Bab Ii
Bab Ii
TINJAUAN PUSTAKA
Kecemasan berasal dari perasaan tidak sadar yang ada didalam kepribadian diri
sendiri, dan tidak ada hubunganya dengan objek yang nyata dan sesuata yang benar-benar
ada. Menurut Rochman (2010) gejala-gejala kecemasan antara lain :
Kecemasan merupakan perubahan suasana hati, perubahan didalam diri sendiri yang
timbul dari dalam tanpa adanya rangsangan dari luar. Mustamir Pedak (2009:30)
membagi kecemasan menjadi tiga jenis kecemasanyaitu :
a. Kecemasan Rasional Merupakan suatu ketakutan akibat adanya objek
yang memangmengancam, misalnya ketika menunggu hasil ujian.Ketakutan ini
dianggap sebagai suatu unsur pokok normal dari mekanisme pertahanan
dasariah kita.
b. Kecemasan Irrasional Yang berarti bahwa mereka mengalami emosi ini
dibawah keadaan-keadaan spesifik yang biasanya tidak dipandang mengancam.
c. Kecemasan Fundamental. Kecemasan fundamental merupakan suatu
pertanyaan tentang siapa dirinya, untuk apa hidupnya, dan akan
kemanakah kelak hidupnya berlanjut. Kecemasan ini disebut sebagai
kecemasan eksistensial yang mempunyai peran fundamental bagi kehidupan
manusia.
a. kecemasan yang di alami oleh anak ketika mengalami hospitalisasi yaitu karena
mereka takut dengan berbagai tindakan keperawatan yang dilakukan. Sebelum
dilakukan terapi responden masuk dalam kategori cemas berat, hal ini diakibatkan
karena sebagian besar responden baru pertama kali di rawat di Rumah Sakit
sehingga mereka merasa tidak nyaman karena belum bisa beradaptasi dengan
lingkungan yang baru.
Menurut Peplau tingkat kecemasan ada 4 yaitu:
1. Kecemasan ringan, dihubungkan dengan ketegangan yang dialami sehari-
hari. Individu masih waspada serta lapang persepsinya meluas,
menajamkan indera. Dapat memotivasi individu untuk belajar dan mampu
menyelesaikan masalah.
2. Kecemasan sedang, individu terfokus hanya pada pikiran yang menjadi
perhatiannya, terjadi penyempitan lapangan persepsi, masih dapat
melakukan sesuatu dengan arahan orang lain.
3. Kecemasan berat, lapangan persepsi individu sangat sempit. Pusat
perhatiannya pada detail yang kecil (spesifik) dan tidak dapat berfikir
tentang ha-hal yang lain.
4. Panik, yaitu individu tidak dapat mengendalikan diri dan detail perhatian
hilang. (Suliswati, 2005)
Hospitalisasi pada anak merupakan proses yang dikarenakan suatu alasan yang
berencana ataupun darurat, sehingga mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit
menjalani terapi dan perawatan sampai pemulangan kembali kerumah. Pada saat proses
inilah terkadang anak mengalamai berbagai pengalaman yang sangat traumatis dan penuh
dengan stres.
Berbagai macam reaksi anak terhadap hospitalisasi, yaitu menolak untuk bekerja
sama sebagai mekanisme pertahanan reaksi perpisahan. Anak juga menganggap bahwa
hospitalisasi adalah sebagai hukuman dan perpisahan dengan orang tua sebagai bentuk
kehilangan kasih sayang (Muscary, 2005).
Bermain adalah salah satu aspek penting dari kehidupan anak dan salah satu alat
yang paling penting untuk menatalaksanakan stres karena hospitalisasi menimbulkan
krisis dalam kehidupan anak, dan karena situasi tersebut sering disertai stress berlebihan,
maka anak-anak perlu bermain untuk mengeluarkan rasa takut dan cemas yang mereka
alami sebagai alat koping dalam menghadapi stress. Bermain sangat penting bagi mental,
emosional dan kesejahteraan anak seperti kebutuhan perkembangan dan kebutuhan
bermain tidak juga terhenti pada saat anak sakit atau anak di rumah sakit (Wong, 2009).
Terapi bermain adalah suatu kegiatan bermain yang dilakukan untuk membantu
dalam proses penyembuhan anak dan sarana dalam melanjutkan pertumbuhan dan
perkembangan anak secara optimal. Tujuan bermain bagi anak adalah menghilangkan
rasa nyeri ataupun sakit yang dirasakannya dengan cara mengalihkan perhatian anak pada
permainan sehingga anak akan lupa terhadap perasaan cemas maupun takut yang dialami,
selama anak menjalani perawatan dirumah sakit.
Terapi bermain yang diberikan pada anak usia prasekolah harus menyesuaikan
dengan tahapan perkembangan sesuai usianya. Pada masa prasekolah jenis permainan
salah satunya adalah skill play, dimana jenis permainan ini sering dipilih oleh anak, jenis
permainan ini menggunakan kemampuan motoriknya. Salah satu permainan skill play
adalah bermain lilin (Fradianto, 2014). Lilin biasa disebut juga dengan plastisin atau
playdought.
2.4 PATHWAY FISIOLOGI
Hospitalisasi
Stressor meningkat
Ansietas
Melakukan distraksi
Ansietas menurun