Anda di halaman 1dari 24

TUGAS GROUNDING

PENGUKURAN INTEGRASI GROUND GRID


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Grounding
Semester Genap Tahun Akademik 2019 / 2020

Disusun Oleh :
D4 SKL 4C
1) Muhammad Yusril Ihza (1641150082)
2) Puguh Wiarto (1641150051)
3) Rika Dwi Pradita (1641150011)

PROGRAM STUDI SISTEM KELISTRIKAN


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2019
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .......................................................... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. ii

DAFTAR TABEL .................................................. Error! Bookmark not defined.

BAB I ...................................................................................................................... 2

PENDAHULUAN .................................................................................................. 2

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 2

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 3

1.3 Tujuan ....................................................................................................... 3

BAB II ..................................................................................................................... 4

PEMBAHASAN ..................................................................................................... 4

2.1 Pengertian Sistem Pentanahan .................................................................. 4

2.2 Sistem Pentanahan Peralatan .................................................................... 4

2.3 Metode Sistem Pentanahan....................................................................... 5

2.4 Tujuan dari Sistem Pentanahan .............................................................. 14

2.5 Cara Perencanaan Sistem Pentanahan Pada Gardu Induk ...................... 15

BAB III ................................................................................................................. 20

PENUTUP ............................................................................................................. 20

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 21

ii
DAFTAR GAMBAR
Figure 1 Pentanahan menara dengan counterpoise ................................................. 4
Figure 2 Pentanahan Grid / mesh pada gardu induk ............................................... 5
Figure 3 Tegangan Langkah.................................................................................. 10

iii
DAFTAR TABEL

Table 1 Range Resistivitas Tanah ......................................................................... 12


Table 2 Perhitungan Panjang Total Konduktor Minimum .................................... 18

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gardu induk merupakan salah satu bagian dari sistem tenaga listrik yang
berpotensi mengalami gangguan yang disebabkan oleh sambaran petir, yaitu
tegangan impuls petir, tegangan impuls hubung buka, dan tegangan impuls petir
terpotong dan arus gangguan. Tegangan impuls dan arus gangguan yang
ditimbulkan dapat merusak fungsi peralatan sistem tenaga listrik, sehingga
tegangan impuls dan arus bocor yang ditimbulkan harus dialirkan ke bumi untuk
mendapatkan batas keamanan peralatan sistem tenaga listrik dan tubuh manusia
disekitar area gardu induk. Sistem pentanahan (grounding system) menjadi bagian
dari sistem tenaga listrik yang memiliki fungsi mengetanahkan apabila terjadi
muatan tegangan atau arus lebih sehingga dapat meminimalisir gangguan yang
ditimbulkan. Untuk nilai pentanahan yang ideal harus memenuhi syarat dengan
nilai R mendekati nilai 0 atau ≤ 1 Ohm. Tegangan dan arus gangguan diatas tidak
mengalir kedalam tanah diakibatkan karena kegagalan isolasi peralatan dan nilai
tahanan pentanahan yang cukup besar.

Oleh karena sistem pentanahan merupakan peralatan untuk membatasi


tegangan antara alat – alat yang tidak dilalui listrik dan diantara bagian alat – alat
ini dengan tanah sampai didapatkan harga tertentu. Begitu pentingnya sistem
pentanahan untuk mengamankan peralatan-peralatan pada gardu induk yang
memiliki fungsi memikul beban tegangan dan arus yang sangat tinggi secara
kontinyu. Peralatan tersebut juga harus mampu menahan arus gangguan, tegangan
impuls petir, tegangan impuls hubung buka, dan tegangan impuls petir terpotong
dalam hitungan beberapa sekon.

Pentanahan gardu induk awalnya dilakukan dengan cara menanamkan


batang konduktor secara vertikal terhadap permukaan tanah. Hal ini tidak efektif
dikarenakan saat muncul arus dan tegangan tidak terdistribusi sempurna sehingga

2
menyebabkan batang konduktor rusak akibat tidak dapat menahan arus dan
tegangan yang sangat tinggi. Oleh karena itu dibutuhkan desain pentanahan gardu
induk Teling horizontal terhadap permukaan tanah dan dihubungkan dengan
konduktor yang lain membentuk suatu jaring – jaring yang kemudian disebut
sistem pentanahan jaringan (grid).

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam pembuatan makalah ini adalah:

1. Apa pengertian dari sistem pentanahan?


2. Apa sistem pentanahan peralatan?
3. Apa metode sistem pentanahan?
4. Apa saja tujuan dari pentanahan?
5. Bagaimana cara perencanaan sistem pentanahan pada gardu induk?

1.3 Tujuan

Adapun Tujuan dan Manfaat yang di dapat setelah membaca makalah ini
adalah:

1. Mengetahui pengertian dari sistem pentanahan


2. Mengetahui sistem pentanahan peralatan
3. Mengetahui metode sistem pentanahan
4. Mengetahui tujuan dari pentanahan
5. Mengetahui cara perencanaan sistem pentanahan pada gardu induk?

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sistem Pentanahan

Sistem pentanahan adalah sistem hubungan penghantar yang


menghubungkan sistem, peralatan dan instalasi dengan bumi/tanah
sehingga dapat mengamankan manusia dari sengatan listrik, dan
mengamankan komponen-komponen instalasi dari bahaya tegangan/arus
abnormal. Oleh karena itu, sistem pentanahan menjadi bagian esensial dari
sistem tenaga listrik.
2.2 Sistem Pentanahan Peralatan

Sistem pentanahan peralatan adalah menghubungkan badan atau


rangka peralatan listrik (motor, generator, transformator, pemutus daya,
dan bagian-bagian logam lainnya yang pada keadaan normal tidak dialiri
arus) dengan tanah. Tahanan pentanahan adalah besarnya tahanan pada
kontak/hubung antara masa (body) dengan tanah. Faktor – faktor yang
mempengaruhi besarnya tahanan pentanahan yaitu :
a) Resistivitas (resistivitas) tanah
b) Panjang elektroda pentanahan
c) Luas penampang elektroda pentanahan

Figure 1 Pentanahan menara dengan counterpoise

4
Figure 2 Pentanahan Grid / mesh pada gardu induk

2.3 Metode Sistem Pentanahan

 Ada beberapa metode sistem pentanahan yaitu dijelaskan sebagai


berikut :
1) Pentanahan dengan driven ground Pentanahan dengan
driven ground adalah pentanahan yang dilakukan dengan
cara menancapkan batang elektroda ke tanah, lihat gambar
1.
2) Pentanahan dengan counterpoise Pentanahan dengan
counterpoise adalah pentanahan yang dilakukan dengan
cara menanam kawat elektroda sejajar atau radial, beberapa
cm dibawah tanah (30 cm – 90 cm). Pentanahan counter
poise biasanya digunakan apabila resistansi tanah terlalu
tinggi dan tidak dapat dikurangi dengan cara pentanahan
driven ground, biasanya karena resistivitas tanah terlalu
tinggi.

5
3) Pentanahan dengan mesh atau grid Pentanahan dengan
mesh atau grid adalah cara pentanahan dengan jalan
memasang kawat konduktor elektroda membujur dan
melintang dibawah tanah, yang satu sama lain dihubungkan
disetiap tempat sehingga membentuk jala (mesh/grid).
Sistem pentanahan mesh/grid biasanya dipasang di gardu
induk dengan tujuan mendapatkan nilai resistansi tanah
yang sangat kecil (kurang dari 1 Ω).
 Pemilihan Konduktor
Setiap bagian sistem grounding, termasuk konduktor grid, koneksi,
dan semua elektroda primer, harus didesain sedemikian rupa sehingga
untuk umur desain instalasi yang diharapkan, elemen akan :
1) Memiliki konduktivitas yang cukup
2) Sekering dapat menahan dan mekanis dengan kombinasi
besaran gangguan dan durasinya
3) Kemampuan mekanik yang tinggi.
4) Mampu mempertahankan fungsinya bahkan saat terkena
korosi.
 Ukuran Konduktor
Ukuran konduktor menjadi pertimbangan dalam menentukan
kualitas dari besarnya arus gangguan yang didistribusikan ke tanah
dapat dilihat dipersamaan (1).

6
 Batas arus yang ditoleransi
Efek fisiologis yang paling umum dari arus listrik pada tubuh, yang
dinyatakan dalam rangka meningkatkan besaran arus, adalah persepsi
ambang batas, kontraksi otot, ketidaksadaran, fibrilasi jantung,
penyumbatan saraf respirasi, dan pembakaran. Arus nonfibrilasi
magnitudo IB pada durasi berkisar antara 0,03-3,0 s terkait dengan
energi yang diserap oleh tubuh seperti yang dijelaskan. Dengan
persamaan (3) berikut :

7
 Pengaruh lapisan tipis bahan permukaan
Besar dan durasi arus yang dilakukan melalui tubuh manusia pada
50 Hz atau 60 Hz harus kurang dari nilai yang dapat menyebabkan
fibrilasi ventrikel jantung. Dimana, selain persyaratan yang
sebelumnya didefinisikan untuk persamaan (5) :

Dalziel menemukan bahwa energi kejut yang bisa bertahan dengan


berat sekitar 50 kg rumus untuk arus tubuh yang diijinkan menjadi
persamaan (5) :

Dimana Persamaan (3) didasarkan, menghasilkan nilai alternatif k


= 0,157 dan SB = 0,0246 yang berlaku untuk orang dengan berat 70
kg (155 lb). Demikian, dapat dapat dilihat pada persamaan (6) :

 Kriteria toleransi tegangan sentuh dan tegangan langkah


Lapisan bahan resistivitas tinggi 0,08-0,15 m (3-6 in), seperti kerikil,
sering menyebar di permukaan bumi di atas grid tanah untuk
meningkatkan resistansi kontak antara tanah dan kaki manusia di
gardu induk. Kedalaman material permukaan yang relatif rendah,
dibandingkan dengan jari-jari kaki yang setara, menghalangi asumsi
resistivitas seragam pada arah vertikal saat menghitung resistansi
dasar kaki.

8
Persamaan resistansi tanah pada bahan permukaan :

9
Dapat dilihat pada gambar 5 dan gambar 6 bahwa berbagai bentuk
keadaan kejut terhadap pentananahan dalam gardu induk. Yaitu
gambar 5 adalah keadaan dasar kejut dan gambar 6 adalah keadaan
tipikal potensi perpindahan yang diperluas.

Figure 3 Tegangan Langkah

10
 Pengukuran resistivitas tanah
Estimasi berdasarkan klasifikasi tanah hanya menghasilkan perkiraan
kasar resistivitas. Oleh karena itu, pengukuran resistivitas sebenarnya
sangat penting dan harus dilakukan di sejumlah tempat lokasi gardu
induk dimana, tanah dapat memiliki resistivitas seragam di seluruh
area dan kedalaman yang cukup baik ditemukan. Biasanya, ada
beberapa lapisan, masing-masing memiliki resistivitas yang berbeda,
lihat tabel I.

Metode Wenner adalah metode empat pin Wenner, seperti yang


ditunjukkan pada gambar 7 adalah teknik pengukuran resistivitas
tanah yang paling umum digunakan. Singkatnya, empat probe
ditanamkan ke bumi sepanjang garis lurus, pada jarak yang sama
terpisah, dengan kedalaman b. Tegangan antara dua elektroda dalam
(potensial) kemudian diukur dan dibagi oleh arus antara dua elektor
terluar (arus) untuk memberi nilai ketahanan R.

Jika kedalam b kecil persamaan (16) dapat disederhanakan menjadi


persamaan (17) :

11
Arus cenderung mengalir di dekat permukaan untuk jarak probe kecil,
sementara lebih banyak arus menembus tanah yang lebih dalam untuk
jarak yang jauh. Jadi, biasanya pendekatan yang masuk akal untuk
mengasumsikan bahwa resistivitas yang diukur untuk jarak probe
tertentu menunjukkan resistivitas nyata dari tanah sampai kedalaman
resistivitas lapisan tanah bila kontras tidak berlebihan. Persamaan (16)
dan Persamaan (17) dapat digunakan untuk menentukan resistivitas
nyata ρa pada kedalaman a.
 Resistansi grid rod
Resistansi tanah antara grid dan rod grid pada persamaan (18) :

Resistansi ground gabungan dari grid dan rod bed akan lebih rendah
dari resistansi ground dari kedua komponen saja, namun tetap lebih
tinggi dari pada kombinasi paralel.

Table 1 Range Resistivitas Tanah

 Arus grid maksimum dan faktor pembagi arus gangguan


Faktor yang merupakan kebalikan dari perbandingan arus gangguan
simetris terhadap bagian arus yang mengalir di antara grid grounding
dan bumi di sekitarnya dapat dilihat pada persamaan (19) :

12
Nilai desain arus grid maksimum, yang didefinisikan dengan
persamaan (20) :

 Tegangan mesh
Nilai tegangan mesh diperoleh sebagai produk dari faktor geometris,
Km; Faktor korektif, Ki, yang menjelaskan beberapa gangguan yang
diperkenalkan oleh asumsi yang dibuat dalam memperoleh Km;
Resistivitas tanah ρ ; Dan rata-rata arus per unit panjang pengeboran
efektif dari grounding system conductor (IG / LM) dengan persamaan
(22) :

 Tegangan langkah
Nilai tegangan langkah diperoleh sebagai hasil dari faktor geometris
(Ks); Faktor korektif (Ki); Resistivitas tanah (ρ); dan arus rata-rata per
unit konduktor grounding ground terkubur (IG / LS) dengan
persamaan (23) :

13
2.4 Tujuan dari Sistem Pentanahan

 Tujuan Utama dari Sistem Pentanahan

a) Mengatasi terjadinya tegangan kejut listrik yang berbahaya untuk


orang didalam daerah itu.
b) Untuk mencegah timbulnya arus gangguan baik besarnya maupun
lamanya dalam keadaan gangguan tanah tanpa menimbulkan
kebakaran atau ledakan pada bangunan atau isinya.
c) Untuk memperbaiki kinerja dari sistem.
 Karakteristik Sistem Pentanahan yang Efektif
Karakteristik sistem pentanahan yang efektif antara lain adalah:
 Terencana dengan baik, semua koneksi yang terdapat pada data
center harus merupakan koneksi yang sudah direncanakan
sebelumnya dengan kaidah-kaidah tertentu.

 Verifikasi secara visual dapat dilakukan.

 Sesuai dengan ukuran, TIA-942 menyediakan guideline untuk setiap


komponen padadata center.

 Menghindarkan gangguan yang terjadi pada arus listrik dari


perangkat.

 Semua komponen metal harus ditahan/diikat oleh sistem pentanahan,


dengan tujuan untuk meminimalkan arus listrik melalui material
yang bersifat konduktif pada potensial listrik yang sama.
 Syarat – Syarat Sistem Pentanahan Yang Efektif

 Tahanan pentanahan harus memenuhi syarat yang di inginkan untuk


suatu keperluan pemakaian
 Elektroda yang ditanam dalam tanah harus :
o Bahan Konduktor yang baik
o Tahan Korosi
o Cukup Kuat
 Jangan sebagai sumber arus galvanis
 Elektroda harus mempunyai kontak yang baik dengan tanah
sekelilingnya.
 Tahanan pentanahan harus baik untuk berbagai musim dalam
setahun.

14
 Biaya pemasangan serendah mungkin.
 Faktor-Faktor Yang Menentukan Tahanan Pentanahan
Tahanan pentanahan suatu elektroda tergantung pada tiga faktor :
A. Tahanan elektroda itu sendiri dan penghantar yang
menghubungkan ke peralatan yang ditanahkan.
B. Tahan kontak antara elektroda dengan tanah.
C. Tahanan dari massa tanah sekeliling elektroda.
Namun demikian pada prakteknya tahanan elektroda dapat diabaikan,
akan tetapi tahanan kawat penghantar yang menghubungkan keperalatan
akan mempunyai impedansi yang tinggi terhadap impuls frekuensi tinggi
seperti misal pada saat terjadi lightningdischarge. Untuk menghindarinya,
sambungan ini di usahakan dibuat sependek mungkin.
Dari ketiga faktor tersebut diatas yang dominan pengaruhnya adalah
tahanan sekeliling elektroda atau dengan kata lain tahanan jenis tanah (ρ).

2.5 Cara Perencanaan Sistem Pentanahan Pada Gardu Induk

A. Pemeriksaan tahanan jenis tanah.


Tahanan jenis tanah harganya bervariasi sesuai dengan komposisi tanah.
Untuk mendapatkan harga tahanan jenis tanah yang lebih teliti perlu
diadakan pengukuran setempat dan dalam masa priode musim yang
berbeda-beda.
Dilakukan pengukuran lokasi Gardu Induk dengan metode wenner2.
Pengukuran tahanan jenis tanah pada lokasi gardu induk diambil pada
berapa lokasi pada areal, untuk menghitung tahanan jenis tanah dapat
dihitung dengan mengunakan persamaan berikut :

B. Perhitungan arus fibrilasi.

15
Besarnya arus fibrilasi yang mengalir pada tubuh manusia keterangan arus
listrik dapat menyebabkan jantung mulai fibrilasi dapat dihitung
berdasarkan persamaan 6 :

Lama waktu gangguan tergantung dari berapa faktor, antara lain statilitas,
tipe switchyard dan tipe relay dan pemutusan daya yang digunakan.
Sebegitu jauh belum ada standard mengenai lama waktu gangguan. Waktu
yang dianggap realistis berkisar antara 0,5 detik sampai 1,0 detik.
Pengambilan waktu 0,75 detik dianggap sudah memenuhi persyaratan dan
cukup realistis.
C. Perencanaa pendahuluan tata letak (layout).
Kisi-kisi (grid) pentanahan menggunakan konduktor tembaga bulat yang
ditanam pada seluruh batas gardu induk. Pengaturan tata letak sistem
pentanahan pada suatu gardu induk dapat dilihat pada gambar berikut ini.

16
D. Menghitung jumlah batang pentanahan yang diperlukan.
Pada waktu arus gangguan mengalir antara batang pentanahan dan tanah
akan menjadi panas akibat arus I2. Suhu tanah harus tetap dibawah 100°c,
untuk menjaga jangan sampai terjadi penguapan air kandungan dalam
tanah dan kenaikan tahanan jenis. Seluruh panjang batang pentanahan
yang diperlukan dihitung dari pembagian arus gangguan ketanah dengan
kerapatan arus yang diizinkan, sedangkan jumlah batang pentanahan yang
di tanahkan diperlukan dari pembagian panjang satu batang.

E. Menentukan panjang penghantar pentanahan.


Berdasarkan luas daerah pentanahan dan situasi letak peralatan yang kira-
kira perlu ditanahkan, maka kita dapat tentukan ukuran dan bentuk sistem
pentanahan grid yang akan kita pasangkan. Untuk mendapatkan

17
perhitungan yang sederhana dan sesuai dengan situasi letak peralatan pada
Gardu Induk tersebut, maka dapat di asumsikan dengan jumlah n = 9
(jumlah konduktor yang sejajar dengan ukuran grid yang dapat ditentukan
sesuai dengan letak peralatan Gardu Induk).

Table 2 Perhitungan Panjang Total Konduktor Minimum

18
F. Menghitung besar tahanan sistem pentanahan.
Untuk sistem pentanahan Grid dengan memakai rumus pendekatan dari
rumus Leurent

19
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan-kesimpulan yaitu:

1) Diameter hantaran pengaman yang disyaratkan tidak dilihat dari sifat


listriknya saja tetapi lebih dititik beratkan pada kekuatan mekanisnya
demi keamanan.
2) Faktor jarak konduktor yang membentuk grid sangat berpengaruh
terhadap besarnya perbedaan tegangan yang terjadi pada permukaan
tanah, maka untuk meratakan tegangan tersebut jarak-jarak konduktor
ini dapat diatur.
3) Pada tempat-tempat yang mempunyai perbedaan tegangan yang lebih
besar jarak konduktor dapat diperkecil tanpa menambah jumlah
panjang total konduktor yang dipergunakan untuk membentuk tahanan
grid tersebut.
4) Faktor keamanan lebih terjamin lagi jika permukaan tanah didaerah
gardu induk tersebut ditimbuni dengan batu kerikil. Timbunan ini
dimaksudkan untuk memperbesar tahanan Rf dan memperkecil
tahanan sentuh yang terjadi.
5) Jadi lebih terlihat bahwa dengan tahanan yang kecil belum tentu
keamanan terjamin untuk arus hubung singkat yang besar, sebaiknya
untuk arus hubung singkat yang kecil dapat terjamin walaupun tahanan
pentahanan cukup besar.
6) Untuk kondisi tanah didaerah tropis tahanan jenis tanahnya uniform
dan cukup kecil. Sistem pentanahan batang vertikal masih dapat
dipergunakan, tetapi sistem pentanahan grid tetap lebih baik.
Sehingga gangguan-gangguan satu fasa ketanah saja.
Untuk ini tahanan-tahanan kaki tiang harus diusahakan serendah
mungkin.

20
DAFTAR PUSTAKA

 405421145-Parte-1-IEEE-Neutral-Grounding-in-Electrical-Utility-pdf.pdf
 IEEE-std80.pdf
 25806449819Artikel_Jurnal_Teknik_Unilak_2010_Abrar_Tanjung.pdf
 20765-42220-1-SM.pdf

21

Anda mungkin juga menyukai