Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia adalah daerah yang rawan dengan bencana alam. Hampir
setiap waktu daerah-daerah yang ada di Indonesia ini terancam dengan
bencana yang menyebabkan banyak kerugian, salah satunya adalah bencana
alam tanah longsor. Bahaya bencana tanah longsor berpengaruh besar terhadap
kelangsungan kehidupan manusia dan senantiasa mengancam keselamatan
manusia. Di indonesia, terjadinya tanah longsor telah mengakibatkan
kerugian besar, seperti kehilangan jiwa manusia, kerusakan harta benda, dan
terganggunya ekosistem alam.
Jumlah kejadian tanah longsor di Indonesia semakin meningkat hampir
setiap tahunnya terutama saat memasuki musim penghujan. Berdasarkan
statistik, dalam kurun waktu tahun 2005-2011 tercatat kejadian tanah longsor
sebanyak 809 lokasi yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia dan
mengakibatkan korban jiwa sebanyak 2484 orang tewas. Dari gambaran
tersebut, terlihat bahwa longsor merupakan bencana alam yang sangat
mengancam dan penting untuk diperhatikan setelah banjir, karena frekuensi
kejadian dan jumlah korban yang ditimbulkan cukup signifikan.
Faktor penyebab tanah longsor secara alamiah meliputi morfologi
permukaan bumi, penggunaan lahan, litologi, struktur geologi, curah hujan,
dan kegempaan. Selain faktor alamiah, juga disebabkan oleh faktor aktivitas
manusia yang mempengaruhi suatu bentang alam, seperti kegiatan pertanian,
pembebanan lereng, pemotongan lereng, dan penambangan. Bahaya berubah
menjadi bencana apabila telah mengakibatkan korban jiwa, kehilangan atau
kerusakan harta dan kerusakan lingkungan.
Di Indonesia banyak kita temukan tanah pelapukan yang bersumber
dari letusan gunung berapi. Tanah hasil pelapukan ini mempunyai komposisi
tanah yang sedikit lempung dengan sedikit pasir dan juga subur. Adapun tanah
pelapukan yang terdapat di atas batuan kedap air pada perbukitan dan
mempunyai kemiringan sedang maupun terjal sangat berpotensi
mengakibatkan terjadinya bencana tanah longsor pada musim hujan. Oleh

1
karenanya jika di perbukitan itu tidak terdapat tanaman dengan akar yang kuat
dan dalam maka daerah tersebut sangat rentan terjadi bencana longsor.
Untuk menghindari jatuhnya korban yang lebih besar dan banyak
akibat bahaya tanah longsor di daerah daerah tersebut, diperlukan upaya-
upaya yang mengarah kepada tindakan meminimalisir akibat (mitigasi) yang
akan ditimbulkan.mencegah bahaya longsor lebih murah daripada
menanggulangi atau membangun kembali bangunan dan infrastruktur yang
rusak. Mitigasi didefinisikan sebagai tindakan yang dilakukan untuk
mengurangi dampak dari suatu bencana (alam maupun disebabkan oleh
manusia) terhadap suatu bangsa atau komunitas, agar masyarakat merasa
aman dalam beraktivitas di tempatnya.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tanah longsor terjadi
akibat keadaan alam yang dapat mengakibatkan adanya korban jiwa dan
kerugian harta benda. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk
meminimalisir akibat bencana tanah longsor yaitu dengan mitigasi bencana
tanah longsor. Oleh sebab itu, penulis ingin membahas lebih lanjut mengenai
mitigasi bencana tanah longsor.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mengetahui mitigasi bencana alam tanah longsor
1.2.2 Tujuan Khusus
1) Untuk mengidentifikasi pengertian tanah longsor
2) Untuk mengidentifikasi proses mitigasi bencana alam tanah longsor
1.3 Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini diantaranya:
1. Manfaat Teoritis
Adapun manfaat teoritis dalam penelitian ini, diharapkan mampu
memberikan sumbangan keilmuan khususnya pada pendidikan geografi
mengenai kebencanaan
2. Manfaat praktis
Adapun manfaat praktis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
a. Bahan masukan bagi Pemerintah sebagai penentu kebijakan
b. Bahan masukan bagi Lembaga sebagai informasi aktual
c. Bahan informasi untuk masyarakat sebagai antisipasi bencana longsor.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Data Demografi


Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali
mengidentifikasi ada 16 kecamatan di Bali yang rawan longsor. Kepala Seksi
Tanggap Darurat Bencana dan Pelayanan Kegawatdaruratan BPBD Bali, I
Komang Kusumaedi menyebut, ke 14 kecamatan itu tersebar di enam
kabupaten. Enam kabupaten yang tergolong rawan longsor yakni
Karangasem, meliputi Kecamatan Bebandem, Rendang, Selat. Kabupaten
Bangli meliputi Kecamatan Kintamani dan Kabupaten Gianyar melputi
Kecamatan Tampaksiring, Payangan dan Tegallalang. Sementara untuk
Kabupaten Badung berada di wilayah Kecamatan Petang, Kabupaten Tabanan
di wilayah Baturiti dan Kecamatan Penebel. Kabupaten Buleleng di
Kecamatan Tejakula, Kecamatan Sawan, Sukasada, dan Busungbiu.
2.2 Hasil Pengkajian
Bencana yang terjadi di wilayah Kabupaten Bangli sepanjang 2017
masih didominasi tanah longsor. Berdasarkan data yang diterima dari Badan

3
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bangli terjadi sebanyak 34
bencana tanah longsor dan disusul pohon tumbang 16 peristiwa. Kepala UPT.
Pusat Pengendalian Indormasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB)
BPBD Provinsi Bali, I Gede Made Jaya Serataberana mengatakan bahwa 12
orang meninggal dunia yakni paling banyak di Desa Songan sebanyak 7
orang.
2.3 Pembahasan
a. Pengertian
Longsoran merupakan salah satu jenis gerakan masa tanah atau
beatuan, ataupun percampuran antara keduanya, menuruni bukit atau
keluar lereng akibat terganggunya kestabilan tanah atau batuan penyusun
tanah tersebut. Tanah longsor adalah perpindahan material pembentuk
lereng berupa batuan, bahan rombakan, tanah, atau material campuran
tersebut, bergerak ke bawah atau keluar lereng. Proses terjadinya tanah
longsor dapat diteraangkan sebagai berikut: air meresap ke dalam tanah
akan menambah bobot tanah. Jika air tersebut menembus sampai tanah
kedap air yang berperan sebagai bidang gelincir, maka akan menjadi licin
dan tanah pelapukan di atasnya akan bergerak mengikuti lereng dan keluar
lereng.
Longsor akan terjadi apabila ada proses yang memicu terjadinya
tanah longsor tersebut. Salah satu proses pemicu yang paling umum
djumpai pada kasus bencana alam di Indonesia adalah karena peningkatan
kandungan air di dalam lereng yang terjadi akibat hujan dengan intensitas
tinggi. Air hujan yang turun akan terakumulasi di dalam lereng akan
menyebabkan perubahan sifat tanah atau bebatuan lereng. Selain itu,
ikatan antara butir-butir tanah yang semula padat akan merenggang. Selain
itu faktor pemicunya ada satu hal lagi yang dapat menyebabkan tanah
longsor terjadi yaitu adanya faktor pengontrol yang mempengaruhi
kestabilan lereng tersebut. Faktor pengontrol tersebut adalah kondisi
morfologi atau bentuk luar dari lereng tersebut. Hal yang dimaksud adalah
kondisi bebatuan atau tanah pembentuk lereng dan juga deviasi atau
kemiringan dari lereng tersebut.
b. Mitigasi Dalam Bencana Tanah Longsor

4
Mitigasi merupakan serangkaian upaya perencanaan guna
meminimalisir dampak kerugian yang ditimbulkan oleh bencana. Dalam
peraturan menteri nomor 33 tahun 2006 disebutkan bahwa mitigasi adalah
upaya yang ditujukan untuk mengurangi dampak dari bencana baik
bencana alam, bencana ulah manusia, maupun bencana gabungan
keduanya dalam suatu begara atau masyarakat. Arti dari istilah yang
digunakan untuk menunjukkan pada semua tindakan untuk mengurangi
dampak dari suatu bencana yang dapat dilakukan sebelum bencana itu
terjadi, termasuk kesiapan dan tindakan-tindakan resiko jangka panjang.
Tahapan-tahapan mitigasi bencana tanah longsor antara lain:
1) Pemetaan
Menyajikan informasi visual tentang tingkat kerawatan bencana alam
geologi di suatu wilayah, sebagai masukan kepada masyarakat dan atau
pemerintah kabupaten/kota dan provinsi sebagai data dasar untuk
melakukan pembangunan wilayah agar terhindar dari bencana.
2) Penyelidikan
Mempelajari penyebab dan dampak dari suatu bencana sehingga dapat
digunakan dalam perencanaan penanggulangan bencana dan rencana
pengembangan wilayah.
3) Pemeriksaaan
Melakukan penyelidikan pada saat dan setelah terjadi bencana,
sehingga dapat diketahui pennyebab dan cara penanggulangannya
4) Pamantauan
Pemantauan dilakukan di daerah rawan bencana, pada daerah strategis
secara ekonomi dan jasa, agar diketahui secara dini tingkat bahaya, oleh
pengguna dan masyarakat yang bertempat tinggal di daerah tersebut
5) Sosialisasi
Memberikan pemahaman kepada pemerintah provinsi/ kabupaten/ kota
atau masyarakat umum, tentang bencana alam tanah longsor dan akibat
yang ditimbulkannya. Sosialisasi dapat dilakukan dengan berbagai cara
antara lain: mengirimkan pster, brooklet, dan leaflet atau dapat juga
secara langsung kepada masyarakat dan aparat pemerintah
6) Pemeriksaan bencana tanah longsor

5
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/daerah/16/09/23/odycr6384-14-
kecamatan-di-bali-rawan-longsor
http://www.balipost.com/news/2017/12/30/33008/Bencana-Tanah-Longsor-
Mendominasi,16...html

Anda mungkin juga menyukai