Anda di halaman 1dari 19

BIOLOGI DASAR

(PEWARISAN SIFAT)

Dosen Mata Kuliah:


Arifah Noviah A, S.Si, M.pd

NAMA : LASINRANG ADITIA


NIM : 60300112034
KELAS : Biologi B

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAKASSAR
2012

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kita
hidayah dan rahmat-Nya agar senantiasa dekat dengan diri-Nya dalam keadaan sehat
wal’afiat. Serta salam dan shalawat kita kirimkan kepada Muhammad SAW, dimana
nabi yang membawa ummat-Nya dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang
benderang dan telah menjadi suri tauladan bagi ummat-Nya.

Dalam makalah ini penulis akan membahas masalah mengenai ” Pewarisan


Sifat “ karena pewarisan sifat ini adalah sebuah dasar dalam kehidupan untuk
mengetahui penurunan sifat dari suatu induknya ke ketrunannya.

Penulis sangat mengharapkan agar pembaca dapat menambah wawasan dan


ilmu pengetahuan-Nya. Saran dan kritik yang membangun tetap kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini. Akhir kata tiada gading yang tak retak, begitu juga
dengan manusia sendiri.

Samata-Gowa, 28 November 2013

Lasinrang Aditia

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... 2

DAFTAR ISI ........................................................................................................ 3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang................................................................................................. 4

B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 5

C. Manfaat Penulisan ........................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN

A. Teori Pewarisan Sifat ................................................................................... 6

B. Hukum Pewarisan Sifat ............................................................................... 7

C. Kromosom........................................................................................................ 9

D. Gen .................................................................................................................. 11

E. Materi Genetik ................................................................................................. 13

F. Sintesis Protein ................................................................................................. 14

G. Hereditas Pada Manusia.................................................................................. 15

H. Ayat Al-Qur’an Yang Berhubungan Dengan Pewarisan Sifat ........... 17

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ...................................................................................................... 18

B. Saran ................................................................................................................. 18

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 19

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pewarisan atau yang lebih dikenal dengan Hereditas merupakan suatu
pewarisan dari induk pada keturunannya. Ilmu yang mempelajari tentang
pewarisan sifat disebut dengan Genetika. Pewarisan itu dapat ditentukan oleh
Kromosom dan Gen.
Membahas tentang pewarisan sifat merupakan hal yang menarik untuk di
bahas. Banyak yang menjadi pertanyaan. Bagaimana terjadi proses pewarisan sifat
terhadap keturunan yang dihasilkan? Bagaimana proses pewarisan bentuk fisik?
Bagaiman seorang anak ada yang mirip sama dengan orang tuanya dan bahkan
mirip dengan kakek dan neneknya?
Pewarisan sifat itu dapat ditentukan oleh Kromosom dan Gen. Kromosom
adalah struktur benang dalam inti sel yang bertanggung jawab dalam hal sifat
keturunan (Hereditas). Sedangkan gen adalah unit terkecil yang terletak pada
bagian kromosom yang disebut Lokus. Fungsi Gen adalah menyampaikan
informasi genetik kepada keturunannya dan mengendalikan perkembangan dan
metabolisme sel.
Ada beberapa teori yang membahas Pewarisan sifat-sifat keturunan yaitu:
1. Teori Embrio
2. Teori Preformasi
3. Teori Epigenesis
4. Teori Plasma
5. Teori Pengenesis
Dari teori di atas, masih belum jelas menunjukan adanya hukum yang
mengatur penurunan sifat. Kemudian ahli Genetika Gregor Mendel melakukan
berbagai percobaan tentang penyilangan dengan berbagai jenis tanaman untuk
dapat menyusun suatu hukum yang dikenal dengan Hukum mandel.

4
B. Rumusan Masalah

1. Menjelaskan beberapa Teori Pewarisan Sifat?


2. Menjelaskan Hukum Pewarisan Sifat?
3. Menjelaskan Pengertian Kromosom?
4. Menjelaskan Pengertian Gen?
5. Menjelaskan tentang Materi Genetik?
6. Menjelaskan tentang Sintesis Protein?
7. Menjelaskan Hereditas Pada Manusia?

C. Manfaat Penulisan

1. Dapat Mengetahui Teori Pewarisan Sifat


2. Dapat Mengetahui Hukum Pewarisan Sifat
3. Dapat Mengetahui Pengertian Kromosom
4. Dapat Mengetahui Pengertian Gen
5. Dapat Mengetahui tentang Materi Genetik
6. Dapat Mengetahui tentang Sintesis Protein
7. Dapat Mengetahui Hereditas Pada Manusia

5
BAB II
PEMBAHASAN

Pewarisan sifat atau yang lebih dikenal dengan Hereditas merupakan suatu
pewarisan sifat dari induk kepada keturunannya. Ilmu yang mempelajari tentang
pewarisan sifat disebut dengan Genetika. Genetika adalah ilmu keturunan yang
mempelajari bagaimana sifat-sifat pada organisme diturunkan kepada
keturunannya. Pewarisan sifat itu dapat ditentukan oleh Kromosom dan Gen.

A. Teori Pewarisan Sifat.


1. Teori Embrio
Teori ini dikemukakan oleh Willam Harvey, 1578-1657 yang
menyatakan bahwa semua hewan berasal dari telur. Pernyataan ini diperkuat
oleh Raider de Graff (1641-1673) peneliti pertama yang mengenal bersatunya
sel sperma dengan sel telur. Sel sperma dan Sel telur yang akan membentuk
embrio. Rainer de Graff menyatakan bahwa Ovarium pada burung sama dengan
Ovarium pada kelinci.
2. Teori Preformasi
Teori ini dikemukakan oleh Jan Swammerdan, 1637-1689 yang
menyatakan bahwa telur mengandung semua generasi yang akan dating sebagai
miniatur yang telah terbentuk sebelumnya.
3. Teori Epigenesis Embriologi
Teori ini dikemukakan oleh CF.Wolf , 1738-1794, yang menyatakan
bahwa ada kekuatan vital dalam tubuh organisme dan kekuatan ini
menyebabkan pertumbuhan embrio menurut pola perkembangan sebelumnya.
4. Teori Plasma Nutfah
Teori ini dikemukakan oleh J.B. Lamarck, 1744-1829 yang menyatakan
sifat yang terjadi karena rangsangan yang terjadi dari luar (Lingkungan)
terhadap struktur dan fungsi organ yang diturunkan pada generasi berikutnya.

6
5. Teori Pengenesis
Teori ini dikemukakan oleh C.R Darwin 1882-1980 yang menyatakan
bahwa setiap bagian tubuh dewasa menghasilkan benih-benih kecil yang
disebut gemuaia.
B. Hukum Pewarisan Sifat.
Dari teori-teori yang menjelaskan tentang Pewarisan sifat di atas masih
belum ada yang menjelaskan adanya hukum yang mengatur penurunan sifat.
Kemudian seorang Biarawan dari Austria yang bernama Gregor Mandel (1822-
1844) melakukan berbagai percobaan tentang penyilangan dengan berbagai jenis
tanaman. Mendel melakukan penyilangan terhadap Kacang Ercis (Pisum Sativum)
yang mempunyai sifat sebagai berikut:
1. Memiliki pasangan-pasangan sifat yang kontras
2. Dapat melakukan Autogami atau perkawinan sendiri
3. Mudah disilangkan
4. Mempunyai keturunan yang banyak
5. Mempunyai daur hidup yang pendek
Dalam percobaannya Mendel melakukan perkawinan silang dengan
menyerbukkan sendiri antara dua variates Ercis berbunga ungu dengan Ercis
berbunga putih sebagai induk-induknya. Turunan hasil persilangan ini disebut
Hibrid. Sedangkan proses perkawinan silang sendiri disebut Hibridisasi.
Dalam percobaan awalnya, Mendel menyilangkan galur murni Kacang
Ercis untuk satu sifat beda yang berlawanan. Galur murni dari tanaman induk
disebut sebagai generasi P (Parental), sedangkan turunan pertama dari hasil
penyilangan disebut generasi F1 (filial), dan generasi kedua dari hasil penyerbukan
sendiri disebut generasi F2. Hasil penyilangan satu sifat beda tersebut pada
generasi pertamanya tidak menunjukkan campuran dari sifat induknya, tetapi
menunjukkan sifat dari salah satu induknya. Sementara pada generasi berikutnya
sifat yang muncul pada generasi pertama akan muncul ¾ bagian, sedangkan sifat

7
induknya yang tidak muncul pada generasi pertamanya akan muncul pada generasi
kedua sebesar ¼ bagian sehingga rasionya 3:1.
Dari hasil percobaan yang diperolehnya, Mendel menyusun beberapa
HIpotesis, yaitu:
a. Setiap sifat pada organisme dikendalikan oleh satu pasang faktor keturunan,
satu dari induk jantan dan satu dari induk betina.
b. Setiap pasang faktor keturunan menunjukkan bentuk alternatif sesamanya.
Misalnya tinggi atau rendah, bulat atau keriput, kuning atau hijau. Kedua
bentuk alternatif ini disebut alel.
c. Bila pasangan faktor itu terdapat bersama-sama dalam satu tanaman, faktor
dominasi akan menutup faktor resesif.
d. Pada waktu pembentukan gamet, pasangan faktor atau masing-masing alel akan
memisah secara bebas.
e. Individu murni memiliki alel sama, yaitu dominin saja atau resesif saja.
Dari hasil Hipotesis diatas. Mendel membuat hukum yang terkenal dengan
Hukum Mendel I (Hukum Segregasi), yaitu: Bahwa alel-alel akan berpisah secara
bebas dari diploid menjadi haploid pada saat pembentukan gamet. Dan Hukum
Mandel II (Hukum kebebasan untuk memilih/pengelompokan secara bebas), yaitu:
Bahwa dalam suatu perkawinan/persilangan yang menyangkut dua atau lebih
pasangan sifat berbeda maka pewarisan dari masing-masing pasangan faktor sifat-
sifat tersebut adalah bebas sendiri.
Alel dominan disimbolkan dengan huruf kapital, sedangkan alel resesif
disimbolkan dengan huruf kecil. Organisme yang memiliki pasangan alel identik
disebut homozigot, sedangkan jika organisme mempunyai alel yang berbeda
disebut heterozigot. Alel homozigot dapat berupa homozigot dominan ataupun
resesif. Susunan genetik dari suatu sifat yang dikandung oleh suatu organisme
disebut genotip, sedangkan suatu sifat yang di ekspresikan oleh suatu oragnisme
(bentuk luar suatu organisme) disebut fenotip.

8
C. Kromosom.
Kromosom berasal dari kata Cromo (Warna) dan Soma (Badan) merupakan
bagian terpenting dari sel, yaitu tempat gen berada yang terdiri dari Molekul DNA
dan berbagai protein terkait yang merupakan informasi genetik suatu organisme.
Pada belalang, jangkrik, dan kecoa mempunyai sistem X-0. 0 berarti tidak adanya
kromosom seks. Organism betina mempunyai kromosom XX dan organisme
jantan hanya mempunayai satu kromosom (X0). Organism jantan akan
menghasilkan gamet jantan dengan konfigurasi kromosom X dengan atau tanpa
kromosom seks. Pada burung, ayam, ikan, dan kupu-kupu mempunyai system Z-
W. Organisme jantan hanya mempunyai genotip ZZ, sedangkan organisme betina
akan mempuyai genotip ZW. Jenis kelamin ditentukan oleh telur pembawa
kromosom Z atau W.
Suatu organisme dapat tidak mempunyai kromosom seks. Contohnya jenis
kelamin pada kebanyakan semut dan lebih ditentukan oleh jumlah kromosom.
Organisme betina berkembang dari telur yang dibuahi sehingga bersifat diploid
(2n), sedangkan organisme jantan berkembang dari telur yang tidak dibuahi
(bersifat haploid/n). Kromosom hanya dapat diamati ketika sel aktif membela,
yaitu pada saat kondensasi DNA dengan menggunakan Mikroskop Elektron.
1. Stuktur Kromosom
Kromosom akan tampak jelas jika sel sedang membelah. Kromosom
terdiri dari Sentromer (kinetokor) dan Lengan. Sentromer merupakan kepala
Kromosom. Bagian ini bergantung pada serabut gelondong pada saat
pembelahan. Adapun Lengan Kromosom merupakan bagian kromosom yang
mengandung kromonema dan gen. Lengan dibungkus oleh selaput matriks.
2. Bentuk Kromosom
Berdasarkan letak sentromernya kromosom dibedakan menjadi 4bentuk,
yaitu matasentrik, submetasentrik, akrosentrik, dan telosentrik.

9
a. Metasentrik, yaitu sentromer terletak di tengah bentuknya seperti huruf V.
b. Submetasentrik, letak sentromer mengarah ke salah satu ujung kromosom,
bentuknya seperti huruf J.
c. Akrosentrik, letak sentromer dekat ujung kromosom sehingga membagi
kromosom menjadi 2 lengan, yaitu satu pendek dan lengan yang lainnya
sangat panjang.
d. Telosentirk, letak sentromer di ujung kromosom sehingga kromosom hanya
mempunyai satu lengan.
3. Ukuran dan Jumlah Kromosom.
Ukuran kromosom sangat bervariasi dari satu spesies ke spesies lainnya.
Panjangnya antara 0,2 – 0,5 u, sedangkan diameternya antara 0,2 – 2,0 u.
Ukuran kromosom yang terdapat dalam sebuah sel tidak pernah sama.

4. Macam-macam Kromosom
Menurut pekerjaannya kromosom dibedakan atas 2 yaitu:
a. Autosom, yaitu : Kromosom yang tidak ada hubungannya dengan penentuan
jenis kelamin. Diberi simbol A.
b. Gonosom atau Seks Kromosom, yaitu: Kromosom yang berperan dalam
mentukan jenis kelamin organisme.

10
D. Gen
Gen merupakan unit yang menentukan sifat suatu organisme dan dapat
diwariskan dikarenakan di dalam Gen terdapat informasi genetik yang memuat
enzim dan protein yang berperan dalam proses metabolisme. Gen dalam
kromosom terdapat pada lokus.
Istilah Gen pertama kali diperkenalkan oleh W.Johansen. Gen berfungsi
untuk mengatur perkembangan dan metabolisme individu dan menyampaikan
informasi genetik kepada generasi berikutnya.
 Sifat-sifat Gen, yaitu:
 Sebagai materi tersendiri yang terdapat dalam kromosom.
 Mengandung informasi genetika.
 Menduplikasikan diri pada peristiwa pembelahan sel.
 Struktur Kimia Gen
Factor keturunan adalah Gen yang terdapat dalam Kromosom,
sedangkan Kromosom terdapat dalam inti sel. Bahan dasar sel adalah protein
inti atau nucleoprotein yang dibangun oleh senyawa protein dan nukleat. Asam
nukleat sangat banyak, tapi yang erat kaitannya dalam proses penentuan sifat-
sifat adalah DNA (Deoxyribo Nucleic Acid) dan RNA (Ribo Nucleic Acid).
1. DNA
DNA terletak pada gen-gen di dalam kromosom. Oleh karena
kromosom terdapat di dalam nukleus, maka DNA banyak ditemukan di
dalam nukleus sel. Molekul DNA juga ditemukan mitokondria, plastida, dan
sentriol. DNA merupakan pembawa informasi genetik yang terdiri dari
pasangan rangkaian nukleotida yang terpilin (dauble heliks). Komponen
dasar penyusun DNA adalah sebagai berikut :
 Gugusan gula (deoksiribosa/pentose).
 Gugusan fosfat.

11
 Basa nitrogen terdiri dari purin meliputi adenin (A) dan guanin (G) serta
pirimidin meliputi sitosin (S) dan timin (T).
Sifat-sifat DNA, yaitu:
 Memiliki sifat yang menarik dan unik. Jumlah adenin yang terdapat di
dalam DNA suatu organisme sama dengan jumlah timin. Jumlah sitosin
akan sama dengan jumlah guanin.
 Jumlah dan susunan atau urutan basa berbeda pada setiap spesies.
 Stabil dan tidak mudah terurai. Dengan sifat ini maka DNA mampu
mempertahankan sifat sel yang mantap.
 Mampu melakukan penggandaan diri (Replikasi). Replikasi merupakan
peristiwa sintesis DNA yang terjadi karena adanya sintesis rantai
nukleotida baru dari rantai nukleotida lama. Pada beberapa organisme
seluler. Replikasi DNA terjadi di dalam inti sel dan terjadi sebelum sel
membelah.
2. RNA
RNA berbentuk rantai tunggal yang disintesis oleh DNA melalui
proses transkripsi. Komponoen penyusun RNA adalah sebagai berikut:
 Gugusan gula (Ribosa)
 Gugusan fosfat
 Basa nitrogen terdiri dari purin meliputi adenin (A) dan guanin (G); serta
piramidin meliputi sitosin (S) dan urasil (U).
Macam-macam RNA, yaitu:
 RNA duta atau RNA messenger (mRNA) mengandung kode-kode genetic
berupa urutan basa nitrogen.
 RNA transfer (tRNA) merupakan RNA terpendek yang bertugas
menrjemahkan kodon tRNA. tRNA berfungsi untuk mengikat asam-asam
amino yang akan disusun menjadi protein di dalam ribosom.
 RNA ribosom (rRNA) merupakan RNA yang terdapat di dalam ribosom.
RNA berbentuk rantai pendek dan tunggal, mempunyai komposisi gula

12
ribose dan basa nitrogen purin: Adenin (A) dan Guanin (G), Pirimidin:
Sitosin (S) dan Urasil (U).
E. Bahan Genetik.
Pada saat sel mengadakan pembelahan, terjadi duplikasi bahan genetik
yang terdapat di dalam kromosom sehingga masing-masing sel anakan akan
mengandung informasi genetik yang identik dengan induknya.
Secara umum kromosom tersusun atas nucleoprotein, yaitu persenyawaan
antara asam nukleat (asam organik yang banyak terdapat di dalam sel) dan protein
seperti histon atau protamin. Bagian yang membawa informasi genetik hanyalah
asam nukleat saja. Asam nukleat dibedakan atas asam deoksiribonukleat (AND)
dan asam ribonukleat (ARN).
1. Asam Deoksiribonukleat (ADN)
ADN adalah bahan genetik yang memberi informasi genetic dari sel ke
sel dan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Asam nukleat mempunyai
kemampuan unik untuk memproduksi dirinya sendiri secara langsung sehingga
memungkinkah membentuk duplikat dan mentransmisikan ADN ke seluruh sel
tubuh dari generasi ke generasi secara tepat. ADN memberikan pola cetakan
untuk protein dan enzim yang secara langsung mengontrol perkembangan,
proses biokimia, anatomi, fisiologi, dan tingkah laku organism.
Chargaff (1974) mengemukakan bahwa komposisi ADN adalah spesies-
spesifik. Dengan menggunakan kromatografi kertas, ia menemukan bahwa
masing-masing spesies mempunyai perbedaan rasio basa nitrogennya. Ia juga
mendeterminasikan bahwa jumlah adenin sama dengan jumlah timin,
sedangkan jumlah guanin sama dengan jumlah sitosin. Determinasi ini popular
dengan nama hokum chargaff.
Berdasarkan pengamatan para pakar genetika diduga ada tiga
kemungkinan replikasi molekul ADN pada organisme eukariotik, yaitu sebagai
berikut.

13
1. Semikonservatif, dua pita spiral dari heliks ganda memisahkan diri. Tiap pita
tunggal dari heliks ganda parental ini berlaku sebagai pencetak untuk
membentuk pita pasangan yang baru.
2. Konservatif, heliks ganda parental tetap utuh, tetapi keseluruhannya dapat
mencetak heliks ganda baru.
3. Dispersif, kedua pita dari heliks ganda parental terputus-putus. Segmen-
segmen ADN parental dan segmen-segmen ADN baru saling bersambungan
dan menghasilkan dua heliks ganda baru.
2. Asam Ribonukleat (ARN)
Molekul ARN dapat berbentuk pita tunggal atau ganda, tetapi tidak
terpilin. Tiap pita ARN adalah polinukleotida, artinya terdiri dari banyak
ribonukleotida. Dalam pita nukleotida ARN, tulang punggung tersusun dari
deretan ribosa dan fosfat. Ada tiga macam ARN yang mempunyai peranan
sangat penting dalam sintesis protein, yaitu ARNd (duta), ARNt (transfer), dan
ARNr (ribosom). Dalam proses sintetis protein, ARNd setelah menerima
informasi genetik dari ARN segera meninggalkan inti sel untuk menempel pada
ribosom. ARNt mengikat asam amino dari kumpulan asam amino yang terdapat
di sitoplasma dan membawanya ke ARNd yang telah siap di ribosom,
sedangkan ARNr bertugas untuk menyintesis protein.
F. Sintesis Protein
Sintesis protein melibatkan dua peristiwa penting proses transkripsi, yaitu
pemindahan informasi genetik dari AND ke ARN dan proses translasi, yaitu
pemindahan informasi genetik dari ARN ke protein.
1. Transkripsi
Pada organisme eukariotik, ADN kromosom terdapat di dalam inti,
sedangkan protein dibuat di dalam sitoplasma sehingga ADN tidak mungkin
berperan langsung dalam sintesis protein. Sebagai gantinya, satu buah pita
heliks ganda ADN dipakai untuk mencetak pita tunggal ARNd (duta) dengan
bantuan enzim ARN polimerase. Proses ini disebut transkripsi. Pita ARN yang

14
mencetak ARNd disebut pita sens, sedangkan pita komplementernya pita
komplementernya yang tidak mencetak ARNd disebut pita antisens. ARNd
yang telah selesai dicetak akan meninggalkan ADN, keluar dari inti sel dan
menempel pada ribosom yang terdapat di dalam sitoplasma.
2. Translasi
Pada proses translasi dibedakan menjadi beberapa peristiwa penting
seperti berikut.
a. Penempelan ARNd pada ribosom 30S dan pembentukan poliribosom.
Ribosom pada organisme eukariotik mempuyai ukuran 80S,
sedangkan pada bakteri ukurannya 70S, yang dibedakan menjadi bagian
kecil disebut subunir 30S dan bagian yang besar disebut subunir 50S.
Sebelum berlangsungnya sintesis protein, ribosom 30S dan 50S masih
terpisah. Mula-mula ARNd keluar dari inti sel dan menempel pada ribosom
30S dengan bantuan faktor inisiasi dan GTP (guanosine triphosphate).
b. Pengikatan asam amino oleh RNAt (transfer).
ARNt akan mengikat asam amino yang terdapat di dalam sitoplasma.
Asam amino-asam amino tersebut harus diaktifkan terlebih dahulu dengan
ATP (adenosine triphosphate).
c. Permulaan sintesis protein.
Permulaan sintesis protein pada bakteri ditandai dengan terbentuknya
ribosom 70S. Dengan terbentuknya ribosom 70S maka memanjangkan rantai
polipeptida dimungkinkan dengan terjadinya penambahan asam amino dan
menggesernya ribosom serta ARNd dengan kodon triplet-nya serta dengan
hadirnya molekul-molekul GTP.
G. Hereditas Pada manusia
Dalam mempelajari genetika pada manusia, dipelajari dengan
menggunakan cara-cara sebagai berikut, yaitu:
1. Pedigree (Peta silsilah), yaitu catatan asal-usul sesuatu sifat dari nenek moyang
hingga anak cucu beberapa generasi berturut-turut .

15
2. Meneliti genetika pada hewan yang mungkin mempunyai sifat atau karakter
yang dapat diterapkan pada manusia.
3. Mempelajari peristiwa penurunan sifat pada anak kembar.
 Jenis Kelamin.
Jenis kelamin pada manusia ditentukan oleh sepasang kromosom Seks,
yaitu kromosom X untuk perempuan dan kromosom Y untuk laki-laki. Susunan
kromosom perempuan bersifat homogametic (XX) dan laki-laki bersifat
heterogametic (YY).
 Kelainan dan Penyakit Menurun.
Kelainan atau cacat tubuh dan yang diwariskan orang tua kepada anak
dapat terjadi karena adanya perubahan susunan gen yang tidak sempurna.
Penyakit yang sifatnya menurun memiliki ciri-ciri tidak dapat disembuhkan,
tridak menular, biasanya dikendalikan oleh gen resesif dan dapat dicegah agar
tidak terjadi pada generasi berikutnya.
Kelainan atau penyakit yang diturunkan dapat diwariskan melalui
autosom maupun kromosom seks. Pewarisan kromosom dapat dapat melalui
Kromosom X dan Y. kelainan yang diwariskan melalui autosom, misalnya
albinisme dan gangguan mental (debil,imbisil,dan idiot). Kelainan yang
diwariskan melalui kromosom X adalah buta warna, hemophilia, tidak
bergeraham,ompong, dan tidak beremail. Kelainan melalui kromosom Y , yaitu
hipertrichosis.

16
H. Ayat Al-Qur’an Yang Berhubungan Dengan Pewarisan Sifat

               

     

27. Dan dialah yang menciptakan (manusia) dari permulaan, Kemudian


mengembalikan (menghidupkan)nya kembali, dan menghidupkan kembali itu
adalah lebih mudah bagi-Nya. dan bagi-Nyalah sifat yang Maha Tinggi di langit
dan di bumi; dan dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

17
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pewarisan Sifat dapat di tentukan oleh Kromosom dan Gen. Kromosom
adalah struktur benang dalam inti sel yang bertanggung jawab dalam hal sifat
keturunan (Hereditas). Sedangkan Gen adalah unit terkecil yang terletak pada
bagian Kromosom yang disebut lokus. Fungsi Gen adalah menyampaikan
informasi genetik kepada keturunannya dan mngendalikan perkembangan dan
metabolisme sel.
B. Saran
Adapun saran yang dapat saya sampaikan kiranya pembaca dari makalah
ini bisa membaca dengan baik serta dapat mengaplikasikan dalam dunia akademik
maupun dalam kehidupan seharihari.

18
DAFTAR PUSTAKA

Prawirohartono, Slamet. SAINS BIOLOGI. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007.


Elfayetti. IPA DASAR. Medan: FIS UNIMED Medan, 2011.
Nugroho , L. Hartanto. BIOLOGI DASAR. Jakarta: Penebar Swadaya, 2004.

19

Anda mungkin juga menyukai