Anda di halaman 1dari 30

TUGAS MATERNITAS

ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN DENGAN“CA. SERVIKS “

Dosen : Sri handayani

Disusun oleh :

Dewi yuliana (04. 05. 1087)


Dian Widi A (04. 05. 1089)
Tenza vivi n (04. 04. 0911)
C/KP/VI

PRODI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
SURYA GLOBAL
YOGYAKARTA
2008
LATAR BELAKANG

Kesehatan ibu merupakan salah satu sasaran dari upaya pembangunan


kesehatan di Indonesia. Salah satu bentuk upaya pelayanan kesehatan pada ibu dan
wanita pada umumnya adalah kesehatan reproduksi wanita. Perkembangan disegala
bidang sebagai dampak dari keberhasilan pembangunan, memberikan berbagai nilai
positif bagi perkembangan kesehatan diIndonesia. Namun, dilain pihak dampak
pembangunan juga sangat mempengaruhi prilaku masyarakat. Pergeseran norma dan
pola hidup mengakibatkan pergeseran prilaku lapisan masyarakat termasuk
didalamnya wanita. Perubahan terhadap prilaku sex, kebiasaan konsumsi,
pemeliharaan kebersihan diri dan kebersihan lingkungan memiliki kontribusi terhadap
munculnya berbagai penyakit degeneratif maupun infeksi. Salah satu bentuk penyakit
ganas yang mengenai wanita adalah kanker serviks (E. Sutarto, 1989 hal 1). Penyakit
ini merupakan hal yang terpenting diantara penyakit-penyakit alat kandungan
lainnya,disebabkan oleh karena frekuensinya yang tinggi dan akibatnya terhadap
penderita karena lebih sering mematikan.
angka kejadian kanker serviks masih merupakan momok bagi semua wanita dan
merupakan masalah besar dalam upaya pengembangan kesehatan di Indonesia
sehingga penatalaksanaanya memerlukan partisipasi dan kerjasama dari semua pihak
termasuk profesi keperawatan.
BAB I
TNJAUAN PUSTAKA

1. Definisi
Kanker serviks adalah penyakit akibat tumor ganas pada daerah mulut rahim
sebagai akibat dari adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dan
merusak jaringan normal di sekitarnya (FKUI, 1990; FKKP, 1997).
Normalnya, sel yang mati seimbang dengan jumlah sel yang tumbuh. Apabila sel
tersebut sudah mengalami malignansi/ keganasan atau bersifat kanker maka sel
tersebut terus menerus membelah tanpa memperhatikan kebutuhan, sehingga
membentuk tumor atau berkembang “tumbuh baru” tetapi tidak semua yang
tumbuh baru itu bersifat karsinogen. (Daniele gale 1996).

2. Etiologi
Penyebab kanker serviks belum jelas diketahui namun ada beberapa faktor resiko
dan predisposisi yang menonjol, antara lain :

a. Umur pertama kali melakukan hubungan seksual


Penelitian menunjukkan bahwa semakin muda wanita melakukan hubungan
seksual semakin besar mendapat kanker serviks. Kawin pada usia 20
tahun dianggap masih terlalu muda
b. Jumlah kehamilan dan partus
Kanker serviks terbanyak dijumpai pada wanita yang sering partus.
Semakin sering partus semakin besar kemungkinan resiko mendapat
karsinoma serviks.
c. Jumlah perkawinan
Wanita yang sering melakukan hubungan seksual dan berganti-ganti
pasangan mempunyai faktor resiko yang besar terhadap kankers serviks ini.
d. Infeksi virus
Infeksi virus herpes simpleks (HSV-2) dan virus papiloma atau virus
kondiloma akuminata diduga sebagai factor penyebab kanker serviks.
e. Sosial Ekonomi
Karsinoma serviks banyak dijumpai pada golongan sosial ekonomi rendah
mungkin faktor sosial ekonomi erat kaitannya dengan gizi, imunitas dan
kebersihan perseorangan. Pada golongan sosial ekonomi rendah umumnya
kuantitas dan kualitas makanan kurang hal ini mempengaruhi imunitas tubuh.

f. Hygiene dan sirkumsisi


Diduga adanya pengaruh mudah terjadinya kankers serviks pada wanita yang
pasangannya belum disirkumsisi. Hal ini karena pada pria non sirkum
hygiene penis tidak terawat sehingga banyak kumpulan-kumpulan smegma.

g. Merokok dan AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim)


Merokok akan merangsang terbentuknya sel kanker, sedangkan pemakaian
AKDR akan berpengaruh terhadap serviks yaitu bermula dari adanya erosi
diserviks yang kemudian menjadi infeksi yang berupa radang yang terus
menerus, hal ini dapat sebagai pencetus terbentuknya kanker serviks.

3. Manifestasi klinis
 Metroragia
 Kepitihan warna putih atau purulen yang berbau dan tidak gatal
 Perdarahan pascacoitus
 Perdarahan spontan
 Adanya bau bsuk yang khas
 Obstruksi tital vesika urinaria
 Pada yang lebih lanjut ditemukan keluhan cepat lelah, kehilangan berat
badan, anemia.
4. Klasifikasi Klinis
Stage 0 : Ca.Pre invasif
Stage I : Ca. Terbatas pada serviks
Stage Ia ; Disertai inbasi dari stroma yang hanya diketahui secara histopatologis
Stage Ib : Semua kasus lainnya dari stage I
Stage II : Sudah menjalar keluar serviks tapi belum sampai kepanggul telah
mengenai dinding vagina. Tapi tidak melebihi dua pertiga bagian proksimal
Stage III : Sudah sampai dinding panggula dan sepertiga bagian bawah vagina
Stage IIIB : Sudah mengenai organ-organ lain.

5.Patofisiologi

Kanker serviks terjadi jika sel-sel serviks menjadi abnormal dan membelah
secara tak terkendali. 90% dari kanker serviks berasal dari sel skuaomosa yang
melapisi serviks dan 10% sisanya berasal dari sel kelenjar penghasil lendir pada
saluran servikal yang menuju kedalam rahim.Perubahan prekanker pada serviks
biasanya tidak meminimalkan gejala dan perubahan ini tidak terdeteksi kecuali jika
wanita tersebut menjalani pemeriksaan panggul dan pap smear.

Penanganan karsinoma serviks infasif dapat berupa radioterapi atau


histerektomi radikal dengan mengangkat uterus, tuba, ovarium, sepertiga ats dari
vagina dan kelenjar limfe panggul, jika kelenjar limfe aorta juga terkena maka juga
diperlukan kemoterapi. Prognosis setelah dilakukan pengobatan kanker serviks akan
makin baik jika lesi ditemukan dan diobati lebih dini, tingkat harapan kesembuhan
dapat mencapai 85 % untuk stadium I, 50%-50% untuk stadium II, 30% untuk
stadium III dan 5-10% untuk stadium IV.

Pada kasus tertentu dimana operasi merupakan kontra indikasi, aplikasi radium
dengan dosis 6500-7000 rads/cGy di titik A (setinggi 2 cm dari oue dan sejauh 2 cm
dari sumbu uterus)tanpa penambahan penyinaran luar dapat dilakukan.

Pada tingkat klinik Ia, umumnya dianggap dan ditangani sebagai kanker yang invasif,
bila kedalaman invasif kurang dari atau hanya 1 mm dan tidak meliputi area yang luas
dan tidak melibatkan pembuluh darah atau limfe, penangananya dilakukan seperti
pada KIS di atas.

Pada klinik Ib. Ib occ. Dan Iia dilakukan histerektomi tadikal dengan limfadenektomi
panngul. Paska bedah biasanya dilanjutkan penyinaran, tergantung ada/tidaknya sel
tumor dalam kelenjar limfa regional yang diangkat.

Pada tingkat Iib,III, dan IV tidak dibenarkan melakukan tindakan bedah, untuk ini
primer adalah radioterapi. Sebaiknya kasus dengan karsinoma serviks selekasnya
dikirim ke pusat penaggulangan kanker.

Pada tingkat klinik IVa dan IVb penyinaran hanya bersifat paliatif. Pemberian
khemotherapi dapat dipertimbangakan. Pada penyakit yang kambuh satu tahun
sesudah penanganan lengkap dapat dilakukan operasi jika terapi terdahulu adalah
radiasi dan prosesnya masih terbatas padan panggul, bilamana prosesnya sudah jauh
atau operasi tak mungkin dilakuakn, harus dipilih khemoterapi bila syarat-syaratnya
terpenuhi, untuk ini tak digunakan sitostastika tunggal tetapi berbentuk regimen yang
terdiri dari kombinasi beberapa sitostatika (polokhemoterapi). Jika terapi terdahulu
adalah operasi sebaiknya dilakukan penyinaran bila prosesnya masih terbatas dalam
panggul (lokoregional), sedangkan kalau penyinaran tidak memungkinkan atau proses
penyebarannya sudah lanjut maka dipilih polikhemoterapi bila syarat-syaratnya
terpenuhi.

Ada kabar gembira bagi kaum perempuan dalam soal pencegahan penyakit
kanker. Saat ini ada imunisasi yang bisa mencegah munculnya kanker serviks (leher
rahim) di masa mendatang. Diharapkan, pemberian vaksin pencegah kanker serviks
itu bisa melenyapkan penyakit yang menjadi momok bagi kaum perempuan itu.
6. Pathway

Beberapa faktor
resiko

Tanda dan gejala

Timbul rasa takut dan


cemas serta sedih Ca Cervix Disfungsi seksual

Metastase Perubahan konsep diri

Supresi sumsum
tulang Pengobatan Mengganggu
dengan pembelahan sel-sel
kemoterapi hematopeitik normal

Trombositopenia
Anemia
Daya tahan tubuh
menurun
Resiko cidera
Perubahan perfusi
jaringan
Intoleransi aktivitas
Resiko terjadinya
infeksi

7. Penatalaksanaan
Stadium/tingkat keparahannya.
Stadium/Tingkat Penatalaksanaan
O biopsy kerucut
Histerektomi transvaginal
Ia Biopsi keucut
Histerektomi transvaginal
Ib, IIa Histerektomi radikal
IIb, III, IV Histerektomi transvaginal
Iva dan IVb Radioterapi
radiasi paliatif
kemoterapi
BAB II
TINJAUAN KASUS

KASUS
Nyonya E usia 45 tahun mengalami perdarahan jumlah banyak, warna merah dan bau.
Pasien mengeluh Pada malam hari sukar tidur, sering timbul nyeri pinggang serta
tidak nafsu makan. Pasien saat ini sudah tidak mengalami mensrtuasi/ menopause.
Menarche dalam usia 12 tahun.
Medis membuat diagnosa klien dengan Ca serviks, klien mengungkapkan
ketakutannya jika dia benar-benar menderita kanker, klien menanyakan apa lagi
pemeriksaan yang harus dilakukan, dan apakah pemeriksaan akan terasa sakit dan
menyebabkan perdarahan. Pasien juga mengatakan badannya lemas
TD 110/80 mmHg, Nadi 96x/menit, suhu 36,8 ºC, RR 20x/menit, BB 47 kg, TB 165
cm

A. Pengkajian
1. Biodata
a. Identitas Klien

Nama : Ny. E
Umur : 45 tahun
Suku/bangsa : jawa
Agama : Islam
Jenis kelamin : perempuan
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Surabaya
Status perkawinan : kawin

b. Identitas penanggung jawab

Nama : Alm. k
Umur : -
Suku/bangsa : jawa
Agama : Islam
Jenis kelamin : laki-laki
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Surabaya
Hub. Dengan klien: Suami

2. Riwayat kesehatan

a.Keluhan utama
klien megeluh mengalami perdarahan jumlah banyak, warna merah
dan bau. Pasien mengeluh Pada malam hari sukar tidur, sering timbl
nyer pinggang, bawah pusat dan kemaluan Saat nyeri datang wajah
pasien tampakmeringis menahaan sakit
klienjuga mengeluh tidak nafsu makan.
b. Riwayat obstetri
Klien mengatakan menarche umur 12 tahun, klien sudah tidak haid
lagi/meno-pouse sejak umur 40 tahun (5 tahun yang lalu) tapi 10 hari
yang lalu klien me-ngeluarkan darah seperti haid. Sebelum menopouse
siklus haid 28 hari,lama haid 3 hari,sedikit,encer warna merah,tidak
berbau, nyeri tidak ada. Keputih an 1 bulan yang lalu warna kuning,
sedikit, bau. Anak 4 orang,hidup 4 orang, Abortus tidak pernah
c.Riwayat perkawinan dan Keluarga Berencana.
Pasien menikah sekali dan menggunakan KB Steril setelah anak trakhir
lahir.
d. Riwayat kesehatan dahulu
-
e.Riwayat kesehatan keluarga
-
f. Genogram
Keterangan :

Perempuan hidup
Laki-laki hidup

Perempuan meninggal
Laki-laki meninggal

klien

3. Pola Fungsi kesehatan.


a. Pola Nutrisi
Sebelum sakit Klien biasa makan 3 kali sehari dengan nasi, sayur dan
lauk lengkap. Klien agak risih dengan bau yang keluar dari
kemaluannya sehingga klien memilih makan terpisah dari anggota
keluarga yang lain.

b. Pola eliminasi
BaB 1 kali sehari lembek dan warna kuning. Bak 3-4 kali sehari, pada
ma-lam hari klien selalu ingin kencing.
c. Personal Hygiene
Klien senantiasa menjaga kebersihan tubuhnya, terutama vaginanya
dengan menggunakan rebusan daun sirih,tetapi bau tetap timbul.

d. Istirahat dan tidur


Klien biasa tidur Pk. 21.00 dan bangun Pk. 04.30 pagi. Siang hari
istirahat tidur 4 – 5 jam,malam sering terbangun karena ingin kencing.

e. Pola aktivitas dan istirahat

Aktivitas 0 1 2 3 4
Mandi 
Berpakaian 
eliminasi 
Mobilitas ditempat tidur 
pindah 
ambulasi 
makanan 

Keterangan :
0 : Mandiri
1 : Dibantu sbagian
2 : perlu bantuan orang lain
3 : Perlu bantuan alat dan orang lain
4 : tergantung ttotal/ tidak mampu

f. Pola hubungan seksual


Hubngan seksual terganggu oleh karena adanya perdarahan dan bau dari
alaat reproduksi klien

g. Kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan


Riwayat merokok : -
Minum-minuman keras : -
Ketergantungan obat : -
Memakai pembersih vagina :-
Ganti-ganti pasangan seksual :-
h. pola kognitif perseptual
pasien sadar penuh

I. pola konsep diri


Selama sakit klien merasa harga diri terganggu, klien kehilangan rasa
percaya dirinya karena penyakit yang diderita .

j. pola peran hubungan


hubungan dengan lingkungan sosoal terganggu, klien merasa risih
dengan keadaannya sekarang apalagi untuk bekerja.

k. pola nilai dan keyakinan


kegiatan spiritual berjalan seperti biasanya sesuai denan kekentuan baik
sebelum atau saat sakit, bahkan saat sakit klien menjadi lebih rajin dan
taat beribadah.

4. Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan umum : Kesadaran kompos mentis, GCS : 15, klien tampak lesu
dan ekspresi wajah klien datar.

b. Penginderaan
Mata normal, konjunctiva agak pucat.
Telinga : bentuk dan fungsi normal
Lidah : bentuk dan fungsi normal
Hidung : bentuk dan fungsi normal

c. Pernafasan
RR : 20 X/mnt, gerakan dada simetris, retraksi (-), Wh -/-, Rh -/-, Sesak
(-).

d. Kardiovaskuler
T : 110/80 mmHg, N : 96 X/mnt, S : 36,8 oC, Cyanosis (-).
e. Pencernaan
Periastaltik (N),BAB (normal), Kelainan pada bentuk dan fungsi rectum
(-)
Abdomen asites (-),nyeri tekan (-).

f. Urogenital
Vulva : Fulsus (+), Fluor albus (-)
Vagina : Normal
Corpus Uteri : Antefleksi, massa (-),kesan normal
Adneksa Parametrium kanan dan kiri : Supel, Nyeri (-), Massa (-),
Cavum Douglas : Tidak menonjol, infiltrasi (-)
Insipikulo : Porsio terlihatrapat,berdungkul,fluksus (+),Fluor (-)

g. Integumen
Kulit warna putih,Turgor kulit kurang baik, kelainan tidak ada

h. Muskuloskeletal
Otot dan tulang lengkap dan normal tidak ditemukan kelainan.

i. Endokrin
Kelenjar tyroid : normal, payudara normal.

5. Pemeriksaan Penunjang

1. Sitologi/Pap Smear
Keuntungan, murah dapat memeriksa bagian-bagian yang tidak terlihat.
Kelemahan, tidak dapat menentukan dengan tepat lokalisasi.
2. Schillentest
Epitel karsinoma serviks tidak mengandung glycogen karena tidak mengikat
yodium. Kalau porsio diberi yodium maka epitel karsinoma yang normal
akan berwarna coklat tua, sedang yang terkena karsinoma tidak berwarna.
3. Koloskopi
Memeriksa dengan menggunakan alat untuk melihat serviks dengan lampu
dan dibesarkan 10-40 kali.
Keuntungan ; dapat melihat jelas daerah yang bersangkutan sehingga
mudah untuk melakukan biopsy.
Kelemahan ; hanya dapat memeiksa daerah yang terlihat saja yaitu porsio,
sedang kelianan pada skuamosa columnar junction dan intra servikal tidak
terlihat.
4. Kolpomikroskopi
Melihat hapusan vagina (Pap Smear) dengan pembesaran sampai 200 kali
5. Biopsi
Dengan biopsi dapat ditemukan atau ditentukan jenis karsinomanya.
6. Konisasi
Dengan cara mengangkat jaringan yang berisi selaput lendir serviks dan
epitel gepeng dan kelenjarnya. Konisasi dilakukan bila hasil sitologi
meragukan dan pada serviks tidak tampak kelainan-kelainan yang jelas.

6. Terapi
1. Irradiasi
 Dapat dipakai untuk semua stadium
 Dapat dipakai untuk wanita gemuk tua dan pada medical risk
 Tidak menyebabkan kematian seperti operasi.
Dosis :
Penyinaran ditujukan pada jaringan karsinoma yang terletak diserviks
Komplikasi Irradiasi
 Kerentanan kandungan kencing
 Diarrhea
 Perdarahan rectal
 Fistula vesico atau rectovaginalis
2.Operasi
 Operasi limfadektomi untuk stadium I dan II
 Operasi histerektomi vagina yang radikal
3.Kombinasi
 Irradiasi dan pembedahan
Tidak dilakukan sebagai hal yang rutin, sebab radiasi
menyebabkan bertambahnya vaskularisasi, odema. Sehingga tindakan
operasi berikutnya dapat mengalami kesukaran dan sering menyebabkan
fistula, disamping itu juga menambah penyebaran kesistem limfe dan
peredaran darah.
 Cytostatika : Bleomycin, terapi terhadap karsinoma serviks yang radio
resisten. 5 % dari karsinoma serviks adalah resisten terhadap
radioterapi, diangap resisten bila 8-10 minggu post terapi keadaan masih
tetap sama. macam obat sitotatiska ;

1) Obat golongan Alkylating agent, platinum Compouns, dan


Antibiotik Anthrasiklin obst golongsn ini bekerja dengan antara lain
mengikat DNA di inti sel, sehingga sel-sel tersebut tidak bisa melakukan
replikasi.

2) Obat golongan Antimetabolit, bekerja langsung pada molekul basa


inti sel, yang berakibat menghambat sintesis DNA.

3) Obat golongan Topoisomerase-inhibitor, Vinca Alkaloid, dan


Taxanes bekerja pada gangguan pembentukan tubulin, sehingga terjadi
hambatan mitosis sel.

4) Obat golongan Enzim seperti, L-Asparaginase bekerja dengan


menghambat sintesis protein, sehingga timbul hambatan dalam sintesis
DNA dan RNA dari sel-sel kanker tersebut
5). golongan obat yang paling sering dijumpai pada pasie adalah antara
lain ; Amoxicillin, Asam Mefenamat, Aff tampon

ANALISA DATA

NO SYMPTOM ETIOLOGI PROBLEM


1 DO : TD 110/80 mmhg Proses desakan pada Nyeri
Nadi 96x/ menit jaringan intraservikal
Saat nyeri datang wajah
pasien tampakmeringis
menahaan sakit

DS : klien mengeluh sering


nyeri pinggang, skala
nyeri 6

2 DO : adanya perdarahan Perdarahan intraservikal Gangguan perfusi


warna merah, jumlah jaringan <anemia>
banyak dan bau
Konjngtiva agak pucat
Mukosa bibir kering
Klien lesu dan
ekspresi wajah datar
TD 110/80 mmhg

DS : klien
mengatakanbadannya
terasa lemas

3 DO : RR= 20 X/mnt, N= 96 Terdiagnosis Ca serviks Cemas


X/ mnt, T= 110/80 mm dan kurangnya
Hg. S= 36.8 o C. pengetahuan tentang
Ekpresi wajah klien datar penyakitnya tersebut.
dan tampak cemas
DS : Klien
mengungkapkan keta-
kutannya jika dia benar-
be-nar menderita
kanker, klien
menanyakan apa lagi
peme-riksaan yang harus
dilakukan Saya takut
jika pemeriksa-an yang
akan dilakukan akan
menyebabkan kesakitan
dan perdarahan.

4 DS : porsi makan klien tidak Penurunan nafsu makan Gangguan


berkurang atau tetap pemenuhan nutrisi
klien mengatakan tidak kurang dari
nafsu makan kebutuhan tubuh

DO : klien tampak le3mah


Klien tampak kurus

5 DS : klien mengatakan sukar Lingkungan yang tidak Gangguan pola


tidur dimalam hari nyaman <nyeri> tidur

DO : -
DIAGNOSA
1. Nyeri b/d proses desakan pada jaringan intra servikal

2. Gangguan perfusi jaringan (anemia) b.d perdarahan


intraservikal

3. Cemas b.d terdiagnose c.a serviks dan kurangnya pengetahuan tentang Ca.
Serviks dan pengobatannya.

4. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d penurunan nafsu makan

5. Gangguan pola tidur b/d lingkungan yang tidak nyaman (nyeri) dan stress akibat
penyakit yang diderita

INTERVENSI

NO Tujuan Perencanaan
Intervensi Rasional
dx
1 Setelah dilakukan tindakan 1 X - kaji lokasi nyeri
24 jam diharapka klien tahu yang dirasakan
cara-cara mengatasi nyeri yang klien
timbul akibat kanker yang - kaji derajat
dialami nyeri yang
dirasakan klien
Kriteria hasil : dan nilai dengan
- Klien dapat menyebutkan skala nyeri.
cara-cara mengurangi - Ajarkan teknik
nyeri yang dirasakan relasasi dan
- Intensitas nyeri berkurang distraksi ketika
- skala nyeri berkurang/ nyeri dating.
hilang. - Anjurkan
- Ekpresi muka dan tubuh keluarga untuk
rileks mendampingi
klien
-Kolaborasi
dengan dokter
unuk pemberian
obat anti nyeri

2 Setelah diberikan perawatan - Observasi tanda-


selama 1 X 24 jam diharapkan tanda vital
perfusi jaringan membaik : - Observasi
perdarahan
Kriteria hasil : ( jumlah, warna,
a. Perdarahan intra servikal lama )
sudah berkurang - Cek Hb
b. Konjunctiva tidak pucat - Cek golongan
c. Mukosa bibir basah dan darah
kemerahan - Beri O2 jika
d. Ektremitas hangat diperlukan
e. Hb 11-15 gr % - Pemasangan
d. Tanda vital 120-140 / 70 - vaginal tampon.
80 mm Hg, Nadi : 70 - - Therapi IV
80 X/mnt, S : 36-37
Derajat C, RR : 18 - 24
X/mnt.

3 Setelah diberikan tindakan - Berikan


selama 1 X 30 menit klien kesempatan pada
mendapat informasi tentang klien dan klien
penyakit kanker yang mengungkapkan
diderita, penanganan dan persaannya.
prognosenya. - Dorong diskusi
terbuka tentang
Kriteria hasil : kanker,
- Klien mengetahui diagnose pengalaman
kanker yang diderita orang lain, serta
- Klien mengetahui tindakan tata cara
-tindakan yang harus mengentrol
dilalui klien. dirinya.
- Klien tahu tindakan yang - Identifikasi
harus dilakukan di rumah mereka yang
untuk mencegah beresiko
komplikasi. terhadap ketidak
- Sumber-sumber koping berhasilan
teridentifikasi penyesuaian.
- Ansietas berkurang ( Ego yang
- Klien mengutarakan cara buruk,
mengantisipasi ansietas. kemampuan
pemecahan
masalah tidak
efektif, kurang
motivasi,
kurangnya
sistem
pendukung yang
positif).
- Tunjukkan
adanya harapan
- Tingkatkan
aktivitas dan
latihan fisik

4 Setelah dilakukan perawatan


kebutuhan nutrisi klien akan - Jelaskan tentang
terpenuhi pentingnya
nutrisi untuk
Kriteria hasil : penyembuhan
- Tidak terjadi penurunan - Berika makan
berat badan TKTP
- Porsi makan yang - Anjurkan makan
disediakan habis. sedikit tapi sering
- Keluhan mual dan - Jaga lingkungan
muntah hilang jika ada. pada saat makan
- berikan makanan
yang lembut dan
dalam keadaan
hangat
- Pasang NGT jika
perlu
- Beri Nutrisi
parenteral jika
perlu.

- Agar klien tidur


pada siang hari
5 Setelah dirawat selama 1 hari setelah semua
klien tidur cukup: tindakan selesai
dilakukan.
- ciptakan ruangan
Kriteria : yang nyaman dan
- kebutuhan istirahat / tidur tenang
klien terpenuhi - berikan makanan
- Klien dapat tidur siang hari dan minuman yang
- Klien tidur 8 jam sehari hangat sebelum
tidur
- Anjurkan
menggunakan obat
nyamuk elektrik
dan menhidupkan
kipas angin jika
tidur.
- Latih relaksasi

EVALUASI

NO DIAGNOSA EVALUASI
1 Nyeri b.d proses desakan pada S : klien mengatakan nyeri
jaringan intra servikal berkurangdari skala 6 menjadi
skala 2
O : TD dan nadi dalam rentang
normal
A : tujuan tercapai sebagian
P : lanjutkan intervensi
Monitor TTV
Motivasi menggunakan tehnik
relaksasi jika nyeri terasa.
2 Gangguan perfusi jaringan (anemia)
b.d perdarahan
intraservikal S : klien mengatakan bahwa
Perdarahan intra servikal sudah
berkurang.
O : Konjungtiva tidak pucat
Mukosa bibir lembab
Klien tampak lebih bersemangat
dan ekspresi wajah tidak datar
lagi.
A ; tujuan tercapai sebagian
P : lanjutkan intervensi
- Observasi perdarahan ( jumlah,
warna, lama )
3 Cemas b.d terdiagnose c.a serviks dan Pertahankan terapi IV
kurangnya pengetahuan tentang Ca.
Serviks dan pengobatannya. S : klien mengatakan cemas
berkurang, klien mulai ikut
berpartisipasi dalam rangka
pengobatan/ terapi.
O : klien tampak paham tentang
penyakit yang dideritanya.
A : tujuan tercapai.
P : ingatkan jika pasien lupa

4 Gangguan pemenuhan nutrisi kurang


dari kebutuhan b.d penurunan nafsu S : Nafsu makan klien muncul
makan kembali dengan porsi makan
tetap.
O : Klien tampak lebih bersemanagt
dalam menjalani hidup.
A : masalah teratasi.
P : Timbang berat badan

5 Gangguan pola tidur b.d lingkungan S : klien mengatakan sudah bisa tidur
yang tidak nyaman (nyeri) dan stress pada malam hari, dengan jumlah
akibat penyakit yang diderita cukup.
O:-
A : masalah teratasi
P : tingkatkan kualitas tidur.

PEMBAHASAN

Kanker serviks adalah penyakit akibat tumor ganas pada daerah mulut rahim
sebagai akibat dari adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dan merusak
jaringan normal di sekitarnya.
Penyebabnya masih belum pastihanya saja ditemukan factor predisposisi dan factor
resikonya yaitu antara lain; Umur pertama kali melakukan hubungan seksual( semakin
muda melakukan hubungan seksual akan semakin besar resiko terjangkit), Jumlah
kehamilan dan partus ( semakin sering hamil dan semakin sering melahirkan anak
factor resiko semakin besar ), Jumlah perkawinan ( jumlah perkawinan semakin
banyak memungkinkan seseorang untuk multiple seksual. ), Infeksi virus ( HIV ),
Sosial Ekonomi ( social ekonomi rendah rentan terjangkit kanker serviks karena
kondisi lingkungan ), Hygiene dan sirkumsisi ( ), Merokok dan AKDR (alat
kontrasepsi dalam rahim).

Manifestasi klinis tergantung pada stadium atau tingkat keparahan penyakit


sewmakin tinggi stadiumnya tanda dan gejala akan semakin bertambah karena
mungkin sudah terjadi penyebaran sel kanker yang kemudian akan menyebabkan
komplikasi.
Yang selalu ada dalam setiap stadium adalah adanya perdarahan intraservikal/
intravaginal, untuk memastikannya adalah dengan menjalani beberapa tes yaitu antara
lain sitologi/papsmear, schillentest, koloskopi, kolmikroskopi, biopsy dan konisasi.
Setelah benar terdeteksi kanker serviks barulah kita ambil tindakan medis untuk
penatalaksanaannya, penatalaksanaan kankr serviks juga didasarkan pada
stadium/tingkat keparahannya

Stadium/tingkat keparahannya.
Stadium/Tingkat Penatalaksanaan
O biopsy kerucut
Histerektomi transvaginal
Ia Biopsi keucut
Histerektomi transvaginal
Ib, IIa Histerektomi radikal
IIb, III, IV Histerektomi transvaginal
Iva dan IVb Radioterapi
radiasi paliatif
kemoterapi

Kanker serviks dapat dihindari dan dicegah dengan senantiasa hidup bersih dan
sehat, mengkonsumsi makanan dan minuman yang bergizi, menjauhi rokok dan
alcohol serta berolahraga untuk mempertahankan imunitas dan kekebalan tubuh
sehingga penyakit tidak mampir ke tubuh kita
KESIMPULAN

Kanker serviks adalah penyakit akibat tumor ganas pada daerah mulut rahim
sebagai akibat dari adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dan merusak
jaringan normal di sekitarnya.
Tanda dan gejala paling khas adalah adanya perdarahan warna merah jumlah
banyak dengan bau yang khas, penyebabnya belum diketahui akan tetapi telah
ditemukan factor resiko dan predisposisinya.
Kanker serviks dapat dicegah dan dihindari dengan cara menigkatkan kekebalan atau
immunitas tubuh yaitu degan cara berperilaku hidup sehat seperti makan dan minum
yang bergizi, istirahat yang cukup, olahraga teratur, dll.

TANYA JAWAB

1. Fakor resiko dari Ca serviks adalah antara lain kecuali


a. perilaku seksual berupa perilaku seks multiple.
b. paritas.
c. nutrisi.
d.anatomi reproduksi.
e. rokok.
Jawaban : D

2. sebutkan klasifikasi klinis Ca setrviks yang perumbuhannya sudah sampai


dinding panggul dan sepertiga bagian vagina adalah
a. Stage 0.
b. Stage IB.
c. Stage III.
d. Stage IIIB.
e. Stage II.
Jawaban : C
3. Sebutkan penatalaksanaan Ca serviks tingkat IA !
a. Biopsi kerucut.
b. Radioterapi.
c. Radiasi paliatif.
d. Kemoterapi .
e. Histerektomi radikal.
Jawaban :A
4. Berikut adalah komplikasi dari terapi radiasi kecuali
a. kerentanan kandung kemih.
b. diarrhea.
c. perdarahan rectal.
d. Fiscala viesica atau rectovaginalis.
e. Tidak salah sattu dari jawaban diatas.
Jawaban : E

5. pada kasus ca serviks banyak dijumpai pada kelompok social ekonomi rendah,
hal ini berkaitan dengan
a. gizi
b. immunitas
c. personol hygiene
d. kualitas dan kuantitas makanan
e. semua jawaban benar
Jawaban : E
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddart,s (1996), Textbook of Medical Surgical Nursing –2, JB. Lippincot
Company, Pholadelpia.

Junadi, Purnawan, 1982, Kapita Selekta Kedokteran, Jakarta: Media aesculapius


Universitas Indonesia
Moorhead, meridian marion, 2000, Nursing Outcomes Classification (NOC), USA st.
louis, missouri

Doengoes, Marylin E., 1989, Nursing Care Plans, USA Philadelphia: F.A Davis
Company.

Lowdermilk. Perry. Bobak (1995), Maternity Nuring , Fifth Edition, Mosby Year
Book, Philadelpia.

Gale, Daniele, 1996, Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi, Jakarta: Penerbit


Buku Kedoteran EGC.

Anda mungkin juga menyukai