Disusun Oleh :
D4 SKL 4C
1) Muhammad Yusril Ihza (1641150082)
2) Puguh Wiarto (1641150051)
3) Rika Dwi Pradita (1641150011)
BAB I ...................................................................................................................... 2
PENDAHULUAN .................................................................................................. 2
BAB II ..................................................................................................................... 4
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 4
PENUTUP ............................................................................................................. 20
ii
DAFTAR GAMBAR
Figure 1 Pentanahan menara dengan counterpoise ................................................. 4
Figure 2 Pentanahan Grid / mesh pada gardu induk ............................................... 5
Figure 3 Tegangan Langkah.................................................................................. 10
iii
DAFTAR TABEL
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Gardu induk merupakan salah satu bagian dari sistem tenaga listrik yang
berpotensi mengalami gangguan yang disebabkan oleh sambaran petir, yaitu
tegangan impuls petir, tegangan impuls hubung buka, dan tegangan impuls petir
terpotong dan arus gangguan. Tegangan impuls dan arus gangguan yang
ditimbulkan dapat merusak fungsi peralatan sistem tenaga listrik, sehingga
tegangan impuls dan arus bocor yang ditimbulkan harus dialirkan ke bumi untuk
mendapatkan batas keamanan peralatan sistem tenaga listrik dan tubuh manusia
disekitar area gardu induk. Sistem pentanahan (grounding system) menjadi bagian
dari sistem tenaga listrik yang memiliki fungsi mengetanahkan apabila terjadi
muatan tegangan atau arus lebih sehingga dapat meminimalisir gangguan yang
ditimbulkan. Untuk nilai pentanahan yang ideal harus memenuhi syarat dengan
nilai R mendekati nilai 0 atau ≤ 1 Ohm. Tegangan dan arus gangguan diatas tidak
mengalir kedalam tanah diakibatkan karena kegagalan isolasi peralatan dan nilai
tahanan pentanahan yang cukup besar.
2
menyebabkan batang konduktor rusak akibat tidak dapat menahan arus dan
tegangan yang sangat tinggi. Oleh karena itu dibutuhkan desain pentanahan gardu
induk Teling horizontal terhadap permukaan tanah dan dihubungkan dengan
konduktor yang lain membentuk suatu jaring – jaring yang kemudian disebut
sistem pentanahan jaringan (grid).
1.3 Tujuan
Adapun Tujuan dan Manfaat yang di dapat setelah membaca makalah ini
adalah:
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
Figure 2 Pentanahan Grid / mesh pada gardu induk
5
3) Pentanahan dengan mesh atau grid Pentanahan dengan
mesh atau grid adalah cara pentanahan dengan jalan
memasang kawat konduktor elektroda membujur dan
melintang dibawah tanah, yang satu sama lain dihubungkan
disetiap tempat sehingga membentuk jala (mesh/grid).
Sistem pentanahan mesh/grid biasanya dipasang di gardu
induk dengan tujuan mendapatkan nilai resistansi tanah
yang sangat kecil (kurang dari 1 Ω).
Pemilihan Konduktor
Setiap bagian sistem grounding, termasuk konduktor grid, koneksi,
dan semua elektroda primer, harus didesain sedemikian rupa sehingga
untuk umur desain instalasi yang diharapkan, elemen akan :
1) Memiliki konduktivitas yang cukup
2) Sekering dapat menahan dan mekanis dengan kombinasi
besaran gangguan dan durasinya
3) Kemampuan mekanik yang tinggi.
4) Mampu mempertahankan fungsinya bahkan saat terkena
korosi.
Ukuran Konduktor
Ukuran konduktor menjadi pertimbangan dalam menentukan
kualitas dari besarnya arus gangguan yang didistribusikan ke tanah
dapat dilihat dipersamaan (1).
6
Batas arus yang ditoleransi
Efek fisiologis yang paling umum dari arus listrik pada tubuh, yang
dinyatakan dalam rangka meningkatkan besaran arus, adalah persepsi
ambang batas, kontraksi otot, ketidaksadaran, fibrilasi jantung,
penyumbatan saraf respirasi, dan pembakaran. Arus nonfibrilasi
magnitudo IB pada durasi berkisar antara 0,03-3,0 s terkait dengan
energi yang diserap oleh tubuh seperti yang dijelaskan. Dengan
persamaan (3) berikut :
7
Pengaruh lapisan tipis bahan permukaan
Besar dan durasi arus yang dilakukan melalui tubuh manusia pada
50 Hz atau 60 Hz harus kurang dari nilai yang dapat menyebabkan
fibrilasi ventrikel jantung. Dimana, selain persyaratan yang
sebelumnya didefinisikan untuk persamaan (5) :
8
Persamaan resistansi tanah pada bahan permukaan :
9
Dapat dilihat pada gambar 5 dan gambar 6 bahwa berbagai bentuk
keadaan kejut terhadap pentananahan dalam gardu induk. Yaitu
gambar 5 adalah keadaan dasar kejut dan gambar 6 adalah keadaan
tipikal potensi perpindahan yang diperluas.
10
Pengukuran resistivitas tanah
Estimasi berdasarkan klasifikasi tanah hanya menghasilkan perkiraan
kasar resistivitas. Oleh karena itu, pengukuran resistivitas sebenarnya
sangat penting dan harus dilakukan di sejumlah tempat lokasi gardu
induk dimana, tanah dapat memiliki resistivitas seragam di seluruh
area dan kedalaman yang cukup baik ditemukan. Biasanya, ada
beberapa lapisan, masing-masing memiliki resistivitas yang berbeda,
lihat tabel I.
11
Arus cenderung mengalir di dekat permukaan untuk jarak probe kecil,
sementara lebih banyak arus menembus tanah yang lebih dalam untuk
jarak yang jauh. Jadi, biasanya pendekatan yang masuk akal untuk
mengasumsikan bahwa resistivitas yang diukur untuk jarak probe
tertentu menunjukkan resistivitas nyata dari tanah sampai kedalaman
resistivitas lapisan tanah bila kontras tidak berlebihan. Persamaan (16)
dan Persamaan (17) dapat digunakan untuk menentukan resistivitas
nyata ρa pada kedalaman a.
Resistansi grid rod
Resistansi tanah antara grid dan rod grid pada persamaan (18) :
Resistansi ground gabungan dari grid dan rod bed akan lebih rendah
dari resistansi ground dari kedua komponen saja, namun tetap lebih
tinggi dari pada kombinasi paralel.
12
Nilai desain arus grid maksimum, yang didefinisikan dengan
persamaan (20) :
Tegangan mesh
Nilai tegangan mesh diperoleh sebagai produk dari faktor geometris,
Km; Faktor korektif, Ki, yang menjelaskan beberapa gangguan yang
diperkenalkan oleh asumsi yang dibuat dalam memperoleh Km;
Resistivitas tanah ρ ; Dan rata-rata arus per unit panjang pengeboran
efektif dari grounding system conductor (IG / LM) dengan persamaan
(22) :
Tegangan langkah
Nilai tegangan langkah diperoleh sebagai hasil dari faktor geometris
(Ks); Faktor korektif (Ki); Resistivitas tanah (ρ); dan arus rata-rata per
unit konduktor grounding ground terkubur (IG / LS) dengan
persamaan (23) :
13
2.4 Tujuan dari Sistem Pentanahan
14
Biaya pemasangan serendah mungkin.
Faktor-Faktor Yang Menentukan Tahanan Pentanahan
Tahanan pentanahan suatu elektroda tergantung pada tiga faktor :
A. Tahanan elektroda itu sendiri dan penghantar yang
menghubungkan ke peralatan yang ditanahkan.
B. Tahan kontak antara elektroda dengan tanah.
C. Tahanan dari massa tanah sekeliling elektroda.
Namun demikian pada prakteknya tahanan elektroda dapat diabaikan,
akan tetapi tahanan kawat penghantar yang menghubungkan keperalatan
akan mempunyai impedansi yang tinggi terhadap impuls frekuensi tinggi
seperti misal pada saat terjadi lightningdischarge. Untuk menghindarinya,
sambungan ini di usahakan dibuat sependek mungkin.
Dari ketiga faktor tersebut diatas yang dominan pengaruhnya adalah
tahanan sekeliling elektroda atau dengan kata lain tahanan jenis tanah (ρ).
15
Besarnya arus fibrilasi yang mengalir pada tubuh manusia keterangan arus
listrik dapat menyebabkan jantung mulai fibrilasi dapat dihitung
berdasarkan persamaan 6 :
Lama waktu gangguan tergantung dari berapa faktor, antara lain statilitas,
tipe switchyard dan tipe relay dan pemutusan daya yang digunakan.
Sebegitu jauh belum ada standard mengenai lama waktu gangguan. Waktu
yang dianggap realistis berkisar antara 0,5 detik sampai 1,0 detik.
Pengambilan waktu 0,75 detik dianggap sudah memenuhi persyaratan dan
cukup realistis.
C. Perencanaa pendahuluan tata letak (layout).
Kisi-kisi (grid) pentanahan menggunakan konduktor tembaga bulat yang
ditanam pada seluruh batas gardu induk. Pengaturan tata letak sistem
pentanahan pada suatu gardu induk dapat dilihat pada gambar berikut ini.
16
D. Menghitung jumlah batang pentanahan yang diperlukan.
Pada waktu arus gangguan mengalir antara batang pentanahan dan tanah
akan menjadi panas akibat arus I2. Suhu tanah harus tetap dibawah 100°c,
untuk menjaga jangan sampai terjadi penguapan air kandungan dalam
tanah dan kenaikan tahanan jenis. Seluruh panjang batang pentanahan
yang diperlukan dihitung dari pembagian arus gangguan ketanah dengan
kerapatan arus yang diizinkan, sedangkan jumlah batang pentanahan yang
di tanahkan diperlukan dari pembagian panjang satu batang.
17
perhitungan yang sederhana dan sesuai dengan situasi letak peralatan pada
Gardu Induk tersebut, maka dapat di asumsikan dengan jumlah n = 9
(jumlah konduktor yang sejajar dengan ukuran grid yang dapat ditentukan
sesuai dengan letak peralatan Gardu Induk).
18
F. Menghitung besar tahanan sistem pentanahan.
Untuk sistem pentanahan Grid dengan memakai rumus pendekatan dari
rumus Leurent
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan-kesimpulan yaitu:
20
DAFTAR PUSTAKA
405421145-Parte-1-IEEE-Neutral-Grounding-in-Electrical-Utility-pdf.pdf
IEEE-std80.pdf
25806449819Artikel_Jurnal_Teknik_Unilak_2010_Abrar_Tanjung.pdf
20765-42220-1-SM.pdf
21