Anda di halaman 1dari 3

Diagnosis Infark Miokard Akut

1. Adanya nyeri dada

Sakit dada terjadi lebih dari 20 menit dan tidak hilang dengan pemberian nitrat biasa.

2. Perubahan elektrokardiografi (EKG)

Nekrosis miokard dilihat dari 12 lead EKG. Selama fase awal miokard infark akut, EKG
pasien yang mengalami oklusi total arteri koroner menunjukkan elevasi segmen ST.
Kemudian gambaran EKG berupa elevasi segmen ST akan berkembang menjadi gelombang
Q. Sebagian kecil berkembang menjadi gelombang non-Q. Ketika trombus tidak
menyebabkan oklusi total, maka tidak terjadi elevasi segmen ST. Pasien dengan gambaran
EKG tanpa elevasi segmen ST digolongkan ke dalam unstable angina atau Non STEMI
(Cannon, 2005).

3. Peningkatan pertanda biokimia.

Pada nekrosis miokard, protein intraseluler akan masuk dalam ruang interstitial dan
masuk ke sirkulasi sistemik melalui mikrovaskuler lokal dan aliran limfatik (Patel, 1999). Oleh
sebab itu, nekrosis miokard dapat dideteksi dari pemeriksaan protein dalam darah yang
disebabkan kerusakan sel. Protein-protein tersebut antara lain aspartate aminotransferase
(AST), lactate dehydrogenase, creatine kinase isoenzyme MB (CK-MB / CKMB), mioglobin,
carbonic anhydrase III (CA III), myosin light chain (MLC) dan cardiac troponin I dan T (cTnI
dan cTnT) (Samsu, 2007). Peningkatan kadar serum protein-protein ini mengkonfirmasi
adanya infark miokard (Nigam, 2007).

4. Tes darah.

Ketika jaringan jantung rusak atau terluka, ada beberapa enzim jantung yang bocor dan
masuk ke dalam aliran darah. Sampel darah akan diambil untuk melihat apakah terdapat
enzim ini di dalam darah Anda. Tes ini juga dapat membantu menentukan bagaimana
respons terhadap pengobatan yang dilakukan.

5. X rongga dada.

Apabila diagnosis serangan jantung belum bisa dipastikan dan terdapat kemungkinan
penyebab lain yang menimbulkan gejala yang muncul, X pada bagian dada dapat membantu
memperjelasnya. X ini juga bisa memeriksa jika terjadi komplikasi dari serangan jantung,
seperti penumpukan cairan di dalam paru-paru atau edema paru.

6. Ekokardiogram.

Ini adalah jenis prosedur pemindaian ultrasound untuk mengetahui lokasi kerusakan pada
jantung dan pengaruhnya pada fungsi jantung.

7. Angiografi koroner atau kateterisasi jantung.

Teknik ini berguna untuk menentukan apakah terdapat penyumbatan atau penyempitan
pada pembuluh koroner. Prosedur ini juga bisa menentukan di mana lokasi penyumbatan
dan penyempitan terjadi. Angiografi koroner biasanya dilakukan sebelum operasi karena
hasilnya bisa dipakai sebagai acuan bagi dokter bedah.

8. Kardio CT scan atau MRI.

Kedua tes ini bisa dilakukan untuk mendiagnosis masalah jantung. Selain itu, tes ini bisa
melihat kerusakan yang dihasilkan akibat serangan jantung.

Teknologi pengobatan (ini terakhiran ya cuy. Buat slide baru jangan gabungin sama
pengobatan)

1. National Heart Lung and Blood Institute (NHLBI) mendeskripsikan alat pacu jantung
sebagai sistem monitor internal pada jantung untuk mengukur aktivitas elektrik, pola
denyut, detak jantung, dan bahkan temperatur darah. Saat sistem elektrik jantung keluar
dari jalur, alat pacu jantung yang menggunakan baterai menuntun jantung untuk kembali
pada ritme normal dengan impuls elektrik. Baterai dan generator alat pacu jantung
bertahan sekitar 7 tahun dan perlu diganti.

2. Defibrilator Implan Jantung (ICD)

Perangkat kecil yang kadang-kadang ditanam di dekat jantung untuk mengelola irama
jantung abnormal (aritmia) yang mungkin terjadi setelah serangan jantung. ICD
dihubungkan dengan jantung oleh kabel. Jika terdeteksi irama jantung yang tidak normal
(kacau atau terlalu cepat), maka alat bantu tersebut akan menghantarkan kejut listrik untuk
mengembalikan denyut jantung normal.

Pengobatan

1. Obat

Untuk melarutkan gumpalan darah yang memblokir arteri koroner

2. Angioplasty dan Implantasi Stent

Yaitu prosedur untuk membuka arteri koroner yang tersumbat dengan menggunakan balon
di titik penyempitan. Setelah arteri terbuka, tabung logam khusus yang dapat
menggelembung (stent) ditempatkan agar tetap terbuka.

3. Operasi Bypass

Adalah operasi di mana aliran darah dialihkan dari area penyempitan di arteri koroner

4. Penggunaan Obat Jangka Panjang

Hal ini dilakukan untuk menurunkan risiko gangguan jantung lebih lanjut. Obat-obatan ini
mungkin mencakup dosis kecil aspirin reguler, obat penurun kolesterol, beta-blocker dan
penghambat ACE (angiotensin-converting enzyme).

5. Defibrilator Implan Jantung (ICD)

Perangkat kecil yang kadang-kadang ditanam di dekat jantung untuk mengelola irama
jantung abnormal (aritmia) yang mungkin terjadi setelah serangan jantung

Anda mungkin juga menyukai