Abstrak
Dalam merencanakan stadion dibutuhkan perhitungan yang sangat teliti dan penuh hati-hati. Karena
stadion merupakan bangunan besar yang nantinya akan digunakan atau diisi oleh manusia dalam jumlah yang
banyak. Selain dikategorikan sebagai bangunan monumental, stadion juga direncanakan agar dapat digunakan pada
keadaan emergensi.
Perencanaan stadion meliputi struktur bagian atas dan struktur bagian bawah. Struktur bagian atas terdiri
dari atap dan tribun, sedangkan yang termasuk struktur bagian bawah adalah poer dan pondasi. Dalam proposal
tugas akhir ini akan di bahas mengenai perencanaan struktur stadion dan struktur atap stadion
Sistem pembangunan stadion tersebut dalam perencanaan suatu struktur gedung tahan gempa salah satu
metode yang digunakan adalah Struktur Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM). Metode ini merupakan
metode perencanaan bangunan tahan gempa yang digunakan pada daerah zona gempa 4.
Perencanaan dan perhitungan dibatasi pada struktur bangunan atas saja, yaitu meliputi bangunan atas yang
terdiri dari struktur utama (kolom dan balok), struktur sekunder (tangga, pelat lantai dan balok anak.), dan struktur
atap space frame. Untuk perencanaan struktur ini digunakan mutu bahan : fc’ = 30 mpa, fy = 400 mpa.untuk
tulangan deform dan fy = 240 untuk tulangan polos
Perhitungan-perhitungan yang dilakukan dalam proyek akhir ini mengacu pada peraturan yang ada pada SNI 03-
2874-2002 tentang perhitungan struktur beton, SNI 03-1726-2002 tentang ketahanan gempa, Peraturan Pembebanan
Indonesia Untuk Gedung (PPIUG 1983) dan. Beban gempa dihitung dengan respon dinamik, dengan faktor reduksi
gempa (R) sebesar 5,5 dan faktor daktilitas bangunan (µ) sebesar 3,3. Sedangkan analisa struktur dipakai program
SAP 2000.
Space frame adalah sistem struktur yang menggunakan rangka batang, dimana batang yang digunakan terbuat
dari material yang kuat dan ringan, yang disatukan dengan penopang interlocking dalam sebuah pola geometris.
Space frame biasanya digunakan dalam struktur bentang multidireksi, dan juga sering digunakan dalam struktur
yang memiliki bentang panjang tanpa penyangga. Sistem ini memperoleh kekuatan dari penyatuan kekakuan rangka
triangular. Beban-beban yang ada akan ditransformasikan kedalam gaya tekan dan tarik.
3.3.3 Perencanaan ketebalan pelat ρmax = 0,75 . ρb SNI 03-2847-2002 pasal 12.3(3)
Menggunakan SNI 03-2847-2002 pasal 1,4
11.5.3.3, dimana : ρmin = SNI 03-2847-2002 pasal 12.5
a) αm ≤ 0.2 , harus memenuhi tabel 10 fy
dan tidak boleh kurang dari nilai berikut : ρ = 1 1 1 2 xmxRn (Wang – Salmon)
Pelat tanpa penebalan : h = 120 mm
m fy
Pelat dengan penebalan : h = 100 mm fy
b) 0.2 < αm < 2.0, tebal dengan harga: m=
minimum pelat : 0,85. fc '
Rn = Mu
fy xbxd 2
n 0.8 dimana:
h 1500 αm > 2.0,
1 = 0,85 untuk 0 < fc < 30
36 5 m 0.2
MPa
tebal minimum pelat : 1 = 0,85 – 0,008(fc-30) untuk 30 < fc < 60 MPa
1 = 0,65 untuk fc > 55 Mpa
fy
n
0.8
3.5.3 Perencanaan tulangan tangga
h 1500 Untuk penulangan tangga, perhitungan
36 9 penulangan bordes dan pelat dasar tangga dilakukan
3.3. 4 Perencanaan dimensi Balok anak sama dengan perencanaan tulangan pelat dengan
Untuk dimensi balok anak, menggunakan anggapan tumpuan sederhana. Gaya - gaya dalam
rumus yang berlaku pada perencanaan balok induk dianalisa dengan perhitungan mekanika tenik manual
atau diambil dari 2/3 dari dimensi balok induk. biasa.
3.3.5 Perencanaan Dimensi Dinding Geser 3.5.4 Perencanaan tulangan balok anak.
Menurut SNI 03-2847-2002 pasal 16.5.3(1) Beban pelat yang diteruskan ke balok anak
yaitu ketebalan dinding pendukung tidak boleh dihitung sebagai beban trapesium, beban segitga dan
kurang dari 1/25 dari tinggi panjang bagian dinding beban dua segitiga.Dari beban pelat yang terjadi kita
yang ditopang secara lateral, diambil yang terkecil akan menggunakannya untuk menghitung momen
dan tidak kurang dari 100mm. dan gaya geser seta penulangannya (sama dengan
3.3.6 Pembebanan penulangan pelat).
Pembebanan dikelompokkan menjadi dua 3.6 Analisa struktur
beban (menurut arah gaya) Gaya -gaya dalam pada rangka utama
3.3.7 Beban Vertikal diperoleh dengan bantuan program Sap v14.
a) Beban mati (RSNI 03-1727-2002) 3.7 Perhitungan tulangan struktur utama.
b) Beban hidup (RSNI 03-1727-2002) Setelah gaya-gaya dalam didapatkan, maka
3.3.8 Beban Horisontal dapat dilanjutkan dengan perhitungan penulangan
Beban horizontal terdiri dari beban gempa dari struktur utama.
(SNI 03-1726-2002) dan beban angin. Namun dalam 3.7.1 Penulangan Balok Induk
tugas akhir ini beban angin tidak diperhitungkan Tulangan direncanakan setelah
karena masih kalah besar dengan beban gempa. memperhitungkan beban yang diterima. Dalam
perhitungan tulangan digunakan rasio tulangan
3.5 Kombinasi pembebanan ρmin < ρperlu < ρmax
dimana 1.4 (SNI 03-2847-2002 pasal12.5.1) a As (1, 25 f y )
min M pr As (1, 25 f y ) d dengan a
fy 2 0,85 f 'c b
1 2.m.Rn
p erlu 1 1
m fy Mpr Mpr
Mu
2
fy
m 2 * Mu
0.85. f c ' Vh
ln
Mu Jadi Vx-x = T1 + T2 - Vh
Rn
.b.d
Besarnya Vx-xtersebut harus dibandingkan dengan
0.85. . f c '
600
ba ln ce
600 f
kuat geser nominal HBK tepi sebagaimana diatur
fy pada SNI 2847 pasal 23.5.3
y
D
dimana batang yang di gunakan terbuat dari material
yang kuat dan ringan yang di satukan dengan
t
penopang Interlocking dalam sebuah pola geometris.
Space Frame biasanya di gunakan dalam struktur y
bentang multidireksi, dan juga sering digunakan Gambar.4.2(b) Potongan penampang profil CHS.
dalam struktur yang memiliki bentang panjang tanpa 4.2.1 Perhitungan Pembebanan Dan Momen
penyangga. Sistem ini memperoleh kekuatan dari q
penyatuan kekakuan rangka Triangular. Beban beban q.co
s.
.
q.sin
yang ada akan di tranformasikan kedalam gaya tekan
x
dan tarik.
4.2. PERENCANAAN GORDING ATAP UTAMA
PENGGATUNG GORDING
y
GORDING
G
8.00
F
8.00
4
8.00
5
8.00
6
8.00
7
8.00
8
8.00
9
8.00
10
8.00
11
8.00
12
8.00
13
8.00
14
- Momen Akibat DL
( ) ( )
88.00
MXD = =
= 144,9
Gambar 4.2(a) Denah Rencana Atap
kg/m
Untuk menentukan dimensi profil gording yang MYD = ( ) L2 = ( ) =
direncanakan pada bangunan ini, dihitung gording 113,8
seperti pada gambar 4.2. dengan bentang terpanjang kg/m
= 8.00m. penutup atap yang digunakan adalah
Zincalume Lysaght Klip-Lok 700 Hi-strength dengan - Beban Hidup (LL)
spesifikasi sebagai berikut : a.Akibat beban terbagi rata (beban hujan)
- Tebal = 0,42mm ......[PPIUG 1983:Ps.3.2.2]
- Single Span = 1.650 mm q = (40-0,8 x α)kg/m2 = (40-0,8 x 38) = 9,6 kg/m2 >
- Internal Span = 1.750 mm 20 kg/m2
- Overhang = 150 mm menurut peraturan pembebanan, dipakai 9,6 kg/m2
- Berat = 4,66 kg/m2 = 5,00 kg/m2 q = 1,500 x 9,6 = 14,40 kg/m2
- Jarak antar gording = 1.500 mm (horisontal) Momen Akibat LL Merata
- Jarak kuda-kuda = 8.00 mm MXD = ( ) = ( )
= 1.500 = 1.500 mm =
2
- Jarak miring gording = 90,78 kg/m
cos .0 MYD = ( ) L2 = ( )
1,5 m 2
- Sudut miring = 38° = 70,92 kg/m
Gording direncanakan memakai profil Circular b. Akibat beban terpusat 1 orang (P = 100kg).
Hollow Sections (CHS) dengan spesifikasi sebagai . [PPIUG 1983:Ps.3.2.1]
berikut : Momen Akibat (LL) terpusat
- Mutu Baja = BJ-41 MXD = ( ) = ( )
- Kuat Putus (fu) =410 Mpa = 4.100 kg/cm2 2
= 157,60 kg/m
- Kuat Leleh (fy) =250 Mpa = 2.500 kg/cm2 MYD = ( ) Ly = ( )
- Modulus Elastisitas(E)= 2,0 *106 kg/cm2 2
= 123,13 kg/m
Dimensi Profil : (CSH-114,3-5,6)
Beban Angin
- q = 15,00 kg/m D = 114,3 mm
W = 40 kg
- A = 19,12 cm2 t = 4,5 mm
- I = 283 cm4 r = 3,85 cm
H = Beban hujan, tidak termasuk yang
diakibatkan genangan air
W = Beban angin
E = Beban gempa, yang ditentukan menurut SNI
03-1726-2002
4.2.3 Kontrol Profil
Kombinasi pembebanan berdasarkan SIN-03-
1729:Ps.6.2.2
- Angin tekan = c = (0,02 x 38 -0,4) - 0,6 = - 0,24 Kontrol penampang profil .
q = c x w = -0,24 x 40 = - 9,6 kg/m [SNI 03-1729-2002 Ps. 8.2.2 dan table 7.5-1]
- Angin Hisap = c = -0,1 = D 114,3 25,4
q = c x w = - 0,1 x 40 = -4 kg/m t 4,5
Momen Akibat W p = 8000 8000
32
MXD = ( ) = ( ) 2
fy 250
= 25,216 kg/m ≤ p …penampang kompak
MYD= ( ) = ( ) 2 Kuat nominal komponen struktur terhadap lentur
Mn = Z x fy ……(SNI 03-1729-2002 Pasal 8.2.1-d)
= 19.70 kg/m
Mn = Z x fy = 49,6 x 2,500 = 124.000 kg.cm = 1240
kg.m
4.2.2 Besar Momen Berdasarkan Kombinasi
Berdasarkan [SNI 03-1729-2002 Pasal 8.1.3]
Pembebanan
Mu ≤ Ø Mn → Ø = 0,9
Kombinasi pembebanan berdasarkan SNI-03-1729
:Ps.6.2.2 508,11 kg.m ≤ 0,9*1240 kg.m
Mu = 1,4*D 508,11 kg.m < 1.116 kg.m …Ok
Mux = 1,4*144,99 = 202.99 kg.m
Muy = 1,4 * 113,28 = 158,59 kg.m 4.2.4 Kontrol Lendutan
Mu = 1,2*D + 1,6*L + 0,5*(La atau H) Berdasarkan (SNI 03-1729-2002 Pasal 6.4.3)
Mux = 1,2*144,99 +1,6*157,60 +0,5*90,78 = 697,6 komponen struktur harus memenuhi batas lendutan
kg.m maksimum yang diberikan di bawah ini:
Muy = 1,2*113,28 + 1,6*123,13 + 0,5*70,92 = Lendutan Ijin: f L 800 3,33
391,06 kg.m 240 240
4 3
Mu = 1,2*D + 1,6*(La atau H) + (γL*L atau f = 5 * q * L P.L
0,8*W) 384.EI 48 * EI
Mux = 1,2*144,99 +1,6*90,78+0,8*100,87=399,93 =
kg.m 5 * (0,075 * 0,15 * 0,023) * 800 4 100 * 800 3
Muy = 1,2*113,28 + 1,6*70,92 + 0,8*78,80 =
384 * 2,0 * 10 6 * 283 48 * 2,0 * 10 6 * 283
312,46 kg.m
= 3,012 cm
Mu = 1,2*D + 1,3*W + γL*L + 0,5*(La atau H)
Mux = 1,2*144,99 + 1,3*100,87 + 1*157,60 + f ≤ f
0,5*90,78 = 508,11 kg.m 3.012cm ≤ 3,33 cm
Muy = 1,2*113,28 + 1,3*78,80 + 1*123,13 + Sehingga dapat disimpulkan bahwa lendutan
0,5*70,92 = 396,98 kg.m yang terjadi pada gording memenuhi syarat. Jadi
Mu = 0,9*D+(1,3*W atau 1,0*E) profil gording memenuhi batas kekuatan yang ada
Mux = 0,9*144,99 + 1,3*100,87= 261,62 kg.m
Muy = 0,9*113,28 + 1,3*78,80 = 204,40 kg.m Perencanaan Sambungan Antar Batang Kuda-
Dari kombinasi pembebanan diatas diperoleh kuda
momen maksimum = 508,11 kg.m. Sambungan antar batang dalam sistem rangka
Ketarangan : batang (space frame) kuda-kuda direncanakan
DL = Beban mati yang diakibatkan oleh berat menggunakan sambungan las.
konstruksi permanen, termasuk dinding, atap,
dll peralatan tetap
L = Beban hidup yang ditimbulkan oleh
penggunaan gedung, temasuk kejut, tetapi
tidak termasuk beban lingkungan seperti
angin, hujan dan lain-lain, maka untuk struktur
atas beban jenis ini tidak ada
La = Beban hidup diatap yang ditimbulkan
selama perawatan oleh pekerja, peralatan dan
material
Gambar.6.3.1 Sambungan las pada tiap joint rangka Pu = 8.154,09 kg < Ru = kg ,… ok
batang kuda-kuda Sambungan Batang aksial tekan
K = π.D = π*139,3 = 437,4 mm = 43,74 cm
Diambil contoh perhitungan pada sambungan Ø.fn = 0,75*0,6* FE70XX = 0,75*0,6*(70*70,3)
batang diagonal yang memiliki gaya aksial terbesar = 2.214,45 kg/cm2
Batang dengan aksial tarik maksimum : Pu 23160,12 529,49
Pu = 8154,09 kg fd = = =
A 43,74 * te te
frame 2283 : D = 139,3 mm, t = 4 mm
fd < Ø.fn
Batang dengan aksial tekan maksimum :
Pu = -23160,12 kg
529,49
< 2.214,45
frame 2296 : D = 139,3mm, t = 4 mm te
mutu las = FE70XX →kuat Tarik = 70 ksi (1 ksi = → te > 529,49 = 0,023cm
70,3 kg/cm2) 2.214,45
te
a >
0,707
a
*a
= 0,023
07
139,3
0,7
te=
4
0,707
a
= 0,33 cm = 3,3 mm
1 1 x x 4 6 4 1 x
75/50 cm2. bw hw hw hw bw hw
K
5.1.2 Dimensi balok anak be hf
1 1 x
Dimensi balok anak melintang dengan bw hw
bentang l = 5 m : Perumusan untuk mencari lebar flens pada balok
600 = 37,5 cm ~ 45 cm SNI 03-2847-2002 pasal 10.10 hal 56 :
h= Balok Tengah :
16
2 be
b = x 40 = 26,67 cm ~ 30 cm
3
Jadi dimensi balok anak memanjang adalah
hf
30/45 cm2. hw
- Lx : 4 m
- Ly : 6 m dy dx h
- Tulangan Lentur rencana : 12 m
- Tulangan Susut Rencana : 8 m
- : 0.8
- b : 1 m
- β1 : 0.85 dx = t pelat – decking – ½ d tulangan renc.
= 94 mm
6.1.1 PEMBEBANAN PLAT LANTAI dy = t pelat – decking - d tulangan renc –
½ d tulangan renc
= 82 mm
Rasio tulangan Minimum
1, 4
ρmin =
fy
= 0.0056
Rasio Tulangan Balance
ρb............no2 =
0,85 xfc ' x 1 600
fy 600 fy
= 0.061200
Gambar 61.1.(a) Denah pelat atap yang di Rasio tulangan Maximum
tinjau ρmax..........no3 = 0.75 x ρ balance
= 0.045900
Akibat Beban Mati Tebal Berat Jenis m = fy / (0.85xf’c)
Berat Sendiri Pelat 0.15 x 2400 = 360 kg/m2 = 9.803922
Lapisan Aspal 0 x 1 = 0 kg/m2
Plafond+Penggantung 1 x 18 = 18 kg/m2 6.1.3 Momen Tumpuan Arah x (Mtx)
Instalasi Listrik dll 0. x 40 = 40 kg/m2 Mu = -1519.7632 kg.m
Spesi t (cm) = 2 0.02 x 2100 = 42 kg/m2 Mn = Mu / ϕ ..... dimana ϕ = 0.80
Ubin t (cm) = 1 .01 x 2400 = 24 kg/m2 = -1899.704 kg.m
Lain lain Jika ada 0 x 0 = 0 kg/m2 = -18997040 N.mm
412 kg/m2 Rn = Mn
Akibat Beban Hidup b.d2
Beban Mesin qdl = 400kg/m2 = 18997040 N.mm
Akibat beban Air Hujan qa = 20kg/m2 8836000 mm2
q ult = 1.2 x qdl + 1.6 x qll + 0.5 qa = 2.150 N/mm2 (diambil nilai Positif)
= 1144.4 kg/m2 ρ perlu = 1/m x [1- 1-((2m x Rn)/fy)
= 0.008996595
Syarat
ρ min ≤ ρ perlu ≤ ρ max = ok gunakan sebagai unsur = As * Fy
pengali As 0,85 * fc '* b
ρ pakai = 1.30x ρ perlu = 11.0880 mm
= 0.00900 ok
a
ρ pakai = 0.008996596 Mn aktual > Mn terjadi = Cc Atau T d
As rencana =ρxbxd 2
= 845.68 mm2 = 0,85* fc '* a * b d a
Tulangan Rencana = ϕ 12 - 133.735
2
Tulangan Pasang = ϕ 12 – 100 = 25010348.44 > 9384080 ok
As Aktual = 1130.97 mm2
Kontrol Spasi Tulangan.....no4 6.1.5 Momen Tumpuan Arah Y (Mty)
Smax ≤ 2x h 100 ≤ Mu = -1043.6928 kg.m
240 ok Mn = Mu / ϕ ..... dimana ϕ = 0.80
Kontrol kemampuan pikul Penampang = -1304.616 kg.m
- As Aktual = 1130.9734 mm2 = -13046160 N.mm
- d = t pelat – decking – ½ Rn = Mn
d tulangan pasang b.d2
= 94 mm = -13046160 N.mm
As * Fy 6724000 mm2
= 2
= 1.940 N/mm (diambil nilai Positif)
0,85 * fc '* b
ρ perlu = 1/m x [1- 1-((2m x Rn)/fy)
= 11.0880 mm
= 0.008081068
a Syarat
Mn aktual > Mn terjad i= Cc Atau T d
2 ρ min ≤ ρ perlu ≤ ρ max = ok gunakan sebagai unsur
pengali As
= 0,85* fc '* a * b d a ρ pakai = 1.30 x ρ perlu
2 = 0.01051 ok
= 25010348.44 > 18997040 ok ρ pakai = 0.010505388
As rencana =ρxbxd
6.1.4 Momen Tumpuan Arah X (Mlx) = 861.44 mm2
Mu = 750.7264 kg.m Tulangan Rencana = ϕ 12 – 131.288
Mn = Mu / ϕ ..... dimana ϕ = 0.80 Tulangan Pasang = ϕ 12 – 100
= 938.408 kg.m As Aktual = 1130.97 mm2
= 9384080 N.mm Kontrol Spasi Tulangan..... no4
Rn = Mn Smax ≤ 2x h 100 ≤
b.d2 240 ok
= 9384080 N.mm Kontrol kemampuan pikul Penampang
8836000 mm2 - As Aktual = 1130.9734 mm2
= 1.062 N/mm2 - d = t pelat – decking –
(diambil nilai Positif) ½ d tulangan pasang
ρ perlu = 1/m x [1- 1-((2m x Rn)/fy) = 94 mm
= 0.004340463 = As * Fy
Syarat 0,85 * fc '* b
ρ min ≤ ρ perlu ≤ ρ max = Tidak ok ,........ = 11.0880 mm
Dinaikan 30 %
ρ pakai = 1.30 x ρ perlu a
Mn aktual > Mn terjadi = Cc Atau T d
= 0.00564 ok 2
ρ pakai = 0.005642602 = 0,85* fc '* a * b d a
As rencana =ρxbxd
2
= 530.40 mm2 = 21617428.38 > 13046160 ok
Tulangan Rencana = ϕ 12 - 213.228
Tulangan Pasang = ϕ 12 – 100 6.1.6 Momen Tumpuan Arah Y (Mly)
As Aktual = 1130.97 mm2 Mu = 219.7248 kg.m
Kontrol Spasi Tulangan.....no4 Mn = Mu / ϕ ..... dimana ϕ = 0.80
Smax ≤ 2x h 100 ≤ 2000 ok = 274.656 kg.m
Kontrol kemampuan pikul Penampang = 2746560 N.mm
- As Aktual = 1130.9734 mm2 Rn = Mn
- d = t pelat – decking – b.d2
½ d tulangan pasang = 2746560 N.mm
= 94 mm 6724000 mm2
= 0.408 N/mm2 Kontrol Spasi Tulangan
ρ perlu = 1/m x [1- 1-((2m x Rn)/fy) Smax ≤ 2x h 200 ≤ 600 ok
= 0.001647185
Syarat 6.1.9 Kesimpulan
ρ min ≤ ρ perlu ≤ ρ max = Tidak ok ,........ 1.Lentur Arah X
Dinaikan 30 % Tumpuan = ϕ 12 – 100
ρ pakai = 1.30 x ρ perlu Lapangan = ϕ 12 – 100
= 0.00214 ok
ρ pakai = 0.0056 2.Lentur Arah Y
As rencana =ρxbxd Tumpuan = ϕ 12 – 100
= 459.20 mm2 Lapangan = ϕ 12 – 100
Tulangan Rencana = ϕ 12 – 246.292
Tulangan Pasang = ϕ 12 – 100 3.Susut Arah X = ϕ 8 – 100
As Aktual = 1130.97 mm2 4.Susut Arah Y = ϕ 8 – 100
Kontrol Spasi Tulangan.....no4
Smax ≤ 2x h 100 ≤ 240 ok 6.3 Analisa Struktur Tangga
Kontrol kemampuan pikul Penampang Analisa struktur tangga menggunakan program
- As Aktual = 1130.9734 mm2 bantu SAP2000 yang ditinjau 1 m lebar pelat
- d = t pelat – decking – tangga/bordes. Untuk perletakan tangga
½ d tulangan pasang diasumsikan menggunakan jepit-bebas dan
= 94 mm jepit-bebas dimana permodelan struktur seperti
As * Fy dibawah ini :
=
0,85 * fc '* b
= 11.0880 mm
a
Mn aktual > Mn terjadi = Cc Atau T d
2 Z
a
= 0,85* fc '* a * b d
Y
2
= 159869523.1 > 2746560 Gambar 4.3.(a) Permodelan struktur tangga service
6.1.7 Kontrol Lendutan Tabel.9 SNI 03-2847-2002
Syarat 6.3.1 Penulangan Tangga
∆ ijin = L = 6 = 3.3 cm 6.3.2 Plat Tangga
180 180 Data Perencanaan :
∆ = 5 qx Ly4 ≤ 33.3 o fc’ : 30 MPa
384 E Lx o fy : 320 MPa
= 5 0.011444 6*10004 ≤ 33.3 o Mu : 1971,97 kgm
384 25742.9602 144000000 o Dia. tul : D16 mm
dx = 150-20-(16/2) = 122 mm
= 0.05 mm ≤ 33.3 ok dy = 150-20-16-(8/2) = 110 mm
0,85 fc '1 600 SNI 03-2847-2002
600 fy
6.1.8 Tulangan Susut SNI 03-2847-2002 fy
b
100 cm ≤ s ≤ 120cm T
Dipakai s = 100 cm e 0.65 1.00 2.20
60 ≤ s’ ≤ 80
Dipakai s’ = 60 cm 0.60 1.00 0.60
2.20
8.5.2 Efisiensi Tiang Pancang Dalam Kelompok Gambar 6.5.3(a) Arah gaya pada poer tipe 1
Efisiensi (η ) = 1
n 1m m 1n Gaya yang dipikul masing - masing tiang
90.m.n pancang
P i = P My. X Mx.Y
Dimana :
m = banyaknya kolom
n = banyaknya baris n x2 y2
D = Diameter tiang pancang 18787 0,5 5000,9 0,5
S = jarak antar As tiang pancang P1 = 190342 + -
4 1 1
θ = arc tg D/s = 42860,09 kg
= arc tg 40/100 = 21,801
18787 0,5 5000,9 0,5
P2 = 190342 - -
( ) 1 21,801
2 12 2 12 0,76 4 1 1
= 36575,61 kg
90 2 2
18787 0,5 5000,9 0,5
P3 = 190342 + +
Pijin tanah = × Pijin tanah 4 1 1
= 57956,08 kg
= 0,76 × 84170 kg
18787 0,5 5000,9 0,5
= 63780,87 kg < Pijin bahan P4 = 190342 + +
= 63780,87 kg < 114400 kg OK 4 1 1
Pijin tanah total = jumlah tiang × Pijin tanah = 51671,6 kg
= 4 × 63780,87 kg Beban maksimum yang diterima satu tiang
= 255723,48 kg pancang adalah Pmax = 57956,08 kg < Pijin tanah
(63780,87 kg)......OK
8.5.3 P Akibat Pengaruh Gaya Aksial dan Akibat Beban (1 DL + 1,0 LL + EQY)
Momen P = 183185 kg
Akibat beban gempa arah x Mx = -18023,1 kgm
(1DL+1,0LL+EQX) My = -6553,3 kgm
P = 175660 kg Beban vertikal yang bekerja akibat pengaruh
Mx = -5000,9 kgm beban sementara adalah sebagai berikut :
My = -18787 kgm 1. Berat sendiri poer
[2,2 m x 2,2 m x 0,5 m x 2400 kg/m3]
Beban vertikal yang bekerja akibat pengaruh = 5808 kg
beban sementara adalah sebagai berikut : 2. Berat sendiri tiang
1. Berat sendiri poer [183,84 x 6 meter]
[2,2 m x 2,2 m x 0,5 m x 2400 kg/m3] = 1146,7 kg
= 5808 kg 3. Beban aksial kolom
2. Berat sendiri tiang (out put Sap )
[183,84 x 6 meter] = 183185 kg
= 1146,7 kg ∑ P = 188995 kg
3. Beban aksial kolom
Direncanakan pakai 4 buah tiang pancang D lentur : 25
Te mm
ntu dx = 500 – 75 - 25 - (1/2 × 25) = 387,5
Mx
0.60 mm
dy = 500 – 75 - (1/2 × 25) = 412,5 mm
P1 P2
0.65 φ = 0,80
My Qu
0.5
P3 P4
0.40 0.60 P
Pi = P
My. X Mx.Y
Pembebanan yang terjadi pada poer adalah :
qu = Berat poer = 2,2 m × 0,5m ×
n x2 y2 2400kg/m3
188995 6553,3 0,5 = 2640 kg/m
P1 = + - Pmax = P1+P3
4 1
= 50024,91kg + 53700,12 kg
18023,1 0,5
= 103724,91 kg
1
= 50024,91 kg Momen yang terjadi pada poer adalah :
6553,3 0,5 18023,1 0,5
P2 = 188995 - - Mu = Mp - Mq
4 1 1 = ( P x jarak tiang ke as kolom ) – (½q x
= 40357,83 kg l2 )
188995 6553,3 0,5 = (103724,91 × 0,5 m ) - (0,5 x 2640
P3 = + + kg× 1,1 m)
4 1
= 50410,45 Kg m
18023,1 0,5
= 53700,12 kg = 504104500 Nmm
1 Mu 504104500
6553,3 0,5 Mn = = = 630130687
P4 = 188995 + + 0,8
4 1
Nmm
18023,1 0,5
= 44033,04 kg Mn
1 Rn = = 630130687 = 3,81
Beban maksimum yang diterima satu tiang b .d 2
1100 387,52
pancang adalah Pmax = 53700,12 kg < Pijin tanah fy 400
m = = = 15,686
(63780,87 kg)......OK 0,85 fc 0,85 30
8.5.4 Perencanaan Lentur Pile Cap ( Poer ) 1 2.m.Rn
perlu = 1 1
Pada perencanaan tulangan lentur, pile cap m fy
diasumsikan sebagai balok kantilever jepit
dengan perletakan jepit pada kolom yang 1 2 15,686x3,81 =
= 1 1
dibebani oleh reaksi tiang pancang dan berat 15,686 400
sendiri pile cap.
0,0103
Data Perencanaan
Dimensi poer :2,2m×2,2m×0,5 m 0,85 f c ' 1 600
ρbalance = x
Jumlah tiang pancang : 4 buah fy (600 f y )
Dimensi kolom : 65 cm × 65 cm
0,85 25 1 600
Mutu beton (fc’) : 30 Mpa = =
Mutu baja (fy) : 400 Mpa 400 (600 400)
Diameter tulangan utama : 25 mm 0,0319
Selimut beton (p) : 75 mm 1,4 = 1,4
H : 500 mm min = = 0,0035
fy 400
ρmax = 0,75 ρb 1,4 = 1,4
= 0,75 × 0,0319 = 0,024 min = = 0,0035
fy 400
ρmin, ρperlu, dan ρmax harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut : ρmax = 0,75 ρb
ρmin < ρperlu < ρmaks = 0,75 × 0,0319 = 0,024
0,0035 < 0,0103 < 0,024 ρmin, ρperlu, dan ρmax harus memenuhi persyaratan
Pakai ρmin sebagai berikut :
ρmin < ρperlu < ρmaks
As = pakai × b × d
0,0035 < 0,011 < 0,024
= 0,0103 × 1100 × 387,5
Pakai ρmin
= 4425,76 mm2
As = pakai × b × d
Tulangan perlu = b
= 0,011 × 1100 × 387,5
As perlu = 4711,88 mm2
luasan 1 tulangan b
Tulangan perlu =
= 1100 As perlu
4425,76 luasan 1 tulangan
490,87
= 1100
= 122 mm 4711,88
Tulangan Pasang D25-100 mm
490,87
Penulangan Lentur Arah Y = 114,6 mm
Pembebanan yang terjadi pada poer adalah : Tulangan Pasang D25-100 mm
qu = Berat poer = 2,2 m × 0,5m ×
2400kg/m3 8.5.5 Perhitungan Kontrol Geser Pons
= 2640 kg/m Dalam merencanakan tebal poer, harus
Pmax = P3+P4 memenuhi persyaratan bahwa kekuatan gaya
= 57956,08 kg + 51671,6 kg geser nominal harus lebih besar dari geser pons
= 109627,68 kg yang terjadi. Kuat geser yang disumbangkan
beton diambil terkecil dari :
Momen yang terjadi pada poer adalah : 2 fc' bo d
Vc = 1
βc
Mu = Mp - Mq o
= ( P x jarak tiang ke as kolom ) – (½q x 6
l2 ) SNI 03-2847-2002 pasal 13.12.2(1(a))
= (109627,68 kg × 0,5 m ) - (0,5 x 2640 αs d fc' bo d
kg× 1,1 m) o Vc = 2
= 53361,84 Kg m bo 6
= 533618400 Nmm SNI 03-2847-2002 pasal 13.12.2(1(b))
Mu 533618400 1
Mn = = = 667023000 o Vc = fc' bo d
0,8 3
Nmm SNI 03-3847-2002 pasal 13.12.2(1(c))
Mn
Rn = = 667023000 = 4,03
b .d 2
1100 387,52
PENAMPANG KRITIS
fy 400
m = = = 15,686
0,85 fc 0,85 30
2.m.Rn
1.0375
2.2
1
perlu = 1 1
m fy
1 2 15,686x4,03 =
1.0375
=
1 1
15,686 400
0,011 2.2
P
= 678 kg
139277 3. Beban aksial kolom
n= = = 2,33 buah
Pijin tanah 61,62 (Output Sap )
= 139277 kg
Direncanakan dipasang tiang pancang sejumlah ∑ P = 143843 kg
4 buah
Direncanakan pakai 4 buah tiang pancang
Syarat jarak antar tiang pancang (s) y
berdasarkan Dirjen Bina Marga Departemen Mx
PU : 0.50
2,5 D ≤ s ≤3D P1 P2
2,5 × 30 ≤ s ≤ 3 × 30
x
75 cm ≤ s ≤ 90cm 0.80 1.80
Dipakai s = 80 cm My
P3 P4
0.30
Syarat jarak tepi poer ke tiang (s’) 0.50
1,5 D ≤ s’ ≤ 2 D
1,5 × 30 ≤ s’ ≤ 2 × 30 0.50 0.80 0.50
45 ≤ s’ ≤ 60 1.80
Gambar 6.6.3(a) Arah gaya pada poer tipe 2
Dipakai s’ = 50 cm
Tabel 6.6.3(a) Perhitungan jarak X dan Y
8.6.2 Efisiensi Tiang Pancang Dalam Kelompok pondasi tipe 2
Efisiensi (η ) = 1
n 1m m 1n
90.m.n Gaya yang dipikul masing - masing tiang
Dimana : pancang
m = banyaknya kolom
Pi = P
My. X Mx.Y
P1 = 143600 +
3884,9 0,4
-
n x2 y2 13308,9 0,4
4 0,64
0.5
0.50 0.80 0.50 Qu
1.80
Gambar 6.6.3(b) Arah gaya pada poer tipe 2
P
Gaya yang dipikul masing - masing tiang
pancang
Pi = P
My. X Mx.Y
0.4 0.5
3950 6
lm
8277457,15 N Mm
1
Vc = × 30 × 3950 × 387,5 = 2794526,136 N L
3
(menentukan)
Vc = 0,60 × 25150735,2 N
= 15090441,3 N
= 150,9 Ton > 139,27 Ton (Ok)
Ketebalan dan ukuran poer memenuhi syarat terhadap
geser. Gambar 8.7.3(a) Diagram momen
lentur tiang pancang tenggelam di
8.7 Perhitungan Pondasi Tipe 3 dalam tanah
8.7.1 Jumlah Tiang Pancang Momen Lentur Pada Kepala Tiang :
Diketahui output SAP : H
Mo
Akibat beban sementara (1 DL + 1,0 LL + EQX) 2
P = 57571 kg
Sedangkan β :
Akibat beban sementara (1 DL + 1,0 LL + EQY)
P = 58410,2 kg D
4 k. .E.I
n=
P =
58,41T on
= 9,5 buah
4
Pijin tanah 61,62T on Dimana:
Mo = Momen lentur pada kepala tiang (kg m) Mu
Mn(-) = = 37919965 = 47399956 Nmm
H = Gaya pada sumbu ortogonal pada kepala 0,8 0,8
tiang (kg) Mn 47399956
k = Koefisien reaksi tanah bagian bawah FM = = = 0,5418
bd 2
300 540 2
E = Modulus elastisitas tiang (kg/cm2) δ = 0,6 (ditentukan)
I = Momen inersia tiang (cm4) Dari tabel KDB dengan FM = 0,5418; δ = 0,5,
Diketahui: maka didapat
H (Output SAP Comb. 4) = 4539,62 kg = 0,00135 < min
k = 0,5 perlu < min , dipakai min
D = 30 cm As = bd
E = 200000 kg/cm2 = 0,00438 x 300 x 540
I = 1/12 x 30cm x 303 cm = 219,32 mm2
= 67500 cm4 Dipasang tulangan 4 D16 (As pasang = 804,24 mm2)
Momen Ijin Tiang Pancang = 2,5 Ton.m As’ = δ x As
0,5.30 = 0,5 x 219,32 mm2
4 = 109,66 mm2 < As min
4.200000.67500
Dipasang As min = 219,32 mm2
= 4,08 x 10 -3 Dipasang tulangan 4 D16 (As pasang = 804,24 mm2)
H Penulangan Lapangan.
Mo
2 Mu = 47157208 Nmm (Output SAP2000)
4539,62 Mn = Mu = 47157208 = 58946510 Nmm
2 0,00408 0,8 0,8
= 556325,98 kg cm Mn 58946510
FM = = = 0,6738
= 0,556 Ton. M < 2,5 Ton.m............(ok) bd 2
300 540 2
Momen lentur Mm pada titik sejauh lm di bawah δ = 0,6 (ditentukan)
permukaan tanah: Dari tabel KDB dengan FM = 0,6738 ; δ = 0,5 , maka
Mm = 0,2079 x Mo
didapat = 0,00135 < min
= 0,2079 x 0,556 ton m
perlu < min , maka dipakai min
= 0,1156 ton m < 2,5 Ton.m ..................(ok)
8.8 Perhitungan Sloof As = bd
8.8.1 Data Perencanaan = 0,00438 x 300 x 540
Diambil contoh perhitungan pada sloof As 1 (2-3) = 709,56 mm2
Gaya aksial kolom = 257,65 Ton Dipasang tulangan 4 D16 (As pasang = 804,24 mm2)
(SAP Comb.1DL+1LL+1EQ) As’ = δ x As
Pu = 10% × 257,65 = 25,765 Ton = 0,5 x 709,56 mm2
257650 N = 354,78 mm2 < As min
Dimensi sloof = 300 × 600 mm2 Dipakai As min = 709,56 mm2
Mutu beton (fc) = 30 MPa Dipasang tulangan 4 D16 (As pasang = 804,24 mm2)
Mutu baja (fy) = 320 MPa 8.8.3 Penulangan Geser Sloof
Tulangan utama = D16 Syarat spasi maksimum tulangan geser balok menurut
Tulangan sengkang = Ø12 SNI-2847-2002 pasal 23.3.3(2) :
Selimut beton = 40 mm s < d/4 = 540/4 = 135 mm
d = 600 – 40 – 12 – (1/2 × 16) = 540 mm s < 8Ø tulangan memanjang = 8 x 16 = 128 mm
Tegangan ijin tarik beton : (menentukan)
s < 24Ø tulangan sengkang = 24 x 12 = 288 mm
frijin = 0,70 . fc' = 0,70 × 30 = 3,834 Mpa s < 300 mm
Tegangan tarik yang terjadi : Sengkang pertama harus dipasang tidak lebih dari 50
Pu 257650 mm dari muka tumpuan.
fr = = = 1,789 Mpa < Pada daerah lapangan syarat maksimum tulangan
bh 0,80 300 600
geser balok menurut SNI-2847-2002 pasal 23.3.3(4) :
frijin (Ok) s < d/2 = 540/2 = 270 mm (menentukan)
8.8.2 Penulangan Lentur Sloof Perhitungan Gaya Geser Tumpuan
Penulangan Tumpuan Mpr(-) = FM x b x d2
Contoh perhitungan diambil pada As 1 B-C : = 1,98 x 300 x 540
Mu(-) = 37919965 Nmm (Output SAP2000) = 173301589 Nmm
Mpr(+) = FM x b x d2
= 1,95 x 300 x 500
= 170601136,8 Nmm BAB VIII
M pr1 M pr2 KESIMPULAN
Ve = Wu.L
L
8.1 Kesimpulan
= 173301589 170601136,8 49498,48
5000
Pada akhir bab ini dapat diambil beberapa
= 77409,54 N kesimpulan yang mengacu pada hasil-hasil Tugas
Akhir ini, yaitu :
Vc = 1 fc ' b d 1. Perancangan gedung ini dibagi menjadi tiga
6 bagian pokok yaitu : Struktur Sekunder (Plat,
1
= 30 300 540 Tangga, Atap). Struktur Primer (Balok, Kolom) dan
6 Pondasi (Poer, Sloof). Dimana masing-masing
= 64631,26 N perhitungan menggunakan beban dan analisa yang
berbeda sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang
Vs = Ve Vc = 77409,54 64631,26 = telah ditetapkan (SRPMM).
φ 0,75
2. Beban yang bekerja pada Struktur Sekunder
54739,3 N adalah beban mati dan beban hidup (RSNI 03-
= 0,75 (SNI-2847-2002 pasal 11.3.2(3)) 1727-1989 ; PPIUG’83). Analisa pada Struktur
Diameter sengkang = 12 mm, direncanakan 2 kaki Sekunder menggunakan program bantu SAP2000
Av =3 x ¼..122 = 339,29 mm2 ; fy = 400 Mpa (Tangga) dan PBBI ’71 Tabel 13.3.1 (Plat lantai
S = Av x fy x d aktual dan Plat atap) serta PPBBI ’84(Struktur Atap).
Vs 3. Beban yang bekerja pada Struktur Primer dan
Pondasi adalah beban mati dan beban hidup serta
= 339,29x 400 x 642 =702,14mm>
54739,3 beban lateral/gempa (PPIUG’83 ; SNI 03-1726-
2002). Analisa pada Struktur Primer menggunakan
Smaks=128mm
program bantu SAP2000. Untuk beban
Jadi dipasang 2Ø12-100 mm
lateral/gempa menggunakan metode Respon
Perhitungan Gaya Geser Lapangan
Spectrum.
Vu = 55997,5 N
4. Hasil perancangan :
Vc = 1 fc ' b d o Struktur Sekunder :
6 - Plat lantai 2-3t=12 cm ; tul = Ø12-100 mm
= 1
30 300 540 - Plat atapt=10 cm ; tul =Ø12-100 mm
6 - Tanggat=15 cm ; tul =D16-200 mm
= 64631,26 N o Struktur Primer :
V
Vs= e Vc = 55997,5 64631,26 = 0032,073 N - Balok (bentang 8 m)50x75 cm (11D22 ; 6D22)
φ 0,75 - Kolom (h = 4,1 m) 60x60 cm ; tul =v20D25
= 0,75 (SNI-2847-2002 pasal 11.3.2(3)) o Pondasi :
- Poer Tipe 1 (2,2x2,2x0,5 m ; 4 tiang pancang)
Diameter sengkang = 12 mm, direncanakan 2 kaki Tipe 2 (1,8x1,8x0,5 m ; 4 tiang pancang)
Av = 2 x ¼..122 = 226,08 mm2 ; fy = 400
Mpa Tipe 3 (1,8x1,2x0,4 m ; 2 tiang pancang)
S = Av x fy x d aktual - Sloof Tipe 1 30x60 cm (tul = 4D16 ; 4D16)
Vs
226,08x 300 x 540 Tipe 2 30x40 cm (tul = 4D13 ; 4D13)
= = 1085,73 mm >
10032,073
Smaks=128mm Tipe 3 20x40 cm (tul = 3D13 ; 3D13)
Jadi dipasang tulangan geser minimum : 5. Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah
d 2 atau 300 mm dirancang dengan menggunakan konsep Strong
Column Weak Beam yang merancang kolom
d 2 = 540 2 = 270 mm s = 250 mm sedemikian rupa agar bangunan dapat berespon
Dipasang sengkang 10 – 250 mm terhadap beban gempa dengan mengembangkan
4 D16 4 D16
mekanisme sendi plastis pada balok-baloknya dan
dasar kolom.
Ø 12 - 100 Ø 12 - 250
6. Dengan perencanaan ini, kemampuan gedung
60 60
4 D16 4 D16
diharapkan mampu terhindar dari kegagalan
struktur akibat gempa yang terjadi. Sehingga
30 30 keselamatan jiwa para penghuninya pun dapat
TUMPUAN LAPANGAN
diamankan.
Gambar 8.8.3(a) Penampang sloof daerah tumpuan
dan lapangan