marsi_dms@yahoo.coom
0812-156-44-64
Bagian
1
1: • PENDAHULUAN
Pendahuluan
AKREDITASI RS
a. Kebijakan Pelayanan RS
b. Pedoman/Panduan Pelayanan RS
Regulasi Di Unit kerja c. Standar Prosedur Operasional (SPO)
RS d. Program (Rencana kerja Tahunan Unit
Kerja)
KEBIJAKAN
• Pasal 28 : ayat (3) Praktik Keperawatan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) harus didasarkan pada kode etik,standar pelayanan, standar
profesi, dan standar prosedur operasional
UU Keperawatan • Pasal 53 :
No 38 Tahun 2014 ayat (2) Pengembangan Praktik Keperawatan bertujuan untuk
mempertahankan atau meningkatkan keprofesionalan Perawat;
ayat (4) Dalam hal meningkatkan keprofesionalan Perawat
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan dalam memenuhi
kebutuhan pelayanan, pemilik atau pengelola Fasilitas Pelayanan
Kesehatan harus memfasilitasi Perawat untuk mengikuti
pendidikan berkelanjutan
Pasal 63.4:
UU. Kes. No 36 Pelaksanaan pengobatan dan atau perawatan berdasarkan
th 2009 Ilmu kedokteran, dan atau Ilmu Keperawatan hanya dapat
dilakukan oleh tenaga kesehatan , yang mempunyai
kemampuan / kewenangan untuk itu
Pasal 13.3:
Setiap tenaga kesehatan yang bekerja di RS harus bekerja
. UU. RS. No 44 sesuai dg standar profesi, standar pelayanan, SOP yg
th 2009 berlaku, etika profesi, menghormati hak pasien dan
mengutamakan keselamatan pasien
BENTUK-BENTUK REGULASI DALAM
PELAYANAN KESEHATAN
Lisensi (perizinan), akreditasi, dan sertifikasi merupakan
bentuk-bentuk pendekatan yang umum dilakukan dalam
regulasi mutu pelayanan kesehatan (Hafez, 1997)
Lisensi merupakan proses pemberian izin secara legal oleh
lembaga yang kompeten biasanya pemerintah kepada individu
atau organisasi untuk menjalankan praktik atau kegiatan
pelayanan kepada masyarakat
Perizinan baik perizinan sarana kesehatan maupun tenaga
kesehatan diatur dalam mekanisme Legislasi (peraturan
perundangan) guna mencegah adanya penyalahgunaan tugas
maupun fungsinya.
Sertifikasi adalah kegiatan penilaian kepada seseorang
maupun organisasi yang telah memenuhi syarat yang
telah ditetapkan, kegiatan ini dilakukan oleh lembaga
yang mempunyai kewenangan dalam memberikan
penilaian. Seperti sertifikat PPGD dan GELS untuk Perawat,
ATLS dan ACLS untuk Dokter, sertifikat ISO 9000 untuk
organisasi yang telah memenuhi standar dalam
manajemen mutu.
Akreditasi : Mrpk proses formal yang dilakukan oleh
lembaga yang berwenang dan diakui untuk melakukan
penilaian pada organisasi yang telah memenuhi standar
yang telah ditetapkan. Seperti lembaga KARS (Komisi
Akreditasi Rumah Sakit), JCI (Joint Commission
International) dan JCAHO di Amerika, ACHS di Australia.
Bagian
3.
1: KEBIJAKAN DAN
PEDOMAN/PANDUAN
Kebijakan dan Pedoman/Panduan
Kebijakan RS adalah Penetapan Direktur/Pimpinan RS Pada
tataran strategis atau bersifat garis besar yang mengikat.
Karena kebijakan bersifat garis besar maka untuk penerapan
kebijakan tersebut disusun pedoman/panduan dan prosedur
sehingga ada kejelasan langkah-langkah untuk melaksanakan
kegiatan tersebut
PEDOMAN/PANDUAN
Pedoman adalah kumpulan ketentuan dasar yang memberi
arah bagaimana sesuatu harus dilakukan, dg demikian
merupakan hal pokok yg mjd dasar untuk menentukan atau
melaksanakan kegiatan.
Dalam pedoman mengatur bbrp hal.
Panduan hanya meliputi 1 (satu) kegiatan
Agar pedoman/panduan dapat diimplementasikan dengan
baik dan benar, diperlukan pengaturan melalui kegiatan.
FORMAT PEDOMAN
a,. Format Pedoman pengorganisasian Unit Kerja:
BAB I : Pendahuluan
BAB II : Gambaran Umum
BAB III : Visi, Misi, Falsafah, Nilai dan Tujuan RS
BAB IV : Struktur Organisasi RS
BAB V : Struktur Organisasi Unit Kerja
BAB VI : Uraian Jabatan
BAB VII : Tata Hubungan Kerja
BAB VIII : Pola ketenagaan dan Kualifikasi personil
BAB IX : Kegiatan Orientasi
BAB X : Pertemuan/Rapat
BAB XI : Pelaporan
1. Lap. Harian
2. Lap. Bulanan
3. Lap. tahunan
FORMAT PEDOMAN
b.. Format Pedoman pelayanan Unit Kerja:
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Pedoman
C. Ruang Lingkup Pelayanan
D. Batasan Operasional
E. Landasan Hukun
BAB II: Standar Ketenagaan
A. Kualifikasi SDM
B. Distribusi Ketenagaan
C. Pengaturan Jaga
BAB I : DEFINISI
BAB II : RUANG LINGKUP
BAB III : TATA LAKSANANA
BAB IV : DOKUMENTASI
Prosedur
Standard Operating Prosedure (SOP) atau SOP merupakan perangkat ,
instruksi/langkah-langkah yang dilakukan untuk menyelesaikan proses kerja
rutin tertentu.
Tujuan: agar berbagai proses kerja rutin terlaksana dengan efisien, efektif,
konsisten/seragam dan aman, dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan
melalui pemenuhan standar yg berlaku.
Manfaat:
Memenuhi persyaratan standar pelayanan RS/Akreditasi RS
Mendokumentasikan langkah -langkah kegiatan
Memastikan staf RS memahami bagaimana melaksanakan pekerjaannya
Contoh: SPO pemberian informasi, SPO pemasangan infus, SPO pemindahan
pasien dan TT ke brandkar dll
Format SPO
Format SPO sesuai dengan edaran : Surat Edaran Direktur
Pelayanan Medik Spesialistik No.YM.00.02.2.2.837,
tertanggal 1 Juni 2001, Perihal bentuk SPO
Format mulai diberlakukan 1 januari 2002
Format mrpk format minimal, format ini dpt diberi
tambahan materi misalnya nama penyusun SPO, Unit yg
memeriksa SPO, dll. Namum tdk boleh mengurangi item yg
ada di SPO
Format SPO: .... (Lanjut)
FORMAT SPO
NAMA RS DAN JUDUL SPO
LOGO
No. Dokumen No. Revisi Halaman
Nomor Dokumen :
No. Revisi :01 Halaman : 1/3
RSUD WATES SKP/449.1/01/2016
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Nomor Dokumen :
RSUD WATES No. Revisi :01 Halaman : 2/3
SKP/449.1/01/2016
KAB KULON
PROGO
Prosedur
Nomor Dokumen :
RSUD WATES No. Revisi :01 Halaman : 3/3
SKP/449.1/01/2016
KAB KULON
PROGO
Prosedur
Unit Terkait
Penjelasan:
Penulisan SPO yg harus tetap di dlm tabel /kotak: nama RS
dan Logo, judul Spo, SPO, No. Dok., NO. Rev, tanggal terbit
dan tanda tangan Direktur RS. Sedangkan untuk pengertian ,
tujuan, kebijakan, prosedur dan unit terkait tidak boleh dibrti
kotak/tabel.
PETUNJUK PENGISIAN SPO
a. Kotak Heading: masing2 kotak (RS, Judul SPO, No. Dokumen, No.revisi, Hal,
Prosedur tetap, tgl terbit, ditetapkan direktur) diisi sbb:
Heading dan kotaknya dicetak pada setiap halaman. Halaman pertama HARUS
lengkap. Halaman berikutnya memuat: kotaak Nama RS, Judul SPO, No.Dok.,
No. Revisi dan Hal.
Kotak RS diberi nama RS dan Logo RS
Judul SPO: diberi judul/nama SPO sesuai proses kerjanya
No. Dokumen: diisi sesuai ketentuan penomoran yg berlaku di RS, dibuat
sistematis agar ada keseragaman
No.Revisi: bisa dg huruf dan angka. Ex: Baru diberi No.0, sedangkan dokumen
Revisi pertama No.1, Halaman kedua; 2/5., halaman terakhir 5/5
SPO diberi nama sesuai ketentuan (SPO, Prosedur tetap, prosedur kerja, dll)
TGl terbit diberi tanggal sesuai taanggal terbitnya diberlakukan SPO
Ditetapkan Direktur: Diberi TTD Direktur dan Nama jelasnya.
b. Isi SPO
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit terkait
TATA CARA PENGELOLAAN SPO
RS Agar menetapkan siapa yg mengelola SPO
Pengelola SPO harus mempunyai arsip seluruh SPO RS
Pengelola SPO agar membuat tata cara penyusunan
penomoran, distribusi, penarikan, penyimpanan, evaluasi dan
revisi SPO
Hal hal yg perlu diingat
Siapa yg harus menulis dan menyusun SPO
Bgman merencanakan dan mengembangkan SPO
Bgmn SPO dpt dikenali
Bgmn memperkenalkan SPO pelaksana dan unit terkait
Bgmn pengendalian SPO nya (nomor, revisi, dan distribusi)
Syarat penyusunan SPO
Identifikasi kebutuhan : apakah kegiatan yg dilakukan sdh ada SPO atau belum
dan bila sdh ada agar diideantifikasi, apakah SPO masih efektif atau tidak
Perlu ditekankan bahwa SPO hrs ditulis mereka yg melakukan pekerjaan, unit
kerja, Tim, atau panitia yg ditunjuk oleh direktur. Komitmen thdp pelaksanaan
SPO hanya diperoleh dengan adanya keterlibatan personel/unit kerja dlm
penyusunan SPO
SPO hrs mrpk flow charting dari suatu kegiatan pelaksanaan atau unit kerja agar
mencatat proses kegiatan dan membuat alurnya kemudian TIM/panitia diminta
memberikan tanggapan.
Didalam SPO hrs dpt dikenali dg jelas siapa melakukan apa. Dimana, kapan dan
mengapa.
SPO jgn menggunakan kalimat perintah/intruksi dg bahasa yg dikenal pemakai.
SPO harus jelas, ringkas dan mudah dilaksanakan. Untuk SPO pelayanan pasien
maka harus memeperhatikan keselamatan, keamanan, dan kenyamanan pasien.
Untuk SPO profesi harus mengacu pada standar profesi, standar pelayanan,
mengikuti IPTEKdan memperhatikan aspek keselamatan pasien.
Tata cara penomoran SPO
Semua SPO harus diberi nomor
RS agar membuat kebijakan tentang pemberian nomor untuk SPO
Pemberian nomor bisa mengikuti tata cara persuratan RS atau ketentuan
penomoran yang khusus untuk SPO (Bisa menggunakan garis miring
atau dg sistem digit). Pemberian nomor sebaiknya secara sentral.
Kode kode yg dipergunakan untuk pemberian nomor:
Masing masing unit kerja mempunyai kode sendiri. Ex: IGD: 08 (bila
kode berbentuk angka) atau huruf :g (bila kodea berbentuk huruf)
Kode SPO . Ex: kode SPO, 03 (bila kode berbentuk angka) atau huruf :c
(bila kodea berbentuk huruf)
Nomor urut SPO adalah urutan npmor SPOdi dalam unit kerja
Contoh penomora SPO di IGD: 08.03.15 (artinya SPO dari IGD dg no
urut 15) atau g.c. 15 (bila penomoran dg huruf)
Tata Cara penyimpanan SPO
SPO asli disimpan di sekretariat
SPO foto copy disimpan di masing masing unit kerja dmn
SPO tersebut dipergunakan
SPO di unit kerja HARUS diletakkan ditempatyg mudah
dilihat, mudah diambil dan mudah dibaca oleh pelaksanaan
Bg RS yg sdh E-file maka distribusi SPO bisa melalui internet
dan diatur kewenangan otorisasi di setiap unit kerja, sgg unit
kerja dpat mengetahui batas kewenangan dalam membuka
file.
Tata cara Evaluasi
Evaluasi SPO dilaksanakan sesuai kebutuhan dan maksimal 3
tahun sekali
Evaluasi SPO dilakukan oleh masing masing unit kerja yg
dipimpin oleh kepala unit kerja
Hasil evaluasi: SPO msh tetap diperguanakan atau SPO perlu
diperbaiki / dievaluasi
Perbaikan SPO perlu dilakukan Bila:
Pergantian Direktur/ pimpinan RS, Bila SPO msh
sesuai/dipergunakan maka tdk perlu direvisi
Bagian
3.
1: PERSIAPAN
PERSIAPAN AKREDITASI
1. Penbentukan TIM...
2. Penyusunan Dokumen
3. Rakoor rutin antar Pokja terkait. Berfungsi untuk menghindari penyusunan Dokumen
yg tumpang tindih. Contoh: Panduan komunikasi efektif yg menyusun MKI atau SKP.
4. Sosialiasasi program, pedoman, panduan, SPO
5. Pelatihan 7 Wajib dasar seluruh karyawan dan para pihak terkait
6. Penbentukan/penunjukan tim khusus/Nara Sumber (NS):
1) Sapu jagat
2) Duta servis (Penentuan Greeting bila perlu susun Pedoman servise exellent)
3) Penunjukan Nara Sumber TOT (per Pokja harus yg kompeten)
4) TOT untuk Semua Nara Sumber, (tergantung KAK)
5) Penyedia alat vital cadangan (Termometer u/suhu Ruangan, Eye wash, dll)
6) Pemburu kucing, tikus, kecoa dan lalat dll
7) DLL sesuai kebutuan
8) #Jangan membentuk TIM yg menambah masalah dalam sistem
PROGRAM
Penjabaran terperinci tentang strategi dan langkah2 yg
dipergunakan untuk mencapai tujuan lembaga ( buku
panduan perencanaan strategis dan pengukuran kinerja yg
dikeluarkan oleh kantor Menteri Negara Riset dan Tehnologi)
Intinya: Program berisi rencana kegiatan yg akan dilaksanakan
disusun rinci, dipergunakan untuk mencapai tujuan
lembaga/unit kerja.
KETENTUAN PROGRAM DI DALAM STANDAR AKREDITASI RS
A. Tujuan Program
Umun : Sbg panduan dalam melaksanakan kegiatan unit
kerja shg tujuan program dpt tercapai.
Khusus :
1. Adanya kejelasan langkah2 dlm melaksanakan keagiatan
2. Adanya kejelasan siapa yg melaksanakan kegiatandan
bgmn melaksanakan kegiatan tersebut shg tujuan dpt
tercapai.
3. Adanya kejelasan sasasran, tujuan dan waktu pelaksanaan
kegiatan.
B. Sistematika/Format Program
Sistematika atau fotmat program sbb:
1. Pendahuluan
2. Latar Belakang
3. Tujuan umum dan tujuan khusus
4. Kegiatan pokok dan rincian kegiatan
5. Cara melaksanakan kegiatan
6. Sasaran
7. Skedul (jadual) pelaksanaan kegiatan
8. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan
9. Pencatatan, pelaporan dan evaluasi kegiatan
Skedul (jadwal) pelaksanaan kegiatan
NO Kegiatan BULAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 PembentukanTIM x
2 Rapat TIM x x x x x x x x x x x x
3 Pelaksananaan kegiatan x x x x
4 dst
Bagian
4.
1: KEBIJAKAN PELAYANAN
UNTUK MEMPERMUDAH
IMPLEMENTASI SUSUN
BERURUTAN SESUAI BAB YG
DIMINTA... PERHATIKAN ep NYA
KEBIJAKAN PELAYANAN RUMAH SAKIT