M PDF

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 6

RANCANG BANGUN PENGATURAN KECEPATAN KONVEYOR UNTUK SISTEM

SORTIR BARANG
( SOFTWARE )

Mardika Aji Setya Pratama1 , Epyk Sunarno, SST. MT.2 , M. Safrodin, B.Sc, MT.3
1
Mahasiswa D3 Jurusan Teknik Elektro Industri
2
Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri
3
Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri
Politeknik Elektronika Negeri Surabaya – ITS
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111
Email: mardikapratama@yahoo.co.id

Abstrak
Proses penempatan barang (proses packing dan sortir) pada industri masih banyak menggunakan konveyor
yang berfungsi hanya untuk satu objek saja karena karakteristik objek yang berbeda, sehingga ketika satu
konveyor rusak maka konveyor lain tidak dapat menggantikan, hal tersebut sangat tidak efisien. Berdasarkan
perbedaan berat, sebuah konveyor dapat dipakai untuk beberapa objek. Metode yang digunakan dalam tugas
akhir ini adalah metode timbangan digital yang dikontrol dengan mokrokontroler. Sensor load cell digunakan
untuk sensor berat, kemudian rangkaian buck converter digunakan sebagai rangkaian driver dari motor DC
dan rangkaian minimum sistem ATMega16 digunakan sebagai rangkaian driver solenoid valve. Sensor
mengambil data sebuah objek yang telah ditimbang, lalu data tersebut diolah oleh ADC internal
mikrokontroler kemudian diproses untuk memerintahkan relay dari solenoid valve agar bekerja, sehingga
pneumatic juga akan bekerja dengan mendorong benda sesuai beratnya. Alat ini dapat menimbang dan
memilah barang dalam satuan detik dengan ketelitian mencapai 75%. Hasil dari sistem sortir ini masih
banyak dipengaruhi oleh konstruksi mekanik konveyor. Besar kecilnya nilai penimbangan dipengaruhi oleh
ketebalan belt konveyor dalam proses penimbangan, sehingga mempengaruhi ketepatan pneumatic saat
mendorong barang.

Kata Kunci : Mikrokontroler ATMega16, Load cell, PWM

I. PENDAHULUAN dengan beratnya. Pada konveyor kedua ini


Proses produksi di industri khususnya kecepatan motor dapat diatur menggunkan kontrol
proses sorting, diperlukan optimasi baik dari PWM ( Pulse Width Modulation ). Rangkaian
kinerja dan hasil produksinya, sehingga diperoleh minimum sistem mikrokontroler sebagai kontrol
efisiensi kerja yang maksimal. Dalam proses untuk rangkaian driver dari load cell, motor dc,
packing dan sortir barang, masih banyak industri dan solenoid valve. Sistem monitoring
yang menggunakan konveyor yang berfungsi menggunakan komunikasi serial RS232 pada
hanya untuk satu barang saja karena karakteristik mikrokontroler ATMEGA16 dengan
obyek yang berbeda, sehingga ketika satu pemrograman pada Microsoft Visual Studio 2008
konveyor rusak maka konveyor lain tidak dapat dan Code Vision AVR.
menggantikan, hal tersebut sangat tidak efisien.
Oleh karena itu diperlukan suatu sistem konveyor II. DASAR TEORI
untuk proses sorting barang yang bermacam- 2.1 Analog to Digital Converter
macam beserta monitoring yang dapat memantau ADC mengkonversi suatu tegangan
kinerja dari sistem tersebut. input analog ke 8-bit nilai digital secara
Pada proyek akhir ini, dibuat alat berurutan. Nilai minimum mendekati GND dan
berupa konveyor belt yang dilengkapi dengan nilai maksimum mendekati tegangan pada pin
sensor berat yaitu load cell, solenoid valve yang minus AREF 1 LSB. ADC mengkonversi suatu
dilengkapi dengan pusher, dan motor dc sebagai tegangan input analog ke 8-bit nilai digital secara
penggeraknya. Konveyor yang dibuat ada dua berurutan. nilai minimum mendekati GND dan
buah. Pada konveyor pertama digunakan sebagai nilai maksimum mendekati tegangan pada pin
konveyor pengumpan barang, yang dilengkapi minus AREF 1 LSB. dapat dipilih, AVCC atau
dengan load cell, sedangkan pada konveyor kedua 2.56V referensi tegangan internal mungkin
merupakan tempat sortir barang, dimana terdapat dihubungkan pada Pin AREF dengan penulisan
empat buah pusher yang digunakan untuk pada Pin Bit REFSN Register ADMUX. referensi
mendorong barang yang dikelompokkan sesuai tegangan internal bisa dipisah secara external.
kapasitor pada Pin AREF meningkatkan imunitas
noise.

2.2 Komunikasi Serial


Komunikasi data secara serial terdapat
dua cara, yaitu komunikasi data serial secara
sinkron dan komunikasi data serial secara
asinkron. Pada komunikasi data serial sinkron,
clock dikirim bersama-sama dengan data serial,
sedangkan komunikasi data serial asinkron, clock Gambar 2.2 Bentuk fisik sensor load cell
tidak dikirimkan bersama data serial tetapi
dibangkitkan secara sendiri-sendiri pada sisi Sebuah load cell terdiri dari konduktor,
pengirim dan sisi penerima. strain gauge, dan wheatstone bridge. Berikut ini
beberapa penjelasan mengenai definisi load cell.
Tegangan keluaran dari sensor Load Cell sangat
kecil, sehingga untuk mengetahui perubahan
tegangan keluaran secara linier dibutuhkan
rangkaian penguat instrumen. Dalam hal ini
digunakan IC amplifier instrumen INA 125 yang
memang dibuat khusus untuk menguatkan
Gambar 2.1 Konektor serial DB-9 pada komputer tegangan keluaran yang sangat kecil hungga
kurang dari satuan milivolt, salah satunya sensor
Pada komputer, komunikasi serial Load Cell, hingga ukuran tegangan dalam satuan
termasuk jenis asinkron. Komunikasi data ini milivolt. Gambar rangkaian dapat dilihat pada
dikerjakan oleh UART (Universal Asynchronous Gambar 2.8. Agar tegangan dapat terukur secara
Receiver / Transmiter). IC UART dibuat khusus linier digunakan penguatan sebesar 1000 kali.
untuk mengubah data paralel menjadi data serial
dan menerima data serial yang kemudian diubah 2.4 CodeVision AVR
kembali menjadi data paralel. Konfigurasi PORT Codevision AVR Merupakan suatu
serial adalah sebagai berikut. software yang digunakan dalam proses penulisan
program yang nantinya akan di downloadkan ke
IC mikrokontroler ATmega 16. Pemrograman
PIN NAME DIRECTION DESCRIPTION
yang digunakan untuk mengisi program pada
1 CD  Carrier Detect
2 RXD  Receive Data mikrokontroler ini adalah CodeVision AVR dan
3 TXD  Transmit Data bahasa pemrograman yang digunakan yaitu
4 DTR  Data Terminal Ready bahasa C. Pada CodeVision AVR ini bisa
5 GND --- System Ground ditentukan port-port dari mikrokontroler AVR
6 DSR  Data Set Ready
yang berfungsi sebagai input maupun output, serta
7 RTS  Request to Send
8 CTS  Clear to Send bisa juga ditentukan tentang penggunaan fungsi-
9 RI  Ring Indicator fungsi internal dari AVR. Sebelum menentukan
port-port dan fungsi-fungsi internal yang akan
Tabel 2.1 Konfigurasi pin dan deskripsi sinyal digunakan, harus ditentukan terlebih dahulu tipe
konektor DB-9 mikrokontroler yang akan dipakai. Masing
masing mikrokontroler mempunyai perbedaan
2.3 Sensor Load Cell dalam fungsi-fungsi internal. Gambar dibawah ini
Load cell adalah komponen utama pada merupakan tampilan awal dari software
sistem timbangan digital. Tingkat keakurasian CodeVision AVR ketika dijalankan.
timbangan bergantung dari jenis load cell yang
dipakai. Sensor load cell apabila diberi beban
pada inti besi maka nilai resistansi di strain
gaugenya akan berubah yang dikeluarkan melalui
empat buah kabel. Dua kabel sebagai eksitasi dan
dua kabel lainnya sebagai sinyal keluaran ke
kontrolnya. Gambar 2.2 dibawah adalah bentuk
fisik dari sensor load cell.

Gambar 2.3 Tampilan utama program


CodeVision AVR
Dalam proses pembuatan program 3.2 Perencanaan input / output
menggunakan software ini, terdapat proses
compiler yang fungsinya adalah untuk Tabel 3.1 Konfigurasi pin-pin pada ATMega 16
mengetahui apakah program tersebut sudah benar yang digunakan
(tidak ada error). Jika terjadi error, maka secara
otomatis kesalahan tersebut bisa langsung PORT BIT INPUT/OUTPUT KETERANGAN
diketahui. Sedangkan untuk proses download
PORTA 0 Input ADC load cell
program ke mikrokontroler, program ini
1 - -
kompatibel dengan sistem download secara ISP 2 - -
(In-System Programing). 3 - -
4 - -
III. PERENCANAAN DAN PEMBUATAN 5 - -
ALAT 6 - -
7 - -
3.1 Konfigurasi sistem secara umum PORTB 0 - -
Secara umum sistem kerja dari proses 1 - -
sortir barang ini adalah menimbang berat barang 2 - -
dan disortir berdasarkan pengelompokan 3 Output PWM
beratnya. Proses sortir dilakukan oleh pneumatic 4 Output Relay 1
5 Output Relay 2
dengan cara mendorong benda ke dalam kotak 6 Output Relay 3
sortir. Pada bagian input terdiri dari sensor load 7 Output Relay 4
cell untuk menimbang berat barang dan sensor PORTC 0 Output RS LCD
phototransistor untuk mendeteksi barang yang 1 Output RW LCD
lewat di konveyor. Kami menggunakan 2 Output Enable LCD
3 - -
mikrokontroler ATMega 16 sebagai kontrol. Pada
4 Output Data LCD
bagian output terhubung pada driver motor DC, 5 Output Data LCD
relay yang menggerakkan pneumatic, dan LCD 6 Output Data LCD
2x16 untuk display berat barang dan kecepatan 7 Output Data LCD
motor serta terhubung ke komunikasi serial PORTD 0 - -
RS232 untuk melihat interface pada komputer. 1 - -
2 Input Rotary Encoder
Sebagai kendali utama pada sistem ini 3 Output Phototransistor 1
adalah sensor berat, sensor berat yang digunakan 4 Output Phototransistor 2
adalah load cell. Fungsinya adalah untuk 5 Output Phototransistor 3
mengetahui berat barang yang akan disortir. 6 Output Phototransistor 4
Keluaran dari load cell ini berupa tegangan yang 7 - -
nilainya sangat kecil dalam satuan milivolt,
sehingga perlu dikuatkan dengan rangkaian Pada tugas akhir ini sebelum membuat program
operational amplifier. Blok diagram dari sebagai kontrol sistem, maka perlu dibuat
perencanaan ini dapat dilihat pada Gambar 3.1 di flowchart sistem untuk mempermudah proses
bawah ini. pembuatan program.

Start
LOAD ADC DRIVER
CELL
Inisialisasi I/O
MOTOR
KONVEYOR

PHOTO
TRANSISTOR KOMPRESOR
Input Load Cell
KONTROLER

SOLENOID
PNEUMATIC
VALVE
ADC
ROTARY
ENCODER
LCD
Y
Berat==1 && PT==1 Solenoid valve 1 ON

RS 232
N
A B
KOMPUTER
Gambar 3.1 Blok diagram sistem
A B DESIRED RG () NEAREST 1%
GAIN (V/V) RG VALUE ()
20 3750 3740
50 1304 1300
Berat==2 && PT==2
Y
Solenoid valve 2 ON
100 625 619
200 306 309
500 121 121
N
1000 60 60,4
2000 30 30,1
Y 10000 6 6,04
Berat==3 && PT==3 Solenoid valve 3 ON

Nilai penguatan dari peguatan (gain) dari load cell


N
ditentukan dari besarnya tahanan variabel yang
dipasang, sesuai dengan rumus.
Berat==4 && PT==4
Y
Solenoid valve 4 ON 60k
G=4+ . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (3.1)
RG
N
3.4 Perencanaan Program ADC
Pada mikrokontroler ATMega 16
mempunyai fitur berupa internal ADC yang
Gambar 3.2 Flowchart sistem digunakan untuk mengonversi data analog dari
masukan sensor berat berupa nilai tegangan
3.3 Perencanaan Sensor Load Cell menjadi data digital dalam bentuk heksadesimal.
Keluaran dari sensor load cell terdiri Sistem ADC internal pada mikrokontroler
dari empat kabel yang berwarna merah, hitam, ATMega 16 memiliki pin catu daya tersendiri,
biru, dan putih. Kabel merah merupakan input yaitu pin AVCC dan pin untuk tegangan referensi
tegangan sensor dan kabel hitam merupakan input yaitu pin AREF. Dengan menggunakan sistem
ground pada sensor. Tegangan input dari sensor konversi differential input untuk mendapatkan
ini maksimal sebesar 18 volt. Kabel warna biru / hasil konversi ADC sebesar 8 bit maka dapat
hijau merupakan output positif dari sensor dan ditentukan hasil konversi ADC melaui rumus
kabel putih adalah output ground dari sensor. sebagai berikut ini.
Output sensor load cell berupa tegangan. Nilai
tegangan output dari sensor ini sekitar 1 mV. Vin x 256
Gambar 3.3 adalah konfigurasi kabel dari sensor ADC = . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (3.2)
Vref
load cell.
Proses pengaturan mode dan cara kerja ADC
dapat dilakukan melaui pengaturan nilai register
ADMUX, ADCSRA, ADCH, dan SFIOR.
Kesemuanya itu dapat diatur dan disetting
menggunakan CodeVision AVR. Penggunaan
ADC dalam tugas akhir ini adalah untuk
membaca tegangan output dari sensor load cell
dengan perintah.

CH0=read_adc(0);
CH1=(float) (CH0*0.024509803);
sprintf(buff,"W=%1.1fkg",CH1);
lcd_gotoxy(0,0);
lcd_puts(buff);
Gambar 3.3 Konfigurasi kabel sensor load cell

Tabel 3.2 Nilai penguatan sesuai dengan nilai


resistor variabel

DESIRED RG () NEAREST 1%


GAIN (V/V) RG VALUE ()
4 NC NC
5 60k 60,4k
10 10k 10k
IV. PENGUJIAN DAN ANALISIS 4.3 Pengujian Sensor Load Cell
4.1 Pengujian ADC internal
Tabel 4.3 Data hasil pengujian sensor load cell
setelah dikuatkan

Berat barang VDC


No. ADC teori
(Kg) praktek (V)
1 0 1,4 39,82
2 0,1 1,50 – 1,60 42,67 – 45,51
3 0,2 1,70 – 1,80 48,35 – 51,20
4 0,3 1,82 – 1,92 51,77 – 54,62
Gambar 4.1 Blok diagram pengujian ADC 5 0,5 1,98 – 2,48 56,32 – 70,54

Tabel 4.1 Data hasil uji ADC pada chanel 0


GRAFIK PENGUJIAN LOAD CELL
Vo ADC Vout ADC % ERROR 0,6
ADC (V)
praktek teori (%)
0 0 0 0 0,5
0,5 25 25,6 2,34 0,4

Berat (Kg)
1 51 51,2 0,39
1,5 78 76,8 1,56 0,3
2 103 102,4 0,58 0,2
2,5 127 128 0,78
3 153 153,6 0,39 0,1
3,5 179 179,2 0,11 0
4 206 204,8 0,58
4,5 231 230,4 0,26 1,4 1,55 1,75 1,87 2,23
5 255 256 0,39 Vdc praktek (V)

4.2 Pengujian PWM Mikrokontroler


Pengujian PWM (Pulse Width Gambar 4.2 Grafik pengujian load cell terhadap
Modulation) mikrokontroler ATMega16 bertujuan beban
untuk mengatur kecepatan motor DC agar dapat
berputar dengan kecepatan konstan sesuai dengan Berdasarkan data hasil pengujian
nilai duty cycle yang diberikan. Untuk pengujian sensor load cell pada konveyor, saat konveyor
PWM mikrokontroler ini diperlukan rangkaian tidak dibebani nilai tegangan output sensor load
driver mosfet untuk mengetahui respon output cell bernilai 1,18 volt. Ketika beban pada
analog dari mosfet pada rangkaian buck konverter konveyor yang ditimbang bernilai 0,1 kg nilai
terhadap data digital yang diinputkan oleh tegangan output sensor load cell sebesar 1,65 V.
mikrokontroler. Ketika beban yang ditimbang pada konveyor
Duty PWM PWM ditambah menjadi 0,2 Kg maka diperoleh nilai
No. cycle VOut (V) (OCR0) (OCR0) tegangan output sensor sebesar 2,72 V. Nilai
(%) Dec Hex tegangan output dari sensor telah dikuatkan oleh
1 0 0 0 0 rangkaian amplifier INA 125 agar dapat dibaca
2 10 3,0 25 19 oleh ADC internal mikrokontroler.
3 20 6,0 51 33
4 30 8,9 76 4C 4.4 Pengujian Sistem Secara Keseluruhan
5 40 11,8 102 66
6 50 14,7 127 7F Tabel 4.4 Data hasil pengujian sistem secara
7 60 17,4 153 99 keseluruhan
8 70 20,1 178 B2 Solenoid Kecepatan
No. Berat (Kg)
9 80 22,7 204 CC ON (RPM)
10 90 23,4 229 E5 1 0,1 A 559
11 100 25,9 255 FF 2 0,2 B 559
3 0,3 C 558
Tabel 4.2 Data hasil pengujian PWM 4 0,5 D 557
Berdasarkan data pengujian sistem Berbasis PLC (Programmable Logic
keseluruhan, maka saat berat berbeda-beda, Controller) Dengan Pemindah Barang
solenoid valve yang bekerja juga berbeda. Saat Menggunakan Pneumatik”. Pendidikan
berat barang 0,1 kg maka solenoid valve A yang Teknik Mesin S1 Universitas Negeri
bekerja dan jika berat barang 0,2 kg maka Semarang.
solenoid valve B yang bekerja, begitu seterusnya 2. Budioko,T. “Belajar dengan mudah dan
solenoid akan bekerja sesuai dengan berat berang cepat pemrograman bahasa C dengan
yang ditimbang. Kecepatan motor konveyor SDDC pada mikrokontroler
mengalami perubahan namun tidak signifikan AT89x051/AT89c51/52”. Jogjakarta: Gava
karena barang yang berjalan diatas konveyor tidak media, 2005.
terlalu berat sehingga tidak berpengaruh besar 3. Winoto, Ardi, “Mikrokontroler AVR
pada kecepatan konveyor. ATMega 8/32/16/8535 dan
Pemrogramannya dengan Bahasa C pada
V. KESIMPULAN WinAVR”, Bandung: Informatika
1. Hasil dari keseluruhan sistem alat ini dapat Bandung, 2008.
menimbang dan memilah objek dalam 4. Andrianto, Heri, “Pemrograman
satuan detik dengan ketelitian 75%. Hal Mikrokontroler AVR ATMEGA16
tersebut dipengaruhi oleh kepresisian Menggunakan Bahasa C (CodeVision
penimbangan dari load cell dan ketepatan AVR)”, Bandung: Informatika Bandung,
pneumatic untuk mendorong barang. 2008.
2. Sensitifitas penimbangan mempengaruhi 5. Wardana, Lingga, “Belajar Sendiri
konversi data ADC terhadap berat barang Mikrokontroler AVR Seri ATMega16,
sesungguhnya. Simulasi Hardware dan Aplikasi”,
3. Hasil penimbangan menggunakan sensor Yogyakarta: Andi.
load cell kurang presisi karena dipengaruhi 6. Setiawan, Iwan, “Tutorial Microcontroler
oleh ketebalan belt konveyor. AVR Part I”, UNDIP: Elektro, 2006.
4. Penimbangan menggunakan sensor load 7. Aris Agung Setyawan, Load Cell
cell dan pemilahan benda menggunakan Handbook,
pneumatic juga dipengaruhi oleh kinerja www.loadcellteori.wordpress.com, diakses
mekanik yang menopang keseluruhan tanggal 16 Juni 2011.
sistem. 8. Jimmy Yawn, INA 125 Instrument
Amplifier,
VI. DAFTAR PUSTAKA www.jamesyawn.com/electronicstand/amp
1. Setyawan, Andi Kusuma, “Hubungan /fourcomponents.com, diakses tanggal 24
Antara Beban Dengan Laju Pergerakan Maret 2011.
Material Konveyor Horisontal A, B dan C

Anda mungkin juga menyukai