Anda di halaman 1dari 12

ABSTRAK

Judul : Pengembangan pembuatan pasta gigi dari kulit pisang dan biji kelor

Kulit pisang merupakan limbah pertanian. Kulit pisang mengandung karbohidrat, lemak,
protein, kalsium, fosfor, zat besi, vitamin B, vitamin C, dan air. Kalsium merupakan bahan dasar
dalam pembuatan pasta gigi. kandungan kalsium pada pisang rendah tetapi memiliki banyak
potasium maka menurut penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas Muhammadiyah
Semarang pisang tersebut dapat dicampurkan atau dipadukan dengan sesuatu yang mengandung
banyak kalsium. Menurut Cahyadi (2006), kandungan kalsium dari buah kelor sangat tinggi
sehingga sangat dimungkinkan untuk bahan dasar pasta gigi karena kalsium berperan sebagai
bahan abrasif yang terdapat dalam pasta gigi yang berfungsi untuk membersihkan dan memoles
permukaan gigi tanpa merusak email, mempertahankan ketebalan palikel, serta mencegah
akumulasi stain. Bentuk dan jumlah bahan abrasif dalam pasta gigi membantu untuk menambah
kekentalan pasta gigi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan berat optimum kulit pisang dan
berat optimum biji kelor yang dapat menghasilkan kualitas yang paling baik. Hasil yang
diperoleh dari penelitian ini yaitu berat optimum berat optimum biji kelor dalam pembuatan
pasta gigi adalah 7,7 gram dan berat optimum kulit pisang dalam pembuatan pasta gigi adalah 10
gram.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gigi merupakan bagian kecil yang terdapat di rahang atas atau bawah. Setiap gigi
tertanam di dalam gusi, akarnya menembus garis gusi dan masuk ke tulang rahan. Jika di
total jumlah gigi dari tulang atas maupun bawah berjumlah 32 gigi. Apabila manusia
tidak memiliki gigi maka manusia akan kesulitan untuk mengunyah makanan. Kesehatan
gigi tidak dapat diremehkan karena merawat gigi merupakan suatu kebiasaan yang
memberikan banyak manfaat diantaranya memutihkan gigi, mencegah kerusakan gigi dan
dapat menstabilkan gula darah. Dan apabila seseorang tidak merawat giginya maka akan
berakibat fatal seperti menyebabkan rasa sakit, gangguan pengunyahan, dan dapat
mengganggu kesehatan tubuh lainnya. Gigi yang bermasalah dapat berakibat fatal bahkan
orang yang mengalami kerusakan gigi lebih berpotensi untuk menderita diabetes. Maka
dari itu kita harus merawat gigi.

Anjuran untuk menyikat gigi menurut Drg. Hardini Dyah Astuti, sp.perio yaitu
dua kali dalam sehari karena menggosok gigi berkali-kali dalam sehari hanya akan
merusak email pada gigi. Salah satu bahan yang digunakan untuk merawat gigi adalah
pasta gigi. Pasta gigi terbuat dari bahan agen abrasif, humektan, zat pengikat, dan
deterjen yang berfungsi untuk membantu mengusir sisa makanan, bakteri, dan
menghilangkan beberapa noda di gigi. Pasta gigi juga memiliki rasa mint itu karena pasta
gigi mengandung perasa. oleh karena itu kita harus rajin menyikat gigi agar gigi tidak
mudah rusak. Kandungan dari pasta gigi dapat diperoleh dari buah pisang.

Pisang banyak mengandung mineral, magnesium, mangan, dan potasium yang


memberi tampilan gigi menjadi lebih putih. Hal ini didukung oleh penelitian Basse
(2000), bahwa jumlah kulit pisang cukup banyak yaitu kira-kira 1/3 dari buah pisang
yang dikupas. Kandungan unsur gizi kulit pisang cukup lengkap, seperti karbohidrat,
lemak, protein, kalsium, fosfor, zat besi, vitamin B, vitamin C, dan air.

Karena kandungan kalsium pada pisang rendah tetapi memiliki banyak potasium
maka menurut penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas Muhammadiyah
Semarang pisang tersebut dapat dicampurkan atau dipadukan dengan sesuatu yang
mengandung banyak kalsium. Menurut Cahyadi (2006), kandungan kalsium dari buah
kelor sangat tinggi sehingga sangat dimungkinkan untuk bahan dasar pasta gigi karena
kalsium berperan sebagai bahan abrasif yang terdapat dalam pasta gigi yang berfungsi
untuk membersihkan dan memoles permukaan gigi tanpa merusak email,
mempertahankan ketebalan palikel, serta mencegah akumulasi stain. Bentuk dan jumlah
bahan abrasif dalam pasta gigi membantu untuk menambah kekentalan pasta gigi.

Mengacu pada penelitian tersebut kami berusaha untuk mencoba meneliti


membuat pasta gigi dari kulit pisang dan biji kelor untuk mengganti kandungan dalam
pasta gigi yaitu deterjen yang berbahaya. Dengan judul “pengembangan pembuatan pasta
gigi dari kulit pisang dan biji kelor"

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan pada latar belakang masalah, maka dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana pengolahan kulit pisang dan biji kelor sebagai bahan pembuatan pasta gigi?
2. Bagaimana kualitas kulit pisang dan biji kelor sebagai bahan pembuatan pasta gigi?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Untuk mengetahui proses pengolahan kulit pisang dan biji kelor sebagai bahan pembuat
pasta gigi;
2. Untuk mengetahui kualitas kulit pisang dan biji kelor sebagai bahan pembuat pasta gigi.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti yaitu memperoleh hasil dari kegiatan penelitian, meningkatan hubungan
kerjasama antara tim, dan melatih dalam bertanggung jawab;
2. Bagi pemerintah yaitu, memperoleh pertimbangan dalam mengambil keputusan;
3. Bagi masyarakat yaitu, memberi informasi kepada masyarakat mengenai pembuatan
pasta gigi dari kulit pisang dan biji kelor.

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Teori

Pasta gigi menurut FI edisi IV (1995), pasta adalah sediaan semi padat yang
mengandung satu atau lebih bahan obat yang ditunjukkan untuk pemakaian topikal.

Menurut Widodo (2013), pasta gigi adalah produk semi padat yang terdiri dari
campuran bahan penggosok, bahan pembersih, dan bahan tambahan yang digunakan
untuk membantu membersihkan gigi tanpa merusak gigi maupun membran mukosa
mulut.

Menurut Mitsui (1997), fungsi utama dari pasta gigi adalah menghilangkan pengotor
dari permukaan gigi dengan efek buruk yang kecil terhadap gigi. Fungsi lain dari pasta
gigi adalah untuk mencegah kerusakan gigi dan mengurangi bau mulut.

Menurut Maharani (2009), pasta gigi adalah salah satu produk kosmetik yang
digunakan tidak hanya untuk orang dewasa tetapi juga anak-anak. Fungsinya untuk
membersihkan gigi dari sisa-sisa makanan atau minuman, menjaga kesehatan gigi dan
gusi menghilangkan bau yang disebabkan oleh aktivitas bakteri didalam mulut.

Menurut Basse (2000), jumlah kulit pisang cukup banyak yaitu kira-kira 1/3 dari
buah pisang yang dikupas. Kandungan unsur gizi kulit pisang cukup lengkap, seperti
karbohidrat, lemak, protein, kalsium, fosfor, zat besi, vitamin B, vitamin C, dan air.

Menurut Cahyadi (2006), kandungan kalsium dari buah kelor sangat tinggi
sehingga sangat dimungkinkan untuk bahan dasar pasta gigi karena kalsium berperan
sebagai bahan abrasif yang terdapat dalam pasta gigi yang berfungsi untuk membersihkan
dan memoles permukaan gigi tanpa merusak email, mempertahankan ketebalan palikel,
serta mencegah akumulasi stain. Bentuk dan jumlah bahan abrasif dalam pasta gigi
membantu untuk menambah kekentalan pasta gigi.

Menurut Boukes (2008), kandungan kimia yang dimiliki tanaman kelor antara lain
asam amino seperti asam aspartat, asam glutamat, alanin, valin, leusin, isoleusin, hastidin,
lisin, arginin, venilananin, triftopan, sistein dan methionin. Selain itu daun kelor juga
mengandung unsur makro seperti potasium, kalsium, magnesium, sodium, dan fosfor,
serta unsur mikro seperti mangan, seng, dan besi. Daun kelor merupakan sumber
provitamin A, vitamin B, vitamin C, mineral terutama zat besi dan kalsium.

Menurut Becker & Makkar (1996), kelor menjadi sumber antioksidan alami yang
baik karena kandungan dari berbagai jenis senyawa antioksidan seperti vitamin C,
flavonoid, phenolic, dan karatenoid.

Menurut Almaitser (2004), kalsium yang terdapat pada biji kelor merupakan
mineral yang sangat dibutuhkan tubuh di segala usia, mulai dari bayi sampai lanjut usia.
Kalsium berguna dalam pembentukan dan pemeliharaan tulang gigi.

Menurut Wihastuti (2007), Pohon kelor memiliki daun yang mengandung nutrisi
paling lengkap dibanding dengan tumbuhan jenis apapun. Selain vitamin dan mineral,
daun kelor juga mengandung semua asam amino esensial (asam amino yang tidak
diproduksi sendiri oleh tubuh). Oleh karena itu, daun kelor dapat dimanfaatkan sebagai
makanan alternatif padakasus malnutrisi. Penduduk Indonesia terutama dipedesaan, juga
sering menggunakan daun kelor sebagaiobat tradisional. Di India jus daun kelor
digunakanuntuk menstabilkan tekanan darah. Selain itu, daun kelor dipercaya dapat
mengontrol kadar glukosa pada penderita Diabetes Mellitus. Di Indonesia daun kelor
digunakan juga sebagai obatmenurunkan kolesterol, diare, disentri, colitis, gonorhea,sakit
kepala, anemia, iritasi, infeksi, antialergi,antikarsinogenik, antihelminthes dan anti
inflamasi.

Menurut Kholis & Hadi (2010), Tumbuhan kelor ini berasa agak pahit, bersif at
netral dan tentu saja tidak beracun. Kulit akarnya mengandung minyak atsiri (yang
mudah menguap). Biji tumbuhan kelor mengandung alkaloid, vitamin A,B1,B2 dan C
pada sel-sel tertentu. Efek farmakologis yang dimiliki oleh kelor adalah sebagai anti
inflamasi, anti-piretik dan antiskorbut

2.2 Kerangka pikir.

Pasta gigi

Bahaya kandungan Upaya mengatasi dengan membuat pasta


gigi dari bahan alami yaitu kulit pisang
detergen dalam pasta gigi dan biji kelor.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian : Eksperimen
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Laboraturim SMAN 4 Bantaeng pada 24 Oktober sampai
28 Oktober 2019
3.3 Variabel Penelitian
a) Variabel Bebas : Kulit Pisang dan Biji Kelor
b) Variabel Terikat : Pasta Gigi
3.4 Deskripsi Variabel Penelitian
a) Pasta gigi adalah produk semi padat yang dapat menjaga kesehatan gigi yang
ditunjukkan untuk pemakaian topikal.
b) Kulit pisang merupakan salah satu limbah pertanian yang belum digunakan secara
maksimal. Kulit pisang juga merupakan limbah dari industri pengolahan buah
pisang. Pengolahan buah pisang akan menghasilkan limbah kulit pisang yang
cukup banyak jumlahnya yaitu kira-kira 1/3 dari buah pisang yang belum dikupas.
c) Biji kelor mengandung kalsium. Kalsium yang terdapat pada biji kelor merupakan
mineral yang sangat dibutuhkan tubuh di segala usia, mulai dari bayi sampai
lanjut usia. Kalsium berguna dalam pembentukan dan pemeliharaan tulang gigi.

3.5 Alat dan Bahan


Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pisau, saringan, mortal dan alu,
blender,oven dan wadah tertutup. Bahan yang digunakan antara lain, biji kelor, kulit
pisang, etanol dan air suling.
3.6 Prosedur Penelitian
a) Siapkan bahan dan alat terlebih dahulu;
b) Haluskanlah kulit pisang. Setelah halus campurkan kulit pisang dengan air suling.
Simpan dalam wadah, diamkan selama 24 jam;
c) Haluskanlah biji kelor menggunakan mortal dan alu. Setelah halus campurkan biji
kelor dengan etanol. Simpan dalam wadah, diamkan selama 24 jam;
d) Setelah didiamkan, saringlah kemudian ambil ampasnya;
e) Ampasnya lalu dikeringkan menggunakan oven;
f) Setelah kering, haluskan biji kelor dan kulit pisang menggunakan mortal dan alu
hingga berubah menjadi bubuk;
g) Setelah menjadi bubuk campurkanlah kedua bahan tersebut;
h) Tambahkan air suling secara perlahan hingga berubah menjadi pasta;
i) Pasta inilah yang dijadikan sebagai pasta gigi.
3.7 Sumber Data
a) Sumber data primer
Sumber data primer diperoleh dari observasi yang dilakukan. Mengamati
perubahan dari campuran antara kulit pisang dan air suling. Mengamati perubahan
dari campuran biji kelor dan etanol. Melakukan eksperimen dengan melakukan
perbandingan antara kulit pisang dan biji kelor ketika dicampurkan dengan
perbandingan 1:3:5. Dari perbandingan tersebut diperoleh perbandingan yang
memiliki kualitas yang terbaik.
b) Sumber data sekunder
Sumber data sekunder berupa informasi yang diperoleh dari internet.
3.8 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data bersifat deskriptif kualitatif. Metode pengumpulan data yang
peneliti gunakan adalah metode studi pustaka. Khusus data yang menyangkut perbandingan
maka data kualitatif dikonversi kedalam data kuantitatif untuk memudahkan generalisasi agar
dalam percobaan terhadap kondisi objek yang diteliti lebih akurat.
3.9 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data secara kualitatif, yaitu analisa yang dilakukan atas dasar pikiran
deduktif-logika dalam hal ini adalah mengatur dan memberi kode. Pengorganisasian bertujuan
untuk menemukan tema dari hipotesis yang akhirnya diangkat menjadi teori

BAB IV
HASIL PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Setelah melakukan proses pengolahan, peneliti membagi bahan menjadi 3 dengan
perbandingan 1:3:5 seperti pada tabel berikut:

No sampel campuran kulit pisang dan biji kelor Gambar

1 A 7,7 gr biji kelor + 10 gr kulit pisang

2 B 23,5 gr biji kelor + 10 gr kulit pisang

3 C 38,5 gr biji kelor + 10 gr kulit pisang


Tabel 4.1 Pembagian bahan dengan perbandingan 1:3:5
Untuk membuktikan manakah campuran kulit pisang dan biji kelor yang memiliki kualitas
yang paling baik, peneliti melakukan percobaan dengan menggosok model gigi yang telah
direndam dengan kopi agar menguning. Masing-masing sampel diuji dengan menggosokkan
sampel pada model gigi selama 4 menit.

No Sampel Gambar keterangan

1 A

2 B

3 C

Tabel 4.2 Hasil uji sampel pada model gigi.

Berdasarkan tabel 4.2 diperoleh bahwa sampel A dengan kandungan 7,7 gr biji kelor dan
10 gr kulit pisang memiliki kualitas yang paling baik.
4.2 Pembahasan
Limbah kulit pisang merupakan salah satu limbah organik yang dapat dimanfaatkan sebagai
bahan pembuatan pasta gigi. Kulit pisang mengandung potasium, magnesium, dan mangan yang
dapat membantu menghilangkan noda pada gigi. Untuk memperoleh serbuk kulit pisang yang
baik, maka kulit pisang diblender kemudian campurkan dengan air suling, kemudian diamkan
dalam wadah tertutup selama 24 jam. Setelah didiamkan saring lalu, ambil ampasnya.
Selanjutnya keringkan ampasnya menggunakan oven, setelah kering kemudian haluskan dengan
cara ditumbuk agar menjadi bubuk.
Sedangkan biji kelor Menurut Almaitser (2004), kalsium yang terdapat pada biji kelor
merupakan mineral yang sangat dibutuhkan tubuh di segala usia, mulai dari bayi sampai lanjut
usia. Kalsium berguna dalam pembentukan dan pemeliharaan tulang gigi. Untuk memperoleh
bubuk biji kelor langkah yang dilakukan adalah hancurkan biji kelor menggunakan mortar dan
alu, kemudian campurkan dengan etanol. Diamkan dalam wadah tertutup selama 24 jam. Setelah
didiamkan, saring lalu ambil ampasnya. Keringkan menggunakan oven, setelah kering kemudian
haluskan untuk menghasilkan bubuk
Pasta gigi yang sering digunakan ternyata mengandung detergen yang akan memberikan
dampak buruk bagi kesehatan. Untuk mengganti kandungan detergen pada pasta gigi, peneliti
melakukan percobaan dengan membuat pasta gigi dari bahan alami yaitu kulit pisang dan biji
kelor. Pada proses pembuatan pasta gigi dari kulit pisang dan biji kelor ditambahkan air suling.
Air suling berfungsi menghilangkan kontaminan yang berpotensi membahayakan, sedangkan
penambahan etanol berfungsi sebagai pelarut. Etanol relatif aman dan bisa digunakan untuk
melarutkan senyawa organik yang tidak dapat larut dalam air.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari penelitian ini peneliti dapat menyimpulkan bahwa berat optimum biji kelor dalam
pembuatan pasta gigi adalah 7,7 gram dan berat optimum kulit pisang dalam pembuatan pasta
gigi adalah 10 gram.
5.2 Saran
Saran dari penelitian ini sebaiknya pada penelitian berikutnya bahan yang digunakan dalam
pasta gigi diganti dengan bahan lainnya seperti daun sirih.
DAFTAR PUSTAKA

Ananonim. “Pengertian Pasta Gigi”

(https://biofar.id/pasta)

Anonim. “Pengertian Kulit Pisang”

(https://lordbroken.wordpress.com/tag/kulit-pisang )

Anonim. “Pengertian Biji Kelor”

(https://www.academiu.edu/5574521/Biji_buah_kelor )

Anonim. “Kandungan Pasta Gigi”

(https://hellosehat-com.cdn.ampproject.org/v/s/hellosehat.com/hidup-sehat/gigi-
mulut/mengenal-kandungan-dalam-pasta-gigi-dan-fungsinya/amp/?espv=1 )

Anonim. “Kandungan Kulit Pisang dan Manfaatnya”

(https://id.scribd.com/doc/244045733/Kandungan-Dan-Manfaat-Kulit-Pisang)

Anonim. “Manfaat Biji Kelor”

(https://lifestyle-okezone-
com.cdn.ampproject.org/v/s/lifestyle.okezone.com/amp/2017/01/18/481/1595137/top-health-8-
manfaat-biji-kelor-yang-bikin-anda-tercengang?espv=1)

Kompas. “Manfaat Air Suling”

(www.google.com/amp/s/amp.kompas.com/lifestyle/read/2018/04/25/111301520/dari-
air-suling-hingga-air-keran-mana-air-minum-yang-paling-sehat/espv=1)

Anonim. “Manfaat Etanol”

(www.google.com/amp/s/mobnasesemka.com/manfaat-etanol-untuk-industri-dan-
farmasi/amp/?espv=1 )

Anda mungkin juga menyukai