Anda di halaman 1dari 26

TUGAS MAKALAH

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMERINTAH

“MODUL KOMITMEN”

DISUSUN OLEH :
1. Aminanda Gultom (1302170324)
2. Dini Kristina Sinaga (1302171107)
3. Isnan Nur Rachmad (1302170231)
4. Prasastika Ardhia N. (1302170648)
5. Yazid Abdurrohman Aunillah (1302171020)

KELAS 5-09

POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN

TANGGERANG SELATAN

2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
SAKTI (Sistem Aplikasi Keuangan Tingkat Instansi) yang masih terus dikembangkan
telah meliputi penggabungan fungsi-fungsi diantaranya penyusunan anggaran, pelaksanaan
APBN, hingga penyusunan laporan keuangan. Setelahnya penyusunan anggaran yang
meliputi penyusunan RKAKL, penyusunan DIPA dan revisi DIPA, dalam pelaksanaan APBN
akan terdapat beberapa proses bisnis yang baru, yaitu manajemen supplier dan manajemen
komitmen (kontrak).
Dari keduanya, adapun Manajemen Supplier bertujuan untuk me-manage data-data
detail terkait supplier baik itu supplier berupa satker, pihak ketiga, pengguna dana, lender, dan
pegawai; untuk digunakan sebagai arah tujuan pembayaran, meningkatkan validitas data
supplier, evaluasi kinerja supplier, rekonsiliasi dengan data customer maupun dalam rangka
memenuhi kebutuhan laporan manajerial terkait supplier.
Dalam rangka penyempurnaan sistem pengeluaran negara, pelaksanaan manajemen
supplier menjadi salah satu komponen utama yang harus dikembangkan. Keberadaan
manajemen supplier menjadi suatu keharusan dalam pelaksanaan proses pencairan anggaran.
Tanpa keberadaan data supplier maka proses registrasi komitmen dan proses pencairan
anggaran baik di KPPN maupun di Direktorat PKN tidak dapat dilakukan. Manajemen
supplier bertugas untuk menyediakan master data berupa data pihak-pihak penerima
pembayaran, dimana nantinya digunakan oleh proses pencairan sebagai rujukan arah tujuan
pembayaran. Lebih jauh lagi manajemen supplier dikembangkan dalam rangka meningkatkan
validitas data supplier yang memiliki perikatan dengan negara, evaluasi kinerja supplier dan
memenuhi berbagai kebutuhan untuk pengumpulan informasi dan pelaporan data terkait
supplier.
Adapun Manajemen Komitmen (Kontrak) bertujuan untuk melakukan perencanaan kas
atas dasar perkiraan arus kas yang menyertai pelunasan sebuah komitmen. Dalam rangka
menjalankan wewenangnya agar dapat berjalan secara optimal, tentunya Menteri Keuangan
selaku BUN memerlukan suatu sistem yang memadai, yaitu sistem yang diantaranya mampu
menjaga keseimbangan antara pengeluaran dan penerimaan untuk mencegah cash miss match,
sistem yang mampu memberikan informasi yang memadai mengenai kebutuhan dana dan
sistem yang mampu mengontrol realisasi anggaran dengan alokasi dana yang ada. Untuk
tercapainya tujuan-tujuan diatas, diperlukan suatu mekanisme kontrol terhadap perikatan-
perikatan yang akan mengakibatkan pengeluaran negara. Suatu mekanisme dimana
pengeluaran-pengeluaran yang akan terjadi dimasa depan, baik itu dalam jangka pendek
maupun jangka panjang dapat diketahui dan dikelola oleh Menteri Keuangan selaku BUN.
Manajemen komitmen merupakan salah satu alat yang semestinya digunakan oleh BUN
dalam rangka menjalankan fungsi tersebut agar dapat memperoleh hasil yang optimal.
Komitmen merupakan kewajiban yang akan menimbulkan pembayaran di masa yang
akan datang berdasarkan pemenuhan kondisi atau kriteria tertentu. Komitmen anggaran terjadi
pada saat kontrak ditandatangani antara Satker dan rekanan untuk pengadaan barang dan jasa
di masa yang akan datang atau pada saat rekanan menerima dan menyanggupi purchase order
dari satker. Secara umum terdapat dua jenis komitmen. Komitmen khusus (spesific
commitment) adalah komitmen yang menimbulkan kewajiban pembayaran atau serangkaian
pembayaran dalam jangka waktu tertentu. Termasuk dalam komitmen khusus adalah
penerbitan purchase order dan persetujuan kontrak pengadaan barang dan jasa. Sedangkan
komitmen yang berkelanjutan (continuing commitment) merupakan komitmen yang
pembayarannya bersifat berkelanjutan, tidak dibatasi oleh jangka waktu tertentu dan tidak
didasarkan pada adanya kontrak tersendiri. Pembayaran untuk gaji, tunjangan dan sejenisnya
termasuk dalam continuing commitment.
Pelaksanaan manajemen komitmen memiliki dua tujuan utama yang masing-masing
memiliki orientasi yang berbeda tetapi saling melengkapi. Pada dasarnya, manajemen
komitmen ditujukan untuk mengelola tindakan-tindakan awal yang menimbulkan kewajiban
negara dalam rangka disiplin anggaran (ketaatan terhadap batas pengeluaran) dan
menghindari timbulnya arrears. Namun demikian, manajemen komitmen juga merupakan
salah satu alat untuk melakukan cash forecasting. Manajemen Komitmen dapat mendukung
terwujudnya Manajemen Kas yang berorientasi ke depan (forward cash management), yang
berbeda dengan cash forecasting berdasarkan data trend dari periode sebelumnya (historical
data trend). Dengan mencatatkan komitmen ke dalam sistem perbendaharaan, maka institusi
perbendaharaan dapat membuat perencanaan kas yang berorientasi ke depan (forward cash
plans) berdasarkan perkiraan aliran kas yang akan menyertai pelunasan sebuah komitmen.

B. Tujuan Penulisan
Dengan adanya kondisi yang telah disebutkan, kami telah memutuskan untuk menulis
makalah yang membahas tentang Modul Komitmen yang terdiri dari bahasan Manajemen
Supplier dan Manajamen Kontrak. Adapun untuk Manajemen supplier, kami berusaha
memahami bagaimana mengelola data-data detail terkait supplier baik itu supplier berupa
satker, pihak ketiga, pengguna dana, lender, dan pegawai; untuk mengetahui kegunaan data-
data detail supplie tersebut; mengukur sejauh mana peningkatan validitas data supplier,
evaluasi kinerja supplier, rekonsiliasi dengan data customer maupun dalam rangka memenuhi
kebutuhan laporan manajerial terkait supplier. Untuk Manajemen Kontrak kami bertujuan
untuk mendalami perencanaan kas atas dasar perkiraan arus kas yang menyertai pelunasan
sebuah komitmen dan penggunaan kas tersebut ketika terjadi kontrak antara Satker dengan
rekanan.

BAB II
DASAR HUKUM

A. DASAR HUKUM
Modul Manajemen Supplier telah berpedoman yang kaitannya dengan Menteri
Keuangan selaku BUN menyelenggarakan sistem informasi data mengenai pihak yang
melakukan perjanjian dengan pemerintah atau pihak yang memperoleh pembayaran dari
kuasa BUN, yang paling sedikit mencakup informasi mengenai:
• Nama
• NPWP
• Nomor rekening bank
• Alamat [PP 45/2013; Bab X; Sistem Informasi Keuangan NegaraPasal 179].

Adapun Manajemen Kontrak (Komitmen) memiliki rincian dasar hukum,

➢ Kewenangan:

“K/L melakukan perikatan atau tindakan lain yang dapat mengakibatkan


pengeluaran negara”
[Pasal 4 ayat 2 dan Penjelasan UU 1/2004]

➢ Ketersediaan Dana

“Perikatan/perjanjian dalam rangka pelaksanaan anggaran hanya dapat


dilakukan jika tersedia cukup anggaran dan/ atau dalam batas anggaran yang
ditetapkan”

[Pasal 3 ayat 3 dan Psl 17 ayat 2 UU 1/2004]

Dalam peraturan perundangan yang ada telah terdapat beberapa pasal yang secara
implisit mengatur tentang manajemen komitmen dan dapat dijadikan landasan untuk
pengembangan manajemen komitmen di masa yang akan datang. Dalam pasal 3 ayat 3 UU
No 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara disebutkan bahwa tindakan yang
mengakibatkan pengeluaran atas beban APBN/APBD hanya dapat dilakukan jika tersedia
cukup anggaran untuk membiayai pengeluaran tersebut. Selanjutnya dalam pasal 17 ayat 2
ditegaskan bahwa ikatan/perjanjian dalam rangka pelaksanaan anggaran yang dibuat oleh
pengguna anggaran atau kuasanya dengan pihak lain hanya dapat dilakukan dalam batas
anggaran yang telah ditetapkan.

B. KERANGKA TEORI

Manajemen Supplier merupakan suatu kegiatan untuk me-manage data-data detail


terkait supplier baik itu data Satker sebagai supplier, pihak ketiga sebagai supplier, pengguna
dana sebagai supplier, lender sebagai supplier maupun pegawai sebagai supplier untuk
digunakan sebagai arah tujuan pembayaran, meningkatkan validitas data supplier, evaluasi
kinerja supplier, rekonsiliasi dengan data customer maupun dalam rangka memenuhi
kebutuhan laporan manajerial terkait supplier.

Adapun pelaksanaan manajemen komitmen erat kaitannya dengan aktivitas kontrol/


pengawasan atas pelaksanaan anggaran. Governance, termasuk pemisahan kewenangan,
dalam rangka pelaksanaan anggaran dipengaruhi oleh sistem perbendaharaan yang diterapkan
di masing-masing negara. Namun demikian, pada umumnya tahapan dalam siklus
pelaksanaan anggaran meliputi

i. otorisasi atas pagu anggaran kepada Satker


ii. pembuatan komitmen/ perikatan
iii. perolehan dan verifikasi barang dan jasa
iv. penerbitan perintah membayar [payment order], dan
v. pembayaran

Manajemen komitmen, dengan demikian, merupakan bagian dari tanggung jawab


pemilik/ pengguna pagu anggaran untuk memastikan adanya sistem manajemen yang efektif,
efisien dan tranparan untuk menjamin bahwa dana anggaran digunakan sesuai dengan tujuan
yang setujui oleh parlemen. Komitmen merupakan kewajiban yang akan mengakibatkan atau
menimbulkan pembayaran di masa yang akan datang berdasarkan pemenuhan kondisi atau
kriteria tertentu.

Pelaksanaan manajemen komitmen memiliki dua tujuan utama yang masing-masing


memiliki orientasi yang berbeda tetapi saling melengkapi. Pelaksanaan manajemen komitmen
terutama ditujukan untuk mengelola tindakan-tindakan awal yang menimbulkan kewajiban
negara dalam rangka disiplin anggaran (ketaatan terhadap batas pengeluaran). Di samping itu,
manajemen komitmen juga ditujukan untuk mendukung terwujudnya perencanaan kas yang
berorientasi ke depan (forward cash planning) yang berbeda dengan perencanaan kas
berdasarkan data trend dari periode sebelumnya (historical data trend). Dengan mencatatkan
komitmen ke dalam sistem perbendaharaan, maka institusi perbendaharaan dapat membuat
perencanaan kas yang berorientasi ke depan berdasarkan perkiraan arus kas yang akan
menyertai pelunasan sebuah komitmen.

C. BEST PRACTICE

Secara garis besar terdapat dua model ekstrim dari manajemen komitmen, sebagai
berikut:
1) Manajemen komitmen yang terpusat (Centralised commitment management)

Ciri utama dari model ini adalah adanya mekanisme pengajuan Request for
Commitment untuk diuji ketersediaan dananya (uncommitted budget-allocation
balance) oleh pihak treasury sebelum komitmen terjadi. Request for Commitment
yang telah disetujui dan dicatat oleh pihak treasury selanjutnya akan menjadi salah
satu dasar pembayaran oleh pihak treasury.

2) Manajemen komitmen yang didesentralisasikan (Decentralised commitment


management)

Dalam model ini, fungsi manajemen komitmen diserahkan kepada kementerian


teknis/satker yang bersangkutan. Ciri utama dari model ini adalah adanya penunjukan
pejabat (Chief Controlling Officer) yang memiliki kewenangan untuk mengesahkan
timbulnya sebuah kommitmen dan bertanggung jawab atas aktivitas manajemen
komitmen. Pejabat tersebut harus memastikan ketersediaan dana dan kesesuaian
klasifikasi anggaran atas komitmen yang dibuat dalam kerangka internal control dan
aktivitas administratif yang membentuk sistem dari mangement commitment. Pada
intinya, diperlukan adanya pengesahan dari pejabat yang berwenang sebelum
terjadinya sebuah komitmen. Pada prakteknya, terdapat banyak variasi dari aplikasi
manajemen komitmen di berbagai negara. Secara umum, model manajemen
komitmen suatu negara tergantung pada keseluruhan kerangka organisasi dalam
proses pelaksanaan anggaran khususnya yang berkaitan dengan mekanisme
pembayaran (payment management) dan sistem akuntansi.
BAB III

PEMBAHASAN

A. PROSES BISNIS

Manajemen komitmen (commitment management) : Melakukan perencanaan kas atas dasar


perkiraan arus kas yang menyertai pelunasan sebuah komitmen.

Komitmen dibagi 2, yaitu :

1. Spesific Commitment : Komitmen yang menimbulkan kewajiban pembayaran atau


serangkaian pembayaran dalam jangka waktu tertentu.
Jenis pengeluaran yang termasuk ke dalam specific commitment antara lain meliputi
a. Pengadaan barang/jasa dengan pihak ke-3
b. Penyaluran penerusan pinjaman
c. Penyaluran Pinjaman Luar Negeri
d. Transaksi dalam rangka pembayaran dan pengesahan menggunakan Tambahan
Uang Persediaan

2. Continuing Commitment : Komitmen yang pembayarannya bersifat berkelanjutan, tidak


dibatasi oleh jangka waktu tertentu dan tidak didasarkan pada adanya kontrak tersendiri.
Jenis pengeluaran yang termasuk ke dalam continuing commitment meliputi:
a. Pembayaran gaji
b. Pembayaran menggunakan Uang Persediaan (UP) dan pertanggungjawabannya
(GUP)
c. Pembayaran jasa bank terkait penerusan pinjaman
d. Pembayaran jasa bank selaku bank persepsi
e. Penyaluran subsidi
f. Penyaluran transfer ke daerah
g. Pembayaran kelebihan pajak (SPM KP/KC)
h. Pembayaran imbalan bunga (SPM IB)
i. Pembayaran askes, taspen, taperum

Aktivitas penyempurnaan proses bisnis (Business Process Improvement-BPI) dalam


SPAN meliputi beberapa modul yang identic dengan siklus anggaran mulai dari modul
perencanaan anggaran hingga akuntansi dan pelaporan. Ruang lingkup proses bisnis modul
manajemen dalam kerangka kerja BPI meliputi proses bisnis diantara Manajemen DIPA dan
Manajemen Pembayaran sebagai mana ditunjukkan dalam gambar ilustrasi berikut ini :
Aspek utama proses bisnis manajemen komitmen adalah registrasi atas data vendor dan
komitmen, yaitu dengan memberikan nomor registrasi sebagai referensi terhadap daya komitmen
yang valid. Keterkaitan antara manajemen kkomitmen dengan manajemen DIPA dan manajemen
kas sesuai engan 2 tujuan dan fungsi utama manajemen komitmen, yaitu berkaitan dengan
kontrol atas penggunaan pagu anggaran dan sebagai input bagi aktivitas perencanaan kas.

Terdapat juga keterkaitan antara output manajemen komitmen dengan manajemen


pembayaran dalam SPAN RFP-Technical Requirement
Dalam SPAN-RFP dapat diidentifikasikan bahwa sejalan dengan pengembangan manajemen
komitmen, Ditjen Perbendaharaan diharapkan dapat melakukan perencanaan kas atas dasar
perkiraan arus kas yang menyertai pelunasan sebuah komitmen. Manajemen komitmen juga
diarahkan untuk bisa melakukan updating atas sisa kredit anggaran (uncommitted balance).
Aktifitas utama manajemen komitmen untuk mendukung pencapaian tersebut antara lain :

1. Satker harus memastikan bahwa komitmen dibuat atas dasar ketersediaan kredit
anggaran. Komitmen tersebut selanjutnya harus diregistrasi kepada perbendaharaan.
Sebagai dasar untuk mencatat komitmen dalam SPAN, Satker menyusun dan
menyampaikan Request for Commitment (RFC) kepada KPPN.
2. Request for Commitment (RFC) yang valid dicatat ke dalam sistem beserta Commitment
Application Number (CAN) yang diberikan untuk keperluan proses pembayaran
sebagaimana diatur dalam model payment management.

Atas dasar pembahasan international practice dan fitur manajemen komitmen dalam rencana
pengembangan SPAN, dapat diidentifikasi hal-hal sebagai berikut:

1. Rencana pengembangan SPAN mengacu pada hybrid model dari centralized dan
decentralized manajemen komitmen dalam perspektif international best practice.
Manajemen komitmen ditujukan tidak hanya untuk mendukung tercapainya disiplin
anggaran tetapi juga dimaksudkan untuk mendukung aktivitas manajemen kas.
2. Model yang ada dalam SPAN mensyaratkan pengajuan Request for Commitment (RFC)
untuk disahkan oleh pihak treasury (DJPBN) yang selanjutnya akan menjadi salah satu
dasar pembayaran.
3. Pencapaian tujuan terkait disiplin anggaran terutama dilakukan melalui adanya
monitoring atas pagu pengeluaran segera setelah terjadinya perikatan/ komitmen. Hal
tersebut berbeda dengan monitoring atas updating pagu anggaran yang dilakukan atas
realisasi/ pengeluaran. Namun demikian pada dasarnya Satker dapat melakukan perikatan
segera setelah disahkannya dokumen anggaran.
B. INPUT , PROSES , OUTPUT

Manajemen Supplier
• Perekaman Data Supplier (termasuk Upload Data Pegawai)
• Pembuatan ADK Supplier
Manajemen Kontrak
• Perekaman Data Kontrak
• Pembuatan ADK Kontrak
• Perekaman BAST
• Perekaman BAST Non Kontraktual
• Monitoring Kontrak

ALUR PROSES YANG DIAWALI DARI MODUL KOMITMEN

Modul Rekam
Komitmen
Supplier Modul

Rekam BAST Pembayaran


Non Kontraktual Rekam SPP

Rekam Rekam BAST


Kontrak

Pendetailan
Aset
Modul Aset
Tetap/

Persediaan
JUMLAH PENERIMA
PEMBAYARAN
KODE TIPE SUPPLIER FUNGSI
SATU BANYAK
PENERIMA PENERIMA

untuk pembayaran melalui rekening bendahara (UP, TUP, GUP, GU Nihil, Gaji, Non Gaji,
1 Satker √
Pengesahan, dll)

Penyedia barang dan


2 untuk pembayaran ke pihak ketiga (kontraktual, non kontraktual) √
jasa

3 Pegawai untuk pembayaran langsung ke rekening pegawai (Gaji, Non Gaji) √

BA 999 selain
4 Penerusan Pinjaman & untuk pembayaran BA 999 selain transfer daerah dan penerusan pinjaman √
transfer

5 Transfer Daerah untuk pembayaran transfer ke daerah (dana perimbangan, otsus & penyesuaian, DBH) √

6 Penerusan Pinjaman untuk pembayaran penerusan pinjaman, bantuan sosial, konsorsium, penerima beasiswa, dll) √

7 Lain-lain untuk pembayaran pengembalian (pajak, BC, PNBP, dll), imbalan bunga, dll √
TIPE-TIPE SUPPLIER

DATA SUPPLIER YANG DIREKAM

1. Supplier Header antara lain Jenis Supplier, Nama Supplier, NPWP


2. Supplier Address antara lain Alamat, Tipe Supplier, Alamat, Kode Pos, dll)
3. Supplier Bank / Pegawai / Penerus Pinjaman antara lain Nomor Rekening, Nama
Pemilik Rekening, Kode dan Nama Bank, Mata Uang, dll)

MANAJEMEN KONTRAK

Manajemen Kontrak merupakan kegiatan mengelola data-data detail kontrak (perikatan


dengan pihak ketiga), untuk kemudian didaftarkan ke SPAN.

Pelaksanaan Manajemen Kontrak memiliki dua tujuan utama:

1. Untuk mengelola tindakan-tindakan awal yang menimbulkan kewajiban negara dalam


rangka disiplin anggaran (ketaatan terhadap batas pengeluaran),
2. Untuk mendukung terwujudnya perencanaan kas yang berorientasi ke depan (forward
cash planning).
Tipe Kontrak :

• Annual Year (Tahunan),

• Multi Years (Tahun Jamak).


ALUR PROSES PENDAFTARAN KONTRAK ANNUAL

OPERATOR APPROVER SPAN

Merekam Data Membuat ADK


Kontrak Kontrak (RFC)

ADK Upload ADK


Kontrak Kontrak (RFC)
(RFC)

CAN Tercatat
Otomatis

ALUR PROSES PENDAFTARAN KONTRAK MULTI YEARS

OPERATOR Approval PORTAL SPAN


Merekam Membuat ADK
Kontrak (RFC) Upload ADK
Data ADK Kontrak Kontrak (RFC)

(RFC) CAN Keluar


CAN Multi Years
Tercatat Otomatis

Membuat ADK
Merekam Data Kontrak (RFC) Upload ADK
Release Multi ADK Kontrak (RFC)
Years Kontrak
CAN Annual (RFC)
Tercatat
Otomatis
D. GAMBARAN SISTEM APLIKASI

DEFINISI DAN RUANG LINGKUP

Ruang Lingkup Modul Komitmen:

• Manajemen Supplier
Manajemen Supplier bertujuan untuk me-manage data-data detail terkait supplier baik itu
supplier berupa satker, pihak ketiga, pengguna dana, lender, dan pegawai; untuk
digunakan sebagai arah tujuan pembayaran, meningkatkan validitas data supplier,
evaluasi kinerja supplier, rekonsiliasi dengan data customer maupun dalam rangka
memenuhi kebutuhan laporan manajerial terkait supplier
• Manajemen Komitmen (Kontrak)
manajemen komitmen (commitment management) bertujuan untuk melakukan
perencanaan kas atas dasar perkiraan arus kas yang menyertai pelunasan sebuah
komitmen

FUNGSI UTAMA
Manajemen Supplier
• Perekaman Data Supplier (termasuk Upload Data Pegawai)
• Pembuatan ADK Supplier
Manajemen Kontrak
• Perekaman Data Kontrak
• Pembuatan ADK Kontrak
• Perekaman BAST
• Perekaman BAST Non Kontraktual
• Monitoring Kontrak

1. MANAJEMEN SUPPLIER
Manajemen Supplier merupakan kegiatan mengelola data penerima pembayaran, untuk
kemudian didaftarkan ke SPAN. Supplier adalah pihak yang behak menerima
pembayaran/yang menjadi tujuan pembayaran dana yang bersumber dari APBN
USER ROLE SUPPLIER
Operator PPK
• Perekaman Data Supplier (termasuk Upload Data Pegawai)
• Cetak Resume Supplier
• Upload/Rekam NRS (Nomor Register Supplier)
Approver
Menyetujui Pendaftaran Supplier
• Membuat ADK Supplier

KATEGORI SUPPLIER DAN JUMLAH PENERIMA PEMBAYARAN

STRUKTUR DATA SUPPLIER YANG DIREKAM


1. Supplier Header
antara lain Jenis Supplier, Nama Supplier, NPWP, Kode Satker (Khusus tipe 1 dan 3)
2. Supplier Address
antara lain Alamat, Tipe Supplier, Alamat, Kode Pos, dll)
3. Supplier Bank / Pegawai / Penerus Pinjaman
antara lain Nomor Rekening, Nama Pemilik Rekening, Kode dan Nama Bank, Mata
Uang, kode swift dll)
STRUKTUR DATA SUPPLIER SATU PENERIMA (TIPE 1,2,4 DAN 7)
1. Header Supplier (Informasi Pokok Supplier) : Nomor Register Supplier (NRS), Nama
Supplier, NPWP, Kode Satker
2. Site Supplier (Informasi Lokasi Supplier) : 1. Nama Site 2. Tipe Supplier 3. Alamat 4.
Kabupaten 5. Provinsi 6. Kode Pos 7. Negara 8. Nomor Telepon dan Alamat Email 9.
Kode KPPN
3. Bank Supplier (Informasi Rekening Supplier) : 1. Negara Bank 2. Nama Bank 3. Kode
Bank 4. Nomor Rekening 5. Nama Cabang Bank 6. Nama Pemilik Rekening 7. Mata
Uang 8. Kode SWIFT 9. Kode IBAN
4. Additional Bank Information (Informasi Rekening Tambahan), kalau ada

STRUKTUR DATA SUPPLIER BANYAK PENERIMA (TIPE 3,5 DAN 6)

1. Header Supplier (Informasi Pokok Supplier) : Nomor Register Supplier (NRS) 2. Nama
Supplier 3. NPWP
2. Site Supplier (Informasi Lokasi Supplier) : 1. Nama Site 2. Tipe Supplier 3. Alamat 4.
Kabupaten 5. Provinsi 6. Kode Pos 7. Negara 8. Nomor Telepon dan Alamat Email 9.
Kode KPPN
3. Bank Supplier (Informasi Rekening Supplier) : 1. Negara Bank 2. Nama Bank 3. Kode
Bank 4. Nomor Rekening 5. Nama Cabang Bank 6. Nama Pemilik Rekening 7. Mata
Uang 8. Kode SWIFT 9. Kode IBAN
4. Additional Bank Information (Informasi Rekening Tambahan) : 1. Nama
Pegawai/Pemerintah Daerah/Pengguna Dana 2. NPWP 3. NIP 4. Lokasi 5. Alamat 6.
Kabupaten/kota 7. Provinsi 8. Kode Pos 9. Negara

ALUR PROSES PENDAFTARAN SUPPLIER


FUNGSI-FUNGSI DATA SUPPLIER

a. Registrasi Data Supplier


Pendaftaran Data Supplier baru dan penerbitan Nomor Register Supplier baik melalui
ADK, ataupun Data Entry di SatkerBA-999.
b. Update Data Supplier
Perubahan detail sebagian elemen data supplier yang diijinkan sesuai dengan struktur data
supplier dan alokasi fungsi management user dalam pengelolaan data supplier.
c. “Inactive” Supplier
Proses membuat elemen data supplier menjadi tidak aktif dan tidak dapat digunakan dalam
proses pembayaran.
d. “Merge” Supplier (Hanya bisa dilakukan oleh tim PDR SPAN)
Penggabungan elemen data supplier pada beberapa supplier menjadi ke satu supplier
tertentu.

Penamaan File ADK Supplier

2. MANAJEMEN KONTRAK
Manajemen Kontrak merupakan kegiatan mengelola data-data detail kontrak (perikatan
dengan pihak ketiga), untuk kemudian didaftarkan ke SPAN.
Pelaksanaan Manajemen Kontrak memiliki dua tujuan utama:
a. Untuk mengelola tindakan-tindakan awal yang menimbulkan kewajiban negara dalam
rangka disiplin anggaran (ketaatan terhadap batas pengeluaran),
b. Untuk mendukung terwujudnya perencanaan kas yang berorientasi ke depan (forward
cash planning).

TIPE KONTRAK

USER ROLE KONTRAK


a. Operator
• Merekam Data Kontrak
• Cetak Resume Kontrak
• Upload/Rekam CAN (Commitment Application Number)
• Merekam BAST
• Monitoring Karwas Kontrak
b. Approver
• Membuat ADK Kontrak / RFC (Request For Commitment)
• Cetak Resume Kontrak
• Monitoring Karwas Kontrak

STRUKTUR DATA KONTRAK DAN PERUNTUKANNYA


a. Header Kontrak : Memuat informasi umum terkait identitas rekanan (suplier), dan
data kontrak (misalnya jangka waktu, tanggal kontrak dsb). Parameter Utama: Nomor
Kontrak + Mata Uang = NRK / CAN
b. Line Kontrak (Baris) :Digunakan untuk mencatat perbedaan parameter untuk
elemen data kontrak terkait: Sumber Dana, Cara Penarikan, dan Akun
c. Jadwal Pembayaran : Digunakan untuk mencatat nilai dan waktu dari rencana
angsuran
d. Distribusi : Digunakan untuk mencatat detail BAS/ COA yang dibebani

FUNGSI-FUNGSI DATA KONTRAK


a. Registrasi Data Kontrak : Pendaftaran Kontrak Baru dan penerbitan Nomor
Register Kontrak, dan Kontrak yang pernah berstatus “Cancel”
b. Addendum Data Kontrak : Addendum atas salah satu elemen data kontrak, baik
karena dilakukan addendum terhadap kontrak, maupun dalam rangka perbaikan data.
c. “Cancel” Kontrak : Pembatalan atas (sisa) kontrak yang sebelumnya telah terjadi
pembayaran atas sebagian nilai kontrak (hanya dilakukan di aplikasi SPAN)
d. “Close” Kontrak : Perubahan status kontrak yang mana tidak dapat digunakan lagi
sebagai dasar pembayaran. Misalnya karena nilai kontrak outstanding sudah nihil
dan/ atau karena masa/ periode tahun anggaran (hanya dilakukan di aplikasi SPAN)

PENAMAAN FILE ADK KONTRAK


Pengendalian dan Kontrol

Keamanan data dan informasi merupakan hal yang sangat kritikal dalam penerapan
Aplikasi SAKTI ini, mengingat Aplikasi SAKTI akan digunakan untuk menangani proses
transaksi keuangan antara SATKER, Kementerian Keuangan dan Pihak Penyedia jasa.
Mekanisme keamanan data dan informasi yang digunakan dalam aplikasi SAKTI dilakukan
secara bertingkat.

Tingkat Aplikasi
1. Untuk menggunakan SAKTI, pihak yang berkepentingan wajib untuk menggunakan
username dan password yg sudah ditentukan oleh Admin di setiap tingkat penggunaan.
2. Setiap pengguna yang menggunakan SAKTI hanya bisa mengolah informasi yang menjadi
cangkupan tanggung jawabnya yang sudah ditentukan oleh Admin.
3. Segala informasi yang diolah wajib untuk divalidasi dan diverifikasi oleh para pejabat yang
berwenang sebelum dianggap sah.

Tingkat Data
1. Aplikasi terhubung dengan Database System dengan menggunakan username, password,
dan hostname yang valid
2. Setiap data yang disimpan akan di-encrypt sesuai standard yang berlaku pada RDBMS yang
digunakan.
3. Setiap data yang disimpan hanya bisa dibaca dan diolah menggunakan aplikasi SAKTI.
4. Setiap data yang diolah akan disimpan history perubahannya untuk proses tracing, audit
dan monitoring.

Tingkat Transport / Data Distribution


1. Semua aplikasi SAKTI yang terhubung langsung ke Database System pusat wajib
menggunakan mekanisme ssl untuk mencegah pencegatan transmisi.
2. Penggunakan VPN direkomendasikan untuk lebih aman.
3. Setiap data yang di-export menjadi bentuk data lain ( mis : File komputer / ADK ) wajib
untuk dienkripsi dan divalidasi oleh pejabat yang berwenang.
4. Metode enkripsi yang digunakan adalah Public-key cryptography menggunakan RSA untuk
enkripsi data dan AES untuk enkripsi public key.
5. Public key setiap nodes ( Pejabat, Portal, SPAN ) disimpan secara terpusat di Key Server
Keterkaitan Modul Komitmen dengan Modul Lainnya

Keterkaitan modul komitmen dengan modul pembayaran ialah modul anggaran yang
bertanggung jawab atas data atau informasi tentang supplier, kontrak, dan BAST akan
mengirimkan data tersebut ke modul pembayaran untuk menjadi dasar bagi modul pembayaran
untuk memproses dan melakukan pembayaran. Dan sebaliknya, modul pembayaran akan
mengirimkan informasi kepada modul komitmen apabila pembayaran tersebut telah diproses
sebagai umpan balik dari informasi yang dikirimkan oleh modul komitmen kepada modul
pembayaran.
Keterkaitan modul komitmen dengan modul anggaran ialah modul anggaran akan
mengirimkan data pagu kepada modul komitmen yang akan dibalas dengan locking pagu oleh
modul komitmen. Dan keterkaitan modul komitmen dengan modul lainnya tergambar melalui
diagram di atas.
DFD LEVEL KONTEKS

Manajemen data
supplier

Pemrosesan
SPAN / KPPN
Modul

komitmen
Manajemen data
kontrak

Data Kontrak Data Supplier


DFD LEVEL 0
DFD LEVEL 1

Anda mungkin juga menyukai