Anda di halaman 1dari 13

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

Mata kuliah Pendidikan Pancasila

Disusun Oleh :

Farah Nurfitria

Farah Shofi Naila

Fatimah Azzahra Putri

Hari Dwi Prasetyo

Unga Nur Amalia

KESEHATAN LINGKUNGAN

Politeknik kesehatan Kementrian Kesehatan Jakarta II


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
segala rahmatnya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini tanpa suatu halangan apapun.
Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas mata kuliah ”Pendidikan Pancasila” yang
diberikan oleh dosen pengampu.
Ucapan terima kasih saya sampaikan untuk keluarga dan rekan-rekan sekalian yang telah
memberikan dorongan kepada kami, sehingga makalah Pancasila Sebagai Sistem Filsafat ini
dapat kami selesaikan.
Meskipun demikian kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
menyempurnakan makalah ini.
semoga makalah ini bermanfaat untuk penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada
umumnya.

Tangerang, 19 September 2019

Penulis
DAFTAR ISI

Judul ………………………………………………………………………………….

Kata Pengantar………………………………………………………………………..

Daftar Isi……………………………………………………………………………...

Bab I

Pendahuluan ………………………………………………………………………….

1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………

1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………………….

1.3 Tujuan Penulisan ………………………………………………………………...

Bab II

Pembahasan ………………………………………………………………………….

2.1 Pengertian Ekologi…………………………………………………………………

2.2 Hubungan Ekologi Dengan Ilmu Alam………........................................................

2.3 Hubungan Ekologi Dengan Biologi………………………………………………...

2.3.1 Pengertian Biologi………………………………………………………….

2.3.2 Hubungan Ekologi Dengan Biologi…………………………………………

2.4 Hubungan Ekologi Dengan Ilmu Bumi dan Antariksa..................................................

2.5 Hubungan Ekologi Dengan Ilmu Kependudukan………………………………………

2.6 Hubungan Ekologi Dengan Ilmu Sosial ……………………………………………..

Bab III

Penutup……………………………………………………………………………….

3.1 Kesimpulan ………………………………………………………………………

Daftar Pustaka………………………………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap negara atau bangsa di dunia ini mempunyai sistem nilai (filsafat) tertentu yang
menjadi pegangan bagi anggota masyarakat dalam menjalankan kehidupan dan
pemerintahannya. Filsafat negara merupakan pandangan hidup bangsa yang diyakini
kebenarannnya dan diaplikasikan dalam kehidupan masyarakat yang mendiami negara tersebut.
Pandangan hidup bangsa merupakan nilai-nilai yang dimiliki oleh setiap bangsa. Nilai-nilai
tersebut akan mempengaruhi segala aspek suatu bangsa. Nilai adalah suatu konsepsi yang secara
eksplisit maupun implisit menjadi milik atau ciri khas seseorang atau masyarakat. Pada konsep
tersembunyi bahwa pilihan nilai merupakan suatu ukuran atau standar yang memiliki kelestarian
yang secara umum digunakan untuk mengorganisasikan sistem tingkah laku suatu masyarakat
(Prayitno, 1989:1).

Sistem nilai ( filsafat) yang dianut suatu bangsa merupakan filsafat masyarakat budaya
bangsa. Bagi suatu bangsa, filsafat merupakan sumber dari segala sumber hukum yang berlaku
dalam suatu masyarakat, bangsa, dan negara. Oleh karena itu, filsafat berfungsi dalam
menentukan pandangan hidup suatu masyarakat dalam menghadapi suatu masalah, hakikat dan
sifat hidup, hakikat kerja, hakikat kedudukan manusia, etika dan tata krama pergaulan dalam
ruang dan waktu, serta hakikat hubungan manusia dengan manusia lainnya (Prayitno, 1989:2).
Indonesia adalah salah satu negara yang juga memiliki filsafat seperti bangsa-bangsa lain.
Filsafat ini tak lain adalah yang kita kenal dengan nama Pancasila yang terdiri dari lima sila.
Pancasila merupakan filsafat hidup bangsa Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah

a) Apa Pengertian filsafat dan dasar filsafat pancasila ?


b) Apa Arti Pancasila sebagai filsafat bangsa Indonesia ?
c) Bagaimana Kedudukan dan pandangan integralistik Pancasila sebagai sistem filsafat ?
d) Apa Dasar sehingga Pancasila di jadikan Sebagai Sistem Filsafat bangsa Indonesia ?
e) Apa Fungsi pancasila sebagai sistem filsafat ?

1.3 Tujuan Penulisan

a) Untuk mengetahui arti Pancasila dalam kedudukannya sebagai filsafat bangsa Indonesia.
b) Untuk mengetahui kedudukan dan pandangan integralistik Pancasila sebagai sistem
filsafat.
c) Untuk mengetahui dasar sehingga Pancasila di jadikan Sebagai Sistem Filsafat bangsa
Indonesia.
d) Bagi dosen, sebagai tolak ukur atau penilaian terhadap mahasiswa dalam memahami-
Pancasila sebagai sistem filsafat.
e) Untuk mengetahui fungsi pancasila sebagai sistem filsafat.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Filsafat Dan Dasar Filsafat Pancasila

Secara etimologi, filsafat berasal dari bahasa Yunani, yaitu philosophia. Kata itu terdiri
dari kata philo, philos, philein yang mempunyai arti cinta / pecinta / mencintai dan sophia yang
berarti kebijakan, kearifan, hikmah, hakikat kebenaran. Jadi secara harfiah istilah filsafat adalah
cinta pada kebijaksanaan atau kebenaran yang hakiki.
Pada umumnya terdapat dua pengertian filsafat yaitu filsafat dalam arti proses dan filsafat
dalam arti produk. Selain itu, ada pengertian lain, yaitu filsafat sebagai ilmu dan filsafat sebagai
pandangan hidup. Disamping itu, dikenal pula filsafat dalam arti teoritis dan filsafat dalam arti
praktis. Pancasila dapat digolongkan sebagai filsafat dalam arti produk, filsafat sebagai
pandangan hidup, dan filsafat dalam arti praktis. Hal itu berarti Pancasila mempunyai fungsi dan
peranan sebagai pedoman dan pegangan dalam sikap, tingkah laku, dan perbuatan dalam
kehidupan sehari-hari dan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara bagi
bangsa Indonesia dimanapun mereka berada.
Apabila kita bicara tentang filsafat, ada dua hal yang patut diperhatikan, yaitu filsafat
sebagai metode dan filsafat sebagai suatu pandangan, keduanya sangat berguna untuk memahami
Pancasila. Di sisi lain, kesatuan sila-sila Pancasila pada hakikatnya bukanlah hanya merupakan
kesatuan yang bersifat formal logis saja namun juga meliputi kesatuan dasar ontologis, dasar
epistemologi dan dasar aksiologis dari sila-sila Pancasila. Filsafat Pancasila adalah refleksi kritis
dan rasional tentang Pancasila sebagai dasar negara dan kenyataan budaya bangsa dengan tujuan
untuk mendapatkan pokok-pokok pengertian secara mendasar dan menyeluruh. Pembahasan
filsafat dapat dilakukan secara deduktif (dengan mencari hakikat Pancasila serta menganalisis
dan menyusunnya secara sistematis menjadi keutuhan pandangan yang komprehensif dan secara
induktif (dengan mengamati gejala-gejala sosial budaya masyarakat, merefleksikannya dan
menarik arti dan makna yang hakiki dari gejala-gejala itu). Dengan demikian, filsafat Pancasila
akan mengungkapkan konsep-konsep kebenaran yang bukan saja ditujukan pada bangsa
Indonesia, melainkan bagi manusia pada umumnya
Kedudukan dan fungsi Pancasila harus dipahami sesuai dengan konteksnya, misalnya
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia, sebagai dasar filsafat negara Republik
Indonesia, sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia. Seluruh kedudukan dan fungsi
Pancasila itu bukanlah berdiri secara sendiri-sendiri namun bilamana dikelompokan maka akan
kembali pada dua kedudukan dan fungsi Pancasila yaitu sebagai dasar filsafat negara dan
pandangan hidup bangsa Indonesia.
Ada beberapa dasar yang menjadikan pancasila sebagai filsafat bangsa Indonesia yaitu :
1. Landasan Ontologis Pancasila
Ontologi, menurut Aristoteles adalah ilmu yang menyelidiki hakikat sesuatu atau tentang
ada, keberadaan atau eksistensi dan disamakan artinya dengan metafisika. Jadi ontologi adalah
bidang filsafat yang menyelidiki makna yang ada (eksistensi dan keberadaan), sumber ada, jenis
ada, dan hakikat ada, termasuk ada alam, manusia, metafisika dan kesemestaan atau kosmologi.
Dasar ontologi Pancasila adalah manusia yang memiliki hakikat mutlak monopluralis, oleh
karenanya disebut juga sebagai dasar antropologis. Subyek pendukungnya adalah manusia, yakni
: yang berketuhanan, yang berkemanusiaan, yang berpersatuan, yang berkerakyatan dan yang
berkeadilan pada hakikatnya adalah manusia. Hal yang sama juga berlaku dalam konteks negara
Indonesia, Pancasila adalah filsafat negara dan pendukung pokok negara adalah rakyat
(manusia).

2. Landasan Epistemologis Pancasila


Epistemologi adalah cabang filsafat yang menyelidiki asal, syarat, susunan, metode, dan
validitas ilmu pengetahuan. Pengetahuan manusia sebagai hasil pengalaman dan pemikiran,
membentuk budaya. Bagaimana manusia mengetahui bahwa ia tahu atau mengetahui bahwa
sesuatu itu pengetahuan menjadi penyelidikan epistemologi. Dengan kata lain, adalah
bidang/cabang yang menyelidiki makna dan nilai ilmu pengetahuan, sumbernya, syarat-syarat
dan proses terjadinya ilmu, termasuk semantik, logika, matematika dan teori ilmu.
Pancasila sebagai suatu sistem filsafat pada hakikatnya adalah suatu sistem pengetahuan.
Dalam kehidupan sehari-hari Pancasila menjadi pedoman atau dasar bagi bangsa Indonesia
dalam memandang realitas alam semesta, manusia, masyarakat, bangsa, dan negara tentang
makna hidup serta sebagai dasar bagi manusia Indonesia untuk menyelesaikan masalah yang
dihadapi dalam hidup dan kehidupan. Pancasila dalam pengertian seperti itu telah menjadi suatu
sistem cita-cita atau keyakinan-keyakinan (belief system) sehingga telah menjelma menjadi
ideologi yang mengandung tiga unsur yaitu :
a. Logos (rasionalitas atau penalaran)
b. Pathos (penghayatan)
c. Ethos (kesusilaan).

3. Landasan Aksiologis Pancasila


Aksiologi mempunyai arti nilai, manfaat, pikiran dan atau ilmu/teori.
Menurut Brameld, aksiologi adalah cabang filsafat yang menyelidiki
a. Tingkah laku moral, yang berwujud etika,
b. Ekspresi etika, yang berwujud estetika atau seni dan keindahan,
c. Sosio politik yang berwujud ideologi.
Kehidupan manusia sebagai mahluk subyek budaya, pencipta dan penegak nilai, berarti
manusia secara sadar mencari memilih dan melaksanakan (menikmati) nilai. Jadi nilai
merupakan fungsi rohani jasmani manusia. Dengan demikian, aksiologi adalah cabang fisafat
yang menyelidiki makna nilai, sumber nilai, jenis nilai, tingkatan nilai dan hakikat nilai,
termasuk estetika, etika, ketuhanan dan agama. Berdasarkan uraian tersebut maka dapat
dikemukakan pula bahwa yang mengandung nilai itu bukan hanya yang bersifat material saja
tetapi juga sesuatu yang bersifat nonmaterial/rokhaniah. Nilai-nilai material relatif mudah diukur
yaitu dengan menggunakan indra maupun alat pengukur lainnya, sedangkan nilai rokhaniah alat
ukurnya adalah hati nurani manusia yang dibantu indra manusia yaitu cipta, rasa, karsa serta
keyakinan manusia.

2.2. Arti Pancasila Sebagai Filsafat

Bangsa Indonesia sudah ada sejak zaman Sriwijaya dan zaman Majapahit dalam satu
kesatuan. Namun, dengan datangnya bangsa barat persatuan dan kesatuan itu dipecah oleh
mereka dalam rangka menguasai daerah Indonesia yang kaya raya ini. Arti Pancasila sebagai
dasar filsafat negara adalah sama dan mutlak bagi seluruh tumpah darah Indonesia. Tidak ada
tempat bagi warga negara Indonesia yang pro dan kontra, karena Pancasila sudah ditetapkan
sebagai filsafat bangsa Indonesia.
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai fungsi filsafat Pancasila perlu dikaji tantang
ilmu-ilmu yang erat kaitannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Fungsi filsafat secara
umum, sebagai berikut :
1. Memberi jawaban atas pernyataan yang bersifat fundamental atau mendasar dalam
kehidupan bernegara. Segala aspek yang erat kaitannya dengan kehidupan masyarakat bangsa
tersebut dan yang berkaitan dengan kelangsungan hidup dari negara bersangkutan. Oleh karena
itu, fungsi Pancasila sebagai filsafat dalam kehidupan bernegara, haruslah memberikan jawaban
yang mendasar tentang hakikat kehidupan bernegara. Hal yang fundamental dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara, susunan politik atau sistem politik dari negara, bentuk negara,
susunan perekonomian dan dasar-dasar pengembangan ilmu pengetahuan. Dalam hal ini
Pancasila yang dikaji dari sudut fungsinya telah mampu memberikan jawabannya.
2. Filsafat Pancasila mampu memberikan dan mencari kebenaran yang substansi tentang
hakikat negara, ide negara, dan tujuan negara. Dasar Negara kita ada lima dasar dimana setap
silanya berkaitan dengan sila yang lain dan merupakan satu kesatuan yang utuh, tidak terbagi dan
tidak terpisahkan. Saling memberikan arah dan sebagai dasar kepada sila yang lainnya. Tujuan
negara akan selalu kita temukan dalam setiap konstitusi negara bersangkutan. Karenanya tidak
selalu sama dan bahkan ada kecenderungan perbedaan yang jauh sekali antara tujuan disatu
negara dengan negara lain. Bagi Indonesia secara fundamental tujuan itu ialah Pancasila dan
sekaligus menjadi dasar berdirinya negara ini.
3. Pancasila sebagi filsafat bangsa harus mampu menjadi perangkat dan pemersatu dari
berbagai ilmu yang dikembangkan di Indonesia. Fungsi filsafat akan terlihaat jelas, kalau di
negara itu sudah berjalan keteraturan kehidupan bernegara.
2.3. Kedudukan Dan Pandangan Integralistik Pancasila Sebagai Sistem Filsafat

Pancasila merupakan suatu sistem filsafat. Dalam sistem itu masing-masing silanya saling
kait mengkait merupakan satu kesatuan yang menyeluruh. Di dalam Pancasila tercakup filsafat
hidup dan cita-cita luhur bangsa Indonesia tentang hubunagan manusia dengan Tuhan, hubungan
manusia dengan sesama manusia, hubungan manusia dengan lingkungannya. Menurut
Driyakarya, Pancasila memperoleh dasarnya pada eksistensi manusia sebagai manusia, lepas dari
keadaan hidupnya yang tertentu. Pancasila merupakan filsafat tentang kodrat manusia. Dalam
pancasila tersimpul hal-hal yang asasi tentang manusia. Oleh karena itu, pokok-pokok Pancasila
bersifat universal. Berdasarkan hal tersebut, dapat diperoleh unsur inti yang tetap dari Pancasila,
yang tidak mengalami perubahan dalam dunia yang selalu berubah ini. Sifatnya yang abstrak,
umum dan universal ini mengemukakan Pancasila dalam isi dan artinya sama dan mutlak bagi
seluruh bangsa, diseluruh tumpah darah dan sepanjang waktu sebagai cita-cita bangsa dalam
Negara Republik Indonesia yang diproklamirkan pada 17 Agustus 1945.
Secara lebih lanjut dapat dikemukakan pula bahwa dasar filsafat bangsa Indonesia
bersifat majemuk tunggal (monopluralis), yang merupakan persatuan dan kesatuan dari sila-
silanya. Akan tetapi bukan manusia yang menjadi dasar persatuan dan kesatuan dari sila-sila
Pancasila itu, melainkan dasar persatuan dan kesatuan itu terletak pada hakikat manusia. Secara
hakiki, susunan kodrat manusia terdiri atas jiwa dan badan, sifat kodratnya adalah sebagai
makhluk individu dan makhluk sosial, dan kedudukan kodratnya adalah sebagai makhluk Tuhan
dan makhluk yang berdiri sendiri (otonom). Aspek-aspek hakikat kodrat manusia itu dalam
realitasnya saling berhubungan erat, saling brkaitan, yang satu tidak dapat dipisahkan dari yang
lain. Jadi bersifat monopluralis, dan hakiikat manusia yang monopluralis itulah yang menjadi
dasar persatuan dan kesatuan sila-sila Pancasila yang merupakan dasar filsafat Negara Indonesia.
Pancasila yang bulat dan utuh yang bersifat majemuk tunggal itu menjadi dasar hidup
bersama bangsa Indonesia yang bersifat majemuk tunggal pula. Dalam kenyataannya, bangsa
Indonesia itu terdiri dari berbagai suku bangsa, adat istiadat, kebudayaan dan agama yang
berbeda. Dan diantara perbedaan yang ada sebenarnya juga terdapat kesamaan. Secara hakiki,
bangsa Indonesia yang memiliki perbedaan-perbedaan itu juga memiliki kesamaan,.bangsa
Indonesia berasal dari keturunan nenek moyang yang sama, jadi dapat dikatakan memiliki
kesatuan darah. Dapat diungkapkan pula bahwa bangsa Indonesia yang memiliki perbedaan itu
juga mempunyai kesamaan sejarah dan nasib kehidupan. Secara bersama bangsa Indonesia
pernah dijajah, berjuang melawan penjajahan, merdeka dari penjajahan. Dan yang lebih penting
lagi adalah bahwa setelah merdek, bangsa Indonesia mempunyai kesamaan tekad yaitu mengurus
kepentingannya sendiri dalam bentuk Negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan
makmur. Kesadaran akan perbedaan dan kesamaan inilah yang menumbuhkan niat, kehendak
(karsa dan Wollen) untuk selalu menuju kepada persatuan dan kesatuan bangsa atau yang lebih
dikenal dengan wawasan “ bhineka tunggal ika “.
Pernyataan lebih lanjut adalah bagaimana bangsa Indonesia melaksanakan kehidupan
bersama berlandaskan kepada dasar filsafat Pancasila sebagai asas persatuan dan kesatuan
sebagai perwujudan hakikat kodrat manusia. Pada saat mendirikan Negara Indonesia, para
pendiri sepakat untuk mendirikan Negara Indonesia yang sesuai dengan keistimewaan sifat dan
corak masyarakat Indonesia,yaitu Negara yang berdasar atas aliran pikiran Negara (staatsidee)
negara yang integralistik, negara yang bersatu dengan seluruh rakyatnya, yang mengatasi seluruh
golongan dalam bidang apapun.
Jadi negara sebagai susunan dari seluruh masyarakat dimana segala golongan, segala
bagian dan seluruh anggotanya berhubungan erat satu dengan lainnya dan merupakan persatuan
dan kesatuan yang organis. Kepentingan individu dan kepentingan bersama harus diserasikan
dan diseimbangkan antara satu dengan lainnya. Hidup kenegaraan diatur dalam prinsip
solidaritas, menuntut bahwa kebersamaan dan individu tidak dapat dipertentangkan satu dengan
lainnya. Negara harus dipandang sebagai institusi seluruh rakyat yang memberi tempat bagi
semua golongan dan lapisan masyarakat dalam bidang apapun. Sebaliknya negara juga
bertanggung jawab atas kemerdekaan dan kesejahteraan semua warga negara. Tujuan Negara
adalah kesejahteraan umum. Oleh karena itu negara tidak mempersatukan diri dengan
golongan terbesar, juga tidak mempersatukan diri dengan golongan yang paling kuat, melainkan
Negara mengusahakan tujuannya dengan memperhatikan semuua golongan dan semua
perseorangan. Negara mempersatukan diri dengan seluruh lapisan masyarakat.

2.4. Dasar Pancasila Sebagai Sistem Filsafat

Negara kita Indonesia dalam pengelolaan atau pengaturan kehidupan bernegaranya


dilandasi oleh filsafat atau ideologi pancasila. Fundamen negara ini harus tetap kuat dan kokoh
serta tidak mungkin diubah. Mengubah fundamen, dasar, atau ideologi berarti mengubah
eksistensi dan sifat negara. Keutuhan negara dan bangsa bertolak dari sudut kuat atau lemahnya
bangsa itu berpegang kepada dasar negaranya.
Alasan pancasila sebagai filsafat bangsa Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Secara praktis-fungsional, dalam tata-budaya masyarakat Indonesia pra-kemerdekaan nilai
Pancasila diakui sebagai filsafat hidup atau pandangan hidup yang dipraktekkan.
2. Secara formal-konstitusional, bangsa Indonesia mengakui Pancasila dalah dasar negara
(filsafat negara) RI.
3. Secara psikologis dan kultural, bangsa dan budaya Indonesia sederajat dengan bangsa dan
budaya manapun. Karenanya, wajar bangsa Indonesia sebagaimana bangsa-bangsa lain (Cina,
India, Arab, Eropa) mewarisi sistem filsafat dalam budayanya. Jadi, Pancasila adalah filsafat
yang diwarisi dalam budaya Indonesia.
4. Secara potensial, filsafat Pancasila akan berkembang bersama dinamika budaya; filsafat
Pancasila akan berkembang secara konsepsional, kaya konsepsional dan kepustakaan secara
kuantitas dan kualitas. Filsafat Pancasila merupakan bagian dari khasanah dan filsafat yang ada
dalam kepustakaan dan peradaban modern.

2.5 Fungsi Pancasila Sebagai Sistem Filsafat


Fungsi pancasila sebagai sistem filsafat bagi NKRI

a. Pancasila sebagai dasar Negara


Pancasila dipergunakan sebagai dasar Negara untuk mengatur pemerintahan dan
penyelenggaraan Negara. Pancasila sebagai dasar Negara dinyatakan dalam pembukaan Undang-
undang dasar 1945 Alinea IVdan merupakan landasan konstitusional. Dalam hal ini pancasila
sebagai sumber hukun dasar nasional, dan semua Perundang-undangan harus bersumber pada
Pancasila.

b. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia


Dalam hal ini, pancasila diamalkan dalam kehidupan sehari-hari dan semua tingkah laku
dan tindak perbuatan manusia Indonesia harus dijiwai dan merupakan pancaran dari semua sila
pancasila.

c. Pancasila sebagai jiwa bangsa Indonesia


Dalam hal ini, pancasila sebagai penggerak atau dinamika serta pembimbing kearah
tujuan untuk mewujudkan masyarakat pancasila. Pancasila dalam hal ini dijelasakan dalam
teori von savigny bahwa setiap bangsa mempunyai jiwanya masing-masing yang
disebut volksgeist (jiwa rakyat atau jiwa bangsa).

d. Pancasila sebagai perjanjian luhur


Dikatakan sebagai perjanjian luhur karena pancasila ini disetujui oleh wakil-wakil rakyat
Indonesia dari seluruh Indonesia.

e. Pancasila sebagai kepribadian bangsa


Hal ini, berarti pancasila berfungsi dan berperan dalam menujukkan adanya kepribadian
bangsa Indonesia yang dapat dibedakan dengan bangsa lain, yaitu sikap mental , tingkah laku
dan amal perbuatan bangsa Indonesia.

f. Pancasila sebagai moral pembangunan


Hal ini mengandung maksud nilai-nilai luhur pancasila (norma-norma yang tercantum
dalam pembukaan UUD 1945) di jadikan tolak ukur dalam melaksanakan pembangunan
nasional, baik dalam, perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan, maupun dalam
evaluasi.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa filsafat adalah cinta
akankebijakan. Sedangkan Pancasila sebagai sistem filsafat adalah suatu kesatuan bagian-bagian
yang saling berhubungan, saling bekerjasama antara sila yang satu dengan sila yang lain untuk
tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh yang mempunyai
beberapa inti sila, nilai dan landasan yang mendasar.

3.2 Saran
Dalam makalah ini penulis berkeinginan memberikan saran kepada pembaca agar ikut
peduli dalam mengetahui sejauh mana kita mempelajari tentang filsafat, filsafat pancasila, dan
pancasila sebagai sistem filsafat. Semoga dengan makalah ini para pembaca dapat menambah
cakrawala ilmu pengetahuan.

DAFTAR PUSTAKA

http://ilhamberkuliah.blogspot.com/2015/01/makalah-pancasila-sebagai-sistem.html
http://saranghaeqoutes.blogspot.com/2016/04/makalah-pancasila-sebagai-sistem.html

https://fitrysuhana.wordpress.com/2017/10/06/makalah-pancasila-sebagai-dasar-filsafat-ideologi-
negara/

Anda mungkin juga menyukai