah unit yang memberikan jasa


assurance dan jasa konsultasi secara objektif dan independen, yang
dirancang untuk memberi nilai tambah dalam meningkatkan kinerja PTPN II.
Tujuan Satuan Pengawasan Intern membantu manajemen untuk mencapai
tujuannya, melalui suatu pendekatan yang sistematis dan teratur untuk
mengevaluasi dan meningkatkan efektifitas pengelolaan risiko, pengendalian,
dan proses good corporate governance.

Satuan Pengawasan Intern PTPN II Independen terhadap unit-unit


lainnya. Independensi memungkinkan Satuan Pengawasan Intern
melaksanakan tugasnya secara bebas dan obyektif dan harus memiliki
kompetensi professional, perilaku dan sikap mental yang independen, serta
jujur dalam melaksanakan tugasnya.

Satuan Pengawasan Intern PTPN II berada dibawah dan bertanggung


jawab langsung kepada Direktur Utama dan memiliki akses komunikasi yang
memadai terhadap Direktur Utama, Komisaris dan Komite Audit.

Dalam pelaksanaan tugasnya Satuan Pengawasan Intern PTPN II


memiliki cakupan audit yang luas yang didasari oleh pertimbangan yang
memadai serta akses yang tidak terbatas terhadap aktivitas perusahaan,
sehingga diperoleh hasil audit yang dapat dipertanggung jawabkan dan
rekomendasi audit yang dapat meningkatkan kinerja perusahaan.

Untuk mendukung pelaksanaan tugas, fungsi Satuan Pengawasan Intern


diperlukan Piagam Internal audit (Internal Audit Charter) yang merupakan
pernyataan tujuan, kewenangan dan tanggung jawab dari fungsi Satuan
Pengawasan Intern dalam memberikan jasanya kepada perusahaan.

Pedoman Pengawasan Intern disusun untuk menjadi pedoman bagi para


auditor Satuan Pengawasan Intern agar dapat melaksanakan tugasnya
secara professional. Pedoman Pengawasan Intern terdiri dari (1) Bab I,
Pendahuluan, (2) Bab II, Satuan Pengawasan Intern, (3) Bab III, Pola

Good Corporate Governance 2017


PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II
Satuan Pengawasan Intern

Hubungan SPI dengan beberapa pihak, (4) Bab IV, Peranan dan Dukungan
Manajemen terhadap SPI, (5) BAB V, Standar, Kode Etik dan Jaminan Mutu
Audit Intern, (6) Bab VI,Pedoman Kerja SPI, (7) BAB VII, Penutup, yang
semuanya merupakan satu kesatuan perangkat audit yang mengikat dan
harus dilaksanakan oleh pihak-pihak terkait dalam lingkungan PTPN II.

Pedoman Satuan Pengawasan Intern atau Internal Audit Charter ini


berlaku sah sejak ditandatangani oleh Komisaris dan Direksi.

Akhirnya kami mengharapkan agar kita dapat secara sungguh-sungguh


mengetahui, memahami dan menerapkan pedoman ini demi kepentingan kita
bersama dan kejayaan PT. Perkebunan Nusantara II

Tanjung Morawa, 2017


PT PERKEBUNAN NUSANTARA II

Komisaris Direksi

Djafar Badjeber Teten Djaka Triana


Komisaris Utama Direktur Utama

Good Corporate Governance 2017


PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II
Satuan Pengawasan Intern

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN 1
I.1. Arti Penting dan Tujuan Pedoman Pengawasan Intern 1
I.2. Manfaat 1

BAB II SATUAN PENGAWASAN INTERN (SPI) 2


II.1. Landasan Pembentukan 2
II.2. Kedudukan, Fungsi dan peran SPI 3
II.3. Visi dan Misi SPI 5
II.4. Ruang Lingkup Tugas SPI 5
II.5. Wewenang dan tanggungjawab 8

BAB III POLA HUBUNGAN SPI DENGAN BEBERAPA PIHAK 10


III.1. Hubungan SPI dengan Auditan 10
III.2. Hubungan SPI dengan Auditor Eksternal 10
III.3. Hubungan SPI dengan Komite Audit 11
III.4. Hubungan SPI dengan Direksi 11

BAB IV PERANAN DAN DUKUNGAN MANAJEMEN TERHADAP


SPI 12
IV.1. Tanggung Jawab Manajemen. 12
IV.2. Wewenang Manajemen. 13
IV.3. Dukungan Manajemen Terhadap SPI. 14

BAB V STANDAR PROFESI, KODE ETIK DAN JAMINAN MUTU


AUDIT INTERNAL 15
V.1. Standar Audit 15
V.2. Kode Etik. 15
V.3. Jaminan Mutu (Quality Assurance) 16

BAB VI PEDOMAN KERJA SPI 18


VI.1. Penyusunan Program Kerja Pemeriksaan Tahunan (PKPT) 18
VI.2. Tahap Audit dan Evaluasi 20
VI.3. Laporan Kegiatan SPI 32

BAB VII PENUTUP 35

Good Corporate Governance 2017


PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II
Satuan Pengawasan Intern

BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Arti Penting dan Tujuan Pedoman Pengawasan Intern

P edoman Pengawasan Intern (Internal Audit Charter) merupakan


dokumen perusahaan yang menyatakan tujuan, kewenangan dan
tanggung jawab dari fungsi Satuan Pengawasan Intern dalam
memberikan jasanya kepada perusahaan.

Pedoman Pengawasan Intern merupakan bentuk dukungan/komitmen


Direktur Utama dan komisaris, sekaligus menyatakan pendelegasian
wewenang kepada Satuan Pengawasan Intern untuk melaksanakan
fungsi pengawasan yang tidak dapat dilaksanakannya sendiri. Dengan
demikian, Pedoman Pengawasan Intern merupakan dasar hukum yang
mengikat bagi Satuan Pengawasan Intern untuk melaksanakan fungsinya
diseluruh unit organisasi perusahaan.

Pedoman Pengawasan Intern menjadi pedoman bagi anggota Satuan


Pengawasan Intern PTPN II dalam melaksanakan kegiatan audit yang
bermutu, konsisten dan bermanfaat.

I.2. Manfaat

Manfaat dari Pedoman Pengawasan Intern, berupa;

1) Menjabarkan kebijakan perusahaan dalam melaksanakan kegiatan


audit dengan menyatakan pentingnya fungsi dan kedudukan Satuan
Pengawasan Intern dalam perusahaan.
2) Memberikan arahan ruang lingkup pekerjaan, wewenang dan
tanggung jawab serta standar mutu Satuan Pengawasan Intern.
3) Menjabarkan wewenang Satuan Pengawasan Intern, dan hal-hal yang
diharapkan dari audit, serta standar minimal yang harus dipenuhi
dalam setiap penugasan.
4) Mengatur hubungan antara Satuan Pengawasan Intern dengan
auditan, Direksi, Komisaris/Komite audit, dan auditor eksternal.
5) Mencegah ketidak konsistenan dan subyektivitas individu anggota
Satuan Pengawasan Intern.

Good Corporate Governance 2017 1


PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II
Satuan Pengawasan Intern

BAB II
SATUAN PENGAWASAN INTERN
(SPI)

S atuan Pengawasan Intern (SPI) adalah pengawas internal PTPN II yang


bertugas melakukan pengendalian dan konsultasi secara obyektif dan
independen terhadap aktivitas/operasi perusahaan untuk memberikan nilai
tambah, dan meningkatkan operasi perusahaan serta membantu organisasi
dalam mengefektifkan manajemen risiko.

II.1. Landasan Pembentukan

Pembentukan Satuan Pengawasan Intern (SPI) didasarkan;

1. Peraturan Pemerintah No.3 Tahun 1983 pasal 45, bahwa pada


setiap BUMN dibentuk Satuan Pengawasan Intern yang merupakan
aparatur pengawasan internal perusahaan.
Satuan Pengawasan Intern yang merupakan aparatur pengawasan
intern perusahaan dipimpin oleh seorang Kepala yang bertanggung
jawab langsung kepada Direktur Utama.
2. Undang-Undang Nomor : 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha
Milik Negara, setiap BUMN membentuk Satuan Pengawasan Intern
yang merupakan aparat pengawasan Intern perusahaan yang
dipimpin oleh seorang kepala yang bertanggung jawab kepada
Direktur Utama.
3. Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor :
PER-01/MBU/2011, pasal 28 bahwa :
(1) Direksi wajib menyelenggarakan pengawasan intern.
(2) Pengawasan intern sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan, dengan :
a. membentuk Satuan Pengawasan Intern; dan
b. membuat Piagam Pengawasan Intern.
(3) Satuan Pengawasan Intern sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) huruf a, dipimpin oleh seorang kepala yang diangkat dan
diberhentikan oleh Direktur Utama berdasarkan mekanisme
internal perusahaan dengan persetujuan Dewan
Komisaris/Dewan Pengawas.

Good Corporate Governance 2017 2


PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II
Satuan Pengawasan Intern

(4) Fungsi pengawasan intern sebagaimana dimaksud pada ayat


(1), adalah :
a. Evaluasi atas effektifitas pelaksanaan pengendalian intern,
manajemen risiko, dan proses tata kelola perusahaan,
sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan
kebijakan perusahaan;
b. Pemeriksaan dan penilaian atas efisiensi danefektifitas di
bidang keuangan, operasional, sumber daya manusia,
teknologi informasi, dan kegiatan lainnya.
(5) Direksi wajib menyampaikan laporan pelaksanaan fungsi
pengawasan intern secara periodik kepada Dewan
Komisaris/Dewan Pengawas.
(6) Direksi wajib menjaga dan mengevaluasi kualitas fungsi
pengawasasn intern di perusahaan.

II.2. Kedudukan, Fungsi dan peran Satuan Pengawasan Intern (SPI)

1. Kedudukan

Kedudukan Satuan Pengawasan Intern (SPI) berada di bawah dan


bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama.
Sesuai dengan kedudukannya, Satuan Pengawasan Intern (SPI)
haruslah ;

a. Independen terhadap unit-unit lainnya dan tidak terlibat dalam


aktivitas sehari-hari atau bertanggung jawab langsung atau
memiliki kewenangan operasional terhadap kegiatan unit kerja
yang diaudit oleh SPI.
b. Bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama dan
secara teratur menyampaikan laporannya kepada komisaris
jika diminta secara tertulis.
c. Tidak diberi tanggung jawab penuh dalam pengembangan
suatu sistem baru, kecuali memberikan pendapatnya atas
metode dan standar pengendalian dari sistem baru tersebut.

2. Fungsi

Good Corporate Governance 2017 3


PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II
Satuan Pengawasan Intern

Dalam melaksanakan tugasnya SPI menjalankan fungsinya sebagai


berikut :
a. Memastikan bahwa sistem pengendalian internal perusahaan
telah memadai dan berjalan sesuai dengan ketentuan.
b. Merupakan mitra strategis dalam penyempurnaan kegiatan
pengelolaan perusahaan.
c. Merupakan konsultan peningkatan penerapan manajemen
risiko dan prinsip-prinsip good corporate governance.
d. Berperan aktif sebagai konsultan Internal yang melakukan
training dan edukasi bagi staf lini dalam memastikan efektivitas
pengendalian Internal perusahaan.
e. Memberikan dukungan dan partisipasi aktif dalam proses
pengendalian Internal perusahaan.
f. Melakukan koordinasi pelaporan audit berbasis risiko kepada
Direksi dan Dewan Komisaris serta Komite Audit.

3. Peran

Untuk mendukung kedudukan dan fungsi pengawasan dalam


perusahaan, Satuan Pengawasan intern memiliki peran audit (audit
rules) sebagai berikut :
a. Katalisator, yaitu auditor SPI berperan sebagai katalis dalam
pelaksanaan audit dalam rangka pencapaian tujuan
perusahaan.
b. Konsultan, yaitu auditor dalam melakukan audit tidak hanya
mengawasi ketaatan terhadap peraturan, tetapi menggali
informasi dari auditan untuk mencari penyebab ketidak
sesuaian yang ditemukan sehingga auditor SPI dapat
membantu auditan memberi solusi berupa saran dan
rekomendasi audit yang dituangkan dalam Laporan Hasil Audit.
c. Watchdog, yaitu auditor SPI dalam melakukan audit berperan
membantu manajemen mengawasi kepatuhan auditan
terhadap aturan yang telah ditetapkan.

II.3. Visi dan Misi SPI


Visi :

Good Corporate Governance 2017 4


PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II
Satuan Pengawasan Intern

 Menjadi bagian organisasi perusahaan yang profesional,


independent, objektif dan terpercaya dalam mengemban tugas
membantu manajemen mengawasi/assurance setiap kegiatan unit
kerja untuk mencapai tujuan perusahaan dengan prinsip-prinsip tata
kelola perusahaan yang baik.
Misi :
 Berperan sebagai unit pengawas dan jasa konsultasi yang selalu
tanggap, efektif, dan efisien dalam membantu manajemen agar
aktifitas setiap tingkat unit kerja tetap selaras dengan misi, strategi,
tujuan dan sasaran perusahaan.
 Melakukan pengawasan dan jasa konsultasi kegiatan unit kerja
objektif dengan pengujian dan penilaian yang berkualitas serta
independen dengan tetap berpedoman kepada prinsip-prinsip tata
kelola perusahaan yang baik dan memberikan nilai tambah pada
proses bisnis perusahaan dengan landasan efektif, efisien dan
ekonomis.
 Meningkatkan cakupan dan kualitas hasil pengawasan dan jasa
konsultasi dengan selalu meningkatkan potensi dan kompetensi
setiap SDM di Bagian SPI.
 Meningkatkan kemitraan dengan komite audit dan auditor eksternal
untuk memperoleh kinerja pengawasan yang dapat membantu
perusahaan dalam menjalankan strategi dan pencapaian tujuan.

II.4. Ruang Lingkup Tugas SPI


Tidak terdapat batasan ruang lingkup tugas SPI, dalam pelaksanaan
tugasnya SPI berhak menerima informasi atau penjelasan apa saja yang
dianggap perlu.
Tugas SPI umumnya mencakup tetapi tidak terbatas hanya pada yang
berikut :
1) Memfokuskan tugas-tugas pemeriksaan (audit) pada risiko yang
signifikan terhadap korporasi, yang telah diidentifikasi oleh fungsi
manajemen risiko dan melakukan pemeriksaan atas proses
manajemen risiko lintas organisasi guna memastikan bahwa
pengelolaan risiko telah teridentifikasi.
2) Mengidentifikasi dan mengevaluasi risiko signifikan dan memberikan
kontribusi terhadap peningkatan pengelolaan risiko dan sistem
pengendalian Intern.
3) Mengevaluasi relevansi hasil kajian audit periode sebelumnya atas
area yang memiliki risiko dengan rating tinggi (Audit Assurance) dan
mengkaji area yang memiliki dampak risiko tinggi dengan
menggunakan parameter keuangan dan non keuangan.

Good Corporate Governance 2017 5


PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II
Satuan Pengawasan Intern

4) Mengkaji keselarasan sasaran unit operasional, direktorat dan


individu dengan tujuan perusahaan dan memastikan bahwa tujuan
bisnis telah diterapkan secara efektif dan telah dikomunikasikan
keseluruh tingkatan dalam organisasi.
5) Mengevaluasi efektivitas ketersediaan, kuantifikasi dan penerapan
selera serta batasan risiko (corporatte risk appatite and risk
tolerance) berdasarkan kebijakan dan prosedur dalam perusahaan,
sehingga memberikan keyakinan bahwa manajemen bekerja dalam
parameter risiko yang telah di tetapkan.
6) Mendeteksi analisa kesenjangan praktek manajemen risiko dan
prosedurnya berdasarkan frame work yang telah ditetapkan,
sehingga diyakini dapat memfasilitasi perubahan dinamis
perusahaan.
7) Menguji efektivitas perlindungan terhadap informasi dan akses
terhadap pengendalian, menguji rancangan pengendalian dan
ketepatannya berhubungan dengan bagaimana suatu tindakan
pengendalian tersebut dilakukan secara konsisten sesuai dengan
arah kebijakan perusahaan.
8) Menyediakan jaminan independen dan berfungsi sebagai konsultan
Internal dalam rangka memastikan pencapaian tujuan perusahaan,
memberikan jaminan yang objektif kepada Direksi bahwa risiko bisnis
telah dikelola secara efektif.
9) Mengevaluasi pengguna sistem dan prosedur yang telah ditetapkan
oleh manajemen guna memastikan bahwa kepatuhan terhadap
kebijakan, rencana, prosedur, hukum dan peraturan perundang-
undangan yang mempunyai dampak signifikan pada kegiatan operasi
perusahaan telah dipatuhi oleh Bagian/Distrik/Unit Usaha.
10) Mengevaluasi tentang tata cara pengamanan aset-aset yang dimiliki
perusahaan dan melakukan verifikasi atas keberadaan aset.
11) Mengevaluasi pelaksanaan operasional ataupun program kerja untuk
mendapatkan jaminan dan kepastian bahwa hasilnya telah sesuai
dengan maksud dan tujuan yang ditetapkan dan apakah
pelaksanaan operasional ataupun program kerja telah dilaksanakan
sesuai dengan yang direncanakan.
12) Mengevaluasi kehandalan dan integritas dari informasi keuangan
dan informasi operasional, dan cara yang digunakan untuk
melakukan identifikasi, mengukur dan mengklasifikasikan serta
melaporkan informasi.

Good Corporate Governance 2017 6


PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II
Satuan Pengawasan Intern

13) Memberikan rekomendasi yang sesuai tujuan/sasaran perusahaan


untuk meningkatkan governance (tata kelola) perusahaan yang
mencakup evaluasi rancangan, implementasi dan efektivitas dan
program kerja yang berhubungan dengan etika perusahaan sehingga
sejalan dengan visi, misi serta rencana strategi perusahaan.
14) Melaksanakan tugas khusus dalam lingkup pengendalian Internal
yang ditugaskan oleh Direktur Utama.

Ruang lingkup tugas SPI mencakup;


1. Audit atas keuangan, operasional dan kepatuhan pada peraturan
perundang-undangan. Audit ini mencakup audit transaksi, perkiraan,
kegiatan fungsi dan pertanggung jawaban keuangan perseroan untuk
menentukan apakah :
a. Unit kerja telah melaksanakan kegiatan pengendalian yang berhasil
guna.
b. Unit kerja telah melaksanakan pencatatan dengan tepat atas sumber
daya, kewajiban dan operasi perusahaan.
c. Laporan manajemen memuat data yang teliti, lengkap, dapat
dipercaya dan bermanfaat serta disajikan secara layak.
d. Unit kerja telah mematuhi peraturan perundang-undang, yaitu semua
peraturan yang berlaku dari yang tinggi sampai dengan yang
terendah.
2. Penilaian tentang daya guna dan kehematan dalam penggunaan sarana
yang tersedia. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah unit
kerja yang diaudit telah mengelola atau menggunakan sumber daya
seperti uang, peralatan, barang dan sebagainya, yang tersedia secara
berdaya guna dan hemat.
3. Penilaian tentang hasil guna atau manfaat yang direncanakan dari suatu
kegiatan atau program. Penilaian ini meliputi apakah hasil atau manfaat
yang dicapai sampai saat diaudit dari program atau kegiatan yang
ditetapkan telah dilaksanakan secara berhasil guna, dengan
mempertimbangkan :

a. Kewajaran kriteria yang digunakan.


b. Ketepatan metode pelaksanaan yang digunakan.

Good Corporate Governance 2017 7


PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II
Satuan Pengawasan Intern

c. Ketelitian dan kehandalan pelaksanaan prosedur.


d. Hasil yang dicapai.
e. Hambatan yang menyebabkan belum tercapainya suatu kegiatan
atau program.

4. Pencegahan dan pendeteksian kecurangan.


SPI berkualifikasi untuk membantu manajemen dalam mengidentifikasi
risiko kecurangan/penipuan, dan dapat membantu manajemen dalam
merancang pengendalian yang tepat, guna meminimalkan risiko.

5. Teknologi Informasi.
Evaluasi dan penilaian atas pengendalian Teknologi Informasi (TI) untuk
memperoleh pemahaman tentang lingkungan pengendalian guna
mendukung penilaian risiko audit dan menjamin terdapat pengendalian TI
yang tepat.

6. Manajemen Risiko.
Kegiatan pemeriksaan yang dilaksanakan berbasis risiko, untuk
memberikan jaminan bahwa seluruh risiko diperusahaan telah dikelola
dalam batasan risiko yang telah ditetapkan manajemen pada tingkat
korporasi, baik evaluasi secara menyeluruh dari kantor Direksi sampai ke
unit uaha maupun secara parsial terhadap masing-masing
Bagian/Dsitrik/Unit Usaha.

II.5. Wewenang dan tanggung jawab

1. Wewenang SPI

SPI mempunyai wewenang akses yang tidak terbatas terhadap


dokumen, pencatatan diseluruh unit kerja PTP Nusantara II untuk
mendapatkan data dan informasi serta dapat meminta keterangan
dari setiap pegawai/pekerja yang berkaitan dengan pelaksanaan
tugasnya.

2. Tanggung Jawab

Good Corporate Governance 2017 8


PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II
Satuan Pengawasan Intern

Dalam pelaksanaan tugasnya, SPI bertanggung jawab sesuai


dengan yang disyaratkan oleh kode etik dan standar profesi Intern
audit.

Tanggung jawab dari SPI termasuk :

a. Menyusun rencana kerja pemeriksaan tahunan, termasuk


anggarannya dan dapat mengkonsultasikannya kepada Komite
Audit, untuk memperoleh masukan melalui Komisaris.
b. Melaksanakan rencana kerja pemeriksaan tahunan yang telah
disetujui termasuk penugasan khusus dari Direktur utama.
c. Melaksanakan penugasan khusus dari Komisaris melalui
Direktur Utama.
d. SPI harus menjaga integritas dan obyektivitas serta bertindak
secara profesional.
e. Melaksanakan koordinasi pelaksanaan audit yang dilakukan oleh
auditor eksternal.
f. Mendorong penerapan good corporate governance.

3. Pelaporan
Dalam pelaksanaan tugasnya, SPI membuat Laporan Hasil
Pemeriksaan yang disampaikan dan dikomunikasikan kepada
manajemen dalam bentuk tertulis atau lisan ataupun melalui
mekanisme lainnya.

Laporan Hasil Pemeriksaan memuat:


a. Temuan dan kesimpulan audit secara obyektif serta
rekomendasi yang konstruktif dan tanggapan auditan terhadap
temuan hasil audit.
b. Hal-hal yang masih merupakan masalah yang belum dapat
diselesaikan sampai dengan berakhirnya audit (pending
matters).
c. Perbedaan pendapat (dissenting opinion) antara SPI dengan
auditan.

Good Corporate Governance 2017 9


PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II
Satuan Pengawasan Intern

BAB III

POLA HUBUNGAN SPI DENGAN BEBERAPA PIHAK

III.1. Hubungan SPI dengan Auditan

S PI harus memiliki kecakapan dalam berkomunikasi lisan dan tulisan


sehingga dalam berkomunikasi, dapat secara jelas dan efektif
mengemukakan berbagai hal, antara lain;

1) Membahas tujuan dan ruang lingkup audit dan jangka waktu dengan
penanggung jawab kegiatan sebelum audit dimulai sekaligus
pernyataan dukungan dari penanggung jawab kegiatan.
2) Pembicaraan temuan hasil audit dan rekomendasi untuk memperoleh
komentar/tanggapan dari penanggung jawab kegiatan sekaligus
meminta kesanggupan untuk menindak lanjutinya.
3) Penyampaian risalah hasil audit kepada penanggung jawab kegiatan.
4) Memonitor pelaksanaan tindak lanjut.

III.2. Hubungan SPI dengan Auditor Eksternal

Hubungan SPI dengan auditor eksternal ditujukan untuk mengurangi


duplikasi/tumpang tindih audit dan menentukan ruang lingkup audit
yang akan dilaksanakan, juga meliputi :
(1) Mengadakan rapat berkala untuk koordinasi rencana audit tahunan.
(2) Memberikan kesempatan akses ke Kertas Kerja Audit SPI atas
permintaan auditor eksternal secara tertulis.
(3) Membantu penyediaan data/informasi atas permintaan auditor
eksternal secara tertulis.
(4) Memberikan LHP SPI kepada auditor eksternal bila diminta secara
tertulis. LHP ini akan dijadikan bahan analisa dan evaluasi.
(5) Membicarakan setiap masalah akuntansi dan auditing yang
ditemukan dalam audit.
(6) Memonitor hasil temuan auditor eksternal yang terbuka sekaligus
mendorong penanggung jawab kegiatan melaksanakan tindak
lanjutnya.

III.3. Hubungan SPI dengan Komite Audit

Good Corporate Governance 2017 10


PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II
Satuan Pengawasan Intern

Hubungan Satuan Pengawasan Intern dengan Komite Audit dilakukan


melalui Komisaris, dengan maksud untuk meningkatkan kualitas audit
melalui:
(1) Menyampaikan rencana pemeriksaan tahunan beserta personil dan
anggarannya melalui Direktur utama.
(2) Menyampaikan Laporan Hasil Audit bila diminta secara tertulis.
(3) Menyampaikan Pedoman Pengawasan Intern.

III.4. Hubungan SPI dengan Direksi

SPI mengadakan pertemuan secara berkala dengan Direksi,


mendiskusikan hal-hal yang dapat mempengaruhi kegiatan perusahaan
baik keuangan maupun non keuangan.

Good Corporate Governance 2017 11


PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II
Satuan Pengawasan Intern

BAB IV
PERANAN DAN DUKUNGAN MANAJEMEN
TERHADAP SPI

IV.1. Tanggung Jawab Manajemen.

1. Kewajaran penyajian laporan keuangan secara tersurat merupakan


bagian yang tidak terpisahkan dari tanggung jawab manajemen
meliputi :
a. Penyusunan dan penyelenggaraan sistem dan kebijakan
akuntansi yang sehat;
b. Menetapkan struktur pengendalian Intern yang efektif
mencakup :
- Lingkungan Pengendalian Intern terdiri dari;
 Integritas, nilai etika dan kompetensi karyawan;
 Filosofi dan gaya manajemen;
 Cara yang ditempuh manajemen dalam melaksanakan
kewenangan dan tanggung jawabnya;
 Pengorganisasian dan pengembangan sumber daya
manusia;
 Kebijakan dan arahan yang ditetapkan Direksi.

- Pengkajian risiko usaha yang relevan.


- Aktivitas pengendalian terhadap kegiatan usaha pada
setiap tingkat dan unit.
- Sistem informasi dan komunikasi yaitu proses penyajian
laporan operasional, keuangan dan ketaatan atas
ketentuan dan peraturan yang berlaku.
- Monitoring atas proses penilaian terhadap kualitas struktur
pengendalian Intern termasuk fungsi SPI pada setiap
tingkat dan unit.
- Pengembangan Teknologi Informasi.

Good Corporate Governance 2017 12


PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II
Satuan Pengawasan Intern

c. Menetapkan standar operasional yang diperlukan untuk


mengukur keekonomisan dan efisiensi penggunaan sumber
daya.
d. Menetapkan berbagai tujuan dan sasaran dari program,
pengembangan dan penerapan prosedur pengawasan serta
pencapaian hasil yang diinginkan.
e. Pengkajian dan pengelolaan risiko usaha.
f. Melaksanakan tindak lanjut sesuai rekomendasi hasil audit.

2. Manajemen bertanggung jawab terhadap setiap pelanggaran atau


penyelewengan yang terjadi di dalam perusahaan.
3. Manajemen bertanggung jawab untuk mengembangkan dan
menjaga proses governance serta memperoleh pengelolaan resiko.
4. Menjamin fungsi audit Intern mendapat dukungan manajemen
puncak dan dapat melakukan akses langsung serta kebebasan
dalam berkomunikasi kepada Direktur Utama dan Komisaris.
5. Mendiskusikan pengangkatan dan pemberhentian Kepala Satuan
Pengawasan Intern kepada Komisaris.
6. SPI dapat membantu mempersiapkan laporan keuangan, namun
tidak merubah tanggung jawab atau mengurangi tanggung jawab
manajemen dalam menyajikan laporan keuangan

IV.2. Wewenang Manajemen.

1) Mengarahkan program kerja Satuan Pengawasan Intern dan


anggaran audit secara langsung.
2) Memperoleh informasi, status dan hasil pelaksanaan rencana
kerja tahunan Satuan Pengawasan Intern secara periodik.
3) Memperoleh keterangan atas hasil audit atau hasil pelaksanaan
tugas Satuan Pengawasan Intern.
4) Memberikan insentif khusus kepada personil Satuan Pengawasan
Intern sesuai dengan ketentuan.

Good Corporate Governance 2017 13


PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II
Satuan Pengawasan Intern

IV.3. Dukungan Manajemen Terhadap SPI.

Manajemen perusahaan, dalam hal ini Direktur Utama harus


memberikan dukungan terhadap SPI agar dapat menjalankan fungsinya
dengan efektif yaitu dapat berupa :

1. Menyiapkan dan menegaskan Pedoman Pengawasan Intern.


2. Memberikan memo penegasan untuk ditindak lanjuti atas temuan
audit yang diisampaikan kepada auditan (Distrik, Bagian,
Kebun/Pabrik, dan Dinas di lingkungan PTPN II) bersama-sama
dengan laporan hasil auditnya.
3. Memberikan teguran tertulis kepada auditan yang terlambat atau
tidak menindak lanjuti temuan hasil audit.
4. Memberikan sanksi kepegawaian atas temuan audit, setelah
mempertimbangkan masukan-masukan dan pembahasan dengan
Satuan Pengawasan Intern.

Sanksi yang dapat diberikan antara lain;

a. Tindakan administratif.
b. Tuntutan ganti rugi/penyetoran dan denda.
c. Pengaduan tindak pidana kepada pihak yang berwajib.

Good Corporate Governance 2017 14


PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II
Satuan Pengawasan Intern

BAB V
STANDAR PROFESI, KODE ETIK DAN
JAMINAN MUTU AUDIT INTERN
V.1. Standar Audit

tandar Audit adalah untuk menjamin mutu pelaksanaan audit dan


S laporan hasil audit serta kesepakatan mengenai bagaimana
laporan audit disajikan agar bermanfaat bagi manajemen dan
pemakainya.
Standar Audit ini sesuai dengan Standar Profesi Audit Intern yang
diterbitkan oleh Konsorsium Organisasi Profesi Audit Intern tahun 2004.

V.2. Kode Etik.


Kode etik merupakan panduan tentang arah perilaku yang harus dituju
dan dianut oleh auditor Intern dalam hal ini SPI PTPN II, sehingga wajib
bagi para auditor Intern untuk melaksanakannya agar dapat memenuhi
harapan-harapan stakeholders.
Kode etik ini disusun dengan tujuan agar auditor Intern (SPI PTPN II)
dalam berperilaku selalu mengacu kepada aturan dalam kode etik untuk
dapat menumbuhkan dan memelihara citra SPI, sehingga hasil kerjanya
dapat dipercaya oleh stakeholder-nya.
Hasil kerja yang baik dari SPI hanya dapat dilahirkan dari individu
auditor yang berperilaku baik dan tentunya juga tidak terlepas dari
pelaksanaan tugas yang mengacu kepada standar audit yang berlaku
umum.
Kode etik yang harus dipatuhi oleh Auditor SPI PTPN II adalah :
1) Auditor SPI harus menunjukkan kejujuran, obyektivitas, dan
kesungguhan dalam melaksanakan tugas dan memenuhi
tanggung jawab profesi.
2) Auditor SPI harus menunjukkan loyalitas terhadap organisasinya
atau terhadap pihak yang dilayani. Namun demikian, auditor Intern
tidak boleh secara sadar terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang
menyimpang atau melanggar hukum.
3) Auditor SPI tidak boleh secara sadar terlibat dalam tindakan atau
kegiatan yang dapat mendeskreditkan profesi auditor intenal atau
mendeskreditkan organisasinya.
4) Auditor SPI harus menahan diri dari kegiatan-kegiatan yang dapat
menimbulkan konflik dengan kepentingan organisasinya; atau

Good Corporate Governance 2017 15


PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II
Satuan Pengawasan Intern

kegiatan-kegiatan yang dapat menimbulkan prasangka yang


meragukan kemampuannya untuk dapat melaksanakan tugas dan
memenuhi tanggung jawab profesinya secara obyektip.
5) Auditor SPI tidak boleh menerima sesuatu dalam bentuk apapun
dari karyawan, klien, pelanggan, pemasok, ataupun mitra bisnis
organisasinya, yang dapat, atau patut diduga dapat mempengaruhi
pertimbangan profesionalnya.
6) Auditor SPI hanya melakukan jasa-jasa yang dapat diselesaikan
dengan menggunakan kompetensi profesional yang dimilikinya.
7) Auditor SPI harus mengusahakan berbagai upaya agar senantiasa
memenuhi Standar Profesi Audit Intern.
8) Auditor SPI harus bersikap hati-hati (due profesional care) dan
bijaksana dalam menggunakan informasi yang diperoleh dalam
pelaksanaan tugasnya. Auditor tidak boleh menggunakan
informasi rahasia (i) untuk mendapatkan keuntungan pribadi, (ii)
secara melanggar hukum, atau (iii) yang dapat menimbulkan
kerugian terhadap organisasnya.
9) Dalam melaporkan hasil pekerjaannya auditor SPI harus
mengungkapkan semua fakta-fakta yang jika tidak diungkap dapat
(i) mendistorsi laporan atas kegiatan yang direviu, atau (ii)
menutupi adanya praktik-praktik yang melanggar hukum.
10) Auditor SPI harus senantiasa meningkatkan kompetensi serta
efektivitas dan kualitas pelaksanaan tugasnya. Auditor SPI wajib
mengikuti pendidikan profesional berkelanjutan.

V.3. Jaminan Mutu (Quality Assurance)


Hasil pekerjaan SPI harus dapat memberikan jaminan yang layak
bahwa pelaksanaan pekerjaan SPI dilaksanakan sesuai dengan
standar, rencana serta kebijakan atau ketentuan lain yang dapat
diterapkan, untuk itu SPI harus menyelenggarakan sistem quality
assurance, yang meliputi:
1. Supervisi
Supervisi dalam setiap penugasan audit atau penugasan lainnya
untuk meyakinkan bahwa laporan hasil audit/penugasan lainnya
diterbitkan berdasarkan kertas kerja pendukungnya dan memenuhi
ketentuan yang ditetapkan.

Good Corporate Governance 2017 16


PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II
Satuan Pengawasan Intern

Supervisi akan menjaga obyektivitas dalam memberikan


pernyataan pendapat, simpulan, temuan dan rekomendasi. Untuk
itu, perlu dikembangkan kebijakan dan prosedur supervisi, meliputi:
a. Supervisi Perencanaan
b. Supervisi Audit Program
c. Supervisi Pelaporan
d. Supervisi Tindak Lanjut

Supervisi ini harus dilakukan secara seksama, terdokumentasi


dengan tertib dan dapat diuji efektivitasnya oleh pihak yang
berkepentingan.

2. Reviu
Dalam menjaga mutu laporan hasil audit/kegiatan perlu ditetapkan
kebijakan reviu yang cukup luas mencakup :
a. Reviu Dasar, meliputi reviu secara rinci dan terus menerus
yang dilakukan oleh pemimpin tim audit dan atasan langsung
pemimpin tim selama pekerjaan lapangan (field work).
b. Reviu oleh pimpinan SPI untuk meyakinkan bahwa laporan
telah memadai untuk diterbitkan sesuai dengan sasaran
pemeriksaan.

3. Laporan Perkembangan Audit.


Satuan Pengawasan Intern wajib membuat laporan perkembangan
audit secara berkala yang memuat :
a. Perbandingan anggaran waktu dan realisasinya.
b. Masalah-masalah audit/penugasan lain.
c. Ikhtisar temuan audit yang signifikan atau potensi temuan
audit.

4. Pengembangan profesionalisme, meliputi;

a. Pelatihan yang dilaksanakan oleh SPI.


b. Program pendidikan berkelanjutan.
c. Praktek Kerja

5. Penetapan auditor SPI dengan memperhatikan pendidikan,


keahlian, pengalaman dan yang telah mempunyai latar belakang
pelatihan audit.
Good Corporate Governance 2017 17
PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II
Satuan Pengawasan Intern

BAB VI
PEDOMAN KERJA SPI

VI.1. Penyusunan Program Kerja PemeriksaanTahunan (PKPT)

Siklus kerja SPI dalam 1 (satu) tahun dimulai dari penyusunan


Program Kerja Pemeriksaan Tahunan (PKPT) dan diakhiri dengan
pembuatan laporan. PKPT memuat antara lain ; nama satuan
organisasi yang diaudit, kegiatan-kegiatan yang akan diaudit, waktu
audit, rencana audit, tujuan audit, personil audit, dana anggaran biaya
audit.

Kegunaan PKPT bagi SPI antara lain;

1. Sebagai pedoman Kerja SPI untuk 1 (satu) tahun periode audit.


2. Sebagai bentuk dukungan Direksi dalam pelaksanaan tugas SPI
dalam bidang audit.
3. Sebagai dasar pengajuan anggaran bagi unit SPI.
4. Sebagai alat kendali bagi pimpinan SPI untuk menilai kinerja
bagian/unit yang dipimpinnya.
5. Membantu Eksternal Audit dan Komite Audit dalam menilai
efektifitas sistem pengendalian intern dan manajemen risiko melalui
rencana kerja SPI.

Pada saat penyusunan RKAP, SPI juga menyusun UPKPT dengan


tetap memperhatikan ruang lingkup tugasnya meliputi ;
 Bidang Keuangan
 Bidang Operasional
 Bidang Pengendalian Intern
 Bidang Manajemen Risiko
 Bidang Ketaatan terhadap Peraturan Perundangan
 Bidang Penerapan GCG
 Bidang Investigasi

Good Corporate Governance 2017 18


PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II
Satuan Pengawasan Intern

SPI menetapkan kegiatannya dalam UPKPT, setelah melalui kajian dan


pertimbangan terhadap beberapa hal antara lain ;

1. PKPT tahun lalu yang tidak terealisir, dikaji kembali apakah masih harus
perlu dilanjutkan dalam tahun berikutnya dan menjadi prioritas utama
atau dibatalkan karena tidak diperlukan lagi (kadaluarsa).
2. Periode audit yang terakhir telah dilaksanakan oleh SPI terhadap
objek/unit yang akan diaudit tahun berikutnya, sehingga tetap
berkesinambungan dalam arti tidak ada satu periode atau bulan kegiatan
yang tidak teraudit oleh SPI.
3. Masukan dan arahan dari Direksi baik secara lisan maupun tulisan.
4. Besar kecilnya organisasi/unit yang akan diaudit.
5. Tingkat risiko pengelolaan organisasi/unit yang akan diaudit melalui hasil
identifikasi dari tingkat risiko yang paling tinggi sampai paling rendah dan
dikaitkan dengan tingkat urgensinya.
6. Isue-isue yang beredar, baik dari kalangan intern perusahaan, atau
sumber eksternal seperti Pemerintah dan masyarakat.
7. Hasil evaluasi terhadap sistem pengendalian Intern perusahaan setiap
tahun dan evaluasi manajemen risiko pada organisasi/unit yang akan
diaudit.
8. Hasil evaluasi tahun lalu atas penerapan GCG pada organisasi/unit yang
akan diaudit.
9. Kebijakan-kebijakan yang telah diterbitkan oleh perusahaan setiap
tahunnya.
10. Temuan-temuan audit SPI tahun sebelumnya dan temuan audit Eksternal
Auditor.

Berdasarkan kajian dan pertimbangan terhadap beberapa hal diatas disusun


Usulan Program Kerja Pemeriksaan Tahunan (UPKPT) oleh Kepala Bagian
SPI dengan Kepala-Kepala Urusan beserta stafnya meliputi kegiatan yang
akan dilakukan, nama objeknya, jumlah personil yang akan ditugaskan,
jangka waktu setiap kegiatan, rencana dimulai dan selesai, anggaran biaya
serta rencana penerbitan laporannya.

Good Corporate Governance 2017 19


PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II
Satuan Pengawasan Intern

Usulan PKPT yang telah disusun, dibahas dengan Direktur Utama,


selanjutnya diusulkan menjadi Program Kerja Pemeriksaan Tahunan (PKPT)
dan disyahkan oleh Direktur Utama.
PKPT final yang telah mendapat pengesahan disampaikan tembusannya
kepada Komisaris/Komite Audit dan Direksi.

VI.2. Tahap Audit dan Evaluasi

1. Persiapan dan perencanaan audit.


Berdasarakan jadwal audit yang akan atau telah jatuh tempo
sebagaimana tercantum dalam Program Kerja Pemeriksaan Tahunan
(PKPT), Kepala SPI menetapkan personil tim yang akan ditugaskan
terdiri dari ketua tim dan anggota tim.
Penentuan personil dan jumlahnya disesuaikan dengan jenis dan tujuan
audit serta bidang kegiatan yang akan diaudit.
Ketua tim dan anggota yang telah ditunjuk, membuat persiapan dan
perencanaan audit meliputi kegiatan :

a. Audit Keuangan dan Operasional.

- Mengumpulkan dan menelaah data/informasi atas unit usaha


yang akan diaudit, yaitu Laporan Hasil Pemeriksaan tahun lalu,
termasuk temuan dan tindak lanjutnya, temuan Eksternal
Auditor dan laporan triwulan dari unit usaha yang bersangkutan
(jika ada).
- Mempelajari hasil evaluasi sistem pengendalian manajemen
tahun lalu, untuk menentukan sejauh mana sistem tersebut
dapat diandalkan dalam menetapkan luasnya audit.
- Mempelajari issue yang beredar mengenai unit yang akan
diaudit (jika ada).
- Menyusun audit program untuk setiap bidang kegiatan yang
akan diaudit, yang memuat secara rinci tujuan audit dan
langkah-langkah audit yang harus dilakukan.
- Menghitung anggaran waktu audit, tanggal dimulai dan selesai,
serta anggaran biayanya berdasarkan hasil
penelahaan/evaluasi infromasi, audit program dibandingkan
dengan PKPT.

Good Corporate Governance 2017 20


PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II
Satuan Pengawasan Intern

- Menyusun konsep Surat Tugas yang disampaikan kepada


Kepala SPI, dan setelah direviu diterbitkan Surat Tugas Final.

b. Audit Kepatuhan.

- Mengumpulkan dan menelaah data/informasi tentang Surat


Instruksi Direksi, Surat Edaran, kebijakan perusahaan,
peraturan perundang-undangan serta ketentuan yang
ditetapkan dan yang berlaku atas unit usaha yang akan diaudit,
yaitu Laporan Hasil Pemeriksaan tahun lalu termasuk temuan
dan tindak lanjutnya.
- Mempelajari hasil evaluasi ketaatan dan kepatuhan terhadap
seluruh ketentuan - ketentuan tahun lalu, untuk menentukan
sejauh mana ketentuan - ketentuan tersebut dapat diandalkan
dalam menetapkan luasnya audit.
- Mempelajari issue kepatuhan yang beredar mengenai unit yang
akan diaudit (jika ada).
- Menyusun audit program bidang kepatuhan yang akan diaudit,
yang memuat secara rinci tujuan audit dengan langkah –
langkah audit yang harus dilakukan.
- Menghitung anggaran waktu audit, tanggal dimulai sampai
dengan selesai.
- Menyusun konsep surat tugas yang disampaikan kepada kepala
SPI dan setelah di Reviu diterbitkan surat tugas final.

c. Audit Investigasi

Kepala SPI menunjuk personil khusus yang menguasai bidangnya


sesuai kasus yang dipermasalahkan, baik atas investigasi yang
telah direncanakan dalam PKPT maupun yang belum masuk PKPT
(non PKPT).
Persiapan dan perencanaan yang dilakukan oleh tim yang telah
ditunjuk meliputi kegiatan :
- Mempelajari dokumen/data kasus yang dipermasalahkan.
- Mempelajari peraturan/kepatuhan sehubungan dengan kasus
yang bersangkutan.
- Menyusun audit program.

Good Corporate Governance 2017 21


PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II
Satuan Pengawasan Intern

- Menghitung anggaran waktu, tanggal mulai dan selesai,


termasuk anggaran biayanya.
- Membuat konsep Surat Tugas yang disampaikan kepada
Kepala SPI dan selanjutnya diterbitkan Surat Tugas Final yang
ditanda tangani Direktur Utama.

d. Evaluasi Manajemen Risiko dan Penerapan GCG.

Tugas ini tergantung pada PKPT yang telah disusun, apakah


merupakan tugas yang berdiri sendiri dibuat dalam PKPT atau
melekat pada tugas audit rutin bidang keuangan dan operasional.
Apabila dianggap sudah termasuk dalam audit rutin, maka program
evaluasinya juga dibuat tersendiri.
Suatu hal yang perlu dipahami dalam penugasan ini adalah ruang
lingkup evaluasi, apakah evaluasi menyeluruh terhadap semua
Bagian, Group Unit Usaha, Unit Usaha atau berdiri sendiri. Hal ini
juga akan mempengaruhi jumlah personil, waktu dan anggaran
biayanya termasuk program evaluasinya.

2. Pelaksanaan Audit dan Evaluasi

a. Audit Keuangan dan Operasional.

Tim audit SPI melakukan pembicaraan pendahuluan dengan


pimpinan/manajer objek yang akan diaudit mengenai jenis dan
tujuan audit, jangka waktu audit serta meminta dukungan dalam
penyediaan data/dokumen demi kelancaran audit.
Selesai pembicaraan pendahuluan, selanjutnya Ketua Tim
membagi tugas personil audit sesuai bidang tugasnya masing-
masing, selanjutnya auditor melakukan identifikasi terhadap
kegiatan-kegiatan atas keuangan dan operasional.
Identifikasi ini mencakup transaksi, perkiraan, kegiatan fungsi dan
pertanggung jawaban keuangan untuk menentukan apakah :

- Unit kerja telah melaksanakan kegiatan pengendalian yang


berhasil guna.
- Unit kerja telah melaksanakan pencatatan dengan tepat atas
sumber daya, kewajiban dan operasi perusahaan.
- Laporan manajemen memuat data yang teliti, lengkap, dapat
dipercaya dan bermanfaat serta disajikan secara layak.

Good Corporate Governance 2017 22


PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II
Satuan Pengawasan Intern

Penilaian tentang daya guna dan kehematan dalam penggunaan


sarana yang tersedia. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan
apakah unit kerja yang dipemeriksaan telah mengelola atau
menggunakan sumber daya seperti uang, peralatan, barang,
personalia, dan sebagainya, yang tersedia secara berdaya guna
dan hemat.

Penilaian tentang hasil guna atau manfaat yang direncanakan dari


suatu kegiatan atau program. Penilaian ini meliputi apakah hasil
atau manfaat yang dicapai sampai saat pemeriksaan dari program
atau kegiatan yang ditetapkan telah dilaksanakan secara berhasil
guna, dengan mempertimbangkan :

- Kewajaran kriteria yang digunakan.


- Ketepatan metode pelaksanaan yang digunakan.
- Ketelitian dan kehandalan pelaksanaan prosedur.
- Hasil yang dicapai.
- Hambatan yang menyebabkan belum tercapainya suatu
kegiatan atau progam.

Dari hasil identifikasi ditetapkan temuan sementara yang


dituangkan dalam “Daftar Temuan Sementara”.
Berdasarkan hasil temuan sementara, selanjutnya dilakukan audit
yang lebih mendalam dengan membuat audit program baru atau
memperluas audit program sebelumnya.

Dengan berpedoman kepada audit program tersebut, dikumpulkan


data, dokumen dan informasi yang berkaitan dengan temuan
sementara dan selanjutnya dilakukan analisa, pengujian atau
evaluasi untuk memantapkan temuan hasil audit, sehingga dapat
diberikan suatu pendapat, kesimpulan serta rekomendasi
perbaikannya.
Temuan hasil audit harus objektif, jelas, ringkas, konstruktif,
lengkap dan harus memenuhi 5 (lima) atribut temuan yaitu :

- Kondisi yaitu, fakta atau kejadian penyimpangan yang terjadi.


- Kriteria yaitu, kondisi atau kegiatan yang seharusnya
berdasarkan peraturan atau standar yang ditetapkan.

Good Corporate Governance 2017 23


PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II
Satuan Pengawasan Intern

- Penyebab yaitu, hal yang menyebabkan kondisi tidak sesuai


dengan kriteria.
- Akibat yaitu dampak yang terjadi yang disebabkan ketidak
sesuaian antara kondisi dan kriteria.
- Rekomendasi yaitu saran yang dapat dan harus dilaksanakan
untuk menghilangkan penyebab atau meminimalkan kerugian
atau mengembalikan kondisi sesuai dengan kriteria.

Setiap temuan hasil audit harus dibahas bersama dengan ketua tim
sebelum dibahas dengan pimpinan objek yang diaudit dan
kemudian dituangkan dalam daftar temuan audit final.
Sejak audit dimulai sampai berkahir, seluruh program audit yang
dilaksanakan harus dituangkan dalam Kertas Kerja Pemeriksaan
(KKP).

b. Audit Kepatuhan.

Tim audit SPI melakukan pembicaraan pendahuluan dengan


Pimpinan/Manajer Unit (objek pemeriksaan) yang akan diaudit
mengenai jenis dan tujuan audit, jangka waktu audit serta meminta
dukungan dalam penyediaan data/dokumen demi kelancaran audit.
Selesai pembicaraan pendahuluan, selanjutnya auditor melakukan
identifikasi terhadap kegiatan atas kepatuhan pada peraturan
perundang-undangan.
Identifikasi ini mencakup ketaatan untuk menentukan apakah :
- Unit kerja telah mematuhi peraturan perundang undangan, yaitu
semua peraturan yang berlaku dari yang tinggi sampai yang
rendah.
Dari hasil identifikasi ditetapkan dalam daftar Temuan Sementara.
Berdasarkan hasil temuan sementara, selajutnya dilakukan audit
yang lebih mendalam dengan membuat audit program baru atau
memperluas audit program sebelumnya.
Dengan berpedoman kepada audit program kepatuhan,
dikumpulkan data, dokumen dan informasi yang berkaitan dengan
temuan sementara dan selanjutnya dilakukan analisa, pengujian

Good Corporate Governance 2017 24


PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II
Satuan Pengawasan Intern

atau evaluasi untuk menetapkan temuan hasil audit, sehingga


dapat diberikan suatu pendapat, kesimpulan serta rekomendasi
perbaikannya.

c. Audit Investigasi

Sebelum melakukan audit, Auditor melakukan pembicaraan


pendahuluan dengan pimpinan objek yang diaudit tentang
jenis/tujuan audit, dan bidang-bidang yang terkait dengan kasus
yang diaudit, selanjutnya Tim Audit Investigasi mengumpulkan
dokumen, data dan informasi yang berkaitan dengan kasus yang
dipermasalahkan dengan mengacu kepada program audit yang
telah dibuat. Data/dokumen dan informasi yang telah dikumpulkan,
dianalisa dan diuji dengan membandingkannya dengan
ketentuan/peraturan yang terkait untuk membuktikan benar
tidaknya kasus tersebut.
Apabila tidak terdapat indikasi penyimpangan, maka audit dapat
dihentikan, kemudian disusun laporannya, tetapi jika ada indikasi
penyimpangan, maka audit harus diperdalam sehingga dapat
ditetapkan jenis penyimpangan yang dilakukan, modus
operandinya, karyawan yang terlibat, unsur memperkaya diri sendiri
atau orang lain serta jumlah kerugian yang ditimbulkan.
Seluruh proses kegiatan pelaksanaan audit harus
didokumentasikan dalam Kertas Kerja Pemeriksan (KKP), yang
diberi nomor secara sistematis dan direviu secara berjenjang.

d. Evaluasi Manajemen Risiko dan Penerapan GCG

- Evaluasi Manajemen Risiko

Tim melakukan evaluasi atau penilaian atas kecukupan


manajemen risiko dan pengendalian risiko, baik evaluasi
secara menyeluruh dari Kantor Direksi sampai kepada Kantor
Unit Pelaksana atau evaluasi yang berdiri sendiri terhadap
masing-masing Bagian, Group Unit Usaha, dan unit Usaha.

Good Corporate Governance 2017 25


PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II
Satuan Pengawasan Intern

Evaluasi yang dilakukan oleh Tim mencakup beberapa aspek :

 Perumusan manajemen tentang kegiatan usaha/transaksi


yang mengandung risiko.
 Kriteria mengenai risiko dan cara pemantauan risiko
signifikan yang dapat dikategorikan dalam lingkup
manajemen risiko.
 Evaluasi secara berkala yang dilakukan manajemen
terhadap prosedur dan metodologi yang digunakan untuk
pengukuran risiko.
 Cara manajemen memperlakukan risiko seperti
menghindari risiko, memindahkan risiko atau
meminimalkan risiko.

Dari hasil evaluasi, maka Tim merumuskan kelemahan-


kelemahan dan penyempurnaan terhadap prosedur dan
metodologi yang digunakan manajemen untuk
mengidentifikasi-kan, mengukur dan mengendalikan risiko
pada perusahaan.

- Evaluasi Penerapan GCG


Evaluasi terhadap penerapan GCG juga dapat dilakukan
secara menyeluruh atau berdiri sendiri atas Bagian, Group Unit
Usaha dan Unit Usaha. Tim harus merumuskan indikator dan
parameter yang akan dinilai mencakup beberapa aspek antara
lain :
 Pemegang saham/RUPS
 Komisaris
 Direksi
 Sekretaris Perusahaan
 Satuan Pengawasan Intern
 Komite Audit
 Sistem Pengendalian Intern dan Manajemen Risiko
 Pengungkapan Informasi
 Etika Korporasi
 Stakeholder lainnya.

Good Corporate Governance 2017 26


PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II
Satuan Pengawasan Intern

Berkaitan dengan aspek tersebut diatas, Tim memeriksa


dokumen yang diperlukan untuk menguji pemenuhan indikator
dan parameter yang telah dirumuskan, sehingga dapat
diidentifikasikan area-area yang memerlukan perbaikan dan
rekomendasinya.

3. Pembahasan Temuan Hasil Audit

a. Temuan Audit Keuangan dan Operasional

Temuan hasil audit disampaikan kepada Pimpinan Unit yang


diaudit secara tertulis dan dibahas bersama untuk
mendapatkan persamaan persepsi mengenai permasalahan
yang diungkapkan meliputi kondisi, kriteria, penyebab,
akibat dan rekomendasi. Apabila temuan audit menurut
pertimbangan professional ketua tim mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap perusahaan maka temuan tersebut
harus dibicarakan terlebih dahulu dengan Kepala SPI atau
sampai kepada Direksi (jika dianggap perlu), sebelum
pembahasan temuan dengan Pimpinan Unit yang diaudit
dan adanya persetujuan atas temuan dan rekomendasi
maka dibuat Berita Acara Kesepakatan Tindak Lanjut yang
ditanda tangani oleh Pimpinan Unit yang diaudit dan ketua
tim audit.
Berita Acara Kesepakatan Tindak lanjut berisi pernyataan
kesanggupan Pimpinan Unit yang diaudit untuk
melaksanakan rekomendasi yang disampaikan.
Rekomendasi yang disampaikan hendaknya berupa
tindakan yang dapat dilaksanakan. Untuk temuan audit yang
tidak memenuhi atribut temuan, tetap dikomunikasikan
kepada Pimpinan unit yang diaudit, namun disajikan sebagai
hal-hal yang harus diperhatikan.

Good Corporate Governance 2017 27


PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II
Satuan Pengawasan Intern

b. Temuan Audit Kepatuhan

Temuan hasil audit disampaikan kepada Pimpinan Unit yang


diaudit secara tertulis dan dibahas bersama untuk
mendapatkan persamaan persepsi mengenai permasalahan
yang diungkapkan meliputi kondisi, kriteria, penyebab,
akibat dan rekomendasi. Apabila temuan audit menurut
pertimbangan professional ketua tim mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap perusahaan maka temuan tersebut
harus dibicarakan terlebih dahulu dengan Kepala SPI atau
sampai kepada Direksi (jika dianggap perlu), sebelum
pembahasan temuan dengan Pimpinan Unit yang diaudit
dan adanya persetujuan atas temuan dan rekomendasi
maka dibuat Berita Acara Kesepakatan Tindak Lanjut yang
ditanda tangani oleh Pimpinan Unit yang diaudit dan ketua
tim audit.

Berita Acara Kesepakatan Tindak lanjut berisi pernyataan


kesanggupan Pimpinan Unit yang diaudit untuk
melaksanakan rekomendasi yang disampaikan.
Rekomendasi yang disampaikan hendaknya berupa
tindakan yang dapat dilaksanakan. Untuk temuan audit yang
tidak memenuhi atribut temuan, tetap dikomunikasikan
kepada Pimpinan unit yang diaudit, namun disajikan sebagai
hal-hal yang harus diperhatikan.
c. Temuan Audit Investigasi

Temuan audit investigasi dituangkan dalam Berita Acara


pada saat pelaksanaan audit yang ditanda tangani karyawan
yang terlibat. Apabila penyimpangan yang terjadi
mengakibatkan penyetoran uang kembali ke kas
perusahaan, maka pada saat pembahasan harus dibuat
Surat Keterangan Tangung jawab Mutlak (SKTM) yang
berisi pernyataan kesanggupan karyawan yang terlibat
untuk menyetorkan kembali dan jaminan penyetoran (bila

Good Corporate Governance 2017 28


PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II
Satuan Pengawasan Intern

perlu) yang diketahui/ditandatangani juga oleh Pimpinan


Unit karyawan yang terlibat.

d. Temuan Hasil Evaluasi Manajemen Risiko dan Penerapan


GCG

Temuan hasil evaluasi dibahas oleh Tim dengan Piminan


Unit yang dievaluasi, namun harus dibedakan atau
dipisahkan kewajiban tindak lanjut perbaikan yang menjadi
tanggung jawab Pimpinan Unit dan tanggung jawab Kantor
Direksi. Dalam hal tindak lanjut menjadi tanggung jawab unit
harus disertai pernyataan kesanggupan dari unit yang
bersangkutan untuk menindaklanjuti.

Pelaporan Hasil Audit

Dari hasil pembahasan temuan hasil audit keuangan dan


operasional dengan Pimpinan Unit yang diaudit, disusun
laporan hasil audit dengan penyajian sebagai berikut :

a. Memuat temuan dan kesimpulan audit secara objektif serta


rekomendasi tindak lanjut yang konstruktif.
b. Juga memuat hal-hal yang masih merupakan masalah
yang belum dapat diselesaikan sampai dengan
berakhirnya audit.
c. Dalam hal terdapat perbedaan antara Pimpinan Unit yang
diperiksa dengan auditor atas temuan hasil audit, maka
pendapat keduanya harus diungkapkan dalam laporan.
Laporan hasil audit harus dapat dipertanggung jawabkan,
sehingga :

- Konsep laporan hasil audit yang disusun harus


berdasarkan dan didukung dengan KKP yang telah direviu.
- Konsep hasil laporan hasil audit harus direviu secara
berjenjang ke atas.

Dalam hal jika dianggap perlu, konsep laporan yang telah


disusun dibicarakan lebih dahulu dengan Direksi sebelum
laporan final diterbitkan.

Good Corporate Governance 2017 29


PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II
Satuan Pengawasan Intern

Laporan hasil audit disampaikan kepada Direksi dan


Komisaris/komite Audit jika ada permintaan tertulis dari
komisaris kepada Direksi. Berdasarkan laporan hasil audit yang
disampaikan kepada Direksi, dibuat memo atau surat
Penegasan Temuan dan Tindak Lanjut yang harus dilakukan
dan disampaikan kepada Pimpinan Unit yang diaudit bersama
Laporan Hasil Audit.

Laporan hasil audit invetigasi disusun dalam bentuk surat,


apabila tidak terbukti adanya penyimpangan/penyalahgunaan,
tetapi apabila terbukti ada penyimpangan /penyalahgunaan
maka laporan disusun dalam bentuk Bab.

Laporan bentuk panjang (Bab) harus menyajikan dengan jelas


jenis penyimpangan yang dilakukan, ketentuan yang dilanggar,
modus operandinya, jenis kerugian, unsur memperkaya diri
sendiri atau orang lain dan karyawan yang terlibat serta tindak
lanjut (jika ada) serta sanksi yang harus dikenakan.
Khusus untuk audit investigasi laporan hasil audit tidak
disampaikan kepada Pimpinan unit yang diaudit, namun
langsung disampaikan kepada Direktur Utama.

Hasil penilaian manajemen risiko dan penerapan GCG dapat


digabung dalam Laporan Hasil Audit Keuangan dan
Operasional dalam Bab sendiri, tergantung dari kebijakan yang
telah ditetapkan.
Jika penilaian/evaluasi dilakukan secara menyeluruh dari
Kantor Direksi sampai dengan Kantor Unit Usaha dan
mencakup seluruh aspek maka laporannya dibuat tersendiri.
Laporan harus menyajikan hal-hal yang sudah baik atau
mendekati praktek yang baik dan juga memuat hal-hal yang
memerlukan perbaikan disertai rekomendasinya.
Laporan hasil penilaian/evaluasi disampaikan kepada Direktur
Utama dengan tembusan kepada Komite Audit jika diwajibkan.

4. Monitoring Tindak Lanjut

Good Corporate Governance 2017 30


PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II
Satuan Pengawasan Intern

Agar merekomendasi yang dimuat dalam laporan hasil audit


mencapai tujuan, SPI perlu memantau/memonitor tindak lanjut
yang dilakukan oleh Pimpinan Unit yang diaudit. Langkah-
langkah dalam melaksanakan monitoring tindak lanjut.

a. Menagih/meminta pernyataan pelaksanaan tindak lanjut


berikut bukti pendukungnya dari Pimpinan Unit penanggung
jawab kegiatan melalui surat.
b. Menegaskan kembali rekomendasi dalam hal tindak lanjut
yang diusulkan belum dilaksanakan atau belum tuntas
dilaksanakan.
c. Mencatat pelaksanaan tindak lanjut dalam buku monitoring
tindak lanjut.

Buku monitoring tindak lanjut dibuat oleh pimpinan SPI untuk


memonitor janji pelaksanaan tindak lanjut oleh pimpinan unit.

5. Penyusunan Audit Program

Audit program adalah rangkaian/urutan kegiatan atau langkah-


langkah audit yang sistematis yang harus dilakukan untuk
mencapai tujuan. Audit program dibuat pada saat perencanaan
dan saat penyusunan audit yang lebih mendalam.
Untuk mendapatkan hasil audit yang berkualitas, maka
penyusunan audit program harus memenuhi syarat sebagai
berikut :
a. Harus memuat tujuan dan ruang lingkup audit dengan jelas.
b. Setiap langkah kerja berbentuk instruksi mengenai
pekerjaan yang harus dilakukan auditor.
c. Setiap langkah kerja harus mendeteksi kemungkinan
adanya pemborosan, kesalahan, penyelewengan atau
perbuatan yang melanggar hukum.
d. Audit program yang disusun harus lengkap dan
menyeluruh, terarah dan harus dapat diimplementasikan.
e. Penyusunan audit program harus memperhatikan hasil
evaluasi pengendalian Intern.

Good Corporate Governance 2017 31


PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II
Satuan Pengawasan Intern

Audit program disusun oleh anggota tim, kemudian direviu oleh


Ketua Tim dan Kepala SPI.

6. Pembuatan Kertas Kerja Pemeriksaan

Kertas Kerja Pemeriksaan (KKP) adalah dokumen yang


memuat data, catatan pembuktian yang dikumpulkan oleh
auditor selama berlangsungnya audit sampai tahap pelaporan.
Kertas Kerja Pemeriksaan (KKP) ini merupakan cerminan dari
pelaksanaan audit program yang harus memenuhi syarat :

a. Harus memuat data penting yang lengkap, kompeten,


relevan, singkat dan padat.
b. Harus memiliki bentuk formal yang memuat
catatan/dokumentasi pelaksanaan audit yang benar-benar
bermanfaat dengan tujuan yang jelas.
c. Sistematis dan rapi serta mudah dibaca dan diikuti dengan
seksama.
d. Bebas dari kesalahan fakta, perhitungan atau kesalahan
pendapat/simpulan serta tidak membiarkan adanya hal-hal
yang meragukan atau pertanyaan yang tidak terjawab.
e. Memuat identifikasi yang jelas mengenai obyek yang
diaudit, uraian hasil audit, tanda tangan auditor dan paraf
dan paraf reviu oleh atasan dari auditor.

VI.3. Laporan Kegiatan SPI

Hasil-hasil pelaksanaan kegiatan SPI harus dilaporkan untuk memberikan


gambaran tentang pelaksanaan tugas-tugas SPI yang telah, sedang dan
yang akan dilaksanakan. Laporan yang dibuat oleh SPI terdiri dari laporan
bulanan, laporan triwulan dan tahunan sebagai berikut :

1. Laporan Kegiatan Bulanan


Laporan bulanan menyajikan kegiatan bulanan yang memuat :
a. Perkembangan per objek audit pada bulan yang bersangkutan.
b. Jumlah laporan hasil audit yang diterbitkan pada bulan yang
bersangkutan.

Good Corporate Governance 2017 32


PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II
Satuan Pengawasan Intern

Dalam laporan yang disusun harus dibedakan antara kegiatan PKPT


dan Non PKPT.
Laporan disusun oleh Kepala Urusan dan setelah ditanda tangani
Kepala SPI, disampaikan kepada Direksi dengan tembusan Komite
Audit.

2. Laporan Triwulan Pelaksanaan PKPT

Berdasarkan laporan kegiatan bulanan atau pelaksanaan tugas yang


berdasarkan PKPT maupun Non PKPT, Kepala SPI membuat laporan
triwulan. Laporan yang dibuat mencakup data yang bersifat kuantitatif
maupun kualitatif, yaitu :

a. Laporan Triwulan Hasil Pemeriksaan yang bersifat kuantitatif.

- Laporan Hasil Pemeriksaan yang diterbitkan.


Dalam periode pelaporan disajikan jumlah laporan hasil
pemeriksaan yang diterbitkan berdasarkan PKPT maupun Non
PKPT secara kumulatif dari awal tahun.

- Perbandingan Penerbitan Laporan Hasil Audit denganPKPT


Dalam periode pelaporan disajikan laporan hasil pemeriksaan
yang diterbitkan secara kumulatif termasuk hasil evaluasi GCG
dan Manajemen Risiko dibandingkan dengan rencana
penerbitan laporan sesuai dengan PKPT, disertai uraian tidak
tercapainya PKPT.

b. Laporan Triwulan yang bersifat kualitatif.

Laporan Triwulan yang bersifat kualitatif memuat hasil temuan


audit, rekomendasi dan tindak lanjut yang telah dilaksanakan atas
setiap Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) yang diterbitkan.
Laporan Triwulan tersebut ditanda tangani oleh Kepala SPI dan
disampaikan kepada Direksi dengan tembusan Komite Audit.

Good Corporate Governance 2017 33


PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II
Satuan Pengawasan Intern

3. Laporan Tahunan Bagian SPI

Setiap akhir tahun Kepala Bagian SPI membuat laporan hasil


pelaksanaan tugas Bagian SPI dalam (1) satu tahun. Laporan tahunan
ini memuat data mengenai :

a. Realisasi Penerbitan Laporan Hasil Pemeriksaan.

Laporan ini memuat jumlah laporan hasil pemerikaan yang


diterbitkan dalam tahun yang bersangkutan termasuk hasil evaluasi
GCG dan penilaian manajemen risiko dan perbandingannya
dengan PKPT dan dengan jumlah laporan hasil audit yang
diterbitkan tahun sebelumnya.

b. Pedoman Pelaksanaan Pengawasan.

Dalam laporan ini dilaporkan pedoman-pedoman audit yang dimiliki


SPI dalam melaksanakan tugas-tugasnya.

c. Jumlah Tenaga SPI dan Realisasi Anggaran SPI

Dalam bagian ini dilaporkan jumah tenaga/Auditor SPI yang ada,


baik pada awal tahun maupun pada akhir tahun, termasuk
kualifikasinya, serta jumlah realisasi biaya SPI dibandingkan
anggarannya disertai penjelasan yang diperlukan.

d. Pendidikan dan Pelatihan.

Dalam bagian ini dilaporkan secara singkat dan jelas mengenai


pelaksanaan pendidikan dan pelatihan bagi auditor SPI (jika ada)
yang memuat antara lain :
- Jenis pendidikan dan latihan yang dilaksanakan.
- Jumlah auditor yang mengikuti pendidikan dan pelatihan.
- Lamanya pendidikan dan pelatihan.
- Hasil-hasil yang dicapai.

Good Corporate Governance 2017 34


PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II
Satuan Pengawasan Intern

BAB VII
PENUTUP

PT. Perkebunan Nusantara II menyadari pentingnya pengendalian Intern


(Intern control). Pengendalian yang efektif membantu perusahaan dalam
peningkatan kinerja, mencegah kecurangan dan penyajian laporan keuangan
yang dapat diandalkan, serta mendorong keberhasilan penerapan Good
Corporate Governance.

Pentingnya pengendalian Intern dan adanya Satuan Pengawasan Intern


diatur dalam SK Menteri BUMN Nomor KEP-117/M-MBU/2002 tanggal 13 Juli
2002, pasal 11 (1) yang menyebutkan bahwa “Direksi harus menetapkan
suatu sistem pengendalian Intern yang efektif untuk mengamankan investasi
dan asset BUMN” dan UU BUMN Nomor 19 tahun 2003 tanggal 19 Juni 2003
juga telah mewajibkan BUMN untuk membentuk unit pengendalian Intern.

Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor : PER-


01/MBU/2011. Tentang : Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik
(Good Corporate Gevernance) pada badan usaha milik negara.

Keberadaan fungsi Satuan Pengawasan Intern dalam PTPN II


menjamin efektivitas pengendalian intern dan merupakan mitra strategis
dalam penyempurnaan kegiatan pengelolaan perusahaan serta mendorong
penerapan proses governance. Agar fungsi audit Intern yang dilaksanakan
oleh SPI dapat berjalan optimal sesuai kualitas yang diharapkan, maka SPI
perlu dilengkapi dengan suatu pedoman yang disebut Pedoman Pengawasan
Intern (Intern Audit Charter).

Pedoman Pengawasan Intern disusun berdasarkan analisis dan


pertimbangan professional sesuai dengan kebutuhan, karakteristik, aturan
organisasi, ketentuan-ketentuan peraturan perundang-undangan, standard
dan kode etik yang harus dipatuhi SPI. Perubahan pedoman pengawasan
intern di kemudian hari sangat tergantung pada kebutuhan dan ketentuan
yang mendasarinya

Good Corporate Governance 2017 35

Anda mungkin juga menyukai