H061 17 1015
SINDI ALVIONITA
H061 17 1307
PENDAHULUAN
senyawa yang strukturnya telah diketahui.Bila semua sifat fisik dan kimia senyawa
bahwa senyawa yang sedang dipelajari identik dengan snyawa yang strukturnya telah
Bila sifat fisik dan kimia senyawa yang diselidiki tidak tepat dengan senyawa
apapun yang sudah dikenal di literatur, besar kemungkinan senyawa ini adalah
senyawa baru, belum pernah disintesis atau belum pernah dilaporkan.Dalam kasus
struktur senyawa yang sama sekali baru? Metoda penentuan struktur berubah drastis
memakan waktu dan sukar dalam praktek: jadi, pertama struktur senyawa yang baru
disintesis diasumsikan, dan kemudian suatu rute tertentu didesain untuk mengubah
penemuan.
1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan
spektrofotometer.
CuSO4.
menggunakan spektrofotometer.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
memiliki sejarah yang panjang. Reaksi nyala yang populer berdasarkan prinsip yang
spektrometer, mereka berhasil menemukan dua unsur baru, rubidium dan cesium.
Sinar atau cahaya yang berasal dari sumber tertentu disebut juga sebagai
Dengan sumber cahaya apapun, spektrometer terdiri atas sumber sinar, prisma, sel
sampel, detektor dan pencatat. Fungsi prisma adalah untuk memisahkan sinar
daerah tampak digunakan untuk analisis kualitatif dan kuantitatif spesies kimia.
Absorbansi spesies ini berlangsung dalam dua tahap, yang pertama yaitu M + hv =
M*, merupakan eksitasi spesies akibat absorbsi foton (hv) dengan waktu hidup
terbatas (10-8 – 10-9 detik). Tahap kedua adalah relaksasi dengan berubahnya M*
menjadi spesies baru dengan reaksi fotokimia. Absorbsi dalam daerah ultraviolet dan
daerah tampak menyebabkan eksitasi elektron ikatan. Puncak absorbsi (𝜆maks) dapat
absorbsi berguna untuk mengkarakterisasikan gugus fungsi dalam suatu molekul dan
T = P/Po
PO P
melewati larutan yang mempunyai ketebalan b cm dan konsentrasi zat penyerap sinar
T merupakan bagian dari cahaya yang diteruskan melalui larutan. Transmitansi (T)
sering dinyatakan sebagai persentase (%T). Absorbansi (A) suatu larutan dinyatakan
pengurangan kekuatan sinar. Bila ketebalan benda atau konsentrasi materi yang
dilewati suatu cahaya bertambah, maka suatu cahaya akan lebih banyak diserap
Pengabsorbsian sinar ultra violet atau sinar tampak oleh suatu molekul
absorbsi maksimum dapat dikorelasikan dengan jenis ikatan yang ada di dalam
molekul yang sedang diselidiki. Oleh karena itu spektroskopi serapan molekul
ultra violet dan sinar tampak untuk penentuan kuantitatif senyawa-senyawa yang
a. Transisi elektron yang meliputi elektron 𝜋, 𝜎, n-elektron. Jenis transisi ini terjadi
yang akan tereksitasi ke tingkat energi yang lebih tinggi dan absorbsi terjadi
dalam daerah UV vakum (<185 mm), sedangkan kromofor dengan energi eksitasi
yang rendah mempunyai daerah absorbsi diatas 180 nm. Elektron dari molekul
organik yang mengabsorbsi meliputi elektron yang digunakan pada ikatan antara
misalnya pada unsur-unsur lantanida dan aktinida. Pita-pita yang sempit teramati
karena adanya efek screening (pelindung) orbital dalam dari pengaruh luar.
Sebaliknya untuk transisi 3d dan 4d mempunyai pita yang lebar dan umumnya
meliputi transisi elektronik antara tingkat energi yang berbeda pada orbital d.
absorbsi transfer muatan merupakan cara yang peka untuk menentukan spesies
absorbsi transfer muatan harus terdiri dari elektron donor dan elektron akseptor
sehingga transfer elektron dapat terjadi dan menghasilkan absorbsi radiasi. Secara
bertambahnya transfer elektron memerlukan energi radiasi yang lebih kecil. Pada
zat kimia dengan energi, biasanya energi cahaya.Metode spektroskopi sinar tampak
berdasarkan penyerapan sinar tampak oleh suatu larutan berwarna.Oleh karena itu
larutan senyawa berwarna yang dapat ditentukan dengan metode spektroskpoi sinar
dengan pereaksi yang menghasilkan senyawa berwarna contoh, ion Fe3+ dengan ion
Umumnya spektroskopi dengan sinar ultraviolet (UV) dan sinar tampak (Vis)
sama. Karena spektroskopi UV-Vis berkaitan dengan proses berenergi tinggi yakni
transisi elektron dalam molekul, informasi yang didapat cenderung untuk molekul
sensitif dan demikian sangat cocok untuk tujuan analisis.Lebih lanjut, spektroskopi
UV-Vis sangat kuantitatif dan jumlah sinar yang diserap oleh sampel diberikan oleh
(Takeuchi, 2006).
cahaya tampak yang diserap oleh zat dalam solusiinstrumen yang mengukur
Pada metode spektroskopi UV-Vis cahaya yang diserap bukan cahaya tampak
tapi cahaya ultra ungu(Ultraviolet = UV) dengan caratersebut larutan tak berwarna
dapat diukur, contohnya aseton dan asetaldehid. Seperti pada spektroskopi sinar
tampak, dalam spektroskopi ultra ungu, energi cahaya yang terserap digunakan untuk
transisi elektron. Karena energi cahaya sinar ultraviolet (UV) lebih besar dari energi
Cahaya yang diserap, diukur sebagai absorbansi (A). Sedangkan cahaya yang
dihamburkan, diukur sebagai transmitansi (T). Hal ini dinyatakan dengan hukum
(ultraviolet, inframerah dan sebagainya) yang diserap atau ditransmisikan oleh suatu
larutan merupakan suatu fungsi eksponen dari konsentrasi dari zat dan tebal larutan
setelah melewati sampel. Rumus yang diturunkan dari Hukum Beer dapat ditulis
sebagai:
A= a b c atau A = ε b c (4)
tampak jika salah satu dari unit-unit ulang memiliki kromofor yang dibutuhkan
distribusi panjang gelombang 320 nm sampai 2500 nm. Umumnya, lampu tersebut
dioperasikan pada suhu sekitar 2900 K,menghasilkan radiasi yang berguna dari
sekitar 350 sampai 2300 nmyang mengarah ke intensitas yang lebih tinggi dan
memperluas jangkauan lampu dengan baik ke wilayah UV. Lampu deuterium paling
deuterium terdiri dari tabung silinder yang mengandung deuterium pada tekanan
1. Sinar yang masuk atau sinar yang mengenai sel sampel berupa sinar dengan
2. Penyerapan sinar oleh suatu molekul yang ada di dalam larutan tidak dipengaruhi
oleh molekul yang lain yang ada bersama dalam satu larutan.
3. Penyerapan terjadi di dalam volume larutan yang luas penampang (tebal kuvet)
yang sama.
yang diukur harus benar-benar jernih agar tidak terjadi hamburan cahaya oleh
METODOLOGI PERCOBAAN
Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah larutan CuSO4 0,2 M,
Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah spektrofotometer UV, labu
takar 50 mL, pipet gondok 5 mL, pipet gondok 10 mL, gelas ukur, bola hisap, botol
blanko atau referens. Larutan CuSO4 yang telah disiapkan kemudian dimasukkan ke
dalam kuvet (1) dan akuades dimasukkan ke dalam kuvet (2) dengan volumemasing-
masing tiga per empat sel (kuvet). Kemudian, dimasukkan kuvet yang berisi akuades
ke dalam tempat sel alat, atur hingga serapan (A) menunjukkan angka
nol.Selanjutnya, diganti blanko dengan kuvet yang berisi larutan CuSO4, lalu diukur
CuSO4.
3.3.2 Pembuatan Kurva Kalibrasi
serapan blanko atau referens diatur hingga menunjukkan angka nol. Plot serapan
ditunjukkan hasil plot tersebut adalah konsentrasi CuSO4 dalam larutan atau
digunakan persamaan regresi linier pada kurva untuk mengetahui konsentrasi larutan
tersebut.
BAB IV
Konsentrasi
No. Absorbansi(y) xy x² y² (xy)²
(x)
1. 0,002 0,325 0,00065 0,000004 0,105625 4,225 × 10-7
Keterangan:
x = Konsentrasi
y = Absorban
M1 .V1 = M2 .V2
0,02 M . V1 = 0,002 M . 50 mL
V1= 5 mL
M1 . V1 = M2 .V2
0,02 M . V1 = 0,004 M . 50 mL
V1 = 10 mL
M1 . V1 = M2 .V2
0,02 M . V1 = 0,006 M . 50 mL
V1 = 15 mL
M1 . V1 = M2 . V2
0,02 M . V1 = 0,008 M . 50 mL
V1 = 20 mL
M1 . V1 = M2 . V2
0,02 M . V1 = 0,01 M . 50 mL
0,02 M . V1 = 0,5 M.mL
V1 = 25 mL
a. Slope
n(∑xy)-(∑x)(∑y)
a=
n(∑x2 )-(∑x)2
5(0,026702)- (0,03)(3,833)
a=
5(0,00022)- (0,03)2
0,13351-0,11499
a=
0,0011-0,0009
0,01852
a=
0,0002
a = 92,6
b. Intercept
(∑y)(∑x2 )-(∑x)(∑xy)
b=
n(∑x2 )-(∑x)²
(3,833)(0,00022)-(0,03)(0,026702)
b=
5(0,00022)-(0,03)²
0,00084326-0,00080106
b=
0,0011-0,0009
0,0000422
b=
0,0002
b = 0,211
(5(0,026702)-(0,03)(3,833))²
R² =
(5(0,00022)-(0,03)2 )(5(3,298849)-(3,833)2 )
(0,13351-0,11499)²
R² =
(0,0011-0,0009)(16,494245-14,691889)
(0,01852)²
R² =
(0,0002)(1,802356)
0,00034299
R² =
0,000360471
R² = 0,951505114
R = 0,975451236
Viskositas regresi
y1 = 92,6(0,002)+0,211
= 0,1852 + 0,211
=0,3962
y2 = 92,6(0,004)+0,211
= 0,3704 + 0,211
= 0,5814
y3 = 92,6(0,006) + 0,211
= 0,5556 + 0,211
= 0,7666
y4 = 92,6(0,008) + 0,211
= 0,7408 + 0,211
= 0,9518
y5 = 92,6(0,01) + 0,211
= 0,926 + 0,211
= 1,137
Konsentrasi vs Viskositas
1.2
1
Absorbansi
0.8
0.6
0.4
0.2
0
0.002 0.004 0.006 0.008 0.01
Konsentrasi
Konsentrasi vs Viskositas
1.4
1.2
Absorbansi
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
0.002 0.004 0.006 0.008 0.01
Konsentrasi
Berdasarkan grafik diperoleh persamaan:
y = ax + b
y = 92,6x + 0,211
y = ax + b
0,469 = 92,6x
x = 0,0050647948164147
4.3 Pembahasan
standar dan absorbansi larutan sampel. Nilai absorbansi pada panjang gelombang
maksimum ini digunakan untuk menentukan konsentrasi tembaga melalui
terlebih dahulu nilai slope (a) dan intercept (b) menggunakan rumus yang telah
diberikan. Setelah mendapatkan nilai dari slope sebesar 92,6 dan intercept sebesar
0,211 maka ditentukan ketetapan kelurusan grafik yang bernilai 0,975451236. Maka,
sampel yaitu 0,068 juga dimasukkan kedalam persamaan. Sehingga dapat diperoleh
5.1 Kesimpulan
2. Kurva kalibrasi dari suatu larutan menunjukan hubungan antara absorbansi dan
5.2 Saran
Behera, S., Subhajit, G., Fahad, A., Saayak, S., dan Sritoma, B., 2012,UV-Visible
Spectrophotometric Method Development and Validation of Assay of
Paracetamol Tablet Formulation, Journal of Analytical & Bioanalytical
Techniques,3(6);1-6.
Hendayana, S., Asep, K., Sumarna, A. A., Asep, S., Buchari, 1994, Kimia Analitik
Instrumen Edisi 1, Semarang, Ikip Semarang Press.
Khopkar, S. M., 1990, Konsep Dasar Kimia Analitik, Jakarta, Universitas Indonesia.
Skoog, West, Holler, dan Crouch, 2004, Fundamental of Analytical Chemistry Eight
Edition, Singapore, Thomson Learning.
Takeuchi, Y., 2006, Buku Teks Pengantar Kimia, Tokyo, Iwanami Shoten.
Lampiran 1. Bagan Kerja
kuvet.
gelombang maksimum.
terukur.
Hasil
3. Penentuan Konsentrasi Larutan CuSO4
Larutan x
- Dimasukkan ke dalam kuvet.
konsentrasi larutan.
Hasil
Lampiran 2. Foto Percobaan